10 Faktor Penyebab Gizi Buruk Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Mata Kota Kendari Ratna Umi Nurlila
10 Faktor Penyebab Gizi Buruk Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Mata Kota Kendari Ratna Umi Nurlila
= 0,000, OR 12,67,
= 0,000, OR
102
0,000,OR 10,28.
Kata Kunci : Gizi buruk, balita, puskemas
A. Pendahuluan
Kualitas sumber daya manusia merupakan
paduan yang serasi dan seimbang antara fisik, mental
(rohani) dan sosial. Salah satu determinasi kualitas
manusia adalah terpenuhinya kebutuhan gizi yang
diperoleh melalui konsumsi pangan. Terwujudnya
kualitas sumber daya manusia merupakan proses
jangka panjang yang harus diperhatikan sejak janin
dalam kandungan hingga usia lanjut, sehingga
diperoleh manusia yang sehat, produktif dan tangguh
dalam
menghadapi
tantangan
zaman.
Untuk
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
ditentukan oleh status gizi yang baik. Status gizi yang
baik dapat terwujud bila makanan yang dikonsumsi
dapat memenuhi kecukupan gizi yang diperlukan, baik
dalam jumlah maupun mutu dari makanan itu sendiri
(Depkes RI, 2005).
Gizi buruk adalah suatu keadaan patologis yang
terjadi akibat tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan
berbagai zat gizi dalam jangka waktu yang relatif lama
(Moehji, 2002). Gizi buruk adalah suatu kondisi
seseorang yang kekurangan nutrisi atau nutrisinya
berada dibawah standar rata-rata (Nency, 2005).
Prevalensi gizi buruk pada balita adalah 5,4% dan gizi
kurang
pada
balita
adalah
13,0%.
Keduanya
menunjukkan bahwa baik target rencana pembangunan
jangka menengah untuk pencapaian program perbaikan
gizi (20%), maupun target Millenium Development
Goals pada tahun 2015 (18,5%) telah tercapai pada
tahun 2007. Namun demikian sebanyak 19 provinsi
mempunyai prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di
atas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe
Aceh
Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau,
103
No
Pola
asuh
1
2
Buruk
Baik
Total
Kasus
Kontrol
OR
(n)
19
6
24
26
25
100 25
50
100
(%)
48
52
10
0
x2
Hit
12,6 15,70
7
5
108
Pendapat
Kasus
No
an
keluarga (n) (%)
1 Kurang
21 84
2
Cukup
4 16
Total
25 100
Kontrol
(n)
6
19
25
(%) OR
Hit
(%)
24 27 54
16,
76 23 46
18,11
6
100 50 100
No ibu tentang
(%) OR
(n) (%) (n) (%)
Hit
gizi
1
Kurang
20 80 4 16 24 48
2
Cukup
5 20 21 84 26 52
20,5
21
1
Total
25 100 25 100 50 100
Tabel 3, menunjukkan bahwa dari 25 sampel
kasus sebagian besar 20 responden (80%) memiliki
pengetahuan ibu tentang gizi yang kurang. Sedangkan
dari 25 sampel kontrol sebagian besar 21 responden
(84%) memiliki pengetahuan ibu tentang gizi yang
cukup. Hasil uji statistik di dapatkan nilai = 0,000
dengan demikian nilai
= 0,05
Kasus
Asupan
(%
No
energi (n)
)
1 Kurang 19 76
2 Cukup
6 24
10
Total
25
0
Kontrol
(n) (%)
8
17
25
32
68
10
0
27
23
50
(%)
OR
54
46
10
0
6,79
x2
Hit
9,742
dapatkan nilai
= 0,002 dengan demikian nilai
lebih kecil dari
Asupan
No
protein
1
2
Kasus
Kontrol
(%)
OR
Hit
(%
(n) (%)
)
Kurang 20 80 7 28 27 54
10,2
Cukup
5 20 18 72 23 46
13,607
8
Total
25 100 25 100 50 100
(n)
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia
Pustaka Umum, Jakarta. 2003.
Depkes RI. Gizi Seimbang Menuju hidup Sehat Bagi
Balita, Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.2005
. Panduan Umum Keluarga Sadar Gizi, Ditjen
Bina
Kedehatan
Masyarakat,
Depkes
RI,
Jakarta.2007
. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Nasional
2007,
Badan
penelitian
dan
pengembangan
kesehatan,
jakarta,
www.
docstoc. Com/.../ laporan hasil riset kesehatan
dasar (riskesdas)-nasional 2007 (diaskes 11
februari 2010).2008
117
118