23
Kandungan Kimia dan Aktivitas Antimikroba Ekstrak Garcinia Celebica l. terhadap Staphylococcus
Aureus, Shigella Dysenteriae dan Candida Albicans
Retno Widyowati*, Abdul Rahman
Departemen Farmakognosi dan Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Jl. Dharmawangsa Dalam, Surabaya, Indonesia
Garcinia celebica was investigated for its chemical constituent and antimicrobial activity.
The components of this plant were terpenoid, flavonoid and tannin. The methanol and
chloroform extract were assayed for antimicrobial activity using Agar Dilution Method
against Staphylococcus aureus, Shigella dysenteriae and Candida albicans. They exhibited
antimicrobial activity against Staphylococcus aureus, Shigella dysenteriae and Candida
albicans with Minimum Inhibitory Concentration (MIC) 0.5 mg/mL.
Keywords: Garcinia celebica, chemical constituent, antimicrobial activity
PENDAHULUAN
Obat tradisional merupakan warisan budaya
nenek moyang yang berasal dari bahan alam dan
sampai saat ini tetap digunakan oleh masyarakat
secara luas. Dalam peningkatan pembangunan di
bidang obat tradisional, perlu adanya peningkatan
pemanfaatan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan
baku bagi industri obat tradisional (Depkes RI,
1985).
Di Indonesia yang alamnya kaya akan tumbuhtumbuhan obat terdapat banyak jenis Garcinia sp.
yang pada umumnya tumbuh secara liar. Jenis
tumbuhan ini oleh masyarakat luas banyak sekali
digunakan sebagai obat-obatan baik dalam bentuk
tunggal ataupun campuran dengan tanaman lain,
diantaranya : sebagai antiseptik, antijamur,
antimikroba, mengobati sakit kepala, sakit telinga,
diare, disentri, demam, sakit perut, malaria,
bengkak karena peradangan, dan meningkatkan
gairah atau afrodisiaka (Johnson, 2004; Heyne,
1950).
Beberapa studi kimia tentang Garcinia sp.
dilakukan,
diantaranya:
Garcinia
kola
mengandung flavonoid (Iwu, 1982) dan
poliisoprenilat benzoat yang mempunyai aktivitas
terhadap antimikroba dan antimalaria dengan IC 50
Tona, 1999; Hussain, 1982), Garcinia
mangostana L. mengandung mangostin dan mangostin yang mempunyai aktivitas terhadapa
antimikroba dan anti HIV-1 protease, dimana
senyawa mangostin mempunyai harga IC50 = 5,12
M (Sundaram,
1983; Chen, 1996; Mahabusarakam. 1987).
Senyawa
-mangostin dari tanaman ini
mempunyai aktivitas terhadap uji daya hambat
sintesa siklooksigenase dan prostaglandin E2
dengan IC50
digunakan sebagai obat antiinflamasi (Keiko,
2002). Garcinia atroviridis mengandung senyawa
24
Retno Widyowati, et al
Ekstrak metanol
Identifikasi
Identifikasi KLT
reaksi kimia
+
Rf = 0,65; 0,73; 0,83
+
Rf = 0,75 dan 0,90
+
Rf = 0,45
1
+
+
-
S. aureus
2
3
+
++
+
++
-
Mikroba uji
S. dysenteriae
1
2
3
++
+
++
++ ++
++
-
C. albicans
1
2
3
+
+
+
++ ++ ++
-
1
+
+
-
C. albicans
2
3
+
+
++
-
25
Metode Baru
Mikroba
dibiakkan
terlebih
dahulu
menggunakan media yang sesuai diinkubasi
selama 24 jam. Pembuatan suspensi mikroba yang
akan digunakan pada penelitian, ambil koloni
mikroba secukupnya dengan menggunakan
sengkelit, kemudian diencerkan dengan larutan
normal salin steril (NaCl 0,9%). Konsentrasi
suspensi mikroba yang digunakan untuk uji adalah
108 koloni mikroba/mL. Hal ini bisa diperoleh
dengan membandingkan kekeruhan suspensi
dengan larutan standar McFarland 0,5%.
Selanjutnya suspensi mikroba yang telah diukur
jumlahnya digoreskan pada cawan petri yang berisi
media bercampur larutan uji dengan menggunakan
kapas steril (swab theory). Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM) ditentukan dengan cara
mengamati secara visual pertumbuhan mikroba
pada konsentrasi terkecil yang masih mampu
menghambat pertumbuhan mikroba. Sebagai
kontrol positif digunakan antibiotika tetrasiklin
HCl untuk antibakteri dan nistatin untuk antijamur.
Tabel 4.
26
Retno Widyowati, et al
27
Metode Baru
DAFTAR PUSTAKA
Bergne, 1970. Screening Methods for Antibacteria
and Antiviral Agent from Higher Plants in
Plant Biochemistry, Vol. 6, Academic
Press
Harcourt
Brace
Jovanovich
Publisiers, London, pp. 52-57.
Chen, 1996. Active Constituents against HIV-1
Protease from Garcinia mangostana, Planta
Medica 62, pp. 381-382.
Depkes RI, 1985. Cara Pembuatan Simplisia,
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan.
Finegol, 1970. Bailey and Scotts Diagnostic
Microbiology, 7th edition, The CV. Mosby
Company, Missouri, pp. 173-199.
Fong, 1973. Phytochemical Screening, Department
of Pharmacognosy and Pharmacology,
College of Pharmacy, University of Illinois
at Medical Center, Chicago, pp.30-70.
Heymsfield,
1998.
Garcinia
cambogia
(hydroxycitric acid) as A potential
Antiobesity Agent : A randomized
Controlled Trial, JAMA 280 (18), pp.
1596-1600.