Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

MODEL PERPUSTAKAAN MODERN BERBASIS TEKNOLOGI


TINGGI : RUMAH CERDAS IGLO UNTUK STIMULATOR MINAT
BACA PENDUDUK INDONESIA

BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT

Diusulkan oleh:

Neng Tuti Haryati

220110110067

Angkatan 2011

Khotimah Anna Saputri

220110110004

Angkatan 2011

UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala.
Shalawat dan salam penyusun kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
Sallallahualaihiwasallam, karena atas hidayah-Nyalah, karya tulis yang berjudul
Model Perpustakaan Modern Berbasis Teknologi Tinggi: Rumah Cerdas Iglo
untuk Stimulator Minat Baca Penduduk Indonesia dapat diselesaikan dengan
tepat waktu. Karya tulis ini juga terselesaikan karena bantuan banyak pihak,
diantaranya: Ibu Desy Indra Yani, MNS selaku dosen pembimbing yang selalu
mendukung penulis. Orang tua penulis yang selalu merestui, mendoakan serta
memberi dukungan dan semangat kepada penulis dan kepada semua pihak yang
telah membantu penulis merampungkan tulisan ini.
Yang mendorong penulis membuat proposal ini adalah pengalaman ketika
survey pada anak-anak di jalan raya, pedesaan, ataupun tempat yang sulit
dijangkau. Penulis melihat banyak masyarakat yang tidak bisa membaca ataupun
menulis karena sulitnya mendapatkan buku, selain itu banyak juga yang sudah
bisa membaca tetapi keinginan membacanya tidak ada. Maka dari itu penulis
bermimpi ingin mewujudkan sebuah tempat yang didalamnya menyediakan
berbagai sumber bacaan, baik digital maupun konvensional. Melalui pengusulan
gagasan ini, semoga ide kami dapat menginspirasi pemerintah dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan di hari kemudian. Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ini
memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Sumedang, 1 Mei 2013

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ..............................................................................................

Kata Pengantar ............................................................................................. ii


Daftar Isi ...................................................................................................... iii
Ringkasan ..................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
Latar Belakang .............................................................................................. 2
Tujuan .......................................................................................................... 3
Manfaat ....................................................................................................... 3

GAGASAN .................................................................................................. 4
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ............................................................. 4
Solusi yang Pernah Diterapkan Sebelumnya.................................................. 5
Kondisi Kekinian yang Dapat Diperbaiki Melalui Gagasan ........................... 6
Pihak-Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu ........................................... 10
Langkah-Langkah Strategis Dalam Implementasi Gagasan ........................... 11

KESIMPULAN ........................................................................................... 12
Gagasan yang diajukan ................................................................................. 12
Teknik Implementasi Gagasan ................................................................. . 12
Prediksi Hasil yang Diperoleh ....................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13


LAMPIRAN ............................................................................................... 15
LAMPIRAN GAMBAR.............................................................................. 15

iii

MODEL PERPUSTAKAAN MODERN


BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI: RUMAH CERDAS IGLO UNTUK
STIMULATOR MINAT BACA PENDUDUK INDONESIA

Khotimah Ana Saputri; Neng Tuti Haryati.


Universitas Padjadjaran
Ringkasan
Membaca merupakan salah satu metode pendidikan yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi dan ilmu, namun budaya baca di kalangan pelajar,
mahasiswa, dan penduduk Indonesia belumlah mengakar. Masih diperlukan
proses dalam memperbaiki kualitas minat baca di kalangan penduduk Indonesia.
Tujuan utama dari penulisan karya tulis ini adalah untuk meningkatkan
minat

baca

penduduk

Indonesia,

membangun

kreativitas

masyarakat,

memberikan kenyamanan bagi para pembaca, dan mensinergiskan peran


pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Manfaat dari rumah
cerdas Iglo untuk mengakrabkan penduduk dengan buku, meningkatkan kualitas
intelektual sumber daya penduduk Indonesia, membangun peran dan fungsi
antara

pemerintah,

serta

meningkatkan

kepekaan

pemerintah

terhadap

permasalahan kurangnya minat baca di Indonesia.


Minat membaca penduduk yang masih rendah harus mendapat perhatian
khusus dari pemerintah, karena dengan minat membaca yang rendah akan
berimbas ke kualitas suatu negara, sehingga diperlukan suatu strategi supaya
penduduk Indonesia tertarik dalam membaca, contoh: Rumah cerdas Iglo kami
kembangkan untuk menyempurnakan program yang telah pemerintah lakukan
dengan fasilitas yang lebih lengkap.
Karya tulis ini terdiri atas pendahuluan, gagasan, dan kesimpulan.
Gagasan dan proses implementasinya telah dikemukakan di dalam ketiga poin
tersebut. Pembangunan rumah cerdas ini diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, dan mengubah perilaku

masyarakat untuk lebih

memahami pentingnya budaya membaca.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan, karena
pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(Bastian, 2006). Tanpa pendidikan suatu negara tidak berarti apa-apa, walaupun
memiliki padat penduduk yang jumlahnya sangat tinggi, sumber daya manusia
dari suatu bangsa bukan modal fisik atau sumber daya material yang merupakan
faktor paling menentukan karakter dan kecepatan pembangunan sosial dan
ekonomi suatu bangsa bersangkutan (Todaro, 1997).
Selain pendidikan, komponen lain yang tidak kalah penting adalah
membaca. Membaca merupakan salah satu kegiatan dari suatu pendidikan,
kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang kompleks, seperti informasi dan
ilmu yang terkandung didalamnya serta dapat menambah bahasa yang belum
diketahui. Namun, kondisi yang terjadi di Indonesia sangat memprihatinkan,
untuk mendapatkan suatu informasi masyarakat lebih suka menonton televisi
dibandingkan membaca koran, ini dapat ditunjukkan dari data BPS (2006) bahwa
masyarakat lebih memilih menonton televisi sebesar 85,9 persen dan atau
mendengarkan radio sebesar 40,3 persen dan jumlah yang membaca koran
sejumlah 23,5 persen.
Berdasarkan laporan UNDP tahun 2003 dalam (Human Development
Report) 2003 bahwa Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Indeks
HDI) berdasarkan angka buta huruf menunjukan bahwa pembangunan manusia
di Indonesia menempati urutan yang ke 112 dari 174 negara di dunia. Sedangkan
Vietnam menempati urutan ke 109 padahal negara itu baru saja keluar dari konflik
politik yang cukup besar.
Sebagaimana kita tahu, gerbang awal upaya pencerdasan bangsa adalah
melalui upaya peningkatan minat baca. Meningkatnya minat baca di masyarakat
merupakan paradigma yang perlu diperhatikan serius, apakah kita sudah cukup
bangga terhadap prestasi atau gelar sebagai bangsa yang termasuk kategori zona
degradasi

dalam

hal

pengembangan

minat

baca

masyarakat

(www.

kpad.pekalongankota.go.id).

Dari berbagai sumber yang didapatkan, maka disimpulkan bahwa


rendahnya minat baca masyarakat Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, di
antaranya adalah kendala ketersediaan sarana buku yang dapat dibaca, kondisi
perpustakaan-perpustakaan yang kurang menarik dan memadai untuk dikunjungi
masyarakat, rendahnya minat membaca masyarakat, hingga hambatan lain berupa
rendahnya political will pemerintah dalam memajukan pendidikan melalui upaya
peningkatan minat baca.
Untuk itu, perlu adanya perhatian khusus untuk meningkatkan minat baca
masyarakat. Salah satu cara meningkatkan minat baca masyarakat adalah dengan
menciptakan kondisi perpustakaan yang unik untuk menarik perhatian
pengunjung. Dari sinilah timbul sebuah gagasan yang berjudul Model
Perpustakaan Modern Berbasis Tekhnologi Tinggi: Rumah Cerdas Iglo untuk
Stimulator Membaca Penduduk Indonesia.
Tujuan
Tujuan penulisan PKM GT ini di bagi menjadi dua, yaitu tujuan umum
dan khusus di antaranya
Tujuan umum :
Mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengembalikan peran utama
perpustakan sebagai tempat yang mudah diakses dan sarana menambah wawasan
masyarakat.
Tujuan khusus :
1. Meningkatkan minat baca penduduk Indonesia.
2. Meningkatkan angka aksarawan khususnya di desa-desa dan menurunkan
angka buta huruf.
3. Memfasilitasi pemerintah dalam memberikan kontribusinya bagi masyarakat
Indonesia.
4. Membangun kerja sama terhadap peran dan fungsi yang sinergis antara
pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Manfaat
Sedangkan beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui
penulisan PKMGT ini adalah sebagai berikut:
3

1. Mengakrabkan masyarakat dengan buku.


2. Meningkatkan kualitas intelektual sumber daya masyarakat Indonesia
3. Meningkatkan kepekaan sosial pemerintah Indonesia terhadap permasalahanpermasalahan sosial masyarakat Indonesia.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Kemampuan membaca (Reading Literacy) anak-anak Indonesia sangat
rendah bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, bahkan
dalam kawasan ASEAN sekali pun. International Association for Evaluation of
Educational (IEA) pada tahun 1992 dalam sebuah studi kemampuan membaca
murid-murid Sekolah Dasar Kelas IV pada 30 negara di dunia, menyimpulkan
bahwa Indonesia menempati urutan ke 29 setingkat di atas Venezuela yang
menempati peringkat terakhir pada urutan ke 30 (Baderi, 2003).
Data di atas relevan dengan hasil studi dari Vincent Greannary yang
dikutip oleh Worl Bank dalam sebuah Laporan Pendidikan Education in
Indonesia From Cricis to Recovery tahun 1998. Hasil studi tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan membaca anak-anak kelas VI Sekolah Dasar
kita hanya mampu meraih kedudukan paling akhir dengan nilai 51,7 setelah
Filipina yang memperoleh nilai 52,6 dan Thailand dengan nilai 65,1 serta
Singapura dengan nilai 74,0 dan Hongkong yang memperoleh nilai 75.5
(Baderi,2003).
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2006 menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan
membaca sebagai sumber utama dalam mendapatkan informasi. Masyarakat lebih
memilih menonton televisi (85,9%) dan atau mendengarkan radio (40,3%)
daripada membaca koran (23,5%), dan yang lebih khusus lagi data dari kepala
badan perpustakaan dan arsip daerah provinsi Jawa barat Heni Heryani
mangatakan minat baca warga jawa barat sangat rendah indeks minat baca di
jawa barat adalah 0,001 atau satu buku di baca oleh seribu orang.
Perpustakaan umum di Indonesia sekarang masih kurang berkembang. Di
tahun 2003, terdapat 26 perpustakaan provinsi, 452 perpustkaan umum di kota4

kota, kecamatan dan desa-desa, serta 346 perpustakaan di tempat Ibadah. Terdapat
12.618 perpustakaan sekolah, tetapi harus disadari bahwa banyak dari
perpustakaan tersebut hanya terdiri dari rak-rak buku yang sering terkunci. Ini
adalah jumlah yang sangat kecil untuk negara yang sangat besar dengan jumlah
populasi 240 juta orang. Terlepas dari jumlah tersebut, kualitas dan pelayanan
yang ditawarkan tidak menarik. Pada akhirnya, perpustakaan umum tidak tampak
menarik atau sebagai sumber daya yang tersedia bagi kelompok besar populasi.
Perpustakaan Umum Daerah Jakarta(Perpumda) berlokasi di lantai 7 gedung
pemerintahaan. Untuk dapat kartu anggota perputakaan dibutuhkan identifikasi,
biaya masuk, dan kadang-kadang surat pengantar dari kantor atau RT/RW, dan
waktu sekitar 2 minggu (Haklev, 2008).
Perpustakaan yang dapat diakses masyarakat secara luas adalah
perpustakaan nasional dan perpustakaan umum. Perpustakaan nasional yang
merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dan menaungi
perpustakaan propinsi dan daerah memang berkedudukan di ibukota negara sesuai
yang tertera dalam Pasal 21 UU tentang Perpustakaan No. 43/2007. Praktis,
perpustakaan nasional tidak serta merta dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat
Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Walaupun terbuka untuk
umum, koleksinya bersifat tertutup dan tidak dipinjamkan untuk dibawa
pulang.

Karena itu, seharusnya perpustakaan umum yang ada di tingkat

kabupaten/kota atau lingkup yang lebih kecil dapat menjadi perpustakaan ideal
bagi masyarakat lokalnya (www.pnri.go.id) .
Problema yang sering muncul terhadap perpustakaan yang telah ada di
antaranya perpustakaan yang tersedia belum dikelola secara memadai, jumlah
perpustakaan masih sangat sedikit, hanya kalangan tertentu saja yang bisa
mengakses perpustakaan, dan belum ada good will dari pemerintah untuk serius
mengembangkan perpustakaan (www.perpustakaan.kaltimprov.go.id).
Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya
Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) membangun komitmen bersama
dengan

perpustakaan

umum

provinsi

untuk

mewujudkan

tercapainya

Perpustakaan Digital Nasional Indonesia (E-Library). Perpusnas telah menetapkan


dan menyusun program E-Library dengan menyusun grand design pembangunan
5

Perpustakaan

Digital

Nasional

Indonesia

Tahun

2010-2014.

Tujuan

pengembangan e-Library adalah membangun perpustakaan digital nasional yang


terintegrasi dalam periode 2008-2014 sebagai respon terhadap lahirnya UU No. 43
Tahun 2007 tentang Perpustakaan dengan memanfaatkan dukungan teknologi
informasi dan komunikasi terkini. Rencana kegiatan E-Library tahun 2009-2014
ini, di antaranya pembangunan pangkalan data metadata nasional, terbangunnya
jaringan perpustakaan digital nasional, terwujudnya koleksi perpustakaan digital
nasional, peningkatan akses layanan perpustakaan digital nasional melalui portal
web,

terbentuknya struktur organisasi yang dapat mendukung penerapan

perpustakaan digital nasional dan meningkatkan kualitas layanan publik


(pnri.go.id).
Program pemerintah selanjutnya adalah pengembangan perpustakaan
umum di kabupaten atau kota yang berada di daerah pedesaan, daerah terisolir,
dan daerah terpencil. Program ini bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk
membuat Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Dalam implementasinya, program
pemerintah ini melakukan pendekatan melalui pengembangan dan pemberdayaan
perpustakaan sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan
karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi pada
para pemustaka (pengguna perpustakaan) (Pustakaindonesia.org).
Kondisi Kekinian yang Dapat Diperbaiki melalui Gagasan
Strategi rumah cerdas iglo untuk meningkatkan minat baca penduduk
Indonesia:
Model bangunan iglo
Rancangan suatu bangunan atau lingkungan yang bagus akan meyebabkan
orang merasa lebih nyaman, aman, dan produktif dan sebaliknya rancangan yang
jelek akan membuat perasaan tidak berdaya (powerless) dan menimbulkan stress
(Widodo, 2000). Demikian juga dengan suatu rancangan perpustakaan. Suatu
rancangan perpustakaan yang baik, akan menyebabkan pengunjung perpustakaan
merasa nyaman, aman, dan produktif.
Desain interior adalah salah satu hal yang cukup penting dalam rancangan
suatu bangunan, khususnya dalam hal ini adalah pembangunan perpustakaan.
6

Perpustakaan yang baik dalam perencanaan gedung dan ruang perpustakaannya


perlu memperhatikan fungsi tiap ruang, unsur

unsur keharmonisan

dan

keindahan, baik dari segi interior maupun eksterior.


Iglo adalah rumah atau tempat tinggal sementara, berbentuk kubah dan
dibangun dari balok-balok salju. Namun, dalam rumah cerdas ini bangunan tidak
terbuat dari salju. Adopsi bentuk gedung seperti kubah merupakan model yang
unik. Sejauh ini kebanyakan model perpustakaan di Indonesia berbentuk seperti
gedung pada umumnya.

Perpustakaan berada di lokasi yang strategis.


Lokasi perpustakaan yang baik adalah berada di tempat yang strategis dan

mudah dijangkau oleh masyarakat. Akses mudah menuju perpustakan adalah poin
penting untuk memikat ketertarikan masyarakat. Perpustakaan besar dan modern
haruslah ada di 33 provinsi di Indonesia. Lebih baik lagi jika di setiap kota di
Indonesia memiliki perpustakaan besar dengan fasilitas yang memadai. Tentunya
akan menjadi daya tarik tersendiri ketika seseorang ingin mencari informasi
terbaru tidak perlu pergi ke pusat kota.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia tahun
2010 mencapai 237,56 juta jiwa. Untuk langkah awal rumah cerdas iglo dibangun
di lima kota dengan penduduk terbanyak. Hal ini dilakukan karena jumlah
penduduk yang banyak bisa dijadikan sampel untuk minat baca di seluruh
Indonesia. Lima kota tersebut adalah Jawa Barat 43,02 juta jiwa, Jawa Timur
37,47 juta jiwa, Jawa Tengah 32,38 juta jiwa, Sumatera Utara 12,98 juta jiwa,
Banten 10,54 juta jiwa, dan DKI Jakarta 9,59 juta jiwa.

Menciptakan suasana aman dan nyaman


Perencanaan gedung yang baik akan menghasilkan tempat yang efisien,

nyaman, dan menyenangkan bagi staf perpustakaan maupun pengunjung.


Kenyamanan yang semakin baik mengindikasikan adanya rasa motivasi yang
tinggi untuk mengunjungi perpustakaan. Ruang yang nyaman bisa menyebabkan
pengguna merasa tidak tertekan, tidak gelisah, dan merasa mendapatkan
kebebasan beraktivitas di ruangan (Sukesi dalam Adianto, Alfian, 2011 ).

Keamanan pengunjung juga harus diperhatikan. Rumah cerdas iglo


memiliki ruang penitipan barang, sarana parkir kendaraan yang dijaga oleh
petugas keamanan, dan pemasangan CCTV di tiap ruangan.
Koleksi buku lengkap dan selalu up to date
Koleksi buku merupakan bagian yang paling penting di dalam
perpustakaan. Di dalam rumah cerdas iglo terdapat buku-buku yang selalu
diperbaharui setiap tahunnya. Koleksi buku di rumah cerdas tidak hanya buku
terbitan dalam negeri namun juga disediakan buku luar negeri dengan bahasa
Inggris, Mandarin, dan Arab. Selain koleksi buku yang harus lengkap, terdapat
koleksi majalah dalam negeri dan luar negeri.
Pada lantai pertama rumah cerdas iglo terdapat koleksi lengkap buku-buku
sosial, ekonomi, dan pemerintahan. Sedangakan pada lantai dua terdapat bukubuku science seperti kesehatan, pertanian, peternakan, geologi, astronomi,
metereologi, MIPA, dan lain-lain. Lantai tiga berisi buku-buku agama dan
budaya. Lantai ini memiliki koleksi buku budaya seluruh Indonesia dan berbagai
buku budaya luar negeri. Untuk lantai empat berisi buku mengenai teknologi
informasi berserta perangkat teknologi. Perangkat teknologi tersebut terdiri dari
komputer layar sentuh, monitor layar besar yang berisi kondisi mengenai
meteorologi dan klimatologi di Indonesia.
Fasilitas yang lengkap dan memadai.
Fasilitas yang lengkap akan menjadi daya tarik pengunjung. Begitupun
dengan bentuk bangunan yang unik dan tidak terkesan membosankan akan
menjadi perhatian khusus masyarakat.
Dengan berkembangnya IPTEK, akses informasi akan sangat mudah
didapatkan melalui internet. Namun, ada beberapa efek samping ketika yang
didapatkan misalnya ketika berlama-lama berdiam diri di depan laptop atau
computer, radiasi yang terpancar ke mata akan lebih banyak, begitupun dengan
aspek sosial. Mengurung diri di kamar akan terkesan individualis dan tidak mau
bersosialisasi. Untuk itulah peran perpustakaan sangat penting.
Seiring dengan perkembangan era globalisasi, seseorang semakin dituntut
untuk lebih meningkatkan kapabilitas dirinya untuk bisa bersaing global bersama
masyarakat dunia. Persaingan global di era sekarang sangat identik dengan
8

teknologi. Masyarakat yang kenal teknologi lah yang bisa bersaing, terinspirasi
dari itulah maka rumah cerdas bentuk iglo ini kami lengkapi dengan berbagai
fasilitas berteknologi tinggi. Rumah cerdas iglo memiliki ruangan 3D berupa film
dokumenter maupun animasi yang didalamnya berisi materi yang ada didalam
buku. Hal ini dibuat untuk mengantisipasi penduduk yang belum bisa membaca,
sehingga mereka masih bisa mengetahui isi buku dengan menyaksikan film
tersebut meskipun tanpa membaca. Selain itu, didalam 3D juga dilengkapi tutorial
membaca untuk pengunjung yang belum bisa membaca.
Pada lantai pertama terdapat taman besar yang di tengah terdapat peta
dengan media touch screen. Pengunjung tidak perlu repot untuk membuka atlas
jika ingin mengetahui demografi Indonesia dan negara lain. Peta tersebut
dilengakapi dengan teknologi mutakhir yang bisa di zoom in dan zoom out.
Lantai keempat tidak hanya berisi buku teknologi, komputer, dan monitor
namun juga terdapat ruang kedap suara untuk menonton CD interaktif yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
Lantai kelima dilengkapi dengan ruang peragaan ilmu pengetahuan,
tempat ibadah, dan mini market.
Setiap lantai memiliki ruang informasi. Ruang informasi adalah tempat
pustakawan (pengelola perpustakaan) memberikan layanan informasi baik tentang
buku, proses peminjaman atau pengembalian buku. Agar tidak terjadi crossing
(persilangan) antara yang meminjam dengan yang mengembalikan buku,
pustakawan (pengelola perpustakaan) memisahkan tempat menjadi dua bagian
yakni tempat peminjaman buku dan pengembalian buku.
Terdapat ruang baca yang bervariasi di rumah iglo ini. Ruang baca terdiri
dari ruang umum dan ruang khusus. Ruang khusus merupakan ruangan personal
bagi pengunjung yang tidak ingin diganggu oleh pengunjung lain.
Penyimpanan buku di rumah cerdas ini menggunakan sistem pola terbuka.
Sistem pola terbuka adalah sistem yang menggunakan penyimpanan buku secara
tumpukan terbuka dilengkapi dengan ruang baca di dekatnya. Hal ini ditujukan
agar pengunjung bisa secara bebas mengambil buku yang pembaca minati.
Setiap lantai dilengkapi dengan Air Conditioner(AC), sistem pencahayaan
yang natural, dan aromaterapi untuk membuat nyaman para pengunjung.
9

Pelayanan yang cepat dan memudahkan.


Saat ini masyarakat membutuhkan pelayanan yang serba cepat dan mudah.

Mereka tidak mau berlama-lama antri menunggu dilayani peminjaman dan


pengembalian buku. Pelayanan dengan tulisan tangan sangat lama dan tidak
efisien waktu. Dengan komputerisasi, pelayanan pencatatan peminjaman dan
pengembalian buku bisa semakin cepat dan efisien. Para pengunjung juga bisa
segera beralih menuju aktivitas mereka yang lainnya.

Mengadakan berbagai acara menarik secara berkala.


Hal lain yang bisa menarik minat masyarakat terhadap perpustakaan

adalah penyelenggaraan berbagai kegiatan di lingkungan perpustakaan. Misalnya


lomba mewarnai untuk anak-anak, lomba menulis puisi, cerpen, artikel,
menyelenggarakan bedah buku best seller dengan mendatangkan penulisnya dan
sebagainya. Berbagai kegiatan itu akan membuat masyarakat tertarik untuk
mengikutinya. Selain itu mereka menjadi tidak bosan mengunjungi perpustakaan.
Pihak-pihak Terkait dalam Implementasi Gagasan
Beberapa pihak yang membantu dalam implementasi gagasan :
1. Instansi Pemerintah pusat
Pemerintah pusat sebagai pembuat kebijakan memiliki kewenangan untuk
membuat peraturan-peraturan yang mendukung proses pelaksanaan program.
2. Instansi Pemerintah Daerah
Dalam implementasi gagasan ini, keterlibatan pemerintah daerah, seperti
DPRD Jawa Barat dan DPRD provinsi lainnya berkewenangan dalam menyusun
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pendanaan pembuatan
rumah cerdas Iglo.
3. Instansi pendidikan
Dukungan dari institusi pendidikan sangat diperlukan untuk mendorong
masyarakat semakin tertarik untuk membaca. Seperti yang kita ketahui bahwa
instansi pendidikan adalah tempat yang paling dekat dengan masyarakat sehingga
akan menjadi stimulator yang bagus kepada masyarakat untuk selalu mencari
informasi yang terkait.
4. Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)

10

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) merupakan Lembaga


Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada presiden. PNRI merupakan pusat perpustakaan yang ada di Indonesia.
Kedudukannya akan sangat berperan penting untuk melancarkan gasagas rumah
cerdas ini untuk sinergisitas antara perpustakaan nasional dengan perpustakaan
provinsi atau kota.
5. Penduduk Indonesia
Penduduk Indonesia berperan penting dalam program ini. Mereka tidak
hanya sebagai objek pengunjung perpustakan, namun turut berpartisipasi dalam
membangun Indonesia yang cerdas.
6. Media informasi dan komunikasi
Kemampuan media untuk mengulas isu, berita, maupun ide tentang
pentingnya membaca akan mendorong kebutuhan baca masyarakat Indonesia.
Publikasi gedung perpustakaan juga diperlukan untuk memberitahu masyarakat
bahwa telah ada wadah untuk mencari berbagai informasi terkait ilmu yang
diminati.
Langkah-langkah Strategis dalam Implementasi Gagasan
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mewujudkan rumah cerdas iglo,
di antaranya:
Tahap Persiapan:
Mendata lima kota dan kabupaten di Indonesia berdasarkan jumlah
penduduk terbanyak
Mengajukan proposal dan pendekatan dengan instansi pemerintah pusat
dan daerah
Melakukan kerja sama dengan instansi pemerintah pusat dan daerah
Menentukan lokasi pembangunan di lima kota penduduk terbanyak
Mendirikan gedung rumah cerdas iglo

Tahap Pra Implementasi:

Membentuk pengurus rumah cerdas iglo


Membentukan mekanisme pelaksanaan rumah cerdas iglo
Melakukan kerja sama dengan media informasi dan komunikasi untuk
publikasi

11

Tahap Implementasi:
Melakukan pendataan pengunjung rumah cerdas iglo di lima kota dengan
penduduk terbanyak
Membagian tugas bagi setiap pungurus rumah cerdas iglo
Menentukan jadwal kunjungan rumah cerdas iglo

Tahap Evaluasi:
Mengevaluasi melalui penyebaran kuesioner dan wawancara secara
berkala
Mengevaluasi jumlah pengunjung setiap harinya dan membandingkan
dengan jumlah penduduk yang telah didata
Mengevaluasi jumlah buku yang di pinjam oleh pengunjung rumah cerdas
iglo setiap harinya

Gambar 1. Tahap Implementasi Rumah Cerdas Iglo.


KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Gagasan yang diajukan dalam PKM GT ini adalah membuat tempat
sebagai sarana belajar dalam bentuk yang unik yaitu Iglo sebagai optimalisasi
yang telah digencarkan oleh berbagai komponen pendukung program peningkatan
minat baca. Rumah cerdas ini dibangun di lima kota besar dengan penduduk
terbanyak, jika minat baca di lima kota besar tersebut meningkat maka akan
dilakukan pembangunan di kota-kota yang lainnya. Rumah cerdas ini akan lebih
menonjolkan bentuk dan fasilitas memadai sebagai kunci utama penarik minat
baca. Dalam implementasinya, pembangunan rumah cerdas ini diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan mengubah perilaku masyarakat untuk
lebih memahami pentingnya budaya membaca.
Teknik Implementasi Gagasan
Teknik implementasi yang dapat dilakukan dalam mewujudkan gagasan
tertulis ini dimulai dengan melakukan pendekatan kepada instansi pemerintah
pusat, instansi pemerintah daerah, instansi pendidikan, Lembaga Pemerintah Non
12

Departemen, media informasi dan komunikasi, sektor swasta, dan penduduk untuk
menentukan sejauh mana penerimaan model dalam implementasi gagasan.
Dipihak lain, persiapan internal sumber daya buku-buku menjadi hal yang sangat
penting untuk kemudian menginisiasi proses membaca, persiapan pembangunan
rumah cerdas hingga pelaksanaan pihak-pihak terkait dalam mendukung
perwujudan rumah cerdas iglo. Selanjutnya, alur implementasi gagasan dapat
diimplementasikan seperti pada Gambar 1, di halaman sebelumnya. Instansi
pemerintah pusat, instansi pemerintah daerah, instansi pendidikan, Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND), media informasi dan komunikasi, dan
penduduk. Gagasan implementasi rumah cerdas iglo bukan menjadi objek,
melainkan menjadi subjek gagasan. Oleh karena itu, dalam implementasi perlu
dilakukan sosialisasi yang tepat untuk menjaring kesadaran penduduk.
Prediksi Hasil yang Diperoleh
Gagasan rumah cerdas iglo diharapkan dapat mendukung program
pemerintah, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa yang terdapat dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4. Selain itu, gagasan ini juga
mendukung program pemerintah lainnya seperti perpustakaan keliling dan Taman
Baca Masyarakat (TBM). Lebih lanjut mengenai keberhasilan program ini, yakni
apabila publikasi terhadap gagasan rumah cerdas berjalan dengan optimal maka
kesadaran penduduk mengenai budaya membaca akan meningkat. Jika kegiatan
membaca pada masyarakat telah membudaya, maka secara tidak langsung angka
buta huruf akan menurun, wawasan pengetahuan masyarakat meningkat, dan
akhirnya kualitas Sumber Daya Manusia akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Baderi, A. 2003. Gerakan Nasional Membaca ; Suatu Pemikiran

Ke Arah

Akuntabilitas Pemerintah. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.


Haklev, S. 2008. Mencerdaskan Bangsa- Suatu Pertanyaan Fenomena Taman
Bacaan di Indonesia. Scarborough : International Development Sudies.
Jauhari, H. 2008. Pedoman Penulisan Karya ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia

13

Rachmat, ST. 2004. Kewarganegaraan (Citizenship) 4: Untuk Sekolah Dasar


Kelas 4. Jakarta: PT. Grasindo.
Siswono, TYE. 2006. Matematika SMP dan MTs untuk kelas IX. Jakarta: Esis
Sutarno, NS. 2004. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Samitra Media Utama
Widodo, P B. Rancangan Perpustakaan Di Perguruan Tinggi: Kajian Psikologi
Lingkungan. Buletin Psikologi VIII (1) 2000: 33 43.
Kulsum, U. 2010. Bangun Perpustakaan Berkonsep Alam. Available at:
http://bapusipda.jabarprov.go.id/index.php/berita/preview/101

diakses

pada 17 Maret 2013 pukul 20.39 WIB.


Listiani,

W.

2007.

Desain

Ruang

Perpustakaan.

Avalaible

at:

http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=19 diakses pada 17


Maret 2013 pukul 17.23 WIB.
Pravesti, V. 2013. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan melalui
Penyediaan

Taman

Baca

Masyarakat.

Avaiable

at

http://www.pustakaindonesia.org/2013/02/01/peningkatan-kesejahteraanmasyarakat-pedesaan-melalui-penyediaan-taman-baca-masyarakat/.
Diakses pada tanggal 11 Maret 2013 pukul 14.00 WIB.
Salmah, T. 2013. Strategi Peningkatan Baca di Kalangan Penduduk Indonesia.
Available at: www.pustakaindonesia.org/2013/02/01/strategi-peningkatanminat-baca-di kalangan-penduduk-indonesia/ diakses pada 1 Maret 2013
pukul 1.50 WIB
Salmubi. (2008, Desember). Visi Pustaka[majalah online]. Implementasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi Menjadikan Perpustakaan Nasional RI
Lebih Berdaya di Aras Nasional dan Internasional. 10-13. Available at:
http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=92 [17 Maret 2013]

14

LAMPIRAN
Biodata Ketua Kelompok
Nama

: Neng Tuti Haryati

Npm

: 220110110067

Tempat tanggal lahir

: Bandung, 3 April 1993

Karya ilmiah yang pernah dibuat

- PKM-K dengan judul Sumber Protein Segar dari Sup NADORY (Nata De
oryzae)
- PKM-K dengan judul Lumpia Choco Hot
- Karya tulis ilmiah dengan judul Penelitian Perbedaan Respon Tanaman
terhadap Berbagai Jenis Pupuk
Penghargaan ilmiah yang

:-

Biodata Anggota kelompok 1


Nama

: Khotimah Ana Saputri

Npm

: 220110110004

Tempat tanggal lahir

: Yogyakarta, 16 September 1993

Karya ilmiah yang pernah dibuat

- PKM-K dengan judul Doladi (Donat Talas Diabetes)


Penghargaan ilmiah yang

:-

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 2. Contoh Gambaran perpustakaan model iglo tampak depan


15

Anda mungkin juga menyukai