Sorgum
Sorgum
SORGUM
Pengenalan Tanaman
Sorgum merupakan tanaman asli dari wilayah-wilayah tropis dan subtropis
di bagian Pasifik tenggara dan Australasia, wilayah yang meliputi Australia,
Selandia Baru dan Papua. Sorgum merupakan tanaman dari keluarga Poaceae dan
marga Sorghum. Sorgum sendiri memiliki 32 spesies. Diantara spesies-spesies
tersebut, yang paling banyak dibudidayakan adalah spesies Sorghum bicolor
(japonicum). Tanaman yang lazim dikenal masyarakat Jawa dengan nama
Cantel ini sekeluarga dengan tanaman serealia lainnya seperti padi, jagung,
hanjeli dan gandum serta tanaman lain seperti bambu dan tebu. Dalam taksonomi,
tanaman-tanaman tersebut tergolong dalam satu keluarga besar Poaceae yang juga
sering disebut sebagai Gramineae (rumput-rumputan).
Sorgum memiliki tinggi rata-rata 2,6 sampai 4 meter. Pohon dan daun
sorgum sangat mirip dengan jagung. Pohon sorgum tidak memiliki kambium.
Jenis sorgum manis memiliki kandungan yang tinggi pada batang gabusnya
sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber bahan baku gula
sebagaimana halnya tebu. Daun sorgum berbentuk lurus memanjang. Biji sorgum
berbentuk bulat dengan ujung mengerucut, berukuran diameter + 2 mm. Satu
pohon sorgum mempunyai satu tangkai buah yang memiliki beberapa cabang
buah. Sorgum dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
1.
dan
www.
Teknik budidaya yang diperlukan dalam penanaman tanaman sorgum tidak jauh
berbeda dengan tanaman serealia lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah persiapan lahan, pengairan, pola tanam dan pemanenan.
a) Lahan
Lahan
sebaiknya
telah
diolah/dipacul/dibajak/digaru
sebelum
dilakukan
penanaman. Pemberian pupuk kandang (5-10 ton/ha) pada lahan yang siap tanam
sangat dianjurkan. Ajir dipasang untuk meluruskan barisan dalam penugalan
lubang tanam. Benih sorgum ditanam dalam lubang secara berbaris dengan jarak
tanam 70 cm (antar baris) dan 10 cm (dalam baris). Setelah benih ditaruh dalam
lubang sebaiknya ditutup dengan abu.
b) Curah hujan / Pengairan
Ditanam pada awal musim hujan, penentuan waktu tanam yang tepat
agarmemperhitungkan masa masaknya biji jatuh pada musim kemarau. Hal ini
untuk menghindari kerusakan pada saat pembungaan dan menghindari serangan
cendawan.
Setelah benih ditanam maka perlu dilalukan pengairan untuk menjaga kelembaban
tanah. Benih hanya akan dapat tumbuh bila tanah cukup lembab dan kandungan
air cukup untuk proses perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman muda.
Kelembaban tanah perlu terus dijaga sampai tanaman berumur 4 minggu (1 bulan)
setelah tanam. Dari segi kebutuhan terhadap air, sorgum memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan tanaman sejenis. Sorgum termasuk tanaman
yang tahan terhadap kekeringan. Sebagai perbandingan, 1 kg bahan kering sorgum
hanya memerlukan sekitar 332 kg air selama pembudidayaan, sedangkan pada
jumlah bahan kering yang sama, jagung membutuhkan 368 kg, barley 434 kg dan
gandum 514 kg air.
c) Pola Tanam
Sorgum dapat ditanam secara monokultur (hanya tanaman sorgum yang ditanam
di suatu lahan) ataupun dengan cara tumpang sari (menanam tanaman sorgum
bersama-sama dengan tanaman lain. Untuk tanaman monokultur diperlukan benih
10-15 kg/ha,sedangkan dengan cara tumpangsari, kebutuhan benih tergantung
kepada jarak tanam dan metode tumpangsari yang digunakan.
anjuran
seperti
tertera
pada
kemasan
pupuk
yang
Potensi
Di
Indonesia
saat
ini
terdapat
beberapa
varietas
sorgum
yang
Daerah Penghasil
Indramayu, Cirebon,
Kuningan, Ciamis, Garut,
Cianjur dan Sukabumi
Jawa Tengah
DI.
Yogyakarta
Jawa Timur
Pacitan, Bojonegoro,
Tuban, Lamongan,
Bangkalan, Pamekasan,
Sampang, Sumenep,
Pasuruan, Probolinggo,
Malang dan Lumajang
Peta Persebaran
NTB
Lombok Tengah,
Sumbawa, Dompu dan
Bima
NTT
daerah-daerah penghasil sorgum cukup bervariasi. Data produktivitas daerahdaerah penghasil sorgum yang teridentifikasi pada tahun 2003 diperlihatkan pada
Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Produktivitas Sorgum di Indonesia
Tempat
Luas tanam (ha) Produksi (t) Produktivitas (ha/t)
Jawa Tengah
15.309
17.350
1,13
Jawa Timur
5.963
10.522
1,76
DI Yogyakarta
1.813
670
0,37
Nusa Tenggara Barat
30
54
1,80
Nusa Tenggara Timur
26
39
1,50
Sumber : Sirappa, 2003
Sorgum merupakan tanaman yang mempunyai banyak kegunaan. Hampir
seluruh bagian dari tanaman sorgum seperti biji, tangkai biji, daun, batang dan
akar dapat dimanfaatkan. Produk-produk turunan seperti gula, bioetanol, kerajinan
tangan, pati, biomas dan lain-lain merupakan beberapa produk yang dapat
dihasilkan dari tanaman sorgum. Dari beberapa produk tersebut, produk utama
tanaman sorgum adalah biji dan batangnya. Biji sorgum merupakan bagian dari
kelompok serealia sebagaimana halnya gandum dan jagung. Biji sorgum memiliki
kandungan tepung dan pati yang sangat potensial. Adapun batang sorgum
terutama jenis sorgum manis memiliki kandungan nira sebagaimana halnya
tanaman tebu. Nira sorgum dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula
dan bioetanol.
Produk lain yang dapat dikembangkan dari keseluruhan bagian tanaman
sorgum adalah biomass. Batang, daun, akar, merupakan bagian yang potensial
untuk dikembangkan sebagai biomass. Di bawah ini adalah gambar pohon industri
dari tanaman sorgum.
Kalori
Protein
Pangan
(kal)
Sorgum
Beras
Jagung
Kentang
Ubi
kayu
332
360
361
83
157
Lemak
Karbohidra
(g)
(g)
t (%)
11
7
9
2
1,20
3,30
0,70
4,50
0,10
0,30
73
79
72
19
35
Air
Serat
Ca
Fe
(%)
(mg)
(mg)
(mg)
(mg)
11,20
9,80
13,50
63
2,30
1
2,70
28
6
9
11
33
287
147
380
56
40
4,40
0,80
4,60
0,70
0,70
Ubi jalar
Terigu
123
365
1,80
8,90
0,70
1,30
28
77
30
16
49
106
0,70
1,20
dengan
nira
tebu.
Keunggulannya
terletak
pada
tingkat
Sorgum
Tebu
Biji dan biomass
Biomass
Marginal
Subur
332 kg / kg bahan 3 kali sorgum
Laju Fotosintesis
Kebutuhan benih
Umur Produksi
kering
Tinggi dan cepat
4,5-5 kg / ha
3-4 bulan
Lebih rendah
4.500-6.000 kg stek / ha
> 10 bulan
Perbanyakan
Benih
tunas
Sumber : Setyaningsih (2009)
Keunggulan sorgum dibandingkan dengan tebu juga dapat dilihat pada
karakteristik nira yang dihasilkan. Sorgum dapat menghasilkan nira yang
memiliki kadar gula yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nira tebu.
Walaupun demikian, terdapat beberapa kekurangan nira sorgum dibandingkan
dengan nira tebu, yaitu dalam kadar pati serta abunyayang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan nira tebu. Perbedaan karakteristik nira sorgum dengan nira
tebu dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Komposisi Nira Sorgum dan Nira Tebu
Komposisi
Nira sorgum
Nira tebu
Brix (%)
13.6 18.40
12 - 19
Sukrosa
10.0 -14.40
9 -17
0,75 1,35
0,48 1,52
Abu (%)
1,28 1,57
0,40 0,70
Amilum (ppm)
209 1764
1,50 - 95
Asam akonitat
0,56
0,25
sebagai
negara
agraris
merupakan
suatu
peluang
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Beti, Y.A., A. Ispandi, dan Sudaryono. 1990. Sorgum. Monografi No. 5. Balai
Penelitian Tanaman Pangan, Malang
BPTP NTT. 2005. Budidaya Sorgum.
Fanindi, Achmad., Siti Yuhaeni Dan Wahyu H. 2005. Pertumbuhan Dan
Produktivitas Tanaman Sorgum (Sorghum Bicolor (L) Moench Dan
Sorghum Sudanense (Piper) Stafp) Yang Mendapatkan Kombinasi
Pemupukan N, P, K Dan Ca. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner 2005. Balai Penelitian Ternak. Bogor
Direktorat Jenderal Perkebunan. 1996. Sorgum manis komoditi harapan di
propinsi kawasan timur Indonesia. Risalah Simposium Prospek Tanaman
Sorgum untuk Pengembangan Agroindustri, 1718 Januari 1995. Edisi
Khusus Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
No.4-1996: 6 12.
Kebun Penghasil Bensin. www.trubusonline.com
Setyowati, Mamik., Hadiatmi dan Sutoro. 2005. Evaluasi Pertumbuhan dan Hasil
Plasma Nutfah Sorgum (Sorghum vulgare (L.) Moench.) dari Tanaman
Induk dan Ratoon. Buletin Plasma Nutfah Vol.11 No.2 Th.2005. Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya
Genetik Pertanian, Bogor
Setyaningsih, Dwi. 2009. Kuliah Teknologi Bioenergi. TIP-IPB. Bogor.
Sirappa, M.P. 2003. Prospek Pengembangan Sorgum di Indonesia sebagai
Komoditas Alternatif Untuk Pangan, Pakan dan Industri. Jurnal Litbang
Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.
Makassar.
Supriyanto dan Bambang Purnomo. Pengembangan Agroindustri Bioetanol
Berbasis Sorgum Secara Terpadu Dan Berkelanjutan.
www.australianinsects.com
www.detikfinance.com
www.inaplas.org
www.ristek.go.id
www.purcellmountainfarms.com
Y.A., Rahmi, Syuryawati, Zubachtirodin. 2007. Teknologi Budidaya Gandum.
Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.