Anda di halaman 1dari 15

V.

KEMAMPUAN DAN KESESUAIAN LAHAN


5.1 Kemampuan Lahan
Kemampuan lahan ialah harkat lahan yang ditetapkan menurut macam
pengelolaan atau syarat pengelolaan yang diperlukan berkenaan dengan pengendalian
bahaya degredasi lahan atau penekanan risiko kerusakan lahan selama penggunaannya
untuk suatu maksud tertentu, atau berkenaan dengan pemulihan lahan yang telah
menunjukkan gejala-gejala degradasi. Makin rumit pengelolaan yang diperlukan,
kemampuan lahan untuk penggunaan termasuk dinilai makan rendah (Notohadiprawiro,
2006)
Pembahasan kemampuan lahan dari ketujuh minipit
1. Data hasil survei titik pertama diperoleh beberapa data lahan yang meliputi kelerengan
(kelas III), tingkat erosi (kelas II), kedalaman tanah ( kelas III), tekstur lapisan atas
(kelas I), permeabilitas ( kelas III), drainase (kelas II), serta bahaya banjir (kelas I).
Maka dari data tersebut kelas kemampuan lahan minipid 1 masuk dalam kategori kelas
III dengan penggunaan lahan pertanian dengan pengolahan sedang, serta memiliki
faktor pembatas kelerengan, permeabilitas, serta kedalaman tanah.
2. Data hasil survei titik kedua diperoleh data lahan yang meliputi kelerengan (kelas IV),
tingkat erosi (kelas III), kedalaman tanah ( kelas III), tekstur lapisan atas (kelas VIII),
permeabilitas ( kelas I), drainase (kelas II), serta bahaya banjir (kelas I). Maka dari data
tersebut kelas kemampuan lahan minipid 2 masuk dalam kategori kelas VIII dengan
penggunaan lahan sebagai hutan lindung, serta faktor pembatas adalah tekstur dan
kedalaman tanah.
3. Pada data hasil survei titik ketiga data lahan yang diperoleh meliputi kelerengan (kelas
III), tingkat erosi (kelas III), kedalaman tanah ( kelas III), tekstur lapisan atas (kelas I),
permeabilitas ( kelas I), drainase (kelas II), serta bahaya banjir (kelas I). Maka dari data
tersebut kelas kemampuan lahan minipid 3 masuk dalam kategori kelas III dengan
penggunaan lahan pertanian dengan pengolahan sedang, serta memiliki factor pembatas
kelerengan, tingkat erosi, dan kedalaman tanah.
4. Pada data hasil survei titik keempat data lahan yang diperoleh meliputi kelerengan
(kelas I), tingkat erosi (kelas II), kedalaman tanah ( kelas VI), tekstur lapisan atas (kelas
I), permeabilitas ( kelas I), drainase (kelas II), serta bahaya banjir (kelas II). Maka dari
data tersebut kelas kemampuan lahan minipid 4 masuk dalam kategori kelas VI dengan
penggunaan lahan pertanian dengan pengembalaan sedang, serta memiliki factor
pembatas berupa kedalaman tanah.
5. Data hasil survei titik kelima data lahan yang diperoleh meliputi kelerengan (kelas III),
tingkat erosi (kelas I), kedalaman tanah ( kelas III), tekstur lapisan atas (kelas I),
permeabilitas ( kelas III), drainase (kelas I), serta bahaya banjir (kelas I). Maka dari data
tersebut kelas kemampuan lahan minipid 5 masuk dalam kategori kelas III dengan
penggunaan lahan pertanian dengan pengolahan sedang, serta memiliki factor pembatas
berupa temperature, kedalaman tanah dan permeabilitas.

6. Data hasil survei titik keenam data lahan yang diperoleh meliputi kelerengan (kelas
IV), tingkat erosi (kelas II), kedalaman tanah ( kelas III), tekstur lapisan atas (kelas I),
permeabilitas ( kelas I), drainase (kelas I), serta bahaya banjir (kelas I). Maka dari data
tersebut kelas kemampuan lahan minipid 6 masuk dalam kategori kelas VI dengan
penggunaan lahan pertanian dengan penggembalaan sedang dan factor pembatas berupa
kelerengan.
7. Data hasil survei titik ketujuh data lahan yang diperoleh meliputi kelerengan (kelas II),
tingkat erosi (kelas I), kedalaman tanah ( kelas III), tekstur lapisan atas (kelas I),
permeabilitas ( kelas I), drainase (kelas I), serta bahaya banjir (kelas I). Maka dari data
tersebut kelas kemampuan lahan minipid 6 masuk dalam kategori kelas VI dengan
penggunaan lahan pertanian dengan pengolahan sedang dan memiliki factor pembatas
berupa kedalaman tanah.
5.2 Kesesuaian Lahan
Menurut Sitorus (1985), kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat
kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu areal
dapat berbeda tergantung daripada tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan.
Berbeda dengan evaluasi kesesuaian lahan, evaluasi kemampuan pada umumnya
ditujukan untuk penggunaan yang lebih luas seperti penggunaan untuk pertanian,
perkotaan, dan sebagainya. Penilaian kesesuian lahan pada dasarnya dapat berupa
pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu.
Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan dari sebidang lahan untuk suatu
penggunaan tertentu yang lebih spesifik dari kemampuan lahan. Perbedaan dalam tingkat
kesesuaian ditentukan oleh hubungan antara keuntungan dan masukan yang diperlukan
sehubungan dengan penggunaan lahan tersebut. Dalam bentuknya yang sangat kuantitatif,
kesesuaian lahan dinyatakan dalam istilah ekonomi dari masukan dan keluaran atau
dalam hasilnya berupa pendapatan bersih atau di daerah-daerah berkembang berupa
tingkatan kehidupan masyarakat taninya. Tujuan daripada evaluasi kesesuaian lahan
adalah untuk memberikan penilaian kesesuaian lahan untuk tujuan-tujuan yang telah
dipertimbangkan. Manfaat evaluasi kesesuaian lahan adalah memberikan pengertian
tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya, serta memberikan
kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat
diharapkan berhasil (Mega, dkk. 2010)
Kesesuaian lahan terbagi menjadi dua, yakni kesesuaian lahan aktual dan
kesesuaian lahan potensial. Untuk lebih jelasnya, maka hasil kesesuaian lahan dari survei
tanah dan evaluasi lahan akan dibahas dibawah ini.
5.2.1 Kesesuaian Lahan Aktual
Kesusaian lahan aktual merupakan kesesuaian berdasarkan data sifat biofisik
tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang
diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah
dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan kesesuaian lahan yang dievaluasi.
( Sofyan,et al. 2007)
Menurut Mega, dkk (2010), kesesuaian lahan aktual atau kesesuaian lahan pada
saat ini (current suitability) adalah kesesuaian lahan yang dihasilkan berdasarkan data
yang belum mempertimbangkan asumsi atau usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada di
setiap satuan peta. Sebagaimana diketahui bahwa faktor pembatas yang kemungkinan

terdapat di satuan peta yang dievaluasi, ada yang sifatnya permanen dan tidak
memungkinkan untuk dapat diperbaiki atau tidak ekonomis. Di lain pihak ada faktor
pembatas yang dapat diatasi atau diperbaiki dan secara ekonomi masih menguntungkan
dengan masukan teknologi yang tepat.
Berdasarkan data kesesuaian lahan di desa Jatikerto didapatkan hasil bahwa
pada titik pengamatan pertama yang dengan kondisi lereng 3 % ,tekstur tanah adalah
lempung liat berdebu( SiCl), dan kedalaman tanah efektif 26 cm, penggunaan lahan
adalah tegalan dengan komoditas dominan adalah sorgum dan singkong. Kondisi
pengelolaan dengan drainase agak baik, dengan bahaya erosi ringan dan genangannya
rendah sehingga bahaya banjir termasuk rendah. Jika dilihat dari tabel kesesuaian
lahan komoditas sorgum dibatasi oleh faktor kedalaman tanah sehingga masuk titik
pengamatan pertama masuk ke dalam kelas kesesuaian lahan Sesuai Marginal(S3),
yaitu lahan yang mempunyai faktor pembatas yang berat, dan faktor pembatas ini akan
sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang
lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2. (Ritung S, dkk. 2007) .
Untuk titik pengamatan kedua berupa lahan dengan komoditas utama adalah
pisang. Temperatur rerata pada titik kedua sebesar 27-300C, dengan kondisi lereng 25
%, bertekstur pasir berlempung (LS), dengan kedalaman tanah sebesar 30cm. Dengan
bahaya erosi cukup dan tanpa genangan sehingga bahaya banjir adalah rendah. Jika
dilihat dari faktor pembatas lahan yang didominasi oleh komoditas pisang ini adalah
faktor pembatas berupa tekstur,kedalaman tanah, dan kelerengan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pada titik kedua ini kelas kesesuaian lahannya adalah termasuk pada
kelas Sesuai Marginal(S3), yaitu lahan yang mempunyai faktor pembatas yang
berat, dan faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya,
memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2.
(Ritung S, dkk. 2007) .
Pada titik pengamatan ketiga, lahannya memiliki temperatur rerata suhu tanah
adalah 20-28 oC, dengan tekstur lempung berliat (CL), kelerengan 11 %,kedalaman
tanah 33 cm. Pada titik ini komoditas utama adalah Sengon dengan kondisi drainase
sedang, bahaya erosi sedang dan tanpa genangan sehinga bahaya banjir rendah. Tetapi
dari tabel kesesuaian lahan, ada faktor yang membatasi pertumbuhan sengon pada titik
tersebut yaitu kedalaman tanah. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada titik tersebut
termasuk kelas kesesuaian lahan Tidak Sesuai(N). N yaitu tidak sesuai pada saat
ini (currently not suitable), lahan mempunyai pembatas yang lebih besar, tetapi masih
memungkinkan diatasi, tetapi tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengelolaan
dengan modal normal . Keadaan pembatas demikian besarnya, sehingga mencegah
penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang. (Nurdin, 2006; Rayes 2007).
Selanjutnya pada titik keempat, komoditas utama di titik ini adalah kopi dengan
temperatur rerata adalah 25-28 oCdan kondisi lereng 2 %. Dengan tekstur lempung
berliat (CL), kedalaman tanah <50 cm. Pada titik pengamatan keempat, lahannya
memiliki drainase sedang, bahaya erosi sangat rendah dangenagan sangat jarang
sehingga bahaya banjir rendah. Tetapi dari tabel kesesuaian lahan, ada faktor yang
membatasi pertumbuhan kopi yaitu kedalaman tanah . Sehingga dapat dikatakan
bahwa pada titik tersebut termasuk kelas kesesuaian lahan Tidak Sesuai(N). N

yaitu tidak sesuai pada saat ini (currently not suitable), lahan mempunyai pembatas
yang lebih besar, tetapi masih memungkinkan diatasi, tetapi tidak dapat diperbaiki
dengan tingkat pengelolaan dengan modal normal . Keadaan pembatas demikian
besarnya, sehingga mencegah penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.
(Nurdin, 2006; Rayes 2007).
Di titik pengamatan kelima drainase tergolong baik, kedalaman tanah <50 cm,
temperatur rerata 27-300C, lereng 8%, dengan tekstur lempung berliat (CL). Komoditas
utama di titik ini adalah berupa Kopi dengan bahaya erosi sangat ringan dan tidak ada
genangan sehingga bahaya banjir rendah. Namun terdapat faktor pembatas yang sangat
berpengaruh disini sehingga pada kondisi masuk pada kelas kesesuaian lahan Tidak
Sesuai(N). N yaitu tidak sesuai pada saat ini (currently not suitable), lahan
mempunyai pembatas yang lebih besar, tetapi masih memungkinkan diatasi, tetapi
tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengelolaan dengan modal normal . Keadaan
pembatas demikian besarnya, sehingga mencegah penggunaan lahan yang lestari dalam
jangka panjang. (Nurdin, 2006; Rayes 2007).
Pengamatan selanjutnya dalah di titik 6 yang merupakan tanah dengan tekstur
debu (Si), berdrainase sedang,dengan temperatur rerata 25-28 oC, kedalaman tanah <50
cm, kelerengan 20%, dengan bahaya erosi sangat rendah dengan genangan jarang
sehingga bahaya banjirnya rendah. Komoditas utama di titik enam adalah tanaman
kopi dengan faktor pembatas yaitu kedalaman tanah. Dengan faktor pembatas ini maka
pada titik enam termasuk kelas kesesuaian lahan Tidak Sesuai(N). N yaitu tidak
sesuai pada saat ini (currently not suitable), lahan mempunyai pembatas yang lebih
besar, tetapi masih memungkinkan diatasi, tetapi tidak dapat diperbaiki dengan tingkat
pengelolaan dengan modal normal . Keadaan pembatas demikian besarnya, sehingga
mencegah penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang. (Nurdin, 2006; Rayes
2007).
Terakhir adalah titik tujuh, yang merupakan tanah dengan temperatur rerata 25o
28 C, berdrainase sedang, bertekstur tekstur debu (Si),kedalaman tanah <50 cm,dengan
kondisi kelerengan yaitu 3% dan bahaya erosi sangat rendah, tanpa genangan dan
bahaya banjir rendah. Di titik ini yang kami temui adalah kebun dengan komoditas
kopi yang memiliki faktor pembatas berupa kedalaman tanah dengan kesesesuaian
lahan masuk pada kelas
5.2.2 Kesesuaian Lahan Potensial
Kesesuaian lahan potensial menunjukkan kesesuaian terhadap penggunaan
lahan yang ditentukan dari satuan lahan dalam keadaan yang akan datang setelah
diadakan perbaikan utama tertentu yang diperlukan. Dalam hal ini perlu dirinci faktorfaktor ekonomis yang disertakan dalam menduga biaya yang diperlukan untuk
perbaikan-perbaikan tersebut. Alur logika penilaian kesesuaian lahan (FAO, 1976
dalam Djaenudin et al., 2000)

Menurut Mega, dkk (2010), kesesuaian lahan potensial menyatakan keadaan


kesesuaian lahan yang akan dicapai setelah dilakukan usaha-usaha perbaikan atau
improvement.Usaha perbaikan yang dilakukan harus sejalan dengan tingkat penilaian
kesesuaian lahan yang telah dilaksanakan. Kesesuaian lahan potensial inilah yang
merupakan kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan sesuai dengan tingkat
manajemen atau pengelolaan yang akan diterapkan, sehingga dapat diduga tingkat
produktivitas serta hasil produksi per satuan luas.
Pembahasan kesesuaian lahan potensial dari ketujuh minipit
Pada titik pertama yang mempunyai temperatur rerata 27-30 oC dan kelerengan
3 %, berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan tanaman yang dibudidayakan adalah
tanaman sorghum. Kelas kesesuaian lahan potensial adalah S2 dengan faktor pembatas
bahaya erosi dan temperatur.
Pada titik kedua yang mempunyai temperatur rerata 27-30 oC dan kelerengan 25
%, berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan tanaman yang dibudidayakan adalah
tanaman pisang. Kelas kesesuaian lahan potensial adalah S2 dengan faktor pembatas
temperatur, drainase dan bahaya erosi.
Pada titik ketiga yang mempunyai temperatur rerata 20-28 oC dan kelerengan 11
%, berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan tanaman yang dibudidayakan adalah
tanaman sengon. Kelas kesesuaian lahan potensial adalah S2 dengan faktor pembatas
drainase, kelerengan dan bahaya erosi.
Pada titik keempat yang mempunyai temperatur rerata 25-28 oC dan kelerengan
2 %, berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan tanaman yang dibudidayakan adalah
tanaman kopi. Kelas kesesuaian lahan potensial adalah S2 dengan faktor pembatas
genangan.
Pada titik kelima yang mempunyai temperatur rerata 27-30 oC dan kelerengan 8
%, berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan tanaman yang dibudidayakan adalah
tanaman sengon. Kelas kesesuaian lahan potensial adalah S2 dengan faktor pembatas
temperatur dan kelerengan.
Pada titik keenam yang mempunyai temperatur rerata 25-28 oC dan kelerengan
20 %, berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan tanaman yang dibudidayakan
adalah tanaman kopi. Kelas kesesuaian lahan potensial adalah S2 dengan faktor
pembatas kelerengan dan genangan.
Pada titik kedua yang mempunyai temperatur rerata 25-28 oC dan kelerengan 3
%, berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan tanaman yang dibudidayakan adalah
tanaman kopi. Kelas kesesuaian lahan potensial adalah S2 dengan faktor pembatas
temperatur dan drainase.

TABEL ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN DI JATIKERTO

Minipit 1 kelompok I2
Faktor Penghambat/Pembatas
Kode
Kelas
1. Lereng
C
III
2. Tingkat erosi
e1
II
3. Kedalaman tanah
k2
II
4. Tekstur lapisan atas
t2
I
5. Permeabilitas
P4
III
6. Drainase
d2
II
7. Bahaya banjir
O0
I
Macam Penggunaan Lahan
: Lahan pertanian dengan pengolahan sedang
Faktor Pembatas
: IIIC,P4
Minipit 2
Faktor Penghambat/Pembatas
Kode
1. Lereng
D
2. Tingkat erosi
e2
3. Kedalaman tanah
k2
4. Tekstur lapisan atas
t5
5. Permeabilitas
P3
6. Drainase
d2
7. Bahaya banjir
O0
Macam Penggunaan Lahan
: Hutan lindung
Faktor Pembatas
: VIIIt5
Minipit 3

Kelas
IV
III
II
VIII
I
II
I

Faktor Penghambat/Pembatas
Kode
Kelas
1. Lereng
C
III
2. Tingkat erosi
e2
III
3. Kedalaman tanah
k2
III
4. Tekstur lapisan atas
t2
I
5. Permeabilitas
P3
I
6. Drainase
d2
II
7. Bahaya banjir
O0
I
Macam Penggunaan Lahan
: Lahan pertanian dengan pengolahan sedang
Faktor Pembatas
: IIIC,e2,k2

Minipit 4
Faktor Penghambat/Pembatas
Kode
Kelas
1. Lereng
A
1
2. Tingkat erosi
e1
II
3. Kedalaman tanah
k3
VI
4. Tekstur lapisan atas
t2
I
5. Permeabilitas
P3
I
6. Drainase
d2
II
7. Bahaya banjir
O1
II
Macam Penggunaan Lahan
: Lahan pertanian Penggembalaan sedang
Faktor Pembatas
: VIk3
Minipit 5
Faktor Penghambat/Pembatas
Kode
Kelas
Lereng
C
III
Tingkat erosi
e0
I
Kedalaman tanah
k2
III
Tekstur lapisan atas
t2
I
Permeabilitas
P4
III
Drainase
d1
I
Bahaya banjir
O0
I
Macam Penggunaan Lahan : Lahan pertanian pengolahan sedang
Faktor Pembatas
: IIIC,k2,P4
Minipit 6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Faktor Penghambat/Pembatas
Kode
Kelas
1. Lereng
D
IV
2. Tingkat erosi
e1
II
3. Kedalaman tanah
k2
III
4. Tekstur lapisan atas
t3
I
5. Permeabilitas
P3
I
6. Drainase
d1
I
7. Bahaya banjir
O0
I
Macam Penggunaan Lahan
: Lahan pertanian pengolahan terbatas
Faktor Pembatas
: VID

Minipit 7
Faktor Penghambat/Pembatas
Kode
Kelas
1. Lereng
B
II
2. Tingkat erosi
e0
I
3. Kedalaman tanah
k2
III
4. Tekstur lapisan atas
t2
I
5. Permeabilitas
P3
I
6. Drainase
d1
I
7. Bahaya banjir
O0
I
Macam Penggunaan Lahan
: Lahan pertanian pengolahan sedang
Faktor Pembatas
: IIIk2

TABEL ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI JATIKERTO


Minipit 1:
Tanaman Sorgum
Rating Karakteristik Lahan
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (oC)

Nilai

Rating Kesesuaian Lahan

27-30

S2

Agak Baik

S1

Halus
26 cm

S1
S3

Retensi hara (nr)


KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa (%)
pH H2O
C-Organik

Toksisitas (xc)
Salinitas (ds/m)

Sodositas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)

Bahaya sulfidik (xs)


Kedalaman sulfidik (cm)

3%
Rendah-Sedang

S1
S2

Ketersediaan air (wa)


Curah hujan (mm)
Lama bulan kering (bln)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (cm)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut:
Ketebalan (cm)
Kematangan

Bahaya erosi (eh)


Lereng (%)
Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)


Genangan
F0
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
0
Singkapan batuan (%)
0
Minipit 1 kesesuaian actual S3, factor pembatas kedalaman tanah.
Kesesuaian potensial S2 faktor pembatas bahaya erosi dan temperature

S1
S1
S1

Minipit 2
Tanaman Pisang
Rating Karakteristik Lahan

Nilai

Rating Kesesuaian
Lahan

27-30

S2

Agak cepat, sedang

S2

Agak kasar
30 cm

S3
S3

Retensi hara (nr)


KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa (%)
pH H2O
C-Organik

Toksisitas (xc)
Salinitas (ds/m)

Sodositas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)

Bahaya sulfidik (xs)


Kedalaman sulfidik (cm)

25 %
Rendah-Sedang

S3
S2

Temperatur (tc)
Temperatur rerata (oC)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm)
Lama bulan kering (bln)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (cm)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut:
Ketebalan (cm)
Kematangan

Bahaya erosi (eh)


Lereng (%)
Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)


Genangan
F0
S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
0
S1
Singkapan batuan (%)
0
S1
Minipit 2 kesesuaian actual S3, factor pembatas teksteur, kedalama tanah, kelerengan.
Kesesuaian potensial S2 faktor pembatas temperature, drainase, bahaya erosi

Minipit 3
Tanaman Sengon
Rating Karakteristik Lahan

Nilai

Rating Kesesuaian
Lahan

20-28

S1

Agak cepat, sedang

S2

halus
33 cm

S1
N

Retensi hara (nr)


KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa (%)
pH H2O
C-Organik

Toksisitas (xc)
Salinitas (ds/m)

Sodositas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)

Bahaya sulfidik (xs)


Kedalaman sulfidik (cm)

11 %
Rendah-Sedang

S2
S2

Temperatur (tc)
Temperatur rerata (oC)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm)
Lama bulan kering (bln)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (cm)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut:
Ketebalan (cm)
Kematangan

Bahaya erosi (eh)


Lereng (%)
Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)


Genangan
F0
S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
0
S1
Singkapan batuan (%)
0
S1
Minipit 3 kesesuaian actual N, factor pembatas kedalaman tanah
Kesesuaian potensial S2 faktor pembatas drainase, kelerengan, bahaya erosi

Minipit 4
Tanaman Kopi
Rating Karakteristik Lahan

Nilai

Rating Kesesuaian
Lahan

25-28

S2

Sedang

S2

halus
< 50 cm

S1
N

Retensi hara (nr)


KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa (%)
pH H2O
C-Organik

Toksisitas (xc)
Salinitas (ds/m)

Sodositas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)

Bahaya sulfidik (xs)


Kedalaman sulfidik (cm)

2%
Sangat rendah

S1
S1

Temperatur (tc)
Temperatur rerata (oC)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm)
Lama bulan kering (bln)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (cm)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut:
Ketebalan (cm)
Kematangan

Bahaya erosi (eh)


Lereng (%)
Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)


Genangan
F1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
0
Singkapan batuan (%)
0
Minipit 4 kesesuaian actual N, factor pembatas kedalama tanah
Kesesuaian potensial S3 faktor pembatas genangan

S3
S1
S1

Minipit 5
Tanaman Sengon
Rating Karakteristik Lahan

Nilai

Rating Kesesuaian
Lahan

27-30

S2

Baik

S1

Halus
<50 cm

S1
N

Retensi hara (nr)


KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa (%)
pH H2O
C-Organik

Toksisitas (xc)
Salinitas (ds/m)

Sodositas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)

Bahaya sulfidik (xs)


Kedalaman sulfidik (cm)

8%
Sangat ringan

S2
S1

Temperatur (tc)
Temperatur rerata (oC)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm)
Lama bulan kering (bln)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (cm)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut:
Ketebalan (cm)
Kematangan

Bahaya erosi (eh)


Lereng (%)
Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)


Genangan
F0
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
0
Singkapan batuan (%)
0
Minipit 5 kesesuaian actual N, factor pembatas kedalama tanah.
Kesesuaian potensial S2 faktor pembatas temperature, kelerengan

S1
S1
S1

Minipit 6
Tanaman Kopi
Rating Karakteristik Lahan

Nilai

Rating Kesesuaian
Lahan

25-28

S2

Sedang

S2

Sedang
<50 cm

S1
N

Retensi hara (nr)


KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa (%)
pH H2O
C-Organik

Toksisitas (xc)
Salinitas (ds/m)

Sodositas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)

Bahaya sulfidik (xs)


Kedalaman sulfidik (cm)

20 %
Sangat rendah

S3
S1

Temperatur (tc)
Temperatur rerata (oC)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm)
Lama bulan kering (bln)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (cm)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut:
Ketebalan (cm)
Kematangan

Bahaya erosi (eh)


Lereng (%)
Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)


Genangan
F1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
0
Singkapan batuan (%)
0
Minipit 6 kesesuaian actual N, factor pembatas kedalama tanah
Kesesuaian potensial S2 faktor pembatas kelerengan, genangan

S3
S1
S1

Minipit 7
Tanaman Kopi
Rating Karakteristik Lahan

Nilai

Rating Kesesuaian
Lahan

25-28

S2

Sedang

S2

Sedang
<50 cm

S1
N

Retensi hara (nr)


KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa (%)
pH H2O
C-Organik

Toksisitas (xc)
Salinitas (ds/m)

Sodositas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)

Bahaya sulfidik (xs)


Kedalaman sulfidik (cm)

3%
Sangat rendah

S1
S1

Temperatur (tc)
Temperatur rerata (oC)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm)
Lama bulan kering (bln)
Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (cm)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut:
Ketebalan (cm)
Kematangan

Bahaya erosi (eh)


Lereng (%)
Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)


Genangan
F0
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
0
Singkapan batuan (%)
0
Minipit 7 kesesuaian actual N, factor pembatas kedalama tanah
Kesesuaian potensial S2 faktor pembatas temperature dan drainase

S1
S1
S1

Anda mungkin juga menyukai