Proceeding
Proceeding
SSG BEE
PT.PUPUK KALIMANTAN TIMUR
Perusahaan
Alamat
Produk
Unit Kerja
Nama Gugus
Dibentuk
Konvensi
:
:
:
:
:
:
:
:
15 Kali
2 Jam
85%
38 Tahun
08/10
S1
SLTA
Satu
ABSTRAKSI
Bagian utility Kaltim-4 mengoperasikan unit Desalinasi yang dirancang memiliki Kapasitas (84)
M3/Jam tiap unitnya untuk mensuplai air keperluan proses. Dalam operasionalnya, desalinasi Kaltim-4
dilengkapi sistem pengukur variabel berupa transmitter elektronik yang terintegrasi dengan
Programmable Logic Controller (PLC) sebagai basis kontrolnya. Sebagai bagian dari system pengaman,
konfigurasi software dalam PLC dilengkapi dengan sistem wirebreak yang akan bekerja pada saat terjadi
kerusakan pada transmitter. Sistem ini mutlak harus ada, akan tetapi keberadaan sistem ini
mengakibatkan kegiatan pemeliharaan instrumentasi khususnya transmitter tidak bisa dilakukan secara
online. Selain itu konfigurasi sistem instrumentasi unit desalinasi yang bertingkat mengakibatkan biaya
pemeliharaan (maintenance) menjadi lebih besar dilihat dari segi manpower dan stok spare part
instrumentasi yang ada.
Berdasarkan data yang telah didapatkan dan diagram pareto diatas serta beberapa pertimbangan analisa
keandalan instrumentasi pada unit desal seperti diatas, maka disepakati tema sebagai berikut :
Meningkatkan Maintainability Sistem Instrumentasi Unit Desalinasi Kaltim-4
2. Menentukan judul
Data Inventarisasi Pemeliharaan Sistem Instrumentasi
Lembar Data
Sumber data
Pendata
Lokasi
Periode
No
1
2
3
4
Total
: Lampiran 2
: Laporan Bulanan Bagian Utility K-4
: Sarozi
: Unit Utility K-4
: Juli 2008 s/d Juni 2009
Masalah
Transmitter
Supporting
Control Valve
PLC
Frek
21
11
9
4
45
%
46.66
24.44
20
8.88
% Kumulatif
46.66
71.11
91.11
100
Anggota Tim sepakat untuk menyelesaikan persoalan tersebut dengan mengangkat judul :
Menurunkan Total Waktu Perbaikan Dan Distilate Lost Pada Saat Perbaikan Instrumentasi
Dengan Cara Modifikasi Konfigurasi Transmitter Unit Desalinasi Pabrik Kaltim-4
Alasan pemilihan Judul
a. Instrumentasi desal memiliki desain proteksi tertentu sehingga tidak dimungkinkan adanya
pemeliharaan total terhadap transmitter pada kondisi online, dimana plant akan shutdown/trip secara
otomatis jika dilakukan pemeliharaan total pada suatu transmitter.
b. Konfigurasi sistem instrumentasi yang kurang optimal akibat adanya beberapa konfigurasi yang
undirect.
Masalah tersebut diatas menimbulkan efek negatif pada :
Maintainability yang rendah yang berpotensi menurunkan kesempatan produksi akibat downtime yang
tinggi disebabkan oleh kegiatan pemeliharaan instrumentasi.
Sistem yang belum optimal justru menambah beban biaya pemeliharaan akibat pembelian suku cadang
yang sebenarnya dapat dieliminir.
Mengetahui
Ka.Dept.Har.L-I
Mengetahui
Ka.Dept.Operasi K4
Menyetujui
Ka.Bag.Har.Instr K3/K4
H. Mujiarto,BE
H. Agus Yunanto
Sonaji
MANUSIA
MANUSIA
Kesalahan Force PLC
Hardware Flow
Computing
Hardware tambahan
sebagai pendukung
Flush water
filter control
Kesalahan Prosedur
Calon Penyebab
Masalah
2
3
4
A P S S S J
D R N R M M
L
5
24
20
1
2
6
SM
Data NGT tersebut kemudian dianalisa kembali menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
dengan decision score seperti berikut:
Kesimpulan
Didapatkan ranking calon penyebab yang
dominan sebagai berikut :
a. Tidak ada bypass system untuk
maintenance transmitter
Decision score
= 0,932
Kesimpulan
= Parameter ini
termasuk calon penyebab dominan.
b. Konfigurasi bertingkat pada Flow
Computing
Decision score
= 0,75
Kesimpulan
= Parameter ini termasuk calon penyebab dominan.
c. Flush Water Filter Control
Decision Score
= 0,068
Kesimpulan
= Parameter ini dapat diabaikan.
d. Kesalahan Force PLC
Decision Score
= 0,188
Kesimpulan
= Parameter ini dapat diabaikan.
b. Faktor penyebab
Dari pengujian dengan metode AHP tersebut, didapatkan nilai decision score sebesar 0,814 dengan nilai
ideal alternative sebesar 1 berarti signifikansi dari parameter tersebut sebesar 81,4%. Dengan score
sedemikian tersebut disimpulkan bahwa parameter tersebut merupakan faktor penyebab dominan yang
perlu dicari penyelesaiannya.
Kesimpulan
Dari hasil uji antar calon penyebab dominan seperti diatas, yang mana kedua faktor calon penyebab
tersebut memiliki nilai signifikansi yang cukup kuat, maka disimpulkan bahwa Penyebab Rendahnya
Maintainability Instrumentasi pada Unit Desalinasi dipengaruhi oleh :
a. Tidak ada bypass system untuk maintenance transmitter
b. Konfigurasi Undirect (bertingkat) pada Flow Computing
LANGKAH 4 MERENCANAKAN PERBAIKAN
9
Penyebab
Tidak ada bypass
system
untuk
maintenance
Alternatif Proyek
Membuat bypass untuk
system wirebreak.
Solusi
Dipilih alternative tersebut karena
satu-satunya
cara
untuk
memudahkan pemeliharaan dalam
keadaan online.
Konfigurasi
bertingkat pada
Flow Computing
Keterangan
Perbaikan akan dilakukan pada saat
Unit Desal shutdown pada Turn
Around 2009.
Perbaikan dilakukan pada Unit
Desal 1 & 2.
Perbaikan akan dilakukan pada saat
Unit Desal shutdown pada Turn
Around 2009.
Perbaikan dilakukan pada Unit
Desal 1 & 2.
Where
When
Who
How
How Much
Optimalisasi sistem
Mengetahui
Ka.Dept.Har.L-I
Mengetahui
Ka.Dept.Operasi K4
Menyetujui
Ka.Bag.Har.Instr K3/K4
H. Mujiarto,BE
H. Agus Yunanto
Sonaji
Setelah menentukan perencanaan dan menetapkan target-target yang ingin dicapai dalam kegiatan
modifikasi ini, langkah selanjutnya adalah melaksanakan perbaikan atau modifikasi pada waktu yang
telah ditentukan sebelumnya. Proses modifikasi ini dilakukan pada saat Turn Around Kaltim-4 Tahun
2009. Modifikasi yang telah dilakukan adalah seperti berikut:
1. Penyebab Pertama : Tidak ada bypass system untuk maintenance transmitter
LANGKAH 5 - LANJUTAN
2. Penyebab Kedua : Konfigurasi indirect pada Flow Computing
a. Kondisi sebelum modifikasi
: Lampiran 2
: Laporan Bulanan Bagian Utility K-4
: Agustus 2009 s/d Juli 2010
: Sarozi
: Unit Utility K-4
Rata2
per % Total
tahun
Online Total
9
100
Maintenance
Access
Perhitungan Biaya
Biaya Perbaikan atau Modifikasi
Penambahan toggle switch
Rp
117.117,Sepatu Kabel 1 Box
Rp
90.000,Kabel 16 AWG 300 meter
Rp 1.112.000,Total Biaya
Rp 1.327.117,-
Penghematan
Kesempatan produksi
Biaya Man Power
Sparepart Flow Computing
Total Penghematan
Rp 56.232.792,Rp
1.266.366,Rp 59.211.340,Rp 116.710.498,-
Manfaat Potensial
Manfaat potensial yang didapat jika ditinjau dari segi Panca Mutu (Q/C/D/Sc/S(E)/M) :
ASPEK
QUALITY
COST
DELIVERY
SAFETY & ENV.
MORAL
MANFAAT POTENSIAL
Meningkatnya akses pemeliharaan berpengaruh secara langsung pada
keandalan sistem instrumentasi dan pemeliharaan plant lebih terjamin.
Penghematan biaya karena pengurangan item instrumentasi, sehingga
tidak perlu melakukan pembelian spare part flow computing.
Menunjang kebutuhan utilitas ke Pabrik Ammonia dan Urea secara
kontinyu, sehingga menunjang pencapaian sasaran mutu departemen
Operasi K-4.
Pengamanan sistem sebelum maintenance dapat dimaksimalkan, sehingga
personil lebih aman dalam melaksanakan pekerjaan dan alat dapat
terhindar dari kerusakan.
Operator dan pihak maintenance lebih percaya diri dalam kegiatan
operasional dan pemeliharaan.
LANGKAH 7 STANDARISASI
1.
2.
Standar Hasil
a. Akses online yang cukup luas untuk Pemeliharaan Transmitter 94% dari total jenis
pemeliharaan.
b. Downtime akibat pemeliharaan transmitter dapat dieliminir.
c. Potensi kehilangan kesempatan produksi pada unit Desal akibat pemeliharaan transmitter
dapat ditiadakan sehingga tidak mempengaruhi unit yang lain (Ammonia, Urea).
d. Free maintenance pada flow computing.
Mengetahui
Ka.Dept.Har.L-I
Mengetahui
Ka.Dept.Operasi K4
Menyetujui
Ka.Bag.Har.Instr K3/K4
H. Mujiarto,BE
H. Agus Yunanto
Sonaji