Anda di halaman 1dari 41

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk

31 Maret 2014 dan 2013

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA TBK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL 31 MARET 2014.

PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (sebelumnya dikenal sebagai PT Cahaya Kalbar Tbk.)
(Perusahaan) dahulu bernama CV Tjahaja Kalbar, didirikan di Pontianak berdasarkan Akta
Nomor 1 tanggal 3 Februari 1968 yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak.
Badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Pendirian
Perusahaan tanggal 9 Desember 1980 No. 49 yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri, Notaris
di Pontianak. Berdasarkan Akta No. 103.A tanggal 18 April 1984 yang dibuat di hadapan Tommy
Tjoa Keng Liet, S.H. di Pontianak, diputuskan antara lain perpindahan kedudukan Perusahaan dari
Pontianak ke Jakarta. Akta pendirian dan perubahan yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri
dan Tommy Tjoa Keng Liet, S.H. tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C2-1390.HT.01.01.TH.88. tanggal 17 Februari
1988. Akta pendirian tersebut telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pontianak No.
19/PT.Pendaf/95 tanggal 31 Juli 1995, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 27 Oktober 1995 Nomor 86, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 8884.
Anggaran Dasar Perusahaan beberapa kali mengalami perubahan, antara lain dengan Akta tanggal
18 April 1996 No. 83 yang dibuat di hadapan Ny. Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di
Jakarta mengenai perubahan status Perusahaan menjadi perusahaan terbuka. Sesuai dengan
Surat Persetujuan Ketua Bapepam Nomor S-942/PM/1996 tanggal 10 Juni 1996, Pernyataan
Pendaftaran Perusahaan menjadi efektif dalam rangka melaksanakan Penawaran Umum Perdana
atas 34.000.000 (tiga puluh empat juta) saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp500 per
saham kepada masyarakat melalui Pasar Modal di Indonesia.
Perubahan Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan Nomor C2-7688.HT.01.04.TH.96 tanggal 29 April 1996 dan telah didaftarkan di
Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara nomor agenda 613/BH.09.01/IX/1998
tanggal 29 September 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
tanggal 24 November 1998 No. 94, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 6538.
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan tanggal 27 Juni 1997 No. 137 yang
dibuat di hadapan Veronica Lily Dharma, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah
Anggaran Dasarnya untuk menyesuaikan dengan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor KEP13/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perusahaan Yang
Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perusahaan juga
meningkatkan modal dasar dari Rp150.000.000.000 menjadi sebesar Rp238.000.000.000 dengan
jumlah saham dari 300.000.000 saham menjadi 476.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500
per saham. Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-9678.HT.01.04.TH.97 tanggal 19 September 1997
dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara nomor
613/BH.09.01/XII/97 tanggal 8 Desember 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 6 Maret 1998 No. 19. Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.
1436.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 30
September 1998 No. 81 yang dibuat di hadapan Veronica Lily Dharma, S.H Notaris di Jakarta dan
sesuai dengan Surat Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. S-2026/PM/1998 tanggal 25 September
1998, diperoleh persetujuan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I saham Perusahaan
dengan menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham Perusahaan,
yaitu sejumlah 178.500.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp500 per saham atau
seluruhnya sebesar Rp89.250.000.000.

Catatan Atas Laporan Keuangan

A. UMUM

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

A. UMUM (lanjutan)

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 6 tanggal 10 Mei
2013 yang dibuat di hadapan Dr. Fransiscus Xaverius Arsin, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan
mengubah namanya dari PT Cahaya Kalbar Tbk menjadi PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
Perubahaan Anggaran Dasar telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam
Surat No. AHU-29266.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 30 Mei 2013 dan telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia tanggal 13 September 2013 No. 74, Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia No. 102700.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971 dan ruang lingkup kegiatan
usaha Perusahaan meliputi produksi minyak nabati dan minyak nabati khusus untuk industri
makanan dan perdagangan umum, termasuk impor dan ekspor. Kantor pusat Perusahaan terletak
di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No. 1, Cikarang, Bekasi 17550,
Jawa Barat. Lokasi pabrik Perusahaan terletak di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa
Barat dan Pontianak, Kalimantan Barat.
PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya dikenal sebagai PT Cahaya Kalbar Tbk)
merupakan perusahaan dibawah Grup Wilmar International Limited (WIL). WIL merupakan
perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Singapura.
Entitas induk Perusahaan adalah Tradesound Investments Limited dan entitas pengendali
pemegang saham Perusahaan adalah Wilmar International Limited.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah
sebagai berikut:
31 Maret
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
Direksi
Presiden Direktur
Direktur
Direktur
Direktur

2014

2013

Hendri Saksti
Ricky Hermanto
Mayjend. (Purn) Drs.
Hendardji Soepandji, S.H.

Hendri Saksti
Ricky Hermanto
Mayjend. (Purn) Drs.
Hendardji Soepandji, S.H.

Erik
Tonny Muksim
Jinnawati
Teh Kenny Suryadi

Erik
Tonny Muksim
Jinnawati

Komposisi Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 adalah sebagai
berikut:
Komite Audit
Ketua
: Mayjend.TNI (Purn.) Drs.Hendardji Soepandji,SH
Anggota
: Prof. Dr. Sukrisno Agoes, Ak. MM. CPA
Anggota
: Beny Suharsono, SE, MM.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan tanggal 20 Juni 2008 No. 19 yang
dibuat dihadapan Merry Susanti Siaril, S.H., Notaris di Jakarta, dilakukan penyesuaian Anggaran
Dasar Perusahaan terhadap Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
berdasarkan surat No. AHU-74160.A.H.01.02 Tahun 2008 tanggal 15 Oktober 2008.

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

A. UMUM (lanjutan)
Managemen kunci Perusahaan termasuk Direksi dan Komisaris.

B. IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING


Kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan
keuangan untuk tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
(SAK), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK).
Laporan keuangan juga disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sejak tanggal 1 Januari 2013), No. VIII.G.7 yang merupakan Lampiran
Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual dan dasar pengukuran dengan
menggunkan harga historis, kecuali untuk laporan arus kas dan akun-akun tertentu yang diukur
berdasarkan basis seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.
Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pegeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan
ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan
dengan menggunakan metode langsung.
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan adalah Rupiah, yang merupakan
mata uang fungsional Perusahaan.
Angka-angka yang disebut dalam catatan atas laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah kecuali
jika disebutkan lain.
Periode laporan keuangan Perusahaan adalah 1 Januari 31 Maret.
b. Kas dan Bank
Kas dan bank terdiri atas kas dan bank yang tidak digunakan sebagai jaminan atas liabilitas dan
pinjaman lainnya.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Pada tanggal 31 Maret 2014, Perusahaan mempunyai 466 karyawan tetap (tidak diaudit).
Sedangkan pada tanggal 31 Maret 2013, Perusahaan mempunyai 463 karyawan tetap (tidak
diaudit).

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

B. IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


c. Transaksi dengan pihak berelasi.

(a)

Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang
tersebut:
(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
(iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
(i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya
entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
(ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau
entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok
usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
(iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga.
(v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari
salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika
entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka
entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
(vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi
dalam huruf (a).
(vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas
entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana
persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihakpihak yang tidak berelasi.
Seluruh transaksi material yang dilakukan dengan pihak berelasi telah diungkapkan dalam
Catatan 9.
d. Piutang Usaha
Piutang usaha diakui dan disajikan sebesar nilai tagihan dikurangi penyisihan penurunan nilai.
e. Persediaan
Persediaan diukur sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto.
Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi
neto persediaan adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya
penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Perusahaan menetapkan penyisihan untuk penurunan nilai persediaan berdasarkan hasil
penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan.
f. Beban Dibayar Di muka
Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor:

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

B. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


g. Aset Tetap dan Penyusutan

Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan
biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen.
Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika
memenuhi kriteria pengakuan. Biaya perbaikan yang signifikan diakui ke dalam jumlah tercatat
(carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan.
Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.
Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud
penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi
umur manfaat ekonomi sebagai berikut:
Bangunan
Tanki penyimpanan
Mesin dan peralatan
Perlengkapan pabrik
Peralatan kantor
Kendaraan

Tahun
20
20
10
10
5
5

Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi atau
produksi suatu aset tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut.
Kapitalisasi biaya pinjaman diakhiri ketika aset kualifikasian telah selesai dan siap digunakan.
Aset dalam penyelesaian merupakan akumulasi biaya bahan dan biaya lainnya sampai dengan
tanggal dimana aset tersebut telah selesai dan siap untuk digunakan. Biaya-biaya tersebut
direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan ketika aset tersebut telah siap dipakai.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada
manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau
rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah
neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi
komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai sisa, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap
ditelaah kembali, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Biaya pengurusan legal hal atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna
Bangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai
bagian dari biaya perolehan tanah pada akun Aset Tetap dan tidak diamortisasi.

10

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

B. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


h. Penurunan Nilai Aset - Non Keuangan

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara
nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai
pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai
terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset
diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang
berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai Rugi Penurunan Nilai. Dalam
menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan
menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini atas
nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi
tersebut, Perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar
aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh pengali penilaian atau indikator nilai wajar yang
tersedia.
Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi
komprehensif sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi aset yang diturunkan
nilainya.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk menentukan apakah
terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk
aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud
ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan
nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika
terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset
tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan
ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak
melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya
tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya.
Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pembalikan
tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan
jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama
sisa umur manfaatnya.
i. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan Jangka Panjang
Perusahaan mencatat liabilitas imbalan kerja karyawan jangka panjang untuk memenuhi dan
menutup imbalan minimum yang harus dibayar kepada karyawan sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003 (Undang-undang Tenaga Kerja). Liabilitas tersebut diestimasi
dengan menggunakan perhitungan actuarial dengan metode Projected Unit Credit.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian tahunan
atas penurunan nilai aset tertentu (yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak
terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam
suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi atas jumlah terpulihkan
aset tersebut.

11

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

B. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


i. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan Jangka Panjang (lanjutan)

Mulai 1 Januari 2013, Perusahaan memilih untuk mengubah kebijakan akuntansinya dalam
mengakui keuntungan atau kerugian aktuaria. Keseluruhan dari keuntungan dan kerugian
aktuaria diakui sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lainnya (other comprehensive
income method).
j.

Informasi Segmen
Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan
jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi
tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan
langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai
kepada segmen tersebut.
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013, Perusahaan mengelola usahaya dalam 1 (satu) segmen
yaitu bisang industri makanan berupa pengolahan minyak nabati dan minyak nabati spesialitas.

k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing


Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing
dijabarkan sesuai dengan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada
tanggal transaksi perbankan terakhir untuk tahun yang bersangkutan, dan laba atau rugi kurs
yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba/rugi komprehensif tahun berjalan.
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rupiah/1
Rupiah/1
Rupiah/1
Rupiah/1
Rupiah/1

Dolar Amerika Serikat


Dolar Singapura
Euro
Ringgit Malaysia
Jepang Yen

2014
11.404
9.050
15.674
3.482
112

2013
12.189
9.628
16.821
3.708
116

Catatan Atas Laporan Keuangan

Sebelum 1 Januari 2013, Perusahaan mengakui keuntungan atau kerugian aktuaria sebagai
pendapatan atau beban ketika akumulasi keuantungan atau kerugian aktuaria neto yang belum
diakui pada akhir periode pelaporan sebelum melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti
pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuaria tersebut diakui menggunakan metode
garis lurus selama estimasi sisa masa kerja rata-rata karyawan (corridor method).

12

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

B. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


l. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan barang
Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk Perusahaan diakui
bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, yang umumnya
bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya.
Pendapatan dan beban bunga
Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan
atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif, yaitu suku bunga
yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang
selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang
lebih singkat, untuk nilai tercatat neto dari aset atau liabilitas keuangan.
Beban diakui pada saat terjadinya.
m. Pajak Penghasilan Badan
Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun
berjalan dihitung menggunakan tarif pajak yang berlaku.
Penyesuaian pajak penghasilan dari tahun-tahun sebelumnya, jika ada, yang akan disajiakan
sebagai bagian dari (beban)/manfaat pajak kini dalam laporan laba rugi komprehensif tahun
berjalan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan liabilitas antara
pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan
saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer dan rugi fiskal
yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada
masa yang akan datang.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan nilai tercantum
aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila tidak lagi terdapat kemungkinan besar bahwa
laba fiskal yang memadai akan tersedia untuk mengkompensasikan sebagian atau semua
manfaat aset pajak tangguhan.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan berlaku pada
tahun saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang
berlaku atau yang telah secara substantif telah diberlakukan pada akhir periode pelaporan.
Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan untuk dan/atau pembalikan seluruh perbedaan
temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui sebagai
Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan Tangguhan dan termasuk dalam laba atau rugi neto tahun
berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau
dikreditkan ke ekuitas.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan
jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang
diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Kriteria spesifik
berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui :

13

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

B. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


m. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penerapan pajak diterima atau jika
Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan keputusan atas keberatan telah
ditetapkan. Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan
Pajak (SKP) diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi komprehensif
periode berjalan, kecuali jika diajukan keberatan/banding. Jumlah tambahan pokok pajak dan
denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria
pengakuan aset.
n. Laba per saham
Laba per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama
tahun yang bersangkutan (dikurangi perolehan kembali saham beredar).
Perusahaan tidak mempunyai saham biasa yang berpotensi untuk bersifat dilutif pada tanggal
31 Maret 2014 dan 2013, dan oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan
disajikan pada laporan laba rugi komprehensif.
o. Transaksi Restruskturisasi
Mulai 1 Januari 2013, Perusahaan mengadopsi PSAK No. 38 (Revisi 2012), Kombinasi Bisnis
Entitas Sepengendali yang menggantikan PSAK No. 38 (Revisi 2004). PSAK revisi ini mengatur
akuntansi kombinasi bisnis entitas sepengendali, yang memenuhi persyaratan kombinasi bisnis
dalam PSAK No. 22 (Revisi 2010), Akuntansi Kombinasi Bisnis.
Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004),
Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali. Berdasarkan standar ini, transaksi antara entitas
sepengendali yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu
kelompok usaha yang sama dan bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi
ekonomi dari transaksi tersebut, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau
rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok
perusahaan tersebut. Transaksi yang dijadikan dasar untuk transaksi restrukturisasi dicatat
berdasarkan nilai buku dan transaksi tersebut dicatat sebagai penggabungan usaha berdasarkan
metode penyatuan kepemilikan. Berdasarkan metode penyatuan kepemilikan, laporan keuangan
perusahaan yang direstrukturisasi disajikan seolah entitas yang dijual atau dibeli telah digabung
atau dikeluarkan sejak permulaan periode yang disajikan di dalam laporan keuangan.
Selisih antara harga pengalihan yang dibayarkan atau diterima oleh perusahaan dalam rangka
memperoleh atau menjual anak perusahaan dan bagian perusahaan dari nilai buku aset anak
perusahaan diakui sebagai Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali sebagai
bagian dari tambahan modal disetor.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak
kini dan apabila aset dan liablitas pajak penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas
perpajakan yang sama, baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat
untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto.

14

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

B. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)


p. Dividen

Pembagian dividen interim kepada pemegang saham Perseroan diakui sebagai kewajiban
berdasarkan keputusan Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris.
q. Sewa
Perusahaan mengklasifikasikan sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang berkaitan
dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi
daripada bentuk kontraknya.
Sewa Pembiayaan sebagai Lessee
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara
substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan. Sewa
tersebut dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran
sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus
dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan
pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik
yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif.
Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada
akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan selama estimasi masa manfaat aset tersebut. Jika tidak
terdapat ketidakpastian tersebut, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih
pendek antara umur manfaat aset sewaan atau masa sewa. Laba atau rugi yang timbul dari
transaksi jual dan sewa-balik kembali ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa sewa.
Sewa Operasi sebagai Lessee
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansi
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran
sewa diakui sebagai beban dengan dasa garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
r. Provisi
Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat
konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian liabilitas
tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan
estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.
Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan
estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan liabilitas tersebut, provisi dibatalkan.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Pembagian dividen kepada para pemegang saham Perusahaan diakui sebagai liabilitas dalam
laporan keuangan pada saat dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham Perusahaan.

15

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C. PENJELASAN POS-POS POSISI KEUANGAN DAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


1. KAS DAN BANK

Maret 2014

Kas
Rupiah
Kas di bank - Pihak ketiga
PT Bank Central Asia Tbk
Rupiah
Dolar AS
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Rupiah
PT Bank DBS Indonesia
Rupiah
Dolar AS

Desember 2013

767.554.490

521.850.625

21.392.117.593
1.661.827.373

25.036.236.248
732.208.222

1.339.386.969

2.526.031.586

605.006.564
152.766.159

290.151.142
506.065.462

25.151.104.658

29.090.692.660

25.918.659.148

29.612.543.285

Suku bunga per tahun untuk kas di bank dalam Rupiah berkisar antara 1,25% hingga 2,15%
(2013 : 1,25% hingga 2,15%) dan dalam dolar AS adalah 0,20% (2012 : 0,05%).
Semua rekening bank ditempatkan pada bank pihak ketiga.
2. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Akun ini merupakan saldo piutang
31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013.

usaha

dari

penjualan

domestik

Maret 2014
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT

Mayora Indah Tbk


Unilever Indonesia Tbk
Gandum Mas Kencana
Khong Guan Biscuit Factory Indonesia Ltd
Arnott's Indonesia
Freyabadi Indotama
Evonik Sumi Asih
Sinar Antjol
Kievit Indonesia
Dolphin Super Ice Cream Manufacture
Kaldu Sari Nabati Indonesia
Ares Kusuma Raya
Serena Indopangan
Jaya Swarasa Agung
Garuda Food Putra Putri Jaya
Federal Food Internusa
Universal Robina Corporation
Ultra Prima Abadi

Saldo ke halaman berikutnya

pada

tanggal

Desember 2013

26.756.645.344
19.304.873.450
9.602.247.020
7.860.864.000
6.451.434.012
5.377.541.325
5.280.337.100
5.200.883.954
4.630.584.615
4.160.200.000
3.581.251.300
3.121.894.899
3.046.835.000
1.957.151.067
1.750.347.750
1.693.692.560
1.674.187.900
1.368.097.500

19.628.419.656
13.981.205.150
7.982.985.890
4.746.221.618
4.672.126.249
4.648.617.320
2.519.191.438
2.651.629.954
8.224.063.349
2.492.600.000
1.346.173.620
1.711.571.300
157.299.900
2.257.487.140
1.203.951.700
2.314.324.320
958.100.000
4.513.162.500

112.819.068.795

86.009.131.104

Catatan Atas Laporan Keuangan

Kas dan bank terdiri dari:

16

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

2. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA (lanjutan)


Maret 2014

Jumlah piutang usaha

112.819.068.795
1.245.709.818
1.007.159.585
962.676.000
832.810.000
748.069.300
688.501.329
625.622.800
617.375.000
599.390.000
566.696.251
509.919.674
435.490.000
272.520.600
10.188.189.793

86.009.131.104
613.756.739
516.700.800
384.449.850
185.460.000
1.977.758.986
878.157.500
240.900.000
354.200.000
125.500.000
262.650.000
743.503.200
5.238.264.900
1.982.662.000
1.423.473.150
1.323.679.500
7.408.202.403

132.119.198.945

109.668.450.132

Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut :


Uraian

0-30 hari

Umur Piutang
31-90 hari
> 90 hari

Jumlah

2014
Penjualan domestik

114.831.581.552

12.140.841.616

5.146.775.778

132.119.198.945

2013
Penjualan domestik

55.009.647.693

51.478.810.025

3.179.992.414

109.668.450.132

Piutang usaha tidak berbunga dan pada umumnya berjangka waktu pembayaran 30-90
hari.
Pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, tidak ada piutang usaha pihak ketiga dari penjualan
ekspor.
Rincian piutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut :

Pihak Ketiga:
Rupiah
Dolar AS

Maret 2014
98.000.948.458
34.118.250.487
132.119.198.945

Desember 2013
92.130.875.246
17.537.574.886
109.668.450.132

Saldo piutang usaha - pihak ketiga pada akhir periode tidak memiliki jaminan. Tidak ada surat
jaminan yang diberikan maupun diterima untuk piutang usaha - pihak ketiga. Untuk tahun yang
berakhir tanggal 31 Maret 2014, Perusahaan tidak mencatat adanya penurunan nilai piutang
usaha yang berasal dari pihak ketiga (2012: nihil) karena seluruh piutang usaha-pihak ketiga
adalah dapat tertagih. Penilaian ini dilakukan setiap periode buku dengan memeriksa posisi
keuangan dan pasar dimana pihak ketiga beroperasi.
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, Manajemen berkeyakinan bahwa semua
piutang usaha dapat tertagih dan tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai piutang.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Saldo dari halaman sebelumnya


PT United Chemical Inter Aneka
PLN Kalbar
PT Sukanda Jaya
PT Adyaboga Pranata Industries
PT Pusan Manis Mulia
PT Gloria Bisco
PT Dua Kelinci
PT Mondelez Indonesia Manufacture
PT Tridaya Internusa Food Industry
PT Cipta Aneka Pangan Prima
PT Lugano Jaya Abadi
PT Diamond Cold Storage
PT Torabika Eka Semesta
PT Mercolade Indonesia
PT Perfetti Van Melle Indonesia
PT Lautan Natural Krimerindo
Lainnya - dibawah Rp 500.000.000

Desember 2013

17

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

3. PIUTANG LAIN-LAIN PIHAK KETIGA

Pada akhir periode buku, manajemen berkeyakinan bahwa semua piutang lain-lain dapat tertagih
dan tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai piutang.

4. PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari :
Maret 2014
Barang jadi
Bahan baku
Bahan pembantu
Barang dalam perjalanan
Dikurangi :
Penyisihan penurunan nilai pasar persediaan

Desember 2013

282.347.630.669
110.721.374.243
20.761.270.690
369.883.075

272.213.786.992
49.253.630.870
19.116.496.304
25.222.036.379

414.200.158.677

365.805.950.545

414.200.158.677

(191.860.483)
365.614.090.062

Perubahan saldo penyisihan atas penurunan nilai pasar persediaan adalah sebagai berikut :
Maret 2014
Saldo awal
Penyisihan tahun berjalan
Pemulihan penyisihan
Saldo akhir

Desember 2013

191.860.483
(191.860.483)
-

1.853.504.494
191.860.483
(1.853.504.494)
191.860.483

Pemulihan penyisihan atas penurunan nilai pasar persediaan tersebut di atas telah diakui karena
terjualnya barang jadi terkait kepada pihak ketiga dengan harga di atas nilai perolehannya.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap harga pasar dan kondisi fisik persediaan pada tanggal
pelaporan, Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan cukup untuk
menutupi kerugian akibat penurunan nilai persediaan.
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu
paket polis dengan nilai pertanggungan sebesar Rp980.266.014 atau AS$84.006 (2013:
Rp396.142.500.000 atau AS$32.500.000), dimana Manajemen berkeyakinan bahwa nilai
pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan timbulnya kerugian.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Piutang lain-lain terutama merupakan piutang dari karyawan Perusahaan yang tidak berbunga,
dan rata-rata berjangka waktu pembayaran enam bulan.

18

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

5.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

UANG MUKA PEMBELIAN

Maret 2014
PT Patiware
PT Global Kalimantan Makmur
PT Multi Prima Entakai
PT Bintang Harapan Desa
PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero)
CV Bintang Express
PT Rezeki Kencana
PT Sumatera Jaya Agrolestari
PT Sinar Dinamika Kapuas
PT Citranusa Intisawit
PT Kalimantan Sawit Kusuma
Lainnya - dibawah Rp 500.000.000
Jumlah uang muka pembelian

6.

162.656.992.421
45.551.316.785
4.559.130.967
3.693.570.850
2.336.256.802
810.173.605
546.240.000
380.503.681
220.534.185.111

Desember 2013
16.755.018.890
4.845.070.822
3.559.849.920
3.678.400.000
17.601.956.200
7.529.590.200
2.082.148.069
1.980.000.000
1.254.305.199
59.286.339.300

BEBAN DIBAYAR DIMUKA


Akun tersebut merupakan saldo beban dibayar di muka per 31 Maret 2014 dan 31 Desember
2013 yang terdiri dari:
Maret 2014
Beban ditangguhkan
Sewa
Asuransi
Jumlah beban dibayar di muka

7.

Desember 2013

2.151.679.185
35.473.497
1.206.743.799

53.076.833
-

3.393.896.481

53.076.833

ASET TIDAK LANCAR LAINNYA


Maret 2014
Uang jaminan
Sewa dibayar di muka
Lain-lain
Jumlah aset tidak lancar lainnya

Desember 2013

1.123.288.610
234.722.326

1.143.907.099
378.471.027
-

1.358.010.936

1.522.378.126

Uang jaminan merupakan uang yang dibayarkan kepada pihak ketiga sebagai jaminan atas
penggunaan listrik dan gas.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Akun tersebut merupakan uang muka pembelian bahan baku dan suku cadang kepada pihak
ketiga per 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, dengan rincian sebagai berikut:

19

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

8.

ASET TETAP

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

Saldo Awal
Biaya perolehan
Tanah
Bangunan
Mesin dan peralatan
Perlengkapan pabrik
Peralatan kantor
Tangki penyimpanan
Kendaraan
Aset dalam penyelesaian
Jumlah biaya perolehan
Akumulasi penyusutan
Tanah
Bangunan
Mesin dan peralatan
Perlengkapan pabrik
Peralatan kantor
Tangki penyimpanan
Kendaraan
Jumlah akumulasi penyusutan

Nilai buku neto

Jumlah biaya perolehan


Akumulasi penyusutan
Bangunan
Mesin dan peralatan
Perlengkapan pabrik
Peralatan kantor
Tangki Penyimpanan
Kendaraan
Jumlah akumulasi penyusutan

Nilai buku neto

Reklasifikasi

Saldo Akhir

7.626.495.987
307.070.014
(7.933.566.001)

13.523.427.947
42.888.067.578
205.958.681.725
18.982.132.547
4.484.286.491
42.335.310.180
12.135.986.586
15.939.005.733

13.523.427.947

42.888.067.578

198.267.272.868

64.912.870

18.627.860.920

47.201.613

4.389.537.532

94.748.959

42.335.310.180

12.135.986.586

22.610.916.046

1.261.655.688

354.778.379.658

1.468.519.130

356.246.898.787
104.169.749
11.672.941.464
95.789.050.957
13.643.307.891
2.972.524.169
13.615.322.915
6.330.589.112

104.169.749

11.138.596.242

534.345.222

92.951.188.043

2.837.862.914

13.245.142.429

398.165.462

2.835.267.900

137.256.270

13.069.638.766

545.684.149

6.008.602.517

321.986.595

139.248.435.897

4.879.470.360

215.529.943.760

Saldo Awal
Biaya perolehan
Tanah
Bangunan
Mesin dan peralatan
Perlengkapan pabrik
Peralatan kantor
Tangki penyimpanan
Kendaraan
Aset dalam penyelesaian

Maret 2014
Pengurangan

Penambahan

Perusahaan

Desember 2013
Pengurangan

Penambahan

13.523.427.947

40.047.486.657

193.943.488.611

75.025.000
221.585.871
318.558.837

16.803.373.203
3.739.611.464

(3.440.000.000)
(7.600.000)

42.027.446.670

10.770.000.222

(80.950.000)

6.514.269.073

1.446.936.364
28.875.719.738

327.369.103.847

30.937.825.810

(3.528.550.000)

9.063.060.266

4.816.461.671

2.075.535.976
10.736.097.166
1.437.946.311
543.408.717
2.172.275.014
1.273.090.846

124.531.981.867

18.238.354.030

85.655.090.877
11.807.196.118
2.292.809.183
10.897.363.752

202.837.121.980

144.127.906.258
212.118.992.530

Reklasifikasi

Saldo Akhir

2.840.580.921
7.688.759.257
1.602.901.846
338.967.231
307.863.510
(12.779.072.765)

13.523.427.947
42.888.067.578
198.267.272.868
18.627.860.920
4.389.537.532
42.335.310.180
12.135.986.586
22.610.916.046

354.778.379.657

(80.950.000)

11.138.596.242
92.951.188.043
13.245.142.429
2.835.267.900
13.069.638.766
6.008.602.517

(3.521.900.000)

(3.440.000.000)
(950.000)
-

139.248.435.897
215.529.943.760

Aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya
berdasarkan suatu paket polis dengan nilai pertanggungan sebesar Rp628.725.720 atau
AS$53.880 (2013: Rp287.050.950.000 atau AS$23.550.000) dimana manajemen berkeyakinan
bahwa nilai pertanggungan cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, aset tetap yang digunakan dalam operasi
Perusahaan meliputi aset tetap yang telah habis nilai bukunya dengan nilai biaya perolehan
masing-masing sebesar Rp53.071.993.367 dan Rp52.688.746.672. Jumlah tercatat aset tetap
Perusahaan yang tidak dipakai sementara pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013
masing-masing sebesar Rp1.803.038.787 dan Rp1.838.392.489.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Akun tersebut merupakan aset tetap yang dimiliki dan dikuasai


per 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 , dengan rincian sebagai berikut:

20

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

8. ASET TETAP (LANJUTAN)

Beban pokok penjualan


Beban penjualan
Beban umum dan administrasi

Maret 2014
4.410.892.068
58.031.307
410.546.985
4.879.470.360

Maret 2013
4.017.372.060
63.932.694
412.874.851
4.494.179.604

Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah
sebagai berikut:
31 Maret 2014 :
Persentase jumlah
tercatat terhadap
nilai kontrak

Persentase
penyelesaian

Penambahan kapasitas palm kernel crushing


plant dari 400 MT menjadi 600 MT
di Pontianak

42%

77%

Pembelian kamera CCTV Bosch


VTI-216V04-1(WZ16)

45%

45%

25.626.725

Pengadaan 10 unit kompresor flowmeter


di Pontianak

95%

90%

137.719.613

Rekonstruksi gudang PKE di Pontianak

7%

21%

496.735.151

Akumulasi
biaya

15.200.919.656

Catatan Atas Laporan Keuangan

Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sebagai berikut:

21

Pembelian Dust Collector KW 22-142 7.5HP 3 PHASE untuk mesin


2% Pellet

2%

2.587.000

Pembelian 1 unit sierra gas flowmeter


untuk pabrik solvent di Pontianak

90%

75.417.588

91%

15.939.005.733
31 Desember 2013 :
Persentase jumlah
tercatat terhadap
nilai kontrak

Persentase
penyelesaian

Pembelian dan instalasi 1 unit kamera


CCTV Bosch di Pontianak

97%

99%

61.262.870

Pengadaan 10 unit kompresor flowmeter


di Pontianak

95%

30%

137.719.613

Pembelian 1 unit sierra gas flowmeter


untuk pabrik solvent di Pontianak

81%

90%

67.214.200

Penambahan kapasitas palm kernel crushing


plant dari 400 MT menjadi 600 MT
di Pontianak

61%

77%

21.948.494.993

Rekonstruksi gudang PKE di Pontianak

6%

17%

396.224.370

Akumulasi
biaya

22.610.916.046

Nilai wajar aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 berdasarkan laporan KJPP
Sukardi, Israr dan Rekan, penilai independen, dalam laporannya tertanggal 25 Februari 2013
adalah sebesar Rp336.081.220.000. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi
penurunan potensial atas nilai aset tetap pada tanggal 31 Maret 2014.
Tidak terdapat aset tetap yang dijaminkan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank DBS
Indonesia pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013.

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

8.

ASET TETAP (LANJUTAN)

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

Jenis kepemilikan hak atas tanah Perusahaan, berupa Hak Guna Bangunan (HGB), yang
berlaku hingga pada berbagai tanggal dari tahun 2018 sampai 2028. Manajemen berpendapat
bahwa kepemilikan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui / diperpanjang pada saat jatuh
tempo.

9.

SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI


Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan mengadakan transaksi dengan pihak berelasi, yang
dilakukan dengan syarat dan kondisi yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut :
a. Piutang usaha pihak berelasi - lancar adalah sebagai berikut:
Maret 2014

Desember 2013

Pihak berelasi lainnya :

PT Wilmar Nabati Indonesia


PT Sari Agrotama Persada
PT Wilmar Bioenergi Indonesia
PT Multimas Nabati Asahan
Wilmar Trading Pte.Ltd.
Jumlah piutang usaha pihak berelasi

293.637.917.218
72.293.589.515
51.614.803.605
45.463.602.705
24.255.110.352

71.478.866.125
69.782.294.077
31.138.262.500
686.284.830
1.109.907.059

487.265.023.395

174.195.614.591

Piutang usaha pihak berelasi-lancar tidak berbunga dan pada umumnya berjangka waktu
pembayaran 30 - 90 hari.
Rincian piutang usaha pihak berelasi-lancar menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
Maret 2014

Desember 2013

Pihak berelasi lainnya :

Rupiah
Dolar AS

411.627.129.449
75.637.893.946
487.265.023.395

161.666.624.742
12.528.989.849
174.195.614.591

Saldo piutang usaha pihak berelasi - lancar pada akhir periode tidak memililki jaminan. Tidak
ada surat jaminan yang diberikan maupun diterima untuk piutang usaha pihak berelasilancar. Untuk tahun yang berakhir tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013,
Perusahaan tidak mencatat adanya penurunan nilai piutang usaha yang berasal dari pihak
berelasi. Penilaian ini dilakukan setiap tahun buku dengan memeriksa posisi keuangan dan
pasar dimana pihak berelasi beroperasi.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Hak atas tanah

22

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

9.

SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (LANJUTAN)

RUGI

KOMPREHENSIF

Maret 2014

Desember 2013

Pihak berelasi lainnya :

PT Sari Agrotama Persada


PT Wilmar Nabati Indonesia
PT Wilmar Consultancy Services
PT Agronusa Investama
PT Bumi Karyatama Raharja
PT Multimas Nabati Asahan
PT Wilmar Bioenergi Indonesia
PT Multi Nabati Sulawesi
PT Agro Palindo Sakti
PT Agrindo Indah Persada
PT Petro Andalan Nusantara
PT Duta Sugar International
Jumlah piutang lain-lain pihak berelasi

1.022.746.500
457.804.879
13.319.644
5.605.000
5.000.000
3.203.500
2.719.560
1.435.000
940.000
198.000
1.512.972.083

4.550.000
30.164.675
2.500.000
24.375.285
2.148.768
786.000
5.028.446
645.500
70.198.674

Piutang lain-lain pihak berelasi - lancar terutama merupakan piutang atas jasa sewa ruangan
kantor dan dana talangan kepada pihak berelasi lainnya.
Piutang lain-lain berelasi - lancar tidak berbunga dan pada umumnya berjangka waktu
pembayaran 30-90 hari.
Rincian pitang lain-lain pihak berelasi - lancar menurut jenis mata uang adalah sebagai
berikut:
Maret 2014

Desember 2013

Pihak berelasi lainnya :

Rupiah
Dolar AS

578.653.539
934.318.544

70.198.674
-

1.512.972.083

70.198.674

Saldo piutang lain-lain pihak berelasi - lancar pada akhir periode tidak memililki jaminan.
Tidak ada surat jaminan yang diberikan maupun diterima untuk piutang lain-lain pihak
berelasi . Untuk tahun yang berakhir tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013,
Perusahaan tidak mencatat adanya penurunan nilai piutang lain-lain yang berasal dari pihak
berelasi. Penilaian ini dilakukan setiap tahun keuangan dengan memeriksa posisi keuangan
dan pasar dimana pihak berelasi beroperasi.
Maret 2014
Jumlah aset - pihak berelasi
Jumlah aset
Persentase antara jumlah aset dari
pihak berelasi dengan jumlah aset

Desember 2013

488.777.995.478
1.648.830.541.093

174.265.813.265
1.069.627.299.747

29,64%

16,29%

Catatan Atas Laporan Keuangan

b. Piutang lain-lain pihak berelasi - lancar adalah sebagai berikut:

23

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

9. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (LANJUTAN)

Maret 2014

Desember 2013

Pihak berelasi lainnya :

PT Multimas Nabati Asahan


PT Agro Palindo Sakti
PT Sinar Alam Permai
PT Agronusa Investama
PT Bumi Pratama Khatulistiwa
PT Wilmar Nabati Indonesia
PT Putra Indotropical
PT Daya Landak Plantation
PT Indoresins Putra Mandiri
PT Buluh Cawang Plantation
PT Pratama Prosentindo
PT Sari Agrotama Persada
PT Perkebunan Anak Negeri Pasaman
Jumlah utang usaha pihak berelasi

88.693.503.794
58.457.990.222
51.123.361.891
37.721.952.638
26.927.055.123
6.863.023.628
3.219.758.052
2.831.660.330
1.537.390.108
1.467.464.574
1.299.170.798
1.191.184.511
-

56.866.801.563
378.704.151
21.175.581.046
31.190.751.047
15.361.036.207
8.105.453.830
1.016.944.678
1.554.007.441
967.590.366
2.186.320.159
444.545.186
566.620.170

281.333.515.670

139.814.355.844

Utang usaha pihak berelasi - lancar terutama merupakan hutang yang timbul akibat
pembelian bahan baku.
Utang usaha pihak berelasi - lancar tidak berbunga dan pada umumnya dilunasi dalam jangka
waktu 60 hari.
Rincian utang usaha pihak berelasi - lancar menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
Maret 2014

Desember 2013

Pihak berelasi lainnya :

Rupiah
Dolar AS

159.924.867.408
121.408.648.262

89.917.905.102
49.896.450.742

281.333.515.670

139.814.355.844

Saldo utang usaha pihak berelasi - lancar pada akhir periode adalah tanpa jaminan. Tidak ada
jaminan yang diberikan maupun diterima untuk hutang usaha pihak berelasi-lancar.

Catatan Atas Laporan Keuangan

c. Utang usaha pihak berelasi - lancar adalah sebagai berikut:

24

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

9. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (LANJUTAN)

Maret 2014

Desember 2013

Pihak berelasi lainnya :

PT Multimas Nabati Asahan


PT Bumi Karyatama Raharja
PT Petro Andalan Nusantara
PT Sinar Alam Permai
PT Usda Seroja Jaya
PT Bumi Pratama Khatulistiwa
PT Agro Palindo Sakti
PGEO Edible Oild Sdn Bhd
Yihai Kerry (Beijing) Trading
PT Musi Banyuasin Indah
PT Kerry Sawit Indonesia
PT Agronusa Investama
PT Wilmar Nabati Indonesia
PT Tania Selatan
PT Multi Nabati Sulawesi
PT Duta Sugar International
PT Wilmar Consultancy Services
PT Sari Agrotama Persada
PT Anugrah Rejeki Nusantara
Jumlah utang lain-lain pihak berelasi

1.938.743.620
1.474.866.250
977.571.260
953.948.579
926.226.840
508.381.671
141.571.598
112.355.629
16.794.900
9.956.670
8.272.000
6.356.798
2.793.729
802.084
595.000
-

306.633.093
632.500.000
603.082.509
108.194.236
1.162.766.107
610.131.671
366.371.600
26.046.309
17.971.871
4.186.352
164.529
5.148.773
41.860.545
36.338.152
11.274.480
1.310.390

7.079.236.628

3.933.980.617

Utang lain-lain pihak berelasi - lancar tidak berbunga dan terutama merupakan pembelian
bahan penolong, jasa sewa dan dana talangan.
Utang lain-lain pihak berelasi - lancar tidak berbunga dan pada umumnya dilunasi dalam
jangka waktu 60 hari.
Rincian utang lain-lain pihak berelasi - lancar menurut jenis mata uang adalah sebagai
berikut:
Maret 2014

Desember 2013

Pihak berelasi lainnya :

Rupiah
Dolar AS

4.249.462.893
2.829.773.735

3.408.114.856
525.865.761

7.079.236.628

3.933.980.617

Saldo hutang lain-lain pihak berelasi - lancar pada akhir periode tidak memililki jaminan. Tidak
ada jaminan yang diberikan maupun diterima untuk hutang lain-lain pihak berelasi-lancar.

Catatan Atas Laporan Keuangan

d. Utang lain-lain pihak berelasi - lancar adalah sebagai berikut:

25

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

9. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (LANJUTAN)

Maret 2014

Desember 2013

Pihak berelasi lainnya :

PT Multimas Nabati Asahan


PT Sinar Alam Permai
Jumlah pinjaman dari pihak berelasi

263.432.400.000
35.000.000.000

25.596.900.000
35.000.000.000

298.432.400.000

60.596.900.000

Pinjaman yang diperoleh dari PT Multimas Nabati Asahan senilai AS$23.100.000 atau setara
dengan Rp263.432.400.000 dikenakan bunga 2,85% per tahun (2013: AS$2.100.000 atau
setara Rp25.596.900.000 dikenakan bunga 2,85% per tahun). Pinjaman tersebut tanpa
jaminan dan tersedia hingga 31 Desember 2014.
Pinjaman yang diperoleh dari PT Sinar Alam Permai senilai Rp 35.000.000.000 dikenakan
bunga 9,5% per tahun (2013: Rp 35.000.000.000 dikenakan bunga 9,5% per tahun).
Pinjaman tersebut tanpa jaminan dan tersedia hingga 31 Desember 2014.
Maret 2014
Jumlah liabilitas - pihak berelasi
Jumlah liabilitas
Persentase antara jumlah liabilitas kepada
pihak berelasi dengan jumlah liabilitas

Desember 2013

586.845.152.298
1.066.194.835.098

204.345.236.461
541.352.365.829

55,04%

37,75%

f. Penjualan kepada pihak berelasi.


Penjualan komoditas
Periode yang berakhir
Maret 2014
Maret 2013
Pihak berelasi lainnya

PT Wilmar Nabati Indonesia


PT Sari Agrotama Persada
Wilmar Trading Pte. Ltd.

PT Multimas Nabati Asahan


PT Wilmar Bioenergi Indonesia
PGEO Edible Oils Sdn Bhd
Jumlah penjualan komoditas
Persentase antara jumlah penjualan
komoditas kepada pihak berelasi
dengan jumlah penjualan komoditas

292.551.155.251
239.973.150.240
63.211.075.533
45.463.602.705
48.779.041.158
45.142.424.496
735.120.449.383
1.018.060.753.297

72,21%

50.670.883.254
54.248.253.057
32.903.349.455
4.708.712.345
142.531.198.111
289.530.326.737

49,23%

Catatan Atas Laporan Keuangan

e. Pinjaman dari pihak berelasi lancar adalah sebagai berikut:

26

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

9. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (LANJUTAN)

Pembelian komoditas
Periode yang berakhir
Maret 2014
Maret 2013
Pihak berelasi lainnya
PT Sinar Alam Permai

PT Multimas Nabati Asahan


PT Agro Palindo Sakti
PT Agronusa Investama
PT Bumi Pratama Khatulistiwa

PT
PT
PT
PT
PT
PT
PT

Putra Indotropical
Daya Landak Plantation
Buluh Cawang Plantation
Wilmar Nabati Indonesia
Sari Agrotama Persada
Indoresins Putra Mandiri
Pratama Prosentindo

Jumlah pembelian komoditas


Persentase antara jumlah pembelian
komoditas kepada pihak berelasi
dengan jumlah pembelian komoditas

88.217.233.706
83.486.665.403
81.134.356.782
80.736.911.958
72.516.273.055
6.092.721.664
5.682.983.760
5.570.340.698
5.114.620.632
3.976.404.271
3.451.823.204
2.015.726.902
437.996.062.035
943.526.340.811

46,42%

34.303.280.322
146.887.116.075
458.727.960
4.766.654.421
844.632.322
1.179.271.790
188.439.682.890
284.095.494.726

66,33%

h. Kompensasi manajemen kunci


Manajemen kunci Perusahaan termasuk Direksi dan Komisaris. Kompensasi yang dibayar atau
terutang pada manajemen kunci atas jasa pekerja adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Maret 2014
Gaji dan imbalan pekerja jangka pendek

Maret 2013

1.975.000.000

1.930.000.000

2.909.848.250

2.053.682.050

Direksi
Gaji dan imbalan pekerja jangka pendek

Pada tanggal 1 Juli 2008, Perusahaan melakkan Perjanjian Jasa Teknis dengan Wilmar
International Limited (WIL). Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan mengikat WIL untuk
menyediakan jasa teknis dalam rangka membantu Perusahaan meningkatkan efektiftas
pengoperasian pabrik. Selama 2014, Perusahaan belum dikenakan beban jasa teknis oleh WIL
(2013: AS$61.500).
Pada tanggal 11 Oktober 2010, Perusahaan melakukan Perjanjian Pemberian Lisesnsi dengan
PT Multimas Nabati Asahan (MNA). Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan memperoleh hak
penggunaan atas merek dagang dan logo Sania yang terdaftar sebagai milik MNA.
Perjanjian ini berlaku hingga 31 Desember 2015. Selama 2013, Perusahaan belum dikenakan
beban royalti oleh MNA (2013: Rp 50.000.000).

Catatan Atas Laporan Keuangan

g. Pembelian dari pihak berelasi.

27

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

9. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (LANJUTAN)

No.

Sifat relasi

Pihak berelasi

Transaksi

1.

Perusahaan pengendali
pemegang saham

Wilmar International Limited ("WIL")

Jasa layanan teknis

2.

Entitas dibawah kendali


Grup WIL

PT Wilmar Nabati Indonesia

Pembelian barang jadi, penjualan


barang jadi dan bahan penolong, sewa
ruang kantor dan dana talangan.

3.

PT Sinar Alam Permai

Pembelian bahan baku, penjualan


bahan baku dan bahan penolong,
sewa ruang kantor, pinjaman, dan
piutang bunga pinjaman.

4.

PT Multimas Nabati Asahan

Pembelian bahan baku dan barang jadi,


penjualan bahan baku, barang jadi
dan bahan penolong, sewa tangki
penyimpanan dan ruang kantor, dana
talangan, jasa maklon, dan pinjaman.

5.

PT Agro Palindo Sakti

Pembelian bahan baku dan bahan


penolong.

6.

PT Agronusa Investama

Pembelian bahan baku dan bahan


penolong.

7.

PT Bumi Pratama Khatulistiwa

Pembelian bahan baku dan bahan


penolong.

8.

Wilmar Trading Pte Ltd

Penjualan barang jadi.

9.

PT Sari Agrotama Persada

Pembelian barang jadi, penjualan


barang jadi dan sewa ruang kantor.

10.

PT Usda Seroja Jaya

Penyewaan kapal,

11.

PT Petro Andalan Nusantara

Pembelian bahan bakar, pinjaman dan


piutang bunga.

12.

PT Pratama Prosentindo

Pembelian bahan baku

13.

PT Putra Indotropikal

Pembelian bahan baku

14.

PT Indoresins Putra Mandiri

Pembelian bahan baku

15.

PT Musi Banyuasin Indah

Dana talangan

16.

PGEO Edible Oils Sdn Bhd

Penjualan barang jadi dan dana


talangan.

17.

PT Bumi Karyatama Raharja

Dana talangan dan pembelian bahan


penolong.

18.

PT Kerry Sawit Indonesia

Dana talangan

19.

PT Agrindo Indah Persada

Dana talangan

20.

PT Duta Sugar International

Sewa ruang kantor

21.

PT Wilmar Consultancy Services

Jasa konsultan dan dana talangan.

22.

PT Buluh Cawang Plantation

Pembelian bahan baku dan dana talangan.

23.

PT Tania Selatan

Dana talangan.

24.

PT Multi Nabati Sulawesi

Pembelian bahan baku dan suku cadang

25.

PT Wilmar Bioenergi Indonesia

Penjualan barang jadi dan dana talangan.

26.

PT Daya Landak Plantation

Pembelian bahan baku

Catatan Atas Laporan Keuangan

i. Rincian jenis transaksi dan sifat hubungan dengan pihak berelasi adalah sebagai
berikut :

28

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

10.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

UTANG USAHA PIHAK KETIGA

Maret 2014
PT Sepanjang Intisurya Mulia
PT Agro Jaya Perdana
PT Multi Jaya Perkasa
CV Bintang Express
PT Parna Agromas
PT Surya Borneo Indah
PT Citranusa Intisawit
PT Rana Wastu Kencana
Tuan Liyanto Tanjaya
PT Sahabat Kapuas
CV Putra Satria Abadi
PT Adi Antara Asia
PT Sumatera Jaya Agro Lestari
Hj. Ati Muflihat
PT Solar Premium Central
PT Andalas Citra Elektrindo
CV Borneo Nyatu Putra
Muar Ban Lee Engineering Sdn. Bhd.
PT Mulia Borneo Mandiri
Tuan Gibson Hutagaol
PT Marga Cipta Selaras
Lain-lain dibawah Rp. 500.000.000
Jumlah utang usaha pihak ketiga

10.206.870.339
4.631.719.400
4.069.867.253
3.267.648.413
2.227.697.607
1.855.079.688
1.183.626.256
1.148.894.602
1.122.999.825
1.034.894.542
886.767.057
855.715.374
580.109.623
569.794.800
540.954.240
16.334.851.489
50.517.490.508

Desember 2013
683.067.000
3.212.042.020
2.740.427.080
4.212.366.893
704.738.513
633.936.710
14.854.971.753
886.767.057
768.896.025
3.665.000
1.068.815.000
926.258.627
724.026.600
583.357.555
662.046.800
628.539.559
13.963.096.861
47.257.019.053

Analisa umur utang usaha adalah sebagai berikut:


Maret 2014
0 - 30 hari
30 - 60 hari
60 - 90 hari
> 90 hari

Desember 2013

37.166.748.738
1.417.410.583
243.627.124
11.689.704.063

25.502.737.427
12.491.039.263
1.372.746.628
7.890.495.735

50.517.490.508

47.257.019.053

Rincian utang usaha pihak ketiga menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut :
Maret 2014
Rupiah
Dolar AS
Euro
Dollar Singapura
Ringgit Malaysia

48.181.592.310
2.010.506.895
118.721.007
154.444.673
52.225.623
50.517.490.508

Desember 2013
43.362.557.749
3.629.286.573
176.610.990
32.946.982
55.616.759
47.257.019.053

Utang usaha terutama merupakan hutang yang timbul dari pembelian Palm Kernel (PK) dan
penggunaan jasa pengangkutan dari pihak ketiga. Hutang usaha pihak ketiga tidak berbunga dan
pada umumnya dilunasi dalam jangka waktu 60 hari.
Saldo hutang usaha pada akhir periode tidak memiliki jaminan. Tidak ada jaminan yang diberikan
maupun diterima untuk hutang usaha.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Akun ini terdiri dari:

29

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.
11.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

UTANG LAIN-LAIN PIHAK KETIGA

12. UANG MUKA PENJUALAN


Akun ini merupakan uang muka penjualan barang jadi per 31 Maret 2014 dan 31 Desember
2013. Uang muka penjualan tidak berbunga dan pada umumnya diselesaikan dalam jangka
waktu 60 hari.

13. PERPAJAKAN
a.

Pajak dibayar di muka dan taksiran tagihan pajak


Pajak dibayar di muka
Maret 2014
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak ekspor
Jumlah pajak dibayar di muka

Desember 2013

144.690.920.199
-

107.487.379.105
860.408.640

144.690.920.199

108.347.787.745

PPN pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 merupakan jumlah kelebihan PPN
masukan atas PPN keluaran.
Pajak ekspor merupakan pajak ekspor dibayar dimuka untuk penjualan di bulan Januari 2014.
Taksiran tagihan pajak
Maret 2014
Kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan
Tahun pajak 2013
Tahun pajak 2012
PPN

b.

Desember 2013

3.997.754.444
1.481.642.964
49.805.836

3.997.754.444
1.481.642.964
49.805.837

5.529.203.244

5.529.203.245

Utang pajak

Maret 2014
Pajak
Pajak
Pajak
Pajak
Pajak

penghasilan
penghasilan
penghasilan
penghasilan
penghasilan

- Pasal
- Pasal
- Pasal
- Pasal
final

Jumlah utang pajak

25
21
22
23

Desember 2013

12.694.274.149
453.802.259
578.359
41.575.494
108.168.765

1.921.264.338
735.306.680
59.300.341
54.769.952

13.298.399.026

2.770.641.311

Catatan Atas Laporan Keuangan

Hutang lain-lain tidak berbunga dan pada umumnya dilunasi dalam jangka waktu 60 hari.

30

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

14. PERPAJAKAN (LANJUTAN)


Pajak kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan dalam laporan laba rugi komprehensif dan
estimasi penghasilan kena pajak, pajak kini dan kelebihan pembayaran pajak atau hutang
pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut:
Pajak Kini
Maret 2014
Laba sebelum taksiran pajak
penghasilan badan
Beda waktu :
Penyusutan aset tetap
Beban imbalan kerja
Bonus karyawan
Penyisihan atas penurunan nilai
persediaan
Beda tetap:
Pendapatan jasa giro
Pendapatan yang dikenakan pajak final
Penalti dan bunga pajak
Beban lain - lain
Jumlah koreksi fiskal neto
Taksiran penghasilan kena pajak
Beban pajak kini
Pajak penghasilan atas penghasilan
berdasarkan tarif pajak standar
Pajak penghasilan atas penghasilan kena
pajak final

Maret 2013

72.259.457.100

23.410.814.309

(2.110.515.734)
739.197.079
(3.487.366.474)
(191.860.483)

(2.184.668.928)
853.830.428
(2.053.516.906)
(1.853.504.494)

(246.220.891)
(987.309.000)
372.717.249

(97.984.860)
20.050.000

(5.911.358.253)

(5.315.794.760)

66.348.098.846

18.095.019.549

16.587.024.712

4.523.754.887

49.023.909

19.596.972

Jumlah beban pajak kini

16.636.048.621

4.543.351.859

Pajak penghasilan badan dibayar di muka


Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
Pajak final

50.221.886
3.842.528.677
49.023.909

335.294.167
132.631.604
3.139.231.568
19.596.972

Jumlah pajak penghasilan badan dibayar di muka


Utang pajak penghasilan badan

3.941.774.472
12.694.274.149

3.626.754.311
916.597.548

Catatan Atas Laporan Keuangan

c.

31

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

14. PERPAJAKAN (LANJUTAN)

Pajak Penghasilan:
Beban pajak kini:
Tahun kini
Kekurangan pajak penghasilan
badan tahun-tahun sebelumnya
Beban pajak tangguhan

Maret 2014
16.636.048.621
-

Maret 2013
4.543.351.859
-

16.636.048.621
1.262.636.403

4.543.351.859
1.309.464.975

17.898.685.023

5.852.816.834

e. Rekonsiliasi pajak penghasilan badan


Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak
yang berlaku atas laba sebelum pajak penghasilan badan dan beban pajak penghasilan
seperti disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

f. Ketetapan pajak
Pada tanggal 23 April 2013, Perusahaan menerima revisi SKP tahun 2010 atas PPN yang
dinyatakan kurang bayar, denda dan bunga total sebesar Rp1.643.207.712, dibandingkan
dengan yang tercantum di dalam SKP sebelumnya sebesar Rp1.638.815.993. Sehubungan
dengan revisi tersebut, Perusahaan juga melakukan revisi terhadap keberatan yang semula
diajukan sebesar Rp1.179.934.329 menjadi Rp1.208.308.244 (Keberatan Pertama), dan
mengajukan keberatan tambahan pada 12 Juli 2013 sebesar Rp31.851.600 (Keberatan
Kedua).
Pada tanggal 13 September 2013, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menerima sebagian dari
Keberatan Pertama sebesar Rp1.147.303.616 dan menolak keberatan sebesar Rp61.004.628,
Perusahaan menerima keputusan tersebut kecuali untuk PPN masa September, Oktober dan
Desember 2010 sebesar Rp49.805.837. Pada Oktober 2013, Perusahaan mengajukan banding
kepada Pengadilan Pajak atas Keberatan Pajak yang tersisa sebesar Rp49.805.837.
Belum ada hasil atas banding yang diajukan atas Keberatan Pertama sebesar Rp49.805.837,
maupun hasil atas Keberatan Kedua sebesar Rp31.851.600 yang telah dikomunikasikan
kepada Perusahaan sampai dengan penerbitan laporan keuangan ini.

Catatan Atas Laporan Keuangan

d. Komponen beban pajak penghasilan badan

32

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

14. PERPAJAKAN (LANJUTAN)

Rincian aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
Maret 2014

Desember 2013

Aset pajak tangguhan

- Imbalan kerja karyawan


- Bonus karyawan
- Penyisihan atas penurunan nilai
pasar persediaan

4.051.706.923
526.773.690

3.866.907.654
1.398.615.309

4.578.480.613

47.965.121
5.313.488.084

(12.764.220.390)

(12.236.591.457)

(8.185.739.777)

(6.923.103.373)

Liabilitas pajak tangguhan

- Aset tetap
Liabilitas pajak tangguhan - neto

Penggunaan aset pajak tangguhan yang diakui Perusahaan tergantung pada kelebihan laba
fiskal pada masa mendatang atas penghasilan yang timbul dari pemulihan perbedaan
temporer kena pajak yang ada. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa aset pajak
tangguhan dapat dimanfaatkan di masa mendatang.
Rincian (beban)/manfaat pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
Maret 2014
-

Aset tetap
Imbalan kerja karyawan
Bonus karyawan
Penyisihan (pembalikan penyisihan)
atas penurunan nilai pasar persediaan

Beban pajak tangguhan - neto

Maret 2013

(527.628.933)
184.799.270
(871.841.618)

(546.167.232)
213.457.607
(513.379.227)

(47.965.121)

(463.376.124)

(1.262.636.403)

(1.309.464.975)

h. Umum
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan, dan
membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat
menetapkan dan mengubah liabilitas pajak yang berasal dari tahun pajak sebelum 2008
dalam batas waktu sepuluh tahun sejak tanggal terhutangnya pajak, atau sampai dengan
akhir tahun 2013, mana lebih dulu. Berdasarkan peraturan pajak yang berlaku mulai tahun
2008, DJP dapat menetapkan dan mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu lima tahun
sejak tanggal terhutangnya pajak.

14. BEBAN AKRUAL


Rincian beban akrual pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 terdiri dari :
Maret 2014
Telepon, listrik dan air
Lain-lain

Desember 2013

1.820.648.196
6.868.688.997

2.102.621.245
339.017.670

8.689.337.193

2.441.638.915

Beban akrual tidak berbunga dan pada umunya dilunasi dalam jangka waktu 60 hari,

Catatan Atas Laporan Keuangan

g. Pajak tangguhan

33

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

15.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK

Berdasarkan persetujuan sementara untuk perpanjangan tanggal jatuh tempo fasilitas kredit ini
tertanggal 26 November 2012, fasilitas kredit tersebut meliputi:
i. Revolving Credit Facility (RCF 01) maksimum senilai AS$41.000.000 untuk mendukung
modal kerja terutama untuk pembelian dan produksi minyak tengkawang dan turunannya.
Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan yang dihitung dengan menggunakan Singapore
Interbank Offered Rate (SIBOR) (1 bulan) ditambah 1,35%. Tingkat bunga efektif di tahun
2014 adalah 3,35% per tahun (2013: 2,78% sampai dengan 3,25% per tahun) untuk
pinjaman AS$ dan 9,50% per tahun untuk pinjaman IDR (2013: nil).
ii. Revolving Credit Facility (RCF 02) maksimum senilai AS$9.000.000 untuk mendukung modal
kerja terutama untuk pembelian dan produksi minyak tengkawang dan turunannya. Pinjaman
ini dikenakan bunga tahunan yang dihitung dengan menggunakan menggunakan SIBOR (1
bulan) ditambah 1,35%. Tingkat bunga efektif di tahun 2014 adalah 3,35% per tahun (2013:
2,78% sampai dengan 3,25% per tahun) untuk pinjaman AS$ dan 9,50% per tahun untuk
pinjaman IDR (2013: nil).
Fasilitas kredit ini dijamin dengan letter of comfort dari Wilmar International Limited, perusahaan
pengendali pemegang saham Perusahaan, dan surat jaminan bahwa Perusahaan tidak akan
mengagunkan dan atau menjaminkan aset/harta kekayaannya sekarang maupun yang akan
diperoleh dikemudian hari kepada pihak lain tanpa persetujuan dari DBS. Pinjaman tersebut akan
jatuh tempo pada tanggal 26 September 2014.
Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, jumlah saldo pinjaman DBS untuk fasilitas
RCF 01 dan 02, masing-masing sebesar Rp375.000.000.000 dan Rp249.874.500.000
(AS$20.500.000).
16.

UTANG DIVIDEN
Saldo utang atas pembayaran dividen sebesar Rp624.939.375 merupakan dividen yang
diumumkan untuk dibagikan di tahun 2003 dan sebesar Rp83.377.500 merupakan dividen tahun
2009 yang diumumkan untuk dibagikan di tahun 2010.

17. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN


Estimasi liabilitas imbalan kerja tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai
berikut:
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Maret 2014
Gaji, upah dan bonus
Jamsostek

Desember 2013

2.107.094.761
152.649.905

5.594.461.234
76.238.979

2.259.744.666

5.670.700.213

Catatan Atas Laporan Keuangan

Pada tanggal 26 September 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT. Bank DBS
Indonesia (DBS), yang telah diubah sebagaimana dinyatakan dalam Perubahan Keempat
terhadap Perjanjian Fasilitas Perbankan No. 013/PFPA-DBSI/I/2012 tanggal 11 Januari 2012.

34

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

17. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (LANJUTAN)

Perusahaan memberikan imbalan pensiun untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun
normal pada umur 55 tahun sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003.
Provisi imbalan kerja tersebut tidak didanai.
Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan kerja neto yang diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif dan jumlah yang disajikan dalam laporan posisi keuangan
sebagai provisi imbalan kerja karyawan.
Beban imbalan kerja neto:
Maret 2014
Beban jasa kini
Beban bunga
Pengakuan seketika atas mutasi karyawan

Desember 2013

441.287.500
348.916.000
-

2.358.440.826
968.390.000
(1.248.308.746)

790.203.500

2.078.522.080

Rincian provisi imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013
adalah sebagai berikut:
Maret 2014
Nilai kini liabilitas imbalan kerja karyawan
Kerugian aktuarial yang tidak diakui - bersih

Desember 2013

16.206.827.693
-

15.467.630.614
-

16.206.827.693

15.467.630.614

Perubahan provisi atas imbalan kerja karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Maret 2014
Saldo 1 Januari
Beban imbalan kerja
Rugi aktuarial yang diakui sebagai kerugian
komprehensif lainnya
Pembayaran manfaat
Saldo akhir

15.467.630.614
790.203.500
(51.006.421)
16.206.827.693

Desember 2013
13.440.829.000
2.078.522.080
262.681.264
(314.401.730)
15.467.630.614

Asumsi yang digunakan dalam menentukan provisi imbalan kerja karyawan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah :
Tingkat angka kematian
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Usia pensiun

:
:
:
:

Commissioner Standard Ordinary (CSO) 1980


9,25% per tahun
10% per tahun
55 tahun

Catatan Atas Laporan Keuangan

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang

35

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C. PENJELASAN POS-POS POSISI KEUANGAN DAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


(lanjutan)
18.

MODAL SAHAM

Pemegang saham

Tradesound Investments Limited


Rising Shine Investments Limited
Teh Kenny Suryadi, Direktur
Masyarakat ( masing-masing dengan
kepemilikan dibawah 5%)

Saham Ditempatkan
dan Disetor penuh

Persentase
Kepemilikan

258.885.500
14.850.000
2.250.000
21.514.500

87,02%
4,99%
0,76%
7,23%

297.500.000

100%

Jumlah
( Rp )

129.442.750.000
7.425.000.000
1.125.000.000
10.757.250.000
148.750.000.000

Rincian pemegang saham Perusahaan dan kepemilikan sahamnya pada tanggal 31 Desember
2013 adalah sebagai berikut:
Pemegang saham

Tradesound Investments Limited


Rising Shine Investments Limited
Masyarakat ( masing-masing dengan
kepemilikan dibawah 5%)

Saham Ditempatkan
dan Disetor penuh

Persentase
Kepemilikan

258.885.500
14.850.000
23.764.500

87,02%
4,99%
7,99%

297.500.000

100%

Jumlah
( Rp )

129.442.750.000
7.425.000.000
11.882.250.000
148.750.000.000

Tidak ada saham yang dimiliki oleh Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret
2014, kecuali Teh Kenny Suryadi.
Tidak ada saham yang dimiliki oleh Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember
2013.
Pengelolaan Modal
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio
modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
Perusahaan disyaratkan untuk memelihara tingkat permodalan tertentu oleh perjanjian pinjaman.
Perusahaan telah memenuhi persyaratan permodalan eksternal tersebut. Selain itu, Perusahaan
juga dipersyaratkan oleh Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, untuk
mengalokasikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh ke dalam
dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan.
Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan
perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan,
Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan
saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan,
kebijakan maupun proses selama periode penyajian.
Kebijakan Perusahaan adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk
mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Rincian pemegang saham Perusahaan dan kepemilihan sahamnya pada tanggal 31 Maret 2014
sebagai berikut:

36

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C. PENJELASAN POS-POS POSISI KEUANGAN DAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


(lanjutan)
19. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Agio Saham
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali

Tambahan Modal
Disetor
104.847.825.314
5.105.168.595
109.952.993.909

a. Agio saham
Agio Saham
Biaya emisi efek ekuitas

Agio saham
109.650.000.000
(4.802.174.686)
104.847.825.314

Pada tahun 1996, Perusahaan melakukan penjualan 34.000.000 saham bernilai


Rp17.000.000.000 melalui penawaran umum kepada masyarakat. Hasil penjualan adalah
Rp37.400.000.000. Perusahaan mencatat modal disetor Rp17.000.000.000 dan jumlah
tambahan modal disetor sebesar Rp20.400.000.000.
Pada tahun 1998, Perusahaan melakukan penjualan 178.500.000 saham bernilai nominal
Rp89.250.000.000 melalui Penawaran Umum Terbatas - I kepada masyarakat dengan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu. Perusahaan mencatat modal disetor Rp89.250.000.000
sebagai tambahan modal disetor.
b. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Pada tanggal 12 Agustus 2009, Perusahaan telah menjual 46.999.000 saham yang merupakan
kepemilikan 99,998% dari jumlah saham di PT Wilmar Benih Indonesia (WBE) (dahulu PT
Inticocoa Abadi Industri), sebelumnya anak perusahaan, kepada pihak-pihak sebagai berikut :
(i) PT Wilmar Nabati Indonesia (WINA) yang merupakan entitas sepengendali, sejumlah
32.900.000 saham (70% kepemilikan) dengan harga jual sebesar Rp15.792.000.000 dan (ii)
PT Natura Wahana Gemilang (NHWG), merupakan pihak berelasi, sejumlah 14.099.000
saham (29,998% kepemilikan) dengan harga jual sebesar Rp6.767.520.000.
Penjualan 70% kepemilikan saham di WBE ke WINA dicatat berdasarkan PSAK No. 38 (Revisi
2004) tentang Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali. Dengan demikian, selisih
neto antara harga jual dan 70% bagian proporsional dari nilai buku aset bersih WBE sebesar
Rp5.105.168.595 dicatat di buku Perusahaan sebagai Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi
Entitas Sepengendali dan disajikan sebagai tambahan modal disetor dalam laporan posisi
keuangan.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Rincian tambahan modal disetor pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah
sebagai berikut:

37

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

20. DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA

Undang-Undang Perseroan Terbatas Indonesia No. 40 tahun 2007, tertanggal 16 Agustus 2007,
mensyaratkan agar setiap perusahaan yang memiliki posisi akumulasi laba neto untuk
menyisihkan sejumlah tertentu dari laba neto setiap tahun buku sebagai cadangan untuk
diakumulasi sehingga mencapai minimal 20% dari jumlah modal disetor perusahaan. Pada
tanggal 31 Maret 2014, Perusahaan telah menyisihkan saldo laba yang telah ditentukan
penggunaannya sebagai cadangan umum sejumlah Rp5.780.025.067.
21. PENJUALAN

38

Rincian penjualan neto adalah sebagai berikut:


Maret 2014

Maret 2013

Penjualan domestik
Pihak ketiga
Pihak berelasi

277.207.604.844
626.766.949.354

145.170.175.626
83.574.232.709

Jumlah penjualan domestik

903.974.554.198

228.744.408.335

Penjualan ekspor
Pihak ketiga
Pihak berelasi

5.732.699.070
108.353.500.029

1.828.953.000
58.956.965.402

Jumlah penjualan ekspor

114.086.199.099

60.785.918.402

1.018.060.753.297

289.530.326.737

Penjualan - neto

Rincian penjualan neto berdasarkan produk adalah sebagai berikut:


Penjualan neto:
Domestik
Palm Kernel (PK) dan turunannya
Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya
Minyak tengkawang dan turunannya
Lain-lain

Ekspor
Palm Kernel (PK) dan turunannya
Minyak tengkawang dan turunannya
Lain-lain

Catatan Atas Laporan Keuangan

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan pada tanggal 10 Mei 2013, yang
telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 04 dari Fransiscus Xaverius Arsin,S.H., pada tanggal
yang sama, para pemegang saham perusahaan menyetujui antara lain tidak ada pembagian
dividen tunai untuk tahun 2012.

Maret 2014

Maret 2013

330.378.133.230
557.339.471.450
16.256.949.518

148.554.649.417
66.516.705.345
13.673.053.573

903.974.554.198

228.744.408.335

68.943.774.603
45.142.424.496
-

50.621.731.127
10.069.867.061
94.320.213

114.086.199.099

60.785.918.402

1.018.060.753.297

289.530.326.737

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

21. PENJUALAN (LANJUTAN)

Pelanggan

Jumlah penjualan
Maret 2014
Maret 2013

Persentase dari jumlah penjualan


Maret 2014
Maret 2013

Pihak berelasi lainnya

PT Wilmar Nabati Indonesia


PT Sari Agrotama Persada
Wilmar Trading Pte. Ltd.

PT Multimas Nabati Asahan

292.551.155.251
239.973.150.240
63.211.075.533
45.463.602.705

50.670.883.254
54.248.253.057
32.903.349.455

28,74%
23,57%
6,21%
4,47%

17,50%
0,00%
18,74%
11,36%

22. BEBAN POKOK PENJUALAN


Rincian beban pokok penjualan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2014 dan
2013 adalah sebagai berikut:
Maret 2014

Maret 2013

Bahan baku
Beban tenaga kerja langsung
Beban produksi tidak langsung

736.954.672.180
2.970.465.203
33.371.285.379

87.923.964.342
2.294.910.069
26.621.153.324

Jumlah biaya produksi

773.296.422.762

116.840.027.735

292.962.772.104

284.004.492.516

191.860.483
293.154.632.587

(1.853.504.494)
282.150.988.022

(317.194.929.511)

(335.998.046.423)

(317.194.929.511)

(335.998.046.423)

Pembelian

181.322.524.181

182.420.671.837

Beban pokok penjualan

930.578.650.019

245.413.641.171

Persediaan awal:
Biaya perolehan
Penyisihan penurunan nilai pasar
persediaan
Dikurangi: Persediaan akhir:
Biaya perolehan
Penyisihan penurunan nilai pasar
persediaan

Rincian pemasok yang penjualannya kepada Perusahaan melebihi 10% dari jumlah pembelian
Perusahaan selama tiga bulan adalah sebagai berikut :
Pemasok

Jumlah pembelian
Maret 2014
Maret 2013

Persentase dari jumlah pembelian


Maret 2014
Maret 2013

Pihak berelasi lainnya

PT Multimas Nabati Asahan


PT Sinar Alam Permai

83.486.665.403
88.217.233.706

146.887.116.075
34.303.280.322

8,85%
9,35%

51,70%
12,07%

Catatan Atas Laporan Keuangan

Rincian pembeli yang pembeliannya kepada Perusahaan melebihi 10% dari jumlah pembelian
Perusahaan selama tiga bulan adalah sebagai berikut:

39

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

23. BEBAN PENJUALAN

Maret 2014

Maret 2013

Pajak ekspor
Transportasi dan akomodasi
Operasi penjualan
Gaji
Operasi pelayaran
Penyusutan (Catatan 8)
Lain-lain

9.844.789.093
5.010.022.086
188.871.283
768.838.306
1.861.266.365
58.031.307
323.409.299

6.322.569.906
3.986.526.368
1.660.700.985
521.122.142
392.860.187
63.932.694
861.504.719

Jumlah beban penjualan

18.055.227.739

13.809.217.001

24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI


Rincian beban umum dan administrasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2014
dan 2013 terdiri dari:
Maret 2014

Gaji
Imbalan kerja karyawan (Catatan 18)
Umum kantor
Keuangan
Penyusutan (Catatan 8)
Konsultan
Listrik, air dan telepon
Lain-lain
Jumlah beban umum dan administrasi

Maret 2013

4.791.827.379
790.203.500
100.103.642
21.908.788
410.546.985
85.000.000
225.882.382
562.772.193

4.781.145.164
870.337.500
691.576.857
522.582.891
412.874.851
133.769.000
43.752.958
337.540.311

6.988.244.869

7.793.579.531

25. PENDAPATAN DAN BEBAN USAHA LAIN-LAIN - NETO


Rincian pendapatan/(beban) usaha lain-lain untuk periode yang berakhir pada tanggal
31 Maret 2014 dan 2013 terdiri dari:

Pendapatan usaha lain-lain


Maret 2014

Penjualan barang bekas


Lain-lain

Maret 2013

67.634.358

111.601.335
-

67.634.358

111.601.335

Beban usaha lain-lain


Maret 2014

Lain-lain

Beban usaha lain-lain - neto

Maret 2013

(7.773.817)

(7.773.817)

67.634.358

103.827.518

Catatan Atas Laporan Keuangan

Rincian beban penjualan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut:

40

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

26. LABA PER SAHAM


Maret 2014
77.644.631.647
54.360.772.077
297.500.000
260,99
182,73

24.544.380.799
17.557.997.475
297.500.000
82,50
59,02

27. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING


Posisi aset dan liabilitas dalam mata uang asing pada 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013
adalah sebagai berikut:
Mata uang asing

31 Maret 2014
Aset
Kas di bank
Piutang usaha
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Piutang lain-lain
Pihak berelasi
Uang muka pembelian
Uang jaminan
Liabilitas
Utang usaha
Pihak ketiga

Pihak berelasi
Utang lain-lain
Pihak berelasi
Beban akrual
Pinjaman dari pihak berelasi
Aset/(liabilitas) bersih

Konversi ke mata
uang rupiah

Catatan Atas Laporan Keuangan

Laba usaha
Laba neto
Rata - rata tertimbang jumlah saham
Laba usaha per saham
Laba neto per saham

Maret 2013

41
ASD

159.119

1.814.593.531

ASD
ASD

2.991.779
6.632.576

34.118.250.487
75.637.893.946

ASD
ASD
ASD

81.929
14.645.266
52.531

934.318.544
167.014.607.876
599.065.577

ASD
EUR
SGD
RM
USD

(176.298)
(7.574)
(17.066)
(15.000)
(10.646.146)

(2.010.506.895)
(118.721.007)
(154.444.673)
(52.225.623)
(121.408.648.262)

ASD
ASD
ASD

(248.139)
(11.375)
(23.100.000)

(2.829.773.735)
(129.720.500)
(263.432.400.000)

ASD
EUR
SGD
RM

(9.618.758)
(7.574)
(17.066)
(15.000)

(109.692.319.431)
(118.721.007)
(154.444.673)
(52.225.623)
(110.017.710.734)

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

C.

PENJELASAN
(lanjutan)

POS-POS

POSISI

KEUANGAN

DAN

LABA

RUGI

KOMPREHENSIF

21. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING (LANJUTAN)


Konversi ke mata
uang rupiah

Aset
Kas di bank
Piutang usaha
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Uang muka pembelian

ASD

101.589

1.238.273.684

ASD
ASD
ASD
SGD
EUR
ASD

1.438.803
1.027.893
28.215
2.710
36.750
26.266

17.537.574.886
12.528.989.849
343.906.541
26.091.853
618.187.920
320.151.277

Aset lancar lainnya - uang jaminan


Liabilitas
Utang usaha
Pihak ketiga

ASD
EUR
SGD
RM
ASD

(297.751)
(10.499)
(3.422)
(15.000)
(4.093.564)

(3.629.286.573)
(176.610.990)
(32.946.982)
(55.616.759)
(49.896.450.742)

Pihak berelasi
Utang lain-lain
Pihak berelasi
Beban akrual
Pinjaman bank jangka pendek
Pinjaman dari pihak berelasi
Liabilitas neto

ASD
ASD
ASD
ASD
ASD
EUR
SGD
RM

(43.143)
(15.261)
(20.500.000)
(2.100.000)
(24.426.953)
26.251
(712)
(15.000)

(525.865.761)
(186.017.670)
(249.874.500.000)
(25.596.900.000)
(297.740.124.509)
441.576.930
(6.855.129)
(55.616.759)
(297.361.019.467)

D. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN


Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, beban akrual, pinjaman
bank jangka pendek, dan hutang dividen. Tujuan utama dari liabilitas keuangan adalah untuk
meningkatkan keuangan operasi Perusahaan. Perusahaan memiliki aset keuangan meliputi kas
dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, pinjaman kepada pihak berelasi, dan aset tidak
lancer lainnya - uang jaminan.
Perusahaan menghadapi risiko pasar, risiko tingkat suku bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas.
Manajemen Perusahaan mengawasi manajemen risiko dari risiko-risiko tersebut. Mengelola risiko
ini merupakan bagian dari proses manajemen risiko Perusahaan. Direksi menelaah dan
menyetujui kebijakan untuk mengelola setiap risiko sebagai berikut:

Catatan Atas Laporan Keuangan

Mata uang asing

31 Desember 2013

42

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

D. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)


Resiko Pasar (lanjutan)
Resiko Pasar

Risiko mata uang asing


Risiko mata uang asing adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu
instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan kurs mata uang asing. Eksposur
Perusahaan terhadap risiko perubahan kurs valuta asing berhubungan terutama dengan
kegiatan operasi Perusahaan, dimana pendapatan dalam mata uang Dolar AS dan kewajiban
penyelesaian liabilitas-liabilitas keuangan dalam mata uang Dolar AS.
Tidak ada kebijakan formal untuk lindung nilai sehubungan dengan eksposur valuta asing.
Eksposur terhadap risiko nilai tukar dipantau secara berkelanjutan.
Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat nilai tukar Rupiah
terhadap mata uang asing, dengan asumsi variabel lain konstan, pengaruh terhadap laba
sebelum pajak penghasilan badan sebagai berikut:
Perubahan
tingkat nilai
Rupiah terhadap

Dampak terhadap
laba sebelum
beban pajak

31 Maret 2014

Dolar AS
Dolar AS
Euro
Euro
Dolar Singapora
Dolar Singapora
Ringgit Malaysia
Ringgit Malaysia

10%
-10%
10%
-10%
10%
-10%
10%
-10%

Perubahan
tingkat nilai
Rupiah terhadap

(27.636.709.079)
27.636.709.079
(3.547.909)
3.547.909
(12.803.837)
12.803.837
(5.222.555)
5.222.555

Dampak terhadap
laba sebelum
beban pajak

31 Maret 2013

Dolar AS
Dolar AS
Euro
Euro
Dolar Singapora
Dolar Singapora
Ringgit Malaysia
Ringgit Malaysia

10%
-10%
10%
-10%
10%
-10%
10%
-10%

(15.122.130.069)
15.122.130.069
(11.905.320)
11.905.320
(12.357.878)
12.357.878
(4.699.619)
4.699.619

Catatan Atas Laporan Keuangan

Resiko pasar merupakan risiko dimana nilai wajar dari arus masa depan dari instrumen keuangan
akan berfluktuasi disebabkan oleh perubahan harga pasar. Harga pasar terdiri dari dua jenis
risiko: risiko mata uang asing dan risiko harga komoditas. Instrumen keuangan dipengaruhi oleh
risiko pasar termasuk kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, pinjaman kepada pihak
berelasi, aset tidak lancer lainnya - uang jaminan, hutang usaha, hutang lain-lain, beban akrual,
liabilitas imbalan kerja jangka pendek, pinjaman bank jangka pendek, dan hutang dividen.

43

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

D. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)


Resiko Pasar (lanjutan)
Risiko harga komoditas
Perusahaan terkena dampak dari fluktuasi harga komoditas tertentu. Harga komoditas minyak
sawit mentah, minyak kernel kelapa sawit, minyak tengkawang dan produk-produk turunannya
memiliki fluktuasi tinggi karena faktor tak terduga seperti cuaca, kebijakan pemerintah, perubahan
permintaan global akibat pertumbuhan penduduk dan perubahan standar hidup, dan produksi
global produk-produk substitusi. Dalam kegiatan usaha yang normal, nilai penjualan Perusahaan
dan persediaan komoditas bahan baku terus menerus berubah sesuai dengan pergerakan harga
pasar komoditas yang mendasarinya. Perusahaan umumnya menggunakan kontrak di muka untuk
mengurangi resiko tersebut.
Tidak ada kebijakan formal untuk lindung nilai sehubungan dengan risiko harga komoditas.
Eksposur terhadap risiko harga komoditas dipantau secara berkelanjutan.
Risiko tingkat suku bunga
Risiko tingkat suku bunga adalah risiko dimana arus kas di masa depan akan berfluktuasi karena
perubahan tingkat suku bunga pasar. Perusahaan terpengaruh risiko perubahan suku bunga
terutama terkait dengan kas dan setara kas dan pinjaman jangka pendek yang dimiliki
Perusahaan.
Tidak ada kebijakan formal untuk lindung nilai sehubungan dengan eksposur tingkat suku bunga.
Eksposur terhadap risiko tingkat suku bunga dipantau secara berkelanjutan.
Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pinjaman.
Dengan asumsi variabel lain konstan, laba sebelum beban pajak dipengaruhi oleh tingkat suku
bunga mengambang sebagai berikut:
Kenaikan/(penurunan)
dalam satuan poin

Dampak terhadap
laba sebelum
beban pajak

31 Maret 2014

US Dollar
US Dollar

100
-100

Kenaikan/(penurunan)
dalam satuan poin

(2.616.178.065)
2.616.178.065

Dampak terhadap
laba sebelum
beban pajak

31 Maret 2013

US Dollar
US Dollar

100
-100

(4.835.000.000)
4.835.000.000

Catatan Atas Laporan Keuangan

44

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

D. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)

Risiko Kredit

Tujuan Perusahaan adalah untuk mencari pertumbuhan pendapatan secara terus-menerus dan
meminimalkan kerugian yang timbul akibat risiko kredit yang meningkat. Piutang Perusahaan
terutama timbul dari transaksi dengan pihak ketiga. Sehubungan dengan transaksi dengan pihak
berelasi, berdasarkan kebijakan dari Wilmar International Limited Group, semua pihak harus
menyelesaikan semua saldo pihak berelasi sesuai jangka waktu pembayarannya.
Risiko kredit pelanggan dikelola oleh Direksi sesuai kebijakan dan prosedur pengendalian
Perusahaan, yang berkaitan dengan pengelolaan risiko kredit pelanggan. Piutang pelanggan yang
belum tertagih dimonitor secara teratur. Tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang signifikan
dalam Perusahaan.
Untuk aset keuangan lainnya seperti kas dan setara kas, Perusahaan meminimalkan risiko kredit
dengan mempertahankan saldo kas minimum dan memilih bank yang berkualitas di Indonesia
untuk menempatkan rekening bank.

Risiko likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
liabilitas keuangannya karena kekurangan dana. Perusahaan mempunyai risiko likuiditas terutama
dari jatuh tempo atas hutang usaha, hutang lain-lain, hutang dividen, beban akrual, pinjaman
bank jangka pendek dan pinjaman dari pihak berelasi. Perusahaan mempertahankan likuiditas
yang cukup dengan memonitor arus kas Perusahaan. Perusahaan juga mengikuti kebijakan
Wilmar International Limited Group dalam mengelola risiko likuiditas dengan menerapkan
kebijakan manajemen risiko likuiditas hati-hati dalam menjaga fasilitas kredit yang cukup
Perusahaan juga bertujuan untuk mempertahankan fleksibilitas dalam pendanaan dengan
menjaga fasilitas kredit yang tersedia dengan berbagai bank.
Tabel berikut ini menunjukan profil jangka waktu pembayaran liabilitas Perusahaan berdasarkan
pembayaran dalam kontrak.
31 Maret 2014
Kurang dari
1 tahun

1 sampai 2
tahun

2 sampai 5
tahun

Lebih dari
5 tahun

Jumlah

Liabilitas keuangan
yang dicatat pada biaya
perolehan diamortisasi
Utang usaha
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Utang lain-lain
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Beban akrual
Liabilitas imbalan kerja
jangka pendek
Pinjaman bank jangka pendek
Utang dividen
Pinjaman dari pihal berelasi

50.517.490.508
281.333.515.670

50.517.490.508
281.333.515.670

483.725.000
7.079.236.628
8.689.337.193

483.725.000
7.079.236.628
8.689.337.193

2.259.744.666
375.000.000.000
708.316.875
298.432.400.000

2.259.744.666
375.000.000.000
708.316.875
298.432.400.000

Catatan Atas Laporan Keuangan

Risiko kredit mengacu pada risiko dimana pihak lain tidak membayar atas liabilitas kontrak yang
mengakibatkan kerugian keuangan kepada Perusahaan. Eksposur risiko kredit Perusahaan
terutama timbul dari piutang usaha.

45

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk


31 Maret 2014 dan 2013

D. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)


Resiko likuiditas (lanjutan)
31 Desember 2013
1 sampai 2
tahun

2 sampai 5
tahun

Lebih dari
5 tahun

Jumlah

Liabilitas keuangan
yang dicatat pada biaya
perolehan diamortisasi
Utang usaha
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Utang lain-lain
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Beban akrual
Liabilitas imbalan kerja
jangka pendek
Pinjaman bank jangka pendek
Utang dividen
Pinjaman dari pihal berelasi

47.257.019.053
139.814.355.844

47.257.019.053
139.814.355.844

449.892.501
3.933.980.617
2.441.638.915

449.892.501
3.933.980.617
2.441.638.915

5.670.700.213
249.874.500.000
708.316.875
60.596.900.000

5.670.700.213
249.874.500.000
708.316.875
60.596.900.000

Catatan Atas Laporan Keuangan

Kurang dari
1 tahun

46
E. TRANSAKSI NON-KAS
Transaksi non-kas Perusahaan adalah sebagai berikut:
Maret 2014
Reklasifikasi aset dalam penyelesaian
ke aset tetap

Desember 2013

7.933.566.001

12.779.072.765

7.933.566.002

12.779.072.766

Anda mungkin juga menyukai