Anda di halaman 1dari 4

Marina Chimica Acta, April 2004, hal.

2-5
Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin

Vol. 5 No.1
ISSN 1411-2132

ISOLASI DAN PENENTUAN STRUKTUR


METABOLIT SEKUNDER AKTIF DARI SPONS Biemna triraphis
ASAL PULAU KAPODASANG (KEPULAUAN SPERMONDE)
Ajuk Sapar1) A. S. Kumanireng2), N.de Voogd3), dan Alfian Noor2)
1)
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Tanjung Pura, Pontianak
2)
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar
3)
Institute for Biodiversity and Ecosystem Dynamics,
Universitas Amsterdam, Belanda
ABSTRACT
An isolation and structure determination of secondary metabolites of sponge of Biemna triraphis has
been carried out. Separation techniques used consisted of maceration (ethanol) and fractionation
(mixture of n-hexane & acetone), while structural determination were conducted using GC-MS, H-NMR,
and IR. Activity tests to Artemia salina were applied. White crystals were found with Rf value 0.68 on
TLC with eluent of n-hexane:acetone 5:2 and m.p 1300C. Instrumental analysis indicated fragmentation
values (m/e) were 414, 396, 381, 371, 329, 303, 273, 255, 231, 213, 159, 57, and 43 and chemical shift
of H-NMR () were 0.678, 0.819, 0.854, 0.905, 1.008, 3.525 and 5.345 and infra red absorptions,
(cm-1) were 3432.67, 2931.26, 2869.55, 1635.33, 1457.92, 1380.78, 1056.79, and 802.24.
Apparently, -sitosterol was the most possible candidate for the structure of the compound. Activity test
results also indicated its high bioactivity.
Keywords : isolation, sponge, - sitosterol

diperoleh adalah antara 120 122 fraksi. Pengujian


KLT kembali dilakukan untuk setiap fraksi dan
mengumpulkan fraksi-fraksi yang mempunyai Rf
yang sama. Kemudian dilakukan reevaporasi suhu
rendah dilanjutkan dengan KLT sekali lagi untuk
memastikan ketunggalan isolat yang diperoleh.
Penentuan
struktur organik isolat dilakukan
melalui beberapa analisis instrumental seperti
spektrometri infra merah, Resonansi Magnit Inti
Proton (H-NMR), dan spektrometri Massa
Kromatografi Gas (GCMS). Jenis HP 5972 yang
dilengkapi rujukan data kepustakaan (SDL)
Uji bioaktivitas ekstrak etanol dan isolat
murni dilakukan terhadap larva Artemia salina.
Ekstrak dibuat larutan dengan konsentrasi 1000,
100 dan 10 ppm. Setiap konsentrasi dibuat dalam 3
vial kemudian pelarut diuapkan dan zat uji
diemulsikan dengan 50 L 5 % Tween 80. Ke
dalam tiap-tiap vial dimasukkan air laut 4 mL dan
10 ekor larva udang, kemudian volumenya
dicukupkan sampai 5 mL dan diletakkan di bawah
lampu TL, dan selama 24 jam kemudian dihitung
jumlah larva udang laut yang mati. Penentuan LC50
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
Finney.

PENDAHULUAN
Spong merupakan sumber senyawa bahan
alam seperti terpenoid, steroid, poliketida, alkaloid
dan masih banyak lagi senyawa-senyawa yang lain.
Senyawa-senyawa tersebut memiliki potensi
biomedik yang berguna bagi penyembuhan
penyakit tertentu pada manusia, misalnya sebagai
anti kanker, antibiotik, antitumor, antiinflamasi,
inhibitor enzim, dan sifat-sifat lainnya (Ralph,
1998).
Penelitian ini melaporkan hasil isolasi dan
penentuan struktur sterol yang ditemukan pada
spesis Biemna triraphis (Voogd, 1997) di perairan
kepulauan Spermonde oleh Tim Buginesia,
kerjasama riset kelautan UNHAS dan Belanda.
METODE PENELITIAN
Contoh spons diambil pada kedalaman
10 m di perairan pulau Kapodasang (Kepulauan
Spermonde), 16 km dari Pantai Makassar, lalu
dideterminasi
spesisnya
untuk
selanjutnya
dianalisis.
Proses isolasi dilakukan menurut prosedur
yang telah banyak diterapkan (Daloze & Braekman,
1994) yaitu maserasi dengan etanol selama 48 jam,
evaporasi pelarut suhu rendah dan ekstrak
keringnya disaponifikasi dengan NaOH 0,1 N. Uji
kromatografi lpis tpis (KLT) digunakan untuk
mengidentifikasi noda atau hasil pemisahan
sekaligus menentukan komposisi eluen dalam
kolom adsorpsi. Fraksi eluat, @ 5 mL, yang

HASIL DAN PEMBAHASAN


Contoh spesis spong, yaitu Biemna
triraphis yang diambil dari perairan pesisir pantai
pulau Kapodasang tanggal 10 Juli 2001 dapat
dilihat pada Gambar-1.

Ajuk Sapar, A.S Kumanireng, N.de Voogd, dan Alfian Noor

Mar.Chim.Acta

Gambar 1
Spong spesis Biemna triraphis

Gambar 2
Fragmentasi isolat tunggal dan estimasi
Struktur adalah -stigmasterol

Hasil identifikasi H-NMR menunjukan


adanya puncak-puncak serapan pada pergeseran
kimia, (ppm) : 0,678; 0,819; 0,854; 0,905; 1,008;
3,535; dan 5,345 sebagaimana yang ditunjukkan
pada Gambar-3.

Berat Maserat kering hasil maserasi


(dengan etanol) terhadap 362,4 gram Biemna
triraphis adalah 23,4267 gram dan berat ekstrak
kering dari hasil saponifikasi adalah 774,7 mg.
Kombinasi pelarut yang baik digunakan pada KLT
adalah n-heksana : aseton (5:2), sedangkan untuk
kromatografi kolom digunakan campuran nheksana : aseton dengan perbandingan berturutturut 50 : 1; 40 : 1; 30 : 1; 20 : 1; 15 : 1; dan 10 : 1.
Jumlah fraksi yang terkumpul dari hasil elusidasi
adalah 121 fraksi.
Uji KLT fraksi-fraksi tersebut menghasilkan satu noda tunggal dalam kelompok fraksi
67-85 dengan nilai Rf yang sama yaitu 0,68.
Setelah pelarutnya diuapkan sampai kering
diperoleh kristal putih berbentuk jarum seberat
26,5 mg dan setelah rekristalisasi titik lelehnya
adalah 130 C.
Uji bioaktivitas terhadap ekstrak etanol
Biemna triraphis pada konsentrasi 10, 100, dan
1000 ppm menunjukkan bahwa tingkat kematian
artemia salina berturut-turut adalah 0 %, 30 %, dan
56,67 %. Hasil perhitungan dengan program
Finney menunjukkan bahwa ekstrak tersebut
adalah bioaktif dengan nilai LC50 = 543 artinya
bahwa pada konsentrasi 543 ppm prosentase
kematian artemia salina adalah 50 %, sedangkan
terhadap
kristal
isolat
Biemna
triraphis
menunjukkan bahwa pada konsentrasi di atas,
tingkat kematiannya adalah 20 %, 50 %, dan 90 %
dengan nilai LC50 = 76 artinya pada konsentrasi 76
ppm tingkat kematian artemia salina mencapai 50
%.
Analisis GC-MS menunjukkan bahwa
massa ion molekuler isolat pada spektrum MS
adalah 414. Fragmentasi massa adalah 396; 381;
371; 354; 329; 303; 273; 255; 231; 213; 159; 57;
dan 43 (Gambar-2).

Gambar 3.
Spektrum H-NMR dengan puncak-puncak serapan yang
mendukung interpretasi hasil fragmentasi spektrum massa

Dari hasil interprestasi pergeseran kimia


senyawa isolat di atas, puncak-puncak tersebut
merupakan puncak serapan karateristik steroid
jenis stigmastan. Data ini didukung dengan adanya
puncak serapan pada daerah 0,678 ppm dengan
1,008 ppm sebagai puncak serapan metil angular.
Puncak serapan duplet pada daerah 0,905 ppm dan
0, 819 ppm adalah serapan puncak pada atom C-21,
C-26 dan C-27. Puncak serapan yang muncul pada
daerah 5,345 ppm yang merupakan ciri khas suatu
proton dari gugus vinil (ikatan rangkap) yang
mengandung tiga subsituen karbon pada atom C-6.
Tipe puncak serapan sektet pada daerah 3,525 ppm

Vol. 5 No.1

Isolasi dan Penentuan Struktur Metabolit ...

merupakan puncak serapan proton pada atom C-3


yang memiliki gugus hidroksil beriorientasi .
Dengan demikian puncak-puncak serapan tersebut
mengacu pada puncak serapan karateristik senyawa
jenis sterol yaitu -sitosterol.
Dari hasil analisis inframerah berbagai
serapan gugus fungsi dapat dilihat dalam Tabel-1 di
bawah ini.

Struktur -sitosterol diduga terbentuk dari


asam asetat melalui jalur asam mevalonat
kemudian mengalami berbagai macam reaksi
kondensasi, siklisasi, dan sebagainya sampai
terbentuknya senyawa-antara (intermediates). Pada
pembentukan turunan-turunan 24-alkil kolesterol,
metilen kolesterol menjadi zat antara untuk
pembentukan senyawa-senyawa lain seperti
clionasterol,
-sitosterol, campesterol, 28isofukosterol, fukosterol dan brassikasterol.
Struktur -sitosterol dapat dilihat dalam Gambar 4.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Renai
Sante
Institute
of
Integrative
Medicine
menunjukkan bahwa salah satu efek farmakologis
dari -sitosterol adalah kemampuan menghambat
kerja enzim yang mengkonversi testosteron menjadi
dehidrotestosteron (DHT) yang merupakan
penyebab terjadinya kanker prostat.

Tabel 1.
Pita Serapan Spektrum IR

No.

Gugus Fungsi

Serapan (cm-1)

1.

Uluran O-H

3432,67

2.

Uluran C-H Asimetrik

2931,26

3.

Uluran C-H simetrik

2869,55

4.

Uluran C=C

1635,33

5.

Tekukan C-H

1457,92 dan 1380,78

6.

Uluran C-O

1056,79

7.

Tekukan C-H

802,24

KESIMPULAN
Hasil interprestasi dengan IR, H-NMR,
dan GC-MS mengindikasikan bahwa isolat tunggal
berupa senyawa berbentuk kristal memiliki sifat
dan karateristik yang sama dengan -sitosterol.
Selain itu, uji bioaktivitas menunjukkan
bahwa
Biemna triraphis
adalah bioaktif
dengan nilai LC50 terhadap Artemia
salina
sebesar 454 ppm, dan uji bioaktivitas terhadap
isolat kristal menunjukkan bahwa metabolit
sekunder yang dikandungnya adalah bioaktif
dengan nilai LC50 sebesar 76 ppm.

Serapan maksimum
pada daerah
= 3432,67 cm-1 menjelaskan adanya gugus OH
dan didukung oleh serapan ulur C-O pada =
1056,79 cm-1. Puncak serapan u lur tak simetrik
dar metil atau metilen (-CH2-) terlihat pada daerah
= 2931,26 cm-1 dan uluran simetrik pada daerah
= 2869,55 cm-1. Serapan tekukan dari gugus metil
dan metilen muncul pada = 1457,92 cm-1.
Serapan pada daerah = 1635,33 cm-1 memberi
isaarat adanya ikatan rangkap (=C-H) dalam
molekul yang dibuktikan dengan munculnya
serapan tekukan C-H keluar bidang pada daerah
= 802,24 cm-1. Dengan demikian senyawa isolat
memiliki gugus fungsi OH, -CH3, -CH2-, dan =CH-

UCAPAN TERIMA KASIH


Kepada Program Buginesia dan Rob van
Soest dari Universitas Amsterdam atas bantuannya
dalam memberikan informasi rujukan tentang
kekayaan keragaman hayati spong di Kepulauan
Spermonde.

Gambar 4.
Struktur senyawa -sitosterol yang ditemukan dalam contoh
spong Biemna triraphis

Ajuk Sapar, A.S Kumanireng, N.de Voogd, dan Alfian Noor

Mar.Chim.Acta

DAFTAR PUSTAKA
Daloze, D. and J. C. Braekman, 1994. Separation Methods : Application to the Isolation of Sponge
Metabolites. In : Soest, R. W. M. Van, Th. M. G. van Kempen, and J. C. Braekman. (Eds.), Spons in Time
and Spaces. Proc.4th Int. Porifera Congr. Rotterdam : Balkema.
Ireland, C., D. Roll, T. Molnski, T. McKee, M. Zabriske, and J. C. Swersey, 1988. Uniqueness of The Marine
Chemical Environment. Categories of Marine Natural Products from Invertebrates in Biomedical
Importance of Marine Organisms, Fautin, D. G., (Ed.), California Academy of Sciences, San Fransisco
45-57.
Voogd, N. de, 1997. Cross-shelf Distribution of South West Sulawesi Open Reef Sponges, thesis, University of
Amsterdam
Ralph, D. F., 1988. What Are Sponnges ?. Adapted From : Hooper, JNA. Sponguide, version April 1988.
Queensland Museum. Australia.
Silverstein, R. M., G. C. Bassler and T. C. Morril, 1986. Spectrometric Identification of Organic Compounds.
Fourth Edition. John Wiley and Sons, Inc. Singapore.
Soest, R. W. M. van and J. C. Braekman, 1999. Cheomosystematics of Polifera : A Review. Memories of The
Queensland Museum 44 : 569-589. Brisbane

Anda mungkin juga menyukai