Anda di halaman 1dari 27

APA ITU PRAMUKA PENEGAK?

1. Pramuka penegak adalah kaum muda yang pada tingkat perkembangan jiwanya
diantaranya pada kondisi :
2. Kaum muda seusia pramuka penegak berfikir kritis, realistis, rasional dalam
berpendapat, dan dalam berperilakunya tercermin menggunakan pendekatan
kultural serta apa yang menjadi masukan dicerna melewati perenungan-perenungan.
Perkembangan semacam inilah yang membedakan dengan kelompok usia
sebelumnya (S dan G)
3. Pada kegiatan pramuka penegak kita dapati adanya:
 Adat ambalan
 Sandi ambalam
 Renungan jiwa
 

MATERI POKOK
1. Adat Ambalan penegak
Adat merupakan kebiasaan yang disepakati dan ditaati oleh masyarakat lingkungan setempat
yang sudah berlaku dimasa kemasa, sehingga terkesan merupkan peratura dan tata nilai
dimasyarakat yang oleh anggotanya dijaga dan dilestaraikan menjadi pedoman pergaulan dalam
kehidupan dimasyarakat. Adat bersifat lokal, hanya berlaku dimasyarakat tertentu dan tidak
berlaku dimasyarakat yang lain

2. Adat ambalan pramuka penegak


1). Adat ambalan merupakan adat kebiasaan yang diciptakan oleh ambalan penegak dan
disepakati sebagai suatu yang harus ditaati, serta merupakan tata nilai yang dijadikan pedoman
yang dijadikan pedoman dalam upaya meningkatkan kepedulian terhadap tuhan YME,
kepedulian kepada bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam lingkunganya, kepedulian
terhadap diri pribadinya, serta ketatany kepada kode kehormatan pramuka. Anggota adat
( anggota penegak dalam ambalan yang bersangkutan ) bila berprestasi akan mendapatkan
penghargaan sedang yang tersebut melanggar adat akan dikenakan sanksi.

2). Untuk dapat meletarikan adat ambalan, dewan ambalan penegak menetapkan seorang atau
beberapa orang pemengku adat yang dipilih dari anggota ambalam yang senior, perpandangan
luas dan teguh menjaga adat ambalan yang ada.

3). Macam macam adat ambalan

Sedikit banyaknya yang menjadi adat dalam ambalan tergantung pada ambalan itu sendiri.

Contoh contoh adat ambalan ( yang pernah ada )


a. Adat ambalan pada saat penerimaan calon penegak dari tamu ambalam

Tamu ambalan ialah anggota Gerakan pamuka penggalang yaitu sudah berusia 16 tahun,
berminat untuk mengikuti kegiatan pramuka penegak, beberapa kali mengikuti Latihan/kegiatan
pramuka penegak, tamu ambalam dihadapkan kepada dewan kehormatan ambalan untuk
diwawancarai apakah dia benar benar tertarik dengan kegiatan pramuka penegak dan apakah
selama ini dia aktif mengikuti Latihan/kegiatan atas kemantapan dan tekat tamu ambalan
tersebut dalam mengikuti latihan/kegiatan ambalan, dewan kehormatan ambalan yang
menetapkan bahwa yang bersangkutan diterima sebagai calon pramuka penegak dan dengan
harapan yang bersangkutan mengikuti keaktifanya dan menyelesaikan SKU penegak bantara.

b. Adat ambalan pada saat calon pramuka penegak menyelesaikan SKU pramuka penegak
bantara

 Pada proses menyelesaikan SKU, calon penegak didampingi oleh 2 ( dua ) orang
pramuka penegak bantara dan laksana sebagai monitor, pembimbing dan
pengamat, perkembangan keterampilan, dan sikap calon penegak calon selama
mengikuti kegiatan ambalam
 Pada saat menjelang pelantikan sebagai penegak bantara : calon diharuskan
menjalankan tugas tugas spiritual, misalnya berpuasa Selama 2 ( dua ) kali penuh,
membaca beberapa renungan jiwa dengan tujuan untuk lebih memantapkan
semangat dan tekadnya untuk mmenjalankan tugas tugas selanjutnya.
 Setelah tugas tugas sepiritual tersebut selesai dilaksanakan, calon diminta
menyucikan diri dan membuang jauh hal hal yang bersifat negatif. Upacara adat ini
disembuhkan dengan membasuh muka, berkumur kumur, membauh telinga dan
tangan serta mengeringkanya dengan handuk kemudian handuk yang mengandung
kotoran akibat perbuatang dan sikap negatif yang pernah dilakukan dibuang
3). Adat ambalan membaca renungan jiwa

Adat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian anggota ambalan terhadap
tuhan YME, tanah air, bangsa, masyarakat, alam, lingkungan, diri sendiri serta ketaatanya kepada
kode kehormatan pramuka.

Beberaap contoh renungan jiwa


 Peringatan hari besar nasional/ agama
 Selesai upacara pelantikan
 Terdapat anggota ambalan yang mengingkari/melanggar trisatya dan dasa darma
 Adat ambalan Ketika seseorang akan dilakukan pelantikan penegak bantara maupun
laksana
 Adat ambalan Ketika melepas anggota ambalan yang akan membaktikan diri ke
masyarakat
 

4). Perlengkapan adat ambalan

 Pusaka ambalan
Sesuatu yang bersejarah bagi ambalan dan disepakati untuk dijadikan pusaka adat yang akan
dihadirkan pada saat upacara adat dilakukan

 Beberapa macam renungan jiwa


 Beberapa sandi ambalam
 Kostum pemangku adat
 Perlegkapan upacara adat
3. Sandi ambalan pramuka penegak
a. Sandi ambalan disusun oleh dan untuk pramuka penegak sendiri yang kemudian oleh
pemangku adat ditetapkan sebagai perangkat adat ambalan. Dalam proses penyusunanya,
pembina pramuka penagak memberikan pengarahan bahwa sumber utama dalam penyusunan
sandi ambalan adalah

1. Pancasila
2. Prinsip dasar kepramukaan
3. Kode kehormatan pramuka
4. AD dan ART Gerakan pramuka
5. Norma norma agama dan masyarakat
6. Hal hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda
b. Setiap ambalan memiliki sandi ambalam, yang merupakan norma hidup bagi pramuka
penegak dalam ambalan tersebut, dengan demikian sandi ambalan hanya berlaku bagi anggota
ambalan tertentu dan tidak berlaku bagi anggota ambalan lain.

c. Bagi pramuka penegak, sandi ambalan merupakan sesuatu yang disakralkan, oleh karena itu
Ketika sandi ambalan dibacakan para pramuka penegak mengikutinya dengan ceramat dalam
Susana yang hening dan bahkan ada yang mengikutinya dengan sikap tertentu sebagai mana di
tetapkan oleh pemangku adat ambalam

d. Contoh sandi amabalan

Dengar kata kata sandi ambalan kita

Disini … berdiri
Putra/putri  Indonesia Sejati
Tegak tubuhnya
Teguh imanya
Amal ibadat menghias hidupnya
Dan
Selalu takwa kepada tuhan yang maha esa
 
Yakin akan keesaan dan kegungan-nya
Selalu mensyukuri nikmat tuhan yang dirasakanya
Melindungi alam dan melestarikan lingkungan
Ciptaan tuhan yang tiada bandingnya
 
Kemenanganya membuktikan kemenanganya
Kemenangan atas gejolak jiwa
Yang bergelora selama menjadi pemuda
 
Patuh akan keputusan musyawarah
Bermanfaat atas berbagai pendapat
Tugas terlaksna tanpa debat
Karena berpegang pada filsafat
Tanpa dukungan sehabat dan sesama umat
Teman pramuka sebagai saudara dekat
Tiada banyak yang dapat ia perbuat
 
Menolong sesama dikerjakan dengan ikhlas
Tiada mengharap puji dan balas
Keberhasilan usaha berbuah senyuman puas
 
Keberhasilan akibat kerajinan dan ketekunan
Ketangkasan dan keterapilan
Tabah, Tangguh dan sabar
Bertekad baja berhati sutra
Selalu gembira dalam suka dan duka
 
Hemat menggunakan tenaga
Pikiran serta harta miliknya
Bekerja dengan cermat dan tertata
Bersahaja dalam hidupnya
 
Disiplin dan berani dalam tindak
atas keputusan yang penuh bijak
Untuk mewujudkan kesetiaan kepada orang tua
Pemimpin, guru, bangsa, negara dan agama  
  
Bertanggungjawab atas dirinya
Keluarga, masyarakat,  bangsa, dan negara
Berkata nyata
Tidak setengah nyata
Atau dapat berarti dua
 
Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan
Jadi kebiassan dalam menjaga harkat dan martabatnya
Sebagai insan tuhan yang setia
Dan warga negara kesatuan republik Indonesia  yang berjiwa
Pancasila
 
DARMA SAKTI…SATYA BAKTI
Itulah cita cita ambalan kita                    
( dikutip dari rujukan KMD, 1983 )

4. Renungan jiwa pramuka penegak


a. Renungan ialah suatu naskah singkat yang menguasai nilai nilai spiritual, mental, dan moral
dalam mengamalkan satya dan dharma pramuka

b. Renungan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetuk hati para pramuka penegak agar
selalu ingat satya dan dharmanya dan selalu mengamalkannya sesuai dengan moto: satyaku
kudarmakan, darmaku ku baktikan
c. Naskah renungan disusun oleh pramuka penegak sendiri, dengan bimingan pembina mereka
dijaga kelestaraianya oleh pemangku adat
d. Macam macam naskah renungan diantaranay :

 Renungan bagi mereka yang akan dilantik


 Renungan bagi mereka yang sedang mengalami masalah
 Beberapa renungan dalam memperingati hari besar nasional
 Beberapa renungan dalam memperingati hari besar agama
 Renungan pada upacara penutupan Latihan
 

PENUTUP
Adat ambalam, sandi ambalan, dan renungan jiwa pramuka penegak bagi kita ( pembina
pramuka penegak ) merupakan alat pendidikan, oleh karena itu dalam dalam proses penyusunan
hendaknya di upayakan agar pembina pengak yang bersangkutan terlibat dalam posisi sebagai
pembimbing dan penggerak supaya adat ambalan, sandi ambalan, dan renungan jiwa pramuka
tersebut tidak menyimpang dari:

1. Pancasila dan UUD 1945


2. Prinsip dasar kepramukaan
3. Kode kehormatan pramuka
4. AD dan ART Gerakan pramuka
5. Norma norma agama dan masyarakat
6. Hal yang menunjang kepribadian kaum muda
 

KEPUSTAKAAN
1. AD & ART Gerakan pramuka, kepres RI nomer 34 th 1999 dan kep. Ka. Kwarnas No.
107 Th 1999 . Jakarta 1999
2. Pendidikan nilai Gerakan pramuka . kwarnas Jakarta 1999
3. Rujukan KML. Kwarnas. Jakarta 1983
 

ADAT AMBALAN
CINDUA MATO DAN PUTI BUNGSU

GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN 11.099-11.100

PANGKALAN SMA NEGERI 1 X KOTO SINGKARAK

PEMBUKAAN
        Kepramukaan di SMA Negeri 1 X Koto Singkarak adalah proses pendidikan yang terintegrasi antara
pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Kepramukaan diracik dalam bentuk kegiatan yang dilakukan
di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan sebagai proses pendidikan
sepanjang hayat (long life education) menggunakan tata cara rekreatif dan edukatif dalam mencapai sasaran dan
tujuannya.
       Gerakan Pramuka “Cindua Mato - Puti Bungsu” Gugus Depan 11.099 - 11.100  Berpangkalan di SMA
Negeri 1 X Koto Singkarak bertujuan untuk memberi pembinaan dalam rangka pengembangan jiwa
kepemimpinan serta memberi kesempatan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman dalam pengelolaan organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan sebagai upaya pengembangan
pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, Masyarakat, Bangsa dan Negara.
       Kegiatan yang dirasakan oleh peserta didik merupakan kegiatan yang menyenangkan, menarik, menantang,
dan tidak menjemukan, sehingga diharapkan pada peserta didik akan berkembang kemantapan mental, fisik,
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual, dan emosionalnya yang sasaran akhirnya adalah
pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.
       Adat Ambalan merupakan salah satu perangkat yang wajib ada dalam tatanan kehidupan Ambalan Penegak
“Cindua Mato - Puti Bungsu” Gugus Depan 11.099 - 11.100  Berpangkalan di SMA Negeri 1 X Koto
Singkarak. Oleh karena itu, Adat Ambalan disusun bersama oleh Penegak dalam sebuah Musyawarah Ambalan.
  
BAB I

 PENGERTIAN, MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI

 Pasal 1

Pengertian

Ayat 1
Adat Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu adalah seperangkat aturan yang merupakan ciri khusus ambalan
sebagai suatu usaha untuk mengatur berjalannya sebuah aturan kepramukaan di dalam dan di luar lingkungan 
SMA Negeri 1 X Koto Singkarak, selama tidak bertentangan dengan aturan Gerakan Pramuka.

Ayat 2
Adat Ambalan adalah seperangkat aturan yang bersifat khusus guna mengatur tata kehidupan sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat 1.
Pasal 2
Maksud
 Maksud Adat Ambalan adalah sebagai kerangka acuan pola dan tingkah laku warga Ambalan dalam menjalani
aktifitas di Ambalan serta sebagai paradigma sikap di Ambalan.

Pasal 3
Tujuan
 Adat Ambalan bertujuan untuk tercapainya kesinambungan kinerja dalam rangka pembinaan dan
pengembangan kepramukaan di SMA Negeri 1 X Koto Singkarak.

Pasal 4
Fungsi

Ayat 1
Adat Ambalan berfungsi sebagai Identitas dari Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu

Ayat 2
Adat Ambalan berrfungsi untuk mempererat warga Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu dengan dilandasi
semangat kekeluargaan yang mengarah kepada pembinaan dan pengembangan Ambalan Cindua Mato - Puti
Bungsu.

Ayat 3
Adat Ambalan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan warga Ambalan yang bersifat kekeluargaan.

Ayat 4
Adat Ambalan berfungsi untuk mewujudkan kedisiplinan dan kepribadian yang baik dalam Ambalan.
 
BAB II
KELENGKAPAN ADAT

Pasal 5
Nama

 Ayat 1
Nama Ambalan Putra adalah Ambalan CINDUA MATO.

Ayat 2
Nama Ambalan Putri adalah Ambalan PUTI BUNGSU.

Pasal 6
Lambang/Logo Ambalan

 Ayat 1
Lambang/Logo Ambalan adalah tanda yang menunjukan keberadaan Penegak yang berpangkalan di SMA
Negeri 1 X Koto Singkarak.
Ayat 2
Lambang Ambalan Cakrabuana adalah yang sesuai dengan hasil Rapat Presidium tentang hal ikhwal
Lambang/Logo Ambalan.

Ayat 3
Lambang Ambalan Rarasantang sesuai dengan hasil Rapat Presidium tentang hal ikhwal Lambang/Logo
Ambalan.

Ayat 4
Bentuk, isi, Warna, dan arti lambang Ambalan terlampir dalam lampiran Adat Ambalan (hasil presidium).

Pasal 7
Panji Ambalan

Ayat 1
Panji Ambalan berbentuk bendera kain satin berwarna dasar kuning emas berumbai merah dengan simbol
Lambang/Logo Ambalan (satuan Putra/Putri) dan untuk selanjutnya dinamakan Kibaran Cita.

Ayat 2
Ukuran Panji Ambalan adalah 120 X 80 cm dan perbandingan panjang dan lebar Panji Ambalan adalah 3 : 2
 
Ayat 3
Panji Ambalan digunakan pada saat upacara resmi Ambalan dan upacara kegiatan kepramukaan.

Ayat 4
Saat pusaka dan panji ambalan keluar, posisi anggota ambalan sikap duduk ksatria.

Pasal 8
Pusaka Ambalan

Ayat 1
Pusaka Ambalan adalah simbol kekuatan Ambalan dan pemersatu Ambalan.

Ayat 2
Pusaka Ambalan digunakan oleh Anggota Ambalan yang telah diberi hak untuk membawa, memegang, dan
mengeluarkan saat upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan di dalam Ambalan dan kegiatan pramuka
lain.

Ayat 3
Pusaka Ambalan berupa Keris dan disimpan di tempat khusus yang telah ditentukan oleh Pengurus Ambalan
serta hanya dapat dikeluarkan sesuai dengan peraturan dalam Adat.

Pasal 9
Sandi Ambalan
 Ayat 1
Sandi Ambalan adalah Pandangan Hidup yang menyangkut perilaku warga Ambalan.

Ayat 2
Nama sandi Ambalan SMA Negeri 1 X Koto Singkarak adalah
SANDI AMBALAN CINDUA MATO - PUTI BUNGSU

Ayat 3
Fungsi Sandi Ambalan adalah sebagai motivator, introspeksi diri dan penyatuan dengan hati nurani serta sebagai
alat pemersatu/penengah saat Anggota Ambalan berselisih.

Ayat 4
Sikap dalam membaca sandi Ambalan diatur dalam aturan tambahan/penjelasan butir-butir Sandi Ambalan.

Ayat 5
Sandi Ambalan digunakan/dibacakan pada setiap kegiatan upacara yang dilakukan oleh Ambalan.

Ayat 6
Teks Sandi Ambalan terdapat dalam penjelasan Adat Ambalan.

Pasal 10
Amsal Ambalan

Ayat 1
Amsal adalah motto yang merupakan tuntunan sikap untuk setiap Anggota Ambalan.

Ayat 2
Amsal diucapkan bersama-sama pada akhir pembacaan Sandi Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu.

Ayat 3
Kalimat Amsal Ambalan berbunyi
AWALI DENGAN NIAT DAN AKHIRI DENGAN IKHLAS
 PEMUDA PEMUDI SETIA, DISIPLIN BERTANGGUNG JAWAB
AKHLAK DAN PENGETAHUAN BAGAI BUSUR DAN PANAH UNTUK MENGGAPAI CITA”.
ALU TATARUANG PATAH TIGO, SAMUIK DIPIJAK INDAK MATI

Ayat 4
Amsal Ambalan SMA Ngeri 1 X Koto Singkarak adalah Alu Tataruang Patah Tigo, Samuik Tapijak Indak Mati.
Yang berarti : Sifat seseorang yang tegas bertindak atas kebenaran dengan penuh bijaksana
 Pasal 11
Tanda Jabatan

 Ayat 1
Tanda Jabatan Dewan Ambalan disesuaikan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Ayat 2
Talikur Jabatan Adat hanya digunakan dalam kegiatan Internal Ambalan Gugus Depan dan tidak digunakan
dalam kegiatan keluar Gugus Depan. Apabila di luar Ambalan, menggunakan talikur Penegak umum (kuning
polos biasa).

Ayat 3
Talikur Jabatan Adat digunakan oleh  Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan: Pradana, , Kerani, dan Juru
Uang, dan Pemangku Adat.
 
Butir (1)
Talikur Jabatan Adat Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan
1.    Pradana  Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna merah-kuning-merah yang disertai
Tanjab Ambalan.

2.    Sekretaris Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna putih-kuning-putih yang disertai
Tanjab Ambalan.

3.    Bendahara Putra/Putri, menggunakan talikur jabatan adat berwarna biru-kuning-biru yang disertai
Tanjab Ambalan.

Butir (2)
Talikur Jabatan Adat Pemangku Adat

Ketua Pemangku Adat Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna hitam-kuning-hitam yang disertai
Tanjab Ambalan.

Ayat 4
Seluruh Anggota Ambalan menggunakan talikur kuning. Anggota Sangga di sebelah kiri, Ketua dan Wakil
Ketua di sebelah kanan.

Pasal 12
Pakaian

Ayat 1
Jenis Pakaian Ambalan terdiri dari:
1.       Seragam Pramuka Lengkap sesuai dengan aturan Kwarnas.

2.       Pakaian Lapangan  Lengkap sesuai Adat Ambalan.

3.       Jaket Almamater Ambalan sesuai Adat Ambalan.

Ayat 2
Pakaian Seragam Pramuka lengkap sesuai dengan aturan  Kwarnas, digunakan saat kegiatan formal
kepramukaan.
 
Ayat 3
Pakaian Lapangan berupa kaos Ambalan, Topi pet Pramuka, dan/atau Slayer Ambalan, serta jaket almamater
digunakan saat kegiatan non formal kepramukaan.

Ayat 4
1.      Slayer dibuat dari kain berbentuk segitiga dengan ukuran sisi pendek 90x90 cm.

2.      Slayer ungu list kuning digunakan oleh anggota; slayer ungu list biru di     gunakan oleh purna
Ambalan;

3.     Slayer ungu list cokelat dan putih digunakan oleh Pembina;

 
Ayat 5
Pakaian Ambalan digunakan saat kegiatan kepramukaan tertentu.

Pasal 13
Atribut

Ayat 1
Atribut Ambalan adalah kelengkapan yang merupakan ciri khas Ambalan dan digunakan sesuai aturan adat yang
tidak bertentangan dengan aturan Gerakan Pramuka.

Ayat 2
Butir (1)
1.       Apabila menggunakan seragam Pramuka maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan terdiri dari:
Nomor Gugus Depan dan Lambang Ambalan serta nama Ambalan Putra/Putri ketika keluar Ambalan.
Apabila di dalam Ambalan dapat menggunakan talikur jabatan adat.

2.       Lambang Ambalan dikenakan oleh seluruh Anggota Ambalan pada lengan baju sebelah kiri.

3.       Nomor Gudep berbentuk segi empat berukuran 3,5 X 2 cm berwarna dasar putih dengan tulisan
merah dikenakan pada lengan baju sebelah kanan di antara pita lokasi dan badge daerah

4.       Nama Ambalan dikenakan di dada sebelah kiri atas dengan tulisan hitam, warna dasar cokelat, dan
list hitam.

Butir (2)
Apabila menggunakan pakaian Lapangan maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan adalah kaos Ambalan,
Topi Pet Pramuka, dan/atau Slayer.
 Ayat 3
Atribut Ambalan hanya di pakai oleh anggota Ambalan.
 
  
BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 14
Warga Ambalan
Warga Ambalan aktif terdiri dari Penegak Laksana, Penegak Bantara, Tamu Penegak.

Pasal 15
Tamu Ambalan

Ayat 1
Tamu Ambalan adalah Anggota Pramuka yang berasal dari dalam ataupun luar SMA Negeri 1 X Koto
Singkarak yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu dan atau
berkunjung secara resmi ke Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu

Ayat 2
Tamu Ambalan adalah peserta didik yang berusia Penegak (16-20 tahun) atau siswa SMA Negeri 1 X Koto
Singkarak yang ingin dan siap menjadi anggota Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu.

  Pasal 16
Calon Anggota
Calon Anggota adalah tamu Ambalan yang mengikuti proses keanggotaan di Ambalan Cindua Mato - Puti
Bungsu dan belum pernah dilantik menjadi Penegak di Gugus Depan SMA Negeri 1 X Koto Singkarak.

Pasal 17
Anggota Ambalan

Ayat 1
Anggota Ambalan adalah Calon Anggota yang telah memenuhi persyaratan golongan Penegak dan/atau masih
menjadi Siswa.

Ayat 2
Persyaratan untuk menjadi Anggota Ambalan terdiri dari :
1.       Tidak merangkap anggota Gugus Depan lain.

2.       Mengikuti LADIKSAR (Latihan Pendidikan Dasar).

3.       Memenuhi SKU golongan Penegak.

4.       Mengikuti Prosesi Anggota.


5.       Sudah dilantik menjadi Penegak.

Ayat 3
Untuk Anggota Ambalan yang telah melewati usia Penegak dan/atau lulus dari SMA maka disebut Purna
Ambalan.

BAB IV
KEPENGURUSAN

Pasal 18
Dewan Ambalan

Ayat 1
Dewan Ambalan adalah Anggota Ambalan yang memenuhi persyaratan untuk menjadi Dewan Ambalan yang
dipilih berdasarkan hasil musyawarah Ambalan dan dilantik menjadi Dewan Ambalan.

Ayat 2
Persyaratan Dewan Ambalan :
1.       Terdaftar sebagai siswa aktif di SMA Negeri 1 X Koto Singkarak

2.       Ambalan yang aktif.

3.        Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan

4.       Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan

5.       Khusus Pradana telah mengikuti DIANPINSA Gugus Depan.

6.       Untuk Badan Pengurus Harian tidak menjadi pengurus harian Organisasi Kesiswaan SMA Negeri 1
X Koto Singkarak.

7.       Menyatakan kesediaan secara lisan.

8.       Terpilih saat sidang ambalan.

Pasal 19
Pemangku Adat

Ayat 1
Pemangku Adat adalah orang yang bertanggung jawab pada pelaksanaan dan kelangsungan Adat Ambalan yang
berkoordinasi dengan Ketua Dewan Ambalan (Pradana) yang menyangkut aturan Adat Ambalan.

Ayat 2
Persyaratan Pemangku Adat:
1.       Terdaftar sebagai Siswa aktif SMA Negeri 1 X Koto Singkarak

2.       Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan

3.       Anggota Ambalan yang aktif

4.       Tidak melanggar Adat  Ambalan.

5.       Dapat menjadi teladan dalam pikiran, ucapan, sikap dan perilaku.

6.       Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan

7.       Menyatakan kesediaan secara lisan untuk dicalonkan menjadi Pemangku Adat

8.       Terpilih saat sidang ambalan.

Pasal 20
Dewan Adat Ambalan

Ayat 1
Dewan Adat Ambalan dibentuk khusus untuk ketentuan-ketentuan Adat Ambalan yang bersifat isidentil.

Ayat 2
Dewan Adat bertanggung jawab kepada Majelis Pembimbing Gugus Depan melalui Ketua Gugus Depan

Ayat 3
Anggota Dewan Adat adalah terdiri dari para anggota ambalan yang pernah menjabat sebagai Pemangku Adat,
pengurus ambalan, dan pengurus ambalan aktif yang berwawasan luas, netral, dapat menjadi teladan dan
memegang teguh Adat Ambalan.

Ayat 4
1.       Dewan Adat dipilih melalui Musyawarah Pembina.

2.        Masa bakti Dewan Adat sampai masalah dianggap selesai atau sesuai dengan keadaan

3.       Dewan Adat diusahakan berjumlah ganjil lebih dari satu.

4.       Jumlah Anggota Dewan Adat dapat berkurang atau bertambah sesuai kebutuhan
5.       Penentuan Ketua Dewan Adat berdasarkan Musyawarah Dewan Adat dan disetujui Pembina.

  

BAB V
UPACARA-UPACARA
 
Pasal 21
Upacara Adat Ambalan

 Upacara–Upacara Adat Ambalan terdiri dari :


1.       Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan.

2.       Upacara Prosesi Penegak.

3.       Upacara Pelantikan Calon Penegak.

4.       Upacara Pelantikan Dewan Ambalan.

5.       Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan.

6.       Upacara Pemberian tanda penghargaan

7.       Upacara Pelantikan Anggota/Pencabutan Anggota.

8.       Upacara Pelepasan dan Penerimaan Delegasi

Pasal 22
Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan

Ayat 1
Dilakukan saat akan melakukan penerimaan dan pelepasan Tamu Ambalan.
 
Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1.       Pembacaan Sandi Ambalan.

2.       Kata Penyambutan atau Pelepasan oleh Pembina Upacara.


3.       Pemasangan dan Pelepasan Selendang Tamu Ambalan.

 
Ayat 3
 Perlengkapan Upacara:
1.       Bendera Merah Putih

2.       Bendera WOSM

3.       Bendera Gerakan Pramuka

4.       Panji Ambalan

5.       Sandi Ambalan

6.       Pusaka Ambalan

Pasal 23
Upacara Prosesi Penegak
 
Ayat 1
Upacara prosesi Penegak dilakukan saat prosesi Penegak.
 
Ayat 2
Proses Upacara sebagai berikut :
1.       Penyerahan berkas Penegak.

2.       Sidang Penegak.

3.       Pengujian SKU.

4.       Pencarian TKU.

Ayat 3
Prosesi Penegak Tamu
1.       Minum air kelapa,,  makan daging kelapanya dengan gula jawa

2.       Renungan Jiwa

 
Ayat 4
Prosesi Penegak Bantara
1.    Minum air kelapa muda dari jenis apa saja hanya dengan menggunakan kedua tangannya.
2.    Sidang Penegak Bantara

3.    Bicara selama satu hari penuh untuk menahan diri dari bicara yang tidak penting.

4.    Sungkem kepada kedua orang tua

5.    Renungan Jiwa

6.    Pengambilan TKU Bantara

Ayat 5
Prosesi Penegak Laksana
1.  Minum air kelapa muda dari jenis apa saja hanya dengan menggunakan keduatangannya.

2.    Sidang Penegak Laksana

3.    Bicara selama satu hari penuh untuk menahan diri dari bicara yang tidak penting.

4.    Sungkem kepada kedua orang tua

5.    Renungan Jiwa

6.    Pengambilan TKU Laksana

7.       Pengembaraan dengan tugas-tugas dari Pembina

 
 
Ayat 6
Prosesi Wisuda Purna Ambalan
1.       Api unggun

2.       Perkemahan  selama tiga hari

3.       Pemberian Penghargaan

4.       Obor Garba Wisuda

Ayat 7
Perlengkapan seluruh Upacara dan prosesi:
1.       Bendera Merah putih

2.       Bendera WOSM
3.       Bendera Gerakan Pramuka

4.       Panji Ambalan

5.       Sandi Ambalan

6.       Pusaka Ambalan

 
Pasal 24
Upacara Pelantikan Penegak dan Anggota
 
Ayat 1
Dilakukan saat akan dilantik menjadi Penegak.
Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1.       Laporan Ka Gudep kepada Ka Mabigus tentang Calon Penegak

2.       Janji : Tri Satya

3.       Kesiapsediaan oleh Calon Anggota

4.       Pelantikan

5.       TKU dan Slayer

Ayat 3
Perlengkapan Upacara :
1.       Bendera Merah putih

2.       Bendera WOSM

3.       Bendera Gerakan Pramuka

4.       Panji Ambalan

5.       Sandi Ambalan

6.       Pusaka Ambalan

Pasal 25
 
Upacara Pelantikan Dewan Ambalan
 
 
Ayat 1
Dilakukan pada saat Pelantikan Dewan Ambalan.
Ayat 2
Prosesi upacara sebagai berikut:
1.       Kata Pendahuluan Pelantikan

2.       Ulang Janji : Tri Satya

3.       Penyataan Kesiapsediaan oleh Calon Dewan Ambalan

4.       Kata Pelantikan

5.       Penyematan Tanda Jabatan

6.       Penandatanganan Naskah Pelantikan

7.       Sandi Ambalan

Ayat 3
Perlengkapan Pelantikan:
1.       Bendera Merah putih

2.       Bendera WOSM

3.       Bendera Gerakan Pramuka

4.       Panji Ambalan

5.       Sandi Ambalan

6.       Pusaka Ambalan

Ayat 4
1.       Tertib acara pelantikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

2.       Dewan Ambalan yang dilantik mengenakan seragam Pramuka lengkap.

Pasal 26
Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan
 
Ayat 1
Dilakukan pada saat warga Ambalan selesai studi SMA Negeri 1 X Koto Singkarak atau wisuda.
 
Ayat 2
Pelepasan Wisuda Warga Ambalan dilaksanakan dalam kegiatan Api Unggun Malam terakhir Perjusami
(Perkemahan Jumat-Sabtu-Minggu).
 
Ayat 3
 
Prosesi upacara pada saat Api Unggun sebagai berikut:
1.       Upacara dipimpin oleh Pembina Pramuka

2.        Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara

3.       Penjemputan wisudawan/wati dari tempat wisuda/perpisahan ke tempat upacara.

4.       Kata Pelepasan oleh Ketua Ambalan (Pradana) atau yang mewakili

5.       Obor Garba Wisuda diiringi lagu Wisuda Pramuka Cindua Mato - Puti Bungsu

6.       Pengalungan Bunga Kenangan dan Pemberian Piagam Wisuda

7.       Kata pesan oleh Wisudawan/wati atau yang mewakili

8.       Salam Selamat

Ayat 4
Perlengkapan Upacara:
1.       Bendera Merah putih

2.       Bendera WOSM

3.       Bendera Gerakan Pramuka

4.       Panji Ambalan

5.       Sandi Ambalan

6.       Pusaka Ambalan

BAB VI
PENGHARGAAN
Pasal 27
Upacara Pelepasan dan Penerimaan Pendelegasian
 
Ayat 1
Dilakukan pada saat warga Ambalan akan didelegasikan ketingkat kegiatan Kabupaten, Provinsi, Regional,
Nasional dan Internasional.
 
Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1.       Kata pelepasan oleh Ka Gudep
2.       Penyematan Lencana Duta Ambalan

3.       Pembacaan Sandi Ambalan

 
Ayat 3
Perlengkapan Upacara:
1.       Bendera Merah putih

2.       Bendera WOSM

3.       Bendera Gerakan Pramuka

4.       Panji Ambalan

5.       Sandi Ambalan

6.       Pusaka Ambalan 

Ayat 4
1.       Pemakaian Lencana Duta Ambalan selama pendelegasian.

2.       Setelah selesai melaksanakan delegasi, dilakukan Upacara Penerimaan Pendelegasian

Pasal 28
Tanda Penghargaan

Ayat 1
Tanda Penghargaan diberikan kepada anggota Ambalan sesuai dengan kriterianya.

Ayat 2
Tanda Penghargaan berupa Bintang Tahunan, Bintang Karya Ilmiah Penegak dan Bintang Wira Karya Penegak.

Ayat 3
Penyerahan tanda penghargaan dilakukan dalam sebuah upacara resmi melalui Surat Keputusan Majelis
Pembimbing Gugus Depan atau Pembina Gugus Depan.

Ayat 4
Usulan Penghargaan dilakukan oleh Dewan Kehormatan Penegak.

Pasal 29
Bintang Tahunan
Bintang Tahunan menyesuaikan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia.

Pasal 30
Bintang Karya Ilmiah Penegak

 Diberikan kepada Anggota Ambalan yang memiliki karya ilmiah, dipresentasikan di depan seluruh Anggota
dan mencapai titik hasil yang dapat diperhatikan.
1.       Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Karya Ilmiah Penegak terlampir.

2.       Dipasang di dada sebelah kiri.

Pasal 31
Bintang Wira Karya Penegak

 Berfungsi sebagai motivator bagi Anggota Penegak untuk mengembangkan keahlian atau keterampilan
berwirausaha yang intinya dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif penghasilan.
1.    Diberikan kepada anggota Ambalan yang memiliki karya usaha atau wiraswasta baik perorangan
maupun kelompok yang diharapkan dapat menjamin penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan kelak.

2.  Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Wira Karya Penegak terlampir.

3.     Dipasang di dada sebelah kiri.

BAB VII
PELANGGARAN DAN TINDAKAN DISIPLIN

 Pasal 32
Pelanggaran

Pelanggaran yang dimaksud adalah hal-hal yang dilakukan warga Ambalan yang melanggar ketentuan Ambalan

Pasal 33
Tindakan Disiplin
 
Ayat 1
Pemangku Adat dapat memberikan peringatan berupa:
1.       Teguran pertama disampaikan secara lisan dan dicatat dalam buku Adat.

2.       Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan oleh pelanggar, maka akan diberikan
teguran yang kedua.

3.       Teguran kedua disampaikan secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.
4.       Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan diberikan teguran
ketiga secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.

5.       Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan dalam Sidang Adat
bersama Dewan Kehormatan.

 
Ayat 2
1.       Apabila yang melanggar adalah Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat, maka teguran
akan dilakukan oleh Dewan Adat, sesuai dengan prosedur tingkat teguran.

2.       Apabila dalam jangka waktu dua minggu setelah teguran ketiga tidak diindahkan, maka akan
diajukan dalam Sidang Adat Tingkat Tinggi bersama Dewan Kehormatan.

 
Ayat 3
Apabila dua minggu setelah Sidang Adat/Sidang Adat Tingkat Tinggi tetap tidak diindahkan, maka status
jabatan dan keanggotaannya akan ditinjau ulang atau dicabut dengan prosesi pencabutan keanggotaan.

 
 
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN

Pasal 34
Macam-macam Permusyawaratan
 
Ayat 1
Permusyawaratan Ambalan terdiri dari :
1.       Musyawarah Ambalan

2.       Rapat Dewan Ambalan

3.       Sidang Adat

4.       Sidang Adat Tingkat Tinggi

5.       Sidang Penegak

6.       Rapat Sangga Kerja

7.       Rapat Koordinasi

Ayat 2
Musyawarah Ambalan
1.       Musyawarah Ambalan adalah Pemegang kekuasaan tertinggi di Ambalan.
2.       Dilakukan setiap selesai kegiatan Ambalan

3.       Diikuti oleh seluruh warga Ambalan

Ayat 3
Rapat Dewan Ambalan
1.       Rapat Dewan Ambalan memegang keputusan pelaksanaan program kerja dan kebijakan organisasi.

2.       Dilakyukan setiap 6 bulan sekali

3.       Dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Ambalan

Ayat 4
Sidang Adat
1.       Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran adat Ambalan.

2.       Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat.

3.       Peserta sidang terdiri dari :

a.       Pembina sebagai hakim.

b.       Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat atau Pembela

c.       Pemangku Adat sebagai Penuntut Umum atau Jaksa

d.       Terdakwa adalah Warga Ambalan yang melanggar

e.       Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran

4.       Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.

Ayat 5
 
Sidang Adat Tingkat Tinggi
 
1.       Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran Adat Ambalan yang dilakukan oleh
DewanAmbalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat.

2.       Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat.


3.       Peserta sidang terdiri dari :

a.       Pembina sebagai hakim.

b.       Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat atau Pembela

c.       Dewan Kehormatan/Pemangku Adat yang bukan pelanggar sebagai Penuntut Umum atau Jaksa

d.       Terdakwa adalah Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat Ambalan yang


melanggar

e.       Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran

4.       Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.

5.       Jika Ketua Dewan Ambalan dan Pemangku Adat melakukan Pelanggaran maka sidang dilakukan
oleh Dewan Kehormatan Gudep bersama Dewan Adat.

 
 
Ayat 6
Sidang Penegak
1.       Diselenggarakan pada saat upacara prosesi Penegak.

2.       Sidang dipimpin oleh  Ka Gudep

3.       Dihadiri oleh seluruh Penegak Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu

 
Ayat 7
Rapat Sangga Kerja
1.       Rapat ini membahas tentang teknis pelaksanaan kegiatan.

2.       Dihadiri oleh seluruh Anggota Sangga Kerja dan Dewan Ambalan.

3.       Rapat dipimpin oleh  Ketua Sangga Kerja.

 
Ayat 8
Rapat Koordinasi
1.       Rapat koordinasi dilakukan guna menyampaikan hasil yang perlu disampaikan oleh pengurus lain.

2.       Rapat koordinasi dilakukan jika diperlukan.

 
 
 
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN

 Pasal 35
Adat Pergaulan Ambalan
 
Adat Pergaulan Ambalan adalah Tata Pergaulan Ambalan senantiasa menjunjung tinggi moral dan etika
pergaulan masyarakat sesuai dengan Trisatya dan Dasa Darma Gerakan Pramuka.

Pasal 36
Sikap
 
Sikap pada saat pembacaan Sandi Ambalan :
1.       Untuk Putera berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dengan
memegang kedua ujung kacu dan kepala menunduk.

2.       Untuk Puteri, berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dengan
memegang ujung dasi merah putih, dan kepala menunduk.

 
Pasal 37
Renungan
 
1.       Renungan dilakukan untuk intropeksi diri, membangkitkan semangat dan daya juang serta perubahan
pribadi dan watak ke arah yang lebih baik.

2.       Renungan dilakukan jika diperlukan dan sesuai dengan kondisi.

 
Pasal 38
Lampiran-Lampiran
1.       Adat Ambalan dilengkapi dengan lampiran.

2.       Lampiran-lampiran dalam Adat Ambalan, merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan.

 
 
BAB X
ATURAN PERALIHAN
 
1.       Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan apabila dianggap perlu.

2.       Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan untuk jangka waktu minimal 2 tahun

3.       Perubahan Adat Ambalan hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Ambalan Luar Biasa
4.       Musyawarah Ambalan Luar Biasa yang membahas perubahan Adat Ambalan wajib dihadiri oleh
perwakilan setiap angkatan dimulai dari angkatan yang pertama kali membuat Adat Ambalan.

 
BAB XI
PENUTUP
 Pasal 39
Pelaksanaan Adat Ambalan
 
Adat Ambalan wajib dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab oleh seluruh Warga
Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu

Anda mungkin juga menyukai