Bab I, II, Dan III
Bab I, II, Dan III
OLEH
ENI FAJRIN
G611 08 259
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jenis
tanaman
dan
salah
satunya
adalah
tanaman
Ektraksi
minyak
secara
kering
dilakukan
dengan
cara
enzim bromelin
dilakukan
dengan
metode
basah
serta untuk meningkatkan nilai ekonomis dari buah nenas yang selama
ini hanya dijadikan sebagai produk makanan dan minuman.
B. Rumusan Masalah
Pengolahan minyak kelapa secara enzimatis pada umumnya masih
kurang optimal, khususnya dikalangan industri minyak kelapa. Metode
pembuatan minyak kalapa yang biasa digunakan yaitu metode basah
dengan cara pemanasan ataupun metode kering dengan pengepresan
kopra. Cara ini kurang efisien sehingga diperlukan cara atau metode
dalam membuat minyak kelapa dimana rendemen minyak yang
dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Pengolahan minyak kelapa
secara enzimatis menggunakan enzim bromelin kasar merupakan salah
satu metode yang dapat digunakan, penambahan enzim bromelin kasar
yang berfungsi sebagai pemecah emulgator pada krim santan sehingga
minyak dan air dapat
mengetahui
konsentrasi
enzim
bromelin
yang
dapat
I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Nenas (Ananas comosus (L) Merr)
Nenas adalah buah tropis dengan daging buah berwarna kuning
memiliki kandungan air 90% dan kaya akan kalium, kalsium, iodium,
sulfur, dan khlor. Selain itu juga kaya asam, Biotin, Vitamin B 12, Vitamin
B, Vitamin A, Vitamin C, Dekstrosa, Sukrosa (gula tebu), dan enzim
bromelin. Nanas termasuk komoditas buah yang mudah rusak, susut,
dan cepat busuk. Oleh karena itu, seusai panen memerlukan
penanganan
pasca
panen,
salah
satunya
dengan
pengolahan
(Kurniawan, 2008).
Menurut Anonim (2009), bahwa adapun kandungan gizi dari nanas
menurut BPPHP (Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi)
dapat dilihat pada Tabel 01:
Tabel 01. Kandungan Gizi dari Buah Nenas
No.
1
Kandungan gizi
Kalori
Jumlah
52,00 kal
Protein
0,40 g
Lemak
0,20 g
Karbohidrat
16,00 g
Fosfor
11,00 mg
Zat Besi
0,30 mg
Vitamin A
130,00 SI
Vitamin B1
0,08 mg
Vitamin C
24,00 mg
10
Air
85,30 g
11
Bagian dapat dimakan 53,00
Sumber : Anonim (2009)
B. Enzim Bromelin
konformasi
yang
mantap
dan
aktivitas
(Setiaji,
2006).
Penambahan
enzim
bromelin
dapat
santan yang sudah dirusak maka akan terbentuk tiga lapisan yaitu dari
lapisan atas minyak, padatan, dan air.
serbuk
amori
dengan
warna
putih
bening
sampai
lain seperti vaksin yang akan rusak oleh panas walaupun digunakan
panas rendah (Effendi, 2009).
Pengeringan Beku ini merupakan salah satu cara dalam
pengeringan bahan pangan. Pada pengeringan ini semua bahan pada
awalnya dibekukan, kemudian dilakukan pemanasan ringan dalam suatu
lemari hampa udara. Kristal-kristal es yang terbentuk selama tahap
pembekuan akan menyublim pada tekanan hampa yaitu berubah secara
langsung dari es menjadi uap air tanpa melewati fase cair. Ini akan
menghasilkan produk yang bersifat porous dengan perubahan yang
sangat kecil terhadap ukuran dan bentuk bahan aslinya karena panas
yang digunakan sedikit. Produk yang bersifat porous dapat direhidrasi
dengan cepat didalam air dingin(Gaman dan Sherrington, 1981).
D. Kelapa (Cocos nucifera)
Kandungan kimia pada daging kelapa adalah air, protein, dan lemak
yang merupakan jenis emulsi dengan emulgatornya. Emulsi adalah zat
cair yang tidak dapat tercampur yang terdiri dari dua fase (air dan
minyak). Emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat emulsi,
dalam hal ini emulgatornya adalah protein. Pada ikatan protein akan
membungkus butiran-butiran minyak kelapa dengan suatu lapisan tipis
sehingga butiran-butiran minyak tidak bisa tergabung, begitu juga
dengan air. Emulsi tidak akan terpecah, karena masih ada tegangan
muka protein air yang lebih kecil dari protein minyak. Untuk merusak
ikatan emulsi lemak pada santan kelapa mengunakan metode enzimatis
(Setiaji, 2006).
Buah kelapa memiliki komposisi kimia seperti air, kalori dan fosfor
yang tinggi, dan mengandung sedikit protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, besi serta vitamin. Menurut Ketaren (1986), bahwa adapun
komposisi kimia daging buah kelapa per 100 gram dapat dilihat pada
Tabel03.
Tabel 03. Komposisi Kimia Daging Buah Kelapa per 100 Gram
Buah Muda
Buah
Setengah Tua
Buah Tua
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
68,0 kal
1,0 g
0,9 g
14,0 g
180,0 kkal
4,0 g
13,0 g
10,0 g
359,0 kkal
3,4 g
34,7 g
14,0 g
Kalsium
7,0 mg
8,0 mg
21,0 mg
Fosfor
30,0 mg
55,0 mg
98,0 mg
Besi
1,0 mg
1,3 mg
2,0 mg
Aktivitas vitamin A
0,0 I
10,0 I
0,0 I
Thiamin
0,06 mg
0,05 mg
0,1 mg
Asam askorbat
4,0 mg
4,0 mg
2,0 mg
Air
83,3 g
70,0 g
46,9 g
53 g
53 g
53 g
Zat Gizi
10
E. Santan
Santan adalah cairan berwarna putih yang diperoleh dari
pengepresan atau pemerasan daging kelapa segar dengan atau tanpa
penambahan air.
Pengolahan santan yang tahan lama dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain jenis dan ukuran buah kelapa, cara dan tahap pemerasan dan
faktor-faktor lainnya (Sukardi, 1995; Joeswadi, 1984).
Santan kelapa diperoleh dengan memeras campuran parutan kelapa
dengan air. Banyaknya air santan yang diperoleh sangat tergantung
pada banyaknya air yang ditambahkan pada saat pembuatan santan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemerasan parutan kelapa
tanpa air diperoleh emulsi minyak dalam air yang mengandung minyak
sekitar 41- 44%, air sekitar 46%, zat padat bebas lemak sekitar 10%, dan
protein sekitar 4,8%. Bahan tersebut dinamakan sebagai krim kelapa
atau cocos cream (M. Qazuini, 1993).
Santan adalah cairan yang berwarna putih yang diperoleh dari
pemerasan. Jika santan didiamkan akan terpisah menjadi dua fase yaitu
fase skim yang jernih bagian bawah dan fase krim yang berwarna putih
susu dibagian atas. (Winarno,2004).
11
F. Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra
(daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya.
Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai
30%-35%, atau kandungan minyak dalam kopra mencapai 63-72%
(Anonim, 2003).
Teknologi pengolahan minyak kelapa sangat beragam, mulai
teknologi sederhana pada skala rumah tangga sampai dengan teknologi
maju pada industri pengolahan minyak skala besar. Berbagai teknologi
dan skala usaha pengolahan minyak kelapa mempunyai persyaratan
tertentu baik dari aspek teknis proses dan pengelolaannya. Umumnya
dikenal dua metode pengolahan minyak kelapa, yakni pengolahan cara
basah (wet process) dan cara kering (dry process). Cara basah adalah
pengolahan minyak yang melalui proses pengolahan santan, sedangkan
proses kering tanpa melalui pengolahan santan (Grimwood, 1975).
Kandungan air dalam minyak mampu mempercepat kerusakan
minyak. Air yang ada dalam minyak dapat juga dijadikan sebagai
media
pertumbuhan
mikroorganisme
yang
dapat
menghidrolisis
12
Jumlah (%)
0,0-0,8
5,5-9,5
4,5-9,5
44,0-52,0
13,0-19,0
7,5-10,5
1,0-3,0
0,0-0,4
0,0-1,3
5,0-8,0
1,5-2,5
13
enzim
hidrolase,
dalam
hal
ini
menghidrolisis
dan
bau
yang
tidak
enak,
warna
yang
tidak
menarik
14
lemak
bebas,
sterol,
hidrokarbon,
mono,
dan
gliserida
yang dihasilkan dari hidrolisa trigliserida. Zat warna yang terdiri dari
karotenoid, klorofil dan zat warna lainnya yang dihasilkan dari proses
oksidasi dan dekomposisi minyak yang terdiri dari keton, aldehida dan
resin serta zat lain yang belum dapat diidentifikasi.
1. Netralisasi
15
16
kerusakan
minyak
atau
bahan
yang
mengandung
cara
menggunakan
pengepresan,
pelarut
rendering
menguap.
atau
Senyawa
dengan
tersebut
ekstraksi
terdiri
dari
17
1. Arang Aktif
Arang merupakan bahan padat yang berpori-pori dan umumnya
diperoleh dari hasil pembakaran kayu atau bahan yang mengandung
bahan unsur karbon (C). Umumnya arang mempunyai daya adsorbsi
yang rendah terhadap zat warna dan daya adsorbsi tersebut dapat
diperbesar dengan cara mengaktifkan arang menggunakan uap atau
bahan kimia.
Mekanisme adsorbs zat warna oleh arang
Adsorbsi adalah suatu peristiwa fisik padat permukaan suatu
bahan, yang terganntung dari specific affinity antara adsorben dan zat
yang diadsorbsi. Daya adsorbsi arang aktif disebabkan arang
mempunyai pori-pori dalam jumlah besar, dan adsorbsiakan terjadi
karena adanya perbedaan energi potensial antara permukaan arang
dan zat yang diserap. Berdasarkan adanya perbedaan energi
potensial, maka jenis adsorbsi terdiri dari adsorbsi listrik, adsorbsi
mekanis, adsorbsi kimia dan adsorbsi termis. Sifat adsorbsi tersebut
masing-masing
disebabkan
karena
perbedaan
muatan
listrik,
18
19
berasal dari kata zein dan lithos yang berarti batu api atau boiling
stone (Hendritomo, 1984).
Zeolit merupakan kelompok mineral alumina silikat terhidrasi yang
secara umum memiliki rumus empiris Mx.Dy.(Al x+2Y.Six+2y.O2n).m.H2O,
di mana notasi M dan D adalah K, Na, atau kation monovalen lainnya,
x dan y adalah bilangan tertentu, n adalah muatan dari ion logam, dan
m
merupakan
jumlah
molekul
air
kristal
yang
selalu
20
asam laurat)
Bahan Makanan
Sesuai SNI. 022-M dan Permenkes No.
Tambahan
722/Menkes/Per/IX/88
Cemaran Logam :
- Besi (Fe)
Mg/kg
Maks 1.5
- Tembaga (Cu)
Mg/kg
Maks 0.1
- Raksa (Hg)
Mg/kg
Maks 0.1
- Timbal (Pb)
Mg/kg
Maks 40.0
- Timah (Sn)
Mg/kg
Maks0.005
- Seng (Zn)
Mg/kg
Maks 40.0/250.0)*
Arsen (As)
% b/b
Maks 0.1
Angka Peroksida
% mg 02/gr
Maks 1
Sumber : Departemen Perindustrian (SNI 01-3741-2002)
Keterangan : *) Dalam kemasan kaleng
Penggolongan kelas mutu minyak kelapa berdasarkan rekomendasi
APCC (2006) adalah sebagai berikut:
Grade I
21
2
3
4
5
6
7
Kandungan mineral
asam
0,10
0,10
0,25
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,8
1,0
11
30
255
255
255
248
248
7,5-9,5
0,915 s/d
0,920
7,5-9,5 7,5-9,5
0,915
0,915
s/d
s/d
0,920
0,920
1,4480 s/d 1,4480 1,4480
1,4490
s/d
s/d
1,4490 1,4490
nihil
nihil
nihil
7,0-11,0 7,0-11,0
0,915
0,915
s/d
s/d
0,920
0,910
1,4480 1,4480
s/d
s/d
1,4490 1,4490
nihil
nihil
terdiri
dari
hidrolisa,
oksidasi,
hidrogenasi
dan
Zat warna dalam minyak terdiri dari dua golongan yaitu zat warna
alamiah dan warna dari hasil degradasi zat warna alamiah.Zat warna
yang tergolong zat warna alamiah yaitu zat warna yang secara alamiah
di dalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama
minyak pada proess ekstraksi. Zat warna tersebut antara lain terdiri dari
dan karoten, xantofil, klorofil, dan anthosyanin, zat warna ini
22
menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning kecokelatan, kehijauhijauan dan kemerahan-merahan. Pigmen berwarna merah jingga atau
kuning disebabkan oleh karotenoid yang bersifat larut dalam minyak.
Karotenoid merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh. Jika
minyak dihidrogenasi, karoten tersebut juga ikut terhidrogenasi, sehingga
intensitas warna kuning berkurang. Karotenoid bersifat tidak stabil pada
suhu tinggi, dan jika minyak dialiri uap panas, maka warna kuning akan
hilang. Karotenoid tersebut tidak dapat dihilangkan dengan proses
oksidasi (Ketaren, 2008).
Oksidasi, proses oksidasi berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan minyak. Terjadinya reaksi oksidasi akan
mengakibatkan bau tengik pada minyak dan lemak. Hidrogenasi, proses
hidrogenasi bertujuan untuk menumbuhkan ikatan rangkap dari rantai
karbon asam lemak pada minyak. Esterifikasi, proses esterifikasi
bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari trigliserida dalam
bentuk ester. Dengan menggunakan prinsip reaksi ini hidrokarbon
rantai pendek dalam asam lemak yang menyebabkan bau tidak enak,
dapat
ditukar
dengan
rantai
panjang
yang
bersifat
tidak
23
24
meningkatnya
lama
waktu
penggorengan.
Peningkatan
25
26
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, gelas piala, kain
saring, wadah, freeze dryer, timbangan analitik, erlenmeyer, pipet
volume, biuret,kompor, blender, wajan, sodet, ayakan, thermometer,
penangas, viskometer brokfild LV, batang pengaduk, kolom, alat TPM
(konstanta dielektrik), dan botol sampel.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah enzim
bromelin
kasar,air,
kelapa
parut,
aquadesh,
alcohol,
indikator
phenolptalein, NaOH, aluminum foil, tissue roll, arang aktif, dan zeolit.
C. Prosedur Penelitian
a. Isolasi Enzim Bromelin
Isolasi Enzim yang dilakukan pada penelitian) dengan
menggunakan Frezee Dryer (Pengering beku):
1. Buah nenas dikupas, dipotong kecil, diblender, diperas, dan
disaring hingga diperoleh cairan jernih sari buah nenas.
2. Ditambahkan alkohol 80% dengan perbandingan 1:4
3. Disimpan selama 24 jam dalam refrigerator pada suhu 10 oC, agar
enzim mengendap.
25
4. Dimasukkan ke dalam tabung setrifuse kemudian disentrifuse pada
kecepatan 15.000 rpm selama 15 menit pada suhu 10 oC
5. Endapan yang diperolah dikeringkan dengan alat pengeringan
beku (freeze dryer)
6. Diperoleh serbuk yang merupakan enzim bromelain kasar.
b. Pembuatan Minyak Kelapa
1. Kelapa tua dikupas kulitnya kemudian diparut.
2. Kelapa
parut
diblender
hingga
halus
dibuat
santan
denganperbandingan ( 1 : 1 ), santan yang diperoleh ditimbang
beratnya dan dimasukkan ke dalam wadah.
3. Didiamkan selama 3 jam untuk mendapatkan skim dan krimnya.
4. Diambil krim sebanyak 1000 ml kemudian dimasukkan ke dalam
wadah.
5. Ke dalam masing-masing wadah yang berisi krim tersebut
ditambahkan enzim bromelin dengan konsentrasi A1(control), 0,5%
27
,1% ,1,5%, 2%, dan 2,5%. Kemudian diaduk rata dan didiamkan
selama 3 jam.
6. Krim yang telah ditambahkan dengan enzim bromelin kemudian
dipanaskan
sampai
blondo
dan
minyak
terpisahkemudian
dilakukan penyaringan.
7. Penyaringandilakukan dengan menggunakan kain saring untuk
memisahkan blondok dan minyak.
8. Minyak yang dihasilkan kemudian
dihitung
rendemennya,
28
B : Proses pemurnian
B1
: Sebelum Pemurnian
B2
: Setelah Pemurnian
F. Parameter Pengamatan
a. Rendemen Minyak Goreng (AOAC, 1995)
Rendemen minyak kelapa yang telah diperoleh dihitung
menggunakan rumus:
Rendemen =
Beratminyakyangdi h asilkan
100
volumekrim
dipanaskan,
29
Ket:
N
= Normalitas NaOH
BM
= 200,3
f. Pengolahan data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode
rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua kali ulangan.
Jika hasil analisa sidik ragam menunjukkan hasil yang berbeda nyata
maka, dilakukan pengujian lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT).
Dimana faktor:
A :Konsentrasi Enzim Bromelin kasar
A0 (kontrol) : 1000 ml krim santan
30
A1
A2
A3
A4
A5
B :Proses pemurnin
B1 : Sebelum Pemurnian
B2 : Setelah Pemurnian Penggunaan enzim bromelin kasar
Didiamkan selama 3
jam
krim
skim
Perlakuan :
A0: kontrol
A1: 0,5%.
A2: 1%
A3: 1,5%
A4: 2%
A5: 2,5%
31
Didiamkan selama 3
jam
Pemanasan krim santan
hingga terpisah blondo dan
minyak
Penyaringan dengan
menggunakan kain saring
Blondo
Minyak
Analisa
- Perhitungan rendemen
minyak goreng
- Viskositas
- Asam lemak bebas
- Kandungan materi polar
Pengujian organoleptik
- Aroma dan warna
Pemurnian minyak
- Netralisasi (NaOH dan Arang
aktif)
- Bleaching (Zeolit)
32
33
Sebelum Pemurnian
Setelah Pemurnian
34
35
viskositas
minyak
kelapa
mulai
dari
perlakuan
tanpa
36
37
240
216.1
220 207.9
216.1
200
180
Viskositas (cP)
160
140
129.6
127.5
120
100
Sebelum Pemurnian
Setelah Pemurnian
232.2
232.2
232.2
224
232.2
219.9
132.5
38
mengalami
peningkatan
viskositas
yang
disebabkan
oleh
39
40
yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rindengan dan Hengki
(2005), bahwa media penyaring (zeolit) berfungsi sebagai penyerap asam
lemak bebas yang masih terdapat dalam minyak.
0.3
0.25
0.2
Asam lemak bebas (%) 0.15
0.14
Sebelum pemurnian
0.1
Setelah pemurnian
0.05
0
Kontrol
0.18
0.12
0.27
0.16
0.23
010.28
.1
0.16
0.28
20.25
0.2
Jumlah Penggunaan Enzim Bromelin Kasar (%)
lemak
41
42
38
37 36.5
37 36.82
36
35
Total Polar Material (%)
34
34.5
34.5
33.75
33
32
31
kontrol 0.5
34
1
1.5
34
34
2
2.5
43
menyebabkan
penurunan
kualitas
produk
pangan.
Selain
44
5
4.5
4
3.5
3.2
3.47 3.5
3.17
3
Aroma (Skor) 2.5
sebelum pemurnian
setelah pemurnian
1.5
1
3.5
2.83 3 3.37
3.2 3.373.23 3
45
46
47
48
5
4.5
4
3.43
3.5
Warna (Skor)
3 2.67
3.13
2.93
sebelum pemurnian
2.5
setelah pemurnian
2
1.5
1
Kontrol
2.47
0.5
2.9 3.5
1
3.67
3.43
1.5 3.57
2
2.5
3.63
kuning
dibandingkan
dengan
warna
minyak
kelapa
tanpa
49
50
0.6
0.48
0.5
0.4
Absorbansi 0.3
0.2
0.23
0.18
sebelum pemurnian
setelah pemurnian
0.1 0.09
0.1 0.05
0.04 0.04 0.06
0.01 0.01
0
Kontrol0.5
0
1 1.5 2 2.5
Jumlah Penggunaan Enzim Bromelin Kasar (%)
51
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rendemen terbaik diperoleh dari perlakuan 1000 ml
krim santan
53
DAFTAR PUSTAKA
52
DGF:
53
54
Syah, Andi Nur Alam. 2005. Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka
Penyakit. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Winarno, F.G. 1986. Enzim Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno, F.G. 2004.Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Winarno, F.G. 2006.Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Wirahadikusumah, M. 2008.
Nukleat.ITB. Bandung.
Biokimia
protein
Enzim
dan
Asam