Anda di halaman 1dari 5

Kemampuan Lahan adalah suatu sistem klasifikasi lahan yang

dikembangkan terutama untuk tujuan konservasi tanah. Sistem tersebut

mempertimbangkan kelestarian lahan dalam menopang penggunaannya

untuk pertanian secara luas, seperti untuk budidaya tanaman pertanian

umum, padang rumput, dan agroforestry (Fletcher and Gibb, 1990).

Kelas kemampuan lahan merupakan tingkat kecocokan pola

penggunaan lahan. Berdasarkan kelas kemampuannya, lahan

dikelompokkan dalam delapan kelas. Lahan kelas I sampai IV merupakan

lahan yang sesuai bagi usaha pertanian, sedangkan lahan kelas V sampai

VIII merupakan lahan yang tidak sesuai untuk usaha pertanian.

Ketidaksesuaian ini bisa jadi karena biaya pengolahan lebih tinggi

dibandingkan hasil yang bisa dicapai (Arsyad, 2006).


Kemampuan lahan adalah penilaian

atas kemampuan lahan untuk penggunaan

tertentu yang dinilai dari masing-masing

faktor penghambat. Penggunaan lahan yang

tidak sesuai dengan kemampuannya dan

tidak dikuti dengan usaha konservasi tanah

yang baik akan mempercepat terjadi erosi.

Apabila tanah sudah tererosi maka

produktivitas lahan akan menurun (Arsyad

2010).

Pengklasifikasian lahan dimaksudkan

agar dalam pendayagunaan lahan yang

digunakan sesuai dengan kemampuannya dan


bagaimana menerapkan teknik konservasi

tanah dan air yang sesuai dengan

kemampuan lahan tersebut.

Penilaian kemampuan bermaksud menetapkan pembenahan pengelolaan yang diperlukan

untuk mencegah degradasi lahan. Pembenahan ini mencakup pemilihan bentuk

penggunaan dan upaya konservasi yang perlu diterapkan dalam mengembangkan suatu

program konservasi jangka panjang. Penilaian kesesuaian bermaksud menetapkan

pengelolaan khas yang diperlukan untuk memperoleh nasabah lebih baik antara manfaat dan masukan
yang diperlukan, baik berdasarkan pengalaman maupun berdasarkan

antisipasi. Jadi, istilah kesesuaian lahan berkonotasi ekonomi. Pengharkatan kesesuaian

merupakan sarana menaksir produktivitas usahatani yang dijalankan secara khas (Murray,

1963; Brinkman & Smyth, 1973; Bennet, 1939).

Klasifikasi kemampuan lahan adalah penilaian lahan secara sistematik dan


pengelompokkannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan

potensi dan penghambat dalam penggunaan secara lestari (Arsyad, 2010). Sedangkan

kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu penggunaan

tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini atau setelah diadakan

perbaikan. Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan tersebut ditinjau dari sifat-sifat lingkungannyayang terdiri
atas iklim, tanah, topografi, hidrologi dan atau drainase sesuai untuk suatu usaha

tani atau komoditas tertentu yang produktif (Djaenudin et al., 2003).

Pengelompokan ke dalam kelas kemampuan lahan didasarkan pada

besarnya faktor pembatas atau kendala (penghambat). Dalam klasifikasi ini, tanah

atau lahan dikelompokkan ke dalam kelas menggunakan huruf romawi (I sampai

dengan VIII). Tanah dalam kelas I tidak memiliki pembatas utama bagi

pertumbuhan tanaman, sedangkan tanah yang termasuk dalam kelas VIII memiliki pembatas yang
sangat berat sehingga tidak memungkinkan untuk pertanian atau
produksi tanaman secara komersial. Dengan demikian, semakin tinggi kelasnya

(semakin besar angka kelas) semakin rendah kualitas lahannya (Rayes, 2007).

Lahan digolongkan menjadi kelas, sub kelas, dan satuan pengelolaan

berdasarkan faktor pembatas yang ada dalam sistem USDA (The United States

Departement of Agriculture). Faktor pembatas yang digunakan adalah faktor-

faktor atau sifat tanah dan lahan yang berpengaruh terhadap erosi, disebut sebagai

faktor pembatas utama. Dalam sistem yang dikembangkan USDA, digunakan tiga

sifat yang menyatakan kualitas tanah, yaitu kedalaman efektif, tekstur, dan

permeabilitas tanah, serta dua sifat yang menyatakan kualitas lahan, yaitu

kemiringan dan tingkat erosi yang telah terjadi. Pada sistem yang digunakan di

Indonesia ditambahkan drainase sebagai faktor pembatas (Utomo, 1989).

Anda mungkin juga menyukai