Anda di halaman 1dari 3

Nama : Methia Tri Wulandari

NPM : 2106723810

Mata Kuliah : Dinamika Penggunaan Lahan

Dosen Pengampu : Supriatna

Klasifikasi Penggunaan Tanah

Penggunaan lahan di wilayah, baik perkotaan maupun pedesaan, sangat kompleks. Perencanaan
penggunaan lahan yang baik dan efektif memerlukan pengelompokan atau klasifikasi. Klasifikasi
penggunaan lahan dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman, perencanaan dan pengelolaan
lahan. Klasifikasi Penggunaan Lahan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian/Kepala Badan
Pertanahan No. 1 Tahun 1997 tentang Pemetaan Penggunaan Tanah Pedesaan, Penggunaan
Tanah Perkotaan, Penggunaan Tanah dan Cara Representasi Lambang atau Warna dan
Penggunaan Peta. Menurut Malingreau (1979), budidaya adalah campur tangan manusia secara
tetap atau berkala terhadap tanah untuk memenuhi kebutuhan, baik material maupun spiritual,
atau kombinasi keduanya. Penggunaan lahan adalah salah satu elemen penting dalam
perencanaan wilayah. Menurut Campbell (1996), perencanaan kota pada dasarnya adalah
perencanaan lahan, kecuali bahwa itu merupakan faktor perencanaan yang penting. Sistem
klasifikasi penggunaan lahan yang digunakan adalah sistem klasifikasi penggunaan lahan
Malingreau. Menurut Dent (1981), klasifikasi budidaya dibagi menjadi beberapa tingkatan, yang
dibagi menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut:

 Tutupan Lahan/Penggunaan Lahan Urutan (jenis tutupan) atau (tingkat penggunaan


lahan) adalah tingkat kedalaman klasifikasi budidaya yang menunjukkan tingkat total
suatu unit dalam suatu sistem klasifikasi penggunaan lahan. Harga ini mungkin berbeda
di setiap negara atau wilayah. dan mungkin memiliki penggunaan lahan yang lebih umum
seperti perumahan, pertanian, industri, dan konservasi.
 Tutupan lahan/penggunaan lahan kategori tutupan atau (kategori penggunaan lahan)
adalah kelompok penggunaan lahan yang lebih spesifik termasuk dalam kode
penggunaan lahan. untuk setiap kategori penggunaan lahan mereka memiliki karakteristik
dan fungsi yang sama. Misalnya pada kategori pemanfaatan pertanian ada subkategori
untuk tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dll. kelas Tata Penggunaan lahan
membantu memecah penggunaan lahan menjadi kategori yang lebih rinci.
 Subkategori tutupan lahan/penggunaan lahan, yaitu subdivisi lanjutan dari kategori lahan
menggambarkan secara lebih rinci variasi bumi. Misalnya di dalam kelas
Bergantung pada negara tempat tinggal, subkategori dapat mencakup perumahan padat,
perumahan pedesaan, dll apartemen komersial. Subkategori membantu menjelaskan
variasi yang lebih spesifik di dalam penggunaan lahan
 Unit pengelolaan tutupan lahan/penggunaan lahan (mirip dengan tipe penggunaan lahan)
atau (unit Land use management) adalah unit administratif atau geografis yang digunakan
pengelolaan penggunaan lahan. Prinsip dan praktik budidaya termasuk dalam unit ini
lahan yang digunakan. Unit penggunaan lahan dapat berupa wilayah administratif, misal
kabupaten atau kota. Dari tersebut oleh Malingreu diubah menjadi 6 kategori sebagai
berikut:
 Land cover/land use Order e.g. vegetated area;
 Land cover/land use Sub-Order e.g. cultivated area;
 Land cover/land use Family e.g. permanently cultivated area;
 Land cover/land use Class e.g. Wetland rice (sawah);
 Land cover/land use Sub-Class e.g. irrigated sawah;
 Land Utilization Type e.g. continuous rice

Sistem klasifikasi didasari pada bentuk penggunaan lahan daerah tertentu, sehingga mampu
diterapkan untuk mengelompokkan atau membuat segmentasi berbagai kenampakkan yang
homogen (Puspitosari, 2007:20). Klasifikasi terhadap penggunaan lahan tertuang dalam UU yang
bertujuan untuk lebih mempermudah dalam pengelolaan penggunaan lahan. Menurut Standar
Nasional Indonesia (SNI) Standar Nasional Indonesia Klasifikasi penggunaan lahan
menggunakan terminologi penutup lahan dalam mengelompokkan penggunaan lahan,
membedakan kelas penggunaan lahan berdasarkan skala 1:1.000.000, 1:250.000 dan
1:50.000/25.000. Klasifikasi Penggunaan Lahan pada Perencanaan Tata Ruang berdasarkan
fungsi utamanya, wilayah yang ada di permukaan bumi terbagi menjadi dua, yaitu Kawasan
Lindung yang merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan (UU Penataan
Ruang NO.26/2007) dan Kawasan Budidaya yang merupakan wilayah yang ditetapkan sebagai
fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia dan sumber daya buatan (UU Penataan Ruang No. 26/2007).

Referensi

Arsyad, S. (2009). Konservasi tanah dan air. PT Penerbit IPB Press. Indonesia, S. N. (2010).
Klasifikasi penutup lahan. Jakarta. Indonesia. Kaiser, E. J., Godschalk, D. R., & Chapin, F.
S. (1995). Urban land use planning (Vol. 4). Urbana: University of Illinois press.

NASIONAL, K. B. P. (2017). PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA


RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1997 TENTANG PEMETAAN PENGGUNAAN TANAH
PEDESAAN, PENGGUNAAN TANAH PERKOTAAN, KEMAMPUAN TANAH DAN
PENGGUNAAN SIMBOL ATAU WARNA UNTUK PENYAJIAN DAN PETA.

Anda mungkin juga menyukai