Modul 10 - Penggunaan E-Procurement
Modul 10 - Penggunaan E-Procurement
MODUL
201010
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
MODUL
PENGGUNAAN
E-PROCUREMENT
Pelatihan Pengadaan
Barang /Jasa Pemerintah
Tingkat Dasar/Pertama
LKPP
LKPP Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Daftar Gambar
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
2
2
3
3
A. Pendahuluan
B. E-Procurement
C. E-Tendering
D. E-Purchasing
10
E. Tes
11
DAFTAR gambar
Gambar 1
Gambar 2
7
8
MODUL
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
Setelah modul ini selesai diajarkan diharapkan peserta mampu :
1. Memahami Ketentuan Umum Pengadaan Secara Elektronik.
2. Memahami pelaksanaan dan para pihak terkait e-tendering.
3. Memahami tata cara e-purchasing.
4. Melaksanakan pemasukan data pengumuman dan pemasukan data pemenang
pengadaan.
MODUL
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
A. Pendahuluan
B. E-Procurement
C. E-Tendering
D. E-Purchasing
E. Tes
A. PENDAHULUAN
engadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat dilakukan secara elektronik. Pengadaan secara elektronik (e-Procurement) adalah Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik dilakukan dengan cara e-tendering atau e-purchasing. Pengadaan
Barang/Jasa secara Elektronik berpedoman pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik bertujuan untuk:
a.
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas ;
b.
Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat;
c.
Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan ;
d.
Mendukung proses monitoring dan audit ; dan
e.
Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.
Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik dikembangkan oleh LKPP. LKPP menetapkan arsitektur sistem informasi yang mendukung penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
secara elektronik. Untuk itu, LKPP membangun dan mengelola Portal Pengadaan Nasional.
Gubernur/Bupati/Walikota dan K/L/I membentuk LPSE untuk memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan
dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik. K/L/D/I wajib menayangkan rencana
Pengadaan dan pengumuman Pengadaan di website K/L/D/I masing-masing dan Portal Pengadaan
Nasional melalui LPSE. Website masing-masing K/L/D/I wajib menyediakan akses kepada LKPP untuk
memperoleh informasi.
MODUL
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
Gubernur/Bupati/Walikota membentuk LPSE untuk memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik. K/L/I dapat membentuk LPSE untuk memfasilitasi
ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik. ULP/Pejabat
Pengadaan pada Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN yang tidak membentuk LPSE, dapat
melaksanakan Pengadaan secara elektronik dengan menjadi pengguna dari LPSE terdekat.
Organisasi LPSE paling kurang meliputi :
a. Administrator sistem elektronik ;
b. Unit registrasi dan verifikasi pengguna ; dan
c. Unit layanan pengguna.
LPSE wajib menyusun dan melaksanakan standar prosedur operasional serta menandatangani kesepakatan
tingkat pelayanan (Service Level Agreement) dengan LKPP. LKPP melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan sistem Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.
LKPP membangun dan mengelola Portal Pengadaan Nasional. K/L/D/I wajib menayangkan rencana
Pengadaan dan pengumuman Pengadaan di website K/L/D/I masing-masing dan Portal Pengadaan
Nasional melalui LPSE. Website masing-masing K/L/D/I wajib menyediakan akses kepada LKPP untuk
memperoleh informasi pengadaan
Langkah pembentukan LPSE:
1. Institusi yang berminat (Pemohon) mengirimkan Surat Minat Implementasi e-Procurement yang ditujukan
ke: Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
c.q. Deputi Monitoring Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi LKPP
Gedung SMESCO UKM Lantai 8, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 94, Jakarta Selatan
Telepon : 021-7973548/97605950 atau 021-7998317/32569058 s.d. 59 Extensi 221/174/160
Faksimili : 021-79181153
Email
: programmanager-lpse@lkpp.go.id
2. Pemohon menerbitkan Surat Keputusan tentang Pembentukan Tim LPSE, yang dalam tim tersebut
sekurang-kurangnya terdiri dari:
1) Penanggung Jawab
2) Ketua
3) Bidang Pelatihan dan Sosialisasi
4) Bidang Administrasi Sistem Informasi (kecuali LPSE Service Provider)
5) Bidang Registrasi dan Verifikasi
6) Bidang Layanan Pengguna
3. Surat Keputusan sebagaimana dimaksud pada huruf b, dikirimkan ke Direktorat e-Procurement
LKPP sebagai dasar pelaksanaan Management Training bagi calon pengelola LPSE di Jakarta atau
LPSE terdekat. Management Training dilaksanakan selama 4 (empat) hari dan pemohon tidak dikenakan biaya apapun serta pemohon hanya menanggung biaya akomodasi selama kegiatan.
4. Untuk memberikan pemahaman kepada stakeholder (PPK, Panitia Pengadaan, Pelaku Usaha),
pemohon dapat melaksanakan sosialisasi dan/atau pelatihan penggunaan SPSE serta dapat mengajukan permohonan bantuan personil (narasumber) kepada Direktorat e-Procurement LKPP untuk
pendampingan kegiatan dimaksud.
LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
MODUL
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
5. Dalam rangka memperkuat dasar hukum pelaksanaan e-Procurement, pemohon harus menerbitkan
Peraturan Kepala Daerah tentang Implementasi e-Procurement atau peraturan lain yang
memungkinkan e-Procurement diberlakukan di institusi pemohon.
6. Diinformasikan bahwa untuk implementasi e-Procurement pemohon dapat memilih satu dari 2 (dua)
jenis LPSE, yaitu:
a) LPSE Sistem Provider
Pada LPSE Sistem Provider ini memiliki organisasi sebagaimana tersebut pada huruf b, dan mempunyai, mengelola dan memelihara perangkat keras yang tidak terbatas pada perangkat jaringan
dan server yang telah terinstalasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
Adapun selain fungsi diatas yang merupakan tugas dari Bidang Administrasi Sistem Informasi,
LPSE dengan tipe ini juga melaksanakan fungsi lainnya, misal:
1) Sosialisasi kepada PPK/Panitia Pengadaan dan Penyedia Barang/Jasa;
2) Pelatihan kepada PPK/Panitia Pengadaan dan Penyedia Barang/Jasa;
3) Melayani PPK/Panitia Pengadaan untuk mendapatkan kode akses
4) Melakukan verifikasi terhadap dokumen (Akta, SIUP, TDP, ijin usaha sesuai bidang, KTP Pemilik
dan/atau Direktur Perusahaan, dll.) penyedia barang/jasa yang sebelumnya telah melakukan
pendaftaran untuk mendapatkan kode akses secara online; dan fungsi-fungsi lainnya.
Dengan LPSE ini maka pemohon akan memiliki alamat website sendiri, misal: Pemohon berasal
dari Pemkot Tulungagung maka alamat website adalah www.lpse.kotatulungangung.go.id
Pada LPSE Service Provider ini fungsi mengelola server yang telah terinstalasi SPSE tidak diperlukan
karena LPSE tipe ini akan menginduk pada LPSE terdekat sehingga tidak memiliki alamat website
sendiri namun tetap menjalankan fungsi lainnya, misal: Pemohon berasal dari Pemkot Tasikmalaya
dengan alamat website www.lpse.jabarprov.go.id (alamat ini milik LPSE Provinsi Jawa Barat).
MODUL
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
iii.
iv.
Switch; dan
Server.
Fungsi LPSE:
1. Mengelola Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE);
2. Menyediakan pelatihan kepada PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa;
3. Menyediakan sarana akses internet bagi PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa;
4. Menyediakan bantuan teknis untuk mengoperasikan SPSE kepada PPK/Panitia dan Penyedia barang/
jasa;
5. Melakukan pendaftaran dan verifikasi terhadap PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa.
Peran LKPP, K/L/D/I pada LPSE:
1) LKPP
a. Regulasi & Standarisasi
b. Membangun sistem aggregator
c. Mendorong inisiatif pengembangan LPSE (Aplikasi LPSE, SDM & pendampingan)
2) LPSE di LKPP
a. Mengoperasikan system aggregator
b. Development dan maintenance Aplikasi LPSE
3) LPSE pada K/L/D/I
a. Membangun infrastruktur LPSE
b. Mengoperasikan LPSE
c. Melayani pengguna & penyedia di wilayah yang bersangkutan.
LPSE pada Perpres 54 Tahun 2010
a) Kewajiban penerapan e-procurement untuk sebagian/seluruh paket pada tahun 2012.
b) Kewajiban mendirikan LPSE bagi kabupaten/kota.
c) Pengumuman lelang dan rencana pengadaan dilakukan di Portal Pengadaan Nasional melalui
LPSE
Persyaratan
LPSE
Kode Akses
Aplikasi e-Procurement
LPSE siap digunakan
MODUL
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
A. Pendahuluan
B. E-Procurement
C. E-Tendering
D. E-Purchasing
E. Tes
B. E-Procurement
MODUL
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
A. Pendahuluan
B. E-Procurement
C. E-Tendering
D. E-Purchasing
E. Tes
C. E-Tendering
-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan secara terbuka dan
dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.
MODUL
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
A. Pendahuluan
B. E-Procurement
C. E-Tendering
D. E-Purchasing
E. Tes
D. E-Purchasing
-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog elektronik. E-purchasing
diselenggarakan dengan tujuan :
a. Terciptanya proses Pemilihan Barang/Jasa secara langsung melalui sistem katalog elektronik (E-Catalogue)
sehingga memungkinkan semua ULP/Pejabat Pengadaan dapat memilih Barang/Jasa pada pilihan
terbaik ; dan
b. Efisiensi biaya dan waktu proses Pemilihan Barang/Jasa dari sisi Penyedia Barang/Jasa dan Pengguna
Barang/Jasa.
Dalam rangka e-Purchasing, LKPP akan menyelenggarakan sistem katalog elektronik (e-Catalogue)
sekurang-kurangnya memuat informasi teknis dan harga Barang/Jasa. Dalam rangka pengelolaan
sistem katalog elektronik, LKPP melaksanakan Kontrak Payung dengan Penyedia Barang/Jasa untuk Barang/Jasa tertentu. Berdasarkan Kontrak Payung (framework contract) tersebut, LKPP akan menayangkan daftar barang beserta spesifikasi dan harganya pada sistem katalog elektronik dengan alamat
www.e-katalog.lkpp.go.id.
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
A. Pendahuluan
B. E-Procurement
C. E-Tendering
D. E-Purchasing
MODUL
10
E. Tes
E. Tes
Tes akan disampaikan dan dipandu oleh narasumber/instruktur
11
MODUL
10
PENGGUNAAN E-PROCUREMENT
LKPP
12