Anda di halaman 1dari 3

3 KG SERBUK KULIT BATANG

TUMBUHAN Toona sinensis


(A.Juss) Roem
MASERASI DENGAN KLOROFORM
5 X 24 JAM
EVAPORASI PADA TEKANAN
RENDAH
EKSTRAK KLOROFORM

RESIDU

EKSTRAK KENTAL
KCV
KLT
3 FRAKSI UTAMA

FRAKSI A
(25-45)

FRAKSI B
(80-130)
REKRISTALISASI DENGAN
KLOROFORM DAN METANOL

37 mg SERBUK PUTIH
UV-Vis
IR
GC-MS
SENYAWA STEROID GOLONGAN
KOLESTAN (4-metil-kolest-24-en-3-ol)

FRAKSI C
(135140;150;155170)

Isolasi
Serbuk halus daun berluntas (500 gram) dimaserasi dengan pelarut metanol selama 3 X 24
jam, yang bertujuan untuk melarutkan semua komponen komponen kimianya baik yang polar.
maupun yang non polar. Maserat metanol yang diperoleh dievaporasi hingga diperoleh residu
berwarna hijau pekat seberat 206,10 gram. Setelah itu dilakukan uji kromatografi lapis Tipis (KLT)
dengan eluen etilasetat/n-heksan (1 : 9), etilasetat/n-heksan (2 : 8), etilasesat/n-heksan (9 : 1).
Analisis KLT bertujuan untuk menentukan pelarut atau eluen yang digunakan pada proses
fraksinasi kromatografi kolom cair vakum. Eluen yang baik terdapat pada eluen dengan perbandingan
n-heksan/etilasesat (8 : 2) yang memberikan pemisahan noda yang baik. Ekstrak kental yangf
diperoleh (5 gram) difraksinasi kromatografi kolom cair vakum menggunakan adsorben silika gel G
60 F242 fasa diam dan eluen n-heksan sebagai fasa gerak yang kepolarannya ditingkatkan secara
bergradien. Dengan perbandingan antara n-heksan dengan etilasetat yang terus ditingkatkan
kepolarannya. Fraksi-fraksi yang dihasilkan secara KLT dengan eluen etilasetat/n-heksan (2 : 8),
Kromatogram hasil analisis keseluruhan fraksi.
Fraksi fraksi yang mempunyai kromatogram yang sama digabung hingga diperoleh tujuh
fraksi utama seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Fraksi Gabungan Hasil fraksi kromatografi kolom cair vakum.
Komponen
Gabungan Fraksi
Berat (gram)
F1
1-4
1,233
F2
5-7
0,419
F3
8
0,117
F4
9-15
1,398
F5
16-19
0,798
F6
20-22
0,558
F7
23-27
0,505
Fraksi 8 berupa padatan sebanyak 0.117 gram diuji liebermann-Buchard menunjukan warna hijau
kebiruan. Kemudian difraksinasi dengan kromatografi kolom flesh (tekan) menggunakan silika gel G
F254 (230 400 mesh) sebagai fasa diam kloroform/n-heksan 3:7 sebagai fasa gerak. Hasil fraksinasi
diperoleh 58 fraksi. Setelah pelarut diuapkan tampak bahwa Fraksi F8-42,F8-44, F8-45,F8-46,F8-47
mengkristal Tabel 2. dan hasil analisis KLT memilki kromatogram yang sama. Kelima fraksi ini
digabungkan dan dicuci dengan n-heksan, dan diperoleh kristal putih berbentuk jarum sebanyak 0,01
gram.
Tabel 2. Fraksi Hasil fraksinasi Fraksi gabungan 8 yang terdapat kristal
No.
1
2
3
4
5

Fraksi
F8-42
F8-44
F8-4
F8-46
F8-47

Berat (gram)
0,001
0,015
0,026
0,039
0,022

Kristal yang diperoleh diuji kemurniaanya dengan kromatografi lapis tipis dan ditentukan titik
lelehnya. Analisis KLT menunjukan satu noda dengan eluen n-heksan/etilasesat dengan perbandingan
7 : 3. Kemudian dilanjutkan dengan uji tiga sistem eluen, dengan eluen (A) kloroform/n-heksan 9:1,
Rf = 0,3; (B) kloroform/etilasetat 7:3, Rf = 0,5; (C) kloroform/etilasetat 5:5, Rf = 0,7. Kristal atau
senyawa yang diperoleh mempunyai titik leleh 120-122 0C dan hasil uji liebermann-Buchard
menunjukan warna hijau. Kristal atau senyawa yang diperoleh mempunyai titik leleh 120-122 0C dan
hasil uji pereaksi liebermann-Buchard menunjukan warna hijau.

Ekstraksi
Diperoleh serbuk putih seberat 37 mg dari fraksi A. Isolat yang dihasilkan dianalisi dengan
spektroskopi UV-Vis, IR, dan GC-MS Data spektroskopi (UV-Vis, IR, dan GC-MS) untuk senyawa
isolat dijelaskan sebagai berikut. Hasil pengukuran spektrum UV-Vis isolat dapat dilihat pada Gambar
1 menunjukkan adanya serapan pada daerah panjang gelombang maksimum 222 nm. menunjukkan
terjadinya transisi elektron *. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa ini mengandung kromofor
ikatan rangkap tak terkonjugasi (unconjugated double bond) (C = C).
(gambar)
Sementara itu, spektrum IR senyawa isolat seperti terlihat pada gambar 2, menunjukkan
sejumlah serapan maks pada 3436,7 cm-1 menggambarkan adanya gugus (OH) yang membentuk
ikatan hidrogen. Adanya vibrasi ulur C-H pada 2918,7 cm-1 dan 2849,75 cm-1. Adanya vibrasi ulur
C=O pada 1705,7 cm-1. Adanya vibrasi ulur C=C pada 1637,8 cm-1. Pada puncak daerah 1463,8 cm-1
dan 1376,8 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi tekuk C=H, serta vibrasi ulur C-O yang puncaknya
terletak pada daerah sidik jari 1169,8 cm-1.
(gambar)
Berdasarkan komparasi data spektroskopi serapan IR ternyata senyawa isolat memiliki
kemiripan dengan 4-metil-kolest-24-en-3-ol sehingga dapat diduga isolat hasil isolasi sebagai
senyawa 4-metil-kolest-24-en-3-ol.
Analisis selanjutnya dengan menggunakan instrumen GC-MS memberikan profil
kromatogram seperti terlihat pada gambar 3.
(gambar)
Dari kromatogram GC-MS dapat diketahui bahwa pada isolat tersebut mengandung senyawa
yang dominan pada puncak ke-1, berdasarkan pada puncak yang muncul. Hal ini menunjukkan bahwa
isolat hasil isolasi masih belum murni karena masih ada pengotor yang belum terpisahkan. Namun
demikian, pengotor ini dapat diabaikan dalam keperluan analisis selanjutnya.
Puncak nomor 1 yang disajikan pada gambar 4 merupakan pucak yang paling dominan
dengan waktu retensi 37,025 dan kadar 74,89 % dengan massa molekul relatif m/e = 414. Dengan
puncak-puncak ion molekul pada m/z yaitu : 414 (M+), 396, 381, 329, 303, 273, 255, 231, 213, 173,
161, 145, 133, 119, 107, 95, 81, 57, 43, 41, 29.
Berdasarkan gambar 4, spektrum senyawa puncak nomor 1 merupakan senyawa steroid
golongan kolestan yaitu 4-metil-kolest-24-en-3-ol, dengan rumus molekul C29H50O. Pola
fragmentasi senyawa disajikan pada gambar 6.

Anda mungkin juga menyukai