Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN METODE

BERORIENTASI OBJEK:STUDI KASUS SISTEM INFORMASI AKADEMIK


FAKULTAS TEKNIK UNG
Lanto Ningrayati Amali
Jurusan Teknik Informatika FT UNG
ABSTRAK
Sebagai suatu sistem, perguruan tinggi dapat dipandang sebagai alat transformasi sumber daya menjadi
produk-produk yang berguna bagi masyarakat. Agar proses transformasi tersebut dapat dikelola dengan baik, sesuai
dengan tujuan perguruan tinggi, maka pengelolaan memerlukan informasi yang tepat, cepat dan terpercaya.
Pengembangan sistem informasi perguruan tinggi merupakan tantangan tersendiri, mengingat pemakaiannya
berjangka panjang sedang masalah yang dihadapi tidaklah sederhana. Pada awal mula pengembangan sistem
informasi, kegiatan seyogyanya terstruktur, prosedurnya baku, aturannya jelas, sedang aliran informasi pasti.
Di lingkungan organisasi fakultas, hal yang urgen dalam implementasi sistem informasi adalah bagaimana
sistem informasi membantu dan meningkatkan kinerja penyelengaraan tugas dari unsur atau unit kerja yang terkait
didalamnya.
Untuk itu diperlukan suatu analisis dan rancangan sistem informasi khususnya sistem informasi akademik
dengan menerapkan suatu metode berorientasi objek yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas
dalam mendukung proses pencapaian tujuan fakultas.
I. Pendahuluan
Peranan sistem informasi berkaitan dengan struktur organisasi dan tujuan-tujuan perguruan tinggi, dalam
pengembangan sistem informasi menyeluruh yang baru, perlu disadari oleh pimpinan perguruan tinggi bahwa sistem
ini akan merupakan pencerminan bagaimana perguruan tinggi itu akan dikelola untuk jenjang waktu tertentu. Sistem
informasi merupakan sarana pokok bagi suatu perguruan tinggi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Oleh sebab itu,
partisipasi pimpinan perguruan tinggi dalam proses pengembangan sistem informasi merupakan sarana mutlak.
Perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, merupakan suatu subsistem dari suatu sistem yang lebih besar.
Oleh sebab itu sistem informasi yang dikembangkan harus match dengan sistem informasi yang berskala nasional.
Di lingkungan organisasi fakultas, hal yang urgen dalam implementasi sistem informasi adalah bagaimana
sistem informasi membantu dan meningkatkan kinerja penyelengaraan tugas dari unsur atau unit kerja yang terkait
didalamnya. Unit-unit kerja yang dimaksud seperti jurusan, program studi, bagian/subbagian, laboratorium,
perpustakaan dan sebagainya. Sistem informasi akademik merupakan salah satu sistem informasi yang perlu
dikembangkan untuk itu, mengingat bidang ini berkaitan dalam penyelengaraan pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Dalam hal ini bagaimana dapat tersedianya kebutuhan data dan
informasi secara cepat dan lengkap di lingkungan organisasi fakultas. Untuk itu diperlukan sistem informasi yang
dapat meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas dalam mendukung proses pencapaian tujuan fakultas.
2. Pengembangan Sistem Informasi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan organisasi.
Kemajuan menimbulkan persaingan. Untuk mencapai tujuan tiap organisasi memerlukan manajemen yang tepat dan
dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan. Kegiatan manajemen memerlukan dukungan informasi. Dengan berkembang
pesatnya teknologi alat pengolah data komputer dan teknologi peralatan komunikasi, maka pekerjaan manajemen
dan pelayanan masyarakat yang memerlukan dukungan data dan informasi juga mengalami kemajuan pesat.
Tanpa dukungan informasi, manajemen suatu organisasi tidak dapat mencapai tujuan yang direncanakan,
apalagi untuk mencapai sasaran secara efisien dan efektif (Amsyah,2000).
Sebuah era baru di dalam dunia usaha dan berorganisasi muncul sejalan dengan diperkenalkan istilah
teknologi informasi dan sistem informasi. Menurut (Indrajid,2000) pada intinya keduanya memiliki nuansa arti yang
sama, yaitu bagaimana sebuah organisasi, baik berorientasi profit maupun nonprofit berusaha untuk menggunakan
perangkat komputer, aplikasi dan sarana telekomunikasi untuk meningkatkan kinerjanya secara signifikan.
Proses perencanaan dan pengembangan suatu sistem informasi dimulai dengan menganalisis kebutuhan bisnis
atau manajemen perusahaan (Bussiness Requirements Analysis), dimana tujuannya adalah untuk mengetahui posisi
atau peranan teknologi informasi yang sesuai dengan perusahaan yang bersangkutan serta untuk mendefinisikan
secara rinci jenis-jenis informasi yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan baik secara taktis maupun strategis
untuk pengembangan bisnisnya.

Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto,1999).
Pengembangan sebuah sistem informasi dalam sebuah perusahaan dilakukan dengan pendekatan manajemen proyek
(project manajement). Lepas dari berbagai variasi proyek-proyek teknologi informasi yang ada seperti pembuatan
aplikasi, penerapan perangkat lunak, konstruksi infrastruktur jaringan, dan sebagainya metodologi yang digunakan
secara umum adalah sama.
3. Konsep Berorientasi Objek
Menurut Mahyuzir (1991) pendekatan berorientasi objek ini memiliki keunggulan dan mekanisme yang
handal, yakni membuat penulisan pemrograman menjadi lebih sederhana, lebih kompak, lebih fleksibel tetapi
dengan kemampuan yang jauh lebih baik.
Orientasi objek adalah suatu strategi untuk mengorganisasikan sistem sebagai koleksi dari interaksi objekobjek yang menggabungkan data dan perilaku (Blaha,1998). Penggunaan model orientasi objek banyak diterapkan
karena memiliki banyak keuntungan, seperti meningkatkan kualitas, mempercepat waktu pemasaran, meningkatkan
komunikasi antara pengembang dan pengguna, mudah untuk dikembangkan, mudah untuk dideteksi kekurangannya,
serta menambah cermat pemilihan perangkat lunak.
Fokus utama metodologi ini pada objek, dengan melihat suatu sistem terdiri dari objek yang saling
berhubungan. Objek dapat digambarkan sebagai benda, orang, tempat dan sebagainya yang mempunyai atribut dan
metode. Metodologi terdiri dari pembuatan model dan domain aplikasi, kemudian menambahkan rincian
implementasi pada saat pembuatan desain dari suatu sistem. Tahap-tahap metodologi berdasarkan Sistem
Development Life Cycle (SDLC) digunakan dengan memperhatikan karakteristik khusus berorientasi objek (Sutopo,
2002) yaitu Analisis, Desain dan Implementasi.
Menurut Gora (1996) semua metodologi analisis dan perancangan berorientasi objek mempunyai kesamaan
dalam hal objek, kelas, inheritance, dan relationship.
Tiga karakteristik kunci pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan sistem (Yourdan,1994) yaitu;
1.
Abstraksi yaitu mekanisme yang menyederhanakan realitas yang kompleks menjadi model yang lebih
sederhana.
2.
Enkapsulasi yaitu mekanisme yang menyembunyikan implementasi objek sehingga komponen lain tidak
akan menyadari bagaimana data itu disimpan pada objek.
3.
Inheritance yaitu mekanisme menurunkan atribut dan fungsi dari suatu superkelas ke subkelas dalam suatu
hirarki.
Adapun The Object Management Group (OMG) yaitu suatu konsorsium pengembang perangkat lunak
menguraikan ciri-ciri utama kunci analisis dan perancangan berorientasi objek yang membedakan dari metodologi
lainnya yaitu;
1.
Abstraksi yaitu mendifinisikan suatu keterhubungan diantara suatu kelompok tipe objek dimana objek
tersebut merepresentasikan suatu rangkaian karakteristik yang dipakai bersama dengan tipe objek lain.
2.
Enkapsulasi yaitu mengimplikasikan pengemasan operasi dan data secara bersama-sama pada suatu tipe
objek dimana hanya data tersebut yang dapat diakses melalui antarmukanya.
3.
Reuse atau penggunaan ulang yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan ulang tipe objek selama
perancangan suatu sistem dan kelas-kelas objek dalam suatu implementasi suatu sistem.
4.
Spesialisasi yaitu ketika suatu objek menurunkan operasi, tipe atribut dan tipe keterhubungan dari satu atau
lebih supertipe.
5.
Komunikasi objek yaitu dalam sistem orientasi objek, menggunakan bentuk dari satu objek mengirim
permintaan ke objek lain.
6.
Polymorfisme yaitu konsep yang menyatakan bahwa sesuatu yang sama dapat mempunyai bentuk dan
perilaku yang berbeda. Polymorfisme mempunyai arti bahwa operasi yang sama mungkin mempunyai
perbedaan dalam kelas yang berbeda.
4. Analisis dan Perancangan Sistem
Secara fungsional penyelenggaraan tugas fakultas meliputi bidang-bidang kerja sebagai berikut:
a.
Bidang Akademik.
Bidang ini berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat.
b.
Bidang Administrasi Umum
Bidang ini berkaitan dengan penyelenggaraan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan.
c.
Bidang kemahasiswaan

Bidang ini berkaitan dengan pelayanan kegiatan dan kesejahteraan mahasiswa.


Unsur pelaksana akademik adalah jurusan dan program studi. Jurusan merupakan unit pelaksana fakultas
dalam sebagian atau satu cabang ilmu. Program studi merupakan unit pelaksana fakultas dalam penyelenggaraan
pendidikan akademik dan atau profesional yang didasarkan atas suatu kurikulum, sedangkan unsur pelaksana
administrasi adalah bagian tata usaha dengan sub-subbagian. Unsur penunjang berfungsi membantu pengurus
fakultas dalam melaksanakan proses belajar mengajar, khususnya pelaksanaan kegiatan akademik. Unsur penunjang
ini meliputi:unit perpustakaan, laboratorium studio, dan sebagainya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem informasi akademik yang akan dikembangkan pada Fakultas
Teknik meliputi:
- Memberikan pelayanan registrasi kepada mahasiswa seperti pembayaran spp, pendaftaran ulang (cuti atau
aktif), kegiatan krs.
- Memberikan pelayanan perkuliahan, seperti pembuatan jadwal kuliah, jadwal ujian mid dan jadwal ujian akhir,
kemudian pembuatan daftar hadir dosen dan daftar hadir mahasiswa.
- Memberikan pelayanan pengajaran, yaitu pembuatan jadwal mengajar untuk dosen tetap dan dosen luar biasa,
pengambilan matakuliah baik matakuliah paket untuk mahasiswa baru dan matakuliah non paket dan juga
menentukan ruang perkuliahan.
a. Analisis Berorientasi Objek
Dari proses analisis di atas maka hasilnya diperoleh sebagai berikut:
1.
Menentukan subyek- subyek.
Subyek pada sistem ini dibagi menjadi 3 bagian yang dianggap dapat mewakili sistem informasi yang akan di
rancang yaitu: registrasi, perkuliahan, dan pengajaran.
2.
Menentukan obyek dan kelas
Dari subyek yang didapat, maka diperoleh daftar kelas-kelas yang dikelompokkan berdasarkan subyek-subyek
di atas yaitu:
a.
Subyek registrasi terdiri dari kelas-kelas yaitu : SPP, KRS cuti dan KRS aktif
sedangkan obyeknya adalah daftar ulang.
b.
Subyek perkuliahan terdiri dari kelas-kelas yaitu : jadwal kuliah, jadwal ujian mid,
jadwal ujian akhir, daftar hadir dosen, daftar hadir mahasiswa. Obyeknya adalah kuliah.
c.
Subyek pengajaran terdiri dari kelas-kelas yaitu : dosen tetap, dosen luar biasa, ruang
perkuliahan, mahasiswa, matakuliah paket dan non paket. Obyeknya adalah mengajar.
3.
Menentukan struktur obyek dan hirarki kelas
Terdapat 2 tipe struktur yaitu struktur gen-spec dan struktur whole-part. Struktur gen-spec membentuk relasi
pewarisan sedangkan struktur whole-part adalah memperlihatkan hirarki dari suatu kelas sebagai komponen
dari kelas yang lain yang juga disebut sub obyek.
a.

Struktur gen-spec dari Sistem Informasi Akademik Fakultas Teknik adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Struktur gen-spec SIAK
Kelas generalization
Kelas Specialization
KRS
KRS aktif , KRS cuti
Dosen
Dosen tetap, Dosen luar Biasa
Jadwal
Jadwal kuliah, jadwal ujian mid, jadwal ujian akhir.
Daftar hadir dosen, Daftar hadir mahasiswa
Daftar hadir
Matakuliah paket dan matakuliah non paket.
Matakuliah

b.

Struktur Whole-part dari Sistem Informasi Akademik Fakultas Teknik ditunjukkan


pada tabel 2 berikut:
Kelas Whole
Daftar ulang
Kuliah
Mengajar

Tabel 2. Struktur Whole-part SIAK


Kelas Part
Pembayaran SPP, KRS
Jawal, Daftar hadir
Dosen, mahasiswa, ruang kuliah.

Sedangkan untuk hirarki kelas pada subyek registrasi, perkuliahan, pengajaran dan kelulusan adalah sebagai
berikut:
a. Hirarki kelas pada subyek registrasi dapat ditunjukkan pada gambar 1 di bawah.

Gambar 1 Hirarki kelas pada subyek registrasi


b.

Hirarki kelas pada subyek perkuliahan dapat ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar. 2 Hirarki kelas pada subyek perkuliahan


c.

Hirarki kelas pada subyek pengajaran dapat ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar. 3 Hirarki kelas pada subyek pengajaran


4.

Menentukan Atribut
Cara menentukan atribut dengan menentukan apa yang diketahui dari obyek. Setelah menentukan subyek,
kelas dan obyek di atas maka masing-masing kelas tersebut perlu ditambahkan attribut-attribut yang diperlukan.
Penentuan atribut berhubungan dengan kata benda yang diikuti kata kepunyaan. Penambahan attribut ini dengan
memperhatikan attribut yang lazim terjadi pada suatu sistem informasi akademik yaitu:
a.
Atribut kelas pada subyek registrasi
b.
Atribut kelas pada subyek perkuliahan
c.
Atribut kelas pada subyek pengajaran
5.
a.

Menentukan relasi antar kelas dan obyek


Relasi antar obyek pada subyek registrasi

Gambar 4. Relasi antar obyek pada subyek registrasi

b.

Relasi antar obyek pada subyek pengajaran

Gambar5. Relasi antar obyek pada subyek pengajaran


c.

Relasi antar obyek pada subyek perkuliahan

Gambar 6. Relasi antar obyek pada subyek perkuliahan


6.

Menentukan service/pelayanan

Registrasi

Pengajaran

Perkuliahan

Gambar 7. Servis antar Subyek


Pada gambar 7 di atas dapat dijelaskan sbb:
1.
Subyek registrasi mengadakan kegiatan daftar ulang atau registrasi untuk pelayanan KRS dan
mendapatkan KRS untuk diisi, yang kemudian berkas tersebut diberikan pada bagian pengajaran. Pengambilan
matakuliah disesuaikan apakah mahasiswa baru atau mahasiswa lama. Jika mahasiswa baru pengambilan
matakuliah perpaket, jika mahasiswa lama disesuaikan dengan IPK yang diperoleh.
2.
Kemudian meminta jadwal pada bagian perkuliahan untuk mendapatkan jadwal kuliah, jadwal ujian.

b. Desain Berorientasi Objek


Desain Berorientasi Objek atau Object Oriented Design (OOD) merupakan tahap lanjutan setelah analisis
berorientasi objek dimana tujuan sistem di organisasi ke dalam sub-sistem berdasar struktur analisis dan arsitektur
yang dibutuhkan. Desain berorientasi objek atau OOD terdiri dari 4 komponen yaitu: Problem Domain Component
(PDC), Data Management Component (DMC), Human Interaction Component (DIC), Task Management
Component (TMC).
1. Problem Domain Component (PDC)
PDC terdiri dari PDC awal dan PDC akhir. Untuk PDC awal, hasilnya terdiri dari 3 subyek yaitu: registrasi,
pengajaran, dan perkuliahan. Sedangkan PDC akhir adalah penyempurnaan dari PDC awal dengan
menyederhanakan masalah yang dikerjakan

Gambar8. PDC awal

Gambar 9. PDC akhir


Pada PDC akhir kelas yang diambil adalah Daftar ulang, Mengajar, KRS, Aktif, Cuti, Mahasiswa,
Matakuliah, paket, dosen. Untuk PDC akhir ini kelas yang tidak digunakan lagi pada PDC Awal karena memiliki
atribut yang sama. Pada PDC akhir diperlukan adanya modifikasi. Modifikasi tersebut yaitu dengan penambahan
kelas User, untuk pembuatan User ID atau Password yang berfungsi untuk keamanan sistem informasi yang telah
dibuat.
2.

Data Management Component (DMC)


Dari PDC Akhir yang didapat, maka untuk pembuatan sistem informasi akademik, kelas yang dipakai
adalah Daftar ulang, Mengajar, KRS, Aktif, Cuti, Mahasiswa, Matakuliah, paket, dosen. Data Management
Component (DMC) terdiri dari kelas-kelas yang diperlukan bagi interface ke basis data yang digunakan.

3.

Human Interaction Component (DIC)


Human Interaction Component (DIC) merupakan hubungan antara user dengan sistem yang dipakai. Jadi
user menggunakan sistem ini, sesuai dengan aturan-aturan yang telah ada pada sistem yang telah dibuat dan
mengikuti jalan perintahnya.

masukan password

Display Do:Dispay
Utama

Do: Permintaan
Password
password salah

password OK

Menu Utama Do:


Menu Utama
mem inta informasi
m el anj utkan
sel esai

Do: Melaksanakan
Proses
proses berhasi l

Cetak Do:
Cetak

memi nta cetak

Do: Menampilkan
Informasi

Gambar 10. Human Interaction Component (DIC) Sistem


Informasi Akademik FT
4.

Task Management Component (TMC)


Task Management Component (TMC) terdiri dari kelas-kelas dan objek yang menspesifikasikan komponen
sistem operasi yang mengimplementasikan sistem. Untuk TMC, user hanya berhubungan secara langsung
mengambil data dari basis data. Dan masing-masing interface atau antarmuka pada sistem informasi akan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan aplikasi yang dibuat. Dengan mengetahui masing-masing tugas dari
komponen, akan mempermudah user dalam menggunakan sistem informasi yang dibuat.
Kesimpulan
Analisa dan perancangan sistem berorientasi objek mempermudah bagi analis dan perancang untuk memulai
membuat suatu sistem informasi karena langkah-langkah untuk menganalisis dan mendsain suatu masalah jelas,
berurutan dan mudah dipaham. Analisis dan perancangan sistem dapat dikembangkan secara keseluruhan misalnya
pembuatan Sistem Informasi Akademik Universitas, sehingga semua kebutuhan sistem akademik dapat
terakomodasi.
Daftar Pustaka
Amsyah, Zulkifli. 2000. Manajemen Sistem Informasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Blaha, Michael and William Premerlani. 1998. Object-Oriented Modeling and Design for Database Application.
Prentice Hall. New Jersey.
Gora, Michael. 1996. Object-Oriented Analysis and Design. DBMS Online Miller Freeman, Inc.
http://www.dbmsmag.com/9606d15.html.
Indrajid, R. Eko. 2000. Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Jogiyanto,HM. 1999. Analisis dan Disain Sistem Informasi. Andi. Yokyakarta.
Mahyuzir, T.D. 1991. Pengantar Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Sutopo, H.A. 2002. Analisis dan Desain Berorientasi Objek. J & J Learning. Yogyakarta.
Yourdan, Edward. 1994. Object-Oriented System Design An Integrated Approach. Prentice Hall Inc. New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai