Anda di halaman 1dari 3

ensiklopediapramuka.

com
http://www.ensiklopediapramuka.com/2012/08/adat-ambalan-penegakracana-pandega.html?pfstyle=wp

Adat Ambalan Penegak/Racana Pandega


Latar Belakang
1. Dalam sistem pendidikan kepramukaan, tata adat ambalan merupakan salah satu alat
pendidikan.
2. Tata adat ambalan/racana dirumuskan dan diterapkan oleh para anggota
ambalan/racana itu sendiri untuk menciptakan cara, budaya dan nilai-nilai pergaulan
antar anggota ambalan/racana agar tercipta lingkungan pergaulan yang sehat, etis,
berbudaya dan atas dasar prinsip-prinsip persaudaraan bakti.
3. Penyusunan tata adat ambalan/racana diinspirasi oleh tata pergaulan dan pola
kehidupan masyarakat Indonesia yang ideal yang menceriminkan cipta, rasa dan karsa
sebagai masyarakat yang modern, berbudaya dan penuh toleransi. Karena terus
diterapkan dan dijaga bersama maka tata pergaulan tersebut selanjutnya membentuk
sistim nilai, kearifan dan kebijakan yang berbentuk ketentuan- ketentuan yang disepakati bersama dan
mengikat seluruh anggota masyarakat itu sendiri.
4. Mengacu pada hal di atas maka tata adat ambalan/racana dirumuskan dengan mengacu pada tata nilai
pergaulan dan tata nilai persaudaraan bakti yang mencerminkan cipta, rasa dan karsa para anggota
ambalan/racana. Nilai-nilai tersebut harus bisa disepakati bersama dan diterapkan dalam pergaulan
antar anggota ambalan/racana sehingga tercipta lingkungan pembinaan yang khas, etis, sehat,
harmonis, menyenangkan dan saling menghargai.
5. Tata nilai pergaulan dan persaudaraan bakti tersebut diterapkan dalam lingkungan yang dinamis,
konsisten memberikan "punishment" bagi yang melanggar dan "reward" bagi yang berdisiplin, terus
dikoreksi dan disesuaikan dengan aspirasi dan semangat zaman serta dijaga bersama oleh seluruh warga
ambalan/racana sehingga kemudian tata nilai tersebut akan dapat menjelma menjadi aturan adat tradisi
ambalan/racana yang kokoh dan menjadi kebanggaan bersama.
Metode merumuskan dan mengembangkan adat tradisi ambalan/racana
1. Adat tradisi ambalan/racana merupakan operasionalisasi sistem kode kehormatan Gerakan pranuka.
2. Adat tradisi ambalan/racana tidak boleh bertentangan dengan semua tata aturan dalam Gerakan
Pramuka.
3. Adat tradisi ambalan/racana harus berpijak dan tidak boleh bertentangan dengan tata nilai masyarakat
dimana ambalan/racana itu berada dan tata nilai masyarakat Indonesia pada umumnya.
4. Adat tradisi ambalan/racana dirumuskan, diterapkan dan dikembangkan atas dasar aspirasi, cipta, rasa
dan karsa dari para anggota ambalan/racana itu sendiri.
5. Adat tradisi ambalan/racana mengandung nilai-nilai pendidikan dan dapat dijadikan sebagai salah satu
alat utama pendidikan kepramukaan yang khas di amabalan/racana yang bersangkutan.
6. Adat tradisi ambalan/racana tidak mengarahkan para Pramuka Penegak/Pandega untuk menjadi
kelompok yang eksklusif, tertutup dan intoleran.
7. Perumusan, revisi, evaluasi dan pengembangan aturan adat/racana ambalan/racana menjadi salah satu
agenda pokok dalam musyawarah ambalan/racana.
Penerapan Adat dan Tradisi Ambalan/Racana :
1. Tata pergaulan sehari-hari antar warga ambalan/racana

2. Tata persaudaraan bakti terutama pada penyelenggaraan kegiatan bakti dan kegiatan

ambalan/racana

3. Upacara-upacara yang diselenggarakan oleh ambalan/racana


4. Tata kerjasama dengan ambalan/racana lain atau dengan organisasi kepemudaan non

kepramukaan.

5. Dalam hal "mengadili" pelanggaran aturan adat oleh anggota, ambalan/racana dapat membentuk dewan
kehormatan ambalan/racana atas persetujuan pembina satuan.
Komponen Adata Ambalan/Racana
1. Nama ambalan/racana yang dipilih merupakan sumber inspirasi, keteladanan, semangat juang dan citacita yang harus bisa menjadi acuan pergaulan dan arah pengembangan ambalan/ racana kedepan.
2. Amsal ambalan/racana adalah semboyan yang disusun berdasarkan kehendak, cita-cita dan semangat
warga ambalan/racana untuk berkarya, berbakti dan berprestasi. Amsal ambalan/racana harus dapat
membangun ikatan batin, kebanggaan, kesatuan pandangan dan semangat persaudaraan bakti warga
ambalanr acana didalam bina diri, bina satuan dan bina lingkungan. Amsal ambalan/racana umumnya
disusun dalam bentuk untaian kata mutiara dengan kata-kata yang terpilih, misalnya : rela darma bakti
luhur darma bakti, rela darma berbudi bawa laksana, dll.
3. Sandi ambalan/racana merupakan kode etik atau pedoman tingkah laku dan gambaran watak warga
ambalan/racana yang diinginkan sebagai perwujudan Kode Kehormatan Pramuka. Didalam sandi
ambalan/racana hendaknya mencerminkan cita-cita luhur, kata dan kehendak hati, tanggungjawab moral
yang ingin diraih oleh para anggota ambalan/racana yang bersangkutan. Isi sandi ambala/racana
sebaiknya mencerminkan pula nama dari ambalan/acana yang dipilih.
4. Sandi ambalan/racana digunakan dalam berbagai kegiatan dan berbagai jenis upacara ambalan/racana,
termasuk upacara pembukaan dan penutupan latihan rutin. Mangacu pada konsensus nasional pada
waktu PW dan MUSPPANITERA I di Gisting Lampung tahun 1971, ditetapkan dua sikap dalam
pembacaan sandi ambalan/racana : (a) Sikap untuk putra : menundukan kepala seraya telapak tangan
kanan diletakan di dada atau di atas detak jantung. (b) Sikap untuk putri : menundukan kepala seraya
tangan dilipat bersedekap di atas perut.
5. Namun demikian sesuai dengan sifat ada yang berbeda-beda maka setiap ambalan/racana pada
dasarnya dapat merumuskam sikap dalam pembacaan sandi ambalan/racana sesuai dengan aspirasi dan
cara terbaik yang disepakti bersama oleh warga ambalan/racana.
Contoh Sandi Ambalan (Sandi DKD DIY)
Sandi Wirajaya
Di hadapan Sang Merah Putih nan diliputi keagungan
Penegak Pandega putik bunga yang siap berkembang
Mewangi sekujur tubuh Indonesia
Siaga membela keagungannya
Sampai hirup nafas terakhir
Bisik Ketuhanan
Menggugah sukma patriotisme
Menyapu jelaga keonaran
Keteguhan dan kejujuran adalah keutamaan
Rona cerah di wajah dan di hati memancar ke persada Pertiwi
Penegak Pandega
Raga
Kalbunya
Penuh air kasihmenyiram alam
Kokoh teguh...mantap
Menolong sesama
Bercakap benar
Sederhana warna hidupnya

Bersopan santun tinggi


Satria Jaya
Trap Susila Berbudi Bawa Laksana semboyannya
Itulah kehendak kita
Rela Darma Bakti Diri budi Luhur Darma Bakti

Perlamabang & Pusaka Adat Ambalan/Racana


1. Ambalan/Racana juga dapat memiliki perlambang baik yang berupa badge ambalanb/racana maupun
panji ambalan/racana.Penggunaannya tidak boleh bertentangan dengan PP Kwarnas
terkait yang
mengatur hal tersebut.
2. Ambalan/Racana juga dapat memiliki Pusaka Ambalan/Racana yang dapat menjadi alat pemersatu dan
menjadi lambang persaudaraan bakti. Pusaka ini hanya sekedar simbol dan tidak boleh dikeramatkan,
misalnya kapak, keris, rencong, tombak, panah, dsb. Pusaka Ambalan digunakan dalam berbagai upacara
adat dan penggunaannya dipimpin oleh Pemangku Adat Ambalan/Racana.

Sumber : Buku Rujukan KPDK DKD DIY, tahun 1988.


Print this page
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Anda mungkin juga menyukai