Kegagalan produksi,
2. Limbah cair
Contoh: Bekas reagensia di laboratorium, bekas cucian peralatan produksi,
tumpahan bahan, dan sebagainya.
Adapun kegiatan produksi yang menyebabkan munculnya limbah cair
tersebut diantaranya:
Sanitasi ruangan
3. Limbah gas
Contoh: Debu selama proses produksi, uap lemari asam di Laboratorium,
uap solvent proses film coating, asam steam boiler, generator listrik dan
incinerator.
Adapun kegiatan produksi yang menyebabkan munculnya limbah cair
tersebut diantaranya:
Contoh: Suara dan getaran dari mesin-mesin pabrik, genset, dan steam
boiler.
Bahaya Limbah Farmasi
Limbah cair, seperti limbah farmasi, yang dihasilkan umumnya banyak
mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat
membahayakan
bagi
kesehatan
masyarakat
sekitar.
Limbah
medis
Obat palsu juga merupakan salah satu limbah medis atau limbah
farmasi yang berasal dari obat-obat yang tidak digunakan lagi oleh
pasien/masyarakat, obat-obat yang tidak dibutuhkan lagi oleh institusi
terkait, obat-obat yang dibuang karena kemasannya telah terkontaminasi,
serta merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses produksi obatobatan. Obat-obatan tersebut seharusnya dimusnahkan karena sudah tidak
memiliki khasiat dalam menyembuhkan, bahkan bisa membahayakan.
Obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh pihak yang tidak berhak
menurut undang-undang. Obat tidak terdaftar, obat dengan zat aktif di
bawah 80% , obat tanpa zat aktif sama sekali, serta obat kadaluarsa yang
dikemas kembali. Minimnya pengetahuan masyarakat dalam membedakan
antara obat asli dan palsu merupakan salah satu faktor pemicu masih
beredarnya obat palsu dan kadaluarsa. Selain itu, penawaran obat dengan
harga yang relatif murah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi
masyarakat.
Idealnya obat-obatan dibuang dengan menggunakan insinerasi suhu
tinggi (misalnya, lebih dari 1.200C). Fasilitas insinerasi seperti itu, yang
dilengkapi dengan pengendali emisi yang memadai biasa ditemukan di
negara-negara industri. Biaya pembuangan limbah farmasi dengan cara
tersebut di Kroasia dan Bosnia dan Herzegovina berkisar antara US$
2.2/kg hingga US$ 4.1/kg. Untuk menginsinerasi jumlah limbah farmasi
yang ada di Kroasia akan membutuhkan biaya antara US$ 4.4 juta hingga
US$ 8.2 juta.