Single Flash Steam Power Plant Geothermal
Single Flash Steam Power Plant Geothermal
1. Pendahuluan.
Single flash steam adalah pembangkit generasi pertama dari industri sistem tenaga untuk
industri tenaga, sistem pembangkit geothermal ini digunakan atau dikembangkan pada
lingkungan yang bersifat liquid dominated. Pada Mei 2007, telah tercatat 159 unit yang
beroperasi di 18 negara di seluruh dunia. Tercatat 32 % dari seluruh pembangkit geothermal
(panas bumi) yang telah dikembangkan. Tiap unit memiliki kapasitas daya berkisar antara
3 sampai 90 MW, and nilai daya rata-rata yang dihasilkan adalah 25,3 MW per unit nya.
Dimana
L = panjang pipa
= laju aliran massa
= massa jenis uap
= diameter pipa
= penurunan tekanan.
Pada umumnya, penurunan tekanan dalam dua fase liquid yang mengalir dalam pipa terkait
dengan :
1. Penurunan tekanan akibat gaya gesek ( frictional pressure drop)
2. Penurunan tekanan akibat gaya grafitasi (grafitational pressure drop)
3. Penurunan tekanan akibat laju aliran ( accelerational pressure drop)
sebagai hasilnya dimana tekanan geofluid berada dibawah tekanan saturasi sesuai dengan suhu
pada fluida.
Titik penentuan dari flash point menjadi hal yang sangat penting dalam operasi sebuah
pembangkit single flash. Jika dipandang dari segi pemahaman termodinamika proses konversi
energi, titik ini menjadi tidak relevan. Dimana kita bisa asumsikan geofluid dimulai dari sisi
compressed liquid dimana saja dalam reservoir.
4.2.Proses Flashing
Proses ini digambarkan pada saat kondisi 1 dan 2 pada diagram T-S, dimana pada
proses ini geofluid mengalami penurunan tekanan dan suhu secara drastis. Hal ini
diakibatkan geofluida dari wellhead melewati throtle valve. Selain itu proses flashing
ini merupakan proses flashing ini merupakan proses isentalpik dan adiabatik. Karena
proses ini terjadi secara spontan dan tidak ada pengaruh kerja di dalamnya. Sehingga
dapat dituliskan yakni sebagai berikut.
Dimana :
h1 = entalpi pada wellhead ( kJ/kg )
h2 = entalpi setelah proses flashing ( kJ/kg0
Dimana :
x2 = kualitas uap
h2 = entalpi setelah proses flashing ( kJ/kg )
4.4.Turbin
Pada turbin yang dibawah keadaan steady, inlet dari fluida yang bekerja dan tekanan
exhaust telah ditentukan. Oleh karena itu untuk proses ideal dari turbin adiabatik adalah
proses isentropik antara inlet dan tekanan exhaust.
Daya turbin dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
Dimana :
wt = energi yang dihasilkan turbin ( kW)
Wt = daya listrik ( kW )
= massa laju aliran ( kJ/kg )
h4 = entalpi pada masukan turbin ( kJ/kg)
h5 = entalpi pada keluaran turbin kondisi aktual ( kJ/kg )
Biasanya perubahan energi kinetik dan potensial berhubungan dengan aliran fluida
yang mengalir di turbin, yaitu perubahan entalpi yang cukup kecil dan bisa diabaikan.
Kemudian kerja output dari adiabatik turbin hanya menjadi perubahan entalpi, dan
persamaannya menjadi :
Untuk menghitung nilai daya turbin generator dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan :
Dimana :
We = daya yang dihasilkan generator. ( kW)
Wt = daya yang dihasilkan turbin ( kW)
g = efisiensi turbin
Dimana
c = sebagai asumsi dari sepesifik heat dari cooling water ( 1 Btu/lbm.F atau
4,2 kJ/kg.K)
T = perbedaan suhu pada cooling water yang melewati kondenser.
Proses internal yang melibatkan pertukaran panas dan massa antara udara dan air.
Persamaan Hukum Pertama berikut menggambarkan keseluruhan operasi pada menara,
tidak termasuk kipas dan diasumsikan sebagai aliran steady dan kondisi adiabatik
keseluruhan yaitu:
Dimana :
e
= eksergi spesifik
= temperatur ambient
Dimana
E = daya eksergi
e = eksergi spesifik
m = laju aliran massa (kg/s)
Dimana :
eksergi = efisiensi eksergi
Wnett = daya netto
Selain efisiensi eksergetik, PLTP juga dapat dihitung nilai efisiensi thermalnya dengan
menggunakan persamaan berikut.