Paper Akuntansi Pemerintah Aset Tetap
Paper Akuntansi Pemerintah Aset Tetap
7B STAR
Nama
NPM
Agus Tubels N
144060006321
Akbar Ganiardhi
144060006322
Bayu Cahyono P
144060006324
Fadel Khalif M
144060006330
Hidayah Widyaningrum
144060006332
Sari Hanifah
144060006351
DAFTAR ISI
B.
C.
2.
B.
2.
a.
Komponen Biaya........................................................................................ 7
b.
c.
C.
2.
D.
Pengertian ............................................................................................... 13
2.
Metode..................................................................................................... 14
3.
Pencatatan............................................................................................... 14
E.
2.
3.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual sudah mulai
diwacanakan sejak tahun 2003. Namun Peraturan mengenai SAP akrual baru diterbitkan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual. Ketentuan lebih
lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Sedangkan ketentuan lebih lanjut mengenai
penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Aset tetap tidak akan lepas dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah. Sehingga
penyajian aset tetap telah diatur PP 71 tahun 2010. Secara khusus, aset tetap diatur dalam
lampiran PP 71 Tahun 2010 pada Lampiran PSAP 07 tentang akuntansi aset tetap.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI
1. Definisi Aset Tetap
Berdasarkan PP 71 Tahun 2010 tentang SAP Akrual, aset tetap adalah aset berwujud
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau
dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. Seringkali aset tetap merupakan bagian utama aset pemerintah
karena aset tetap merupakan aset yang ditujukan untuk operasional pemerintah,
sehingga tidak heran penyajian Aset Tetap dalam Neraca bernilai signifikan. Adapun
Aset Tetap Pemerintah mencakup:
a. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas
lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan kontraktor;
b. Hak atas tanah.
Perlu diperhatikan pula bahwa aset yang dikuasai pemerintah untuk dikonsumsi
tidaklah termasuk ke dalam Aset Tetap. Selain itu terdapat beberapa hal yang
dikecualikan dari aset tetap yaitu:
a. Hutan dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (regenerative natural
resources); dan
b. Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas
alam, dan sumber daya alam serupa yang tidak dapat diperbaharui (nonregenerative natural resources).
Hal- hal diatas mengatur mengenai Konsep akuntansi aset tetap. Adapun teknis
pengelolaannya diatur dalam pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah. Aturan yang
terkait pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah yang terbaru adalah Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2014. Didalamnya diatur mengenai teknis pengelolaan
Barang Milik Negara/ Daerah. Namun makalah ini terbatas hanya pada perlakuan
akuntansi terhadap aset tetap.
dapat
diklasifikasikan
rumah
dinas,
menurut
bangunan
jenisnya,
tempat
seperti
ibadah,
gedung
menara,
tetap ini dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi misalnya jalan, jembatan,
waduk, saluran irigasi, instalasi distribusi air, instalasi pembangkit listrik,
instalasi distribusi listrik, saluran transmisi gas, instalasi distribusi gas,
jaringan telepon, dan sebagainya.
e. Aset Tetap Lainnya;
Merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan kedalam kelompok
aset tetap diatas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. Aset yang termasuk dalam
klasifikasi Aset Tetap Lainnya adalah koleksi perpustakaan/buku dan non
buku, barang bercorak kesenian/kebudayaan/olah raga, hewan, ikan, dan
tanaman. Termasuk dalam kategori Aset Tetap Lainnya adalah Aset TetapRenovasi, yaitu biaya renovasi atas aset tetap yang bukan miliknya, dan biaya
partisi suatu ruangan kantor yang bukan miliknya.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan.
Merupakan aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun pada
tanggal pelaporan keuangan belum selesai seluruhnya. Kontrak konstruksi
dapat meliputi:
1) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan
perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur;
2) kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset;
3) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan
pengawasan konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan
value engineering; dan
4) kontrak untuk membongkar/menghancurkan atau merestorasi aset dan
restorasi lingkungan setelah penghancuran aset.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aset tetap yang tidak memenuhi kriteria untuk
operasional pemerintah dan tidak memenuhi definisi aset tetap harus disajikan
dalam pos aset lainnya sesuai nilai tercatatnya.
Historical Cost
Pengakuan aset tetap menggunakan biaya perolehan apabila aset tetap tersebut
diperoleh dengan cara jual beli dengan pihak ketiga. Biaya yang dimasukkan ke
dalam nilai aset adalah komponen biaya perolehan aset tetap. Biaya perolehan
tersebut terdiri dari harga beli, pajak yang tidak dapat direstitusikan, dan setiap
biaya yang dapat diatribusikan ke aset tersebut untuk membuat aset dalam kondisi
siap digunakan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan diantaranya sebagai
berikut:
1) Biaya persiapan tempat.
2) Biaya pengiriman awal.
3) Biaya pemasangan.
4) Biaya profesional.
5) Biaya Konstruksi.
Fair Value
Pengakuan aset tetap menggunakan biaya wajar pada saat perolehan digunakan
apabila informasi mengenai biaya perolehan tidak tersedia. Pengukuran ini
digunakan pada aset tetap yang diperoleh tidak melalui jual-beli ataupun
dibangun sendiri. Contohnya adalah aset tetap dari donasi, pertukaran, sitaan,
rampasan, dan lain-lain. Selain itu, pengukuran menggunakan nilai wajar
dilakukan pada aset tetap pada saat penyusunan neraca awal entitas tersebut.
Pengukuran aset tetap yang dibangun secara swakelola dilakukan dengan
mengkapitalisasi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak
langsung seperti biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik,
sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi karena pembangunan aset
tetap tersebut.
a. Komponen Biaya
Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, biaya perolehan aset tetap adalah biaya
perolehan yang meliputi harga beli dan biaya lainnya yang relevan dan dijelaskan
mengenai klasifikasi aset tetap.
Berikut adalah perincian mengenai biaya perolehan untuk setiap kategori
klasifikasi aset tetap:
7
c. Pertukaran Aset
Aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran diukur berdasarkan sifat dari
pertukaran aset tersebut. Bila aset tetap ditukar dengan aset tetap yang tidak
serupa atau aset lainnya, maka biaya diukur berdasarkan nilai wajar aset yang
diperoleh yaitu nilai yang setara dengan nilai tercatat aset yang dilepas dan kas
atau setara kas dan kewajiban lain yang diserahkan atau diterima. Suatu aset
tetap juga dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa dan
memiliki manfaat yang serupa dan nilai wajar yang serupa. Dalam keadaan
tersebut biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat atas aset
yang dilepaskan. Nilai wajar aset yang diterima tersebut dapat memberikan
bukti adanya suatu penurunan nilai dari aset yang dilepas. Dalam kondisi
seperti ini, aset yang dilepas harus diturunkan terlebih dahulu nilai bukunya,
sehingga nilai atas aset baru yang diterima dinilai sebagai nilai aset tetap lama
yang sudah diturunkan nilainya tersebut. Terdapatnya aset lain dalam
pertukaran tersebut, misalnya kas atau kewajiban, mengindikasikan bahwa pos
yang dipertukarkan tidak mempunyai nilai yang sama.
rehabilitasi,
ataupun
biaya
renovasi.
Pengeluaran
yang
dapat
10
Dalam proses kapitalisasi biaya pada aset tetap diterapkan kebijakan mengenai
Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap (capitalization threshold) yang
mengatur batas minimum pengeluaran yang dapat ditambahkan ke dalam nilai
tercatat aset tetap. Aset tetap yang nilai perolehannya di bawah Nilai Satuan
Minimum Kapitalisasi Aset Tetap tersebut diakui sebagai beban pada LO
sehingga tidak disajikan dalam neraca (on face). Transaksi tersebut diungkapkan
pada Catatan atas Laporan Keuangan dan dicatat pada Laporan Barang Milik
Negara/Laporan Barang Milik Negara/Daerah.
Namun demikian, dalam hal aset tetap yang direnovasi tersebut memenuhi kriteria
kapitalisasi dan bukan milik suatu satker atau SKPD, maka renovasi tersebut dicatat
sebagai aset tetap lainnya. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan renovasi
umumnya adalah belanja modal aset terkait. Biaya perawatan sehari-hari untuk
mempertahankan suatu aset tetap dalam kondisi normalnya, termasuk di dalamnya
pengeluaran untuk suku cadang, merupakan pengeluaran yang substansinya adalah
kegiatan pemeliharaan dan tidak dikapitalisasi meskipun nilainya signifikan (Buletin
Teknis No. 04).
Berdasarkan obyeknya, renovasi aset tetap di lingkungan satuan kerja K/L atau SKPD
dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu 1) Renovasi aset tetap milik sendiri; 2)
Renovasi aset tetap bukan milik-dalam lingkup entitas pelaporan; dan 3) Renovasi
aset tetap bukan milik-diluar lingkup entitas pelaporan.
11
D. Akuntansi Penyusutan
1. Pengertian
Menurut PSAP 07 tentang Aset Tetap, penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas
nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat
aset yang bersangkutan. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui
sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam
laporan operasional.
13
Aset yang digunakan pemerintah memiliki masa manfaat dan kapasitas yang terbatas,
sehingga perlu dilakukan penyusutan. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan,
seluruh aset tetap disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.
Masa manfaat aset tetap yang disusutkan ditinjau secara periodik dan jika terdapat
perbedaan besar dari estimasi sebelumnya, dapat dilakukan penyesuaian.
2. Metode
Metode dalam penyusutan menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa
(service potential) yang akan mengalir ke pemerintah. Metode penyusutan yang dapat
dipergunakan antara lain:
a) Metode garis lurus (straight line method); atau
b) Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)
c) Metode unit produksi (unit of production method)
Entitas pelaporan menggunakan metode penyusutan untuk jenis aset tetap tertentu
secara konsisten dan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang telah diatur.
3. Pencatatan
Pencatatan penyusutan dilakukan dengan mencatat beban penyusutan pada di debet
dan akumulasi penyusutan di kredit. Beban penyusutan akan muncul dalam laporan
operasional, sedangkan akumulasi penyusutan akan muncul dalam neraca. Jika di
dalam pemerintahan daerah, maka SKPD akan mencatat penyusutan sebagai jurnal
penyesuaian, dan tidak dilakukan pencatatan pada PPKD. Dan akan ditutup dalam
jurnal penutup.
dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir,
maka aset tetap tersebut hakekatnya tidak lagi memiliki manfaat ekonomi masa depan,
sehingga penggunaannya harus dihentikan.
Aset tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah, dengan kata
lain dihentikan dari penggunaan aktif, maka tidak memenuhi kriteria dan tidak dapat
dikelompokkan sebagai aset tetap. Hal ini sesuai dengan PSAP 07 Paragraf 79 yang
menyatakan bahwa:
Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset
tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
Pada saat dokumen sumber untuk mengeluarkan aset tetap tersebut dari neraca telah
diperoleh, maka aset tetap yang telah direklasifikasi menjadi aset lainnya tersebut
dikeluarkan dari neraca.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya karena tidak lagi
memiliki manfaat ekonomi di masa yang akan datang, seperti rusak berat, maka aset
tetap tersebut dikeluarkan dari neraca. Hal ini sesuai dengan PSAP 07 Paragraf 77
dan 78 yang menyatakan bahwa:
Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara
permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang
akan datang.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca
dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
aset
tetap
dilingkungan
pemerintah
lazim
disebut
sebagai
BMN/BMD,
pemerintah
dapat
melakukan
pemindahtanganan
dijual;
b.
dipertukarkan;
15
c.
dihibahkan; atau
d.
Apabila suatu aset tetap dilepaskan karena dipindahtangankan, maka aset tetap yang
bersangkutan harus dikeluarkan dari neraca. Hal ini sesuai dengan PSAP 07 Paragraf
77 dan 78yang menyatakan bahwa:
Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara
permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang
akan datang.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca
dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset tetap yang dilepaskan melalui penjualan,dikeluarkan dari neraca pada saat
diterbitkan risalah lelang atau dokumen penjualan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Aset tetap yang dihibahkan, dikeluarkan dari neraca pada saat
telah diterbitkan berita acara serah terima hibah oleh entitas sebagai tindak lanjut
persetujuan hibah. Aset tetap yang dipindahtangankan melalui mekanisme penyertaan
modal negara/daerah, dikeluarkan dari neraca pada saat diterbitkan penetapan
penyertaan modal negara/daerah.
Dalam hal pelepasan aset tetap merupakan akibat dari pemindahtanganan dengan cara
dijual atau dipertukarkan sehingga pada saat terjadinya transaksi belum seluruh nilai
buku aset tetap yang bersangkutan habis disusutkan, maka selisih antara harga jual
atau harga pertukarannya dengan nilai buku aset tetap terkait diperlakukan sebagai
surplus/defisit penjualan/pertukaran aset non lancar dan disajikan pada Laporan
Operasional (LO). Penerimaan kas akibat penjualan dibukukan sebagai pendapatan
dan dilaporkan pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA).
Apabila pelepasan suatu aset tetap akibat dari proses pemindahtanganan berupa hibah
atau penyertaan modal negara/daerah, maka akun aset tetap dikurangkan dari
pembukuan sebesar nilai buku dan disisi lain diakui adanya beban hibah, atau diakui
adanya investasi jika menjadi penyertaan modal negara/daerah.
16
17
BAB III
KESIMPULAN
Aset tetap yang tidak memenuhi kriteria untuk operasional pemerintah dan tidak
memenuhi definisi aset tetap harus disajikan dalam pos aset lainnya sesuai nilai
tercatatnya.
PP Nomor 71 Tahun 2010 mengakui aset tetap pada saat manfaat ekonomi masa depan
dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur secara andal dan memenuhi kriteria.
Biaya perolehan aset tetap adalah biaya perolehan yang meliputi harga beli dan biaya
lainnya yang relevan dan dijelaskan mengenai klasifikasi aset tetap.
Pengeluaran
yang
dapat
memperpanjang
masa
manfaat
atau
meningkatkan
Metode Penyusutan yang diakui yaitu : Metode garis lurus (straight line method);,
Metode saldo menurun ganda (double declining balance method), Metode unit produksi
(unit of production method).
Aset tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah, dengan kata lain
dihentikan dari penggunaan aktif, maka tidak memenuhi kriteria dan tidak dapat
dikelompokkan sebagai aset tetap.
18
Daftar Pustaka
Bultek 15 Aset Tetap Akrual
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Sambas, Rosadi dkk. Simulasi Pembukuan Dan Penyusunan LKPD Berbasis Akrual. BPKP
19
LAMPIRAN
Nomor Bukti
Kode
Rekening
Uraian
Debit
Kredit
7.000.000
7.000.000
SP2D LS
25/2015
Kode
Rekening
Uraian
Debit
7.000.000
7.000.000
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
Kredit
7.000.000
7.000.000
1-Sep-15
5-Sep-15
Uraian
Debit
25.000.000
50.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
45.000.000
45.000.000
Kredit
45.000.000
45.000.000
45.000.000
45.000.000
95.000.000
95.000.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pembelian gabungan tersebut adalah
sebagai berikut:
Tanggal
Nomor
Bukti
07-Sep-15 BAST
24/2013
Uraian
Kode
Rekening
Debit
1.3.1.11.04
Tanah Untuk
Kerja/Jasa
Bangunan
1.3.3.01.01
Kredit
2.1.5.03.01
2.1.5.03.03
2.400 Juta
800 Juta
2.400 Juta
Tanggal
Uraian
15-Sep- Utang Bel anj a Modal Tanah
15
Debit
800.000.000
Kredit
2.400.000.000
RK PPKD
3.200.000.000
800.000.000
Tempat Kerja
Belanja modal Pengadaan Bangunan Gedung
2.400.000.000
Kantor
Perubahan SAL
3.200.000.000
Tanggal
Uraian
04-Mar-15 Tanah
Debit
Kredit
500.000.000,00
Akumulasi Depresiasi
600.000.000,00
Gedung Kantor
1.000.000.000,00
100.000.000,00
Tanggal
Uraian
16-Sep-15 Gedung
Pendapatan Hibah Dari Lembaga Swasta
Debit
Kredit
60.000.000,00
60.000.000,00
Uraian
Debit
50.000.000
RK PPKD
Belanja modal Pengadaan Bangunan Gedung Kantor
Perubahan SAL
Kredit
50.000.000
50.000.000
50.000.000
Uraian
Debit
12.000.000
3.000.000
Kredit
15.000.000
Uraian
Debit
Kredit
Mencatat perubahan kondisi aset tetap ke kondisi rusak (dicatat oleh SKPD)
XXX
XXX
Aset Lainnya
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap ...
XXX
XXX
XXX
RK PPKD
XXX
Aset Lainnya
XXX
Aset Lainnya
XXX
RK SKPD
XXX
XXX
Aset Lainnya
Uraian
Debit
Kredit
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Mencatat penyerahan aset lainnya kepada pihak lain (dicatat oleh PPKD)
XXX Kas di Kas Daerah/Investasi Jk Panjang
XXX
Aset Lainnya
XXX
Uraian
Debit
Kredit
XXX
XXX
XXX
PENGAKUAN KDP
Suatu aset berwujud harus diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan jika:
besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan
dengan aset tersebut akan diperoleh;
PENGUKURAN KDP-SWAKELOLA
Apabila KDP dikerjakan secara swakelola, maka nilainya adalah:
biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan
ke konstruksi tersebut; dan
Ilustrasi 1
Pada tahun 2015 SKPD ABC membangun pasar yang direncanakan selesai dalam
satu tahun 2015. Nilai kontrak bangunan pasar adalah Rp5.000.000.000,00. Pada Bulan
September terjadi bencana alam yang mengakibatkan pembangunan terhenti untuk
beberapa saat. Akibatnya pembangunan gedung pasar tidak dapat selesai pada akhir tahun
2015. Pada tanggal 24 Desember 2015 dilakukan pemeriksaan fisik kemajuan pekerjaan.
Panitia Pemeriksa Barang menyatakan bahwa fisik pekerjaan telah selesai 80% dalam
Berita Acara Pemeriksaan tertanggal 24 Desember 2015. Pada tanggal 27 Desember
2015 PPKD membayar kontraktor secara LS sebesar Rp4.000.000.000,00.
Jurnal
untuk
pengerjaan dan realisasi anggaran pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tanggal
Uraian
Debit
4M
Kredit
4M
4M
4M
4M
Perubahan SAL
4M
Ilustrasi 2:
SKPD ABC membangun stadion dengan dua tahapan yang terpisah untuk tahun
2015 dan 2016.
Pada tanggal 10 November 2015 dilakukan pembayaran oleh PPKD atas
pembangunan tahap pertama gedung stadion dengan senilai Rp5.000.000.000,00 ke
Kontraktor A yang ditandai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang
ditandatangani oleh Pemeriksa Hasil Pekerjaan. Pembangunan tahap kedua dilakukan
pada tahun 2016 oleh Kontraktor B. Pada tanggal 1 Desember tahun 2016 dilakukan serah
terima gedung stadion tersebut dari Kontraktor B dan diikuti dengan pelunasan sebesar
Rp10.000.000.000,00 melalui mekanisme LS pada tanggal 20 Desember 2016. Jurnal
untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut.
Tanggal
Uraian
Debit
5M
5M
5M
5M
10 M
10 M
15 M
15 M
Kredit
10 M
10 M
10 M
10 M
SKPD ABC membangun stadion secara multiyears selama dua tahun (2015 dan
2016) dengan total anggaran Rp5.000.000.000,00 (Rp2.000.000.000,00 untuk tahun
pertama, dan R3.000.000.000,00 untuk tahun kedua). Pekerjaan ini dilakukan oleh satu
kontraktor. Sampai dengan 20 Desember 2015 kontraktor berhasil menyelesaikan 50%
pekerjaan fisik stadion. Tanggal 23 Desember 2015, kontraktor menagih ke SKPD ABC
setelah Panitia Pemeriksa Barang menyatakan bahwa fisik pekerjaan telah selesai 50%
3
dalam Berita Acara Pemeriksaan tertanggal 22 Desember 2015. Pada tanggal 27 Desember
2015
PPKD
membayar
kontraktor
secara
LS
sebesar
Rp2.000.000.000,00.
Pada tanggal 1 Desember tahun 2016 dilakukan serah terima gedung stadion tersebut
dari kontraktor dan diikuti dengan pelunasan sebesar Rp3.000.000.000,00 melalui
mekanisme LS pada tanggal 20 Desember 2016. Jurnal untuk mencatat transaksi ini
adalah sebagai berikut.
Tanggal
Uraian
Debit
Kredit
Jurnal di SKPD ABC untuk mengakui konstruksi dalam pengerjaan pada tahun 2015.
22 Des 15 Kontruksi Dalam Pengerjaan Stadion
2,5 M
2,5 M
2M
RK PPKD
2M
2M
Perubahan SAL
2M
Jurnal untuk mengakui konstruksi dalam pengerjaan dan pembayaran kepada kontraktor
pada tahun 2016:
1 Des 16 Kontruksi Dalam Pengerjaan Stadion
Utang Belanja Modal Gedung dan Bangunan
2,5 M
2,5 M
5M
5M
3M
RK PPKD
3M
3M
3M
Contoh Soal:
1.
2015
dengan
nilai
perolehan
sebesar Rp25.000.000,00 dan umur ekonomis gedung adalah 20 tahun. Buatlah jurnal
penyusutannya.
2.
pada
tanggal
Januari
2015
dengan
fotokopi
Pada tanggal 31 Desember 2015, dilakukan penyusutan untuk mobil sedan dinas
dengan metode unit produksi. Mobil dibeli pada tanggal 2 Januari 2015 dengan
nilai perolehan sebesar Rp250.000.000,00 dan nilai sisa sebesar Rp10.000.000,00.
Selama tahun 2015, jumlah kilometernya 40.000 dengan masa manfaat total 400.000
kilometer. Buatlah jurnal penyusutannya.
4.
Pada
tanggal
31
Desember
2015,
dilakukan
penyusutan
untuk seperangkat
komputer dengan metode garis lurus (straight line method). Seperangkat komputer
dibeli pada tanggal 1 April 2015 dengan nilai perolehan sebesar Rp100.000.000,00 dan
nilai sisa Rp10.000.000,00. Masa manfaat komputer diestimasikan selama 10 tahun.
Buatlah jurnal penyusutannya.