Anda di halaman 1dari 10

Tugas Resume

Single Flash Steam Power Plant Geothermal

Fitrah Andriyanto Kuspanji


3514202001

Bidang Keahlian Geothermal


Jurusan Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
2015

Single Flash Steam Power Plant Geothermal

1. Pendahuluan.
Single flash steam adalah pembangkit generasi pertama dari industri sistem tenaga untuk
industri tenaga, sistem pembangkit geothermal ini digunakan atau dikembangkan pada
lingkungan yang bersifat liquid dominated. Pada Mei 2007, telah tercatat 159 unit yang
beroperasi di 18 negara di seluruh dunia. Tercatat 32 % dari seluruh pembangkit geothermal
(panas bumi) yang telah dikembangkan. Tiap unit memiliki kapasitas daya berkisar antara
3 sampai 90 MW, and nilai daya rata-rata yang dihasilkan adalah 25,3 MW per unit nya.

2. Faktor Desain Single Flash Steam


Pembangkit single flash plant merupakan cara termudah untuk merubah energi panas
bumi ke listrik. Pertama kali campuran uap dan air dipisahkan antara uap dan air di dalam
separator dengan menurunkan tekanan pada tekanan tertentu.
Sebuah ciri khas dari pembangkit panas bumi untuk menghasilkan 30 MW diperlukan
5 6 sumur produksi dan 2 -3 sumur injeksi. Dalam kasus ini diperlukan sebuah sistem
piping untuk mengalirkan geofluid dari sumur produksi ke power house, lalu dilanjutkan
kembali ke sistem pembuangan yang akan di injeksikan kembali.

2.1. Model Piping


Ada 3 model peletakan separator pada sistem piping pembangkit single flash plant
yaitu.
1. Pada power house.
Pada gambar ditunjukkan bahwa terdapat 5 sumur produksi geofluid yang mengalir
pada sistem piping dialirkan langsung ke separator yang berada didekat power house.
Dan uap yang telah terpisah langsung masuk ke turbin melalui pipa pendek, dan air atau
sisa pemisahan dibuang ke dua sumur injeksi.

2. Pada satellite stations


Pada satelillte stations, separator diletakkan di lapangan sumur produksi, dimana
digambarkan bahwa beberapa sumur produksi yang berdekatan terkoneksi dengan
separator. Dan uap hasil pemisahan dialirkan ke steam collector, untuk hasil
pembungannya di injeksi ke sumur injeksi.

3. Pada kepala sumur.


Untuk tipe yang terakhir adalah meletakkan separator di kepala sumur, atau masing
masing sumur produksi memliki separator sendiri. Hasil dari pemisahan uap sama
dengan station satellites yaitu akan di alirkan ke steam collector sebelum masuk ke
power house. Dan untuk hasil cairan ( air ) yang tak terpakai akan di injeksikan kembali
ke dalam dua sumur injeksi.

2.2. Penurunan Tekanan ( Pressure Losses)


Satu hal yang menjadi perhatian utama dari faktor desain dari sistem piping adalah
penurunan tekanan pada pipa pipa uap dari kepala sumur (wellhead) ke power house.
Penurunan tekanan uap adalah sebuah fungsi dari diameter, panjang, dan konfigurasi dari
sistem piping, seperti halnya massa jenis dan laju aliran massa uap. Satu hal yang menjadi
pokok atau yang terpenting adalah diameter pipa. Persamaan dibawah menunjukkan
penurunan tekanan yang disebabkan oleh gesekan.

Dimana
L = panjang pipa
= laju aliran massa
= massa jenis uap
= diameter pipa

= penurunan tekanan.
Pada umumnya, penurunan tekanan dalam dua fase liquid yang mengalir dalam pipa terkait
dengan :
1. Penurunan tekanan akibat gaya gesek ( frictional pressure drop)
2. Penurunan tekanan akibat gaya grafitasi (grafitational pressure drop)
3. Penurunan tekanan akibat laju aliran ( accelerational pressure drop)

3. Sistem Konversi Energi


Pengertian dari sistem single flash adalah indikator dari proses geofluid yang telah melalui
proses single flashing atau proses transisi dari penekanan cairan dari campuran cairan dan uap,

sebagai hasilnya dimana tekanan geofluid berada dibawah tekanan saturasi sesuai dengan suhu
pada fluida.
Titik penentuan dari flash point menjadi hal yang sangat penting dalam operasi sebuah
pembangkit single flash. Jika dipandang dari segi pemahaman termodinamika proses konversi
energi, titik ini menjadi tidak relevan. Dimana kita bisa asumsikan geofluid dimulai dari sisi
compressed liquid dimana saja dalam reservoir.

Skema sederhana pembangkit Single Flash


Turbine pada unit single flash memiliki ciri khas rata rata menghasilkan energi sebesar 25
55 MW, dan terdiri dari 4 5 stages dari reaksi impulse blades. Secara keseluruhan memiliki
efisiensi isentropik sebesar 80 %.

4. Proses Konversi Ditinjau Dari Termodinamika


Analisis ini berdasarkan pada prinsip dasar hukum termodinamika, yaitu prinsip hukum
kekekalan energi ( Hukum I Termodinamika) dan prinsip keseimbangan massa.

4.1. Diagram Proses Temperatur ( Suhu) dan Entropi


Proses Geofluid dalam segi termodinamika akan mudah jika kita lihat dalam diagram TS,

Diagram T S Single Flash Steam

4.2.Proses Flashing
Proses ini digambarkan pada saat kondisi 1 dan 2 pada diagram T-S, dimana pada
proses ini geofluid mengalami penurunan tekanan dan suhu secara drastis. Hal ini
diakibatkan geofluida dari wellhead melewati throtle valve. Selain itu proses flashing
ini merupakan proses flashing ini merupakan proses isentalpik dan adiabatik. Karena
proses ini terjadi secara spontan dan tidak ada pengaruh kerja di dalamnya. Sehingga
dapat dituliskan yakni sebagai berikut.

Dimana :
h1 = entalpi pada wellhead ( kJ/kg )
h2 = entalpi setelah proses flashing ( kJ/kg0

4.3.Proses Pemisahan (Separator)


Sesuai dengan diagram T-S di atas pada proses ini terjadi proses isobarik atau tekanan
konstan. Dalam proses ini dapat diketahui nilai fraksi uap ( X ) yaitu dengan rumus.

Dimana :
x2 = kualitas uap
h2 = entalpi setelah proses flashing ( kJ/kg )

h3 = entalpi pada keluaran separator menuju turbin ( kJ/kg)


h4 = entalpi pada keluaran separator menuju sumur injeksi ( kJ/kg )

4.4.Turbin
Pada turbin yang dibawah keadaan steady, inlet dari fluida yang bekerja dan tekanan
exhaust telah ditentukan. Oleh karena itu untuk proses ideal dari turbin adiabatik adalah
proses isentropik antara inlet dan tekanan exhaust.
Daya turbin dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

Dimana :
wt = energi yang dihasilkan turbin ( kW)
Wt = daya listrik ( kW )
= massa laju aliran ( kJ/kg )
h4 = entalpi pada masukan turbin ( kJ/kg)
h5 = entalpi pada keluaran turbin kondisi aktual ( kJ/kg )

Sedangkan untuk efisiensi turbin dapat dihitung dengan persamaan.


=

Biasanya perubahan energi kinetik dan potensial berhubungan dengan aliran fluida
yang mengalir di turbin, yaitu perubahan entalpi yang cukup kecil dan bisa diabaikan.
Kemudian kerja output dari adiabatik turbin hanya menjadi perubahan entalpi, dan
persamaannya menjadi :

Untuk menghitung nilai daya turbin generator dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan :

Dimana :
We = daya yang dihasilkan generator. ( kW)
Wt = daya yang dihasilkan turbin ( kW)

g = efisiensi turbin

4.5.Kondensor ( Condensing Process)


Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi
untuk mengkondensasikan fluida kerja. Pada sistem tenaga uap, fungsi utama
kondensor adalah untuk mengembalikan exhaust steam dari turbin ke fase cairnya.
Berdasarkan hukum pertama termodinamika untuk mendapatkan persamaan
kondensor. Berhubungan dengan laju aliran dari cooling water,
x2

ke laju aliran uap,

Dimana
c = sebagai asumsi dari sepesifik heat dari cooling water ( 1 Btu/lbm.F atau
4,2 kJ/kg.K)
T = perbedaan suhu pada cooling water yang melewati kondenser.

Untuk tipe kondenser hubung langsung ( direct contact condenser ) persamaannya


adalah.

Direct contact Condensor

4.6.Menara Pendingin (Cooling Tower)


Cooling tower ini menggunakan Fan / kipas untuk menghisap udara. Udara dihisap
melalui louver / pengarah dari samping masuk ke dalam Cooling Tower kemudian
dihisap ke atas. Udara dingin ini mengalami kontak langsung dengan air yang jatuh dari
bak atas menuju bak bawah, sehingga air panas keluar dari Condenser (50 0C) dipompa
menuju ke Cooling Tower didinginkan dengan udara sehingga temperaturnya turun
menjadi 26 27 0C.
Cooling Tower jenis ini relatif murah dan fleksible karena kecepatan anginnya bisa
diubah-ubah disesuaikan dengan kondisi udara luar dan beban Turbin. Namun
kelemahannya adalah menggunakan energi listrik untuk menggerakkan kipas yang
dayanya relatif besar dan biaya perawatannya tinggi.

Skema Cooling Tower.

Proses internal yang melibatkan pertukaran panas dan massa antara udara dan air.
Persamaan Hukum Pertama berikut menggambarkan keseluruhan operasi pada menara,
tidak termasuk kipas dan diasumsikan sebagai aliran steady dan kondisi adiabatik
keseluruhan yaitu:

4.7.Efisiensi Eksergetik dan Efisiensi Thermal


Karena efisiensi pada PLTP tidak dapat diukur dari jumlah bahan bakar yang
digunakan, karena bahan bakar yang digunakan pada panas bumi tidak mengeluarkan
biaya, maka efisiensi PLTP dapat dihitung dengan menggunakan exergetic efficiency
yang menghitung dari sisi utilitas sistem PLTP tersebut dengan persamaan.

Dimana :
e

= eksergi spesifik

h ( T, P) = entalpi pada temperatur dan tekanan sumur operasi ( kJ/kg)


h( T0, P0) = entalpi pada temperatur dan tekanan ambient ( kJ/kg)
S( T, P)

= entropi pada temperatur dan tekanan sumur operasi ( kJ/kg-K)

S( T0, P0) = entropi pada temperatur dan tekanan ambient ( kJ/kg-K)


T0

= temperatur ambient

Setelah mendapatkan e kita lalu menghitung nilai efisiensi eksergetiknya dengan


persamaan.

Dimana
E = daya eksergi
e = eksergi spesifik
m = laju aliran massa (kg/s)

sehingga, efisiensi eksergetik:

Dimana :
eksergi = efisiensi eksergi
Wnett = daya netto

Selain efisiensi eksergetik, PLTP juga dapat dihitung nilai efisiensi thermalnya dengan
menggunakan persamaan berikut.

Anda mungkin juga menyukai