6 5 Reseptor Visual C 1 Bintik Buta
6 5 Reseptor Visual C 1 Bintik Buta
5 RESEPTOR VISUAL
A. Tujuan
B. Landasan Teori :
Mata, organ yang mengandung reseptor penglihatan, menyediakan visi,
dengan bantuan dari organ aksesori. Organ aksesori ini mengandung kelopak mata
dan apparus lakrimal, yang mana melindungi mata dan seperangkat otot ekstrinsik
yang
Lapangan penglihatan, ketika kedua mata menatap sebuah objek, gambar
difokuskan bersersesuaian dengan bagian tiap retina. Lapangan kiri penglihatan ,
di sini adalah biru, difokuskan pada sebelah kanan tiap retina; tetapi pesan yang
berupa gambar difokuskan pada bagian yang berbeda dari tiap retina relatif ke
hidung. Lapangan penglihatan sebelah kiri difokuskan pada retina kiri pada sisi
yang paling dekat dengan hidung bagian nasal, tetapi difokuskan pada retina
kanan pada sisi terjauh dari hidung bagian temporal.
Mengagabungkan lapangan penglihatan kedalam penuh dengan arti yang
melibatkan proses pindah silang pada optik chiasma.. serabut optik dari bagian
nasal dari pindah silang tiap retina dan mengikuti serabut dari bagian tiap retina
pada sisi berlawanan. Gabungan serabut dari bidang optik. Begitu bidang optik
kiri mengandung impuls gambar dari lapangan penglihatan kanan dan bidang
optik kanan mengandung ini dari lapangan penglihatan. Sinaps pada kiri/kanan
thalamus, serabut dilanjutkan sebagai radiasi optik ke akhir dari korteks kanan dan
kiri lobus occipitalis. Lokasi luka pada bagian penglihatan menentukan hasil cacat
penglihatan. Sebagai contoh, destruksi saraf penglihatan menghasilkan kebutaan
pada kedua mata. Kehilangan seluruh radiasi optik kanan, contohnya bisa terjadi
pada stroke, penglihatan terhalang dari lapangan penglihatan kiri dan vice versa.
Menghasilkan gerakan
Ke atas
Saraf kranial
Okulomotor (III)
2. Rektus inferior
Ke bawah
Okulomotor (III)
3. Rektus medialis
Okulomotor (III)
4. Rektus lateralis
Abducens (VI)
5. Oblique superior
Trochlear (IV)
6. Oblique inferior
Okulomotor (III)
retina akan mencetuskan potensial didalam sel kerucut dan batang. Impuls yang
timbul di retina dihantarkan ke korteks serebrum, untuk dapat menimbulkan kesan
penglihatan.
Daya akomodasi dalam keadaan istirahat, berkas sinar paralel yang jatuh
dimata yang optiknya normal (emetropia) akan difokuskan ke retina. Selama
relaksasi ini dipertahankan, maka berkas sinar dari benda yang kurang dari 6 m
akan difokuskan di belakang retina dan akibatnya benda tersebut akan nampak
kabur. proses meningkatnya kelengkungan lensa disebut akomodasi. Pada keadaan
istirahat, ketegangan lensa dipertahankan oleh tarikan ligamentum lensa. Karena
bahan lensa mudah dibentuk dan kelenturan kapsul lensa cukup tinggi, lensa dapat
ditarik menjadi gepeng. Bila pandangan diarahkan ke benda yang dekat, otot
siliaris akan berkontraksi. Hal ini mengurangi jarak antara tepi-tepi korpus siliaris
dan melemaskan ligamentum lensa, sehingga lensa membentuk mengerut
membentuk benda yang lebih cembung. Pada orang berusia muda bentuk ini dapat
meningkatkan daya bias mata hingga 12 dioptri.
Selain akomodasi, terjadi konvergensi sumbu penglihatan dan konstriksi pupil
bila seseorang melihat benda yang dekat. Respon 3 bagian ini : akomodasi,
konvergensi, sumbu penglihatan, dan kontriksi pupil disebut respon melihat dekat.
Alat:
Kertas gambar
D. Prosedur Kerja
C.1. Bintik Buta
1) Pegang penentu bintik buta (titik hitam sebelah kanan tanda (+)) pada jarak
50 cm di depan wajah sejajar dengan mata kanan,
2) Tutup mata kiri,
3) Fokuskan mata pada tanda positif, dengan perlahan gerakan penentu bintik
buta mendekati wajah,
4) Pada jarak tertentu bintik mata akan menghilang dari pandangan. Tepat pada
saat hilangnya titik hitam dari pandangan ukur jarak antara alat penentu
bintik buta tersebut dengan mata (dalam cm)
5) Bandingkan dengan jarak yang diperoleh oleh praktikum lainnya dalam satu
kelompok.
E. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Perbandingan bintik buta dengan jarak 50 cm di depan mata
Tester
Mata Kiri
Rahmi A. Putri
28
30
Ariska M.
27
29,5
F. Pembahasan
Setiap benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahaya tersebut
melalui kornea. Hasil cahaya yang terbias tersebut masuk ke dalam mata melalui
pupil lalu masuk ke dalam lensa mata, pada lensa mata difokuskan dan jatuh pada
bintik kuning. Pada bintik kuning terdapat sel batang dan sel kerucut. Sel kerucut
peka terhadap cahaya dan berfungsi sebagai fotoreseptor. Rangsang yang diterima
sel kerucut berupa cahaya akan diubah menjadi impuls untuk kemudian di kirim
ke saraf optik di otak besar bagian belakang (Lobus oksipitalis). Kemudian impuls
yang diterima diinterpretasikan menjadi kesan melihat.
Dalam percobaan ini data tester dengan jarak bintik buta tidak jauh
berbeda, antara mata kanan dan mata kiri.
Pada mata selain terdapat bintik kuning juga terdapat bintik buta. Bintik
buta tidak peka terhadap cahaya karena tidak memiliki sel batang dan sel kerucut.
Apabila bayangan benda jatuh pada bintik kuning, benda akan terlihat, karena
pada bintik kuning terdapat sel batang dan sel kerucut yang akan meneruskan
rangsangan yang diterima ke saraf optik yang selanjutnya di kirim ke otak untuk
diproses dan terjadilah kesan melihat. Sedangkan bila bayangan jatuh pada bintik
buta, tidak akan terjadi kesan melihat karena tidak ada sel batang dan sel kerucut
yang akan meneruskan rangsangan cahaya tersebut ke saraf optik.
Panjangnya medan titik buta dapat diketahui dengan menghitung panjang
jarak objek hilang dari penglihatan dan jarak objek muncul kembali dalam
penglihatan dengan menggunakan rumus berikut. Jarak medan noda buta = jarak
objek hilang jarak objek muncul.
Pada umumnya jarak bintik buta mata kanan dan mata kiri hampir sama
untuk kebanyakan orang. Jarak hilangnya tanda pada waktu pengamatan secara
keseluruhan terjadi perbedaan. Namun, perbedaannya tidak terlalu signifikan,
hanya sedikit saja perbedaannya.
Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak tertentu, karena pembiasan
cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina. Bayangan
akan nampak jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian
bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam melihat benda antara orang yang
satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila rata-rata frekuensi kecil maka
kejelasan mata dalam melihat benda masih baik dan apabila rata-rata frekuensi
besar maka kejelasan mata dalam melihat benda kurang baik.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kelompok kami lakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
Jarak bintik buta pada mata kanan dan kiri manusia rata-rata adalah sama.
Bayangan benda tidak terlihat pada jarak tertentu, karena pembiasan
cahaya dari benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina karena
cahaya yang jatuh pada bagian ini tidak mengenai sel-sel batang dan
kerucut sehingga tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf optik yang
akhirnya menyebabkan tidak terjadinya kesan melihat. Sebaliknya, jika
pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning
pada retina, maka bayangan benda akan terlihat.
H. Daftar Pustaka
Firmansyah.
2010.
Indera
Khusus.