bersangkutan atau gigi sebelahnya atau komplikasi neurologis. Termasuk mi adalah gigi
yang imbeded yaitu gigi yang fir erupsi di dalam tulang rahang.
7. Gigi supernumeran ( Supernumerary tooth ). Ini merupakan anomali dalam jumlah gigi,
yaitu jumlah gigi yang berlebih , dapat berupa
2. Penderita hamil
Operator sering menghadapi penderita hamif yang akan dilakukan eksodonsia,
yang menjadi masalah adalah apakah penderita tersebut akan mampu menerima
perawatan eksodonsia atau [ebih baik ditunda sampai melahirkan. Meskipun diketahui
bahwa bukan tindakan bedah mulut yang menjadi penyebab keguguran janin tersebut
tetapi harus berhati-hati untuk menghadapi segala kemungkinan karena masyarakat
yang tidak mau tahu atau tidak mengerti tentang hal itu.
3. Kelainan darah
Penyakit kelainan darah yang merupakan kontra indikasi untuk dilakukan
eksodonsia adalah: lekemia, purpura hemoragika, hemofihia, anemia pernisiosa. Bagi
seorang dokter gigi paling sedikit harus mengetahui tanda-tanda penyakit kelainan darah
tersebut agar dalam megerjakan eksodonsia atau tindakan bedah mulut Iainnya dengan
aman.
Lekemia
a.
Lekemia mielogenous
Penderita merasa lemah, berat badan berkurang, terdapat tanda-tanda anaemia,
terdapat pembesaran limpa, perut merasa mual dan kembung. Kadang-kadang demam,
gangguan gastrointestinal, terdapat fenomena ptechiae, perdarahan gusi
b.
Lekemia limfatika
Terdapat tanda-tanda badan makin lama mudah lelah dan lemah. Terdapat
pembesaran limfonodi di seluruh tubuh. Terdapat fenomena perdarahan yaitu gusi
mudah berdarah dan petechiae. Perdarahan pasca eksodonsia atau tonsilektomi
c.
Purpura hemoragika
Mempakan keadaan defisiensi asam askorbat atau disebut scurvy. Pada keadaan
yang lanjut akan teijadi perdarahan gusi danfragilitas kapiler sehingga akan meidah
terjadi perdarahan, terdapat petechiae dan echymosis. -
4. Diabetes melitus
Universitas Gadjah Mada
Tanda- tanda penyakit DM ini adalah poliuri ( banyak kencing), polidipsi (banyak
minum ), dan polifagi (banyak makan). Dalam keadaan akut berat badan merosot dan
badan lemah, pmritus, penyembuhan luka terhambat, gangguan penglihatan, parestesi
dan neuritis. Hal ini disebabkan karena kadar gula darah yang tinggi.
5. Nefritis
Pada keadaan radang ginjal ini terjadi dysuria, hematuria, albuminuria, penderita
merasa kedinginan dan menggigil, uremia,xerostomia dan haitosis. Pencabutan gigi akan
memperparah keadaan nefritis. Rawat darurat eksodonsia penderita nefritis sebaiknya
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ahli.
6. Toksik goiter
Tanda - tandanya adalah sebagai benkut: nerveus, tremor emosi tidak stabil,
takikardi, palpitasi, kenngat keluar berlebihan, glandula thyroid membesar secara difus
(kadang - kadang tidak), exopthalmus, berat badan turun Pada penderita ini tidak boleh
dilakukan tondakan bedah mulut termasuk eksodonsia, karena dapat menyebabkan
keadaan krisis tiroid yang disertai dengan cardiac embrasment dan kegagalanjantung.
Penderita sebaiknya dikujuk ke dokter ahli untuk mendapatkan perawatan sebelum
menerima tindakan bedah.
7. Jaundice
Tanda-tandanya adalah kulit berwarna kekuning-kuningan desebut bronzed skin,
konjungtiva juga berwama kekuningan, juga mukosa rongga mulut. Tindakan eksodonsia
pada penderita akan menyebabkan prolonged haemorrhage yaitu perdarahan yang
berlangsung lama, maka sebelum pencabutan gigi sebaiknya penderita dirujuk thhulu ke
dokter ahli untuk mendapatkan perawatan.
8. Sifihis
Pada penderita sifihis daya tahan tubuhnya sangat rendah sehingga sangat mudah
berkembang suatu infeksi pasca bedah dan penyembuhan luka terhambat. Perawatan
sifihis perlu dilakukan terlebuh dahulu sebelum melakukan tinthka bedah mulut atau
eksodonsia.
9. Malignansi oral
Pada malignansi oral yang mendapatkan terapi radiasi atau kemoterapi aktivitas selsel jaringan rendah, seliingga daya resistensinya kurang terhadap infeksi. Eksodonsia
yamg dilakukan akan menyebabkan penyembuhan jaringan yang tidak baik bahkan
dapat terjadi osteoradionekrosis. Apabila perawatan radiasi memang terpaksa harus
Universitas Gadjah Mada
dilakukan maka semua gigi-gigi pada daerah yang akan terkena radiasi dicabut terlebih
dahulu.
Kontra indikasi eksodonsia setempat
Selain kontra indikasi eksodonsia sistemik yang bersifat umum seperti diatas ada
kontra indikasi setempat yang umunmya menyangkut suatu infeksi akut janngan sekitar
gigi.
Misalnya:
a. infeksi gingival akut yang disebabkan oleh infeksi spirochaeta atau streptokokus.
b. Infeksi perikoropnal akut yang banyak terjadi pada erupsi parsial molar ketiga
mandibula.
c. Sinusitis maksilans akut, terutama yang menyangkut kontra indikasi eksodonsia
premolar dan molar maksila.
Alasan melarang eksodonsia dengan keadaan tersebut di atas adalah bahwa
infeksi akut yang berada di sekitar gigi akan menyebar melalui aliran darah ke seluruh
tubuh dan terjadi septikemia.