Penggunaan Klinis Obat Psikotropik DR Rusdi Maslim SP KJ
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik DR Rusdi Maslim SP KJ
PENGGUNAAN KLINIS
OBAT PSIKOTROPIK
(PSYCHOTROPIC MEDICATION)
EDISI KETIGA
KATA PENGANTAR
Dengan bergulirnya waktu, tanpa disadari buku Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik telah sampai pada edisi ketiga tahun 2007 dalam kurun waktu sekitar lima tahun. Serial ini
berupaya mengikuti kebutuhan yang berkembang di kalangan para praktisi kedokteran yang
merasakan manfaat langsung dengan adanya buku panduan praktis sbagai pegangan klinis dalam
praktek mereka sehari-hari.
Kami menerima banyak masukan, kritik, komentar, dan saran dari teman sejawat yang telah
membaca buku ini. Kesemuanya kami terima dengan senang hati dan tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih atas perhatian dan partisipasi-nya utnuk perbaikan dan peningkatan mutu,
sehingga benar-benar mencapai sasaran yang diinginkan.
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya buku ini adalah agar terwujud suatu alih
pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skill) dari profesi Psikiatri yang sedang
berkembang pesat di Indonesia dan makin hari makin dirasakan urgensi-nya dalam menunjang
peningkatan mutu pelayanan kesehatan umum.
Sebagaimana kita ketahui bahwa gangguan kesehatan jiwa makin meningkat seirama
dengan perubahan-perubahan yang cepat dalam tata kehidupan masyarakat, dan sebagian besar
bermanifestasi dalam gangguan kesehatan fisik yang membawa mereka datang ke instansi
pelayanan kesehatan umum (rumah sakit umum, puskesmas, dokter praktek umum, dll). Sehingga
tenaga medik tersebut membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi dan
menanggulangi masalah kesehatan jiwa tersebut.
Adanya buku sederhana ini kiranya dapat menyumbangkan sesuatu bagi peningkatan mutu
pelayanan kesehatan umum dan secara tidak langsung membawa manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Namun demikian, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih mungkin ada kekurangan
disana-sini. Untuk itu kami terbuka dan dengan senang hati menerima kritik-kritik serta saran-saran
untuk perbaikan buku ini lebih lanjut, khususnya dari sejawat profesi Psikiatri.
Akhir kata, kami juga ingin menyamnpaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga memungkinkan penerbitan buku ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan dan akhirnya sampai ke tangan sejawat profesi pelayanan kesehatan.
2|Halaman
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ..........................................................................................
PANDUAN UMUM........................................................................................
14
18
27
34
40
46
50
55
DOEN PSIKOFARMAKA..............................................................................
61
63
66
67
3|Halaman
PENDAHULUAN
dampak
lebih
lanjut,
seolah-olah
terapi
obat
psikotropik
hanya
4|Halaman
keinginan pihak yang berwenang mengendalikan secara ketat pemakaian obat anti
psikotropik.
Miskonsepsi dan salah kaprah tersebut membawa banyak sekali kerugian
dan dampak negatif terhadap taraf kesehatan masyarakat yang membutuhkan
maupun kualitas profesional praktek kedokteran.
Keadaan
mempunyai
tersebut
pengetahuan
sebenarnya
dan
bisa
keterampilan
dihindari
yang
apabila
benar
dokter-dokter
sesuai
dengan
5|Halaman
PANDUAN UMUM
1. Perbedaan Obat Psikotropik dan Narkotik.
alteing
drugs),
digunakan
untuk
terapi
gangguan
psikiatrik
(psychotherapeutic medication).
Gangguan Mental dan Perilaku tersebut dapat bermanifestasi dalam bentuk sebagai
berikut :
a. Intoksikasi akut (tanpa atau dengan komplikasi)
- Berkaitan dengan dosis zat yang digunakan (efek yang berbeda pada dosis
yang berbeda)
- Gejala intoksikasi tidak selalu mencerminkan efek primer dari zat (dapat
terjadi efek paradoksal)
b. Penggunaan yang merugikan (Harmful use)
- Pola penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan (dapat berupa fisik
dan atau mental)
- Belum menunjukkan adanya sindrom ketergantungan
- Sudah ada hendaya psikososial sebagai dampaknya
c. Sindrom ketergantungan (dependence syndrom)
- Adanya keinginan yang amat kuat (dorongan kompulsif) untuk menggunakan
zat psikoaktif secara terus menerus dengan tujuan memperoleh efek
psikoaktif dari zat tersebut.
- Terdapat kesulitan untuk menguasi perilaku menggunakan zat, baik
mengenai mulainya, menghentikannya, ataupun membatasi jumlahnya (loss
of control).
- Penghentian atau pengurangan penggunaan zat menimbulkan keadaan putus
zat, dengan perubahan fisiologis tubuh yang sangat tidak menyenangkan,
sehingga memaksa orang tersebut menggunakan zat tersebut lagi atau yang
sejenis untuk menghilangkan gejala putus zat tersebut..
7|Halaman
bersifat
kecurigaan
atau
kejaran,
gangguan
psikomotor
(excitement atau stupor) dan efek yang abnormal yang terentang antara
ketakutan yang mencekam sampai ke kegembiraan yang berlebihan.
- Pada umumnya kesadaran jernih
- Variasi pola gejala dipengaruhi oleh jenis zat yang digunakan dan kepribadian
pengguna zat.
f. Sindrom Amnesik (Amnesic Syndrome)
- Terjadi hendaya/gangguan daya ingat jangka pendek (recent memory) yang
menonjl, kadang-kadang terdapat gangguan daya ingat jangka panjang
(remote memory), sedangkan daya ingat segera (immediate recall) masih
baik. Fungsi kognitif lainnya biasanya masih baik.
- Adanya gangguan sensasi waktu (menyusun kembali urutan kronologis,
meninjau kejadian berulangkali menjadi satu peristiwa, dll)
- Keadaan kesadaran jernih
- Perubahan kepribadian yang sering disertai keadaan apatis dan hilanya
inisiatif, serta kecenderungan mengabaikan keadaan.
8|Halaman
Gejala Sasaran
Anti-psikosis
Psikosis
Anti-depresi
Depresi
Anti-mania
Mania
Anti-anxietas
Anxietas
Anti-insomnia
Insomnia
Anti-obsesif kompulsif
Obsesif kompulsif
Anti-panik
Panik
Untuk itu dibutuhkan ketetapan menentukan Diagnosis dari Sindroma Klinis yang
menjadi sasaran terapi. Sebagai panduan pada setiap topik bahasan Obat
Psikotropik pada buku ini, diberikan Butir-butir Diagnostik sebagai pegangan klinis
untuk menentukan Diagnosis dari Sindroma klinis tersebut (Psikosis, Depresi,
Mania, Anxietas, Insomnia, Obsesif Kompulsif, Panik).
Penggolongan obat psikotropik berdasarkan orientasi pada gejala sasaran tersebut
diatas sejalan (mempunyai padanan) dengan penggolongan WHO-Revised List of
Essential Drugs, 1994 sebagai berikut:
Section
24
24.1
24.2
24.3
24.4
Psychotherapeutic Drugs
Drugs used in psychotic disorders
Drugs used in mood disorders
Obat psikotropik
Anti-psikosis
Anti-depresi
Anti-mania
Drugs used in sedation and generalized Anti-anxietas
anxiety disorders
Anti-insomnia
Drugs used in obsessive compulsive Anti-obsesif
disorders and panic attacks
kompulsif
Anti-panik
memperbaiki kegelisahan dan gangguan tidur (efek sekunder yang muncul cepat),
dan pada penggunaan selanjutnya akan memperbaiki gejala psikois utama secara
sedikit demi sedikit (efek primer). Jadi efek sekunder sebagai efek samping obat
juga dimanfaatkan untuk tujuan terapi.
Perlu dibedakan dengan efek idiosinkrasi yang disebabkan faktor individual
(hipersensitivitas) dan efek toksik yang disebabkan overdosis.
10 | H a l a m a n
Perkembangan obat-obat baru berupaya lebih baik dari obat acuan, dalam arti
efektivitas klinis lebih ampuh dan efek samping lebih ringan dalam dosis ekivalen.
Misalnya, obat anti-depresi Sertralind dosis 50 mg/h dosis tunggal sama ampuhnya
dengan Amitriptyline 75 mg/h dalam 3 kali pemberian (obat acuan), namun efek
samping Sertraline sangat minimal dibandingkan Amitriptyline pada dosis ekivalen
tersebut.
dari
efek
samping
selalu
perlu
diwaspadai
dan
dipersiapkan
11 | H a l a m a n
10. Trias : Gejala Sasaran, Dosis & Lama Pemberian, Cara Pemberian
12 | H a l a m a n
Pada setiap pemberian obat psikotropik selalu harus jelas, pada saat itu apa gejala
sasaran (target syndrom)-nya, harus mulai dengan dosis berapa, berapa lama
pemberian untuk menilai efektivitas klinisnya; bila belum tercapai harus dinaikkan
dosis berapa dan berapa lama pemberian untuk menilai kembali efektivitas klinisnya. Juga diperhatikan cara pemberian-nya, apakah diberi oral melalui obat
tablet/capsul atau tetes, atau diberikan suntikan intramuskular/intravena, semuanya
tergantung kondisi klinis pasien. Bila sudah mencapai dosis efektif dan optimal,
berapa lama harus dipertahankan untuk stabilisasi, sambil mendapat terapi-terapi
yang lain, dan kapan mulai diturunkan sampai dosis pemeliharaan (maintenance
dose) serta berapa lama harus menggunakan obat dalam dosis ini. Patokan l=klinis
apa untuk mulai tapering off dan sampai berapa lama pemberian obat sehingga
bisa berhenti total penggunaan obat psikotropik.
13 | H a l a m a n
PSIKOTROPIKA,
PSIKOFARMAKA,
PSYCHO-ACTIVE
DRUGS,
PSYCHOTHERAPEUTIC DRUGS.
Penggolongan obat ini menganut asas :
- Kesamaan efek terhadap supresi gejala sasaran
- Kesamaan dalam susunan kimiawi obat
- Kesamaan dalam mekanisme kerja obat
Obat yang sudah masuk dalam satu golongan tertentu, dapat juga masuk ke
golongan lain sesuai dengan efek klinis yang berbeda.
I OBAT ANTI-PSIKOSIS
Sinonim
NEUROLEPTICS,
MAJOR
TRANQUILLIZERS,
ATARACTICS,
Rantai Piperidine
2. Butyrophenone
3. Diphenyl-butyl-piperidine
: CHLORPROMAZINE (Largactil)
: PERPHENAZINE (Trilafon)
TRIFLUOPERAZINE (Stelazine)
FLUPHENAZINE (Anatensol)
: THIORIDAZINE (Melleril)
: HALOPERIDOL (Haldol, Serenace,dll
: PIOMOZIDE (Orap)
3. Benzisoxazole
14 | H a l a m a n
: SULPRIDE (Dogmatil)
: CLOZAPINE (Clozaril)
OLANZAPINE (Zyprexa)
QUETIAPIENE (Seroquel)
ZOTEPINE (Lodopin)
: RISPERIDON (Risperdal)
ARIPIPRAZOLE (Abilify)
II OBAT ANTI-DEPRESI
: AMITRIPTYLINE (Amitriptyline)
IMIPRAMINE (Tofranil)
CLOMIPRAMINE (Anafranil)
TIANEPTINE (Stablon)
2. Tetracyclic Compound
: MAPROTILINE (Ludiomil)
MIANSERIN (Tolvon)
AMOXAPINE (Asendin)
: MOCLOBEMIDE (Aurorix)
: SERTRALINE (Zoloft)
PAROXETINE (Seroxat)
FLUVOXAMINE (Luvox)
FLUOXETINE (Prozac)
CITALOPRAM (Cipram)
DULOXETINE (Cymbalta)
5. Atypical Antidepresants
: TRAZODONE (Trazone)
MIRTAZAPINE (Remeron)
VENLAFAXINE (Efexor)
Profilaksis Mania
15 | H a l a m a n
IV OBAT ANTI-ANXIETAS
Sinonim
PSYCHOLEPTICS,
MINOR
TRANQUILLIZERS,
ANXIOLYTICS,
2. Non-Benzodiazepine
BUSPIRONE
SULPIRIDE
HYDOXYZINE
V OBAT ANTI-INSOMNIA
(Dumolid)
(Dalmadorm)
(Esilgan)
2. Non-Benzodiazepine
ZOLPIDEM
(Stilnox, Zolmia)
(Anafranil)
(Zoloft)
16 | H a l a m a n
PAROXETINE
FLUVOXAMINE
FLUOXETINE
CITALOPRAM
(Seroxat)
(Luvox)
(Prozac)
(Cipram)
(Tofranil)
(Anafranil)
(Aurorix)
(Zoloft)
(Seroxat)
(Luvox)
(Prozac)
(Cipram)
17 | H a l a m a n
OBAT ANTI-PSIKOSIS
Sinonim
NEUROLEPTCIS,
MAJOR
TRANQUILLIZERS,
ATARACTIS
Nama Generik
Chlorpromazine
Haloperidol
Nama Dagang
CHLORPROMAZINE (Indofarma)
PROMACTIL (Combipar)
MEPROSETIL ((Meprofarm)
CEPEZET (Mersifarma)
HALOPERIDOL (Indofarma)
DORES (Pyridam)
SERENACE (Pfizer-Pharmacia)
HALDOL (Janssen)
GOVOTIL(Guardian Pharmatama)
LODOMER (Mersifarma)
3
Perphenazine
4
5
6
7
Fluphenazine
Fluphenazine
decanoate
Trifluoperazine
Thioridazine
Sulpride
8
9
Pimozide
Risperidone
10
Clozapine
11
Quetiapine
NERIPROS (Pharos)
PERSIDAL (Mersifarma)
RIZODAL(Guardian Pharmatama)
ZOFREDAL (Kalbe Farma)
CLOZARIL (Novartis)
SIZORIL (Meprofarm)
SEROQUEL (Astra Zeneca)
12
13
14
Olanzapine
Zotepine
Aripirprazole
18 | H a l a m a n
Sediaan
Tab. 25-100 mg
Tab 100 mg
Tab 100 mg
Tab 100 mg,
Ampul 50 mg/2cc
Tab. 0,5-1,5 mg
Tab 5 mg,
Cap 5 mg
Tab 1,5 mg
Tab 0,5-1,5 mg
5 mg
Liq 2 mg/ml
Amp 5 mg/cc
Tab 2-5 mg
Tab 2-5 mg
Tab 2-5 mg
Amp 5 mg/cc
Amp 50 mg/cc
Tab 4 mg
Tab 2-4-8 mg
Tab 2,5-5 mg
Vial 25 mg/cc
Tab 1-5 mg
Tab 50-100 mg
Amp 100 mg/2cc
Tab 200 mg
Tab 4 mg
Tab 1-2-3 mg
Tab 1-2-3 mg
Vial 25 mg/cc
50 mg/cc
Tab 1-2-3 mg
Tab 1-2-3 mg
Tab 1-2-3 mg
Tab 1-2-3 mg
Tab 25-100 mg
Tab 25-100 mg
Tab 25-100 mg
200 mg
Tab 5-10 mg
Tab. 25-50 mg
Tab. 10-15 mg
Dosis Anjuran
150-600 mg/h
50-100 mg (im)
Setiap 4-6 jam
5 10 mg/h
25 100 mg/h
50 400 mg/h
10-20 mg/h
75-100 mg/h
10-15 mg/h
PENGGOLONGAN
III. OBAT ANTI-PSIKOSIS TIPIKAL (TYPICAL-ANTI PSYCHOTICS)
1. Phenothiazine
Rantai Aliphatic
Rantai Piperazine
: CHLORPROMAZINE (Largactil)
: PERPHENAZINE (Trilafon)
TRIFLUOPERAZINE (Stelazine)
FLUPHENAZINE (Anatensol)
: THIORIDAZINE (Melleril)
Rantai Piperidine
2. Butyrophenone
3. Diphenyl-butyl-piperidine
: SULPRIDE (Dogmatil)
: CLOZAPINE (Clozaril)
OLANZAPINE (Zyprexa)
QUETIAPIENE (Seroquel)
ZOTEPINE (Lodopin)
: RISPERIDON (Risperdal)
ARIPIPRAZOLE (Abilify)
3. Benzisoxazole
INDIKASI PENGGUNAAN
dengan
situasi),
perilaku
yang
aneh
atau
tidak
terkendali
MEKANISME KERJA
Hipotesis
INTERAKSI OBAT
Antipsikosis + Antipsikosis lain = potensial efek samping obat dan tidak ada bukti
lebih efektif (tidak ada efek sinergis antara 2 obat anti-psikosis). Misalnya,
Chlorpromazine + Reserpine potensial efek hipotensif.
Antipsikosis + Antidepresan trisiklik efek samping antikolinergik meningkat (hatihati pada pasien dengan hipertrofi prostat, glaukoma, ileus, penyakit jantung).
CARA PENGGUNAAN
Pemilihan Obat
Paa dasarnya semua obat anti-psikosis mempunyai efek primer (efek klinis)
yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder
(efek samping : sedasi, otonomik, ekstrapiramidal).
21 | H a l a m a n
Anti-Psikosis
Chlorpromazine
Thioridazine
Perphenazine
Trifluoperazine
Fluphenazine
Haloperidol
Pimozide
Clozapine
Zotepine
Sulpiride
Risperidone
Quetiapine
Olanzapine
Aripiprazole
Mg.Eq
100
100
8
5
5
2
2
25
50
200
2
100
10
10
Dosis (Mg/h)
150 1600
100 900
8 48
5 60
5 60
2 100
26
25 200
75 100
200 1600
29
50 4-10 20
10 20
Sedasi
+++
+++
+
+
++
+
+
++++
+
+
+
+
+
+
Otonomik
+++
+++
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Eks. Piramidal
++
+
+++
+++
+++
++++
++
+
+
+
+
+
+
Apabila obat anti-psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis
yang sudah optimal setelah jangka waktu yang memadai, dapat diganti dengan
obat anti-psiosis lain (sebaiknya dari golongan yang tidak sama), dengan dosis
ekivalen-nya, dimana profil efek samping belum tentu sama.
22 | H a l a m a n
Apabila gejala negatif (afek tumpul, penarikan diri, hipobulia, isi pikiran miskin)
lebih menonjol dari gejala positif (waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku tak
terkendali) pada pasien Skizofrenia, pilihan obat antipsikosis atipikal perlu
dipertimbangkan. Khususnya pada penderita Skizofrenia yang tidak dapat
mentolelir efek samping ekstrapiramidal atau mempunyai risiko medik dengan
adanya gejala ekstrapiramidal (neuroleptic induced medical complication).
Pengaturan Dosis
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan :
-
Waktu paruh
Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak dari efek samping
(dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu kualitas
hidup pasien.
Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran, dinaikkan
setiap 2-3 hari sampai mencapai dosis efektif (mulai timbul peredaran Sindrom
Psikosis) dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan dosis
optimal dipertahankan sekitar 8 12 minggu (stabilisasi) diturunkan setiap 2
minggu dosis maintenance dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun (diselingi
drug holiday 1-2 hari/minggu) tapering off (dosis diturunkan tiap 2 4 minggu)
stop.
Lama Pemberian
Untuk pasien dengan serangan Sindrom Psikosis yang multi episode terapi
pemeliharaan (maintenance) diberikan paling sedikit selama 5 tahun. Pemberian
yang cukup lama ini dapat menurunkan derajat kekambuhan 2,5 5 kali.
Efek obat anti-psikosis secara relatif berlangsung lama, sampai beberapa hari
setelah dosis terakhir masih mempunyai efek klinis. Sehingga tidak langsung
menimbulkan kekambuhan setelah obat dihentikan, biasanya satu bulan kemudian
baru gejala Sindrom Psikosis kambuh kembali.
Hal tersebut disebabkan metabolisme dan ekskresi obat sangat lambat,
metabolit-metabolit masih mempunyai keaktifan anti-psikosis.
23 | H a l a m a n
karena
itu
pada
penggunaan
bersama
obat
anti-psikosis
antiparkinson, bila sudah tiba waktu penghentian obat, obat antipsikosis dihentikan
lebih dahulu, kemudian baru menyusul obat antiparkinson.
Penggunaan Parenteral
Obat anti-psikosis Long acting (Fluphenazine Decanoate 25 mg/cc atau
Haloperidol Decanoas 50 mg/cc, im, setiap 2 4 minggu, sangat berguna untuk
pasien yang tidak mau atau sulit teratur makan obat ataupun yang tidak efektif
terhadap medikasi oral.
Sebaiknya sebelum penggunaan parenteral diberikan peroral lebih dahulu
beberapa minggu untuk melihat apakah terdapat efek hipersensitivitas.
Dosis mulai dengan cc setiap 2 minggu pada bulan pertama, kemudian
baru ditingkatkan menjadi 1 cc setiap bulan.
Pemberian obat anti-psikosis long acting hanya untuk terapi stabilisasi dan
pemeliharaan (maintenance therapy) terhadap kasus Skizofrenia 15-25 % kasus
menunjukkan toleransi yang baik terhadap efek samping ekstrapiramidal.
PERHATIAN KHUSUS
mengatasinya
dengan
injeksi
Noradrenaline
(Norepinephrine)
Dalam keadaan ini tidak diberikan Adrenaline oleh karena bersifat alfa dan
beta adrenergic stimulator sehingga efek beta adrenergic tetap ada dan dapat
terjadi shock.
Hipotensi ortostatik seringkali dapat dicegah dengan tidak langsung bangun
setelah mendapat suntikan dan dibiarkan tiduran selama sekitar 5 10 menit.
Bila dibutuhkan dapat diberikan Norepinephrine bitartrate (LEVOPHED Abbot
atau RAIVAS Dexa Medica atau Vascon- Fahrenheit) Ampul 4 mg/4 cc
dalam infus 1000 ml dextrose 5% dengan kecepatan infus 2-3 cc/menit.
Obat
anti-psikosis
yang
kuat
(Haloperidol)
sering
menimbulkan
gejala
profilaksis,
oleh
karena
dapat
mempengaruhi
Kontraindikasi :i
- Penyakit hati (hepato-toksik)
- Penyakit darah (hemato-toksik)
- Epilepsi (menurunkan ambang kejang)
- Kelainan jantung (menghambat irama jantung)
- Febris yang tinggal (thermoregulator di SSP)
25 | H a l a m a n
Pemakaian Khusus
-
Sindrom
Neuropletik
Maligna
(SNM) merupakan
kondisi mengancam
Perawatan suportif
26 | H a l a m a n
Pada pasien usia lanjut atau dengan Sindrom Psikosis Organik, obat antipsikosis diberikan dalam dosis kecil dan minimal efek samping otonomik
(hipotensi ortostatik) dan sedasi-nya yaitu golongan high potency neuroleptics,
misalnya Haloperidol, Trifluoperazine, Flupherazine atau anti-psikosis atipikal.
Penggunaan pada wanita hamil, berisiko tinggi anak yang dilahirkan menderita
gangguan saraf ekstrapiramidal.
OBAT ANTI-DEPRESI
Sinonim : THYMOLEPTICS, PSYCHIC ENERGIZERS, ANTI DEPRESSANTS, ANTI
DEPRESAN
Obat acuan : Amitriptyline
Nama Generik
Amitriptyline
Amoxapine
Tianeptine
Clomipramine
Imipramine
Moclobemide
Maprotiline
8
9
Mainserin
Sertraline
10
11
12
13
Trazodone
Paroxetine
Fluvoxamine
Fluoxetine
27 | H a l a m a n
Nama Dagang
AMITRIPTYLINE (Indofarma)
ASENDINE (Lederle)
STABLON (Servier)
ANAFRANIL (Novartis)
TOFRANIL (Novartis)
AURORIX (Roche)
LUDIOMIL (Novartis)
TILSAN (Otto)
SANDEPRIL -50 (Mersifarma)
TOLVON (Pfizer Pharmacial)
ZOLOFT (Pfizer-Pharmacial)
FATRAL (Fahrenheit)
FRIDEP (Mersifarma)
NUDEP (Guardian Pharmatama)
ANTIPREZ (Sandoz)
DEPTRAL (Meptorafm)
SERLOF (Kalbe)
ZERLIN (Pharos)
TRAZONE (Kalbe)
SEROXAT (Glaxo-Smith-Kline)
LUVOX (Solyay Pharma)
PROZAC (Eli Lilly)
NOPRES (Ferron)
ANSI (Bernofarma)
ANTIPRESTIN (Pharos)
ANDEP (Medikon)
COURAGE (Soho)
ELIZAC (Mersifarma)
OXIPRES (Sandoz)
Sediaan
Drag 25 mg
Tab 100 mg
Tab 12,5 mg
Tab 25 mg
Tab 25 mg
Tab 50 mg
Tab 10-25-50-75 mg
Tab 25 mg
Tab 50 mg
Tab 10 mg
Tab 50 mg
Tab 50 mg
Tab 50 mg
Caplet 50 mg
Tab 50 mg
Caplet 50 mg
Tab 50 mg
Tab 50 mg
Tab 50-150 mg
Tab 20 mg
Tab 50 mg
Cap 20 mg
Caplet 20 mg
Cap 10 20 mg
Cap 10 20 mg
Cap 20 mg
Tab 20 mg
Cap 20 mg
Cap 20 mg
Dosis Anjuran
75 150 mg/h
200 300 mg/h
25 50 mg/h
75 150 mg/h
75 150 mg/h
300 600 mg/h
75 150 mg/h
30 60 mg/h
50 100 mg/h
100-200 mg/h
20 40 mg/h
50 100 mg/h
20 40 mg/h
14
15
16
17
Citalopram
Mirtazapine
Duloxetine
Veniafaxine
Cap 20 mg
Cap 10-20 mg
Cap 10-20 mg
Cap 20 mg
Tab 20 mg
Tab 30 mg
Caplet 30 60 mg
Cap 75 mg
20 60 mg/h
15 45 mg/h
30 60 mg/h
75 150 mg/h
PENGGOLONGAN
1. Obat Anti-depresi TRISIKLIK = TRICYCLIC ANTIDEPRESSANTS (TCA) e.g.
Amitriptyline, Imipramine, Clomipramine, Tianeptine
2. Obat Anti-depresi TETRASIKLIK, e.g. Maprotiline, Mianserin, Amoxapine
3. Obat Anti-depresi MAOI-Reversible = REVERSIBLE INHIBITOR OF
MONOAMINE OXYDASE A (RIMA)
4. Obat Anti-depresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) e.g.
Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Duloxetine, Citalopram.
5. Obat Anti-depresi ATYPICAL e.g. Trazodone, Mirtazapine, Venflafaxine.
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala Sasaran (target syndrome) : SINDROM DEPRESI
Butir-butir diagnostik Sindrom Depresi
28 | H a l a m a n
Gangguan
penyesuaian
depresi,
grief
Reaction dll.
Gg.
Gangguan fisik
Panik,
Dementia)
atau
kanker, dll
MEKANISME KERJA
Hipotesis
Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari penderita), biasanya
berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan dengan dosis yang sama.
Pada keadaan Overdosis/Intoksikasi Trisiklik dapat timbul Atropine
Toxic Syndrome dengan gejala : eksitasi SSP, hipertensi, hiperpireksia, konvulsi,
toxic confusional state (confusion, delirium, disorientation).
Tindakan untuk keadaan tersebut :
sekitar 10 kali therapeutic dose, maka itu tidak memberikan obat dalam jumlah
besar kepada penderita depresi (tidak lebih dari dosis seminggu), dimana pasien
seringkali sudah ada pikiran untuk bunuh diri. Obat anti-depresi golongan SSRI
relatif paling aman pada overdosis.
INTERAKSI OBAT
30 | H a l a m a n
CARA PENGGUNAAN
Pemilihan obat
Pada dasarnya semua obat anti-depresi mempunyai efek primer (efek klinis)
yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder
(efek samping)
Nama Obat
Amitriptyline
Imipramine
Clomipramine
Trazodone
Mirtazapine
Maprotiline
Mianserin
Amoxapine
Tianeptine
Moclobemide
Sertraline
Paroxetine
Fluvoxamine
Fluoxetine
Citalopram
Anti Kolinergik
+++
+++
++
+
+
+
+
+
+/+
+/+/+/+/+/-
Sedasi
+++
++
++
+++
+++
++
++
+
+/+
+/+/+/+/+/-
Hipotensi Ortostatik
+++
++
++
+
+
+
+
++
+/+
+/+/+/+/+/-
Keterangan
+++ = berat
++ = Sedang
+ - ringan
+/- = tidak ada/
Minimal sekali
Misalnya :
- Trisiklik (Amitriptyline, Imipramine) efek samping sedatif, otonomik,
kardiologi relatif besar diberikan pada pasien usia muda (young healthy)
yang lebih besar toleransi terhadap efek samping tersebut, dan bermanfaat
untuk meredakan agitated depression.
- Tetrasiklik (Maprotiline, Mianserin) dan Atipikal (Trazodone, Mirtazapine)
efek samping otonomik, kardiologik relatif kecil, efek sedasi lebih kuat
diberikan pada pasien yang kondisinya kurang tahan terhadap efek otonomik
dan kardiologik (usia lanjut) dan sindrom depresi dengan gejala anxietas dan
insomnia yang menonjol.
- SSRI (Fluoxetine, Sertraline, dll) efek sedasi, otonomik, kardiologik sangat
minimal untuk pasien dengan retarded depression. Pada usia dewasa &
31 | H a l a m a n
usia lanjut, atau yang dengan gangguan jantung, berat badan lebih, dan
keadaan lain yang menarik manfaat dari efek samping yang minimal
tersebut.
- MAOI Reversible (Meclobemide) efek samping hipotensi ortostatik (relatif
sering) pasien usia lanjut mendadak bangun malam hari ingin miksi
risiko jatuh dan trauma lebih besar. Perubahan posisi tubuh dianjurkan tidak
mendadak, dengan tenggang waktu dan gradual.
- Mengingat profil efek sampingnya, untuk penggunaan pada Sindrom Depresi
ringan dan sedang yang datang berobat jalan pada fasilitas pelayanan
kesehatan umum, pemilihan obat anti-depresi sebaiknya mengikuti urutan
(step care) :
Step 1 = Golongan SSRI (Fluoxetine, Sertraline, dll.)
Step 2 = Golongan Trisiklik (Amitriptyline, dll.)
Step 3 = Golongan Tetrasiklik (Maprotiline, dll)
Golongan Atypical (Trazodone, dll)
Golongan MAOI Reversible (Moclobemide)
Pertama-tama menggunakan golongan SSRI yang efek sampingnya sangat
minimal (meningkatkan kepatuhan minum obat, bisa digunakan padaa
berbagai kondisi medik), spektrum efek anti-depresi luas, dan gejala putus
obat sangat minimal, serta lethal dose yang tinggi (>6000 mg) sehingga
relatif aman.
Bila telah diberikan dengan dosis yang adekuat dalam jangka waktu yang
cukup (sekitar 3 bulan) tidak efektif, dapat beralih ke pilihan kedua, golongan
Trisiklik, yang spektrum anti-depresinya juga luas tetapi efek sampingnya
relatif lebih berat.
Bila kedua belum berhasil, dapat beralih ketiga dengan spektrum anti-depresi
yang lebih sempit, dan juga efek samping lebih ringan dibandingkan Trisiklik,
yang spektrum anti-depresinya juga luas tetapi efek sampingnya lebih berat.
Bila pilihan kedua belum berhasil, dapat beralih ketiga dengan spektrum antidepresi yang lebih sempit, dan juga efek samping lebih ringan dibandingkan
Trisiklik, yang teringan adalah golongan MAOI reversible.
32 | H a l a m a n
Pengaturan Dosis
Waktu paruh
Dosage
(stabilization
dose)
dosis
optimal
yang
Pada dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal pada malam hari (single
dose one hour before sleeping) untuk golongan Trisiklik dan Tetrasiklik. Untuk
golongan SSRI diberikan dosis tunggal pada pagi hari setelah sarapan pagi.
Lama Pemberian
Perhatian Khusus
Dalam menilai efek obat terpengaruh oleh persepsi pasien yang tendensi
negatif, sehingga penilaian menjadi bias.
Kontraindikasi :
-
Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan menggunakan TCA oleh karena
risiko teratogenik besar (khususnya trimester 1) dan TCA dieksresi melalui
ASI.
OBAT ANTI-MANIA
Sinoim
34 | H a l a m a n
Obat Acuan :
Lithium Carbonate
Nama Generik
Lithium Carbonate
Haloperidol
Carbamezapine
4
5
Valproic Acid
Divalproex Na
Nama Dagang
FRIMANIA
HALOPERIDOL
HALDOL
SERENACE
(Mersifarma)
(Indofarma)
(Janssen)
(Searle)
TEGRETOL
BAMGETOL
DEPAKENE
DEPAKOTE
(Novartis)
(Mersifarma)
(Abbott)
(Abbott)
Sediaan
Tab 200-300-400-500 mg
Tab 0,5 1,5 5 mg
Tab 0,5 2 5 mg
Tab 0,5 1,5 5 mg
Liq 2 mg/ml
Amp 5 mg/cc
Tab 200 mg
Cap 200 mg
Syr 250 mg/5 ml
Tab 250 mg
Dosis Anjuran
250-500 mg/h
4,5 15 mg/h
5 mg (im) setiap 2 jam
maksimum 100 mg/h
400 600 mg/h
2 3 x perhari
3 x 250 mg/h
3 x 250 mg/h
PENGGOLONGAN
Mania Akut
Profilaksis Mania
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala Sasaran (Target Syndrome) :SINDROM MANIA
Butir-butir diagnostik Sindrom Mania
Dalam jangka waktu paling sedikit satu minggu hampir setiap hari terdapat
keadaan afek (mood, suasana perasaan) yang meningkat, ekspresif atau
iritabel.
35 | H a l a m a n
berlebih
dalam
aktivitas-aktivitas
yang
mengandung
seksual
secara
terbuka,
penanaman
modal
secara
bodoh,
MEKANISME KERJA
Hipotesis
Efek samping Lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik
pasien.
Gejala efek samping yang dini (kadar serum Lithium 0,8 1,2 mEq/L) :
-
pasien
usia
lanjut
dan
penggunaan
bersamaan
dengan
36 | H a l a m a n
INTERAKSI OBAT
37 | H a l a m a n
dengan Haloperidol dosis rendah (kurang dari 20 mg/h). Keadaan yang sama
untuk Lithium + Carbamezapine.
CARA PENGGUNAAN
Pemilihan Obat
onset
of
action
yang
cepat
(kalau
perlu
dengan
rapid
neuroleptization)
Lithium Carbonate efek anti-mania baru muncul setelah penggunaan 7-10
hari.
Pada
Gangguan
Afektif
Bipolar
(manic-depressive
disorder)
dengan
Bila oleh karena sesuatu hal (efek samping yang tidak mampu ditolelir
dengan baik, atau kondisi fisik yang kontra indikatif) tidak memungkinkan
penggunaan obat Lithium Carbonate, dapat menggunakan obat alternatif :
CARBAMEZEPINE, VALPROIC ACID DIVALPROEX Na, yang terbuktu juga
ampuh untuk meredakan Sindrom Mania Akut dan profilaksis serangan
Sindrom Mania/Depresi pada Gangguan Afektif Bipolar.
Pengaturan Dosis
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan :
Rentang kadar serum terapeutik = 0,8 1,2 mEq/L (dicapai dengan dosis
sekitar 2 atau 3 x 500 mg/hari)
38 | H a l a m a n
Lama Pemberian
PERHATIAN KHUSUS
39 | H a l a m a n
OBAT ANTI-ANXIETAS
Sinonim
Obat Acuan
Diazepam / Chlordiazepoxide
Nama Generik
Diazepam
Chlordiazepoxide
Lorazepam
Clobazam
5
6
Bromazepam
Alprazolam
40 | H a l a m a n
Nama Dagang
DIAZEPAM
LOVIUM
MENTALIUM
STESOLID
(Indofarma)
(Phapros)
(Soho)
(Alpharma)
VALDIMEX
(Mersifarma)
TRAZEP
(Fahrenheit)
VALIUM
CETABRIUM
TENSINYL
LIBRIUM
ATIVAN
RENAQUIL
MERLOPAM
FRISIUM
CLOBAZAM
ASABIUM
CLOBIUM
PROCLOZAM
LEXOTAN
ALPRAZOLAM
(Roche)
(Soho)
(Medichem)
(Valeant)
(Wyeth)
(Fahrenheit)
(Mersifarma)
(Aventis-Ph)
(Dexa Medica)
(Otto)
(Ferron)
(Mersifarma)
(Roche)
(Dexa Medica)
Sediaan
Tab 2-5 mg
Tab 2-5 mg
Tab 2-5-10 mg
Tab 2-5 mg
Ampul 10 mg/2 cc
Rectal tube 5 mg/2,5 cc
10 mg/2,5 cc
Tab 5 mg
Ampul 10 mg/2cc
Tab 2-5 mg
Rectal Tube 5 mg/2,5 cc
Ampul 10 mg/2 cc
Drg 5-10 mg
Cap 5 mg
Tab 5 10 mg
Tab 0,5-1-2 mg
Tab 1 mg
Tab 0,5 -2 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Tab 1,5 -3-6 mg
Tab 0,25-0,5-1mg
Dosis Anjuran
Oral = 2-3 x 2=5 mg/h
Injeksi = 5-10 mg(im/iv)
Rectal tube =
Anak < 10 kg/bb = 5 mg
Anak > 10 kg/bb = 10 mg
3 x 1,5 mg/hari
3 x 0,25-0,5 mg/hari
7
8
Sulpiride
Buspirone
Hydroxyzine
XANAX XR
ALGANAX
CALMLET
FEPRAX
ATARAX
ALVIZ
ZYPRAX
DOGMATIL
BUSPAR
TRAN-Q
XIETY
ITERAX
(Pfizer Pharmacia)
(Guardian-Ph)
(Sunthi-Sepuri)
(Ferron)
(Mersifarma)
(Pharos)
(Kalbe Farma)
(Soho)
(Bristol-Myers)
(Guardian-Ph)
(Lapi)
(UCB Pharma)
Tab 0,25 1 mg
Tab 0,25-0,5-1 mg
Tab 0,25-0,5-1-2 mg
Tab 0,25-0,5-1 mg
Tab 0,5 mg
Tab 0,5 1 mg
Cap 0,25-0,5-1 mg
Cap 50 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Cap 25 mg
1 x 0,5 1 mg/hari
3 x 0,25-0,5 mg/hari
2 3 x 50 100 mg/hari
2 3 x 10 mg/hari
3 x 25 mg/hari
PENGGOLONGAN
1. Benzodiazepine
E.g. Diazepam, Chlorprodiazepoxide, Lorazepam, Clobazam, Bromazepam,
Alprazolam.
2. Non-Benzodiazepine
e.g. Sulpride, Buspirone, Hydroxyzine
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala sasaran (target syndrome) : SINDROM ANXIETAS
Butir-butir diagnostik Sindrom Anxietas :
- Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 atau
lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman, perasaan ini menyebabkan
individu tidak mampu istirahat dengan tenang (inability to relax).
- Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala berikut :
Ketegangan Motorik
Hiperaktivitas otonomik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jantung berdebar-debar
7.
8.
Mulut kering
9.
41 | H a l a m a n
MEKANISME KERJA
Hipotesis
yang
terdiri
dari
dopaminergic,
norandrenergic,
(Gamma
Amino
Butiric
Acid,
suatu
inhibitory
neurotransmitter)
Obat
Anti-anxietas
benzodiazepine
yang
bereaksi
dengan
reseptornya
42 | H a l a m a n
INTERAKSI OBAT
Benzodiazepine
CNS
stimulants
(amphetamine,
caffeine,
appetite
43 | H a l a m a n
CARA PENGGUNAAN
Pemilihan Obat
Golongan
Benzodiazepine
sebagai
obat
anti-anxietas
mempunyai
ratio
terapeutik lebih tinggi dan lebih kurang menimbulkan adiksi dengan toksisitas
yang rendah, dibandingkan dengan meprobamate atau phenobarbital.
Spektrum Klinis Benzodiazepine meliputi efek anti-anxietas, antikonvulsan, antiinsomnia, premedikasi tindakan operatif.
- Diazepam/Chlordiazepoxide : broad spectrum
- Nitrazepam/Flurazepam : dosis anti-anxietas dan anti-insomnia berdekatan
(non dose related), lebih efektif sebagai anti-insomnia
- Midazolam : onset cepat dan kerja singkat, sesuai kebutuhan untuk
premedikasi tindakan operatif
- Bromazepam, lorazepam, clobazam : dosis anti-anxietas dan anti-insomnia
berjauhan (dose-related), lebih efektif sebagai anti-anxietas.
Beberapa spesifikasi :
- Clobazam = 1,5 Benzodiazepine = psychomotor performance paling kurang
terpengaruh, untuk pasien dewasa dan usia lanjut yang ingin tetap aktif.
- Lorazepam = Short half life benzodiazepine & no significant drug
accumulation at clinical dose, untuk pasien-pasien dengan kelainan fungsi
hati atau ginjal
- Alprazolam = efektif untuk anxietas antisipatorik, onset of action lebih cepat
dan mempunyai komponen efek anti-depresi
- Sulpiride-50 = efektif untuk meredakan gejala somatik dari sindrom anxietas
dan paling kecil risiko ketergantungan obat.
Pengaturan dosis
Steady state (keadaan dengan jumlah obat yang masuk ke dalam badan sama
dengan jumlah obat yang keluar dari badan) dicapai setelah 5-7 hari dengan
dosis 2-3 kali sehari (half life 24 jam). onset of action cepat dan langsung
memberikan efek.
Efek klinis terlihat bila kadar obat dalam darah telah mencapai steady state
44 | H a l a m a n
Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) naikkan dosis setiap 3 5 hari
sampai mencapai dosis optimal dipertahankan 2-3 minggu diturunkan 1/8 x
setiap 2-4 minggu dosis minimal yang masih efektif (maintenance dose) bila
kambuh dinaikkan lagi dan bila tetap efektif pertahankan 4 8 minggu
tapering off.
Lama Pemberian
Pada sindrom anxietas yang disebabkan faktor situasi eksternal, pemberian obat
tidak lebih dari 1-3 bulan.
PERHATIAN KHUSUS
Kontra-indikasi
pasien
dengan
hipersensitif
terhadap
benzodiazepine,
Gejala Overdosis/Intoksikasi :
- Kesadaran menurun, lemas, jarang sampai dengan coma
- Pernapasan, tekanan darah, denyut nadi menurun sedikit
- Ataksia, disertai, confusion, refleks fisiologis menurn
Terapi Suportif :
Terapi Kausal :
Benzodiazepine antagonist
Flumazenil (ANEXATE) Ampul 0,5 mg/5 cc (iv)
Tidak ada
kematian
pada
Diazepam
sampai
dengan
1400
mg
dan
45 | H a l a m a n
Pada penderita usia lanjut dan anak dapat terjadi reaksi yang berlawanan
(paradoxical reaction) berupa : kegelisahan, iritabilitas, disinhibisi, spastisitas
otot meningkat, dan gangguan tidur.
OBAT ANTI-INSOMNIA
Sinonim
Obat Acuan
Phenobarbital
Nama Generik
Nitrazepam
Zolpidem
3
4
Estazolam
Flurazepam
Nama Dagang
DUMOLID
STILNOX
ZOLMIA
ESILGAN
DALMADORM
(Alpharma)
(Sanofi-Aventis)
(Fahrenheit)
(Takeda)
(Valeant)
Sediaan
Tab 5 mg
Tab 10 mg
Tab 10 mg
Tab 1 mg
Tab 15 mg
Dosis Anjuran
5 10 mg/malam
10 20 mg/malam
1 2 mg/malam
15 20 mg/malam
PENGGOLONGAN
1. Benzodiazepine : Nitrazepam, Flurazepam, Estazolam
2. Non-Benzodiazepine : Zolpidem
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejaal Sasaran (Target Syndrome) : SINDROM INSOMNIA
Butir-butir diagnostik Sindrom Insomnia
Membutuhkan waktu lebih dari jam untuk tertidur (troubling in falling asleep)
atau tidur kembali setelah terbangun (sleep continuity interuption) sehingga
siklus tidur tidak utuh dan menimbulkan keluhan gangguan kesehatan.
Gangguan
Afektif
bipolar
&
Unipolar
sleep-wake
schedule
(jetlag,
MEKANISME KERJA
Proses Tidur = Suatu Siklus yang terdiri dari :
-
Stadium Jaga
Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3
Stadium 4
Stadium REM
47 | H a l a m a n
Satu siklus berlansung sekitar 90 menit, sehingga terjadi sekitar 4-5 siklus tidur yang
teratur pada tidur yang normal.
Pada Keadaan : Tidur Ringan
= Stadium 1 dan 2
Tidur Dalam
Tidur Dangkal
Efek Samping : supresi SSP (Susunan saraf pusat) pada saat tidur. Hati-hati
pada pasien dengan insufisiensi pernapasan, uremia dan gangguan fungsi hati,
oleh karena keadaan tersebut terjadi penurunan fungsi SSP dan dapat
memudahkan
timbulnya
coma.
Pada
pasien
usia
lanjut
dapat
terjadi
oversedation sehingga risiko jatuh dan trauma menjadi besar, yang sering
terjadi adalah hip fracture.
Hypnotics are unique among medication in that their clinical effects is also their
major side effect that is sleepiness.
(sekitar 4 jam)
e.g. Triazolam
panik
48 | H a l a m a n
e.g. Nitrazepam,
Flurazepam
time sleepiness.
INTERAKSI OBAT
Obat
golongan
Benzodiazepine
tidak
menginduce
hepatic
microsomal
Overdosis jarang menimbulkan kematian, tetapi bila disertai Alkohol atau CNS
depressants lain, risiko kematian menjadi meningkat.
CARA PENGGUNAAN
Pemilihan Obat
Ditinjau dari sifat gangguan tidur, sindrom insomnia dapat dibagi :
-
Initial Insomnia sulit masuk ke dalam proses tidur. Obat yang dibutuhkan
adalah bersifat Sleep Inducing Anti-Insomnia, yaitu golongan benzodiazepine
(Short Acting). Misalnya pada gangguan Anxietas.
Delayed Insomnia proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali
ke proses tidur selanjutnya. Obat yang dibutuhkan adalah bersifat Prolong
latent phase Anti-insomnia, yaitu golongan heterosiklik antidepressan (Trisiklik
dan Tetrasiklik). Misalnya pada gangguan Depresi.
Broken Insomnia siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecahpecah menjadi beberapa bagian (multiple awakening). Obat yang dibutuhkan
adalah bersifat Sleep Maintaining Anti-Insomnia, yaitu golongan phenobarbital
atau bolongan Benzodiazepine (Long Acting). Misalnya pada gangguan stress
psikososial.
Pengaturan Dosis
49 | H a l a m a n
Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan
sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering off untuk mencegah
timbulnya rebound dan toleransi obat.
Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih perlahanlahan untuk menghindari oversedation dan intoksikasi.
Ada laporan yang menggunakan anti-depresan sedatif dosis kecil 2-3 kali
seminggu (tidak setiap hari) untuk mengatasi insomnia pada usia lanjut.
Lama Pemberian
Pemakaian obat anti-insomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja, tidak lebih
dari 2 minggu, agar risiko ketergantungan kecil. Penggunaan lebih dari 2 minggu
dapat menimbulkan perubahan Sleep EEG yang menetap sekitar 6 bulan
lamanya.
Kesulitan
pemberhentian
obat
seringkali
oleh
karena
Psychological
PERHATIAN KHUSUS
Kontraindikasi :
- Sleep Apneu Syndrome
- Congestive Heart Failure
- Chronic Respiratory Disease
Obat Acuan
Clomipramine
50 | H a l a m a n
Nama Generik
Clomipramine
Fluvoxamine
Sertraline
Fluoxetine
5
6
Paroxetine
Citalopram
Nama Dagang
ANAFRANIL
LUVOX
ZOLOFT
PROZAC
NOPRES
ANSI
ANDEP
ANTIPRESTIN
COURAGE
ELIZAC
KALXETIN
LODEP
OXIPRES
ZAC
ZACTIN
SEROXAT
CIPRAM
(Novartis)
(Solvay Pharma)
(Pfizer-Pharmacia)
(Eli Lilly)
(Dexa Medica)
(Bernofarma)
(Medikom)
(Pharos)
(Soho)
(Mersifarma)
(Kalbe)
(Sunthi Sepuri)
(Sandoz)
(Ikapharmindo)
(Merck)
(Glaxo Smith-Kline)
(Lundbeck)
Sediaan
Tab 25 mg
Tab 50 mg
Tab 50 mg
Cap 20 mg
Cap 20 mg
Cap 10-20 mg
Cap 20 mg
Cap 10-20 mg
Tab 20 mg
Cap 20 mg
Cap 10-20 mg
Cap 20 mg
Cap 20 mg
Cap 10-20 mg
Cap 20 mg
Tab 20 mg
Tab 20 mg
Dosis Anjuran
75 200 mg/h
100 250 mg/h
50 150 mg/h
20 80 mg/h
40 60 mg/h
40 60 mg/h
PENGGOLONGAN
1. Obat Anti-Obsesif kompulsif TRISIKLIK, e.g. Clomipramine
2. Obat Anti-Obsesif Kompulsif SSRI (serotonin reuptake inhibitors), e.g.
Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Citalopram.
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala Sasaran (Target Syndrome) : SYNDROM OBSESIF KOMPULSIF
Butir-butri diagnostik Sindrom Obsesif Kompulsif
Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami gejala-gejala
obsesif kompulsif yang memiliki ciri-ciri berikut :
1. Diketahui/disadari sebagai, pikiran, bayangan atau impuls dari diri individu
sendiri
2. Pikiran, bayangan, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang
tidak menyenangkan (ego-distonik)
3. Melaksanakan tindakan sesuai dengan pikiran, bayangan atau impuls
tersebut di atas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau
kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas)
4. Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil dilawan/
dielakkan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan/dielakkan oleh
penderita
51 | H a l a m a n
Gejala-gejala
tersebut
merupakan
sumber
penderitaan
(distress)
atau
MEKANISME KERJA
Hipotesis
52 | H a l a m a n
laboratorium. Yang teliti, terutama fungsi hati dan fungsi ginjal, serta pemeriksaan
EKG dan EEG, khususnya pada penderita anak-anak atau dewasa dengan riwayat
kejang (efek epileptogenik dari obat anti-obsesif kompulsif Trisiklik) dan penderita
yang berusia lanjut (the anticholinergic side effects which magnify with age).
Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari penderita),
umumnya dapat ditoleransi oleh penderita dan akan menghilang dalam waktu sekitar
3 minggu bila tetap diberikan dalam dosis yang sama.
Efek samping TRISIKLIK yang paling sering dalam praktek adalah mulut
kering dan konstipasi, sedangkan yntuk golongan SSRI adalah sakit nausea dan
sakit kepala.
Pada keadaan overdosis dapat terjadi intoksikasi Trisiklik dengan gejalagejala: eksitasi SSP, hipertensi, hiperpireksia, konvulsi, toxic confusional state
(confusion, delirium, disorientation). Lihat bab Obat Anti-Depresi, Atropin Toxic
Syncrome.
Lethal Dose Clomipramine = lebih dari 1-2 gr/hari (lebih kecil pada anakanak dan usia lanjut atau sudah ada penyakit organik sebagai penyulit). Oleh karena
itu tidak memberikan obat dalam jumlah besar sekaligus kepada penderita obsesif
kompulsif (yang seringkali disertai juga gejala-gejala depresi dengan ide percobaan
bunuh diri), sebaiknya tidak lebih dari dosis seminggu.
Obat anti-obsesif kompulsif golongan SSRI relatif lebih aman pada overdosis
dibandingkan dengan golongan TRISIKLIK.
INTERAKSI OBAT
53 | H a l a m a n
CARA PENGGUNAAN
Pemilihan Obat
Sampai sekarang ini, Clomipramine masih merupakan obat yang paling efektif
dari kelompok TRISIKLIK oleh karena paling bersifat serotonin selective dan
masih dianggap sebagai first line drug dalam pengobatan terhadap gangguan
obsesif kompulsif. Dengan demikian juga merupakan pilihan utama pada terapi
gangguan depresi yang menunjukkan aspek-aspek obsesif.
Dalam hal gangguan obsesif kompulsif, tidak banyak pilihan yang dapat
dilakukan, kecuali bagi mereka yang peka terhadap efek samping golongan
TRISIKLIK, dapat beralih ke golongan SSRI di mana relatif efek sampingnya
lebih ringan.
Pengaturan Dosis
Mulai dengan dosis rendah untuk penyesuaian efek samping namun dosis ini
umumnya lebih tinggi dari dosis sebagai anti-depresi, Clomipramine mulai
dengan 25-50 mg/hari (dosis tunggal pada malam hari, waktu paruh-nya 10
sampai 20 jam), dinaikkan secara bertahap dengan penambahan 25 mg/h,
sampai tercapai dosis efektif yang mampu mengendalikan sindrom obsesif
kompulsifnya (biasanya sampai 200-300 mg/h) dan ini sangat tergantung pada
toleransi penderita terhadap efek samping obat.
Sebelum dihentikan, pengurangan dosis harus secara tapering off agar tidak
terjadi kekambuhan dan kesempatan yang luas untuk menyesuaikan diri.
54 | H a l a m a n
Lama Pemberian
PERHATIAN KHUSUS
Pengobatan gangguan obsesif kompulsif biasanya berjangka waktu lama. Hal ini
perlu dijelaskan kepada penderita dan keluarganya, disamping menunjang
kepatuhan berobat, juga karena harga obatnya cukup tinggi dan jumlah dosis
yang digunakan juga agak tinggi.
Sangat hati-hati pada penderita usia lanjut atau penderita dengan penyakit
organik yang sulit menerima efek samping obat (penyakit jantung, pembesaran
prostat, glaukoma, dll)
OBAT ANTI-PANIK
Sinonim
Obat Acuan
Imipramine
55 | H a l a m a n
Nama Generik
Imipramine
Clomipramine
Alprazolam
Moclobemide
Sertraline
Fluoxetine
7
8
9
Paracetine
Fluvoxamine
Citalopram
Nama Dagang
TOFRANIL
ANAFRANIL
XANAX
AURORIX
ZOLOFT
PROZAC
ELIZAC
ANSI
ANDEP
ANTIPRESTIN
COURAGE
KALXETIN
SEROXAT
LUVOX
CIPRAM
(Novartis)
(Novartis)
(Upjohn)
(Roche)
(Pfizer)
(Ely Lilly)
(Mersifarma)
(Bernofarma)
(Medikon)
(Pharos)
(Soho)
(Kalbe)
(Glaxo Smith-Kline)
(Solvay Pharma)
(Lundbeck)
Sediaan
Tab 25 mg
Tab 25 mg
Tab 0,25-0,5-1 mg
Tab 150 mg
Tab 50 mg
Cap 20 mg
Cap 20 mg
Cap 10-20 mg
Cap 20 mg
Cap 10-20 mg
Tab 20 mg
Cap 10 -20 mg
Tab 20 mg
Tab 50 mg
Tab 20 mg
Dosis Anjuran
75 150 mg/h
75 150 mg/h
2 4 mg/h
300 600 mg/h
50 100 mg/h
20 40 mg/h
20 40 mg/h
50- 100 mg/h
20 40 mg/h
PENGGOLONGAN
1. Obat Anti-Panik TRISIKLIK, e.g. Imipramine, Clomipramine.
2. Obat Anti-Panik BENZODIAZEPINE, e.g. Alprazolam
3. Obat Anti-Panik RIMA (Reversible Inhibitors of Monoamine Oxydase-A),
e.g. Moclobemide
4. Obat Anti-Panik SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), e.g.
Sertraline, Fluoxetine, Paroxetine, Fluvoxamine, Citalopram.
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala sasaran (target syndrome) : SINDROM PANIK
Butir-butri diagnostik Sindrom Panik
Selama paling sedikit satu bulan, mengalami beberapa kali serangan anxietas
berat (severe attacks of autonomic anxiety) yang memiliki ciri-ciri berikut :
1. Serangan anxietas terjadi pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara
objektif tidak ada bahaya (unprovoked of episodic paroxysmal anxiety);
2. Serangan anxietas tersebut tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui
atau yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable situations);
3. Terdapat keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode
di antara serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat
terjadi juga komplikasi anxietas antisipatorik, yaitu anxietas yang terjadi
setelah membayangkan sesuatu yang menghawatirkan akan terjadi).
56 | H a l a m a n
terjadi
dalam
hubungan
dengan
tempat
atau
situasi;
banyak
Gejala-gejala
tersebut
merupakan
sumber
penderitaan
(distress)
atau
hipersensitivitas
dari
MEKANISME KERJA
Hipotesis
Sindrom
Panik
berkaitan
dengan
gejala
depresi
yang
menyertai
akan
berkurang
pula.
Penurunan
Oleh karena itu sebelum penggunaan obat perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan
laboratorium yang teliti, terutama fungsi hati dan ginjal serta pemeriksaan EKG dan
57 | H a l a m a n
EEG, untuk mencegah pengaruh buruk dari efek samping obat tersebut (khususnya
pada penderita usia lanjut, anak-anak dengan riwayat kejang).
Lethal Dose Trisiklik Imipramine lebih dari 1-2 gram/hari (lebih kecil pada anakanak dan usia lanjut, atau yang sudah ada penyakit organik sebagai penyulit).
Jumlah tersebut sekitar 10 kali therapeutic dose maka itu tidak bioleh memberikan
obat dalam jumlah besar kepada penderita gangguan panik yang disertai gejala
depresi (tidak lebih dari dosis seminggu), dimana penderita seringkali sudah ada
pikiran untuk bunuh diri.
Pada keadaan overdosis dapat terjadi Intoksikasi Trisiklik dengan gejala-gejala
eksitasi SSP, hipertensi, hiperpireksia, konvulsi, toxic confusional state (confusion,
delirium, disorientation). Lihat Bab obat anti-derpesi, Atropine Toxic Syndrome.
Obat anti-panik golongan SSRI/RIMA relatif paling aman pada overdosis
dibandingkan dengan golongan TRISIKLIK.
INTERAKSI OBAT
Pemberian
bersama
obat
anti-panik
SSRI
dan
TRISIKLIK,
umumnya
CARA PENGGUNAAN
Pemilihan Obat
58 | H a l a m a n
Bagi yang peka terhadap efek samping golongan TRISIKLIK atau adanya
penyakit organik sebagai penyulit, dapat beralih ke golongan SSRI atau RIMA di
mana efek samping relatif lebih ringan.
Alprazolam merupakan obat yang paling kurang toksik dan onset of action
yang lebih cepat.
Pengaturan Dosis
Cara terbaik untuk melihat apakah terdapat keseimbangan antara efek samping
dan khasiat obat adalah dengan meneliti sebaik mungkin antara waktu
pemberian obat dan dosis, dalam hubungan dengan jumlah serangan panik
dalam periode waktu tertentu.
Dosis efektif untuk Alprazolam pada umumnya sekitar 4 mg/hari, pada beberapa
kasus dapat mencapai 6 mg/hari. Untuk golongan Trisiklik, dosis efektif biasanya
sekitar 150-200 mg//hari.
Alprazolam umumnya telah mulai berkhasiat dalam waktu beberapa hari setelah
pemberian obat, sedangkan TRISIKLIK/RIMA/SSRI baru berkhasiat setelah
pemberian 4-6 minggu.
59 | H a l a m a n
Lama Pemberian
Dalam waktu 3 bulan setelah bebas obat, sekitar 75% penderita menunjukkan
gejala kambuh. Dalam keadaan ini maka pemberian obat dengan dosis semula
diulangi untuk selama 2 tahun. Setelah itu dicoba lagi diberhentikan dengan
perlahan-lahan dalam kurun waktu 3 bulan, dstnya.
Ada beberapa penderita yang memerlukan pengobatan bertahun-tahun untuk
mempertahankan bebas gejala dan bebas dari disabilitas.
PERHATIAN KHUSUS
Pengobatan gangguan panik biasanya berjangka waktu lama. Hal ini perlu
dijelaskan kepada penderita dan keluarganya, disamping menunjang kepatuhan
berobat, juga karena harga obatnya cukup mahal dan jumlah dosis yang
digunakan juga agak tinggi.
Pada saat mulai pengobatan atau saat dengan dosis agak tinggi akan
menyebabkan
reaction
time
menurun,
sehingga
harus
dihindarkan
Pasien usia lanjut dan atau dengan penyakit organik sebagai penyulit yang
kurang bisa mentolelir efek samping obat, dosis obat harus seminimal mungkin.
60 | H a l a m a n
DOEN PSIKOFARMAKA
Obat Esensial adalah obat pilihan yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat terbanyak, mencakup upaya diagnosis, profilaksis,
terapi dan rehabilitasi yang harus selalu tersedia di unit pelayanan kesehatan
sesuai dengan fungsi dan tingkatannya.
Obat piskotropik atau Psikofarmaka tercantum dalam Kelas Terapi No. 23 dari
DOEN 1994, 1998, dan 2002.
23.PSIKOFARMAKA
23.1 Anti-anxietas dan Anti-Insomnia
23.2 Anti-depresi dan Anti-mania
23.3 Anti-obsesif kompulsif dan Anti-panik
23.4 Anti-psikosis
Sedangkan pada DOEN 1987 dan 1990 termasuk dalam Kelas Terapi No. 1
obat Susunan Saraf, dengan subkelas.
1.6 PSIKOFARMAKA
1.6.1. Anti-anxietas
1.6.2. Anti-depresi
1.6.3. Anti-psikosis
1.6.4. Hipnotik-sedatif
61 | H a l a m a n
NO
62 | H a l a m a n
SECARA
KESELU
RUHAN
RUMAH
SAKIT
PUSKESMAS
CATATAN
Long Acting
Sebagai
alternatif
lain dari CPZ
Pengunaan dengan
monitorin khusus di
RS
Puskesmas
yang
sudah ada program
integrasi kesehatan
jiwa
LAMPIRAN
UNDANG-UNDANG REPUBILK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997
TANGGAL : 11 MARET 1997
NAMA LAZIM
BROLAMFETAMINA
2
3
4
5
ETISIKLIDINA
ERIPTAMINA
KATINONA
(+)-LISERGIDA
METKATINONA
NAMA LAIN
DOB
DET
DMA
DMHP
DMT
DOET
PCE
LSD, LSD-25
MDMA
Meskalina
4-metilaminoreks
MMDA
N-etil MDA
N-hidroksi MDA
Paraheksil
PMA
PsiolsinaPsilotsin
7
8
PSISLOSIBINA
ROLISIKLIDINA
9
10
TENAMFETAMINA
ENOSIKLIDINA
63 | H a l a m a n
PHP, PCPY
STP, DOM
MDA
TCP
TMA
NAMA KIMIA
()-4-bromo-2,5-dimetoksi -metilfenetlamina
3-[2- dietilamino) etil] indol
()-2,5-dimetoksi--metilfenetilamina
3-(1,2-dimetilheptil)-7,8,9,10-tetrahidro-6,6,9-trimetil-6Hdibenzo[b,d] piran-1-ol
3-[2-(dimetilamino)etil] indol
() 4 etil-2,5-dimetoksi--fenetilamina
N-etil-1-fenilsikloheksilamina
3-(2aminobutil) indole
(-)-(S)-2-aminorpopiofenon
9,10-didehidro-N,N-dietil-6-metilergolina-8-karboksamida
()-N, a-dimetil-3-4-(metilendioksi) fenetilamina
3,4,5-trimetoksifenetilamina
2-(metilamino)-1-fenilpropan-1-on
()-sis-2-amino-4-metil-5-fenil-2-oksazolina
2-metoksi--metil-4,5-(metilendioksi) fenetilamina
-N-etil--metil-3,4-(metilendioksi)fenetilamina
-N-etil-[-metil-3,4-(metilendioksi)fenetil] hidroksilamina
3-heksil-7,8,9,10-tetrahidro-6,6,9-trimetil-6H-dibenzo[b-d]
piran-1ol
P-metoksi--metilfenetilamina
3-[2-(dimetilamino)etil] indol-4-ol
3-[2-(dimetiamino)etil]indol-4-il dihidrogen fosfat
1-[1-fenilsikloheksil) pirolidina
2,5-dimetoksi-, 4-dimetilfenetilamina
a-metil-3,4-(metilendioksi) fenetilamina
1-[1-(2-tieni) sikloheksil] piperidina
()-3,4,5-trimetoksi--metilfenetilamina
NAMA LAZIM
AMFETAMINA
DEKSAMFETAMINA
FENETILANA
FENMETRAZINA
FENSIKLIDINA
LEVAMFETAMINA
7
8
9
MEKLOKUALON
METAMFETAMINA
METAMFETAMINA
RASEMAT
METAKUALON
METILFENIDAT
SEKOBARBITAL
ZIPEPROL
10
11
12
13
NAMA LAIN
PCP
Levamefetamina
Levometamfetamina
NAMA KIMIA
()--metilfenetilamina
(+)--metilfenetilamina
7-[2-[(-metilfenitilamino)etil] teofilina
3-metil-2-fenilmorfolina
1-(1-fenisikloheksi)-piperidina
(-)-(R)--metilfenetilamina
(-)-N, -dimetilfenetilamina
3-(o-klorofenil(-2-metil-4 (3H)-kuinazolinon
(+)-N, - dimetilfenetilamina
(+)-N, - dimetilfenetilamina
2-metil-3-o-tolil-4(3H)-kuinazolinon
Metil--fenil-2-piperidina asetat
Asam 5-alil-5-(1-metilburit) barbiturat
-(-metoksibenzil)-4-(p-metoksifenetil)-1-piperazinetano
NAMA LAZIM
AMOBARBITAL
BUPRENORFINA
3
4
BUTALBITA
FLUNITRAZEPAM
5
6
7
GLUTETIMIDA
KATINA
PENTAZOSINA
8
9
PENTOBARBITAL
SIKLOBARBITAL
NAMA LAIN
-
(+)-norpseudoefedrina
NAMA KIMIA
asam 5-etil-t-isopentilbarbiturat
21-siklopropil-7--[(S)-1-hidroksi-1,2,2-trimetilpropil]-6,14endo-etano-6,7,8,14-tetrahidrooripavina
Asam 5-alil-5-isobutilbarbiturat
5-(-fuorofenil)-1,3-dihidro-1-metil-nitro-2H-1,4benzodiazepin-2-on
2-etil-2-fenilglutarimida
(+)-(R)--[(R)-1-aminoetil]benzil alkohol
(2R*,6R*, 11R*)-1,2,3,4,5,6-heksahidro-6,11-dimetil-3-(emetil-2-butenil)-2,6-metano-3-benzazosin-8-ol
Asam 5-etil-5-(1-metilbutil)barbiturat
Asam 5-(1-sikloheksen-1-il)-5-etilbarbiturat
NAMA LAZIM
ALLOBARBITAL
ALPRAZOLAM
NAMA LAIN
3
4
5
6
7
8
AMFEPRAMONA
AMINOREX
BARBITAL
BENZFETAMINA
BROMAZEPAM
BROTIZOLAM
Dietilprption
Butobarbital
9
DELORAZEPAM
64 | H a l a m a n
NAMA KIMIA
Asam 5,5-dialibarbiturat
8-kloro-1-metil-6-fenil-4H-s-triazolol[4,3-][1,4]
benzodiazepina
2-(dietilamino)-propiofenon
2-amino-5-fenil-2-iksazolina
Asam 5, 5-dietilbarbiturat
N-benzil-N, -dimetilfenetilamina
7-bromo-1,3-dihidro-5-(2-pridil)-2H-1,4-benzodiazepin-2-on
2-bromo-4(o-klorofenil)-9-metil-5H-tienol[3,2]-s-triazolol(4,3)[1,4]diazepina
Asam 5-butil-5-etilbarbiturat
7-kloro-5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-2H-1,4-benzodiazepine2-on
10
DIAZEPAM
11
12
13
ESTAZOLAM
ETILAMFETAMINA
ETIL LOFLAZEPATE
14
15
16
17
18
19
20
21
ETINAMAT
ETKLORVINOL
FENCAMFAMINA
FENDIMETRAZINA
FENOBARBITAL
FENPROPOREKS
FENTERMINA
FLUDIAZEPAM
22
FLURAZEPAM
23
HALAZEPAM
24
HALOKSAZOLAM
25
KAMAZEPAM
26
KETAZOLAM
27
KLOBAZAM
28
KLOKSAZOLAM
29
30
KLONAZEPAM
KLORAZEPAT
31
KLORDIAZEPOKSIDA
32
KLOTIAZEPAM
33
34
LEFETAMINA
LOPRAZOLAM
35
LORAZEPAM
36
LORMETAZEPAM
37
38
39
40
41
42
43
44
MAZINDOL
MEDAZEPAM
MEFENOREKS
MEPROBAMAT
MESOKARB
METILFENOBARBITAL
METIPRILON
MIDAZOLAM
65 | H a l a m a n
N-etilamfetamina
SPA
7-kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2on
8-kloro-6-fenil-4H-s-triazolo[4,3-][1,4]benzodiazepina
N-etil--metilfenetilamina
Etil-7-kloro-5-(o-fluorofenil)-2,3-dihidro-2-okso-1H-1,4benzodiazepina-3-karboksilat
1-kloro-3-etil-1-penten-4-in-3-ol
N-etil-3-fenil-2-norbomanamina
(+)-(2S,3S)-3,4-dimetil-2-fenilmorfolina
Asam 5-etil-5-fenilbarbiturat
()-3-[-metilfenetil)amino] propionitril
, dimetilfenetilamina
7-kloro-5-(o-flurofenil)-1,3-dihidro-1-metil-2H-1,4benzodiazepin-2-on
7-kloro-1-[2-dietilamino)etil]-5-(o-fluorofenil)-1,3-dihidro-2H1,4-benzodiazepin-2-on
7-kloro-1,3-dihidro-5-fenil-1-(2,2,2-trifluoroetil)-2H-1,4benzodiazepin-2-on
10-bromo-11b-(o-fluorofenil)-2,3,7,11b-tetrahidrooksazolo
[3,2-d][1,4]benzodiazepin-6 (5H)-on
7-kloro-1,3-dihiro-3-hidroksi-1-metil-5-fenil-2H-1,4benzodiazepin-2-ondimetilkarbamat (ester)
11-kloro-8,12b-dihidro-2,8-dimetil-12b-fenil-4H[1,3]iksazino[3,2-d][1,4] benzodiazepin-4,7 (6H)-dion
7-kloro-1-metil-5-fenil-1H-1,5-benzodiazepin-2,4(3H,5H)dion
10-kloro-11b-(oklorofenil)-2,3,7,11b-tetrahidroksazolo-[3,2d][1,4]benzodiazepin-6(5H)-on
5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-7nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2on
Asam 7-kloro-2,3-dihidro-2-okso-5-fenil-1H-1,4benzodiazepina-3-karboksilat
7-kloro-2-(metilamino)-5-fenil-3H-1,4-benzodiazepine-4oksida
5-(o-klorofenil)-7etil-1,3-dihidro-1-metil-2H-teino [2,3-e]-1,4diazepin-2-on
(-)-N,N-dimetil-1,2-difeniletilamina
6-(o-klorofenil)-2,4-dihidro-2-[(4-metil-1-piperazinil) metilen]8-nitro-1H-imidazol [1,2-]
7-kloro-5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-3-hidroksi-2H-1,4benzodiazepin-2-on
7-kloro-5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-3-hidroksi-1-metil-2H1,4-benzodiazepin-2-on
5-(p-klorofenil)-2,5-hidro-3H-imidazol(2,1-)soindol-5-ol
7-kloro-2,3-dihidro-1-metil-5-fenil-1H-1,4-benzodiazepine
N-(3-kloropropil)--metilfenetilamina
2-metil-2-propil-1,3-propanadiol, dikarbamat
3-(-metilfenetil)-N-(fenikarbamoil) sidnon imina
Asam 5-etil-1-metil-5-fenilbarbiturat
3,3-dietil-5-metil-2,4-piperidina-dion
8-kloro-6(-(o-fluorofenil)-1-metil-4H-imidazol
(1,5-)[1,4]
benzodiazepina
45
46
47
48
NIMETAZEPAM
NITRAZEPAM
NODRDAZEPAM
OKSAZEPAM
49
OKSAZOLAM
50
PEMOLINA
51
PINAZEPAM
52
53
54
PIPRADROL
PIROVALERONA
PRAZEPAM
55
56
SEKBUTABARBITAL
TEMAZEPAM
57
TETRAZEPAM
58
TRIAZOLAM
59
VINILBITAL
1,3-hidro-1metil-7-nitro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on
1,3-dihidro-7-nitro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazein-2-on
7-kloro-1,3-dihidro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepine-20n
7-kloro-1,3-dihidro-3-hidroksi-5-fenil-2H-1,4benzodiazepine-2-on
10-kloro-2,3,7,11b-tetrahidro-2-metil-11b-feniloksazolo[3,2d] [1,4] benzodiazepin-6(5H)-on
2-1mino-5-fenil-2-oksazolin-4-on(=2-imino-5-fenil-4oksazolidinon)
7-kloro-1,3-dihidro-5-fenil-1-(2-propronil)-2H-1,4benzodiazepin-2-on
,-difenil-2-piperidinmetanol
4-metil-2-(1-pirolidinil)valerofenon
7-kloro-1-(siklopilmetil)-1,3-dihidro-5-fenil-2H-1,4benzodiazepin-2-on
Asam 5-sek-butil-5-etilbarbiturat
7-kloro-1,3-dihidro-3-hidroksi-1
metil-5-fenil-2H-1,4benzodiazepin-2-on
7-kloro-5-(1sikloheksen-1-il)-1,3-dihidro-1-metil-2H-1,4benzodiazepin-2-on
8-kloro-6-(o-klorofenil)-1-metil-4H-s-triazolol[4,3][1,4]benzodiazepina
Asam 5-(1-metilbutil)-5-vinilbarbiturat
DAFTAR RUJUKAN
Arana, GW. Hyman, SE. Handbook of Psychiatric Drug Therapy. Second Edition. A little, Brown & Co. USA 1991
Appleton, WS; Davis, JM. Practical Clinical Psychopharmacology and Edition. The Williams & Wilkins Co.,
Baltimore, USA, 1980.
Bazire, S. Psychotropic Drug Directory 2000. The Professionals pocket handbook, Quay Books, 2000.
Bowden, CL., Giffen, MB. Psychopharmacology for Primary Care physicians. The Williams & Wilkin Co,m
Baltimore, USA, 1978.
Burrels, RH. Antipsychotic Drugs. Tailoring Therapy Medical Progress, October, 1990, pp 43-51.
Burrows, GD.; Norman, TR, Psychoterapeutic Drugs: Important Adverse Reactions and Interactions. Medical
Progress, Vol.8 No. 2, 1981, pp 42-49.
Baldessarini, RJ. Chapter 18 Drugs and the treatment of Psychiatric Disorcers, Goodman and Gilmans The
Pharmacological Basis of Therapeutics, 8th Edition, Volume I, 1991.
Bazire, S. Psychoterapic Drug Direstory 2000. Mark Allen Publishing Ltd., 2000.
Essential Drugs in Psychiatry. Division of Mental Health, Worldh Health Organization, Geneva, 1993.
Estrada, hR. Principles of Use of Psychotherapeutic Drugs. Medical Progress, Vol. 7 No. 1, 1980, pp11-16.
Evan, L., Schneider, P. Psychotropic Drug Combinations. Which Ones Make Sense?. Medical Progress, Vol 11
no. 9, 1984, pp 49-56, 1992.
Lader, M. Antianxiety Drugs : Clinical Pharmacology and Therapeutic Use. Medical Progress, February, 1977, pp
52-61.
66 | H a l a m a n
Lumbantobing, S.M. Sindrom Parkinsom. Majalah Dokter Keluarga. Vol. 11, No. 4 1992, Hal. 11-17.
Maslim, R. Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, 2003.
MIMS. Official Drug Reference for Indonesia Medical Profession. Volume 7, 2006.
Nurhayati, S; et. Al. Sindrom Neuroleptik Maligna. Beberapa Pengalaman Klinik di Semarang. Majalah JIWA
Tahun XXVI No. 4, Desember 1993, hal 33-45.
Poldinger, W.: Compendium of Psychopharmacotherapy. Editiones Roche, Basle, 1984, pp 11-18, 51-54.
Pirodsky, DM.; Cohn, J.S. Clinical Primer of Psychopharmacology. A Practical Guide, Second Edition. McGrawHILL, USE, 1992.
Puri, BK.; laking, PJ.; Treasaden, IH. Textbook of Psychiatry, Churchill livingstone, USA, 1996.
Sadock, BJ. Pocket Hand book of Psychiatric Drug Treatment, Third Edition, Lippincott Williams & Wilkins, PA,
USA, 2001.
Stahl, SM. Essential Psychopharmacology. Neuroscientific Basis and Practical applications, Second Edition,
Cambridge University Press, 2000.
Wibisono S. Penggunaan dan Penyalahgunaan Obat-obat Antistress (Psychotropic Drugs). Majalah Farmakologi
Indonesia & Terapi, Vol. 3 No. 1, 1986 : 4-12.
Wolkowitz, O. Benzodiazepines as an Adjunct to Antipsychotic Drugs Current Approazches to Psychoses,
Diagnosis and Management. Excerpta Medica, Vol. I, July 1992.
CURRICULUM VITAE
Nama
Tempat/tgl.lahir
Pendidikan
Jabatan Terakhir
67 | H a l a m a n