Anda di halaman 1dari 13

Pemanfaatan Hutan terhadap

Pembangunan

Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan


berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam dan lingkungannya yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan
Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok memproduksi hasil hutan
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan
atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan
keberadaannya sebagai hutan tetap
Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut
paut dengan hutan,kawasan hutan ,dan hasil hutan yang
diselenggarakan secara terpadu
Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok memproduksi hasil hutan
Masyarakat lokal adalah kelompok masyarakat didalam
suatu kawasan geografis tertentu,mencakup kelompok asli
dan kelompok tradisional dan juga kelompok pendatang
yang melakukan pemukiman swakarsa

Pembangunan ialah mengadakan atau membuat atau


mengatur sesuatu yang belum ada
Pengembangan ialah memajukan atau memperbaiki atau
meningkatkan sesuatu yang sudah ada
Pengelolaan hutan rakyat adalah upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi hutan rakyat yang meliputi
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
Hutan Rakyat / Kemasyarakatan = kegiatan Pengelolaan
pengolahan Hutan disekitar hutan oleh rakyat yang
dikoordinir oleh pemerintah untuk kelestarian sumber daya
hutan

Pengelolaan hutan

Pengelolaan Sumber daya hutan walau


dapat diperbaharui namun dibatasi
dengan kapasitas daya dukung sehingga
pemanfaatan harus dilakukan secara
optimal berdasarkan konsep kelestarian
Pembangunan kehutanan dilaksanakan
agar dapat dirasakan manfaatnya oleh
seluruh rakyat banyak dalam rangka
peningkatan kesejahteraan dan perbaikan
kualitas lingkungan hidup

Pembentukan wilayah pengelolaan di


Provinsi,Kab/Kota dengan
mempertimbangkan karakteristik
lahan,tipe hutan,fungsi hutan,kondisi
aliran sungai,sosial
budaya,ekonomi,kelembagaan masyarakat
setempat termasuk masyarakat hukum
adat dan batas administrasi pemerintahan
Hutan dikelola secara lestari untuk
memperoleh manfaat yang sebesar
besarnya bagi kesejahteraan
masyarakat dan dalam rangka
optimalisasi manfaat ekologi,sosial ekonomi

Skema hubungan antara kelas kemampuan lahan dengan intensitas dan


macam penggunaan lahan
Kelas
kemampuan
lahan

Hambatan ancaman meningkat,keseuaian dan pilihan p

I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII

Insensitas dan pilihan penggunaan meningkat


Cagar alam/

Hutan

Pengembala

Penggemba

Penggembal

Garapan

Garapan

Garapan

Garapan

hutan

produksi

an terbatas

aaln sedang

aan intensif

terbatas

sedang

Intensif

sangat

lindung

terbatas

intensif

KELAS KEMAMPUAN LAHAN

KELAS I : Sedikit hambatan dalam penggunaan lahan

Topografi datar
Ancaman Erosi kecil
Mempunyai kedalaman efektif dalam
Berdrainase baik
Mudah diolah
Kapasitas menahan air baik
Subur atau responsif terhadap pemupukan
Tidak terancam banjir
Dibawah iklim setempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman

KELAS II : memiliki hambatan/ancaman yang mengurangi pilihan penggunaan

Lereng landai
Kepekaan erosi atau ancaman erosi sedang atau telah mengalami erosi sedang
Kedalaman efektif agak dalam
Struktur tanah dan daya olah agak kurang baik
Salinitas ringan sampai sedang atau terdapat garam natrium yang mudah dihilangkan
Kadang terkena banjir yang merusak
Kelebihan air masih dapat diperbaiki dengan drainase
Keadaan iklim agak kurang sesuai bagi tanaman dan pengelolaan

KELAS III : mempunyai hambatan berat mengurangi pilihan penggunaan, memerlukan


konservasi khusus atau keduanya

KELAS IV : lebih berat dari kelas III dan pilihan tanaman lebih terbatas

Lereng agak miring atau bergelombang


Peka terhadap erosi atau telah mengalami erosi yang agak berat
Seringkali mengalami banjir yang merusak tanaman
Lapisan bawah tanah berpermebialitas`tanah lambat
Kedalamannya dangkal terhadap batuan, lapisan padas`keras (hardpan),lapisan padas rapuh
(fragipan) atau lapisan liat padat ( claypan) yang membatasi perakaran atau simpanan air
Terlalu basah atau masih terus jenuh air setelah didrainase
Kapasitas menahan air rendah
Salinitas atau kandungan natrium sedangh
Hambatan iklim sedang

Lereng miring atau agak berbukit


Kepekaan erosi agak besar
Pengaruh bekas erosi agak berat telah terjadi
Tanahnya dangkal
Kapasitas menahan air rendah
Sering tergenang yang menimbulkan kerusakan pada tanaman
Kelebihan air bebas dan ancaman penjenuhan atau penggenangan setelah didrainase
salinitas atau kandungan natrium tinggi
Keadaan iklim yang kurang menguntungkan

KELAS V : tidak terancam erosi namun memerlukan mempunyai hambatan yang tidak
praktis untuk dihilangkan

Tanah sering dilanda banjir sehingga sulit dipergunakan untuk pertanaman tanaman semusim
Tanah tanah datar yang berada dibawah iklim yang tidak memungkinkan produksi tanaman secara
normal
Tanah datar atau hampir datar yang berbatu batu
Tanah tanah tergenang yang tidak layak didrainase untuk tanaman semusim namun dapat ditumbuhi
rumput atau pohon pohonan

KELAS VI : mempunyai hambatan yang berat yang menyebabkan


tanah ini tidak sesuai untuk pertanian

KELAS VII : Tidak sesuai untuk budidaya pertanian

Terletak pada lereng agak curam


Ancaman erosi berat
Telah tererosi berat
Mengandung garam larut atau natrium
Berbatu batudaerah perakaran sangat dangkal
Iklim agak tidak sesuai

Lereng curam
Telah tererosi berat berupa erosi parit
Daerah perakaran sangat dangkal

KELAS VIIi : Tidak sesuai untuk budidaya pertanian lebih baik


untuk dibiarkan alami

Lereng sangat curam / berbatu


kapasitas menahan air sangat rendah

Dalam penggunaan tanah suatu wilayah dibagi menjadi

Jalur Cagar atau jalur Preservasi (Zone of


Preservation) Penggunaan tanah yang umumnya
dibiarkan secara alamiah,dan penduduk tidak
diperbolehkan mengganggunya atau
mengubahnya(hanya dapat untuk penelitian
ilmiah) misalnya hutan lindung dan cagar alam
Jalur lindung atau jalur konservasi ( Zone of
conservation) yakni penggunaan tanah yang
dilakukan secara hati hati dalam kawasan yang
luas
Jalur binaan atau jalur pembangunan (Zone of
Development) mempunyai penggunaan tanah
yang dilakukan secara intensif

Penutup / Kesimpulan
Pengelolaan hutan berkelanjutan
dengan melibatkan Pemerintah,LSM
dan Masyarakat Sekitar Hutan serta
pengembangan Usaha kehutanan
berbasis masyarakat tetap
memperhatikan kelas kemampuan
lahan

Lahan kritis Indonesia

Anda mungkin juga menyukai