Anda di halaman 1dari 5

KELAS KEMAMPUAN LAHAN(LAND CAPABILITY)

1.Pengertian Kemampuan LahanKemampuan lahan adalah kemampuan suatu lahan untuk


digunakan sebagaiusaha pertanian yang paling intensif yang termasuk juga tindakan
pengelolaannyatanpa menyebabkan tanahnya menjadi rusak dalam jangka waktu yang
terbatas.Lahan yang mempunyai kemampuan yang baik memiliki sifat fisik dan kimiayang
sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga akan mampu mendukung pertumbuhan dan
produksi tanaman secara optimal dan berkesinambungan.2.Klasifikasi Kemampuan
LahanKlasifikasi kemampuan lahan adalah pengelompokan lahan kedalam satuan-satuan
khusus menurut kemampuannya untuk penggunaan intensif untuk perlakuanyang diperlukan
untuk dapat digunakan secara terus-menerus. Dengan kata lain,klasifikasi ini akan
menetapkan jenis penggunaan yang sesuai dan jenis perlakuanyang diperlukan untuk dapat
digunakan bagi produksi tanaman secara lestari.Klasifikasi kemampuan lahan ditujukan
kepada pencegahan erosi, pengawetantanah, mempertahankan dan memperbaiki kesuburan
tanah. Klasifikasikemampuan lahan untuk keperluan penggunaan lahan, pertama kali dibuat
secaraeksplisit oleh USDA.Dalam klasifikasi pengelompokan utama didasarkan pada satuan
peta tanah,tetapi sifat fisik tanah lainnya seperti kemiringan lereng, banjir dan iklim
jugadiperhitungkan. Konsep utama yang dipergunakan adalah ada-tidaknya faktor
penghambat yaitu sifat-sifat lahan yang membatasi pengunaan lahan. Pembatas permanen
adalah faktor pembatas yang sulit diperbaiki seperti kedalaman tanah,iklim dan sebagainya.
Pembatas sementara adalah faktor pembatas yang dapatdiperbaiki dalam pengelolan lahan
seperti kandungan unsur hara, kemasaman dansebagainya. Lahan diklasifikasikan terutama
berdasarkan pembatas yang permanen3.Struktur Klasifikasi Kemampuan Lahan

Salah satu sistem klasifikasi kemampuan lahan yang banyak digunakan adalahsistem USDA.
Sistem ini mengenal tiga kategori, yaitu ; (1) kelas (2) sub kelas(3) satuan kemampuan.
Penggolongan ke dalam kelas didasarkan atas intensitasfaktor pembatas yang permanen atau
sulit dirubah, penggolongan kedalam subkelas didasarkan atas jenis faktor pembatas tersebut
dan satuan kemampuanmerupakan paket usaha dan perlakuan yang diperlukan atau
disarankan.a.KelasKelas merupakan tingkat yang tertinggi dan bersifat luas dalam struktur
kemampuan lahan. Penggolongan kedalam kelas didasarkan atas intensitasfaktor-faktor
penghambat yang permanen atau sulit diubah.Pengelompokan tanah di dalam kelas terbagi ke
dalam 8 kelas yangditandai dengan huruf Romawi dari I sampai VIII. Ancaman kerusakan
atauhamabatan meningkat berturut-turut dari kelas I sampai VIII. Tanah pada kelasI sampai
kelas IV dengan pengelolaan yang baik mampu menghasilkan dansesuai untuk berbagai
penggunaan seperti untuk penanaman tanaman pertanianumumnya (tanaman semusim dan
tanaman tahunan), rumput untuk makananternak, padang rumput dan hutan. Sedangkan tanah
pada kelas V sampai kelasVII tidak sesuai untuk usaha pertanian atau diperlukan biaya yang
sangat tinggiuntuk pengelolaannya.
Kelas I
, tanah pada kelas ini tidak mempunyai penghambat atau ancamankerusakan yang berarti dan
sangat cocok untuk usaha tani yang intensif.Menurut Suripin, bahwa tanah pada kelas ini
umumnya datar, solum dalam,tekstur agak halus sampai sedang, drainase baik, memiliki
curah hujan danmusim yang cocok untuk hampir semua tanaman dengan hasil
yangmemuaskan, tidak memperlihatkan gejala erosi geologis, dan mudah diolah.Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa tanah-tanah ini menghadapi resiko penurunan kesuburan dan
pemadatan, maka diperlukan usaha-usaha pemupukandan pemeliharan struktur agar lahan
tetap produktif. Usaha-usaha lain yangdapat dilakukan adalah pemupukan, pengapuran,
penggunaan tanaman penutuptanah dan pupuk hijau, penggunaan sisa-sisa tanaman dan
pupuk kandang serta

pergiliran tanaman. Biasanya dalam peta klasifikasi kemampuan lahan, tanah pada kelas I
diberi warna hijau.
Kelas II
, tanah pada kelas ini memiliki sedikit faktor pembatas yang dapatmerupakan salah satu atau
kombinasi dari faktor seperti lereng yang landai(sekitar 5 %), kepekaan erosi atau ancaman
erosi sedang atau telah mengalamierosi sedang, kedalaman efektif agak dalam (90 cm),
struktur tanah dan dayaolah kurang baik dengan tekstur agak kasar sampai halus, salinitas
ringansampai sedang atau terdapat garam natrium yang mudah dihilangkan akan tetapi besar
kemungkinan timbul kembali, kadang-kadang terkena banjir yangmerusak, kelebihan air
dapat diperbaiki dengan drainase tetapi tetap ada sebagai pembatas yang sedang
tingkatannya, keadaan iklim agak kurang sesuai bagitanaman dan pengelolaannya. Tanah
pada kelas ini sesuai untuk penggunaantanaman semusim, tanaman rumput, padang
penggembalaan, hutan produksi,hutan lindung dan cagar alam. Di dalam peta klasifikasi
kemampuan lahan biasanya diberi warna kuning. Penggunaan lahan pada kelas ini
memerlukantindakan-tindakan pengawetan yang ringan seperti pengolahan tanah
menurutkontur, penanaman dalam jalur(strip cropping), pergiliran tanaman dengantanaman
penutup tanah atau pupuk hijau, guludan, pemupukan dan pengapuran.
Kelas III
, bahwa tanah pada lahan kelas ini mempunyai lebih banyak faktor pembatas dari pada tanah
di lahan kelas II dan apabila digunakan untuk usaha pertanian akan memerlukan tindakan
konservasi yang serius yangumumnya akan lebih sulit baik dalam pelaksanaan maupun
pemeliharaannya.Kondisi lahan pada kelas ini miring atau bergelombang (8-15 %), sangat
pekaterhadap erosi, solum dangkal, berdrainase buruk, permeabilitas lambat,kapasitas
menahan air lambat, kesuburan tanah rendah dan tidak mudahdiperbaiki. Apabila lahan ini
diusahakan maka akan membutuhkan tindakan pengawetan khusus seperti perbaikan
drainase, system penanaman dalam jalur atau pergiliran dengan tanaman penutup tanah,
pembuatan teras disampingtindakan-tindakan untuk meningkatkan kesuburan tanah seperti
penambahan bahan organik, pupuk dan sebagainya. Pada lahan kelas ini dapat dipergunakan
untuk tanaman semusim dan usaha pengolahan tanah, tanaman rumput, padangrumput, hutan
produksi, hutan lindung dan suaka margasatwa. Di dalam kemampuan lahan biasanya diberi
warna merah.
Kelas IV
, bahwa tanah pada lahan kelas ini mempunyai penghambat yanglebih besar dibandingkan
dengan kelas III sehingga pemilihan jenis penggunaanatau jenis tanaman juga semakin
terbatas. Apabila diusahakan maka akanmembutuhkan tindakan pengawetan khusus yang
relatif lebih sulit pelaksanaannya dan pemeliharaannya dibandingkan kelas-kelas
sebelumnya.Jika dipergunakan untuk tanaman semusim diperlukan teras bangku, saluran
bervegetasi atau pergiliran dengan tanaman penutup tanah atau makanan ternak atau pupuk
hijau selama beberapa tahun misalnya 3-5 tahun. Hambatan yangterdapat dalam tanah dalam
kelas IV adalah lereng yang miring atau berbukit(15-25 %), kepekaan erosi yang besar,
solum dangkal, kapasitas menahan air rendah, daerah yang sering tergenang yang
menimbulkan kerusakan berat padatanaman, drainase buruk, salinitas atau kandungan
natrium yang tinggi ataukeadaan iklim yang kurang menguntungkan. Tanah pada kelas IV ini
dapatdigunakan untuk tanaman semusim atau tanaman pertanian pada umumnyadengan
usaha-usaha pengawetan yang sulit seperti tanaman rumput, hutan produksi, ladang
penggembalaan, hutan lindung dan suaka alam. Dalam petaklasifikasi kemampuan lahan
diberi warna biru.
Kelas V
, tanah-tanah di dalam kelas ini tidak terancam erosi akan tetapimempunyai hambatan lain
yang tidak praktis untuk dihilangkan sehinggamembatasi pilihan penggunaannya. Tanah-
tanah ini terletak pada daerahtopografi datar atau hampir datar tetapi tergenang air, sering
dilanda banjir, berbatu-batu atau mempunyai iklim yang tidak sesuai dan didalam
petaklasifikasi kemampuan lahan biasanya diberi warna hijau tua. Contoh tanah-tanah lahan
kelas V adalah tanah di daerah cekungan yang sering tergenang air sehingga menghambat
pertumbuhan tanaman, tanah berbatu, tanah di daerahrawa-rawa atau di daerah yang sering
dilanda banjir sehingga sulit didrainasekan. Ditambahkan pula bahwa tanah dalam lahan
kelas V ini tidak sesuai untuk tanaman semusim, tetapi lebih sesuai untuk ditanami dengan
vegetasi permanen seperti tanaman makanan ternak atau dihutankan.
Kelas VI
, tanah pada lahan kelas ini terletak pada lereng yang agak curamdengan kemiringan 25-45 %
sehingga sangat sensitif terhadap erosi sangat berbatu-batu atau berpasir dan mengandung
banyak kerikil, tanahnya sangatdangkal atau telah mengalami erosi berat. Pada kelas VI ini
tidak dapatdigunakan untuk usaha tani tanaman semusim, namun lebih sesuai untuk vegetasi
permanen seperti padang rumput atau makanan ternak atau dijadikanuntuk hutan produksi.
Jika digunakan untuk padang rumput sebaiknya penggembalaan tidak merusak rumput
penutup tanah sedangkan jika digunakanuntuk hutan, maka penebangan harus selektif dan
mengikuti kaidah-kaidahkonservasi tanah dan air.
Kelas VII
, tanah pada lahan kelas ini terletak pada lereng dengankemiringan yang curam (45-65 %)
dan memiliki solum yang sangat dangkalserta telah mengalami erosi yang sangat berat.
Lahan kelas VII ini tidak cocok untuk budidaya pertanian. Jika dipergunakan untuk padang
rumput dan hutan produksi harus dilakukan dengan usaha pencegahan erosi yang sangat
berat.Tanah-tanah pada kelas VII yang dalam dan tidak peka erosi jika dipergunakanuntuk
tanaman pertanian harus dibuatkan teras bangku yang ditunjang dengancara-cara vegetatif
untuk konservasi tanah serta tindakan pemupukan. Pada peta klasifikasi kemampuan lahan,
lahan kelas VII biasa diberi warna coklat.
Kelas VIII
, tanah pada kelas ini terletak pada lereng yang sangat curam (>65 %), permukaannya sangat
berbatu karena tertutup batuan lepas atau batuansingkapan atau tanah pasir di pantai. Lahan
ini tidak sesuai untuk budidaya pertanian, tetapi lebih sesuai dibiarkan dalam keadaan alami
dan dapatdigunakan sebagai hutan lindung, tempat rekreasi atau cagar alam. Pada
petaklasifikasi kemampuan lahan, lahan kelas VIII ini biasanya diberi warna putihatau tidak
berwarna. b.Sub Kelas

Sub kelas adalah pembagian lebih lanjut dari kelas berdasarkan atas jenisfaktor pembatas
yang sama. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan kedalam empat jenis, yaitu :
ancaman erosi (e), keadaan drainase atau kelebihanair atau ancaman banjir (w), hambatan
daerah perakaran (s) dan hambatan iklim(c).Suripin (2002) menjelaskan sub kelas klasifikasi
kemampuan lahan adalahsebagai berikut :

Subkelas e
terdapat pada lahan yang menunjukkan erosi atau tingkat erosiyang telah terjadi merupakan
masalah utama yang di dapatkan darikecuraman lereng dan kepekaan erosi tanah.

Subkelas w
terdapat pada lahan dimana kelebihan air merupakan faktor penghambat utama yang timbul
akibat drainase buruk, air tanah yangdangkal atau tinggi dan bahaya banjir yang merusak
tanaman.

Subkelas s
meliputi lahan yang lapisan tanahnya dangkal, banyak terdapat batuan di permukaan,
kapasitas menahan air rendah, kesuburan rendah yangsulit diperbaiki, sifat-sifat kimia sulit
diperbaiki misalnya salinitas dankandungan garam natrium atau senyawa-senyawa kimia
yang lain yangmenghambat pertumbuhan tanaman atau tidak praktis dihilangkan.

Subkelas c
meliputi lahan dimana iklim (suhu dan curah hujan) merupakan pembatas penggunaan
lahan.a.Satuan KemampuanKemampuan lahan dalam tingkat satuan kemampuan
memberikanketerangan yang lebih spesifik dan detail dari pada sub kelas. Tanah
yangtermaksud dalam satuan kemampuan lahan mempunyai kemampuan danmemerlukan
cara pengolahan (pemupukan dan lain sebagainya) yang samauntuk pertumbuhan tanaman.
Lahan dalam satuan kemampuan yang sama harusseragam dalam produksi tanaman pertanian
atau rumput di bawah tindakan pengolahaan yang sama, kebutuhan akan tindakan konservasi
dan pengelolaanyang sama di bawah vegetasi penutup yang sama dan mempunyai produksi
potensial yang setara atau perbedaan hasil dibawah system pengelolaan yangsama.Satuan
kemampuan diberi tanda dengan menambahkan angka-angka inimenunjukan besarnya tingkat
dari faktor penghambat yang ditunjukkan dalamsubkelas. Satuan kemampuan merupakan
kelompok lahan yang mempunyai potensi, faktor pembatas dan satuan pengelolaan yang
sama. Satuandilambangkan dengan angka. Misalnya IIIe-1, IIIe-2 dan sebagainya.
Lahandalam satuan yang sama dapat dipergunakan untuk budidaya tanaman yangsama,
memerlukan pengelolaan dan konservasi yang tidak berbeda, serta potensi produksi yang
sebanding.

Anda mungkin juga menyukai