4.1
4.1.1
manajemen perusahaan dan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan dalam pembukaan
lahan pertambangan Mangaan seluass 1.304 Ha ini. Antara lain:
Manajer Keuangan
Bagian Keuangan
Operasional
Bagian
Dokumen
dan SKAB
Manajer Pengembangan,
SDM dan Produksi
Bagian Pemberi
Royalti
Bagian Keuangan
Produksi
Pengangkutan
Kapal
Kep.Divisi
(lokasi 500 H)
Pengumpul Produksi
(Kepala Dusun)
Kep.Divisi
(lokasi 500 H)
Kep.Divisi
(lokasi 300 H)
Truck Loading
(Kepala Pemuda)
66
Loading
67
Bagan organisasi diatas diambil penulis berdasarkan sumber langsung yaitu PT.Tiara
Utfar Mandiri. Bagan organisasi diatas adalah pihak-pihak yang mengurus lahan
pertambangan seluas 1304 Ha ini. Setiap pihak atau jabatan diatas memiliki tanggung jawab
dan tugas yang berbeda-beda berdasarkan tugas yang diemban jabatannya. Bagan
organisasi diatas dibuat dari posisi top manager yang dalam perusahaan ini merupakan
owner 80% saham dari perusahaan ini sampai ke middle manager yang dalam perusahaan
ini manajer pengembangan, SDM, dan produksi mempunyai hak kepemilikan saham 20%
dari perusahaan dan manajer keuangan merupakan middle manager terakhir dalam
perusahaan ini sampai ke low manager yaitu para kepala divisi dan kaki-kaki nya yang tidak
termasuk dalam manager.
Perusahaan ini dimiliki oleh Nyonya Sonya S Kembuan yang dimana dalam
perusahaan ini memiliki kuasa kepemilikan saham sebanyak 80%. Nyonya Sonya S Kembuan
menjabat sebagai direktur utama perusahaan Tiara Uftar Mandiri. Sebelumnya PT.Tiara Utfar
Mandiri didirikan oleh Bpk.Syamsul Bachtiar yang dimana telah diakusisi total oleh Ny.Sonya
S Kembuan dan Bpk.Bimo Koeshartanto. Direktur utama dalam perusahaan ini menjabat
sebagai komando atau pimpinan tertinggi dalam perusahaan. Tugas dari direktur utama
dalam perusahaan ini adalah merevisi dan mengontrol produksi perusahaan, investasi , serta
penjualan dan profit perusahaan. Direktur utama lebih bersifat mengontrol dan mengawasi
kondisi perusahaan saja serta negoisasi antara pembeli dan penjual tetapi jarang terjun
langsung dalam melakukan proses produksi di lapangan.
Masuk ke posisi middle manajer dimana dalam perusahaan ini dijabat oleh 2 posisi
yaitu manajer keuangan dan Manajer pengembangan, produksi, dan sumber daya manusia
yang di jabat oleh 1 orang yaitu Bpk.Bimo Koeshartanto. Mulai dari produksi batu Mangaan
meliputi crushing batu, pengepakan batu mangaan, pengiriman FOB port, FOB vessel, hingga
pengurusan tenaga kerja mulai dari kepala suku di Kupang sampai pengembangan kualitas
Mn dan penjualan hampir seluruhnya di control oleh satu orang. Sehingga kekurangan dari
68
perusahaan ini adalah tingkat ketergantungan terhadap nya cukup tinggi. Pada posisi ini
Bpk.Bimo Koeshartanto memegang kuasa saham perusahaan sebesar 20%. Dibawah
kepemimpinannya terdapat posisi-posisi inti dalam memproduksi Mineral Mangaan. Tetapi
tidak hanya bagian produksi dan pengembangan saja yang terdapat dibawah kepemimpinan
Bpk.Bimo Koeshartanto, terdapat posisi pemberi royalti yang akan diberikan sejumlah uang
ketika perusahaan telah dapat menjual hasil produksinya atau dimaksud dengan fee untuk
diberikan dan dibagikan kepada kepala suku masyarakat dan kepada masyarakat langsung
yang dimana namanya telah tercantum dalam perjanjian wilayah
69
dari
desa
yang
ditambang
oleh
perusahaan.
Tugas
pengumpul
produksi
adalah
mengumpulkan setiap ton Mangaan yang dihasilkan oleh perusahaan dalam proses produksi
yang siap untuk dikirim ke lokasi stock pile. Selain itu pengumpul produksi juga menentukan
Mangaan yang baik untuk dijual dan Mangaan yang reject atau tidak sesuai dengan standart
perusahaan untuk dijual terpisah.
Untuk posisi truck loading dikomandoi oleh kepala pemuda yaitu merupakan
pemimpin para pemuda-pemuda yang bekerja dalam lahan tambang PT. Tiara Uftar Mandiri.
Tugas dari pemimpin truck loading
kedalam truck untuk dikirim ke lokasi penimbunan atau stock pile. Para pemuda yang
dikomandoi oleh kepala pemuda akan bertugas sebagai tenaga kerja yang mengangkut
batuan Mangaan kedalam truck. Posisi selanjutnya dibawah kepemimpinan kepala divisi
bekerja di lokasi penimbunan Mangaan perusahaan yaitu daerah stock pile dan sekitarnya
yaitu adalah lokasi pengepakan atau packaging Mangaan. Posisi pertama terdapat para
pengumpul batu yang bertugas mengumpulkan dan melakukan packaging mineral Mangaan
ke dalam karung yang dapat menampung seberat 51kg. Alasan menggunakan karung
bermuatan 51kg, dikarenakan kompensasi perusahaan apabila dalam 50kg yang terdapat
karung tersebut didapati Mangaan yang berkualitas rendah atau tidak sesuai dengan klausul
kontrak penjualan Mangaan, masih terdapat sisa 1kg untuk cadangan kepada pihak pembeli.
Didapati atau tidak didapati Mangaan dengan kualitas rendah dalam karung tersebut
perusahaan harus tetap mengisi karung tersebut dengan berat 51kg dikarenakan sudah
termasuk perjanjian antara pembeli dan penjual. Posisi terakhir yang bertugas dilokasi stock
pile adalah kepala stock pile dan loading. Bertugas sebagai pengawas sewaktu mineral
Mangaan hasil produksi perusahaan masuk ke lokasi penimbunan dan keluar lokasi
penimbunan untuk di loading dan siap dijual.
Untuk posisi middle manager kedua dijabat oleh Bpk.Ebi Lepian yang menjabat
sebagai manajer keuangan yang bertugas mengatur dan mencatat pengeluaran dan
70
pelaksanaan
penambangan
mineral
mangaan
di
daerah
ini
akan
membutuhkan tenaga kerja dari berbagai keterampilan. Tenaga kerja yang berkeahlian
rendah banyak didapatkan dari masyarakat setempat (lokal), sedangkan tenaga kerja yang
berkeahlian menengah dan tinggi didatangkan dari luar daerah.
71
Penentuan jumlah tenaga kerja untuk masing-masing pola kerja didasarkan pada
pertimbangan :
a) Alokasi personil manajemen dan supervisor untuk menangani jadwal kerja di tiap
bidang tugas.
b) Operator yang diperlukan untuk mengoperasikan tiap bagian dari peralatan sesuai
dengan jadwal.
c) Personil
pemeliharaan
atau
perawatan
untuk
merawat
peralatan
tambang.
4.1.1.3
kerja
yang
diperlukan
adalah
sebagian
tenaga
kerja
skill untuk
pengoperasian alat berat dan elektrikal. Sebagian lainnya adalah tenaga kerja non-skill untuk
penggalian, pengecilan batuan Mangaan dengan crusher, pemisahan batuan Mangaan, dan
pengepakan Mangaan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tahap kontruksi ini
direkrut oleh kontraktor pekerjaan. Struktur tenaga kerja yang dibutuhkan dalam, ditunjukan
pada tabel dibawah ini:
72
Tabel 4.1 Rencana Penerimaan Tenaga Kerja dan Besar Gaji per Bulan
Jumlah
Gaji/Bulan
Spesifikasi
Personil
per orang
Kumulatif gaji/Bulan
tenaga ahli
7,500,000.00
7,500,000.00
2,000,000.00
6,000,000.00
pengawas lapangan
1,500,000.00
7,500,000.00
tenaga kerja
50
1,000,000.00
50,000,000.00
office boy
750,000.00
750,000.00
chip security
1,500,000.00
1,500,000.00
security
1,250,000.00
3,750,000.00
driver
750,000.00
750,000.00
1,500,000.00
6,750,000.00
3,000,000.00
6,750,000.00
tukang masak
750,000.00
2,250,000.00
total
72
89,000,000.00
1,068,000,000.00
Sumber : Laporan Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomis (2009), PT. Tiara Uftar Mandiri
Total jumlah tenaga kerja diatas mencapai 72 orang, jumlah itu merupakan jumlah
awal tenaga kerja yang harus di pekerjakan dalam tahun awal penambangan. Dikarenakan
total produksi yang ditargetkan oleh perusahaan minimum sewaktu awal penambangan
sebesar 18.000 ton/tahun.
Tenaga kerja yang akan direkrut atau diperkerjakan perusahaan meliputi tenaga
kerja non-skil dan skill, dimana tenaga kerja non-skill merupakan tenaga kerja kasar yang
langsung berhubungan dengan proses penambangan di lapangan atau tenaga kerja dengan
prestasi akademis yang tidak terlalu tinggi (SMP dan SMA).
73
Tenaga kerja skill antara lain adalah tenaga ahli yang bertugas sebagai penanggung
jawab produksi setiap titik wilayah yang ditambang. Dimana tenaga ahli tersebut yang
menentukan berapa besar jumlah ton yang diproduksi yang mampu di kerjakan perusahaan
dalam sekali penambangan, menentukan batu Mangaan yang seperti apa yang sudah layak
dijual atau yang masih harus diproses dan dikecilkan serta yang menentukan cara
penambangan dan alat-alat penambangan yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
penambangan batuan Mineral Mangaan. Tenaga ahli yang dimaksud dibutuhkan sebanya 1
pekerja dengan gaji per bulan Rp 7,5 juta.
Tenaga kerja skill yang berikutnya adalah tenaga administrasi kantor yang dimana
dalam lahan penambangan seluas 1304 Ha ini jumlah tenaga kerja administrasi kantor
sebanyak 3 orang. Tenaga kerja administrasi kantor tidak bertugas langsung di lapangan
atau di areal pertambangan melainkan bertugas di kantor PT.Tiara Utfar Mandiri yang
terletak di jalan Sonbay (depan SMU Negeri 1), kelurahan Kefamenanu Selatan Kabupaten
Timur Tengah Utara-Nusa Tenggara Timur, yang bertugas sebagai pengurus berkas-berkas
perusahaan yang meliputi data perizinan mulai pengajuan IUP (izin usaha penambangan),
pemberian IUP Eksplorasi sampai Eksploitasi, iuaran per tahun ke pemerintah Kabupaten
Kolaka hingga pengurusan f (Analisis Dampak Lingkungan), sampai pengurusan berkasberkas penambangan seperti data-data kredit peralatan berat perusahaan, reklamasi lahan
setelah penambangan, pembebasan serta pembagian lahan penambangan kepada rakyat
sebelum dan sesudah penambangan hingga data-data penjualan Mangaan perusahaan.
Tenaga administarasi kantor dibutuhkan 3 orang pekerja dengan kumulatif gaji Rp 6 juta.
Pengawas lapangan merupakan tenaga kerja skill yang bertugas sebagai supervisor
tenaga kerja di lahan penambangan. Tugas utama supervisor adalah menentukan tenaga
kerja yang layak atau tidak layak untuk bekerja serta sebagai pengawas lapangan sehingga
tenaga kerja yang menambang langsung Mangaan di lahan penambangan dapat bekerja
sesuai kemauan dan standar perusahaan sehingga jumlah produksi mangaan setiap 2
74
bulannya dapat memenuhi target produksi perusahaan. Dalam lahan 1304 Ha ini jumlah
pengawas lapangan yang dibutuhkan ada 3 orang dikarenakan titik penambangan dalam
lahan Mangaan PT.Tiara Utfar Mandiri terdapat 3 titik penambangan. Tenaga kerja skill yang
terakhir merupakan operator alat berat yang bertugas sebagai pengawas dan instruktur alatalat berat yang digunakan perusahaan meliputi Crusher yaitu alat berat yang digunakan
perusahaan untuk pengecilan batuan Mangaan sehingga dapat dengan mudah di packaging
dengan menggunakan karungdan layak untuk dijual, Excavator sebagai alat berat yang
bertujuan untuk mengeruk atau menggali lahan yang digunakan untuk menambang batuan
Mangaan, Dump Truck yang digunakan oleh perusahaan untuk mengangkut Mangaan yang
telah ditambang untuk dibawa ke lokasi penimbunan Mangaan atau Stock Pile, sampai
dengan alat produksi perusahaan seperti Air Washing Unit yang digunakan untuk
membersihkan Mangaan dari kerikil dan unsur-unsur yang tidak termasuk dalam batuan
Mangaan itu sendiri dan Belt Conveyor sebagai alat berat yang berfungsi sebagai pengantar
Mangaan yang sudah di kecilkan oleh crusher. Dalam lahan pertambangan ini jumlah
operator alat berat yang akan dipekerjakan berjumlah 2 orang dengan gaji tiap pekerja Rp 2
juta.
Selanjutnya tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja non-skill meliputi
tenaga kerja langsung yang bertugas sebagai tenaga kasar dalam menambang batuan
Mangaan baik menggunakan mesin maupun linggis, pengumpul batuan mangaan yang sudah
ditambang dan digali oleh excavator, pengangkutan batuan Mangaan kedalam truck untuk di
loading/dibawa ke stock pile. Dalam lahan penambangan Mangaan seluas 1304 Ha jumlah
tenaga kerja kasar yang dibutuhkan sejumlah 50 orang tenaga kerja dengan jumlah gaji
setiap orangnya sebesar Rp.1.000.000.
Tenaga kerja kasar juga akan di support oleh driver dump truck yang bertugas
sebagai supir dump truck yang akan membawa Mangaan yang telah ditambang dan telah di
kecilkan dengan crusher ke lokasi penimbunan atau penyimpanan Mangaan yang kita kenal
75
sebagai stock pile dan ke pelabuhan. Driver dumb truck yang dibutuhkan dalam lahan
penambangan PT.Tiara Utfar Mandiri sebanyak 4 orang dengan upah kerja setiap bulannya
sebesar Rp.1,5 juta.
Selain itu ada tenaga kerja non-skill lainnya yang dibutuhkan untuk mengendarai
alat transportasi yaitu driver perusahaan yang bertugas untuk mengantar dan menjemput
pimpinan-pimpinan dan buyer Pt.Tiara Utfar Mandiri ke lokasi tambang maupun ke lokasi
yang diluar tambang sekalipun selama masih di Nusa Tenggara Timur, jumlah tenaga kerja
supir yang dibutuhkan hanya sejumlah 1 orang tenaga kerja saja dengan jumlah gaji setiap
bulannya sebesar Rp.750 ribu.
Tenaga kerja dilapangan akan didukung oleh tukang masak yang berjumlah 3 orang
tenaga kerja yang bertugas untuk membuat dan menyiapkan konsumsi yang dibutuhkan oleh
para tenaga kerja di lahan pertambangan dengan upah kerja setiap bulannya sebesar Rp.750
ribu setiap personel nya. Untuk kebersihan di kantor hanya akan ditangani oleh 1 orang
office boy yang digaji sebesar Rp.750 ribu setiap bulannya sebagai penjaga kebersihan
kantor demi menunjang kenyamanan tenaga administrasi yang bekerja di kantor sehingga
tidak menghambat pekerjaan. Untuk keamanan di di lahan pertambangan akan dijaga oleh 3
orang security yang mendapat gaji Rp 1.250.000 per bulannya dan akan dikomandoi atau
dikepalai oleh 1 orang chip security dengan upah sebesar Rp 1.500.000 perbulannya
sehingga keamanan dalam kantor maupun dilahan pertambangan terjaga dan tidak
menggangu pekerjaan dan produkssi perusahaan. Jadi prakiraan total penerimaan tenaga
kerja baik tenaga kerja skill maupun non-skill yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
rencana usaha penambangan Mineral Mangaan di Desa Benus, Kecamatan Naibenu, Desa
Fatumtasa dan Humusu Sainiup, Kecamatan Insana Utara berjumlah 72 orang tenaga kerja
dengan total gaji setiap bulannya sebesar Rp.89.000.000 sehingga membuat PT.Tiara Utfar
Mandiri berkewajiban membayar upah setiap tahun nya untuk semua tenaga kerja yang
dibutuhkan sebesar Rp 1.068.000.000. Selanjutnya Data diatas akan diperhitungkan dalam
76
pembuatan arus kas dalam rencana atau kegiatan usaha penambangan Mangaan
perusahaan.
4.1.1.4
Kerja Bersama (KKB) atau Serikat pekerja Indonesia (SPI) yang disetujui oleh kedua belah
pihak dan disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kesempatan Kerja
Bersama atau Serikat Pekerja ini mengatur mengenai hak dan kewajiban masing-masing
pihak.
Hal-hal yang diatur dalam kesempatan kerja bersama tersebut meliputi :
a) Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan.
b) Pembayaran gaji atau upah dan pajak.
c) Penginapan dan makan.
d) Jam kerja dana lembur.
e)
f)
g) Asuransi.
h) Kompensasi kecelakaan dan kematian.
i)
j)
Dana pensiun.
77
Perusahaan telah menunjuk PT. Jamsostek (persero) untuk mengalihkan tanggung jawab
perusahaan atas kewajiban memberi perlindungan bagi tenaga kerja baik dalam masalah
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua serta jaminan
pemeliharaan kesehatan. Program Jamsostek diselenggarakan berdasarkan Undang-Undang
No.3 Tahun 2003 yang pelaksanaannya diatur oleh PP No. 14 Tahun 1993, Kepres No.22
Tahun 1993 dan Peraturan Menteri 05/MEN/1993.
4.1.2
yang harus diperhatikan perusahaan dalam menjalankan proses produksi Mangaan nya serta
lokasi pertambangan dengan tempat-tempat yang berhubungan seperti pelabuhan dan stock
Kecamatan Naibenu, Desa Fatumtasa dan Humusu Sainup, Kecamatan Insana Utara,
Kabupaten Timur Tengah Utara. Secara geografi/astronomi, lokasi rencana usaha dapat
dilihat pada tabel 4.
Tabel 4.2 Koordinat Batas Wilayah Luas Perizinan (IUP) Eksplorasi Pertambangan
Titik
Bujur
Lintang
Timur
Selatan
Patok
124
30
12,00
18
30,00
124
32
12,00
18
30,00
124
32
12,00
18
30,00
124
31
59,17
18
30,00
78
124
31
59,17
18
30,00
124
30
30,00
18
30,00
124
30
30,00
18
30,00
124
30
12,00
18
30,00
nucifera), pisang (Musa paradisiacal) dan mangga (Mangifera indica). Area pertambangan
Mangan PT Tiara Uftar Mandiri ini berada di luar kawasan lindung. Hal ini berarti bahwa
lokasi pertambangan adalah sesuai dengan tata ruang menurut Peraturan Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 2 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang dan Peraturan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 5 Tahun 1994 tentang kawasan lindung. Jadi,
areal pertambangan Mangan di Desa Benus, Kecamatan Naibenu, Desa Fatumtasa dan
Humusu Sainup, kecamatan Insana utara, Kabupaten Timor Tengah Utara adalah sesuai
dengan peruntukannya sebagai areal penggalian bahan tambang Mangan.
Lebih dari itu, bahwa kesesuaian lokasi rencana usaha ini adalah didasari pada
Keputusan Bupati No. 650 Tahun 2010 tentang persetujuan Izin Usaha Pertambangan
Eksplorasi Mineral Logam Mangaan kepada PT.Tiara Utfar Mandiri di Desa Benus, Kecamatan
79
Naibenu, Desa Fatumtasa dan Desa Humusu Sainup, Kecamatan Insana Utara Kabupaten
Timor Tengah Utara. Jadi, sejauh ini diketahui bahwa lokasi rencana usaha adalah sesuai
dengan peruntukan sebagai areal pertambangan Mangan dan berada di luar kawasan
lindung.
Namun demikian, apabila diketahui bahwa lokasi rencana usaha adalah tidak sesuai
dengan peruntukan sebagai areal pertambangan Mangaan berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten TTU, ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintah Kabupaten TTU
terhadap PT.Tiara Utfar Mandiri untuk tetap menanamkan modal di Kabupaten TTU. Atau
apabila diketahui bahwa lokasi rencana usaha adalah berada di dalam kawasan hutan
lindung, yang kewenangan perizinan lokasi dipegang oleh Direktorat Jenderal Perlindungan
Hutan dan Pelestarian Alam, Departemen Kehutan, maka pemerintah Kabupaten TTU
selayaknya merekomendasikan kepada PT.Tiara Utfar Mandiri untuk memperoleh Izin
Operasi Produksi Pertambangan ke Departemen Kehutanan Republik Indonesia
4.1.2.2
Sainup Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara Propinsi Nusa Tenggara
Timur. Dapat dicapai melalui perjalanan darat menggunakan roda empat atau roda dua dari
Kota Kefamenanu, Ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara yang berjarak kurang lebih 40 km
dan dapat ditempuh dalam waktu satu jam dengan jalan berupa aspal dan bebatuan.
4.1.2.3
ukuran 100 m dan terbuat dari bahan bangunan yang tersedia secara lokal. Pembangunan
gudang penimbunan (stock yard) untuk menampung 5000 ton Mangaan dan juga dibuat
dari bahan bangunan yang tersedia secara lokal.
80
4.1.2.4
Semua peralatan tersebut akan diangkut melalui jalan darat ke lokasi proyek yaitu melalui
rute pelabuhan Wini-Insana Utara dengan menggunakan dump truck dan trontoon. Material
kontruksi antara lain pasir, semen, batu belah, beton, tanah galian, dan lain-lain. Peralatan
angkut material yang digunakan adalah dump truck.
4.1.2.5
tingkat
IUP
Eksplorasi
nya
ke
tahap
IUP
Operasi
Produksi/Eksploitasi.
IUP eksplorasi memiliki jangka waktu maksimum 8 tahun dengan kontrak setiap tahun
nya. Apabila perusahaan sudah mampu memproduksi di tahun pertama maka perusahaan
wajib melanjutkan ke tahap IUP Eksploitasi apabila tidak Dinas Pertambangan berhak
mencabut Kuasa Pertambangan perusahaan tersebut. PT.Tiara Utfar Mandiri pada tahap
eksploitasi tahun 2009 mampu memproduksi 10.000 ton. Eksplorasi biasanya dilakukan
dalam waktu 1 tahun dimana 6 bulan digunakan untuk penelitian dan 6 bulan sisanya untuk
percobaan produksi.
81
1) Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini metodologi yang dilakukan adalah melakukan lintasan
pengamatan pada lokasi pengamatan dan dilakukan di titik-titik test pit yang didasarkan
pada estimasi penyebaran yang dilihat atau diintrepretasikan dari batuan asalnya. Selain
menggunakan lubang-lubang tambang lokal masyarakat sebagai titik-titik test pit,
perusahaan membuat titik-titik test pit sepanjang lintasan pengamatan yang didasarkan pada
estimasi penyebaran endapan mangaan di daerah lokasi pengamatan. PT.Tiara Utfar Mandiri
telah mendapatkan Surat Keputusan Bupati Timor Tengah Utara Nomor 2027 Tahun 2008
tanggal 4 November 2008 tentang izin kuasa Pertambangan Eksplorasi Mangaan dengan luas
1900 hektar yang terletak di desa Banuan, Kecamatan Insana Fafinisu dan Humusu Sainup
Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Metode eksplorasi yang digunakan adalah:
dan
kompas geologi.
Pemboran eksplorasi.
2) Pembuatan Trenching
82
serta dapat sebagai lokasi sampling. Pembuatan trenching ini dilakukan dengan kondisi
umum sebagai berikut :
Kedalaman penggalian pada umumnya 4-6 meter, dapat dengan tenaga manusia
atau dengan menggunakan excavator.
Pada kondisi lereng dapat dibuat mulai dari bagian rendah, sehingga dapat terjadi
mekanisme self drainage (pengeringan langsung).
3) Biaya Eksplorasi
Biaya untuk rencana eksplorasi Mineral Mangaan sebesar Rp. 919.000.000,-/tahun.
Tabel dibawah ini nantinya akan digunakan untuk penghitungan arus kas terhadap rencana
atau kegiatan penambangan ini. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Bulan 1
Bulan 2
Bulan3
Bulan4
Bulan 5
Bulan 6
Total
Administrasi Kantor
9,000
9,000
9,000
9,000
9,000
9,000
54,000
Akuntan
7,500
7,500
7,500
7,500
7,500
7,500
45,000
Manager Proyek
10,750
10,750
10,750
10,750
10,750
10,750
64,500
Senior Geologi
8,600
8,600
8,600
8,600
8,600
8,600
51,600
Yunior Geologi
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
36,000
12,000
24,000
Gaji/Honor Pegawai
Konsultan
12,000
Pegawai Logistik
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
30,000
Juru Gambar
3,500
3,500
3,500
3,500
3,500
3,500
21,000
Asisten Lapangan
1,050
1,050
1,050
1,050
1,050
1,050
6,300
Total
83
Supir
4,500
4,500
4,500
4,500
4,500
4,500
27,000
Buruh Lokal
1,500
1,500
1,500
1,500
1,500
1,500
9,000
Perjalanan
7,500
7,500
7,500
7,500
7,500
7,500
45,000
Asuransi
1,800
1,800
1,800
1,800
1,800
1,800
10,800
Perizinan
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
6,000
Kesehatan
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
36,000
Lain-Lain
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
6,000
Makanan
4,000
4,000
4,000
4,000
4,000
4,000
24,000
Pasokan Lapangan
1,500
1,500
1,500
1,500
1,500
1,500
9,000
Biaya Kantor
2,500
2,500
2,500
2,500
2,500
2,500
15,000
368,400
Belanja Pegawai
103,800
Pendukung Lapangan
Akomodasi
dan
48,000
Pemetaan
Interpretasi Citra Satelit
50,000
Pemetaan Lapangan
50,000
45,000
45,000
20,000
20,000
115,000
Survey Geofisika
Ground Magnetik danSR
80,000
80,000
10,000
10,000
90,000
Pengujian
Laboratorium
Analisa Kimia Minerallogi
20,000
10,000
30,000
Analisa XRD
20,000
10,000
30,000
60,000
Komputasi/Reporting
Pemrosesan Data
15,000
15,000
15,000
15,000
60,000
Percetakan
2,500
2,500
2,500
2,500
10,000
70,000
750
750
750
750
4,500
4,500
Keperluan Kantor
Telpon. Listrik, Air
750
750
Biaya Laporan
Pembuatan laporan
50,000
84
10,000
60,000
919,700
919,700
Jumlah Pengeluaran
(Ribu RP)
83,450
83,450
162,950
275,950
100,950
152,950
Tabel 4.3 diatas adalah tabel yang menjelaskan biaya yang dibutuhkan perusahaan
dalam melakukan eksplorasi lahan pertambangannya. eksplorasi merupakan tahap awal
penam,banganm sebelum perusahaaan menambang atau mengeksploitasi tambang yang
telah dieksplorasi. Eksplorasi dilakukan perusahaan dalam kurun waktu 1 tahun, dalam 1
tahun tahap eksplorasi tersebut proyek eksplorasi dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan.
Sisa 6 bulan nya akan dipakai perusahaan dalam pengurusan izin-izin yang
bersangkutan dalam tahap eksplorasi tersebut seperti pengajuan sampling, pengajuan izin
penjualan sementara, sampai ke tahap pengajuan peningkatan IUP menjadi operasi dan
produksi. Tidak hanya dalam pengajuanm kepada pemerintah, perusahaan juga memakai
sisa waktu 6 bulan itu untuk instalasi alat, penambangan uji coba yang dimana sebelumnya
perusahaan di lahan sebelumnya dapat memproduksi lebih dari 6000 ton, maka dari itu
dalam tahap eksplorasi ini penulis akan menggunakan asumsi bahwa perusahaan hanya
mampu memproduksi 6000 ton dalam setahun di tahap perhitungan arus kas penjualan
perusahaan.
Tenaga kerja yang dipakai tidak termasuk tenaga kerja tetap perusahaan. Tenaga
kerja tersebut hanya disewa atau dipekerjakan selama masa eksplorasi 1 tahun yang dimana
dalam 1 tahun tersebut eksplorasi dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan. Tenaga kerja
dalam tahap ini lebih beragam daripada teenaga kerja yang akan dipakai perusahaan
sewaktu penerimaan tenaga kerja pada tahap penambangan. Dalam tahap eksplorasi ini
tenaga kerja yang dipakai lebih mengutamakan tenaga kerja skill. Dikarenakan pada tahap
eksplorasi merupakan tahap yang terpenting dalam penambangan.
85
Pada tahap eksplorasi ini merupakan tahap kritis pada seluruh penambangan
dikarenakan dalam tahap ini perusahaan harus mampu mengetahui secara pasti deposit
mineral Mangaan yang terkandung dalam lahan yang akan ditambang, selain itu pada tahap
eksplorasi ini perusahaan juga harus mampu menganalisis kadar mangaan yang terkandung
dalam lahan pertambangan tersebut, karena apabila perusahaan tidak mengetahui secara
pasti kadar Mangaan yang terkandung dan jumlah deposit dalam lahan tersebut maka pada
tahap operasi dan produksi Mangaan yang akan ditambang tidak akan sesuai dengan
standard yang ditetapkan oleh perusahaan dan pasar. Selain itu pada tahap ini perusahaan
akan merencanakan besar dana yang akan dibutuhkan pada tahap produksi.
Karena alasan tersebut perusahaan diwajibkan untuk mempekerjakan tenaga kerja
yang sesuai dengan kebutuhan pada tahap eksplorasi ini (jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan tidak diketahui dikarenakan keterbatasan data). Tenaga kerja yang dibutuhkan
antara lain sebagai berikut:
di lapangan pertambangan
86
pemetaan,
proyek akan digaji setiap bulan sebesar Rp 10.750 juta dengan total gaji
selama 6 bulan sebesar Rp 64 juta.
o
Senior geologi, mempunyai tugas yang sangat penting pada tahap eksplorasi
ini dikarenakan geologist bertugas sebagai tenaga kerja yang mempredisikan
jumlah deposit Mangaan, titik pengeboran yang mempunyai kandungan
Mangaan dan kadar Mangaan yang terkandung pada lahan tersebut. Senior
geologi akan digaji sebesar Rp 8.6 juta dengan kummulatif gaji Rp 51.6 juta
selama 6 bulan.
Yunior geologi, mempunyai tugas yang penting dan serupa seperti seniior
geologi hanya saja yunior geologi mempunyai jam terbang yang lebih sedikit
dari senior geologi dan bertugas sebagai asisten senior geologi. Yuunir
geologi akan digaji Rp 6 juta perbulan dengan total gaji selama 6 bulan
sebesar Rp 36 juta.
87
Buruh lokal, merupakan tenaga kerja terakhir yang akan disewa oleh
perusahaan. Dengan total gaji Rp 1.5 juta perbulan dan total gaji sebesar Rp
9 juta selama 6 bulan
Tenaga kerja tersebut merupakan tenaga kerja sementara yang akan disewa perusahaan
selama tahap eksplorasi dengan total gaji/honor pegawai sebesar Rp 368.400 juta selama 6
bulan umur proyek.
Belanja Pegawai
o
Perjalan, dalam proyek ini perusahaan juga akan membiayai perjalanan atau
ongkos transportasi pegawai-pegawainya. Perusahaan telah menetapkan
bahwa tiap 1 bulan perusahaan akan menyediakan sebesar Rp 7,5 juta
untuk transportasi dan perjalanan tenaga kerja dengan total selama 6 bulan
sebesar 45 juta.
88
Biaya diatas merupakan biaya yang disiapkan perusahaan untuk kebutuhan pegawai dengan
total selam proyek eksplorasi sebesar Rp 103.800.000.
Pendukung Lapangan
o
Total biaya pendukung lapangan yang harus dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 48 juta
dalam 6 bulan tahap proyek eksplorasi.
89
Pemetaan
o
intrepretasi
satelit
keluar
hasilnya,
untuk
menetapkan
dan
Pemetaan adalah penentuan titik-titik drilling serta untuk mengetahui deposit yang
terkandung dalam lahan tersebut. Dibutuhkan dana sebesar Rp 115 juta pada
pemetaan lahan.
Survey Geofisika
o
Ground Magnetik dan SR, bertujuan untuk mengetahui panas dan unsur
magnetik
dalam
lahan
serta
batas
penambangan
lahan.
Sehingga
perusahaan dapat mengetahui daya tahan lahan yang akan ditambang dan
kapan harus berhenti meproduksi di titik tersebut sehingga tidak terjadi
kerusakan lahan atau longsor yang membahayakan tenaga kerja. Di lakukan
90
Survey geofisika dilakukan perusahaan untuk mengetahui keadaaan geografis lahan yang
akan ditambang. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 90 juta
Pengujian Lab
o
tersebut
sebesar Rp 30 juta.
o
91
Biaya untuk komputansi dan reporting akan membutuhkan biaya sebesar Rp 70 juta
Keperluan Kantor
o
Biaya Telpon, Listrik, dan air sebesar Rp 750 ribu per bulan dengan total
selaqma 6 bualn sebesar Rp 4,5 juta
Biaya Laporan
o
pimpinan
perusahaan
sebagai
pegangan
dan
untuk
Rp 83.450.000
2. Bulan 2 =
Rp 83.450.000
3. Bulan 3 =
Rp 162.950.000
4. Bulan 4 =
Rp 275.950.000
92
5. Bulan 5 =
Rp 100.950.000
6. Bulan 6=
Rp 152.950.000
Total
4.1.2.6
Rp 919.700.000
Kegiatan Pertambangan
Dalam penentuan sistem dan tata cara penambangan serta penentuan jenis
peralatan yang akan dipakai, dipertimbangkan beberapa faktor penentu, antara lain:
Jumlah deposit.
Kondisi topografi
Faktor lain seperti modal, kelestarian lingkungan dan penyerapan tenaga kerja lokal.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka sistem penambangan
93
1) Persiapan Pertambangan
Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan semua hal yang akan menunjang
kelancaran kegiatan pertambangan dan pengolahan, yakni:
harga
unit
jumlah
285.000.000
1.710.000.000
1.850.000.000
3.700.000.000
toyota avanza
135.000.000
270.000.000
truk langsir
85.000.000
170.000.000
motor honda
17.000.000
51.000.000
total
5.901.000.000
Sumber : Perusahaan
94
Tabel diatas menunjukan ada 14 unit alat operasional pertambangan yang akan
dibeli perusahaan pada tahap awal investasi. Antara lain terdapat 6 unit dump truck dengan
harga 1 unit nya sebesar Rp 285.000.000. Dump truck akan digunakan perusahaan untuk
pengangkutan batuan Mangaan ke lokasi penimbunan yang kemudian akan di loading. Untuk
alat berat excavator
perusahaan akan membeli langsung 2 unit yang sisanya. Excavator yang akan dibeli adalah 2
unit CAT 200 dengan harga per unitnya sebesar Rp 1.850.000.000, CAT 200 digunakan
untuk melakukan penggalian atau pengerukan di sejumlah titik yang di tentukan oleh
perusahaan. Untuk kendaraan dinas perusahaan akan membeli 2 unit Toyota Avanza dengan
harga per unitnya Rp 135.000.000 dan truk langsir sejumlah 2 unit untuk pengangkutan
pasir dan tanah bekas penambangan seharga Rp 85.000.000 per unitnya. Untuk kendaraan
operasional staff lapangan perusahaan akan membeli 3 motor Honda dengan harga per
unitnya Rp 17.000.000. Menjadikan total investasi peralatan untuk tahap awal penambangan
sebesar Rp 4.051.000.000.
B. Pembuatan Jalan Tambang
Jalan tambang dibuat untuk melayani lalulintas angkutan hasil galian tambang ke
gudang penimbunan. Jalan dibuat dengan cara mengupas lapisan tanah penutup dan
meratakan lapisan keras di bawahnya dengan menggunakan gravel yang banyak didapati di
areal sekitar tambang. Jalan tambang dibangun 30 cm, panjang 240 m, lebar 7 m dan
pada ketinggian maksimum 15%.
C. Pembuatan Penirisan Tambang
Penirisan tambang pada kiri kanan badan jalan dibuat untuk mencegah areal kerja
dari banjir akibat limpahan air hujan.
D. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
95
Pembersihan lahan dilakukan dengan cara menebang tumbuhan (belukar) yang ada
pada areal yang akan ditambang secara manual dengan menggunakan peralatan sederhana
seperti parang, cangkul,
digunakan jika ada pepohonan besar. Untuk tahap awal, luas areal yang dibersihkan adalah
10 ha, dan pembersihan selanjutnya akan mengikuti blok atau area yang akan ditambang.
tanah
kupasan
tersebut
ke
suatu
lokasi
yang
ditentukan
dengan
menggunakan. Tanah yang terkumpul tersebut akan digunakan kembali ketika kegiatan
reklamasi lahan tambang.
2) Penambangan Mangaan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil atau memisahkan bahan galian mangaan
dari batuan induknya untuk memperoleh ukuran sesuai kebutuhan.
A. Untuk Mangaan Primer dan Deluvial ditetapkan setengah dari total produksi
tambang. Yang dihasilkan dari endapan jenis ini adalah 33.350 ton/tahun atau 14
ton/jam mangaan. Kegiatan ini mencakup:
96
2 unit alat berat (excavator) PC 200 atau setara dengan yang telah
dilengkapi dengan breaker untuk menghasilkan bijih mangaan
berdiameter 30 cm.
97
Pemisahan dan pemilihan (hand sorting) dari tanah penutup yang ikut
tertambang pada proses penggalian.
3) Kegiatan Pengolahan
Dalam penentuan sistem dan tata cara pengolahan serta penentuan jenis peralatan
yang dipakai, dipertimbangkan beberapa faktor penentu, antara lain:
Sasaran produksi maksimum Mangaan adalah 60.000 ton/tahun dengan ukuran 1070 mm.
Faktor lain seperti modal, kelestarian lingkungan, dan penyerapan tenaga kerja lokal.
98
99
adalah 18 in, lebar 30 in dengan 60 rpm, dan dibutuhkan 50-70 HP. Kemampuan produksi
alat 30 ton/jam dengan discharge setting in.
C. Belt Conveyor
Alat ini bertujuan untuk menyalurkan dan memindahkan Mangaan dari satu alat ke
alat yang lain dalam sistem pengolahan. Dalam sistem pengolahan diperlukan 5 belt
conveyor, yaitu:
Belt Conveyor 1
Memindahkan Mangaan ukuran 70 mm dari vibrating screen 1 kebelt conveyor 2.
Lebar
: 16in.
Panjang
:8m
Kecepatan
: 100 fpm
Jumlah idler
: 15 dengan diameter 4 in
Tinggi
:2m
HP
: 5 HP
Belt Conveyor 2
Memindahkan Mangan yang berukuran 70 mm dari belt conveyor 1 ke jaw
Lebar
: 16in.
Panjang
:8m
Kecepatan
: 100 fpm
Jumlah idler
: 15 dengan diameter 4 in
100
Tinggi
:2m
HP
: 5 HP
Belt Conveyor 3
Memindahkan Mangan yang berukuran 70 mm dari air washing unit ke vibrating
Lebar
: 16in.
Panjang
: 10 m
Kecepatan
: 100 fpm
Jumlah idler
: 30 dengan diameter 4 in
Tinggi
:2m
HP
: 7HP
Belt Conveyor 4
Memindahkan Mangan yang berukuran 10-70 mm (NMD lumpy) dari vibrating screen
Lebar
: 16in.
Panjang
: 15 m
Kecepatan
: 100 fpm
Jumlah idler
: 15 dengan diameter 4 in
Tinggi
:2m
HP
: 8 HP
Belt Conveyor 5
Memindahkan Mangaan yang berukuran 10mm (NMD fines) dari vibrating screen 2
Lebar
: 16in.
101
Panjang
:8m
Kecepatan
: 100 fpm
Jumlah idler
: 15 dengan diameter 4 in
Tinggi
:2m
HP
: 5 HP
belt conveyor 5 dan 6. Diharapkan Mangaan yang diperoleh merupakan Mangaan bersih dan
terpilih sebelum ditempatkan pada areal stock pile. Kegiatan ini bertujuan untuk memisahkan
Mangaan hasil pengecilan ukuran yang berukuran 10-70 mm dan untuk menghasilkannya
terdiri dari dua tahap, yaitu:
mm. kebutuhan listrik alat ini adalah 15 HP pada 1200 rpm. Umpan dari alat ini adalah
hasil dari jaw crusher dengan mekanisme pemisahan, sebagai berikut:
o
Lolos deck 1 (ukuran 70 mm) masuk sebagai umpan alat pembersih (air
washing unit).
102
Alat ini terdiri dari 1 (satu) deck dengan dimensi 4 x 8 ft serta ukuran lubang deck 10
mm. kebutuhan listrik alat ini adalah 15 HP pada 1200 rpm. Umpan dari alat ini adalah
Manggan bersih hasil air washing unit dengan mekanisme pemisahan, sebagai berikut:
Tidak lolos deck 1 dengan ukuran 10-70 mm ditempatkan pada areal stock
pile NMD lumpy (natural Mangaan dioxide) sebagai produk akhir pengolahan
dengan menggunakan belt conveyor 6.
Lolos deck 1 dengan ukuran 10 mm ditempatkan pada areal stock pile NMD
................ (1)
= diperhitungkan 3 meter
SG
= 4,5
= 6m
103
= 1.111-113 = 998 m
998
= 55,4 m
Dengan demikian areal yang diperlukan untuk menampung 5.600 ton adalah 12
(55,4 + 12) = 808,8 m atau dibulatkan 800 m
104
Menginventarisasi jenis tumbuhan atau tanaman yang bermanfaat ganda dan dapat
tumbuh cepat di areal bekas pertambangan dan pengolahan.
Menanam anakan pohon dengan jarak 3 x 3 m pada areal bekas tambang dan areal
batas cadangan untuk mengurangi polusi udara.
Mn (%)
No.Sampel
Mn (%)
56.66
13
59.92
48.72
14
56.08
54.20
15
46.18
47.60
16
55.85
62.28
17
52.52
64.46
18
57.15
57.68
19
48.21
58.89
20
57.18
105
56.69
21
63.77
10
47.37
22
59.42
11
56.55
23
62.34
12
55.21
24
61.63
Minimum
46.18
Maksimum
64.46
rata-rata
56.11
deviasi standar
5.23
Tabel di atas terdiri dari 24 sampel yang disurvei oleh perusahaan di beberapa titik
survei dalam area yang akan dieksploitasi, dengan hasil kandungan berkisar 46,18% sampai
64,46%, rata-rata kandungan Mangaan 56,11 data sampel kandungan mangaan berfluktuasi
sebesar 5,23%. Data-data ini akan dihubungkan dengan apakah kandungan minimum
Mangaan dapat memenuhi permintaan pembeli.
Berdasarkan data dari perusahaan permintaan rata-rata Mangan adalah 2000 ton
untuk kadar 50% up dan 1000 ton untuk 45% up. Tetapi dalam kenyataannya semakin
tinggi mineral Mn yang terkandung dalam Mangaan semakin bagus untuk perusahaan,
dikarenakan permintaan Mangaan yang sangat tinggi terutama untuk Mangaan berkualitas
tinggi dikarenakan semakin tinggi kadar Mangaan yang terkandung semakin tinggi pula
harganya dalam ton. Tetapi tidak semua ton yang diproduksi mempunyai kadar Mangaan
yang sama melainkan berbeda-beda. Menurut perusahaan dalam 2 bulan perusahaan
mampu memproduksi minimum 3000 ton dengan kadar Mangaan untuk 2000 ton nya dapat
mencapai 55% up. Jadi berdasarkan data yang telah diolah di atas, kadar Mangaan dalam
lahan penambangan yang sedang diteliti dapat memenuhi permintaan pembeli berdasarkan
106
surat kontrak pembelian terakhir adalah 45.00% up. Proyek penambangan lahan baru akan
dijalankan bila hasil survey lahan baru juga dapat memenuhi seperti permintaan lahan yang
terakhir tersebut (sebagai pedoman sementara). Data-data survey akan dianalisis dengan
metode Statistic Control, dengan tingkat keyakinan 95%, sebagai berikut :
95%
Zprob =
1.64
lower bound =
47.51%
upper bound =
64.71%
107
4.1.3
Aspek Hukum
Dalam melakukan suatu usaha dan membnagun suatu perusahaan pastinya
dibutuhkan berbagai macam izin-izin usaha yang harus diajukan ke pemerintah yang
bersangkutan. Dalam aspek ini penulis akan menjelaskan dan menguraikan langkah-langkah
yang harus ditempuh perusahaan dalam pengajuan izin usaha di bidang hukum.
sesuai
dengan bidang
usahanya
masing-masing.
Departemen teknis yang mengeluarkan surat tanda daftar perusahaan adalah Pemerintah
Kabupaten Kolaka. Tanda Daftar Perusahaan adalah surat tanda pengesahan yang diberikan
oleh Kantor Pendaftaran Perusahaan kepada perusahaan yang telah melakukan pendaftaran
perusahaan.
TANDA DAFTAR PERUSAHAAN PERSEROAN TERBATAS, BERDASARKAN UNDANGUNDANG NO.3 TAHUN 1982 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DAN
PERATURAN DAERAH NO.14 TAHUN 2001
Tabel 4.5 Tanda Daftar Perusahaan PT.Tiara Utfar Mandiri
Nama Pendaftaran
Nomor TDP
210.314.500.034
Berlaku Sampai
12/1/2014
Nomor
18
Tanggal
12/5/2009
Status
Kantor Tunggal
Alamat
108
PT.Tiara Utfar Mandiri terdaftar dalam Tanda Daftar Perusahaan dengan nomor TDP
yaitu 210.314.500.034 dengan pendaftaran nomor 18 tanggal 12 bulan Mei tahun 2009.
Berkedudukan di Jl. Pendidikan NO.119. Kec.Kolaka Kab.Kolaka (kantor utama) dan pada
saat pendaftaran hanya memiliki 1 kantor atau kantor tunggal dengan kegiatan usaha pokok
perindustrian dan perdaganan yang telah disahkan oleh menteri kehakiman dengan tanda
daftar AHU.56353.01.01 Tahun 2008,Tanggal 29 Agustus yang berlaku sampai tanggal 12
bulan Mei tahun 2009.
109
No. C-105. HT.03.01-Th.2005 Tanggal 14 Juli 2005 dan S.K Kepala Badann
Pertahanan Nasional Republik Indonesia No.609-XVII-2006 Tanggal 18 Desember
2006, disahkan oleh Notaris Zainuddin Tahir, SH.,M.Kn
IUP Eksplorasi PT.Tiara Utfar Mandiri No.2027 Tahun 2008 tanggal 4 November
20008 untuk bahan galian Mangaan ddengan Luas 1900 Ha berlaku sampai dengan
tanggal 4 November 2009 disahkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral dan
Batubara. Nomor: 1019/30/DBM/2008
IUP Operasi Produksi/Eksploitasi telah didapat oleh PT.Tiara Utfar Mandiri di lahan
seluas 1304 Ha dan karena keterbatasan data nomor surat dan pengesahan nya
tidak dapat penulis tampilkan dalam penelitian di aspek hukum ini.
110
Biaya (Rp)
25,000,000
30,000,000
IUP Penyesuaian/eksplorasi**
500,000,000
25,000,000
Amdal
600,000,000
IUP Produksi/eksploitasi*
800,000,000
500,000,000
total
2,480,000,000
Sumber: Perusahaan
Angka tersebut menunjukan bahwa perizinan yang dilakukan oleh PT.Tiara Utfar
Mandiri sebesar hampir 2,5 miliar atau tepatnya sebesar 2,48 miliar. Angka tersebut akan
diperhitungkan dalam perhitungan arus kas kelayakan bisnis.
Tabel diatas menjelaskan langkah-langkah dalam pelengkapan izin pertambangan
yang telah dilakukan perusahaan dari tahap awal pengajuan izin pertambangan sampai ke
tahap akhir yaitu IUP Produksi atau Eksploitasi. Sehingga membuat PT.Tiara Utfar Mandiri
telah melakukan semua kewajibannya di bidang hukum dalam sektor perdagangan dan
perindustrian. Dalam pengesahannya ada beberapa departemen yang mengizinkan terbitnya
surat-surat kuasa diatas antara lain Dinas Pertambangan yang dalam kasus ini telah
111
memberikan kuasa IUP Eksplorasi dan IUP Eksploitasi kepada PT.Tiara Utfar Mandiri.
Sebelum mengajukan permohonan izin pertambangan perusahaan harus mengajukan
permohonan ke Dinas Perdagangan Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka terhadap lahan
yang akan dieksplorasi. Pada PT.Tiara Utfar Mandiri semua perizinan yang diperlukan dari
tahap awal sampai ke tahap akhir IUP Operasi dan Produksi telah lengkap dilakukan oleh
perusahaan. Jumlah investasi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dalam perizinan
mencapai Rp.2.480.000.000.
Dalam pertambangan memang memakan biaya dan waktu dalam perizinan nya
dikarenakan supaya hanya perusahaan yang qualified saja yang dapat masuk ke bidang ini.
Ini membuktikan bahwa perusahaan ini sudah layak secara hukum untuk melakukan
kegiatan usaha di bidang pertambangan. Jenis-jenis perizinan dilakukan dalam beberapa
tahap. Pada tahap pertama perusahaan diwajibkan melakukan permohonan izin tambang ke
Dinas Pertambangan sehingga apabila telah mendapatkan izin tersebut perusahaan
diperbolehkan melakukan kegiatan uisaha di bidang pertambangan. Biaya yang dibutuhkan
untuk proses tersebut sebesar Rp.25.000.000.
Selanjutnya ketika perusahaan telah mendapatkan izin tersebut perusahaan harus
melakukan pembebasan lahan rakyat dengan biaya Rp.30,000.000 untuk lahan seluas 1900
Ha yang dimana harga lahan nya akan dibayarkan dengan royalti atau fee per ton Mangaan
yang dijual. Untuk harga per ton Mangaan untuk royalti rakyat penulis tidak dapat
menyebutkan karena keterbatasan data atau rahasia perusahaan. Apabila perusahaan telah
menyelesaikan
tahap
pembebasan
lahan,
maka
perusahaan
melanjutkan
dengan
mengajukan izin IUP (Izin Usaha Pertambangan) Eksplorasi kepada Dinas Pertambangan atas
lahan yang akan dilakukan eksplorasi. Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam tahap
ini sebesar Rp.500.000.000. IUP Eksplorasi mempunyai batas kontrak izin selama 8 tahun.
Dalam IUP Eksplorasi perusahaan dibatasi produksinya, perusahaan hanya diperbolehkan
memproduksi maksimum 10.000 ton selama 8 tahun tersebut. Apabila perusahaan sudah
112
perusahaan dilahan
sebelumnya mampu memproduksi 3000 ton dalam 1 tahun pada tahap eksplorasi sehingga
perusahaan menaikan izin usaha pertambangannya menjadi IUP Eksploitasi. Banyak
perusahaan yang tidak menuruti peraturan hukum pertambangan Mangaan. Yaitu dengan
memproduksi
lebih
dari
1000
ton
per-tahunnya,
tetapi
tidak
meningkatkan
izin
113
Penjelasan AMDAL akan dijelaskan lebih lanjut di aspek AMDAL (Analisis Dampak
Lingkungan). Ketika AMDAL disetujui maka perusahaan dapat meningkatkan izin usaha
pertambangannya ke tahap terakhir yaitu IUP Operasi Produksi/ Eksploitasi. Menurut
perusahaan, terdapat biaya tidak terduga dalam pengajuan izin-izin pertambangan tersebut.
Jumlah biaya tidak terduga tersebut sebesar Rp 500.000.000. Biaya tidak terduga
maksudnya
mempercepat
adalah
proses
biaya
yang
izin-izin
digunakan
tersebut
perusahaan
sehingga
dalam
perusahaan
memperlancar
lebih
cepat
dan
memulai
produksinya. Total permohonan izin tambang dari tahap awal sampai dengan akhir memakan
biaya sebesar Rp 2.480.000.000.
114
4.1.4
aspek ekonomi dan sosial seperti budaya, kependudukan dll. Jadi dalam aspek ekonomi dan
sosial yang perlu ditelaah apakah jika usaha atau proyek dijalankan akan memberikan
manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu,
aspek ekonomi dan sosial ini perlu dipertimbangkan, karena dampak yang akan ditimbulkan
nantinya sangat luas apabila salah dalam melakukan penilaian (Kasmir dan Jakfar, 2010,
P193-194).
4.1.4.1 Kependudukan
1) Kepadatan Penduduk
Penelitian perusahaan menunjukan bahwa jumlah penduduk di Benus 1.003 jiwa, di
Desa Fatumtasa 990 jiwa, di Desa Humusu Sainup 1.094 jiwa. Kepadatan penduduk di
masing-masing desa adalah sebagai berikut di Desa Benus 40 jiwa/km, di Desa Fatumtasa
141 jiwa/km, di Desa Humusu Sainup 122 jiwa/km.
2) Pertumbuhan Penduduk
Sedangkan untuk pertumbuhan penduduk menunjukan bahwa pertumbuhan
penduduk Kecamatan Insana Utara sebagai kecamatan induk adalah : tahun 1980 sebesar
2,46% dan tahun `1990 adalah sebesar 1,61% serta tahun 2000 adalah sebesar 1,54%.
Dengan demikian, maka rata-rata pertumbuhan penduduk Kecamatan Insana Utara tahun
1980-2000 sebesar 1,87%
115
3) Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja di Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2010, dapat
digambarkan berikut ini:
Tabel 4.8 Kesempatan Kerja Di Kabupaten Timor Tengah Utara
No
Kesempatan Kerja
Jumlah
Bekerja
102.146
64,43
Mencari pekerjaan/pengangguran
5.966
3,82
48.010
30,75
total
156.118
100
Sumber : Perusahaan
Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas perusahaan telah melakukan survey terhadap
penduduk Kabupaten Timor Tengah Utara. Survei dilakukan pada tahun 2010 dimana survei
tersebut masih merupakan survei terbaru yang terakhir dilakukan sehingga data yang
dihasilkan akurat dan belum ada perubahan yang signifikan. Berdasarkan data yang didapat
perusahaan telah dilakukan survei dengan jumlah responden 156.118 penduduk dimana
didapati 102.146 atau
116
sama dengan pemerintah yang bersangkutan. Dan didapati bahwa di Kabupaten Timur
Tengah Utara terdapat kurang dari 10%.
Sumber : Perusahaan
No
Mata Pencaharian
Jumlah
Persentase
Pertanian
76.283
74,68
Industri
8.075
7,91
Perdagangan
2.568
2,51
Jasa
8.121
7,95
Transportasi
3.428
3,36
lainnya
3.667
3,59
Total
102.142
100.00
117
Data
pada
tabel
diatas
merupakan
hasil
survei
perusahaan
terhadap
matapencaharian penduduk di Kabupaten Timor Tengah Utara yang diambil dari 102.142
penduduk. Hasil survey menggambarkan bahwa sebagian besar penduduk sebanyak 76.283
(74,68%) di Kabupaten Timor Tengah Utara, bekerja di sektor pertanian. Gambaran tersebut
diyakini tidak terlalu berbeda dengan kondisi Kecamatan Naibenu dan Insana Utara. Bahkan
diyakini bahwa yang bekerja di sektor pertanian lebih tinggi presentasenya daripada dengan
kondisi Kabupaten Timor Tengah Utara secara keseluruhan.
Dikarenakan terdapat banyak lahan pertanian yang siap ditanam oleh penduduk,
terutama di Kecamatan Naibenu dan Insana Utara. Para penduduk sudah lama bertahan
hidup di sektor pertanian, tanah di Timor Tengah Utara telah terbukti tidak hanya kaya akan
mineral melainkan kaya akan hasil pertaniannya, didapati berbagai macam bibit yang
ditanam seperti padi, coklat dan tanaman lainnya.
Untuk sektor industri sendiri telah didapati sebanyak 8.075 penduduk atau sebanyak
(7,91%) yang mempunyai matapencaharian tersebut, kebanyakan dari mereka bekerja di
sektor perdagangan seperti Mangaan, Timah, Galena, Tembaga. Tenaga kerja di sektor
industri meningkat beberapa tahun terakhir dikarenakan peraturan pemerintah yang harus
mengikut sertakan penduduk lokal sebagai tenaga kerja demi mengurangi tingkat
pengangguran. Banyak dari mereka bekerja di perusahaan yang bergerak di pertambangan
mineral Mangaan, sehingga pertambangan Mangaan 3 sampai 4 tahun belakangan ini
terbukti dapat mengurangi sedikit tingkat pengangguran di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Kebanyakan dari tenaga kerja merupakan tenaga kerja non-skill atau tenaga kerja
kasar yang langsung bekerja di lapangan pertambangan itu sendiri. Untuk sektor
perdagangan sendiri para penduduk di Kabupaten Timor Tengah Utara kurang berkembang,
kebanyakan dari mereka menjual hasil pertanian dari lahan pertanian yang diolah. Telah
didapati sebanyak 2.568 (2,51%) penduduk yang bekerja di sektor tersebut. Sedangkan
untuk sektor jasa terdapat 7,95% atau 8.121 penduduk yang bekerja di sektor tersebut.
118
Jumlah ini sedikit melebihi jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektoer industri,
kebanyakan dari mereka merupakan tenaga kerja yang bekerja di pelabuhan Wini. Secara
tidak langsung tenaga kerja di sektor industri dan jasa terdapat hubungan kerja, dikarenakan
banyak dari hasil pertambangan yang dikirim keluar melalui pelabuhan, secara tidak
langsung para pekerja yang bekerja di sektor jasa terutama di pelabuhan lah yang
melakukan loading kedalam kapal untuk kemudian hasil pertambangan tersebut dikirim
untuk di ekspor maupun untuk di jual di Indonesia sendiri.
Seperti halnya perdagangan sektor transportasi dan sektor lainnya mempunya sedikit
tenaga kerja. Untuk sektor transportasi hanya didapati sebanyak 3.428 (3,36%) penduduk
yang mempunyai matapencaharian tersebut sedangkan di sektor lainnya yang tidak termasuk
dalam matapencaharian diatas didapati sebanyak 3.667 (3,59%) penduduk yang tersebar
dari berbagai macam jenis pekerjaan.
119
didapat bahwa penduduk mempunyai jumlah pendapatan yang sangat rendah setiap
bulannya.
3) Kesempatan Kerja Lokal
Guna mengetahui gambaran tentang kesempatan kerja lokal, khususnya di Desa
Benus Kecamatan Naibenu dan Desa Fatumtasa, Kecamata Insana Utara, Kabupaten Timor
Tengah Utara, penulis telah mendapatkan data wawancara 100 orang yang dilakukan
perusahaan, hasil wawancara ditunjukan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10 Kesempatan Kerja di Desa Benus, Fatumtasa dan Humusu
no
Jawaban Responden
Frekuensi
73
73
11
11
total
100
100
120
4) Pertumbuhan Ekonomi
Data dari perusahaan menunjukan bahwa pada tahun 2007, secara agregat
perekonomian kabupaten Timor Tengah Utara bertumbuh sebesar 4,8% dan kemudian turun
menjadi 4,15% pada tahun 2008. Kontribusi ini tidak terlepas dari kontribusi nilai tambah
sektor-sektor vital. Seektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,57% pada
tahun 2007 dan pada tahun 2008 mencapai pertumbuhan positif sebesar 1,07%.
Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008 tercapai oleh sektor jasa yaitu sebesar 10,81%.
Namun demikian, seluruh sektor PDRB menunjukan laju pertumbuhan yang meningkat,
kecuali sektor pertanian, sektor keuangan, sektor persewaan, dan sektor perusahaan.
Tabel 4.11 Nilai Asset Keluarga Di Desa Benus dan Desa Fatumtasa
No
Nilai Asset
Frekuensi
< 5 juta
66
66
21
21
10
10
> 50 juta
Total
100
100
121
Fatumtasa tempat lahan pertambangan perusahaan yang akan dieksplorasi dan dieksploitasi.
Jumlah asset ini sangatlah kecil untuk sebuagh keluarga yang rata-rata terdapat 5 orang
dalam satu kepala keluarga. Karena itu perusahaan berharap tenaga kerja yang akan
terserap dalam rencana/kegiatan usaha pertambangan ini dapt meningkatkan kesejahteraan
nya. Terdapat 21 responden yang mengaku bahwa nilai asset nya antara 25.000.000 sampai
dengan 50.000.000 kebanyakan dari mereka adalah para pedagang atau penduduk yang
mempunyai usaha sendiri.
Nilai ini didapati di Desa Benus dan Desa Fatumtasa sudah merupakan nilai asset
yang dianggap sejahtera hidupnya, sedangkan hanya 10 responden yang didapati
mempunyai jumlah asset antara 25.100.000 sampai dengan 50.000.000. Penduduk yang
mempunyaio asset sebanyak itu merupakan penduduk yang biasanya merupakan juragan
tanah di desa tersebut. Kebanyakan dari mereka menyewakan lahan pertaniannya dan lahan
kosongnya yang didapati terdapat sumber daya alam yang dapat digali. Data diatas diyakini
akurat sehingga terbukti bahwa kesejahteraan hidup di desa tersebut sangatlah rendah.
122
temurun. Dalam praktek kebudayaan nonfisik ddijadikan sebagai pedoman yang berfungsi
untuk menata hubungan antar sesame manusia dan dengan lingkungan alam.
Dalam hubungan sesama manusia, kebudayaan nonfisik bukan saja menata
hubungan antara sesama manusia yang hidup, tetapi juga dengan yang sudah meninggal.
Hubungan sesama yang masih hidup berdimensi vertikal yang paternalistis dan horizontal
solidaristis. Demi mewujudkan dimensi hubungan vertikal yang paternalistis tersebut
tersebut, setiap warga dituntut untuk membangun sikap loyalitas terhadap orang yang
dianggap berkedudukan sosial tinggi, baik adat istiadat maupun yang kepemilikan
sumberdaya alam dan lingkungan.
Demi mewujudkan dimensi hubungan yang horizontal, setiap masyarakat dituntut
untuk menjaga solidaritas dan kohesi sosial. Apabila terjadi konflik atau pertentangan akan
selalu dianggap sebagai ancaman terhadap solidaritas dan kohesi sosial. Oleh karena itu,
diusahakan untuk sesegara mungkin diselesaikan agar solidaritas dan kohesi sosial tetap
terpelihara dengan baik.
Hubungan antara manusia yang masih hidup deengan roh yang sudah meninggal
dipelihara dengan sangat baik. Karena manusia yang hidup dan yang sudah meninggal tidak
mungkin lagi dapat berhubungan secara langsung, maka biasanya kuburan dan tempat
pemujaan dijadikan sebagai media untuk menjalin hubungan tersebut. Oleh karena itu,
keberadaan kuburan dan tempat upacara tidak dilihat secara fisik saja namun memiliki
makna budaya dan kepercayaan tertentu. Dilatarbelakangi oleh berbagai kebudayaan
nonfisik tersebut di atas, maka kebudayaan fisik akan selalu dibuat atau dibangun sesuai
dengan citranya dalam kebudayaan nonfisik, seperti bentuk rumah, kuburan dan temmpat
lain yang diperlukan ooleh manusia untuk kelangsungan hidup.
Mengenai hubungan antara manusia dengan lingkungan alam, masyarakat di lokasi
studi merasa bahwa manusia merupakan bagian dari alam. Oleh karena itu, manusia harus
tunduk pada alam. Secara cultural, alam dengan segenap isinya diterima sebagaimana
123
adanya dan manusia menyesuaikan pola hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh
lingkungan alam. Kemauan memelihara hubungan yang serasi dengan alam telah melahirkan
kearifan lokal yang sangat bermanfaat untuk pelestarian daya dukung lingkungan. Nilai-nilai
tradisional yang dipraktekan dalam pola hubungan yang bersumber dari kepercayaan asli
yang disebut bercorak animistic, yang juga percaya bahwa segala sesuatuu dalam alam
mempunyai kekuatan.
Kebudayaan dalam prakteknya, masyarakat seluruhnya mendukung adat istiadat
setempat, dalam pelaksanaannya dilakukan secara utuh dan murni serta dilakukan secara
terkoordinasi oleh tokoh-tokoh adat.
2) Sikap dan Persepsi Masyarakat
Hasil studi penulis ke perusahaan menunjukan bahwa sikap dan persepsi masyarakat
setempat pada prinsipnya setuju terhadap rencana usaha pertambangan Mangaan. Namun
masih ada sebagian kecil warga masyarakat yang khawatir terhadap kehadiran rencana
kegiatan ini, terutama yang berkaitan dengan dampak negative berupa kemungkinan
pengambilalihan lahan pertanian dan pengembalaan merek oleh pihak-pihak yang akan
membangun
(investor).
Kekhawatiran
ini
adalah
kemungkinan
terjadinya
konversi
pemanfaata lahan dari areal pertanian menjadi nonpertanian serta konflik antara warga
pendatang dengan warga seetempat dalam merebut kesempatan kerja.
Untuk mengetahui sikap dan persepsii masyarakat terhadap rencana usaha
pertambangan Mangaan di Desa Benus Kecamatan Nibenu, Desa Fatumtasa dan Humusu
Sainup Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, telah dilakukan wawancara
kepada 100 orang (responden). Hasil wawwancara tersebut dapat ditunjukan pada tabel
dibawah ini:
124
Frekuensi
Setuju
85
85
Tidak Setuju
12
12
Total
100
100
125
4.1.5
menjadi IUP Operasi Produksi. Dalam Amdal perusahaan meneliti dampak-dampak potensial
apa saja yang dapat ditimbulkan apabila rencana atau kegiatan usaha ini dijalankan yang
kemudian hasil AMDAL ini akan diserahkan ke pihak Kabupaten TTU untuk selanjutnya
diproses dalam peningkatan status KP (Kuasa Pertambangan) nya. Rencana usaha
pertambangan Mangaan di Desa Benus, Fatumtasa dan Humusu Sainup yang diperkirakan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, dapat diidentifikasi pada tiap tahap
kegiatan berikut ini:
4.1.5.1
1) Tahap Pra-Konstruksi
a) Survei dan Pengukuran. Komponen lingkungan hidup yang diperkirakan terkena
dampak dari kegiatan survey dan pengukuran adalah sikap dan persepsi masyarakat,
proses sosial asosiatif dalam bentuk kerja sama, proses sosial disosiatif berupa
konflik
sosial,
gangguan
kamtibmas
(menghambat
atau
bahkan
mungkin
diperkirakan terkena dampak dari kegiatan survey dan pengukuran adalah sikap dan
persepsi masyarakat, proses sosial asosiatif dalam bentuk kerja sama, proses sosial
disosiatif berupa konflik sosial, gangguan kamtibmas (menghambat atau bahkan
mungkin menggalkan kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik), timbul spekulan
tanah, dan gangguan terhadap warisan budaya di dalam lokasi rencana usaha
seperti hutan atau batu keramat, kuburan tua, dan lain-lain.
126
2) Tahap Konstruksi
a) Penerimaan Tenaga Kerja. Komponen lingkungan hidup yang diperkirakan
terkena dampak dari kegiatan ini adalah kepadatan penduduk, kesempatan
kerja, peluang usaha, pendapatan masyarakat, dan perekonomian lokal. Dampak
lain adalah sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha. Sikap dan
persepsi juga dapat terjadi , apabila dalam proses perekrutan tenaga kerja
terbuka kesempatan kerja bagi tenaga kerja luar dan tidak terciptanya interaksi
yang harmonis antara masyarakat lokal dengan pendatang. Dalam rencana
usaha ini, tenaga kerja diprioritaskan kepada masyarakat di sekitar lokasi
rencana usaha untuk bekerja, tetapi disesuaikan dengan spesifikasi, klasifikasi
dan persyaratan tertentu yang ditentukan.
b) Mobilisasi Peralatan dan Material Bangunan. Komponen lingkungan hidup
yang terkena dampak adalah kebisingan, kualitas udara oleh emisi gas dan debu,
kepadatan lalulintas dan daya dukung jalan raya berupa kerusakan jalan.
Penurunan kualitas udara dapat berdampak lanjut pada kesehatan masyarakat
berupa peningkatan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
127
terkena dampak diperkirakan adalah kualitas udara, kebisingan, kualitas air, dan
proses sosial asosiatif dan disosiatif dengan lahan dan tanaman yang terkena
jalan.
e) Pembuatan Penirisan Tambang.
Lahan. Kegiatan
ini
dapat
menimbulkan
dampak
pada
128
dampak adalah kadar debu, kebisingan, debit air tanah dan air permukaan, erosi
dan sendimentasi, serta meeningkatnya ISPA.
i)
129
proses sosial
disosiatif berupa kecemburuan sosial, sikap dan persepsi masyarakat, dan konflik
sosial apabila ada pilih kasih dalam pengaturan kembali status kepemilikan lahan.
130
Tahap Pra-Konstruksi
A. Survei dan Pengukuran
C. Kompensasi Lahan
Tahap Konstruksi
A. Penerimaan tenaga kerja
a. Kepadatan Penduduk
b. Kesempatan kerja dan peluang berusaha
c. Pendapatan dan perekonomian lokal
d. Proses sosial disosiatif (keecemburuan
sosial)
e.Sikap dan persepsi masyarakat
131
C. Konstruksi sipil
a. Kadar debu
b. Kebisingan
c. Kualitas air
d. kesehatan masyarakat (ISPA)
a. Kadar debu
b. Kebisingan
c. Kualitas air
d. Tumbuhan dan satwa
e. Sikap dan persepsi masyarakat
f. Kesehatan masyarakat (ISPA)
a. Kadar debu
b. Kebisingan
c. Kualitas air
d. Tumbuhan dan satwa
e. Sikap dan persepsi masyarakat
f. Kesehatan masyarakat (ISPA)
F. Pembersihan lahan
a. Suhu
b. Kadar debu dan kebisingan
c. Erosi dan sendimentasi
d. Debit air
e. Kualitas air
f. Tumbuhan dan satwa
132
H. Penggalian Mangaan
I.
Pengangkutan
Mangaan
sementara
ke
gudang
penimbunan
a. Kadar debu dan kualitas udara
b. Kebisingan
c. Kualitas air
d. Kepadatan dan kecelakaan lalulintas
e. Daya dukung jalan
f. Kesehatan masyarakat (ISPA)
L. Pencucian Mangaan
M. Pengepakan Mangaan
133
O. Reklamasi Lahan
Tahap Pasca-Kontruksi
A. Reklamasi lahan
B. Demobilisasi Peralatan
134
a. Kepadatan Penduduk
b. kesempatan kerja dan peluang berusaha
c. Pendapatan masyarakat
Lahan yang telah digali akan ditimbun kembali oleh tanah bekas penggalian lalu akan
ditanami oleh tumbuhan-tumbuhan dalam hutan lindung di Kabupaten TTU antara lain
pepohonan hau timo (Timonius timon), ajaob ( Casuarina junghuhniana), usapi (Schleicera
gossipifolia). Sebagian lahan lainnya ditutupi dengan berbagai jenis tetanaman perladangan
seperti jati (Tectona grandis), kelapa (Cocos nucifera), pisang (Musa paradisiacal) dan
mangga (Mangifera indica).
135
4.1.5
Dalam aspek pemasaran penulis akan mencoba untuk meneliti pasar Mangaan itu
sendiri mulai dari permintaan, harga pasar, sampai analisis pesaing. Begitu pentingnya
peranan pemasaran dalam menentukan kelanjutan usaha suatu perusahaan, sehingga
banyak di antara perusahaan dalam manajemennya menempatkan pemasaran paling depan.
Dalam perhitungan nantinya penulis akan menggunakan Microsoft Excel sebagai alat
perhitungan. Di bawah ini penulis akan mencoba menguraikan hal-hal inti dari pasar itu
sendiri.
test pit yang didasarkan pada estimasi penyebaran yang dilihat atau
136
PT.Tiara Utfar Mandiri yang sebelumnya sudah dieksploitasi. (Contract No:1/ Indonesia
Manganese Ore/ JADA/XII/2010/ Date: 20 December 2010) :
Jumlah Hari
Produksi/Ton
Packaging/Ton
30
2000
15
1000
15
3000
30
2000
15
1000
15
3000
30
2000
15
1000
15
3000
30
2000
15
1000
15
3000
30
2000
10
15
1000
15
3000
11
30
2000
12
15
1000
15
3000
Total
18000
18000
137
packaging menjadikan total 4 (empat) bulan dapat memproduksi 6000 ton. Data tersebut
akan dikalikan oleh harga Mangaan yang akan dijual yaitu Mangaan dengan kadar 50% up
seharga Rp 2,2 juta.
Tabel proyeksi diatas nantinya akan menjadi acuan penulis dalam menghitung arus
kas penjualan perusahaan dalam perhitungan arus kas di aspek keuangan.
4.1.6.2
Analisis Pesaing
Pesaing utama perusahaan adalah PT.SOE MAKMUR RESOURCES UTAMA, SMRU
Eksplorasi oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur pada tanggal 28 Januari 2010 dari 11
perusahaan yang mendapatkan ijin tersebut. IUP menyatakan lahan seluas 4.550 di Timor
Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. SMRU pada pertengahan tahun 2011 ini sedang
menyusun AMDAL untuk peningkatan KP (kuasa pertambangan) nya menjadi IUP Operasi
Produksi/Eksploitasi. SMRU berlokasi di Kuatnana dan Amanuban dengan jarak kurang lebih
150 km dari Kupang dan pelabuhan terdekat yaitu pelabuhan Tenau-Kupang serta Airport
terdekat yaitu di El Tari-Kupang. Berikut adalah spesifikasi Mangaan di tambang SMRU:
138
Sumber : http://www.smrutama.com/quality.html
http://ore.metalfirst.com/subsites/news_detail.php?id=5979,
Kode:
MFN005979, Tanggal: 2011-05-31. Data yang menyediakan oleh ketujuh produsen bijih
Mangaan dunia besar menunjukkan bahwa pada tahun 2010 mulai naik lagi, ini telah
tercermin seiring dengan ekspansi output dunia rawsteel pada waktu itu, pada tahun 2010
produksi bijih Mangaan membandingkan dari produksi tahun 2009 telah bertumbuh sebesar
53%. Dan menurut http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/62395 kedaulatan
ekonomi Nusa Tengara Timur (NTT) telah direnggut pemodal asing.
139
140
Steel
Wire
Medium
Bulan
Coil
Plate
Coil
Rod
Sections
Oct-09
592
655
692
551
699
Nov-09
575
643
674
538
677
Dec-09
579
639
681
555
691
Jan-10
607
642
700
569
700
Feb-10
631
676
724
583
694
Mar-10
657
706
746
590
719
Apr-10
736
788
820
690
792
May-10
754
828
861
722
823
Jun-10
713
817
815
676
787
Jul-10
691
794
789
636
772
Aug-10
700
806
806
652
794
Sep-10
694
808
789
683
795
Oct-10
688
816
793
683
809
Nov-10
677
802
781
688
808
Dec-10
663
782
772
688
794
Jan-11
742
841
853
770
855
Feb-11
850
938
953
833
928
Sumber : http://www.steelonthenet.com/price_info.html
Tabel diatas merupakan alasan utama kenapa harga Mangaan terus melonjak
dikarenakan harga Mangaan sangat tergantun dengan harga baja dunia. Dapat dilihat pada
t5abel diatas bahwa harga baja dunia juga cenderung menaik. Alasan tersebut juga ikut
menyeret harga Mangaan yang dimana Mangaan sebagai sumber campuran utama untuk
pembuatan baja.
Steel
141
4.1.6.4
Sumber:http://www.infomine.com/chartsanddata/chartbuilder.aspx?z=f&g=127
644&dr
142
Harga Mangaan dunia sejak 1 Januari 2010 26 April 2011 cenderung mengalami
kenaikan. Data diatas merupakan data harga Mangaan di dunia dengan menggunakan
satuan Dollar. Dapat dilihat bahwa pada tanggal 1 Januari 2010 harga Mangaan seharga $
275. Apabila harga tersebut dirupiahkan dengan harga Dollar sekarang yaitu Rp 8.600
(http://www.ortax.org/ortax/?mod=kursbi) menjadi seharga Rp 2.365.000. Harga Mangaan
mengalami fluktuasi tetapi cenderung menaik, sehingga pada kurun waktu 14 bulan tepatnya
pada 26 April 2011 (data terakhir yang didapat) harga Mangaan sudah sebesar $ 350 atau
apabila dirupiahkan menjadi seharga Rp 3.010.000. Dapat dilihat harga Mangaan sejak 1
Januari 2010 30 Mei 2011 mengalami kenaikan sebesar $ 75 atau sebesar Rp 645.000 per
ton nya. Data ini nantinya akan dibandingkan dengan harga Mangaan terbaik perusahaan.
Sumber: http://www.infomine.com/ChartsAndData/ChartBuilder.aspx
Sedangkan untuk harga lokal sendiri Mangaan sulit dibaca karena berfluktuasi
dengan drastis tetapi juga cenderung menaik sehingga membuat kegiatan penambangan ini
mulai di lakukan sejak 3 tahun terkhir. Pada 1 Januari 2011 harga Mangaan sebesar Rp
2.825.000 dan mengalami kenaikan yang sangat drastis pada 2 Maret 2011 seharga Rp
143
3.500.000 sejak itu sampai 30 Mei 2011 harga Mangaan sudah cenderung menurun hampir
balik ke harga semula, Harga Mangaan pada saat itu seharga Rp 2.900.000. Harga tersebut
lebih murah Rp 110.000 dari harga dunia, dikarenakan harga tersebut merupakan harga jual
lokal. Data harga diatas nantinya akan dibandingkan dengan harga Mangaan yang
ditawarkan oleh perusahaan.
Mn 40-44
Rp. 1.300.000
Rp. 1.600.000
Mn 45-49
Rp. 1.600.000
Rp. 1.900.000
Mn 50 up
Rp. 1.900.000
Rp. 2.200.000
Sumber: Perusahaan
Harga diatas adalah harga jual batuan Mangaan perusahaan apabila dijual di Nusa
Tenggara Timur. Harga dibagi menjadi 2 bagian yaitu harga lokal dan harga FOB (Freight on
Board atau Free on Board) yaitu harga yang sudah termasuk shipping dan loading cost
sampai ke pelabuhan Wini ditambah dokumen perijinan yang harus dipenuhi. Dalam kasus ini
penjual/perusahaan akan menyelesaikan proses FOB beserta dokumen penjualan apabila
pembeli ingin kontrak pembelian Mangaan yang sudah beserta FOB dan dokumen. Harga
Mangaan FOB dan dokumen lebih mahal Rp 300.000 per ton dari harga Mangaan kosong
(tidak beserta izin dan pengiriman). Tetapi perusahaan juga menyediakan harga Mangaan
kosong apabila pihak pembeli ingin menyelesaikan proses pengiriman dan perizinan nya
144
sendiri. Mangaan sendiri dibagi ke beberapa bagian menurut kadar nya. Rincian harga
beserta kadar dapat dilihat pada tabel di atas.
2. Harga Mangaan di Jakarta dan Surabaya Sewaktu di pelabuhan/Ton
Tabel 4.17 Harga Mangaan Perusahaan Untuk Pengiriman Jakarta dan Surabaya
Manganese Ore (%)
Harga (Ton)
Mn 40-44
Rp. 2.200.000
Mn 45-49
Rp. 2.500.000
Mn 50 up
Rp. 2.900.000
Sumber: Perusahaan
Harga pada tabel 4.16 diatas merupakan harga Mangaan yang dijual perusahaan
FOB Jakarta-Surabaya dikarenakan pabrik besi dan baja lokal terdapat di Jakarta dan
Surabaya. Harga Mangaan juga dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan kadarnya.
3. Harga FOB Cina dan pembayaran LC (30 hari)/Ton
Sumber: Perusahaan
Harga (Ton)
40-44
Rp. 3.200.000
45-49
Rp. 3.800.000
50 up
Rp. 4.500.000
145
Harga pada tabel 4.17 merupakan harga yang ditetapkan perusahaan atas penjualan
ekspor nya ke Cina. Harga tersebut merupakan harga yang sudah termasuk FOB port dan
dokumen nya dengan batas pembayaran LC 30 hari. Data Diatas didapat langsung dari
perusahaan. Harga-harga diatas merupakan harga yang ditawarkan oleh perusahaan untuk
per ton Mangaan nya. Harga yang akan dipakai untuk perhitungan arus kas adalah harga
Mangaan lokal di Pelabuhan Wini dengan kadar 50-55% up yang sudah termasuk dengan
dokumen penjualan seharga Rp 2,2 juta.
dengan
Tahun QtyMangaan
2009
10.000,00
2010
20.000,00
2011
24.000,00
Sumber: Perusahaan
146
Tahun PeramalanMangaan
2012
6.000,00
2013
18.000,00
2014
18.000,00
2015
18.000,00
2016
18.000,00
2017
18.000,00
2018
18.000,00
2019
18.000,00
147
4.1.7
Tahun umur proyek terhitung pada tahap eksplorasi sampai produksi. Lalu penulis akan
mengembangkan prhitungan arus kas tersebut dengan beberapa metode capital budgeting.
Berikut uraian dalam proyeksi keuangan perusahaan. Penulis menggunakan Microsoft Excel
sebagai alat perhitungan keuangan dibawah ini
4.1.7.1 Arus Kas dari Proyeksi Penjualan
Proyeksi pendapatan di tentukan dari proyeksi kapasitas penambangan Mangaan
perusahaan yang telah dibahas dan berdasarkan pada data historis perusahaan dibawah ini:
Harga
Pendapatan
Mangaan
Mangaan/ton
Mangaan
Tahun
(ton)
(Rp)
FOB+DOC
2009
10.000
2.000.000,00
20.000.000.000,00
2010
20.000
2.100.000,00
42.000.000.000,00
2011
24.000
2.200.000,00
52.800.000.000,00
Sumber Perusahaan
Tabel 4.20 diatas merupakan data historis produksi Mangaan per tonnya dengan
harga sejak tahun 2009-2011 sebesar 2,2 juta. Jumlah kuantitas Mangaan terus bertumbuh
sejak tahap eksplorasi pada tahun 2009. Alasan dalam penggunaan jumlah produksi dan
harga Mangaan per tonnya untuk perhitungan proyeksi produksi mengacu pada rata-rata
yang dihasilkan oleh tabel 4.20 diatas.
148
Rata-rata produksi untuk tahun 2009-2011 sebesar 18.000 data ini merupakan fakta
produksi perusahaan dan data tersebut sesuai dengan minimum produksi per tahun yang
penulis gunakan dalam perhitungan arus kas yaitu sebesar 18.000 ton atau sebesar 3.000
ton setiap 2 bulannya. Rumus yang penulis gunakan untuk perhitungan metode average
produksi adalah sebagai berikut
= Jumlah Produksi : Jumlah Tahun
= 10.000 + 20.000 +24.000 : 3
= 18.000 Ton
Sedangkan untuk harga Mangaan per ton nya penulis menggunakan metode
149
Proyeksi
mangaan/ton
Penambangan
+ FOB + DOC
(ton)
(Rp)
Penjualan
Penjualan
Mesin dan
Peralatan
FOB (Rp)
Bekas (Rp)
2012
6.000
2.200.000
13.200.000.000
2013
18.000
2.200.000
39.600.000.000
2014
18.000
2.200.000
39.600.000.000
1.475.250.000
2015
18.000
2.200.000
39.600.000.000
491.500.000
2016
18.000
2.200.000
39.600.000.000
2017
18.000
2.200.000
39.600.000.000
2018
18.000
2.200.000
39.600.000.000
585.384.364
2019
18.000
2.200.000
39.600.000.000
702.818.542
150
Nusa Tenggara Timur merupakan kadar Mangaan dengan transaksi yang paling sering
dilakukan perusahaan selama 1 tahun belakang ini, pemilihan kadar 50% dikarenakan kadar
rata-rata produksi Mangaan yang telah diuji pada aspek operasi pada tahap analisis
kandungan Mangaan sebelumnya telah ditetapkan bahwa rata-rata kadar Mangaan dalam
lahan penambangan seluas 1.304 Ha sebesar 56,11% dengan jumlah kandungan minimum
atau lower bound sebesar 47,51% dan kandungan maksimum atau upper bound sebesar
64,71%.
Masuk ke tahap proyeksi penjualan pada tahap awal eksplorasi lahan pada tahun
2012 perusahaan diproyeksikan akan dapat menambang sebanyak 6.000 ton seperti yang
telah dihitung pada peramalan produksi Maangan sebelumnya. Jumlah produksi akan
dikalikan dengan harga Mangaan yang tertulis didalam kontrak penjualan yaitu 2,2 juta. Data
perhitungan pada tahap eksplorasi tersebut menunjukan pada tahun 2012 pendapatan dari
penjualan perusahaan sebesar Rp 13.200.000.000. untuk tahun 2013-2019 dengan tetap
menggunakan asumsi pesimis produksi sebesar 18.000 ton per tahun dan harga Mangaan
untuk kadar 50% up sebesar Rp 2.200.000/ton sehingga jumlah produksi akan dikalikan
dengan harga Mangaan menjadikan proyeksi penjualan perusahaan untuk tahun 2013-2019
sebesar Rp 39.600.000.000.
Tetapi pada tahun 2014, 2015, 2018 dan 2019 perusahaan akan mendapatkan
sejumlah pemasukan dari penjualan peralatan pertambangan yang dibeli pada tahun 2012,
2013, 2015 dan 2016. Khusus untuk pembelian tahun 2015 akan dipakai dan dijual sampai
akhir proyek penambangan karena penulis berasumsi bahwa peralatan tersebut akan dipakai
sampai tahap terakhir pertambangan karena itu asumsi berikutnya bahwa penjualan alat
berat dari tahun 2015 tidak akan 25% melainkan 10% dari harga awal dikarenakan waktu
produksi yang lebih lama.
Pemasukan dari penjualan peralatan bekas dikarenakan menurut perusahaan bahwa
peralatan akan menyusut drastis selama 2 tahun pertambangan. Alasan perusahaan tidak
151
152
penulis berasumsi bahwa peralatan yang akan dipakai akan dioperasikan sampai tahap akhir
proyek, maka dari itu penjualan akan dilakukan pada tahun 2019 akhir proyek dan selesai
produksi sebesar Rp 702.818.542 yang merupakan 10% dari harga awal. Pembelian mesin
menggunakan asumsi inflasi 6% setiap tahun mengacu pada inflasi Bank Indonesia tahun
2011.
4.1.7.2
153
Tahun
2012
Biaya
Perizinan
Biaya
Biaya
Pembelian
Biaya
Stockpile
(Kuasa
Penambangan)
Eksplorasi
Mesin dan
Peralatan
selama 5
Tahun
(2.480.000.000)
(919.700.000)
(5.901.000.000)
2013
(400.000.000)
(1.966.000.000)
2014
2015
(952.812.800)
2016
(2.341.537.456)
2017
2018
(7.028.185.416)
(535.290.231)
(1.134.815.290)
2019
154
yang tidak dapat dibeli hal tersebut merupakan kebijakan pemerintah Nusa Tenggara Timur
agar masyarakt dapat meningkat kesejahtteraan nya dan tidak terkesan ditinggalkan.
Karena itu kedekatan dan hubungan antar masyarakat dan suku mempunyai andil
yang cukup besar dalam proyek ini. Seperti yang telah dijelaskan pada tahap aspek hukum
total biaya yang dibutuhkan sampai ke tahap IUP Operasi Produksi sebesar Rp
2.480.000.000. biaya tersebut penulis asumsikan bahwa seluruh proses hukum akan
diselesaikan dan dibayarkan pada tahun 2012
Untuk Biaya IUP Operasi Produksi sebesar 800 juta akan habis masanya setiap 3
tahun. Perusahaan diwajibkan membayar sejumlah 800 juta kembali pada 3 tahun berikutnya
apabila izin tersebut ingin diperpanjang sehingga perusahaan masih dapat melanjutkan
proyek penambangannya. Dalam kasus ini penulis menggunakan asumsi inflasi 6% pada
setiap biaya yang harus dikeluarkan. Sehingga pada tahun 2015 perusahaan diwajibkan
membayar perpanjangan izin operasi nya sebesar Rp 952.812.800. dan pada 3 tahun
berikutnya yaitu pada tahun 2018 perusahaan akan membayarkan biaya perpanjangan IUP
operasi sebesar Rp 1.134.815.290. Penulis memproyeksikan tidak akan ada perpanjangan
izin lagi dikarenakan umur proyek yang sudah memasuki tahap akhir produksi pada tahun
2019.
Sedangkan sebelum proyek pertambangan Maangan dimulai perlu diadakan nya
proyek eksplorasi yang bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar Mangaan yang terkandung
dalam lahan yang akan ditambang serta untuk mengetahui berapa ton yang tersedia dan
siap di tambang pada lahan pertambangan tersebut yang dalam kasus ini seluas 1304 Ha.
Biaya eksplorasi akan dikeluarkan pada tahap awal penambangan yang dimana hasil
eksplorasi tersebut akan berguna selam 8 tahun pertambangan, dikarenakan hasil tersebut
akan menjadi acuan perusahaan dalam penambangan yang akan dilakukan. Selain itu tidak
hanya untuk faktor eksplor saja karena pada tahap izin IUP Eksplorasi perusahaan
155
diperbolehkan melakukan bulk sampling sebanyak 10.000 ton sebelum menaikan izin KP nya.
Biaya eksplorasi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan pada tahap awal penambangan
tahun 2012 sebesar Rp 919.700.000.
Peralatan juga merupakan investasi yang dilakukan perusahaan. Jumlah investasi
perusahaan dalam sektor peralatan tambang juga dapat dibilang cukup besar. Kembali lagi,
alasan tersebut merupakan strategi perusahaan untuk memenuhi hati buyer. First impression
merupakan alasan utama perusahaan sehingga pada tahap negoisasi pihak pembeli dari lokal
maupun internasional mau melakukan surat kontrak kerja penambangan Mangaan
dikarenakan proses izin yang sudah komplit serta keberanian perusahaan untuk melakukan
investasi alat yang cukup besar akan memperlihatkan keseriusan perusahaan di bidang ini.
Tanpa sepengetahuan pihak pembeli bahwa biaya operasional akan tertolong ketika pembeli
sudah mulai melakukan pembayaran Mangaan per bulannya. Peralatan kerja dibagi menjadi
transportasi dan alat berat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Total investasi peralatan penambangan perusahaan sebesar Rp 5.901.000.000 pada
tahun 2012, kriteria dan jenis peralatan sesuai dengan tabel 4.4 investasi peralatan
perusahaan. Sedangkan perusahaan juga akan membeli sisa peralatan dengan menggunakan
sistem kredit. Peralatan yang akan dibeli secara kredit adalah 1 unit excavator cat 200, cara
meramalkan harga peralatan tersebut di masa mendatang dengan cara
=
-1.966.000.000
Menurut perusahaan biaya produksi Mangaan per ton nya sebjumlah 500.000 tetapi apabila
tahun tersebut perusahaan mengkredit alat maka biaya per ton bertambah 200 ribu. Angka
200 ribu diatas adalah data dari perusahaan lalu dikalikan dengan jumlah inflasi sebesar 6%
dan dikalikan dengan jumlah produksi pada tahun tersebut (2013) yaitu 18 ribu lalu
156
ditambah harga excavator menjadikan harga alat berat tersebut 1 tahun kemudian seharga
Rp 1.966.000.000.
Lalu pada tahun 2015 perusahaan akan membeli secara kontan peralatan baru yang
dibutuhkan dikarenakan investasi peralatan awal padda tahun 2012 telah dijual di akhir
tahun 2014 mengakibatkan perusahaan akan membeli sejumlah alat penambangan pada
tahun 2015 seharga Rp 7.028.185.416. dan pada tahun 2016 perusahaan akan membeli lagi
1 unit excavator
pile 800 m untuk penampungan Mangaan sebanyak 5000 ton. Kontrak stock pile akan
habis setelah 5 tahun dan akan diperpanjang kembali. Pada tahap ini penulis juga
menggunakan asumsi inflasi dari tahun pertama pembayaran sebesar 6% sehingga pada 5
tahun berikutnya perpanjangan sewa stockpile menjadi Rp 535.290.231.
Total investasi tahun 2012
9.700.700.000
1.966.000.000
7.980.998.000
2.341.537.456
535.290.231
1.134.815.290
23.659.340.977
157
BiayaFOB+
biayaawal
GajiKaryawan
IuranTetap
Kantor
BiayaKirim
Biaya
Dokumen
Biaya
Biaya
Depresiasi
Amortisasi
Mesindan
(IUPoperasi
Penjualan
Produksi
/Tahun
/Tahun
/Tahun
dumptruck
Penambangan
Peralatan
produksi)
2012
(900.000.000)
(1.216.300.000)
(1.068.000.000)
(19.000.000)
(25.000.000)
(600.000.000)
(3.000.000.000)
(2.212.875.000)
(266.666.667)
2013
(2.700.001.080)
(1.289.278.000)
(1.132.080.000)
(20.140.000)
(26.500.000)
(1.908.000.000)
(9.540.000.000)
(2.212.875.000)
(266.666.667)
2014
(2.862.001.145)
(1.366.634.680)
(1.200.004.800)
(21.348.400)
(28.090.000)
(2.022.480.000)
(10.112.400.000)
(2.345.647.500)
(266.666.667)
2015
(3.033.721.213)
(1.448.632.761)
(1.272.005.088)
(22.629.304)
(29.775.400)
(2.143.828.800)
(10.719.144.000)
(2.345.647.500)
(282.666.667)
2016
(3.215.744.486)
(1.535.550.726)
(1.348.325.393)
(23.987.062)
(31.561.924)
(2.272.458.528)
(11.362.292.640)
(2.486.386.350)
(282.666.667)
2017
(3.408.689.155)
(1.627.683.770)
(1.429.224.917)
(25.426.286)
(33.455.639)
(2.408.806.040)
(12.044.030.198)
(2.486.386.350)
(282.666.667)
2018
(3.613.210.505)
(1.725.344.796)
(1.514.978.412)
(26.951.863)
(35.462.978)
(2.553.334.402)
(12.766.672.010)
(2.635.569.531)
(299.626.667)
2019
(3.830.003.135)
(1.828.865.484)
(1.605.877.117)
(28.568.975)
(37.590.756)
(2.706.534.466)
(13.532.672.331)
(2.635.569.531)
(299.626.667)
sesuai
pembeli
menginginkan
beserta
dokumen
perizinan
penjualan
dan
pengangkutan yang harus diselesaikan. Menurut perusahaan biaya FOB dan dokumen
seharga 150 ribu per ton sehingga harga itu akan dikalikan dengan jumlah produksi
158
mampu memproduksi 6000 ton menjadikan biaya FOB dan dokumen pada tahun awal
sebesar 900 juta. Berikutnya tahun 2013-2019 perusahaan sudah mampu memproduksi
sebanyak 18000 ton dan akan dikalikan 150 ribu dengan penambahan inflasi 6% setiap
tahunnya. Angka biaya dapat dilihat pada tabel diatas.
Untuk biaya awal produksi penulis akan tetap menggunakan biaya produksi
perusahaan di lahan sebelumnya yang seluas 596 Ha sebesar Rp 1.216.300.000 dan akan
bertambah setiap tahun dengan penjumlahan inflasi sebesar 6% tiap tahunnya seperti pada
tabel diatas. Sedangkan gaji karyawan setahun sebesar Rp 1.068.000.000 sesuai dengan
rencana penerimaan tenaga kerja pada aspek manajemen dan SDM sebelumnya.
Penambahan inflasi 6% akan ditambahkan juga pada perhitungan ini. Untuk pembayaran
iuran izin ke pemerintah sesuai yang ditetapkan dinas pertambangan sebesar 19 juta dan
akan dikalikan juga dengan inflasi tiap tahunnya. Untuk sewa kantor penulis mendapatkan
bahwa perusahaan akan membayar seharga 25 juta setiap tahunnya dan akan bertambah
sesuai inflasi 6% tiap tahunnya.
Ketika Mangaan telah ditambang perusahaan membutuhkan dump truck untuk
mengangkut batuan tersebut ke lokasi penimbunan yang kemudian akan di loading ke
Pelabuhan Wini. Menurut data historis perusahaan bahwa onkos pengiriman atau angkut
dengan dump truck sebesar 100 ribu per ton, dimana angka tersebut akan dikalikan dengan
jumlah produksi per tahunnya. Pada tahun awal perusahaan akan membayar sebesar 600
juta yang kemudian untuk tahun selanjutnya akan dikalikan 18000 dengan penambahan
inflasi per tahunnya.
Biaya penambangan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggali dan
menambang batuan Mangaan dari lahan pertambaangan beda dengan biaya produksi. Biaya
penambangan sebesar 500 ribu per tonnya. Penulis juga akan menggunakan cara
perhitungan yang sama dengan mengkalikan biaya tersebut dengan jumlah produksi
159
perusahaan setiap tahu dan inflasi per thaunnya seperti yang dapat dilihat pada tabel arus
kas biaya operasional diatas.
Yang terakhir adalah biaya depresiasi mesin sesuai dengan jumlah investasi yang
dikeluarkan di awal pembelian dan amortisasi hak penambangan yang dimana dalam kasus
ini adalah IUP Operasi dan Produksi yang sebesar 800 juta dan habis setiap 3 tahun
perhitungan depresiasi dengan rumus sebagai berikut:
=
Sedangkan untuk amortisasi IUP operasi produksi dengan rumus sebagai berikut
inflasi).
800.000.000/3
160
Laba
Royalti
Pemerintah
Ditambah
depresiasi
Arus kas
pajak dan
royalti
Ditambah
amortisasi
IUP
Operasi
Produksi
Sebelum
Pajak
dan Rakyat
mesin dan
peralatan
bersih
2012
(5.808.541.667)
(600.000.000)
(6.408.541.667)
266.666.667
2.212.875.000
(3.929.000.000)
2013
18.538.459.253
(1.800.000.000)
(4.634.614.813)
12.103.844.440
266.666.667
2.212.875.000
14.583.386.107
2014
20.849.976.809
(1.800.000.000)
(5.212.494.202)
13.837.482.606
266.666.667
2.345.647.500
16.449.796.773
2015
10.320.951.051
(1.800.000.000)
(2.580.237.763)
5.940.713.288
282.666.667
2.345.647.500
8.569.027.455
2016
15.190.988.767
(1.800.000.000)
(3.797.747.192)
9.593.241.575
282.666.667
2.486.386.350
12.362.294.592
2017
15.318.340.746
(1.800.000.000)
(3.829.585.187)
9.688.755.560
282.666.667
2.486.386.350
12.457.808.576
2018
13.879.417.910
(1.800.000.000)
(3.469.854.478)
8.609.563.433
299.626.667
2.635.569.531
11.544.759.630
2019
13.797.510.080
(1.800.000.000)
(3.449.377.520)
8.548.132.560
299.626.667
2.635.569.531
11.483.328.757
Tahun
Pajak
Laba sesudah
=sum(B5:B20) atau
=sum(Penjualan
FOB
dan
alat
berat,
pengeluaran
investasi,
biaya
operasional)
Perhitungan tersebut menghasilkan bahwa perusahaan pada tahun awalnya yakni pada
tahap
eksplorasi,
perusahaan
tidak
menghasilkan
keuntungan
tetapi
memperkecil
pengeluaran dan investasinya dari penjualan awal 6000 ton menjadi -3.329.000.000. Setelah
tahun 2012 penulis menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung laba sebelum
pajak. Tetapi pada tahun 2013-2019 penjualan FOB tidak lagi 6000 melainkan sudah sebesar
161
18000 ton per tahun. Sehingga perusahaan sudah dapat menghasilkan keuntungan terhitung
sejak tahun 2013. Rincian angkanya dapat dilihat di tabel proyeksi profit perusahaan.
Laba tersebut nantinya akan dipotong oleh berbagai kewajiban yang harus di
bayarkan perusahaan antara lain adalah Royalti untuk pemerintah dan rakyat. Menurut
perusahaan royalti untuk pemerintah dan rakyat sebesar 100 ribu per ton nya. Maka dari itu
penulis menggunakan asumsi bahwa royalti kepada masing-masing pihak akan sebesar 50
ribu per tonnya. Dalam hal royalti perusahaan harus tetap membayarkan sejumlah uang
kepada pihak terkait tidak peduli perusahaan sedang rugi atau untung. Royalti yang
dibayarkan nantinya akan dikalikan dengan jumlah ton yang diproduksi. Tidak seperti pajak
yang bersifat dibayarkan ke pemerintah setelah perusahaan mendapat untung. Perhitungan
royalti dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
=
=-B3*100000 atau
Asumsi inflasi juga diterapkan pada perhitungan royalti per tahun nya yaitu sebesar 6%
setiap tahun. Besar royalti setiap tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Royalti
2012
100.000
2013
106.000
2014
112.360
2015
119.102
2016
126.248
2017
133.823
2018
141.852
2019
150.363
162
Royalti diatas merupakan penambahan inflasi 6% dari pembayaran royalti sebesar 100 ribu
per ton setiap tahun.
Berikutnya laba akan dipotong dengan pajak, menurut www.pajak.go.id tarif pajak
pertambangan adalah 20% tetapi pada seluruh perhitungan arus kas penulis menggunakan
asumsi pesimis yaitu penambahan biaya yang harus dikeluarkan dikarenakan kita tidak tahu
apa yang akan terjadi di mas mendatang. Penulis menggunakan asumsi pajak sebesar 25%
tiap tahunnya lebih besar 5% dari tarif asli pajak.
Pada sektor pajak tidak seperti royalti yang harus dibayarkan oleh perusahaan setiap
tahun tidak peduli perusahaan sedang rugi atau untung. Dalam pajak, perusahaan akan
memotong penghasilan nya dengan 25% tari pajak pada tahun 2013-2019 dimana pada
tahun tersebut perusahaan sudah memperoleh keuntungan. Perhitungan pajak dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
=
=IF(C23>0;-C23*$B$34;0) atau
Perhitungan tersebut berlaku sejak tahun 2013-201. Besar pajak akan tergantung dengan
besar laba sebelum pajak yang dihasilkan perusahaan. Angka pajak dapat dilihat pada tabel
4.25.
Ketika laba sebelum pajak telah dipotong dengan biaya royalti kepada pemerintah
dan rakyat serta dipotong dengan pajak sebesar 25% maka akan menghasilkan laba sesudah
pajak. Rumus perhitungan yang penulis gunakan untuk perhitungan laba sesudah pajak
adalah sebagai berikut:
=
=SUM(B23:B25) atau
Dapat dilihat angka yang dihasilkan perusahaan pada tahun 2012 dimana laba sebelum pajak
perusahaan masih belum menguntungkan yaitu -3.329.000.000 ditambah dengan biaya
royalti sbesar 600juta menjadikan pada 2012 perusahaan menghasilkan laba sebelum pajak -
163
3.929.000.000. tetapi pada tahun 2013-2019 sistem pajak sudah berlaku dikarenakan
perusahaan sudah memperoleh keuntungan menjadikan laba seblum pajak akan dikurangi
oleh biaya royalti dan pajak.
Sebelumnya pada perhitungan proyeksi biaya operasinal perusahaan akan dikurangi
oleh biaya depresiasi peraltan dan biaya amortisasi hak izin penambangan dalam kasus ini
hanya IUP Operasi Produksi. Pada akhir tahun perhitungan arus kas perusahaan akan
mendapati kembali biaya depresiasi dan amortisasi tersebut dikarenakan perusahaan sudah
membayarkan seluruh kewajibannya pada awal pembayaran. Biaya amortisasi dan depresiasi
dapat dilihat pada tabel 4.25 diatas.
Setelah perusahaan menghasilkan laba sesudah pajak, laba tersebut akan
ditambahkan oleh hak depresiasi dan amortisasi perusahaan pada akhir perhitungan arus
kas. Rumus yang penulis gunakan adalah\
=
=SUM(B26;B28) atau
Setelah perhitungan diatas tahap demi tahp di hitung maka pada setiap akhir tahun produksi
dapat diketahui perkiraan arus kas bersih perusahaan apabila proyek ini dijalankan.
164
menilai
jangka
waktu
(tahun)
pengembalian
seluruh
modal
yang
diinvestasikan pada seluruh proyek dengan menggunakan aliran kas sebagi perhitungan.
Perhitungan payback period
Tahun
Arus Kas
Bersih
2012
(3.929.000.000)
2013
14.583.386.107
2014
16.449.796.773
2015
8.569.027.455
2016
12.362.294.592
2017
12.457.808.576
2018
11.544.759.630
2019
11.483.328.757
PP=
3,23
Hasil perhitungan
diatas
menunjukan bahwa
periode
pengembalian
penambangan ini adalah 3,23 bulan atau 3 bulan 7 hari (0,23 x 30 hari).
proyek
165
Tahun
Arus Kas
Bersih
Faktor
Diskonto
Nilai Sekarang
(CF)
(DF)
(PV=CFxDF)
2012
(3.929.000.000)
1,0000
(3.929.000.000)
2013
14.583.386.107
0,8850
12.905.651.422
2014
16.449.796.773
0,7831
12.882.603.785
2015
8.569.027.455
0,6931
5.938.765.868
2016
12.362.294.592
0,5428
7.582.026.790
2017
12.457.808.576
0,5428
6.761.599.386
2018
11.544.759.630
0,4803
5.545.161.945
2019
11.483.328.757
0,4251
4.881.111.114
DPP=
3,65
yang didiskontokan
proyek penambangan ini adalah 3,65 bulan atau 3 bulan 20 hari (0,65 x 30 hari).
166
Tahun
Arus Kas
Bersih
Faktor
Diskonto
Nilai Sekarang
(CF)
(DF)
(PV=CFxDF)
2012
(3.929.000.000)
1,0000
(3.929.000.000)
2013
14.583.386.107
0,8850
12.905.651.422
2014
16.449.796.773
0,7831
12.882.603.785
2015
8.569.027.455
0,6931
5.938.765.868
2016
12.362.294.592
0,6133
7.582.026.790
2017
12.457.808.576
0,5428
6.761.599.386
2018
11.544.759.630
0,4803
5.545.161.945
2019
11.483.328.757
0,4251
4.881.111.114
NPV=
52.567.920.310
NPV = PV1+PV2+PV3+PV4+PV5+PV6+PV7+PV8
NPV = 59.632.723.230
Jadi kesimpulannya net present value dari awal proyek sampai akhir proyek
penambangan ini dijalankan adalah sebesar Rp 59.632.723.230
167
merupakan
metode
yang
penulis
gunakan
untuk
mengukur
tingkat
pengembalian hasil internal. Metode dan perhitungan juga dilakukan dengam Microsft Excel
dengan perhitungan sebagai berikut:
168
Profitability index atau cost and benefit ratio merupakan rasio aktifitas dari jumlah
nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur
investasi. Dibawah ini ada tabel yang akan menjelaskan perhitungan serta rincian angka PV
setiap tahunnya untuk perhitungan PI..
Tabel 2.30 Profitability Index
Nilai Sekarang
(PV=CFxDF)
(3.929.000.000)
12.905.651.422
12.882.603.785
5.938.765.868
7.582.026.790
6.761.599.386
5.545.161.945
4.881.111.114
PI = 14,38
Kesimpulan dari metode tersebut adalah apabila perusahaan menjalankan proyek ini dengan
jumlah investasi sekian Rupiah maka pada akhir proyek tersebut investasi yang telah ditanam
pada awal proyek akan berlipat sebesar 14,38 kali investasi awal.
169
4.2
lahan pertambangan Mangaan di Nusa Tenggara Timur dapat disimpulkan LAYAK alasannya
adalah sebagai berikut:
170
terbaik di dunia dan mempunyai harga yang cukup rendah dari para pesaingnya.
Rp 52.567.920.310
b) PI
14,38 kali
c) IRR
373,2%
d) PP
3,23
e) DPP
3,65