Anda di halaman 1dari 13

Abstrak

Setiap pembangunan dan pengembangan wilayah tentunya mempunyai faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kelangsungannya, salah satunya adalah geologi tata
lingkungan dan sumberdaya air tanah. Faktor tersebut pada hakekatnya mempunyai
pengaruh yang cukup besar karena hingga saat ini tidak ada satu pun pembangunan
dan pengembangan wilayah yang tidak berpijak pada bumi. Oleh karena itu geologi
tata lingkungan dan air tanah memegang peran yang penting yang sangat menentukan
keberhasilan dan pengembangan wilayah, sebab sebagai sumberdaya alam geologi
dan wilayah dapat dimanfaatkan meskipun juga pada sisi lain dapat dipertimbangkan
sebagai faktor pembatas karena interaksi pembangunan dengan sumberdaya tersebut
dapat mengakibatkan degradasi maupun bencana alam geologi. Namun pada
kenyataannya saat ini sedikit sekali pembangunan dan pengembangan wilayah yang
mempertimbangkan kondisi geologi tata lingkungan dan sumberdaya air tanah
sehingga mengakibatkan hasil pembangunan yang tidak ramah lingkungan fisik
(aspek geo-fisik) dan menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat
sekitar. Peranan geologi tata lingkungan dalam perencanaan pembangunan suatu
wilayah tidak hanya mempertimbangkan aspek fisik yang berada di atas permukaan
namun juga harus memperhatikan kondisi di bawah permukaan, demikian halnya
dengan air tanah yang merupakan sumber pasokan kebutuhan akan air, serta interaksi
antara sumberdaya air tanah dengan pembangunan fisik di atasnya. Dengan
pemahaman peranan geologi tata lingkungan tersebut serta peranan sumberdaya air
tanah, diharapkan setiap pengambilan keputusan pada setiap tahapan perencanaan,
pelaksanaan,

hingga

pengendalian

suatu

pengembangan

wilayah

harus

mempertimbangkan aspek geologi.


Kata Kunci: Pembangunan dan pengembangan wilayah, geologi tata lingkungan, dan
sumberdaya air tanah.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Geologi berasal dari bahasa Yunani, geo = bumi dan logos = kata, jadi geologi

adalah ilmu yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah,
dan proses pembentukannya. Geologi lingkungan merupakan pengetahuan alam yang
mempelajari bumi meliputi bagian permukaan dan bawah permukaan, batuan sebagai
komposisi penyusun, dan proses-proses yang membentuk selama waktu geologi.
Geologi lingkungan pada dasarnya mempelajari interaksi antara alam (lingkungan
geologis) dengan aktivitas manusia yang bersifat timbal balik.
Pengertian timbal balik disini adalah bagaimana proses-proses geologis dapat
mempengaruhi manusia, baik alam itu sebagai sumberdaya maupun sebagai sumber
kendala dan limitasi seperti dalam bentuk bencana alam dan bahaya-bahaya geologis
(geological hazard), atau fenomena-fenomena alam lainnya yang dianggap
membahayakan manusia. Sebaliknya aktivitas manusia juga dapat mengganggu
keseimbangan alam yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan manusia
sendiri. Kondisi geologi lingkungan dapat memberikan informasi mengenai
morfologi, tanah, batuan, struktur, karakteristik pantai, bahan galian, dan prosesproses geologi yang berlangsung di mana makhluk hidup itu berada. Selain itu,
geologi lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari suatu sistem alami
seperti faktor biologi, kimia, fisika, ekonomi, politik, sosial, hingga tata ruang.
Sementara itu, perencanaan wilayah dan kota merupakan suatu kegiatan
pengalokasian sumber daya yang tersedia, berorientasi kepada masa depan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu, dan dilakukan secara kontinu (Diana Conyers dan
Peter Hills). Sedangkan W.H. Newman memberikan definisi, Planning is deciding
in advance what is to be done, that is a plan, it is projected a course of action

(Perencanaan adalah keputusan apa yang akan dikerjakan untuk waktu yang akan
datang, yaitu suatu rencana yang diproyeksikan dalam suatu tindakan). Menurut A.
M. Williams, proses perencanaan tersebut meliputi hal-hal seperti menetapkan
dengan jelas maksud tujuan, menentukan alternatif, mengatur sumber-sumber yang
diperlukan, menentukan organisasi, metode dan prosedur, menentukan atau
menetapkan rencana itu sendiri. Jadi, geologi lingkungan sangat berhubungan dengan
proses perencanaan suatu wilayah karena kaitannya terhadap sumberdaya alam dan
timbal baliknya kepada manusia. Dalam merencanakan suatu kota ternyata banyak
sekali yang harus di pertimbangkan oleh perencana di antaranya kondisi topografi
suatu wilayah dan sebagainya.
Pengenalan geologi lingkungan dalam perencanaan wilayah dan kota meliputi
peranan faktor geologi (bumi dan kandungan batuan) terhadap kegiatan manusia,
susunan materi bumi, jenis batuan (batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf), waktu geologi, kandungan mineral, dinamika bumi, bencana alam geologi
(gempa bumi dan gunung api). Perencanaan wilayah memfokuskan geologi
lingkungan sebagai sarana untuk pengambilan keputusan atau kebijakan mengenai
arahan penggunaan lahan sesuai dengan data-data dan informasi yang lengkap dan
akurat berdasarkan aspek-aspek geologi lingkungan.
Dalam

proses

perancangan

suatu

wilayah,

perencana

harus

mempertimbangkan keadaan-keadaan geologi yang ada di dalam wilayah tersebut.


Karena, keadaan geologi tersebut mencerminkan kekuatan aspek-aspek lingkungan
yang ada di wilayah tersebut. Aspek geologi yang menjadi bahan pertimbangan
proses perencanaan adalah aspek fisik atau lingkungan, yaitu Morfologi (bentuk
permukaan bumi), Litologi (tanah dan batuan) Topografi (relief muka bumi),
Klimatologi (iklim), Stratigrafi (lapisan tanah), Hidrogeologi (hubungan air, batuan,
dan tanah), dan Bahaya Geologi.

Di setiap daerah, pasti memiliki proses pembangunan wilayah yang meliputi


aspek-aspek fisik geologi, sama halnya seperti wilayah kecamatan Gajah Mungkur,
meliputi kelurahan Gajah Mungkur, kelurahan Bendan Duwur, kelurahan Bendan
Ngisor, dan kelurahan Karangrejo. Wilayah ini merupakan wilayah dengan bukitbukit terjal dan rawan longsor. Dengan ini perlu dilakukan analisis permasalahanpermasalahan yang terjadi di wilayah studi dengan aspek-aspek geologi lingkungan.
Planologi atau Perencanaan Wilayah dan Kota adalah suatu program studi
yang mempelajari tentang cara merencanakan suatu wilayah dan kota. Ilmu
perencanaan wilayah dan kota merupakan ilmu terdiri dari berbagai konsep ilmu yang
lain. Misalnya, ilmu ekonomi, ilmu kependudukan, ilmu sosial, dan salah satu yang
paling penting yaitu geologi lingkungan. Ilmu-ilmu tersebut diperlukan agar ilmu
perencanaan dapat dipergunakan secara maksimal sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai serta dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat atau penduduk sebagai
subjek dan sekaligus objek perencanaan. Sehingga perencana dapat merencanakan
suatu wilayah atau kota yang bersih, rapi, indah, aman, dan berwawasan lingkungan.
Dalam ilmu perencanaan wilayah dan kota, secara garis besar mempunyai dua
aspek yang harus dikembangkan, yaitu aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik di sini
adalah klimatologi, morfologi, litologi, stratigrafi, hidrologi, hidrogeologi, bahaya
geologi, dan sumber daya alam serta aspek non fisik antara lain ekonomi, sosial,
budaya, politik dan hankam. Aspek fisik di sini tidak lain adalah bagian dari ilmu
geologi, yang akan dibahas dalam makalah ini, terutama geologi lingkungan.
Geologi lingkungan sebagai ilmu terapan dari pengetahuan geologi yang
ditujukan dalam upaya memanfaatkan sumberdaya alam secara efektif dan efisien
guna memenuhi kebutuhan hidup manusia masa kini dan masa mendatang dengan
sangat meminimalisir dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Dengan kata lain
geologi lingkungan dapat diartikan sebagai penerapan informasi geologi dalam

pembangunan terutama untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan untuk


meminimalkan degradasi lingkungan sebagai akibat perubahan-perubahan yang
terjadi dari pemanfaatan sumberdaya alam.
Ada tujuh konsep yang menjadi dasar ilmu geologi lingkungan, yaitu:
1) Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
2) Bumi yang kita miliki sebagai tempat tinggal yang paling sesuai dengan
kehidupan manusia ini mempunyai sumber daya alam yang terbatas.
3) Pada saat ini, proses proses fisik telah mengubah bentang alam, baik secara
alamiah dan buatan, yang telah tersusun selama periode geologi.
4) Selalu terjadi proses alam yang membahayakan kehidupan manusia.
5) Perencanaan tataguna lahan dan tataguna air harus diupayakan seoptimal
mungkin untuk memperoleh keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan
variabel yang nyata, seperti estetika.
6) Dampak dari penggunaan lahan akan semakin menumpuk, oleh karena itu kita
berkewajiban melestarikannya untuk generasi selanjutnya.
7) Komponen pokok dari setiap lingkungan manusia merupakan suatu faktor
geologi dan pemahaman terhadap lingkungan ini membutuhkan wawasan dan
pengetahuan yang luas terhadap ilmu bumi dan disiplin disiplin ilmu lain
yang masih berkaitan.

1.2.

Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah bermaksud
untuk membahas peranan geologi tata lingkungan dalam perencanaan pembangunan
suatu wilayah yang tidak hanya mempertimbangkan aspek fisik yang berada di atas
permukaan namun juga harus memperhatikan kondisi bawah permukaan.

BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1.

Waktu dan Tempat


Lokasi perencanaan wilayah geologi tata lingkungan dan air tanah ini adalah

di Kota Bandung, Indonesia yang telah direncanakan pada tanggal 25 Desember 1998
oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan Bandung, Indonesia.

2.2.

Metode Penelitian
Metode

yang

digunakan

adalah

dengan

menandai

(identify),

menginventarisasi dan meneliti semua gejala atau proses dan keterdapatan sumber
daya alam geologi yang berhubungan dengan pengembangan lingkungan fisik suatu
wilayah,

menaksir

besarnya

kemungkinan

benturan

yang

terjadi

akibat

pengembangan tersebut, serta mengukur responnya terhadap kemungkinan bencana


alam geologi ( tanah longsor, gempa, letusan gunung api, dan sebagainya).

BAB III
HASIL DAN KESIMPULAN
3.1.

Hasil
Pembangunan fisik tentunya akan memberikan dampak langsung terhadap

lingkungan fisiknya. Dampaknya ada yang bersifat positif yang menambah tingkat
kesejahteraan masyarakat, juga dampak negatif yang akan merugikan. Dengan
memahami keterbatasan serta daya dukung sumberdaya alam geologi, maka
diharapkan dampak negatif dari pembangunan fisik terhadap tanah atau batuan di
permukaan bumi serta air tanah yang dikandung di bawah permukaan akan dapat
diminimalisir apabila pembangunan fisik yang dilakukan disertai pertimbangan
mengenai aspek geologi tata lingkungan dalam perencanaannya.
Menurut Jurnal yang ditulis oleh Soetrisno S., yang berjudul Geologi Tata
Lingkungan dan Air Tanah untuk Perencanaan Wilayah, salah satu faktor penting
yang mempengaruhi pembangunan fisik dan harus selalu menjadi bahan
pertimbangan yang utama adalah Geologi Tata Lingkungan. Geologi tata lingkungan
adalah bagian dari disiplin geologi yang mempelajari keadaan sifat fisik tanah
ataupun batuan di permukaan dan bawah permukaan tanah serta proses geologi yang
terjadi dengan tekanan pada kaitannya dengan perencanaan fisik pengembangan
wilayah dan pengendalian lingkungan. Geologi tata lingkungan adalah kegiatan
menandai (identify), menginventarisasi, dan juga meneliti semua gejala atau proses
dan keterdapatan sumberdaya alam geologi yang berhubungan dengan pengembangan
lingkungan fisik suatu wilayah, menaksir besarnya kemungkinan suatu benturan yang
terjadi akibat pengembangan tersebut, serta mengukur responnya terhadap
kemungkinan bencana alam geologi seperti tanah longsor, letusan gunung api, banjir
lahar, gempa bumi, dan sebagainya.

Pengaruh benturan pembangunan dan pengembangan lingkungan fisik


terhadap komponen lingkungan geologi diketahui dengan cara penaksiran dan
mitigasi yang dilakukan dari perangkuman data dasar (topografi, penggunaan lahan,
kelerengan, dan sebagainya), data bencana alam (erosi, banjir, gempa, longsor, dan
sebagainya). Dimana dengan dilakukannya perangkuman tersebut akan dihasilkan
suatu informasi geologi tata lingkungan yang berupa informasi kualitas lingkungan
fisik yang dapat dikembangkan atau dibudidayakan maupun yang harus dilindungi
berdasarkan

tinjauan

dari

aspek

geologi.

Dalam

perangkuman

tersebut

dipertimbangkan dua faktor utama yaitu:


1. Faktor pendukung, yang menyangkut kemampuan sumberdaya alam geologi dan
pengembangan wilayah.
2. Faktor pembatas, yang menyangkut keterbatasan sumberdaya alam geologi akibat
proses geologi yang menjadi pembatas dalam pengembangan wilayah.
Informasi geologi dan non geologi diintegrasikan dalam suatu peta gabungan
yang memberikan rekomendasi penggunaan lahan dari sudut pandang geologi tata
lingkungan. Informasi tersebut mencakup air tanah, bahan mineral industri dan bahan
bangunan, buangan limbah, pertanian dan kehutanan, serta daerah rawan bencana.
Dalam beberapa kasus ada daerah-daerah yang tumpang tindih dalam rekomendasi
penggunaannya yang mengakibatkan adanya konflik pemanfaatan, dimana ada
pemanfaatan yang mempunyai prioritas dilihat dari sudut pandang geologi tata
lingkungan yang mempertimbangkan aspek pengelolaan sumberdaya geologi dan
kecenderungan pengembangan wilayah yang diterapkan.
Sumberdaya alam yang terkandung dalam ruang daratan berperan dalam
menunjang kehidupan makhluk hidup pada ruang daratan serta aktivitasnya pada
permuakaan ruang daratan, karena sumberdaya alam geologi merupakan sumber
penyediaan berbagai kebutuhan kehidupan dan pembangunan. Dengan mengetahui

geologi tata lingkungan suatu daerah, penataan ruang daratan akan menjamin
tercapainya asas kemanfaatan, keseimbangan, dan kelestarian sumberdaya alam
geologi dan lingkungan fisika sehingga pembudidayaan sumberdaya tersebut masih
tetap dapat menunjang kehidupan meskipun tetap terselenggaranya perlindungan
sumberdaya tersebut sehingga dampak negatif yang timbul dapat ditekan sekecil
mungkin.
Dalam Jurnal yang ditulis oleh Soetrisno S. tersebut dikemukakan bahwa
aturan mengenai penataan ruang tercantum dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun
1992, yang merupakan proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Hasil dari suatu perencanaan tata ruang adalah
suatu rencana tata ruang. Pada hakekatnya penataan ruang perlu dilakukan secara
terpadu dan menyeluruh, yaitu penataan ruang yang dianalisis dan dirumuskan
menjadi satu kesatuan dari berbagai kegiatan pemanfaatan ruang oleh pemerintah
maupun masyarakat. Perlu ditelaah semua aspek menyangkut geo-bio-fisik-ekonomisosial dari tata ruang, dalam hal ini telah dipadukan mengenai aspek geofisik
menyangkut sumberdaya alam geologi.
Tujuan dari penataan ruang antara lain adalah terselenggaranya pengaturan
pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung adalah
kawasan yang diterapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan
hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Kondisi geologi tata
lingkungan suatu daerah akan sangat berperan dalam terselenggaranya pengaturan
pemanfaatan ruang kawasan budidaya yang sesuai, karena kawasan budidaya
merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk di budidayakan atas
dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, manusia, maupun buatan.

3.2

Kesimpulan

Geologi tata lingkungan dan perencanaan wilayah adalah salah satu ilmu
geologi yang mempelajari tentang keadaan sifat fisik tanah atau batuan. Setiap
pembangunan sebuah infrastruktur dan pengembangannya diperlukan kajian dari sisi
geologi, ini yang diperlukan dalam sebuah perencanaan wilayah dari segi tata
lingkungan dan air tanah.
Air tanah adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia karena
kegunaannya yang sangat banyak. Air tanah diperoleh melalui proses yang panjang
dari laut menjadi air tanah sampai kembali kelaut atau yang biasa disebut dengan
daur hidrologi. Adapun yang membuat air tanah layak dikonsumsi adalah air tanah
yang melalui banyak filter alat yaitu batuan. Batuan yang membantu proses
penyaringan air tanah anatara lain akuifer, akuiklud, akuifug, dan akuitard.
Air tanah mengalir dari daerah imbah (recharge area) menuju daerah luah
(discharge area) dan air tanah muncul kepermukaan dengan dua cara yaitu dengan
cara alami (mata air) dan secara budidaya (sumur bor). Unsur yang terkandung dalam
air tanah seperti sodium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat dan klorida yang
membuat air tanah dapat digunakan sebagai air minum, air irigasi dan industri dan
membuat keberadaan air tanah terus dicari. Pentingnnya kajian dalam sisi geologi
agar dalam eksplorasi air tanah terhindar dari bencana alam yang dapat ditimbulkan
seperti longsor.

PUSTAKA

Rara. 2012. 7 (Tujuh) Konsep Dasar Geologi Lingkungan dalam Perencanaan


Wilayah

dan

Kota.

www.facebook.com/

note.php?note_id=

10150615341857507 . Diakses 13 Desember 2013


Soetrisno. 1998. Geologi Tata Lingkungan dan Airtanah untuk Perencanaan Wilayah.
Diakses 13 Desember 2013
Tod, D,K. 1980. Groundwater Hydrology, Second Edition, New York. Diakses 13
Desember 2013

ASPEK GEOLOGI TERHADAP PERENCANAAN


WILAYAH (PEMBANGUNAN)
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Laut

Disusun oleh: Kelompok D


Fadhilah Ramadhan S.
230210120018
Devi Melyani
230210120019
Rizanty Avianisa Y.
230210120020
M. Faadhil Novianto
230210120021
Mutiara Dhitasari
230210120022
Zaskia Intan Saomi
230210120023
Sarah Anindiya S.
230210120024
Muh. Kautsar A.
230210120025

PRODI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2013

Anda mungkin juga menyukai