Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ita Asmita

Nim : KM2310038
Prodi : Magister Kesehatan
Tugas : Kesehatan lingkungan
Dosen : Dr. Sudirman Sanuddin Hanafiah, SKM., M.Kes., PHD

TUGAS 1 :

Buat paper tentang Kesehatan lingkungan yang terjadi di lingkungan anda yang terdiri dari:
1. Jenis masalah (topik)
2. Deskripsi masalah
3. Penyebab
4. Dampak
5. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan.

URAIAN :

1. JENIS MASALAH (TOPIK)


Kesehatan lingkungan pemilahan limbah medis di Rumah sakit Umum Sawerigading
Palopo.

2. DESKRIPSI MASALAH
Menciptakan kebersihan di rumah sakit merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat
kompleks berhubungan dengan berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, prilaku
masyarakat, kondisi lingkungan, sosial dan teknologi
Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini mengingat limbah
medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan beracun. Sebagian limbah medis
termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori
infeksius. Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam
berat, limbah genotoxic dan wadah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan
baik. Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber
penyebaran penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat di
sekitar lingkungan rumah sakit. Beberapa resiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan
akibat keberadaan rumah sakit antara lain: penyakit menular (hepatitis,diare, campak,

1
AIDS, influenza), bahaya radiasi (kanker, kelainan organ genetik) dan resiko bahaya
kimia. Dalam beberapa kasus petugas kurang mengetahui mengenai pemilhan limbah
infeksius sehingga limbah medis tercampur dengan limbah domestik. Sehingga limbah
infeksius tidak terkelola dengan baik dan dapat menginfeksi petugas pengangkut atau
pengelola limbah domestik.

3. PENYEBAB

Berdasarkan Deskripsi masalah di atas di ketahui bahwa tidak terjadinya pemilhan


limbah infeksius tersebut terjadi karena petugas kurang memahami tentang pemilahan
limbah infeksius dan dampaknya

4. DAMPAK
Menurut data WHO, pengelolaan limbah medis yang buruk bisa memicu bahaya berikut:
1. Infeksi
Limbah medis biasanya mengandung patogen penyebab infeksi, yakni virusdan
bakteri. Limbah medis seringkali menyebabkan infeksi saluran pernapasan seperti
uberkulosis, Streptococcus pneumonia, dan virus seperti campak, yang bisaterjadi
akibat pembuangan limbah yang keliru. Selain itu, limbah medis juga meningkatkan
risiko hepatitis A, B, atau C, hingga HIV dan Aids yang bisa menular melalui barang
yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh.
2. Bahan kimia berbahaya
Limbah medis sering mengandung bahan kimia berbahaya. Jika tidak dibuang dengan
tepat, bisa memicu keracunan. Bahan kimia dalam limbah medis juga bisa
meningkatkan risiko penyakit pernapasan atau kulit.
3. Zat genotoksik
Riset dari Finlandia menemukan bahwa zat genotksik pada limbah meids bisa
meningkatkan risiko keguguran. Selain itu, zat genotoksik bisa meningkatkan
senyawa mutagenik pada tubuh. Senyawa ini bisa menyebabkan mutasi genetik pada
DNA manusia, yang bisa memicu kanker pada sel somatik. Ketika zat ini
memengaruhi sel germinal (sel yang membentuk sperma dan telur), bisa
menyebabkan kerusakan pada keturunan kita.

2
4. Zat radioaktif
Paparan zat radioaktif bisa menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, dan muntah. Zat
radioaktif juga bosa menyebabkan luka bakar pada kulit atau sindrom radiasi akut.
Zat ini juga bisa mengakibatkan efek kesehatan jangka panjang seperti kanker dan
penyakit kardiovaskular. Bahkan, paparan zat radioaktif juga bisa menyebabkan
kematian.

5. UPAYA PENGENDALIAN

Berikut rincian tindak pengelolaan limbah yang direkomendasikan:


1. Identifikasi Jenis Limbah
Berdasarkan wujudnya, limbah dari rumah sakit dapat dibagi menjadi limbah padat, cair, dan
gas. Berdasarkan karakteristiknya, dapat dikategorikan lagi menjadi limbah non medis dan
medis, yang terbagi lagi menjadi berbagai jenis sesuai pembahasan di atas.
Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan memisahkan limbah berbagai jenisnya
terlebih dahulu. Pasalnya, jenis limbah berbeda akan memerlukan tindak pengolahan yang
berbeda pula.
2. Pemisahan Limbah
Berdasarkan hasil identifikasi, berbagai jenis limbah tersebut kemudian dipisahkan sesuai
dengan jenisnya. Misal, limbah infeksius seperti sampel laboratorium, bekas pampers atau
pembalut, limbah patologis, dan lain sebagainya bisa dimasukkan ke dalam kantong plastik
kuning.
Sedangkan limbah non infeksius yang tidak terkontaminasi bisa dimasukkan dalam kantong
plastik berwarna lain, misalnya hitam. Sedangkan limbah benda tajam bisa dimasukkan ke dalam
wadah yang tahan tusukan dan goresan benda tajam.
3. Pengangkutan
Selanjutnya, dilakukan pengangkutan limbah menggunakan troli khusus. Troli yang digunakan
harus kuat, tertutup, tidak boleh tercecer, dan mudah dibersihkan. Selain itu, petugas wajib
menggunakan APD ketika proses mengangkut.
4. Penampungan Sementara

3
Sebelum dibawa ke tempat penampungan ataupun pengolahan akhir, limbah perlu diangkut
terlebih dahulu ke TPS (Tempat Penampungan Sementara). TPS tersebut harus berada di area
terbuka, terjangkau oleh kendaraan, bersih, dan aman.
5. Pengolahan Akhir
Limbah rumah sakit dari penampungan sementara kemudian harus dibawa ke tempat pengolahan
akhir. Berikut alternatif pengolahannya:
1. Pembakaran dengan insinerator untuk limbah infeksius dan limbah benda tajam.
2. Pengangkutan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) untuk limbah non medis dan limbah non
infeksius.
3. Pembuangan ke unit spoel hoek untuk limbah cair berbahaya seperti darah, urin, dan feses.
4. Pengolahan di unit IPAL untuk limbah cair tidak berbahaya.
5. Pengangkutan dan pemusnahan oleh pihak ketiga yang berizin untuk jenis limbah B3 lainnya.
Di Indonesia, regulasi terkait pengelolaan limbah dari fasilitas kesehatan seperti rumah
sakit sudah termuat dalam peraturan perundang-undangan. Salah satu regulasi terbarunya yaitu
dalam Permenkes No. 18 Tahun 2020 terkait Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Berbasis Wilayah.
Selain itu, pengelolaan limbah rumah sakit juga wajib dilakukan sebagai bagian dari
implementasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML). Mutu International adalah lembaga
pengujian yang sudah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai
lembaga sertifikasi SML.
.

Referensi
Permenkes no 7 tahun 2019 tentang kesling rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai