A. Pengertian
Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional pelaksana yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Pukesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan
kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
1. Wilayah Puskesmas
Meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk,luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
puskesmas.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata
30000 penduduk setiap puskesmas. Puskesmas perlu ditunjang dengan unit
pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesma pembantu
dan puskesmas keliling.
Khusus kota besar dengan jumlah penduduk 1 juta lebih, wilayah kerja
puskesmas bisa meliputi satu kelurahan.
2. Pelayanan kesehatan menyeluruh
a. Pelayan kesehatan yang diberikan puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan :
- Kuratif ( pengobatan )
- Preventif ( Upaya pencegahan )
- Promotif ( peningkatan kesehatan )
- Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
b. Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak di bedakan jenis kelamin
dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
3. Pelayan kesehatan Intgrasi ( terpadu )
Sebelum ada puskesmas, pelayana kesehatan didalam satu kecamatan
terdiri dari balai pengobatan, balai kesejateraan ibu dan anak, Usaha Hygiene
sanitasi lingkungan,pemberantasan penyakit menular dan lain sebagainya.
Usaha-usaha tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung
melapor kepada kepala dinas kesehatan Dati II.
B. Kegiatan Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai
berikut;
1. KIA
2. Keluarga Berencana
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit menular
6. Pengobatan Termasuk Pelayanan darurat karena kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olah Raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Kesehatan kerja
12. Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium Sederhana
16. Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka system informasi
kesehatan
17. Kesehatan usia lanjut
18. Pembinaan pengobatan tradisional
C. Fungsi Puskesmas :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
peningkatan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat wilayah kerjanya
Fungsi Puskesmas dilaksanakan dengan cara :
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien.
c. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan yang tidak menimbulkan ketergantungan
d. Member pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program puskesmas
D. Kedudukan :
1. Kedudukan secara administratif
Puskesmas bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif
kepada kepala dinas kesehatan Dati II
2. Kedudukan dalam hirarkhi pelayanan kesehatan :
c. Unsur pelaksana
1. Unit yang terdiri dari tenaga atau pegawai dalam jabatan fungsioanal
2. Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas daerah
masing-masing
3. Unit-unit terdiri dari
UNIT 1.
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi
UNIT II.
Bertugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit khususnya imunisasi, kesehatan lingkuangan dan lab sederhana.
UNIT III.
Bertugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan
tenaga kerja dan manula.
UNIT IV.
Bertugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah dan olah raga. Kesehatan jiwa kesehatan mata dan
kesehatan khusus lainnya.
UNIT V.
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.
UNIT VI.
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap.
UNIT VII
Melaksanakan kefarmasian.
2. Tata Kerja
Kepala puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, Integrasi dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan puskesmas maupun dengan satuan
organisasi diluar puskesmas sesuai dengan tugasnya masing.
Kepala puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk
atasan yang ditetap kan oleh kantor departemen kesehatan
kabupaten/kotamadya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Setiap unsur dilingkungan puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas
FASILITAS PENUNJANG
Puskesmas pembantu
Puskesmas keliling
kegiatannya antara lain :
DUKUNGAN RUJUKAN
-Pelaksanaan :
a) Penyelenggaraan pertemuan dengan susunan :
Ketua penyelenggara
: Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan
Pimpinan pertemuan
: Camat
Pengarah/pelatih
: Kepala Puskesmas
Pembimbing
: Tim Pembina KB-Kesi Dati II
b) Peserta :
Tim Pembina KB-Kes Dati II
PKK Kecamatan
Puskesmas
Bangdes Kecamatan
BKKBN Kecamatan
Sektor lain yang terkait
Jumlah peserta 10 15 orang
c) Waktu :
Pertemuan diadakan dalam waktu satu hari, antara 09.00-15.00 dengan jadwal acara
sebagai berikut:
Jam
09.00 09.15
09.15 10.00
10.00 10.45
Acara
Pengarah
1. Pembukaan
Camat
2. Dinamika kelompok istirahat
Tim Dati II
3. Kegiatan masing-masing sector dalam Ka.Puskesmas
pembinaan PSM
10.45 11.15 4. Konsep Keterpaduan KB-Kes
Ka.Puskesmas
11.15 11.45 5. POA KB-Kes
Tim Dati II
11.45 12.00 6. Hasil-hasil kesepakatan KB-Kes
Ka.Puskesmas
12.00 12.30 7. Inventarisasi peranan sector-sektor
Ka.puskesmas
12.30 13.00 8. Analisa hambatan dan masalah Ka.puskesmas
peranan masing-masing sector
13.00 13.40
istirahat
13.40 14.10
9. Pembagian peranan masing-masing Ka.puskesmas
14.10 14.40
PKK dan Puskesmas
sector
14.40 15.00
Camat
10. menyusun kerja tribulan
11.Kesepakatan dan penutupan
Catatan : topic yang dibahas tidak harus KB-Kes, tapi disesuiakan dengan kebutuhan
puskesmas/sector yang bersangkutan
d) Tempat
Kecamatan atau tempat lain yang dianggap lebih baik.
e) Persiapan :
Pertemuan Tim Pembina KB-Kes Dati II dengan acara :
- Penjelasan tujuan penggalangan kerjasama lintas sektoral
- laporan hasill
kegiatan bulan lalu
- Hasil rapat PKK
kecamatan
- Tambahan
pengetahuan
ANALISA
HAMBATAN
KEGIATAN BULAN
LALU
RENCANA
KERJA BARU
PEMECAHAN
MASALAH
Menyusun rencana pembinaan untuk tribulan yang akan dating, dan sebagai
penutup rencana kerja dari semua sector diserahkan oleh camat kepada ketua tim
penggerak PKK kecamatan.
b. Pelaksanaan :
- pengarah : Camat
- Peserta : undangan rapat ditanda tangani oleh camat dan disampaikan kepada
:
= Tim Pembina Posyandu/KB-Kes Dati II
= Tim penggerak PKK Kecamatan
= BKKBN Kecamatan
= Bangdes Kecamatan
= sector lain yang dianggap perlu
- Waktu : pertemuan sebaiknya diadakan pada hari sabtu akhir tribulan antara
jam 09.00 12.30 dengan acara sebagai berikut :
-
Jam
09.00 - 09.15
09.15 09.35
09.35 10.35
Acara
1. pembukaan
10.35 10.45
10.45 11.05
11.05 11.45
11.45 12.35
12.35 13.30
Pengarah
Camat
Ketua PKK
Ka.Puskesmas
6. Pemecahan masalah
7. Rencana kerja dari sector-sektor
8. Kesepakatan pembinaan
pengertian
semangat kerjasama dalam tim yang telah ditimbulkan dalam lingkungan sector-sektor,
perlu dipelihara dengan baik agar kerjasama lintas sektoral yang telah dibina bisa
berjalan mantap dan berkesinambungan. Salah satu cara untuk memelihara kerjasama
ialah dengan mengadakan pertemuan berkala dan membahas pelaksanaan kerjasama
maupun masalah yang dihadapai dan sekaligus mencari pemecahannya bersama-sama.
tujuan :
a. umum :
meningkatnya dan terpeliharanya hubungan kerjasama lintas sektoral
b. khusus :
terlaksananya pertemuan lintas sektoral berkala untuk mengkaji kegiatan
kerjasama selama 3
bulan yang lalu dalam pembinaan PSM di bidang kesehatan.
- terpecahhkannya masalah dan hambatan yang dihadapai dalam rangka kerjasama
lintas sektoral
- terumuskannya mekanisme dan rencana kerjasama lintas sektoral untuk tribulan
berikutnya.
Pentahapan Pelaksanaan :
a. tahapan pelaksanaan rapat kerja tribulan lintas sektoral.
TUJUAN
- LAPORAN
KEGIATAN
POSYANDU
OLEH PKK
- MASALAH
HAMBATAN
DALAM
PWMBINAAN
POSYANDU
ANALISA MASALAH
MASING-MASING
SEKTOR
PEMECAHAN
MASALAH
RENCANA
PEMBINAAN
PSM/KB-KES DARI
MASING MASING
SEKTOR
Materi yang akan dibahas dalam rapat kerja tribulan lintas sektoral adalah sebagai berikut :
b. Pelaksanaan :
-
Pengarah : Camat
Peserta : Undangan rapat ditanda tangani oleh Camat dan disampaikan kepada:
= Tim Pembina Posyandu/KB-KES Dati II
= Tim Penggerak PKK Kecamatan
= Puskesmas di wilayah kecamatan
= BKKBN Kecamatan
= Bangdes Kecamatan
= Sektor lain yang dianggap perlu
Waktu : Pertemuan sebaiknya diadakan pada hari sabtu akhir tribulan antara jam
09.00 12.30 dengan acara sebagai berikut :
Jam
09.00 09.15
09.15 09.35
09.35 10.35
10.35 10.45
10.45 11.05
11.05 11.45
11.45 12.35
12.35 13.30
Acara
1. Pembukaan
2. Laporan kegiatan Posyandu
3. Laporan dan hambatan dari sectorsektor
4. Tanggapan dan kebijaksanaan dari
Tim Dati II
5. Analisa masalah
6. Pemecahan masalah
7.Rencana kerja dari sektor-sektor
8. Kesepakatan pembinaan
Pengarah
Camat
Ketua PKK
Ka.Puskesmas
Tim Dati II
Ka.Puskesmas
Ka.Puskesmas dan
Tim Dati II
Ketua PKK
Ketua PKK dan
Camat
b. Tujuan :
1. umum :
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara
periodik/teratur untuk pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui
Puskesmas di berbagai tingkat administrasi
2. Khusu :
a. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok
Puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.
b. terlaksananya pelaporan data tersebut secara teratur di berbagai jenjang
administrasi, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Termanfaatnya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui Puskesmas di berbagai tingkat
administrasi.
c. Ruang Lingkup :
2. Kasus lama adalah Kunjungan kedua dan seterusnya, dari kasus baru yang belum
dinyatakan sembuh atau kunjungan kasus lama dalam tahun/periode yang sama. Untuk
tahun berikutnya, kasus ini diperhitungkan sebagai kasus baru.
Khusus pada penderita Kusta hanya dikenal kasus baru, yaitu saat pertama kali
penemuannya.
Pada kunjungan kedua dan seterusnya hanya dihitung sebagai kunjungan kasus, bukan
sebagai kasus lama.
c. Keluarga
Keluarga dalam catatan SP2TP adalah satu kepala keluarga beserta angotanya yang
terdiri dari isteri, anak-anak ( kandung, tiri dan angkat ) dan orang lain yang tinggal
dalam satu atap/rumah.
d. Nomor kode puskesmas
Pemberian nomor kode puskesmas/puskesmas pembantu berdasarkan pada letak
geografis dan jenjang administrasi serta peresmian per S.K. Bupati atas existensinya
setelah dibangun.
3. Pelaksanaan SP2TP
Pelaksanaan SP2TP terdiri dari 3 kegiatan, ialah :
a. Pencatatan dengan menggunakan format.
b. Pengiriman laporan dengan menggunakan format secara periodic
c. Pengolahan analisis dan pemanfaatan data/informasi
a. Pencatatan :
Pencatatan dilakukan dalam gedung Puskesmas/Puskesmas Pembantu, yaitu mengisi :
1. Family Folder ( Kartu Individu dan Kartu Tanda Penganal Keluarga )
2. Buku Register untuk :
a. Rawat jalan/rawat nginap
b. Penimbangan
c. Kohort Ibu
d. Kohort Anak
e. Persalinan
f. Laboratorium
g. Pengamatan penyakit menular
h. Imunisasi
I. P.K.M
3. Kartu Indek Penyakit ( Kelompok Penyakit ) yang disertai distribusi jenis kelamin,
golongan, umur dan desa
4. Kartu Perusahaan
5. Kartu Murid
6. Sensus harian ( Penyakit dan Kegiatan Puskesmas ) untuk mempermudah pembuatan
laporan.
Petunjuk pengisiannya ada dalam buku Pedoman SP2TP
b. Pelaporan :
Jenis dan periode laporan sebagai berikut :
1. Bulanan
a. Data Kesakitan ( Format LB.1 )
b. Data Kematian ( Format LB.2 )
c. Data Operasional ( Format LB.3 )
b. Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh Pusekesmas sendiri dalam rangka peningkatan
upaya kesehatan Puskesmas, melalui perencanaan ( micro planning ), penggerakan,
pelaksanaan ( mini lokakarya ) dan pengawasan, pengendalian, sertas penilaian
( stratifikasi )
Salah satu komponen dari pengawasan adalah pemantauan yang merupakan tindak
lanjut, secara kontinu dari kegiatan program yang dikaitkan dengan proses pengambilan
keputusan serta tindakan ( action ).
contoh :
Data dari hasil SP2TP dapat dimanfaatkan untuk :
- penyusunan profil puskesmas, dengan menggunakan data dasar
- penggambaran peran serta masyarakat, dengan menggunakan data jumlah kader
( aktif/tidak aktif ), pelaksanaan KB-Kes Terpadu melalui Posyandu.
- penggambaran tingkat pemanfaatan Puskesmas, dengan menggunakan data kunjungan.
- penggambaran tingkat cakupan sasaran pelayanan kesehatan dari berbagai program
yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pokok Puskesmas.
- dan sebagainya.
II.
secara tertulis.
Tersusunnya rencana kerja tahunan Puskesmas, sebagai jabaran
Masyarakat:
-
Sarana Fisik
Meliputi Posyandu, Pos KB dan Pos lainnya serta peralatan yang
dimiliki seperti dacin, set alat masak, dukun kit dan lain
sebagainya.
Tenaga
Meliputi kader PKK, kader Dasawisma, kader Posyandu dan kader
lainnya, serta dukun bersalin atau tenaga kesehatan tradisonal
lainnya.
Dana
Meliputi Dana Sehat, Dana Koperasi Simpan Pinjam dan dana
Penyusunan rencana
Setelah Puskesmas menentukan peringkat masalah di wilayah kerjanya, kemudian disusun
rencana dengan sistematika (urutan) sebagi berikut:
1. Perumusan tujuan dan sasaran
Merupakan langkah awal yang sangat menentukan, terutama untuk menentukan
tujuan dan sasaran. Tujuan pada dasarnya merupakan gambaran suatu keadaan di
masa yang akan datang, yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang akan
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah yang dihadapi. Sadangkan
sasaran lebih menggambarkan keadaan kuantitatif yang akan dicapai di masa datang.
2. Perumusan kebijaksanaan dan langkah-langkah
3. Perumusan kegiatan
4. Perumusan sumber daya
h. Pembimbingan/Supervisi
Adalah suatu upaya pengarahan antara lain dengan mendengarkan alas an dan keluhan
tentang masalah pelaksana dan pemberian petunjuk serta saran dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi pelaksana.
Bertujuan agar :
a.
b.
c.
d.
i.
Stratifikasi Puskesmas
Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja puskesmas dengan
mengelompokannya kedalam 3 strata, yaitu :
a. Strata I ( Strata puskesmas dengan prestasi kerja baik)
b. Strata II (Strata puskesmas dengan prestasi kerja cukup)
Kurang jumlah
Kurang terampil
Kurang bimbingan
Kurang produktif
Dll
Sarana :
-
Dana :
-
Kurang memadai
c. Tahap III :
Upaya untuk mengatasi masalah masalah tersebut diatas dan kiranya ada hal-hal yang
memerlukan bantuan tingkat kabupaten/DinKes Dati II. Kemudian menyusun rencana
penanggulangan masalah dikirim ke Dati II untuk dipelajari oleh Dokabu/Kandep.
d. Bagi Pusat :
Mendapatkan gambaran mengenai masalah serta hambatan ang dihadapi oleh Dinkes
Dati I/Kanwil selama setahun dalam pembinaan dan pengembangan puskesmas
diwilaya kerjanya. Yang perlu mendapatkan bantuan penyelesaian oleh pusat antara
lain melalui penyusunan rencana tahunan. Di samping itu dapat juga digunakan untu
mendapatkan informasi untuk kebutuhan studi, survai, dll.
Sumber Data yang dikumpulkan sebagian besar dari sistem pencatatan dan pelaporan yang
ada di puskesmas dan sebagian lagi dari sumber lain atau informasi dinas lain atau
kecamatan. Sumber tersebut antara lain :
1. SP2TP yang dikumpulkan dari kalender tahun lalu
2. Pengamatan puskesmas dalam tahun kalender yang lalu
3. Catatan pelaksanaan manajemen dalam tahun yang lalu
4. Catatan tentang sumber daya yang tersedia di puskesmas
5. Informasi dari kecuali/dinas lain tentang data lingkungan
l. Laboratorium
Dalam rangka memberi nilai dan menghitung nilai pada data yang terkumpul, maka data
disusun dalam kelompok variabel, sub variabel, dan sub sub-variabel sebagai berikut :
-
Kelompok variabel hasil kegiatan puskesmas di bagi dalam 12 variabel (H1, H2, H3<.... H12)
H1 = Kesejahteraan Ibu dan Anak
H2 = keluarga Berencana
H3 = Perbaikan Gizi
.
.
.
H12 = Laboratorium Sederhana
Tujuan Umum Pembinaan Stratifikasi Puskesmas di tingkat Pusat adalah untuk mendapatkan
gambaran tingkat perkembangan fungsi puskesmas di seluruh propinsi Indonesia dalam
rangka pembinaan dan pengembangannya.
Tujuan khusus :
-
Memberikan arah dan prioritas wilayah yang perlu dibina dan dikembangkan
Adanya catatan tertib dan benar atas semua uang yang diterima oleh
puskesmas
2. Sumber dari Dati I dan Dati II APBD I & II (operasional yg belum didapat dr pusat )
C. Pengelola Keuangan
Tanggung Jawab:
Tanggung Jawab:
Menyimpan dana pendapatan non Tax dengan tertib sehingga terhidar dari ketekoran
dan kecurian
Tugas:
Tanggung Jawab:
Mengadakan pengamanan uang tersebut dengan baik terhindar dari kehilangan atau
kecurian
Menyusun juklak setiap kegiatan sehingga tidak terjadi kegiatan yang tumpang tindih
Mengawasi pelaksanaan kegiatan baik terhadap segi administratif maupun segi teknis
operasional
Memantau & memeriksa pemungutan dan penyetoran dana pendapatan non Tax.
Melaporkan jumlah penerimaan dan penyetoran pendapatan non Tax secara berkala
kepada instansi yg berwenang
Pembukuan
Terdiri dari:
Buku Kas Umum merupakan Alat monitoring utama dlm pengurusan uang negara.
Buku kas pembantu merupakan buku kas dimana semua penerimaan/pengeluaran per
mata anggaran/tolak ukur/ satu kegiatan dicatat.
Buku surat pertanggung jawaban termasuk sebagai Pembantu buku kas umum. Buku ini
hampir sama cara pengerjaannya/pembukuannya dengan buku persekot kerja, hanya
bedanya dalam buku SPJ memuat catatan-catatan penerimaan/pengeluaran yang telah
definitive (pasti/rampung).
K. Surat Menyurat
Setiap unit organisasi selalu melakukan hubungan surat-menyurat, baik ke dalam antar subunitnya maupun ke luar dengan unit organisasi atau instansi lain. Surat-surat tersebut ada
yang bersifat sekali pakai lalu tak berguna lagi, tapi ada yang perlu disimpan karena masih
selalu diperlukan. Surat-surat yang demikian itu perlu ditata dengan baik, agar mudah dicari
kembali saat dibutuhkan. Biasanya orang lebih mengenal sebagai arsip. Penatalaksanaan
surat-menyurat pada dasarnya adalah pengurusan arsip.
1. Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup
a. Pengertian
ARSIP adalah naskah-naskah/surat-surat yang dibuat dan diterima oleh
Puskesmas dalam corak apapun, yang digunakan untuk kelancaran kegiatan
Puskesmas dan harus ditata usahakan dengan baik, sehingga bila sewaktu-waktu
diperlukan dapat ditemukan dengan cepat.
Arsip dapat digolong-golongkan sebagai berikut:
1. Arsip dinamis : arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan kegiatan Puskesmas dan pengawasan dalam lingkungan Unit
Kerja Puskesmas.
2. Arsip aktif
: arsip dinamis yang secara langsung dan terus-menerus
diperlukan dan dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi dan
kegiatan Puskesmas.
3. Arsip inaktif : arsip dinamis yang skala penggunaannya untuk
penyelenggaraan administrasi dan kegiatan Puskesmas sudah menurun
volumenya.
4. Arsip statis
perhitungan
perkiraan
kebutuhan obat.
9. Mampu memperbaiki perkiraan kebutuhan obat.
efektif biaya
Pentingnya mengumpulkan data yang lebih tepat dan akurat atas pola
penyakit dan penggunaan obat.
3. Pengelolaan obat
a. Pengertian
Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut empat
fungsi pokok yaitu PERENCANAAN, PENGADAAN, PENDISTRIBUSIAN dan
PENGGUNAAN OBAT dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia,
mencakup pola/tata laksana dan perangkat lunak lainnya, tenaga, sarana dan dana
dalam rangka pencapaian tujuan.
b. Tujuan
ii.
iii.
Tujuan.
Mendapatkan informasi yang lengkap dan dapat dipercaya.
Sumber data:
b. Pengolahan data
Jumlah pemakaian tiap jenis obat
-
Kekosongan obat
JUMLAH PEMAKAIAN 1 TAHUN =
JUMLAH PEMAKAIAN YANG TERCATAT x
JANGKA WAKTU PERHITUNGAN (1TH) : JANGKA
WAKTU PERSEDIAAN
Stok pengaman
Yang dimaksudkan dengan stok pengaman adalah persediaan tambahan yang
diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya
kekurangan obat (stockout). Kemungkinan terjadinya stockout dapat
disebabkan karena penggunaan obat lebih besar dari perkiraan semula, atau
keterlambatan dalam penerimaan obat yang dipesan (leadtime).
JUMLAH PERKIRAAN
PEMAKAIAN 1 TAHUN
Leadtime
JMLH PEMAKAIAN
RATA-RATA
+ STOK PENGAMAN
Pemakaian rata-rata
Pemakaian rata-rata diperoleh dengan membagi jumlah pemakaian dengan
waktu tersedianya obat.
Episode pengobatan
Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan (pemakaian obat) dengan metoda
epidemiologi digunakan rumusan sebagai berikut:
JUMLAH KEBUTUHAN OBAT =
JMLH OBAT BERDASARKAN PENGOBATAN STANDAR x JMLH
EPISODE PENGOBATAN
Kesimpulan
Informasi yang lengkap dan dapat dipercaya atas pengadaan, pendistribusian
dan penggunaan obat sangat diperlukan dalam pengelolaan supali obat yang
efisien. Tanpa informasi yang baik akan sering terjadi kehabisan persediaan
(stockout), kerusakan, hilang atau kadaluwarsa obat.
2. Pembiayaan
a. Pada umumnya obat-obatan untuk Puskesmas berasal dari berbagai
sumber dana, seperti:
i. Dana bantuan INPRES
ii. Perum Husada Bhakti
iii. APBD Tk. I dan Tk. II
iv. Sumber-sumber dana lainnya
b. Untuk penyusunan rencana kebutuhan obat di setiap Puskesmas maka
jumlah alokasi dana tahun lalu dapat dipakai sebagai dasar perkiraan
alokasi dana tahun berikutnya (khususnya dana bantuan Inpres, dimana
jumlah dana bantuan didasarkan kepada jumlah penduduk).
3. Perencanaan
a. Pengertian
Perencanaan kebutuhan obat merupakan suatu proses memilih jenis dan
menetapkan jumlah perkiraan kebutuhan obat di suatu unit pelayanan
kesehatan/unit kerja/wilayah. Untuk dapat memilih jenis dan menetapkan
jumlah obat secara tepat, diperlukan persiapan-persiapan yang menyangkut
berbagai kegiatan berikut:
- Menetapkan tujuan dan sasaran serta metode/prosedur pencapaian
tujuan
perencanaan
kebutuhan
obat
adalah
untuk
mendapatkan:
Jenis dan jumlah obat yang tepat sesuai kebutuhan.
Menghindari terjadinya kekosongan obat.
Meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan ekonomis.
c. Kegiatan
Dari berbagai kegiatan yang tertera pada Rencana Kegiatan di atas, di
bawah ini akan diuraikan kegiatan pokok dalam perencanaan perkiraan
kebutuhan obat yang meliputi:
Pemilihan jenis obat.
Perhitungan jumlah kebutuhan obat.
Peningkatan efisiensi dana.
-
Metoda konsumsi didasarkan kepada analisa data penggunaan obat tahuntahun sebelumnya, sedangkan metoda epidemiologi didasarkan kepada
frekuensi penyakit atau jumlah penduduk yang akan dilayani dan pengobatan
yang digunakan.
Kedua metoda ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun keduaduanya dapat dipakai bersamaan agar hasilnya dapat diperbandingkan dan
disesuaikan dengan jumlah alokasi dana yang tersedia.
Kelebihan dan kekurangan kedua metoda tersebut adalah sebagai berikut:
KELEBIHAN
Pola Konsumsi
Tidak dibutuhkan data morbiditas atau
standar pengobatan
Perhitungan kebutuhan obat lebih
sederhana.
Bermanfaat untuk Rumah Sakit dimana
masalah kesehatan amat banyak dan
kompleks.
Dapat diandalkan, jika data konsumsi
dicatat dengan baik, pola preskripsi
tidak berubah dan suplai tidak jauh
KEKURANGAN
Data konsumsi, data obat, dan data
jumlah kontak pasien yang dapat
diandalkan mungkin sulit diperoleh.
Tidak dapat dijadikan dasar dalam
mengkaji penggunaan obat dan
perbaikan pada pola preskripsi.
Tidak dapat diandalkan jika terjadi
kekurangan stok obat lebih dari 3 bulan,
obat yang berlebih atau adanya
kehilangan.
Pencatatan data morbiditas yang baik
tidak dianjurkan/didorong.
preskripsi.
Mendorong terlaksananya pencatatan
data morbiditas yang dapat diandalkan.
daftar/tidak terlampir.
Memerlukan sistem pencatatan dan
pelaporan.
Pola penyakit dan pola preskripsi tidak
selalu sama.
Dapat terjadi kekurangan obat karena
ada wabah atau kebutuhan insidentil
tidak terpenuhi.
Variasi obat terlalu luas.
Kesimpulan:
Standar pengobatan untuk perencanaan dimaksudkan untuk membantu
petugas pengelola obat dalam menyusun perkiraan kebutuhan obat. Standar
ini harus mengacu pada standar pengobatan klinis yang digunakan. Dalam
penerapannya standar ini perlu disertai dengan pedoman pelaksanaannya.
- Peningkatan efisiensi dana
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana dalam pengadaan obat dapat
ditempuh berbagai cara seperti:
Pemilihan obat yang dibutuhkan dengan teliti
Cara pengadaan yang efisien
Penggunaan obat yang rasional
Pengelolaan obat yang mantap
Disamping cara-cara tersebut di atas, peningkatan efisiensi dana dapat pula
dilakukan melalui:
Sistem VEN
SISTEM VEN
Peningkatan efisiensi penggunaan dana obat yang terbatas dapat pula dilakukan
dengan penyusunan daftar kebutuhan obat didasarkan kepada dampak tiap jenis obat
kepada kesehatan.
Semua jenis obat yang terdapat dalam daftar obat dikelompokkan ke dalam 3
kelompok berikut:
Kelompok V
Adalah kelompok obat-obatan yang sangat esensial, seperti:
Obat penyelamat jiwa
Obat-obatan untuk pelayanan kesehatan pokok.
Kelompok E:
Adalah obat-obatan esensial lainnya
Kelompok N:
Adalah obat-obatan esensial untuk penyakit-penyakit ringan atau obat-obat
kuasi.
4. Pengadaan/permintaan
a. Pengertian:
Suatu proses untuk memperoleh obat yang dibutuhkan di puskesmas.
b. Maksud dan tujuan:
- Memperoleh obat dengan jenis dan jumlah yang tepat
- Mendapatkan obat dengan mutu yang tinggi
- Menjamin penyampaian yang cepat dan tepat waktu
- Optimasi pengelolaan persediaan obat melalui prosedur
5. Distribusi
Merupakan Serangkaian kegiatan yang menyangkut aspek-aspek penerimaan dan
pengecekan, pengendalian persediaan, penyimpanan, penyerahan, termasuk
penyerahan kepada pasien.
-
kerugian dalam penyediaan obat-obatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Penghapusan
Adalah merupakan serangkaian kegiatan dalam rangka pembebasan barang/obatobatan milik kekayaan Negara dari pertanggungjawaban berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Penggunaan
Penggunaan obat yang tidak rasional merupakan masalah yang serius dalam
pelayanan kesehatan di banyak negara berkembang.
-
Struktur pelayanan
Budaya
BASIC EQUIPMENT
a. Umum
Refrigerator, kerosene
Weighing scale (adult, infant)
Sterilizer, stove, kerosene
b. KIA set
Weighing scale (adult, infant)
Single solution basin stand
Sterilizer, instrument, kerosene
Basin, kidney, wash, shallow
Cup, solution, glycerine spuit, jar, dressing
II.
III.
IV.
V.
VI.
Apron, utility,plastic
Catheter, urethral, soft rubber, hand gloves, pump, breast
Syringe, rectal, infant, dropper medicine, pipette
Thermometer (oral, rectal)
Brush, hand , surgeon, tape, vinyl, depressor, tongue, hammer, reflex testing
Sphygmomanometer, stethoscope, forceps, needle, scissors, syrings, HB set
Sahli, pengukur panggul
c. Poliklinik set
Single solution basin stand, solution basin
Basin, kidney, wash, shallow
Cup, solution, irrigator, jar dressing
Apron, utility, catheter, connector, hand gloves, pump, breast, syringe, tube
Dropper, thermometer (oral, rectal), brush, suture (silk), tape
Torniquet, depressor, hammer reflex, sphygmomanometer, stethoscope
Forceps, holder needle, needle, scissors, syringe, clamp, stretcher lipat tanpa
roda, manset anak.
PUBLIC HEALTH NURSING & MIDWIFERY KIT
a. Sterilizer, basin kidney, bowl, glycerine syringe, nelaton catheter urethral,
catheter mucous
b. Thermometer, brush hand, syringe, needle, surgical suture, needle
c. Lamp, spiritus, tongue depressor, forceps
d. Stethoscope, sphygmomanometer, scissors, scale spring baby size, surgeon
gloves, tape measure, towel, apron plastic, pouch plastic, sheeting plastic,
urinary test set, cotton absorbent,
e. Gauze, soap, bottle, bag canvas, safety pin medium, oralit spoon, object glass,
scalpel, HB set Sahli, flash light, umbilical cord clips, tensimeter
DIAGNOSTIC AND SURGICAL EQUIPMENT
a. Snellen chart, head mirror, forceps, complete diagnostic set
b. Forceps obstetrical, holder needle,knife handle, knife blade, probe, scalpel,
cissors, speculum, suture clip
PHYSICIANS KIT
a. Thermometer, depressor tongue, pocket lamp, tensimeter, stetoskop, forsep,
needle
b. Scissors, syringe, hammer reflex
c. Leather bag, paratus for syringe
HEALTH EDUCATION EQUIPMENT
a. Flanelets, green darkcolor
b. Green board, double sided
c. Wax, crayon
d. Standard untuk flipchart
e. Radio kaset
f. Slide projector
g. Model untuk penyuluhan (gizi, gigi, KB)
LABORATORY EQUIPMENT
a. Centrifuge
b. Burner, kerosene
c. Microscope, monooculair
d. Sterilizer, steam
e. Albuminometer, Esbach
VII.
VIII.
IX.
X.
I.
II.
PENGOBATAN JALAN
PUBLIC HEALTH NURSING & MIDWIFERY KIT
4. Alat kesehatan esensial untuk ruang perawatan di Puskesmas dengan 10 tempat tidur
I. 10 beds with accessories (bed, mattres, pillow, bedsheet, pillowcase, blanket, sheeting
plastic, chair, bedside cabinet)
II. Nursing equipment
mobile bedscreen, patient trolley, infusion stand,
one basin stand, two basin stand, instrument dressing table,
basin kidney, bowel solution, bowl sponge
bedpan, urinal breaker, tray instrument with cover, dressing jar with cover, stetoskop
..
III.
IV.
V.
VI.
1. Fasilitas
a. Puskesmas
1. Luas lantai gedung puskesmas :135 m2
2. Daerah dengan penduduk padat dan kunjungan tinggi dapat dibangun dengan luas
lantai : 250 m2
3. Khusus DKI Jakarta luas lantai gedung Puskesmas Kecamatan : 420 m2/435 m2
4. Ruangan tambahan untuk tempat perawatan bagi Puskesmas Perawatan :350 m2
b. Puskesmas Pembantu:
1. Luas lantai puskesmas pembantu : 80m2 terdiri dari : ruang pelayanan kesehatan 30 m2 dan
tempat tinggal paramedis 50 m2
2.
c. Rumah dokter : 70 m2
d. Rumah paramedis : 50 m2
1. Obat esensial adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat terbanyak meliputi diagnosa, profilaksis, terapi, dan rehabilitasi.
2. Tujuan penerapan adalah untuk meningkatkan ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan
obat yang sekaligus meniningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
Obat Kardiovaskular
9. Antidiabetik
Antidiabetik oral (Glibenklamid)
10. Vitamin dan Mineral
1. Asam Askorbat (Vit C)
2. Kalsium
3. Piridoksin hidroklorida (B6)
4. Retinol (Vitamin A)
5. Tiamin HCl (B1)
6. Vitamin B Kompleks
11. Antiinfeksi
1. Antibakteri Sistemik ( Ampisilin, Benzantin Benzipenisilin, Eritromisin, Kloramfenikol,
Oksitetrasiklin, Penisilin, Prokain Penisilin G, Tetrasiklin, Trisulfa, Kombinasi
Sulfametoksazol)
2. Antifungi (Griseofulvin)
3. Antilepra (Dapson, Klofazimin)
4. Antituberkulosis ( Etambutol, Isoniazid, Rifampisin, Streptomisin)
8.