Anda di halaman 1dari 5

UJI VALIDITAS KUISIONER

12.11 Duwi Consultant


Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang
ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan
menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun
menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan).
Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan
item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor), sedangkan
pengukuran validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total
item.
Pada pembahasan ini akan dibahas untuk metode pengujian validitas item. Validitas
item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total),
perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item.
Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan
antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Dari hasil
perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur
tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau
tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya
dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item
dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian
langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30.
Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya
pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum
mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan
batas kriteria di bawah 0,20 sangat tidak disarankan. Untuk pembahasan ini dilakukan uji
signifikansi koefisien korelasi dengan kriteria menggunakan r kritis pada taraf signifikansi
0,05 (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam
penelitian)
Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji
validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson)
dan Corrected Item-Total Correlation. Masing-masing teknik perhitungan korelasi akan
dibahas sebagai berikut:

1. Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson)


Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total.
Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi
signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan
dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian
adalah sebagai berikut:
Jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan
tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
Contoh Kasus:
Seorang mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan skala
untuk mengetahui atau mengungkap prestasi belajar seseorang. Andi membuat 10 butir
pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak

setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Setelah membagikan skala kepada 12 responden
didapatlah tabulasi data-data sebagai berikut:
Tabel 1. Tabulasi Data (Data Fiktif)
Skor Item
Subjek
1 2 3 4 5 6 7
1
3 4 3 4 4 3 3
2
4 3 3 4 3 3 3
3
2 2 1 3 2 2 3
4
3 4 4 3 3 3 4
5
3 4 3 3 3 4 3
6
3 2 4 4 3 4 4
7
2 3 3 4 4 4 3
8
1 2 2 1 2 2 1
9
4 2 3 3 4 2 1
10
3 3 3 4 4 4 4
11
4 4 3 4 4 3 4
12
3 2 1 2 3 1 1

8
3
3
1
3
4
3
4
3
1
4
4
2

9
3
3
2
3
4
4
3
4
4
3
4
3

10
3
3
3
4
3
4
2
3
4
3
2
3

Skor
Total
33
32
21
34
34
35
32
21
28
35
36
21

Langkah-langkah dengan program SPSS


Masuk program SPSS
Klik variable view pada SPSS data editor
Pada kolom Name ketik item1 sampai item10, kemudian terakhir ketikkan skortot (skor total
didapat dari penjumlahan item1 sampai item10)
Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Buka data view pada SPSS data editor
Ketikkan data sesuai dengan variabelnya, untuk skortot ketikkan total skornya.
Klik Analyze - Correlate - Bivariate
Klik semua variabel dan masukkan ke kotak variables
Klik OK. Hasil output yang diperoleh dapat diringkas sebagai berikut:
Tabel. Hasil Analisis Bivariate Pearson

Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini
kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji
2 sisi dan jumlah data (n) = 12, maka didapat r tabel sebesar 0,576 (lihat pada lampiran tabel
r).
Berdasarkan hasil analisis di dapat nilai korelasi untuk item 1, 9 dan 10 nilai kurang
dari 0,576. Karena koefisien korelasi pada item 1, 9 dan 10 nilainya kurang dari 0,576 maka
dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan skor total
(dinyatakan tidak valid) sehingga harus dikeluarkan atau diperbaiki. Sedangkan pada itemitem lainnya nilainya lebih dari 0,576 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut
valid.
2. Corrected Item-Total Correlation
Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total
dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Hal ini
dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang
lebih tinggi dari yang sebenarnya). Atau dengan cara lain, analisis ini menghitung korelasi
tiap item dengan skor total (teknik bivariate pearson), tetapi skor total disini tidak termasuk
skor item yang akan dihitung. Sebagai contoh pada kasus di atas kita akan menghitung item 1
dengan skor total, berarti skor total didapat dari penjumlahan skor item 2 sampai item 10.
Perhitungan teknik ini cocok digunakan pada skala yang menggunakan item pertanyaan yang
sedikit, karena pada item yang jumlahnya banyak penggunaan korelasi bivariate (tanpa
koreksi) efek overestimasi yang dihasilkan tidak terlalu besar.
Menurut Azwar (2007) agar kita memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai
korelasi antara item dengan tes diperlukan suatu rumusan koreksi terhadap efek spurious
overlap.

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah
sebagai berikut:
- Jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
- Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan
tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
Sebagai contoh kasus kita menggunakan contoh kasus dan data-data pada analisis produk momen
di atas.
Langkah-langkah pada program SPSS
Masuk program SPSS
Klik variable view pada SPSS data editor
Pada kolom Name ketik item1 sampai item 10
Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
Buka data view pada SPSS data editor
Ketikkan data sesuai dengan variabelnya,
Klik Analyze - Scale Reliability Analysis
Klik semua variabel dan masukkan ke kotak items
Klik Statistics, pada Descriptives for klik scale if item deleted
Klik continue, kemudian klik OK, hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel. Hasil Analisis Validitas Item dengan
Teknik Corrected Item-Total Correlation
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale
Mean
if Item
Deleted
ITEM1
ITEM2
ITEM3
ITEM4
ITEM5
ITEM6
ITEM7
ITEM8
ITEM9
ITEM10

27.2500
27.2500
27.4167
26.9167
26.9167
27.2500
27.3333
27.2500
26.8333
27.0833

Reliability Coefficients
N of Cases = 12.0
Alpha = .8384

Scale
Corrected
Variance
ItemAlpha
if Item
Total
if Item
Deleted Correlation Deleted
29.8409
28.0227
25.7197
26.6288
29.5379
25.8409
25.1515
27.1136
32.8788
35.3561

.4113
.6151
.8217
.7163
.5603
.7764
.6784
.5679
.1866
-.1391

.8345
.8157
.7933
.8046
.8223
.7975
.8078
.8204
.8482
.8683

N of Items = 10

Dari output di atas bisa dilihat pada Corrected Item Total Correlation, inilah nilai
korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari

pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 12, maka didapat r tabel sebesar
0,576 (lihat pada lampiran tabel r).
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa untuk item 1, 5, 9 dan 10 nilai kurang dari 0,576. Karena
koefisien korelasi pada item 1, 5, 9 dan 10 nilainya kurang dari 0,576 maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid. Sedangkan pada item-item lainnya
nilainya lebih dari 0,576 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid.
Sebagai catatan: analisis korelasi pada contoh kasus di atas hanya dilakukan satu kali, untuk
mendapatkan hasil validitas yang lebih memuaskan maka bisa dilakukan analisis kembali
sampai 2 atau 3 kali, sebagai contoh pada kasus di atas setelah di dapat 6 item yang valid,
maka dilakukan analisis korelasi lagi untuk menguji 6 item tersebut, jika masih ada item yang
tidak signifikan maka digugurkan, kemudian dianalisis lagi sampai didapat tidak ada yang
gugur lagi.

Anda mungkin juga menyukai