Tugas Kuliah Haccp
Tugas Kuliah Haccp
Disusun oleh:
GOHAN FRANSISKA MANURUNG (H3112039)
RESMINING PUTRI KANIA (H31120100)
1. CODEX
Food
Standards
Programme
(program
standar
pangan
FAO/WHO). CAC didirikan oleh FAO dan WHO yang merupakan badan di
bawah PBB untuk melindungi kesehatan konsumen dan menjamin
perdagangan pangan yang adil. CAC pertama kali bersidang tahun 1963 dan
saat ini telah beranggotakan 183 negara anggota termasuk European
Community sebagai organisasi anggota.
Codex dibentuk dengan tujuan antara lain untuk melindungi kesehatan
konsumen, menjamin praktek yang jujur (fair) dalam perdagangan pangan
internasional serta mempromosikan koordinasi pekerjaan standardisasi pangan
yang dilakukan oleh organisasi internasional lain.
Codex menetapkan teks-teks yang terdiri dari standar, pedoman, code of
practice dan rekomendasi lainnya yang mencakup bidang komoditi pangan,
kententuan bahan tambahan dan kontaminan pangan, batas maksimum residu
pestisida dan residu obat hewan, prosedur sertifikasi dan inspeksi serta metoda
analisa dan sampling.
Codex Alimentaris Commission (CAC) adalah Lembaga PBB yang
menyusun Standar, Pedoman dan Dokumen terkait seperti Code of Practice
terhadap Pangan, dimana secara reguler mengadakan pertemuan internasional
dan konsultasi dengan para pakar untuk membahas aspek-aspek spesifik dari
produksi pangan dan perdagangannya, yang meliputi :
Nutrisi dan Pangan untuk Penggunaan Khusus
Pangan Higienis
Kontaminan
Residu Pestisida dan Obat Hewan
Pelabelan Pangan
Bahan Tambahan Pangan
Sistem Sertifikasi dan Inspeksi Ekspor dan Impor Pangan
Komisi yang didirikan pada tahun 1963 ini beranggotakan 172 anggota
yang terdiri dari 171 anggota Negara dan 1 anggota Organisasi. Codex
General Standards untuk pelabelan Pangan yang dikemas adalah standar
mengandung lemak lebih dari 3 gram per 100 gram pangan; Lights food
harus mengandung kalori paling sedikit 25 % lebih rendah dari standar. Food
Allergies untuk melindungi konsumen dari alergi pangan, pada tahun 1999
komisi telah mengamandemen standar umum untuk pelabelan.
Sekarang,
meminta
pemerintah
untuk
mengikuti
standar
Codex
serta
norma internasional
Berkesempatan untuk
internasional
memenuhi
persyaratan
perdagangan
wawasan
Sebagai dasar perbaikan sistem produksi dan pengendalian pangan
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Perdagangan,
tersebut
mencakup
penyusunan
prinsip
umum
yang
Menyusun standar, cara produksi dan teks lainnya untuk susu dan
produk susu
j. Codex Committee on Natural Mineral Waters (CCNMW)
Menyusun standar untuk air mineral alami
2. ISO 22000
Suatu produk yang diperbolehkan masuk ke suatu negara, belum tentu
bisa masuk ke negara lain. Regulasi dan isu-isu sentitif permasalahan pangan
seperti keamanan pangan, ataupun isu pangan global yang terjadi di dalam
negeri menjadi pertimbangan suatu negara untuk menerima produk pangan
dari negara yang bersangkutan. Untuk mengatasi permasalahan yang ada,
industri makanan minuman yang berorientasi ekspor harus memenuhi standar
mutu internasional ISO 22000. ISO 22000 merupakan standar internasional
yang menggabungkan prinsip dari Hazard Analysis & Critical Control Point
(HACCP) dan langkah aplikasi yang dikembangkan oleh CODEX
alimentarius. ISO 22000 mengkombinasikan rencana HACCP dengan
program prasyarat untuk melengkapi standar keamanan pangan secara lebih
luas. ISO 22000 juga merupakan standar internasional baru yang spesifik
untuk system managemen keamanan pangan dan dikombinasi dengan
interaktif komunikasi, sistem manajemen, program prasyarat dan prinsip
HACCP.
Berangkat dengan tujuan untuk memberikan keuntungan dan pengertian
yang mendalam tentang keamanan pangan berdasar sistem ISO 22000,
memanfaatkan media informasi untuk mengkombinasikan sistem ISO 9000
dengan ISO 22000, memberikan informasi keputusan bisnis tentang dimana
dan bagaimana mengimplementasikan standar baru ISO 22000 termasuk
memilih dalam audit organisasi, dan memaksimalkan nilai profesional bagi
instansi atau perusahaan menjadi sumber pengetahuan standar keamanan
pangan yang terbaru.
Sistem-sistem manajemen keamanan pangan berdasarkan ISO 22000 dapat
membantu organisasi untuk mengurangi risiko-risiko yang berkaitan dengan
makanan dan minuman. Sistem-sistem manajemen ini juga tidak hanya
aman dan untuk pro aktif dan pencegahan lebih baik daripada menimbulkan
reaksi. Konsep dari HACCP dapat diterapkan pada semua tahapan dari sistem
pangan. Implementasi dari HACCP dan GMP kepada seluruh rantai yang
termotivasi oleh faktor internal dan eksternal, seperti peningkatan efisiensi
yang internal dan akses pasar sebagai faktor eksternal.
ISO 22000 adalah standar internasional yang menggambarkan
kebutuhan dari suatu sistem manajemen keamanan pangan yang mencakup
semua organisasi dalam rantai makanan dari "farm to fork". Kombinasi
standar umumnya mengetahui unsur-unsur kunci untuk menentukan
keamanan pangan sepanjang rantai makanan, yang meliputi:
Komunikasi interaktif.
Sistem manajemen.
Pengendalian dari bahaya keamanan pangan ke arah persyaratan
eksternal.
Untuk menujukkan penyesuaian dengan kebutuhan keamanan yang
legal.
Untuk menunjukkan penyesuaian dengan kebutuhan regulasi.
Untuk menunjukkan penyesuaian dengan kebutuhan yang menurut
hukum.
Untuk menunjukkan penyesuaian kebutuhan konsumen.
Untuk mengevaluasi keamanan pangan dari konsumen kita.
kepuasan pelanggan.
Untuk produk pangan ekspor dan menembus pasar internasional.
Untuk isu komunikasi keamanan keseluruh rantai makanan.
Untuk komunikasi dengan organisasi pelanggan kita.
Untuk komunikasi dengan organisasi penyalur kita.
Untuk komunikasi kepada pihak-pihak lain yang relevan.
Untuk memastikan bahwa kita mematuhi kebijakan keamanan
pangan.
Untuk menunjukkan penyesuaian untuk semua pihak yang
berkepentingan.
Pada beberapa negara maju dan berkembang termasuk Indonesia
dalam menerapkan sistem HACCP mengalami kendala dalam penerapannya
terutama pada usaha kecil. Kendala yang dihadapi usaha kecil, seperti sumber
keuangan, keahlian manajemen dan teknis. Sedangkan pada usaha katering
hambatannya adalah pengetahuan, pelatihan, petinggi staf, variasi produk
yang besar, variasi dalam permintaan dan beban kerja, dan banyaknya pekerja
paruh waktu.
TURUNAN ISO 22000
a. ISO/TS 22004, sistem manajemen keamanan pangan: mengarah kepada
aplikasi dari ISO 22000:2005, yang dipublikasikan bulan November 2005,
yang menyediakan bimbingan penting yang dapat membantu organisasi
yang mencakup perusahaan sedang dan menengah yang ada diseluruh
dunia.
b. ISO/TS 22003, sistem manajemen keamanan pangan: merupakan
kebutuhan dari asal badan audit dan sertifikasi dari sistem manajemen
keamanan pangan, akan memberi bimbingan yang seimbang pada
akreditasi (penerimaan) tentang ISO 22000 dengan badan sertifikasi dan
menggambarkan aturan untuk pengauditan sistem manajemen keamanan
pangan ketika menyesuaikan diri kepada standar ini. Dan akan diterbitkan
dalam kwartal pertama tahun 2006.
akan
segera
dikeluarkan
sebagai
draf
standar
internasional.
d. ISO 22003 sistem manajemen keamanan pangan
ISO/TS 22003:2007 akan membantu untuk menciptakan kepercayaan
dalam sertifikasi keseluruh dalam persediaan rantai makanan. ISO/TS
22003 merupakan dokumen yang terakhir dalam rangkaian ISO untuk
sistem manajemen keamanan pangan, yang menyeimbangkan kelayakan
keamanan pangan dalam prakteknya di seluruh dunia. Ini diluncurkan
pada tahun 2005 dengan ISO 22000, yang didukung oleh suatu konsensus
internasional antar tenaga ahli dari pemerintah dan industri
e. ISO 2005 penerapan traceability dalam makanan ternak dan rantai
makanan
Standarisasi ini memperbolehkan pengoperasian pada tiap tahapan dari
rantai makanan untuk :
Melacak alir bahan (makanan ternak, makanan, ramuan dan
pengemasan mereka).
Mengidentifikasi keperluan dokumentasi dan pelacakan dari
pihak
yang
diinformasikan
langsung dari penyalur yang paling sedikit dan pelanggan dan lain
i.
sebagainya.
PENERAPAN APLIKASI ISO 22000
ISO 22000 dapat digunakan oleh:
Produsen utama:
Kebun.
Peternakan
Perikanan
Pabrik susu
ii.
Pengolah:
Pengolahan ikan.
Pengolahan daging.
Pengolahan unggas.
Pengolahan makanan ternak
CONTOH IMPLEMENTASI ISO 22000
Timbulnya berbagai penyakit dan kontaminasi pada produk pangan
yang berasal dari hewan. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan masyarakat
yang ada di seluruh dunia, yang pada akibatnya berpengaruh kepada sikap
konsumen. Oleh sebab itu konsumen menjadi ingin tahu informasi lebih
banyak mengenai sumber produk yang mereka konsumsi. Karena adanya
tekanan dari konsumen maka banyak perubahan yang terjadi di dalam
produksi makanan, baik dari segi kualitas maupun keamanannya.
Dalam penerapan untuk mendapatkan kualitas dan keamanan yang
efektif, maka perusahaan mulai memperhatikan kepentingan konsumen.
Menggambarkan prioritas dari konsumen yang diawali dengan membangun
penilaian yang berkaitan dengan proses, produk dan hasil. Proses pengerjaan
dikaitkan dengan karakteristik yang diinginkan konsumen.
Dalam kurun waktu 10 tahun belakang ini, telah banyak dijumpai
kejadian yang berkaitan dengan keamanan pangan dan kualitas pangan salah
satunya adalah dalam industri daging. Kejadian tersebut menyebabkan suatu
industri harus dievaluasi kembali mengenai bagaimana supply chain daging
dan tentang kerusakan yang diakibatkan penanganan saat berada di pasar.
Penilaian kehigenisan daging dengan menyediakan suatu pendekatan
pemonitoran yang distandarisasi yang mana staf perusahaan dilatih, untuk
tujuan mengukur ketepatan dari HACCP yang didasarkan pada proses
pengendalian MSQA, pada langkah-langkah yang spesifik pada garis
pengolahan. Tindakan korektif diperlukan untuk sistem pelaksanaan yang
tidak cukup, sebagai contoh, melalui SOPs atau instruksi kerja jika
dibutuhkan. Sistem MHA dapat membantu untuk memastikan keseragaman
perdagangan pangan
Menghentikan memeriksa dan mencegah setiap sarana
Membuka dan meneliti setiap kemasan pangan
Memeriksa setiap buku dokumen atau catatan lain
Dapat memerintahkan untuk menunjukkan atau memperlihatkan
penyuluhan
Retribusi per nomor IRT sebesar Rp 175.000, Peta lokasi sebanyak 2 lembar
Denah bangunan sebanyak 2 lembar
Menyerahkan contoh masing-masing produk
Surat keterangan dari Puskesmas setempat
b. Permohonan Rekomendasi Ijin Edar Makanan Dan Minuman Industri
Rumah Tangga.
c. Surat Pernyataan Pemilik Industri Untuk Tidak Akan Menggunakan
Bahan Tambahan Pangan yang Dilarang
d. Data Isian Perusahaan Makanan Minuman Industri Rumah Tangga
seputar
keamanan
pangan.
Biasanya
penyuluhan
selama penyuluhan.
Penerbitan Sertifikat P-IRT
Apabila hasil pemeriksaan tempat usaha dinilai cukup baik,
terbitlah Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPPIRT). SPP-IRT berlaku selama 3 tahun terhitung sejak tanggal
penerbitannya dan dapat diperpanjang. Apabila pemilik melakukan
pelanggaran sesuai peraturan yang berlaku tentang keamanan pangan,
v.
vi.
vii.