Anda di halaman 1dari 40

Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)


2017

Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI)


didukung oleh
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
2017

Draft 2 September 2017 1


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

Penyusun

KELOMPOK KERJA AIPKI

Titi Savitri Prihatiningsih


Setiawan
Ardi Findyartini
Aprilia Ekawati Utami
Daniel Richard Kambey
Amandha Boy Timor
Candrika Dini Khaerani

Kontributor
TIM AHLI

KOLEGIUM

FAKULTAS KEDOKTERAN

Draft 2 September 2017 2


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

Sistematika Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Bab I. Pendahuluan

Bab II. Sistematika Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Bab III. Rumusan Profil Lulusan, Area Kompetensi dan Capaian Pembelajaran

Bab IV. Daftar Lampiran

Bab V. Penggunaan Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Draft 2 September 2017 3


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

BAB I
PENDAHULUAN

Secara nasional saat ini Indonesia menghadapi tantangan kesehatan berupa transisi demografis
dan epidemiologis. Permasalahan ini tidak saja terkait morbiditas dan mortalitas namun juga
menyangkut aspek sumber daya manusia dan fasilitas pelayanan kesehatan. Institusi pendidikan
dokter sangat berperan dalam mewujudkan lulusan yang mampu menjadi agen perubahan dan
menghasilkan inovasi kesehatan yang berguna bagi bangsa. Pendidikan kedokteran harus
mampu menyelaraskan diri dengan rencana pembangunan kesehatan Indonesia saat ini dan
masa depan sehingga terjadi sinergisme antara sistem pendidikan dengan sistem pelayanan
kesehatan.

Tantangan kesehatan yang dinamis tersebut juga telah disikapi dengan keluarnya berbagai
regulasi kesehatan yang baru. Dalam 5 tahun terakhir terdapat beberapa regulasi yang harus
menjadi referensi dalam penyelenggaraan pendidikan kedokteran dan perumusan ulang standar
kompetensi dokter Indonesia. Diantaranya, dengan diberlakukannya sistem Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) per tanggal 1 Januari 2014 dengan konsep Universal Coverage yang
diimplementasikan di Indonesia diperlukan penguatan pelayanan kesehatan di tingkat primer
dan penekanan usaha promotif dan preventif. JKN merupakan wujud nyata revolusi mental
dengan semangat gotong royong. Lulusan dokter perlu mampu melakukan upaya promotif dan
preventif pada masyarakat dan komunitas, melalui upaya mendiagnosis penyebab masalah di
masyarakat (termasuk social determinants of health) dan lebih jauh bekerja sama dengan profesi
lain baik dari bidang kesehatan maupun nonkesehatan untuk mengatasi penyebab masalah
tersebut. Perumusan kompetensi Dokter saat ini telah diupayakan memerhatikan rumusan
kompetensi Dokter Layanan Primer dan Dokter Spesialis sehingga terjadi harmonisasi dan
keutuhan sistem pelayanan kesehatan yang holistik dan komprehensif, serta pelaksanaan sistem
rujukan berjenjang.

Dokter Indonesia ke depan juga harus dapat mengantisipasi permasalahan kesehatan global.
Dengan demikian, lulusan pendidikan dokter harus mampu memenuhi kebutuhan nasional dalam
konteks kesehatan global. Selain itu, lulusan dokter adalah lulusan dengan multipotensi yang
diharapkan mampu memperkuat sistem pelayanan kesehatan dan pendidikan kedokteran
melalui pengembangan diri di jalur profesi/klinis, akademik, penelitian dan bidang lain yang
memungkinkan pengembangan dan inovasi berkelanjutan.

SKDI 2017 perlu menegaskan bahwa dokter yang dihasilkan oleh institusi pendidikan dokter
memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi dokter yang mampu memberikan pelayanan
kesehatan secara holistik dan komprehensif sesuai kewenangannya di fasilitas pelayanan
kesehatan primer (Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer, FKTP) ataupun lanjut (Fasilitas Kesehatan

Draft 2 September 2017 4


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

Rujukan Tingkat Lanjut, FKRTL). Dalam perumusan konsep kompetensi dan kewenangan yang
dimandatkan (entrustable professional activities) untuk lulusan dokter baru, perlu
dipertimbangkan kontinuitas kompetensinya dengan Dokter Layanan Primer dan Dokter
Spesialis. Dengan kata lain, perumusan kompetensi Dokter perlu memerhatikan rumusan
kompetensi Dokter Layanan Primer dan Dokter Spesialis sehingga dapat tercapai harmonisasi
dan keutuhan sistem pelayanan kesehatan yang holistik dan komprehensif, serta pelaksanaan
sistem rujukan berjenjang.

§Pemeliharaan § Diagnosis § Diagnosis § Rehabilitasi §Paliatif


kesehatan Dini § Pengobatan
K
O
M
P
Spesialis E
T
DLP E
N
Dokter Sehat Pra-sakit Sakit S
I
Promosi Prevensi Kura f Rehabilita f Palia f

Konsep Kontinum Interaksi Dokter-Pasien


(Kompetensi, Kedudukan Dokter, Dokter Layanan Primer dan Dokter
Gambar 1. Konsep Kontinum Interaksi Spesialis Dalam Pelayanan
Dokter-Pasien Kedokteran)
(Kompetensi, Kedudukan dokter, dokter
(HASIL PERTEMUAN TIM POKJA SKDI-SPPDI DENGAN KEMENKES & TIM POKJA DLP 16 AGUSTUS 2017)
layanan primer dan dokter spesialis dalam Pelayanan Kedokteran)1

Gambar 1 menunjukkan interaksi dokter-pasien dalam pelayanan kedokteran secara


komprehensif sesuai dengan paradigma pencegahan yang diselenggarakan oleh dokter, dokter
layanan primer dan dokter spesialis secara kolaboratif. Konsep kontinum ini sangat penting untuk
mempertimbangkan keterkaitan antara kompetensi dokter, dokter layanan primer dan dokter
spesialis dalam memberikan pelayanan kepada individu, keluarga dan masyarakat secara
berkesinambungan. Berbagai peran dalam pelayanan kedokteran tersebut memerhatikan
berbagai aspek individu, sistem pelayanan, determinan sosial dan diterapkan melalui kolaborasi
dengan berbagai profesi. Pusat dari seluruh upaya terkait adalah individu, keluarga dan
masyarakat yang dilayani. Gambar 2 menunjukkan bahwa baik dokter, dokter layanan primer,
dan dokter spesialis berperan dalam upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan, kuratif,
rehabilitatif dan paliatif, sesuai dengan peran di fasilitas pelayanan kesehatan terkait (FKTP atau
FKTRL). Tinggi rendahnya kurva di Gambar 2, bertujuan menggambarkan peran yang diharapkan
dapat lebih dominan dilakukan oleh masing-masing pihak dalam menyelenggarakan pelayanan
kedokteran dan kesehatan. Kurva perlu dipahami sebagai gambaran umum dan bersifat dinamis
sehingga penerapannya bersifat kontekstual sesuai masalah kesehatan, kompetensi dokter atau
dokter layanan primer atau dokter spesialis, sarana prasarana, tatanan pelayanan (FKTP/FKTRL),
dan fokus upaya pada individu/keluarga/masyarakat.

1 Hasil Pertemuan Tim Pokja SKDI-SPPDI dengan Kemenkes dan Tim Pokja DLP, 16 Agustus 2017

Draft 2 September 2017 5


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

1. Upaya promotif
Pada populasi yang sehat, peran dokter, dokter layanan primer dan dokter spesialis adalah
pada upaya promosi kesehatan. Dokter spesialis diharapkan mampu berperan aktif,
sedangkan dokter layanan primer mampu lebih menjangkau pelaksanaan upaya promosi
kesehatan secara lebih proaktif dan memanfaatkan berbagai variasi pendekatan pada
populasi yang dilayani secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Dokter pun
diharapkan berperan aktif dalam melaksanakan upaya promosi kesehatan tersebut secara
proaktif sesuai dengan peran dokter di FKTP dan FKTRL. Peran promosi kesehatan di level ini
memerhatikan pentingnya peran upaya pencegahan penyakit pada masyarakat sehat sejak
usia dini dan remaja.
2. Upaya preventif
Pada populasi dengan faktor risiko, peran dokter, dokter layanan primer dan dokter spesialis
adalah melakukan pencegahan dan deteksi dini timbulnya penyakit baik pada individu,
keluarga dan masyarakat. Berbagai upaya memberikan perlindungan khusus (vaksinasi dan
lain-lain) serta screening dapat dilakukan dalam tahap ini. Dokter sangat berperan di tahap
ini dalam lingkup populasi yang dilayani di FKTP atau FKTRL. Sedangkan dokter layanan
primer kembali diharapkan melakukan upaya ini secara lebih proaktif terhadap individu,
keluarga dan masyarakat yang dilayani di FKTP.
3. Upaya kuratif
Pada populasi yang sudah sakit, dokter spesialis diharapkan dapat lebih berperan
memberikan tatalaksana yang paripurna sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Para
dokter spesialis yang bertugas di FKTRL berperan menuntaskan penatalaksanaan penyakit
sehingga disabilitas pasien dapat dibatasi. Dokter dan dokter layanan primer tetap berperan
memberikan upaya kuratif pada berbagai masalah kesehatan akut atau kronis yang dapat
diberikan di FKTP.
4. Upaya rehabilitatif
Upaya rehabilitasi bagi pasien agar dapat mengembalikan berbagai fungsi setelah sakit
menjadi rangkaian penatalaksanaan yang sangat penting. Bidang spesialisasi tertentu
mendalami keilmuan dan kompetensi klinis terkait secara khusus dalam bidang ini sehingga
dapat memberikan layanan rehabilitatif yang lebih paripurna. Peran dokter layanan primer
dalam upaya rehabilitasi dikembalikan lagi ke berbagai upaya rehabilitatif berbasis individu
dan keluarga yang dapat dilaksanakan secara berkesinambungan di FKTP. Dokter yang
bertugas di FKTP dan FKTRL dapat berkolaborasi melakukan pelayanan rehabilitatif yang
diperlukan sesuai dengan kewenangannya.
5. Upaya paliatif
Upaya paliatif bagi pasien penyakit kronis end-stage, menjadi bagian tak terpisahkan dari
pelayanan kedokteran dan kesehatan yang holistik dan komprehensif. Berbagai langkah
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, mengurangi nyeri kronis dan lain-lain dapat
dilakukan atas kolaborasi dokter spesialis, dokter layanan primer dan dokter sesuai tingkat
pelayanan kedokteran yang diperlukan. Pada kasus pasien kanker misalnya, bagi pasien yang

Draft 2 September 2017 6


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

masih memerlukan pelayanan kemoterapi yang disediakan di FKTRL, dapat menjalani upaya
paliatif di tatanan pelayanan tersebut. Namun, upaya peningkatan kualitas hidup dapat
dilanjutkan di rumah atau di FKTP bila diperlukan dan dibantu oleh dokter layanan primer
atau dokter yang bertugas di tatanan pelayanan tersebut.

Untuk mencapai berbagai hal di atas, maka SKDI yang baru ini telah disusun mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan Kedokteran, dengan isi sebagai berikut :

• Standar Kompetensi
o Profil lulusan dokter
o Area kompetensi
o Capaian pembelajaran
o Penjabaran kompetensi
o Tingkat pencapaian kompetensi dan
o Lampiran yang terdiri dari ruang lingkup materi, daftar masalah kesehatan sesuai
kelompok usia, daftar penyakit sesuai kelompok usia, daftar keterampilan klinis,
daftar kemampuan non klinis, disertai penjelasan terhadap implementasi
kompetensi dalam konteks kasus tertentu dan dalam konteks penatalaksanaan
masalah kesehatan secara menyeluruh dan komprehensif, termasuk kompetensi
dokter dalam melakukan strategi pemeliharaan kesehatan dan pencegahan primer
penyakit.
o Serta penjelasan bagaimana menerapkan Standar Kompetensi Lulusan program
pendidikan dokter

Draft 2 September 2017 7


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

BAB II
SISTEMATIKA STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017 mengedepankan berbagai area kompetensi


yang perlu dikembangkan bagi lulusan dokter yang akan menghadapi berbagai tantangan
lokal dan global di masa yang akan datang. Secara umum, SKDI 2017 menetapkan profil,
area kompetensi dan capaian pembelajaran lulusan dokter Indonesia dalam 10-15 tahun
ke depan. Profil lulusan dokter yang diharapkan dapat dihasilkan oleh seluruh program
studi pendidikan dokter di Indonesia adalah:
1. Dokter yang memiliki pribadi berkarakter beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME,
berakhlak mulia, beretika, berbudi pekerti, dan menjunjung tinggi moralitas, sebagai
pembelajar sepanjang hayat, bertanggungjawab sosial, cinta tanah air, dan
berkomitmen untuk menyehatkan kehidupan masyarakat.
2. Dokter yang memiliki kemampuan literasi di bidang sains, finansial, sosial dan
budaya, serta IT dan digital dalam menghadapi permasalahan kesehatan yang
kompleks.
3. Dokter yang mampu mengelola kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat primer
berdasarkan etika kedokteran dengan berperan sebagai profesional, komunikator,
kolaborator, leader, manajer, edukator, advokator, dan peneliti, untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan paripurna berpusat pada individu, dalam konteks keluarga dan
komunitas.

Area kompetensi yang terkait dengan profil lulusan yang diharapkan di atas dan perlu
dielaborasi lebih lanjut dalam SKDI 2017 adalah:
1. Area kompetensi profesionalitas yang luhur,
2. Area kompetensi mawas diri dan pengembangan diri,
3. Area kompetensi literasi sains atau landasan ilmiah,
4. Area kompetensi literasi finansial,
5. Area kompetensi literasi sosial budaya,
6. Area kompetensi literasi IT dan digital,
7. Area kompetensi komunikasi efektif,
8. Area kompetensi pengelolaan masalah kesehatan,
9. Area kompetensi kolaborasi dan kerjasama,
10. Area kompetensi keterampilan klinis, dan
11. Area kompetensi kreativitas dan inovasi.

Draft 2 September 2017 8


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

Berbagai area kompetensi ini dikelompokkan dalam 3 aspek yaitu: a. Area kompetensi
teknis (doing the right thing), b. Area kompetensi intelektual, analitis, dan kreatif (doing
the thing right), dan c. Area kompetensi terkait kemampuan personal dan profesionalitas
(the right person doing it). 2 3

KELOMPOK AREA KOMPETENSI PERSONAL DAN PROFESIONAL (the right person doing
it)
1. Area kompetensi profesionalitas yang luhur,
2. Area kompetensi mawas diri dan pengembangan diri.

KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTELEKTUAL, ANALITIS, KREATIF (doing the thing right)
3. Area kompetensi literasi sains atau landasan ilmiah,
4. Area kompetensi literasi finansial,
5. Area kompetensi literasi sosial budaya,
6. Area kompetensi kreativitas dan inovasi.

KELOMPOK AREA KOMPETENSI TEKNIS (doing the right thing)


7. Area kompetensi pengelolaan masalah kesehatan,
8. Area kompetensi keterampilan klinis,
9. Area kompetensi literasi IT dan digital,
10. Area kompetensi komunikasi efektif,
11. Area kompetensi kolaborasi dan kerjasama.

Gambar 2 menjelaskan hubungan profil dengan berbagai area kompetensi yang


dipusatkan pada penerapan seluruh kemampuan untuk peningkatan kualitas kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat.

2 Harden RM, Crosby JR, Davis MH & Friedman M (1999). AMEE Guide No. 14: Outcome-based education: Part 5-From competency to meta
competency: a model for the specification of learning outcomes. Medical Teacher 21(6): 546-52.
3
Core competency for medical graduates WHO – South East Asia (SEAR) Region (2015).

Draft 2 September 2017 9


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

Gambar 2. Skema hubungan profil dan area kompetensi dalam SKDI 2017 (note:
kelompok area kompetensi perlu diperbaiki)

Selanjutnya Gambar 3 merumuskan hubungan berbagai kelompok area kompetensi.

KELOMPOK AREA
KOMPETENSI TEKNIS
(Doing the right thing)

KELOMPOK AREA
KOMPETENSI
INTELEKTUAL, ANALITIS,
KREATIF
(Doing the thing right)
KELOMPOK AREA
KOMPETENSI PERSONAL
DAN PROFESIONAL
(The right person doing
it)

Gambar 3. Skema kelompok area kompetensi dan area kompetensi

SKDI 2017 akan menguraikan capaian pembelajaran untuk tiap area kompetensi dengan
memerhatikan target untuk tahap pendidikan akademik dan profesi dan mengaitkannya
dengan profil lulusan dokter yan diharapkan.

SKDI 2017 menekankan penerapan konsep pencapaian kompetensi mahasiswa


kedokteran secara bertahap selama proses pendidikan, baik di tahap akademik maupun
tahap profesi. Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012 telah merumuskan berbagai

Draft 2 September 2017 10


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

area kompetensi, kompetensi inti, komponen kompetensi dan enabling outcome (capaian
pembelajaran) secara lengkap dan sistematis. Selain itu, untuk memberikan informasi
lebih lengkap pada seluruh pemangku kepentingan, dokumen SKDI 2012 dilengkapi
dengan daftar masalah kesehatan, daftar topik bahasan, daftar kasus dan tingkat
pencapaian kompetensi yang diharapkan, dan daftar keterampilan klinis dan tingkat
pencapaian kompetensi yang diharapkan.

Gambar 4 di bawah ini memberikan gambaran secara skematis bagaimana keseluruhan


area kompetensi dan lampiran dipergunakan oleh seorang dokter dalam menghadapi
pasien.

Gambar 4. Landasan Konsep SKDI 2012

Daftar lampiran dalam SKDI bertujuan untuk melengkapi dan memberikan konteks yang
sesuai untuk penerapan berbagai enabling outcome (capaian pembelajaran) dari seluruh
area kompetensi. Dengan kata lain, perlu dipahami bahwa seluruh atau sebagian enabling
outcome atau capaian pembelajaran diterapkan secara terintegrasi dalam bentuk
kompetensi sesuai konteks kasus yang dihadapi.

Beberapa definisi penting yang digunakan dalam SKDI 2017 yang perlu dipahami oleh
seluruh pemangku kepentingan adalah sebagai berikut:

Draft 2 September 2017 11


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

Dokter
Dokter adalah lulusan program pendidikan dokter yang terdiri dari pendidikan akademik
dan profesi yang memenuhi level 7 KKNI dan memiliki kompetensi untuk melakukan
pelayanan kedokteran dan kesehatan sesuai kewenangannya di fasilitas kesehatan tingkat
primer. Setelah menyelesaikan Program Magang Dokter Baru (MDB) atau internsip,
memiliki kewenangan dan izin untuk melakukan pelayanan kedokteran dan kesehatan
secara mandiri dan dilakukan menurut hukum dalam pelayanan kesehatan. Dalam
melakukan pelayanan di tatanan pelayanan kesehatan primer, Dokter dapat
berdampingan dan berkolaborasi dengan Dokter Layanan Primer. Dokter juga dapat
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan lanjut sesuai kewenangan yang diberikan oleh
institusi. Dokter dapat melanjutkan pendidikan akademik-profesi lanjut yang sesuai minat
dan potensi masing-masing baik Dokter Layanan Primer, Dokter Spesialis dan bidang
penelitian, akademik dan pendidikan, dan lain-lain.

Standar Kompetensi

Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik


Indonesia nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Standar
Kompetensi merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan
capaian pembelajaran lulusan. Dan dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Standar kompetensi disahkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia dan disusun oleh asosiasi institusi pendidikan kedokteran serta
kolegium kedokteran.

Kompetensi

Kompetensi berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah akumulasi


kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan tanggung jawab individu
pada bidang kerjanya. Kompetensi seorang dokter didefinisikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku serta kualitas personal yang esensial untuk seseorang dapat
melakukan praktik kedokteran.4 5 Lebih lanjut kompetensi juga digambarkan sebagai
pemanfaatan secara habitual dan tepat kemampuan komunikasi, pengetahuan,
keterampilan teknis, penalaran klinis, emosi, nilai-nilai dan refleksi dalam praktik sehari-
hari untuk kepentingan individu dan masyarakat yang dilayani. 6 Kompetensi
dipertimbangkan sebagai prasyarat untuk performa seorang dokter dan juga dianggap

4 Albanese, MA, Mejicano G, Mullan P, Kokotailo P, Gruppen L (2008). Defining characteristics of educational competencies. Medical Education,
42:248-55.
5 Frank JR, et al. (2010). Competency-based medical education: theory to practice. Medical Teacher 32: 638-45.
6 Epstein RM. (2007). Assessment in medical education. N Engl J Med 356:387-96.

Draft 2 September 2017 12


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

sebagai kemampuan dokter yang dapat diobservasi dan mengintegrasikan berbagai aspek
potensi kemampuan secara tepat sesuai dengan situasi dan kondisi.7

Capaian pembelajaran (expected learning outcome)

Capaian pembelajaran menggambarkan berbagai kemampuan yang perlu dicapai oleh


peserta didik di akhir suatu program pendidikan dan merefleksikan pengetahuan,
keterampilan dan nilai secara utuh dan terintegrasi. Rumusan capaian pembelajaran yang
eksplisit akan memfasilitasi keselarasan proses pembelajaran dan asesmen dalam
kurikulum berbasis kompetensi atau kurikulum berbasis outcome. Capaian pembelajaran
perlu memerhatikan perilaku dan performa yang diharapkan dari peserta didik, berisi
rumusan aktivitas yang jelas dari peserta didik, memfasilitasi identifikasi metode asesmen
yang sesuai dan berisi kriteria performa yang diharapkan. Pada dasarnya capaian
pembelajaran ini tidak semata-mata berisi uraian pengetahuan, keterampilan dan
perilaku peserta didik secara terpisah, melainkan dapat merefleksikan gabungan dari
berbagai aspek yang relevan. Rumusan capaian pembelajaran menggambarkan komitmen
program pendidikan yang berpusat pada peserta didik.8

Literasi

Literasi diartikan sebagai kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh seorang lulusan
dokter sehingga mampu untuk menerapkan keterampilan inti yang dimiliki dalam
kehidupan sehari-hari.9

7 Frank JR, et al. (2010). Competency-based medical education: theory to practice. Medical Teacher 32: 638-45.
8 Harden RM (2002). Learning outcomes and instructional objectives: is there a difference? Medical Teacher 24(2): 151-155
9 World Economic Forum (2015). New vision for education: Unlocking the potential of technology.

Draft 2 September 2017 13


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

BAB III
RUMUSAN PROFIL LULUSAN, AREA KOMPETENSI DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN
No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
A Dokter yang A. Personal A.1 Mampu melaksanakan A.1.1 A.1.1.1
memiliki pribadi dan Profesionalitas praktik kedokteran Berke- Menerapkan praktik
berkarakter beriman profesional yang Luhur yang profesional sesuai Tuhanan Yang kedokteran dengan
dan bertaqwa pada dengan nilai dan prinsip Maha prinsip yang berke-
Tuhan YME, ke-Tuhan-an, moral Esa/Yang Tuhan-an
berakhlak mulia, luhur, etika, disiplin, Maha Kuasa
beretika, berbudi hukum, dan sosial
pekerti, dan budaya.
menjunjung tinggi
moralitas, sebagai
pembelajar
sepanjang hayat,
bertanggungjawab
sosial, cinta tanah
air, dan
berkomitmen untuk
menyehatkan
kehidupan
masyarakat
A.1.1.2
Menerapkan praktik
kedokteran dengan sikap
bahwa yang dilakukan
dalam praktik kedokteran

Draft 2 September 2017 14


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
merupakan upaya
maksimal
A.1.2 A.1.2.1
Bermoral, Menerapkan praktik
beretika dan kedokteran dengan
disiplin bersikap dan berperilaku
sesuai dengan standar
nilai moral yang luhur
dalam praktik kedokteran
Menerapkan praktik
kedokteran dengan
bersikap sesuai dengan
prinsip dasar etika
kedokteran dan kode etik
kedokteran Indonesia
A.1.2.2
Mampu mengambil
keputusan terhadap
dilema etik yang terjadi
pada pelayanan
kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat
A.1.2.3
Menerapkan praktik
kedokteran dan
kehidupan
bermasyarakat dengan
bersikap disiplin
A.1.3 A.1.3.1

Draft 2 September 2017 15


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
Sadar dan taat Mengidentifikasi masalah
hukum hukum dalam pelayanan
kedokteran dan
memberikan saran cara
pemecahannya
A.1.3.2
Menyadari tanggung
jawab dokter dalam
hukum dan ketertiban
masyarakat
A.1.3.3
Menaati perundang-
undangan dan aturan
yang berlaku
A.1.3.4
Membantu penegakkan
hukum serta keadilan
A.1.4 A.1.4.1
Berwawasan Mengenali sosial-budaya-
sosial budaya ekonomi masyarakat
yang dilayani
Menghargai perbedaan
persepsi yang
dipengaruhi oleh agama,
usia, gender, etnis,
difabilitas, dan sosial-
budaya-ekonomi dalam
menjalankan praktik
kedokteran dan

Draft 2 September 2017 16


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
bermasyarakat
A.1.4.2
Menerapka praktik
kedokteran dengan
menghargai dan
melindungi kelompok
rentan
A.1.4.3
Menerapkan praktik
kedokteran dengan
menghargai upaya
kesehatan komplementer
dan alternatif yang
berkembang di
masyarakat multikultur
A.1.5 A.1.5.1
Berperilaku Menunjukkan karakter
profesional sebagai dokter yang
profesional
A.1.5.2
Menerapkan sikap dan
berbudaya menolong
A.1.5.3
Mengutamakan
keselamatan pasien
A.1.5.4
Mampu bekerja sama
intra- dan
interprofesional dalam

Draft 2 September 2017 17


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
tim pelayanan kesehatan
demi keselamatan pasien
A.1.5.5
Melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan
dalam kerangka sistem
kesehatan nasional dan
global
A.2 Mampu melakukan A.2.1 A.2.1.1
Mawas Diri praktik kedokteran Menerapkan Mengenali dan mengatasi
dan dengan menyadari mawas diri masalah keterbatasan
Pengembanga keterbatasan, fisik, psikis, sosial dan
n Diri mengatasi masalah budaya diri sendiri
personal,
mengembangkan diri,
mengikuti penyegaran
dan peningkatan
pengetahuan secara
berkesinambungan
serta mengembangkan
pengetahuan demi
keselamatan pasien.
A.2.1.2
Tanggap terhadap
tantangan profesi
A.2.1.3
Menyadari keterbatasan
kemampuan diri dan
merujuk kepada yang

Draft 2 September 2017 18


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
lebih mampu
A.2.1.4
Menerima dan
merespons positif umpan
balik dari pihak lain untuk
pengembangan diri
A.2.2 A.2.2.1
Mempraktikka Menyadari kinerja
n belajar profesionalitas diri dan
sepanjang mengidentifikasi
hayat kebutuhan belajar untuk
mengatasi kelemahan
A.2.2.2
Berperan aktif dalam
upaya pengembangan
profesi
A.2.3 A.2.3.1
Mengembangk Melakukan penelitian
an ilmiah yang berkaitan
pengetahuan dengan masalah
kesehatan pada individu,
keluarga dan masyarakat
serta mendiseminasikan
hasilnya
B Dokter yang B.1 Mampu menyelesaikan B. 1.1 B.1.1.1
memiliki Landasan masalah kesehatan Menerapkan Menerapkan prinsip-
kemampuan literasi ilmiah ilmu berdasarkan landasan ilmu Biomedik, prinsip ilmu Biomedik,
di bidang sains, kedokteran ilmiah ilmu kedokteran ilmu ilmu Humaniora, ilmu
sosial dan budaya, (literasi sains) dan kesehatan yang Humaniora, Kedokteran Klinik, dan

Draft 2 September 2017 19


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
finansial, serta mutakhir untuk ilmu ilmu Kesehatan
teknologi informasi mendapat hasil yang Kedokteran Masyarakat/Kedokteran
dan digital dalam optimum. Klinik, dan Pencegahan/Kedokteran
menghadapi ilmu Komunitas yang
permasalahan Kesehatan berhubungan dengan
kesehatan yang Masyarakat/ promosi kesehatan
kompleks. Kedokteran individu, keluarga, dan
Pencegahan/K masyarakat
edokteran
Komunitas
yang terkini
untuk
mengelola
masalah
kesehatan
secara holistik
dan
komprehensif.
B.1.1.2
Menerapkan prinsip-
prinsip ilmu Biomedik,
ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan
ilmu Kesehatan
Masyarakat/Kedokteran
Pencegahan/Kedokteran
Komunitas yang
berhubungan dengan
prevensi masalah

Draft 2 September 2017 20


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
kesehatan individu,
keluarga, dan masyarakat
B.1.1.3
Menerapkan prinsip-
prinsip ilmu Biomedik,
ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan
ilmu Kesehatan
Masyarakat/Kedokteran
Pencegahan/Kedokteran
Komunitas untuk
menentukan prioritas
masalah kesehatan pada
individu, keluarga, dan
masyarakat
B.1.1.4
Menerapkan prinsip-
prinsip ilmu Biomedik,
ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan
ilmu Kesehatan
Masyarakat/Kedokteran
Pencegahan/Kedokteran
Komunitas yang
berhubungan dengan
terjadinya masalah
kesehatan individu,
keluarga, dan masyarakat
B.1.1.5

Draft 2 September 2017 21


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
Menggunakan data klinik
dan pemeriksaan
penunjang yang rasional
untuk menegakkan
diagnosis
B.1.1.6
Menggunakan alasan
ilmiah dalam
menentukan
penatalaksanaan masalah
kesehatan berdasarkan
etiologi, patogenesis, dan
patofisiologi
B.1.1.7
Menentukan prognosis
penyakit melalui
pemahaman prinsip-
prinsip ilmu Biomedik,
ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan
ilmu Kesehatan
Masyarakat/Kedokteran
Pencegahan/Kedokteran
Komunitas
B.1.1.8
Menerapkan prinsip-
prinsip ilmu Biomedik,
ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan

Draft 2 September 2017 22


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
ilmu Kesehatan
Masyarakat/Kedokteran
Pencegahan/Kedokteran
Komunitas yang
berhubungan dengan
rehabilitasi medik dan
sosial pada individu,
keluarga dan masyarakat
B.1.1.9
Menerapkan prinsip-
prinsip ilmu Biomedik,
ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran
Klinik, dan ilmu
Kesehatan
Masyarakat/Kedokteran
Pencegahan/Kedokteran
Komunitas yang
berhubungan dengan
kepentingan hukum dan
peradilan
B.1.1.10
Mempertimbangkan
kemampuan dan
kemauan pasien, bukti
ilmiah kedokteran, dan
keterbatasan sumber
daya dalam pelayanan
kesehatan untuk

Draft 2 September 2017 23


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
mengambil keputusan
B.3
Literasi Sosial
Budaya
B.4
Literasi
finansial
B.5
Kreativitas dan
inovasi
C Dokter yang mampu C. C.1 Mampu mengelola C.1.1 C.1.1.1
mengelola Teknis Pengelolaan masalah kesehatan Melaksanakan Mengidentifikasi
kesehatan di masalah individu, keluarga promosi kebutuhan perubahan
fasillitas kesehatan maupun masyarakat kesehatan pola pikir, sikap dan
kesetahatan tingkat secara komprehensif, pada individu, perilaku, serta modifikasi
primer berdasarkan holistik, terpadu dan keluarga dan gaya hidup untuk
etika kedokteran berkesinambungan masyarakat promosi kesehatan pada
dengan berperan dalam konteks berbagai kelompok umur,
sebagai profesional, pelayanan kesehatan agama, masyarakat, jenis
komunikator, primer. kelamin, etnis, dan
kolaborator, budaya
manajer, edukator,
advokator, dan
peneliti, untuk
mewujudkan
pelayanan
kesehatan paripurna
berpusat pada
individu, dalam

Draft 2 September 2017 24


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
konteks keluarga
dan komunitas
(person-centered
care medical home)
C.1.1.2
Merencanakan dan
melaksanakan
pendidikan kesehatan
dalam rangka promosi
kesehatan di tingkat
individu, keluarga, dan
masyarakat
C.1.2 C.1.2.1
Melaksanakan Melakukan pencegahan
pencegahan timbulnya masalah
dan deteksi kesehatan
dini terjadinya
masalah
kesehatan
pada individu,
keluarga dan
masyarakat
C.1.2.2
Melakukan kegiatan
penapisan faktor risiko
penyakit laten untuk
mencegah dan
memperlambat
timbulnya penyakit

Draft 2 September 2017 25


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
C.1.2.3
Melakukan pencegahan
untuk memperlambat
progresi dan timbulnya
komplikasi penyakit dan
atau kecacatan
C.1.3 C.1.3.1
Melakukan Menginterpretasi data
penatalaksana klinis dan
an masalah merumuskannya menjadi
kesehatan diagnosis
individu,
keluarga dan
masyarakat
C.1.3.2
Menginterpretasi data
kesehatan keluarga
dalam rangka
mengidentifikasi masalah
kesehatan keluarga
C.1.3.3
Menginterpretasi data
kesehatan masyarakat
dalam rangka
mengidentifikasi dan
merumuskan diagnosis
komunitas
C.1.3.4
Memilih dan menerapkan

Draft 2 September 2017 26


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
strategi penatalaksanaan
yang paling tepat
berdasarkan prinsip
kendali mutu, biaya, dan
berbasis bukti
C.1.3.5
Mengelola masalah
kesehatan secara mandiri
dan bertanggung jawab
(lihat Daftar Pokok
Bahasan dan Daftar
Penyakit) dengan
memperhatikan prinsip
keselamatan pasien
C.1.3.6
Mengkonsultasikan
dan/atau merujuk sesuai
dengan standar
pelayanan medis yang
berlaku (lihat Daftar
Penyakit)
C.1.3.7
Membuat instruksi medis
tertulis secara jelas,
lengkap, tepat, dan dapat
dibaca
C.1.3.8
Membuat surat
keterangan medis seperti

Draft 2 September 2017 27


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
surat keterangan sakit,
sehat, kematian, laporan
kejadian luar biasa,
laporan medikolegal
serta keterangan medis
lain sesuai
kewenangannya
termasuk visum et
repertum dan identifikasi
jenasah
C.1.3.9
Menulis resep obat
secara bijak dan rasional
(tepat indikasi, tepat
obat, tepat dosis, tepat
frekwensi dan cara
pemberian, serta sesuai
kondisi pasien), jelas,
lengkap, dan dapat
dibaca.
C.1.3.10
Mengidentifikasi
berbagai indikator
keberhasilan
pengobatan, memonitor
perkembangan
penatalaksanaan,
memperbaiki, dan
mengubah terapi dengan

Draft 2 September 2017 28


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
tepat
C.1.3.11
Menentukan prognosis
masalah kesehatan pada
individu, keluarga, dan
masyarakat
C.1.3.12
Melakukan rehabilitasi
medik dasar dan
rehabilitasi sosial pada
individu, keluarga, dan
masyarakat
C.1.3.13
Menerapkan prinsip-
prinsip epidemiologi dan
pelayanan kedokteran
secara komprehensif,
holistik, dan
berkesinambungan
dalam mengelola
masalah kesehatan
C.1.3.14
Melakukan tatalaksana
pada keadaan wabah dan
bencana mulai dari
identifikasi masalah
hingga rehabilitasi
komunitas
C.1.4 C.1.4.1

Draft 2 September 2017 29


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
Memberdayak Memberdayakan dan
an dan berkolaborasi dengan
berkolaborasi masyarakat agar mampu
dengan mengidentifikasi masalah
masyarakat kesehatan actual yang
dalam upaya terjadi serta
meningkatkan mengatasinya bersama-
derajat sama
kesehatan
C.1.4.2
Bekerja sama dengan
profesi dan sektor lain
dalam rangka
pemberdayaan
masyarakat untuk
mengatasi masalah
kesehatan
C.1.5 C.1.5.1
Mengelola Mengelola sumber daya
sumber daya manusia, keuangan,
secara efektif, sarana, dan prasarana
efisien dan secara efektif dan efisien
berkesinambu
ngan dalam
penyelesaian
masalah
kesehatan
C.1.5.2
Menerapkan manajemen

Draft 2 September 2017 30


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
mutu terpadu dalam
pelayanan kesehatan
primer dengan
pendekatan kedokteran
keluarga
C.1.5.3
Menerapkan manajemen
kesehatan dan institusi
layanan kesehatan
C.1.6 C.1.6.1
Mengakses Menggambarkan
dan bagaimana pilihan
menganalisis kebijakan dapat
serta memengaruhi program
menerapkan kesehatan masyarakat
kebijakan dari aspek fiskal,
kesehatan administrasi, hukum,
spesifik yang etika, sosial, dan politik.
merupakan
prioritas
daerah
masing-masing
di Indonesia
C.2 Mampu melakukan C.2.1 C.2.1.1
Keterampilan prosedur klinis yang Melakukan Melakukan dan
Klinis berkaitan dengan prosedur menginterpretasi hasil
masalah kesehatan diagnosis auto-, allo- dan hetero-
dengan menerapkan anamnesis, pemeriksaan
prinsip keselamatan fisik umum dan khusus

Draft 2 September 2017 31


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
pasien, keselamatan sesuai dengan masalah
diri sendiri, dan pasien
keselamatan orang lain.
C.2.1.2
Melakukan dan
menginterpretasi
pemeriksaan penunjang
dasar dan mengusulkan
pemeriksaan penunjang
lainnya yang rasional
C.2.2 C.2.2.1
Melakukan Melakukan edukasi dan
prosedur konseling
penatalaksana
an yang
holistik dan
komprehensif
C.2.2.2
Melaksanakan promosi
kesehatan
C.2.2.3
Melakukan tindakan
medis preventif
C.2.2.4
Melakukan tindakan
medis kuratif
C.2.2.5
Melakukan tindakan
medis rehabilitatif

Draft 2 September 2017 32


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
C.2.2.6
Melakukan prosedur
proteksi terhadap hal
yang dapat
membahayakan diri
sendiri dan orang lain
C.2.2.7
Melakukan tindakan
medis pada kedaruratan
klinis dengan
menerapkan prinsip
keselamatan pasien
C.2.2.8
Melakukan tindakan
medis dengan
pendekatan medikolegal
terhadap masalah
kesehatan/kecederaan
yang berhubungan
dengan hukum
C.3 Mampu memanfaatkan C.3.1 C.3.1.1
Pengelolaan teknologi informasi Mengakses Memanfaatkan teknologi
Informasi / komunikasi dan dan menilai informasi komunikasi dan
Literasi informasi kesehatan informasi dan informasi kesehatan
Teknologi dalam praktik pengetahuan untuk meningkatkan
Informasi kedokteran. mutu pelayanan
kesehatan
C.3.1.2
Memanfaatkan

Draft 2 September 2017 33


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
keterampilan
pengelolaan informasi
kesehatan untuk dapat
belajar sepanjang hayat
C.3.2 C.3.2.1
Mendiseminas Memanfaatkan
ikan informasi keterampilan
dan pengelolaan informasi
pengetahuan untuk diseminasi
secara efektif informasi dalam bidang
kepada kesehatan.
profesional
kesehatan,
pasien,
masyarakat
dan pihak
terkait untuk
peningkatan
mutu
pelayanan
kesehatan
C.4 Mampu menggali dan C.4.1 C.4.1.1
Komunikasi bertukar informasi Berkomunikasi Membangun hubungan
Efektif secara verbal dan dengan pasien melalui komunikasi
nonverbal dengan dan keluarga verbal dan nonverbal
pasien pada semua
usia, anggota keluarga,
masyarakat, kolega,
dan profesi lain.

Draft 2 September 2017 34


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
C.4.1.2
Berempati secara verbal
dan nonverbal
C.4.1.3
Berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa
yang santun dan dapat
dimengerti
C.4.1.4
Mendengarkan dengan
aktif untuk menggali
permasalahan kesehatan
secara holistik dan
komprehensif
C.4.1.5
Menyampaikan informasi
yang terkait kesehatan
(termasuk berita buruk,
informed consent) dan
melakukan konseling
dengan cara yang santun,
baik dan benar
C.4.1.6
Menunjukkan kepekaan
terhadap aspek
biopsikososiokultural dan
spiritual pasien dan
keluarga
C.4.2 C.4.2.1

Draft 2 September 2017 35


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
Berkomunikasi Melakukan tatalaksana
dengan mitra konsultasi dan rujukan
kerja yang baik dan benar
C.4.2.2
Membangun komunikasi
interprofesional dalam
pelayanan kesehatan
C.4.2.3
Memberikan informasi
yang sebenarnya dan
relevan kepada penegak
hukum, perusahaan
asuransi kesehatan,
media massa dan pihak
lainnya jika diperlukan
C.4.2.4
Mempresentasikan
informasi ilmiah secara
efektif
C.4.3 C.4.3.1
Berkomunikasi Melakukan komunikasi
dengan dengan masyarakat
masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi masalah
kesehatan dan
memecahkannya
bersama-sama
C.4.3.2
Melakukan advokasi

Draft 2 September 2017 36


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

No. PROFIL LULUSAN KELOMPOK AREA KOMPETENSI INTI KOMPONEN CAPAIAN CAPAIAN
AREA KOMPETENSI KOMPETENSI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DOKTER
KOMPETENSI SARJANA
KEDOKTERAN
dengan pihak terkait
dalam rangka pemecahan
masalah kesehatan
individu, keluarga dan
masyarakat.
C.5
Kolaborasi dan
Kerjasama

Draft 2 September 2017 37


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

BAB IV
DAFTAR LAMPIRAN

Sistem Respirasi Dan Kardiovaskuler


No. Daftar Masalah Daftar Keterampilan Klinis Khusus Daftar Penyakit Level
Keterampilan Keterampilan Keterampilan Kompetensi
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang terapeutik
Patologis
1. Batuk (kering, Suara ronkhi Pemeriksaan BTA Terapi Inhalasi Tuberkulosis 4
berdahak, Suara weezing Spirometri Terapi Oksigen Pneumonia 4
darah) Suara amforik Foto Rontgen Thorax PA Bronkitis 3B
Pemeriksaan retraksi PPOK 4
Sianosis dan saturasi O2 Karsinoma Paru 2

Keterampilan klinis umum:


1. History taking dan anamnesis dengan seven sacred and fundamental four
2. Pemeriksaan fisik: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi

Level Supervisi:
1= Tidak dapat atau tidak dimandatkan melakukan kompetensi. Mengetahui secara dasar pengetahuan dan keterampilan, namun hanya bisa
mengobservasi (not allowed)
2= Mampu melakukan kompetensi dengan supervisi penuh/supervisi langsung (apprenticeship). Mengetahui secara dasar pengetahuan dan
keterampilan.
3= Mampu melakukan kompetensi dengan pendampingan/supervisi tidak langsung (developing). Mengetahui secara lanjut pengetahuan dan
keterampilan.
A = perlu penanganan gawat darurat

Draft 2 September 2017 38


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

B = bukan kasus gawat darurat


4= Melakukan kompetensi secara mandiri tanpa supervisi (competent)
5= Melakukan kompetensi secara mandiri dan dapat mengajarkan kompetensi ke mahasiswa yang lain (mastery)

Draft 2 September 2017 39


Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2017

Draft 2 September 2017 40

Anda mungkin juga menyukai