Sediaan Farmasi
Sediaan Farmasi
SERBUK TABUR/PULVIS
ADSPERSORIUS (DUSTING POWDER)
Serbuk ringan untuk penggunaan permukaan topikal,dapat dikemas dalam
wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan
pada kulit.
- Umumnya harus lewat ayakan 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi
pada bagian yang peka. (1 mesh = dalam setiap panjang 1 inchi ada 100
lubang)
- Bahan bahan tambahan :
- Untuk mempertahankan kontak terhadap kulit,agar lama
menempel. Ex : Aluminium stearat
- Untuk menambah mudahnya serbuk free flowing(tersebar
merata). Ex : Talk
- Untuk mengabsorbsi keringat (menambah efek pendingin)
Ex : bentonit,butirat
- Umumnya penggunaan serbuk tabur untuk dermatologi
PULVERES
Serbuk yang terbagi dalam bobot yang sama,dibungkus menggunakan
bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
- Pengemas : kertas perkamen,kertas yang dilapisi parafin,kertas selofan
dll.
- Penulisan dalam R/:
a. Jumlah obat tiap bungkus
d.t.d (da tales dosis) = berikan menurut takaran yang
tertulis tiap satu bungkusnya.
b. Jumlah obat sekuruhnya dan banyaknya bungkusan yang dibuat
Contoh :
R/ Acetosol 0,4 R/ Acetosol 6
Lactosum q.s Lactosum q.s
m.f.pulv.d.t.d no.XV m.f.pulv no.XV
s.t.d.d. pulv I s.t.d.d.pulv.I
Pro : Annie Pro : Annie
- Perhitungan dosis
a. Cara membagi serbuk dalam bungkus
- Dibagi atas penglihatan
- Tiap membagi paling banyak 10 bungkus bersama-sama
- Jika tiap bungkus mengandung obat keras >80%
DM,kemudian jumlah seluruhnya ditimbang
Jenis Tablet
May15
Berdasarkan metode pembuatannya, tablet terdiri atas :
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah
ke dalam lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan
kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada
kekuatan yang diberikan.
Berdasarkan Rute Pemberian :
1. Tablet oral (dalam mulut)
2. Tablet rektal
3. Tablet vaginal
4. Tablet implantasi
Berdasarkan Penyalutan :
1. Tablet polos
2. Tablet salut gula
3. Tablet salut film
Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :
1. Tablet pelepasan biasa
2. Tablet lepas lambat atau terkendali
3. Tablet lepas tunda
Berdasarkan tujuan penggunaan tablet, Tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa/Tablet Kempa Standar
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang
biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan
eksipien seperti:
b. Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina
yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya
mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam
vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan
sistemik.
4. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet Implantasi/Pelet
Tablet implantasi atau tablet depo dibuat berdasarkan teknik aseptik,
mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan manusia
atau hewan. Tujuannya untuk mendapatkan efek obat dalam jangka waktu
yang lama, berkisar dari satu bulan sampai satu tahun (Untuk KB, 3-6
bulan, mencegah kehamilan). Tablet ini biasanya kecil berbentuk
silindris/roset dan panjangnya tidak lebih dari 8 mm.
5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain
a. Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan
tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan
untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan
obat.
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan
ditelan dengan air minum.
b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut
sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi
steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril.
c. Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan
padat/cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume
http://blog.pharmacy-science.com/farmasetika/metode-kempalangsung.html
2011-02-10
http://blog.pharmacy-science.com/farmasetika/metode-granulasikering.html
2011-02-10
http://blog.pharmacy-science.com/farmakognosi/penetapan-susutpengeringan.html
2011-02-10
http://blog.pharmacy-science.com/farmakognosi/penetapan-bahanorganik-asing.html
2011-02-10
timbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan
yang telah dikeringkan di udara.
c.
Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu, dididihkan dengan 25 mL air
selama 5 menit, dikumpulkan bagian yang tidak larut, disaring melalui krus
kaca masir atau kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas dan
dipijarkan selama 15 menit pada suhu tidak lebih dari 450 oC, sampai bobot
tetap, ditimbang. Perbedaan bobot sesuai dengan jumlah abu yang larut
dalam air. Kadar abu yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang
dikeringkan di udara .
Sumber : diadaptasi dari Materia Medika Indonesia Jilid VI. 1995,
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
http://blog.pharmacy-science.com/farmakognosi/penetapan-kadar-abusimplisia.html
2011-02-10
Go!
Home
Kumpulan Puisi
Tentang Blog ini
Cangkang Kapsul
January 15, 2008
Kapsul keras diproduksi secara masal pertama kali di Amerika Serikat
pada abad ke-19. Kapsul mudah diterima oleh para konsumen karena
penampilannya yang menarik dan bentuknya yang didesain sedimikian rupa
sehingga mudah untuk ditelan. Pada prinsipnya kapsul dapat disi dengan
berbagai macam bahan dari yang berbentuk serbuk sampai dengan cairan
berbahan dasar minyak.
Cangkang kapsul pada umumnya terbuat dari bahan gelatin. Gelatin dipilih
sebagai bahan pembuatan cangkang kapsul karena sifatnya yang stabil
ketika berada di luar tubuh namun dapat mudah larut di dalam tubuh.
Gelatin merupakan hasil olahan dari kolagen, sejenis protein, yang umum
terdapat dalam tulang, kulit, atau jaringan pengikat binatang. Pada
umumnya gelatin dibuat dari tulang sapi atau dari kulit babi. Gelatin type
A biasa terbuat dari kulit babi sedangkan gelatin type B biasa terbuat
dari tulang sapi.
Proses pembuatan cangkang kapsul dimulai dari pembuatan larutan gelatin
25-30%. Bahan dasar capule berupa gelatine dilarutkan di dalam air panas
yang telah di demineralisasi. Bahan tambahan seperti pengawet dan
pewarna dicampurkan kedalam larutan gelatin sehingga membentuk
campuran yang homogen. Bahan dasar ini dimasukkan kedalam mesin
pembuatan kapsul untuk dicetak menjadi cangkang kapsul yang siap untuk
digunakan.
Seperti bahan-bahan dasar obat yang lainnya proses pembuatan cangkang
kapsul ini harus memenuhi standar cGMP (cara pembuatan obat yang baik).
Cangkang kapsul yang sudah jadi akan diperiksa sesuai dengan standar
cGMP. Selain pemeriksaan itu dimensi kapsul seperti ketebalan, diameter,
dan tinggi kapsul akan diperiksa untuk memastikan cangkang kapsul siap
digunakan pada proses pengisian kapsul.
Cangkang kapsul mempunyai standar dimensi fisik tertentu yang dipakai
sebagai acuan pada saat proses filling kapsul. Standar ukuran kapsul dapat
dilihat pada tabel berikut:
pengikat dan digerus yang halus. Setelah campuran serbuk ditetesi dengan
pembasah, biasanya digunakan Aqua Glycerinata sambil digerus dan
ditekan sampai diperoleh masa yang saling mengikat dan plastis. Pemberian
Aqua Glycerinata dapat mencegah pil pada penyimpan tidak terlalu
mengeras, karena gliserin tidak mudah menguap.
Tetapi pemberian Aqua Glycerinata jangan terlalu kebanyakan agar pil
tidak menjadi lembek.
Untuk memperoleh pil yang baik bukan karena pemberian zat pembasah
yang berlebihan tetapi tergantung cara penggerusan dan cara penekanan
pada masa yang baik.
Sebagai pembasah dapat pula digunakan sirupus simplex atau ekstrak
kental.
Setelah terbentuk masa pil dibuat batang dengan cara digulung-gulung
dengan papan kayu yang datar pada alat papan pil lalu dipotong menurut
panjang batang masa pil yang sama. Lalu batang ini digulung-gulungkan
sampai panjang tertentu dan dipotong dengan pisau pemotong yang ada
pada alat papan pil, akhirnya pil yang belum bulat itu digelindinggelindingkan pada papan pembulat pil supaya bulat. Pada alat papan pil
biasanya terdapat 30 lubang kanal dan pada pembuatan pil supaya
menyesuaikan besarnya pil dengan lubang kanal tersebut.
Untuk mencegah masa pil melekat pada alat, maka papan ditaburi dengan
lycopodium yang merupakan lapisan tipis agar pil tidak berbintik.setelah pil
menjadi bulat akhirnya digelinding-gelindingkan pada papan pembulat pil
dengan dilapisi Lyopodium yang lebih tebal supaya diperoleh pil dengan
lapisan lycopodium yang rata dan akhirnya pil dihitung melalui pada alat
pembuat pil.
( Anief, 1990, Ilmu Meracik Obat Praktek dan Teori ).
I. KETERANGAN
1. Khasiat sinergis, lihat buku DM
2. Pengisi, pengikat, pembasah yang digunakan.
II. PERHITUNGAN DOSIS
DM Aminophyllin
Pemakaian
1x= 500 mg 1x=
Sh= 1,5 g Sh=
DM Coffein
1x= 500 mg 1x=
Sh= 1,5 g Sh=
DM Gabungan Aminophyllin dan Coffein
VI. KESIMPULAN
Diposkan oleh Sri Suwarni, S.Si., Apt.
di 01.27
Label: PILULAE
http://praktikumresepbuwarni.blogspot.com/2009/10/pilulae.html
2011-02-10
PERHITUNGAN DOSIS
Untuk melihat dosis coffein dan ergotamin tartras dilihat di FI ed III,
Perhitungan dosisnya yaitu dengan membandingkan DM, DL dengan
pemakaian, yaitu:
DM Ergotamin Tartras DL Ergotamin Tartras Pemakaian 1x= 2 mg 1x= 1
mg 1x = 1 mg sesuai DL < DM Sh= 6 mg 1hr=2 mg-4 mg 1hr = 3 x 1 mg = 3
mg sesuai DL < DM DM Coffein DL Coffein Pemakaian 1x= 0,5 g 1x=100
mg-200 mg 1x = 100 mg sesuai Dl < DM Sh= 1,5 g 1hr=300 mg-600 mg 1hr=
3 x 100 mg = 300 mg sesuai Dl < DM JUMLAH BAHAN
Jadi bila perhitungan pemakain tidak melebihi DM, maka mulai dihitung
CARA PEMBUATAN
1. Setarakan timbangan gram dan milligram, dengan memberikan kertas
perkamen diatas pinggan timbangan. Cara melihat keseimbangan dengan
milihat jarum penunjuk datar air. Bila belum setimbang maka diatur baut
ulir pada lengan neracanya.
2. Buat Trituratio, timbang Ergotamin Tartras 50 mg.
3. Timbang laktosa sesuai pengenceran yang dikehendaki ad 250 mg atau
ad 500 mg.
4. Laktosa digerus terlebih dahulu, supaya pori-pori mortir sudah tertutup
laktosa.
Jika Ergotamin Tartras digerus dahulu maka obat tersebut akan
berkurang jumlahnya karena masuk ke pori-pori mortir.
5. Obat dalam jumlah kecil/sedikit dan berkhasiat keras, dicampur dgn
serbuk yang jumlahnnya lebih banyak maka untuk mengetahui
homogenitas antara serbuk sedikit dapat merata diserbuk banyak maka
ditambahkan pewarna carminum.
6. Jika dibuka hasil triturationya warna merah muda tidak merata berarti
cara mencampur serbuk kurang homogen. Carminum hanya sebagai
indikator homogenitas maka tidak perlu jumlahnya terlalu banyak. Untuk
membuat serbuk tercampur dengan sempurna / homogen maka kita
tidak dapat melupakan prinsip menggerus obat dalam mortir yaitu selalu
searah dan cara memegang stamper harus benar dibedakan antara
pegang mortir untuk tujuan menggerus dan atau hanya mencampur.
7. Setelah serbuk homogen maka ditimbang hasil triturationya sesuai
dengan perhitungan trituratio, dan sisanya dibungkus lalu diberi tanda.
8. Setelah selesai trituratio mortir dibersihkan dengan kapas alcohol
untuk menghilangkan sisa-sisa obat berkhasiat keras yang ada di poripori mortir.
9. Timbang coffein 1 g, digerus sampai halus.
10. Timbang laktosa sisa massa, gerus sampai halus.
11. Campur secara lege artis dengan serbuk-serbuk yang telah halus mulai
dari jumlah yang paling sedikit. Aduk sampai rata. Angkat serbuk dari
Unguentum M
Main use
Active ingredient
Manufacture
r
Eczema
Inflammation of the skin (dermatitis)
Inherited, non-inflammatory dryness and scaling of the skin
(ichthyosis, xeroderma)
Nappy rash
Skin damage
Not to be used in
This medicine should not be used if you are allergic to one or any of its
ingredients. Please inform your doctor or pharmacist if you have
previously experienced such an allergy.
If you feel you have experienced an allergic reaction, stop using this
medicine and inform your doctor or pharmacist immediately.
Side effects
Medicines and their possible side effects can affect individual people in
different ways. The following are some of the side effects that are
known to be associated with this medicine. Because a side effect is
stated here, it does not mean that all people using this medicine will
experience that or any side effect.
The side effects listed above may not include all of the side effects
reported by the drug's manufacturer.
For more information about any other possible risks associated with this
medicine, please read the information provided with the medicine or
consult your doctor or pharmacist.
Kadar kecuali dinyatakan lain dan untuk salap yang mengandung obat keras
atau obat narkotik , kadar bahan obat adalah 10 %.
Dasar salap. Kecuali dinyatakan , sebagai bahan dasar digunakan Vaselin
putih . Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian, dapat
dipilih salah satu bahan dasar berikut:
- Dasar salep senyawa hidrokarbon Vasellin putih, vaselin kuning atau
campurannya dengan malam putih, dengan Malam kuning atau senyawa
hidrokarbon lain yang cocok.
- Dasar salep serap lemak bulu domba : campuran 8 bagian kolesterol
3 bagian stearik alcohol 8 bagian malam putih dan 8 bagian vaselin putih :
campuran 30 bagian Malam kuning dan 70 bagian Minyak Wijen.
- Dasar salep yang dapat dicuci dengan air. Emulsi minyak dan air.
- Dasar salep yang dapat larut dalam air Polietilenglikola atau
campurannya.
Homogenitas jika dioleskan pada sekeping kaa atau bahan transparan lain
yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.
( Anonim, 1997, Farmakope Indonesia, Edisi III hal 33 ).
Penandaan pada etiket harus juga tertera : obat luar .
I. KETERANGAN
- Resep standar salep 2 - 4
- sulfur praecipetatum / belerang endap mempunyai sifat germisida,
fungisida, parasitisida dan juga mempunyai efek keratolitika.
Hal yang perlu diperhatikan: hindarkan kontak dengan mata, mulut dan
mukosa.
- Asam salisilat. Mempunyai sifat keratolitik, yang dapat melunakkan kulit
sehingga dapat melunakkan kulit sehingga dapat membantu penyerap
obat lain dan fungsida yang lemah.
Efek yang tidak diinginkan; iritasi kulit.
( Anonim,1997, Kompendia Obat Bebas hal 95 )
- Kelarutan As. Salicilat ; larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol. FI ed III hal 56.
- Kelarutan Sulfur Praecipetatum praktis tidak larut dalam air,sanat sukar
larut dalam etanol. FI Ed III hal 591.
- Dysfungal cr 1 tube berisi. , kemasan
- Dilihat dalam persediaan ada atau tidak atau perlu di loko
I. KETERANGAN
1. Iter 3 x berarti pasien berhak mendapatkan copy resep
2. Cream tanpa keterangan lain menggunakan basis cream.
3. CAF= Chlorampenicol = tidak perlu diganti esternya karena
untuk pemakaian luar.
Kelarutan Chlotamphenicolum : sukar larut dalam air, mudah
larut dalam etanol.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
4. Lapor: Cortisoni Asetas untuk pemakaian luar tidak berkhasiat.
5. Cortisoni Asetas BM 402,49
Cortisone adalah derivate keto dari kortisol yang responsnya
dari usus lebih baik dan cepat. Cortisone sendiri tidak aktif,
tetapi dalam hati diubah menjadi kortisol. Cortisone tidak
dapat digunakan local karena dikulit tidak terjadi perubahan
enzimatis menjadi kortisol.
6. Hydrocortison Asetas BM 404,50.
Hydrocortison Asetas = kortisol resorbsinya ke dalam kulit
lebih baik daripada esterasetat, efeknya juga lebih cepat.
7. Maka Usul cortisone diganti menjadi Hydrocortison Asetas =
kortisol.
8. Alasan: untuk menjadi berkhasiat cortisone harus melalui proses
metabolism dihati, sedangkan untuk pemakaian luar tidak
melalui proses tsb, maka tidak akan berkhasiat maka diganti
dengan obat sederivat yang lebih efektif untuk pemakaian luar
yaitu Hydrocortison Asetas .
9. Menanyakan apakah jumlah Hydrocortison Asetas disetarakan
dengan cortisone
Dengan pertimbangan BM, yaitu:
10. BM Hydrocortison Asetas = 404,50 perbandingan tidak
terlalu bermakna
BM Cortisoni Asetas 402,49
Maka jumlah Hydrocortison Asetas dianggap sama dengan
cortisone
II. PERHITUNGAN DOSIS
III. JUMLAH BAHAN
CAF 2% x 10 = 0,2
Cortison Asetat 0,5 % x 10 = 0,05
Semarang,
R/ SOLUTIO ACIDI BORICI 300 ML
S U E ( Pembersih Luka )
PRO; LENA
KETERANGAN
1. SOLUTIO ACIDI BORICI
Larutan Asam Borat
Asam Borat 9
Air 100
Larutkan
2. Kelarutan Asam Borat: mudah larut dalam air.
PERHITUNGAN DOSIS
JUMLAH BAHAN
SOLUTIO ACIDI BORICI
Larutan Asam Borat
Asam Borat 9
Air 100
Larutkan
CARA PEMBUATAN
1. Kalibrasi Botol
2. Timbang Asam Borat 9, masukkan erlenmeyer
3. Ambil Air larutkan ad larut sempurna, cukupkan ad 100 g.
4. Beri etiket biru.
KHASIAT
Larutan Asam Borat: Cairan pembersih luka
INFUSA, adalah sediaan air yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90C selama 15 menit.
Pembuatan. Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci
dengan air sambil sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain
flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh
volume infuse yang dikehendaki
Kecuali dinyataka lain, dan kecuali untuk simplisia yang tertera dibawah,
infuse yang mengandung bukan bahan khasiat keras, dibuat dengan
menggunakan 10% simplisia. Untuk penggunaan infuse berikut, digunakan
sejumlah yang tertera.
Kulit kina 6 bagian
Daun digitalis 0,5 bagian
Akar Ipeka 0,5 bagian
Daun Kumis kucing 0,5 bagian
Sekale Kornutum 3 bagian
Daun Sena 4 bagian
Temulawak 4 bagian
Derajat halus simplisia yang digunakan untuk infuse harus mempunyai
derajat halus sebagai berikut; ( Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi
III hal 12 )
Serbuk (5/8) : Akarmanis, Daun Kumiskucing, Daun Sirih, Daun Sena
Serbuk(5/10) : Dringo, kelembak Serbuk (10/22) : Laos, Akar Valerian,
Temulawak, Jahe Serbuk (22/60) : Kulit Kina, Akar Ipeka, Sekale
Kornutum Serbuk (85/120) : Daun Digitalis
Derajat halus perlu diketahui untuk menentukan simplisia tersebut
dipotong-potong dengan ukuran sesuai derajat halusnya (.mm) selain itu
dapat juga untuk menentukan alat penyaringnya, dengan kain flannel atau
kapas
Banyaknya air yang dibutuhkan
1. Untuk simplisia segar : sejumlah infuse yang dibuat
2. Untuk simplisia kering : sejumlah infuse yang dibuat + ( 1 x berat
simplisia)
3. Untuk simplisia kering ; sejumlah infuse yang dibuat + ( 2 x berat
simplisia)
( Anonim, 1997, Farmakope Indonesia Edisi IV )
I.KETERANGAN
1. Zat berkhasiat Folia piper Betle; Minyak Atsiri yang mengandung
hidroksi kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metileugenol, karvakrol,
terpinen, sesquiterpen, fenilpropen dan tannin. ( Anonim, Materia
Medika)
2. Khasiat daun sirih : antisariawan, antiseptic, adstringen, dan ant batuk.
3. Derajat halus 5/8 ( sangat kasar) 4. Jadi dipotong-potong dengan
ukuran (2 3,35) 5. Jika infuse simplisia segar maka air yang digunakan
adalah sama dengan jumlah infuse yang diminta. 6. Zat berkhasiat yang
diambil adalah . Maka disaring .
II.PERHITUNGAN DOSIS
III.JUMLAH BAHAN
Infus folia Piper Betle 120ml: - Jumlah daun sirih yang digunakan: 10% x
120ml= 12g - Aqua yang digunakan untuk menyerkai= jml infuse=120ml
IV.CARA PEMBUATAN
1. timbang folia piper betle bersih (tanpa batang, karena yang diminta
adalah daun), potong-potong ..2-3..mm , dimasukkan ke bejana infuse.
2. ukur aqua sebanyak 120 ml masukkan ke bejana infuse
3. panaskan diatas penangas air selama 25 menit. Ingat analogi waktu,
yaitu untuk mencapai suhu 90C yaitu 10 menit dan waktu untuk
menginfus yaitu 15 menit. Jangan lupa untuk sekali waktu diaduk supaya
minyak atsiri dalam daun sirih terekstraksi sempurna, setelah itu
angkat, dinginkan.
4. infuse dingin disaring dengan kain flannel ditampung filtratnya pada
beker I
5. ampas sirih yang ada dalam bejana infuse ditambah air panas, ingat
setiap menyari digunakan air panas. Air yang ditambahkan untuk ampas
yaitu kira-kira berapa kekurangan infuse jika sudah diketahui hasil
filtrat pada beker I, mengapa hasil infuse bisa kurang dari vol air awal?
Dikarenakan ada air yang menguap dan ada air yang terserap dikain
flannel. Dinginkan, saring dengan kain yang sama masukkan ke beker II
6. Botol yang sudah dikalibrasi sudah siap dengan tanda panah yang benar
dan rapi.
7. larutan beker I dimasukkan dalam botol, dan cukupkan dengan larutan
beker II sampai tanda.
8. Ingat jika hasil diserahkan pasien/pengawas diserahkan masih dalam
keadaan panas/hangat berarti salah penyaringannya.
9. Beri Etiket biru dan Signa .......................................... Perlukah KOCOK
DAHULU
Diposkan oleh Sri Suwarni, S.Si., Apt.
di 16.45 0 komentar
Label: Infusa
http://praktikumresepbuwarni.blogspot.com/search/label/Infusa
2011-02-10
larutan lebih encer masuk ke larutan yang lebih pekat maka larutan itu
akan masuk ke system yang lebih pekat yang menyebabkan bola mata
sebagai system akan mengembang karena kemasukan cairan dan
menyebabkan bola mata bias pecah dan menyebabkan kebuatan sifatnya
irreversible. Jadi akan lebih bahaya yang hipotonis maka dibulatkan
keatas agar tidak berbahaya.
4. Kelarutan Cocain HCl : sangat mudah larut dalam air
Zn. Sulfat : sangat mudah larut dalam air
NaCl : mudah larut dalam air, sedikit mudah larut dalam air panas.
II. PERHITUNGAN DOSIS: III. JUMLAH BAHAN
Perhitungan tonisitas
PTB Cocain HCl (b1) : 0,090 kadar Cocain HCl (C1): 0,2 %
PTB Zn. Sulfat (b2) : 0,086 kadar ZnSO4: 0,18 g/ 60mlx100%=0,3 g
PTB NaCl (b3) : 0,576 B = B= B = 0,827 g/100ml Penimbangan NaCl ini
harus diingat 0,827 x = 0,538 g 1. Cocain HCl : 0,2 % x 65 ml = 0,13 g 2.
Zinci Sulfat : 0,18 x 65ml/60 ml = 0,195 g 3. Natrium Chlorida : 0,540 g 4.
Aqua : 65 ml- 0,13 0,195 0,54 = 64,135 ml
IV. CARA PEMBUATAN
V. KHASIAT
VI. KESIMPULAN
Diposkan oleh Sri Suwarni, S.Si., Apt.
di 00.50 0 komentar
Label: COLLYRIUM
http://praktikumresepbuwarni.blogspot.com/search/label/COLLYRIUM
2011-02-10
I. DEFINISI
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi,
dinyatakan sebagai Sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air
dikenal sebagi Sirup, atau Sirup Simpleks. Penggunaan istilah sirup juga
digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental
dan pemanis, termasuk suspensi oral.
x 5 mg = 100 mg
= 2400 mg = 2,4 g
PERHITUNGAN DOSIS
DM Chlorpheniramini maleas
1x = 1hr = 40 mg
DL Chlorpheniramini maleas Pemakaian :
1x = 2 - 4 mg 1x =
x 24 mg = 2,4 mg < DM sesuai DL
1hr = 6 -16 mg 1hr = 3 x 2,4 mg = 7,2 mg < DM sesuai DL
DM Ephedrin HCl DL Pemakaian :
1x = 50mg 1x= 10 mg-30 mg 1x =
x 120 mg = 12 mg sesuai DL <>
1hr = 150 mg 1hr=30 mg-100 mg 1hr = 3 x 12mg = 36 mg sesuai DL < DM
DM Codein HCl DL Pemakaian :
1x = 60 mg 1x-10-20 mg 1x = 2 x 5 mg = 10 mg sesuai DL
1hr = 300 mg 1hr=30 mg-60 mg 1hr = 3 x 10mg = 30 mg sesuai DL < DM
CARA PEMBUATAN
1. Timbang Chlorfeniramini Maleas 50 mg larutkan dengan air,
cukupkan ad 5 ml.
2. Timbang 2,4 g larutan trituratio, sisanya dibungkus ditempel dengan
identitas, sisa trituratio 1:100 dalam aqua dest.
3. Kalibrasi botol karena sediaan yang diminta dalam satuan ml.
4. Timbang Ephedrin HCl dan Codein HCl, larutkan dengan sirup
simplex 10 ml dalam erlenmeyer , karena berupa garam yang
mudah larut, masukkan botol.
5. Ambil Guaiafenesinum , masukkan erlenmeyer larutkan.
6. Tambahkan CTM hasil trituratio
7. Masukkan botol, bilas erlenmeyer ad bersih
8. Cukupkan dalam botol ad 100 ml.
9. Etiket warna putih, Dengan signa Tiga kali sehari dua sendok teh
10. Beri label tidak boleh diulang tanpa resep dokter Beri label
Kocok Dahulu
KHASIAT
digunakan untuk pemakaian oral ataul luar. isi serbuk terdiri dari :
Obat (tunggal / campuran)
Konstituen / vehiculum :
Untuk serbuk oral Saccharum Lactis
Untuk serbuk tabur Talcum venetum, Bolus Alba, Amylum.
2. Pililae / pil
Menurut beratnya dibagi atas :
Boli : berbobot > 300mg, biasanya dipakai untuk pengobatan hewan
Pilulae/pil adaah obat berbentuk bulat seperti pelor yang berbobot antara
50 mg 300 mg, diameternya tidak > 8 mm dan tergantung berat jenis
bahan bahan obatnya
Granula, berbobot < 30 mg dan tiap granula biasanya mengandung 1 mg
bahan obat
3. Tabulae / tablet
Merupakan sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Ukurannya adalah tidak boleh > 3x dan tidak boleh < 1/3x
tablet
Macam mcam tablet
Tablet Kunyah
Untuk dikunyah dan memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga
mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak,
serta biasanya untuk anak anak (terutama untuk multivitamin, antasisda
antibiotik tertentu)
Tablet Buih / Efervesen
selain mengandung zat aktif, juga mengandung campuran asam dan natrium
bicarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan CO2, maka
tablet harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau pada kemasan tahan
lembab
Tablet Hisap / Lozengens
padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan
bahan dasar beraroma dan manis yang membuat tablet melarut atau hancur
perlahan dalam mulut
Tablet bersalut
disalut dengan bahan penyalut untuk maksud tertentu
Tujuannya:
Menutupi rasa tidak enak (mis. Kina)/ bau yang tidak enak (mis. Vitazym)
Membuat penampilan lebih baik menarik dan biasanya diberi warna bagus
dan mengkilap
Melindungi obat / zat aktif terhadap pengaruh udara, kelembapan dan
cahaya (mis. Obat obat yang hygroskopis dan mudah teroksidasi)
Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
Beberapa macam tablet:
Tablet bersalut gula / dragee
disalut dengan lapisan terdiri dari campuran gula dan bahan lain yang cocok,
dengan atau tanpa menambah zat warna.
Suspensi
Suspensi adalah dispersi padat-cair yang tidak bercampur.
Karakteristik suspensi oral adalah:
1. Effikasi, yaitu ketersediaan hayati lebih baik dibandingkan tablet, karena
dalam tablet zat aktif tidak langsung dilepaskan.
2. Suspensi obat, yaitu berkaitan dengan pengadukkan yang homogen agar dosis
merata dan dapat digunakan.
3. Sukar terdispersi, sehingga dapat menyebabkan terjadinya sedimen
(cacking).
4. Polimorfisme, berkaitan dengan kelarutan dan pertumbuhan kristal.
5. Pengaturan temperatur manufaktur.
6. Pelepasan komponen wadah.
7. Resiko pertumbuhan mikroorganisme.
8. Penurunan konsentrasi obat, dikarenakan fluktuasi suhu. Penghilangan
pelarut karena penguapan.
Komponen dalam suspensi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pelarut/pembawa
Pembasah
Bahan pengflokulasi
Bahan pensuspensi
Dapar
Pewarna
Flavour
8. Pengawet
9. Bahan pengkhelat
10. Bahan Anti busa
11. Koloid pelindung
Persyaratan formulasi suspensi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Suspensi sangat tergantung dari sifat antar permukaan zat padat, yaitu berhubungan
dengan sudut kontak (sudut anatar larutan dengan permukaan zat padat).
Persyaratan formulasi:
1. Ukuran partikel
2. Viskositas vs rheologi (sifat aliran). Yang menentukan viskositas adalah
suspending agent
3. Pembasahan, memakai wetting agent untuk zat yang sifatnya hidrofob,
misalnya talk.absorbannya adalah minyak.
4. Pencampuran
5. Flokulasi
6. Ketidakcampuran secara kimia
dinyatakan dalam hukum Stokes: v = d2 (1 2) g/18
dimana: v = kecepatan pengendapan, d = diameter partikel, = massa jenis/kerapatan
massa, = viskositas.
Pembasahan partikel ditentukan oleh:
Sl/s = Ys/a (Ys/l + Yl/a)
dimana: Sl/s = koefisien penyebaran zat padat dalam larutan, Ys/a = tegangan antar
permukaan zat padat-udara, Ys/l = tegangan antar muka zat padat larutan, Yl/a =
tegangan antar muka larutan-udara.
dimana Ys/l bisa didapat dari perhitungan Ys = Ys/l + Yl cos . Ys = tegangan
permukaan zat padat, Ys/l = tegangan antar muka zat padat-larutan, Yl = tegangan
permukaan larutan, cos = sudut antara zat padat dengan larutan. Cos = 1 berarti
pembasahan sempurna.
Pendekatan formulasi
Partikel mengalami dispersi deflokulasi yang uniform, setelah itu dibagi menjadi 3
cara, yaitu:
Pseudoplastis
Plastis
Tiksotropik
Dilatan
Sifat aliran suspensi ini ada karena adanya suspending agent, yang dikarenakan
adanya crosslink / struktur 3 dimensi pada monomer suspending agent yang tidak
sama.
Pada suspensi tidak boleh alirannya dilatan, karena semakin diberikan
tekanan/digojok akan meningkatkan viskositas. Untuk melihat adanya aliran
minimal didapat 6 titik. Untuk melihat viskositas, dilihat 1 titik pada 30-70% dengan
1 rpm dan 1 spindel.
Aliran Newtonian, setiap titik mempunyai viskositas yang sama.
Aliran Non-Newtonian, setiap titik mempunyai viskositas yang berbeda.
Proses Penambahan Bahan Pendispersi ke Larutan Terdispersi:
Mudah ditelan
Dapat menutupi rasa pahit
Kaolin dan kapur sebagai absorban untuk racun dan mengurangi asam
lambung.
Keburukan:
Contoh Formula:
Magnesium Trisilikat
Magnesium Karbonat
Natrium Bikarbonat
Emulsi minyak pipermint
Air
Untuk Antasid:
Suspensi Eksternal
Dalam bentuk losio, dengan bahan pensuspensi: semi sintetik dan tidak dalam bentuk
film.
Penandaan:
Dikocok dahulu
Tidak boleh digunakan pada kulit yang luka
Contoh formula:
Kalamin
Zn oksida
Bentonit
Na-sitrat
Gliserol
Add air
January 4, 2009
ladytulipe
http://ladytulipe.wordpress.com/2009/01/04/suspensi/
2011-02-15
Separation of Mixtures
The separation of mixtures into its constituents in a pure state is an important
process in chemistry. The constituents of any mixture can be separated on the
basis of their differences in their physical and chemical properties e.g.,
particle size, solubility, effect of heat, acidity or basicity etc.
Some of the methods for separation of mixtures are:
Sedimentation or Decantation
Aim
To separate the mixture of coarse particles of a solid from a liquid e.g., muddy
river water.
Experiment
Aim
To separate the mixture of coarse particles of a solid from a liquid e.g., muddy
river water.
Principle
The coarse particles of the solid being heavier than the liquid (usually water),
settle down due to gravity. The clear upper layer of the liquid is then gently
poured out into another container. Settling down of the coarse particles due to
the effect of gravity is called sedimentation. The mechanical transfer of the
clear upper liquid without disturbing the settled solid particles is called
decantation.
Process
The mixture is taken in a container and allowed to stand for sometime. The
solid particles settle down with time. Settling down of the particles leaves the
upper layers of the liquid clearer. Bigger particles settle down faster than the
finer particles. Sometimes the sedimentation process is hastened by adding a
small quantity of alum. Al 3+ ions in alum cause the coagulation of the fine
particles by undergoing hydrolysis to Al(OH) 3 that has a strong tendency for
adsorption.
Filtration
Aim
To separate the insoluble solid component of a mixture from the liquid
completely i.e. separating the precipitate (solid phase) from any solution.
Experiment
Aim
To separate the insoluble solid component of a mixture from the liquid
completely i.e. separating the precipitate (solid phase) from any solution.
Principle
The solvent molecules and the molecules/ions present in the solution can
pass through the porous membranes while the suspended particles cannot
and are retained on the porous membrane.
Process
The solution containing the suspended impurities is made to pass through the
porous membrane such as filter paper, filter cloth etc. The solvent or solution
containing dissolved substances passes through the porous membrane,
which is called filtrate. The insoluble solid suspended particles that remain on
the porous membrane is termed residue. When the suspended impurities are
very fine, a small amount of alum added to the suspension makes filtration
faster.
Evaporation
Aim
To separate a non-volatile soluble salt from a liquid or recover the soluble
solid solute from the solution. The solvent is lost into the surroundings.
Experiment
Aim
To separate a non-volatile soluble salt from a liquid or recover the soluble
solid solute from the solution. The solvent is lost into the surroundings.
Principle
Liquids evaporate at all temperatures. Evaporation becomes faster at higher
temperatures.
Process
The solution containing the mixture is taken in a china dish and heated gently.
Gradually the solvent evaporates and the solution containing the dissolved
solute becomes thicker. The semi-solid mass left on the china dish is slowly
heated to dryness.
Crystallization
This method is used to separate a solid compound in pure and geometrical
form. A nearly saturated solution of an impure substance is prepared in a hot
solvent. The prepared solution is quickly filtered and the filtrate is then allowed
to cool slowly in a china dish. The resulting pure crystals that form are
removed with the help of a spatula. They are dried by pressing them between
the folds of filter papers and finally put into a dessicator.
Sublimation
This method is used to separate volatile solids, from a non-volatile solid. The
mixture is taken in a china dish covered with a perforated filter paper on which
an inverted glass funnel is placed to collect the vapours. Upon heating, the
substance vapourizes and gets deposited on the walls of the funnel. The nonvolatile substances are left in the dish.
Distillation
Distillation is used for separating the constituents of a liquid mixture, which
differ in their boiling points. Depending upon the difference in the boiling
points of the constituents, different types of distillation like fractional
distillation, steam distillation etc. are employed.
Experiment
Aim
To separate a magnetic component from a mixture containing non-magnetic
components.
Principle
The magnetic component of the mixture is separated with the help of the
magnetic attraction.
Process
A magnet is moved over the mixture containing the magnetic substance e.g.,
iron filings. These get attracted to the magnet. The process is repeated until
the magnetic material is completely separated from the mixture.
Gravity method
Aim
To separate mixtures in which components have different densities.
Principle
Particles with higher density settle to the bottom while the lighter particles are
separated through various processes such as winnowing (grain separation)
and washing (panning of gold in the river bed).
Process
Riverbed sand containing fine particles of gold is repeatedly washed in a pan
with flowing water. Gold particles settle to the bottom of the pan because of
higher density while lighter sand particles are washed over the edge of the
pan.
Chromatography
This technique is based on the differential adsorption of various components
of a mixture on a suitable adsorbent called the stationary phase while the
liquid in which the substance is dissolved is called the mobile or moving
phase. Depending on the nature of the two phases there are various types of
chromatography. In the method of adsorption chromatography used in column
chromatography the adsorbent alumina is packed in a column, which acts as
a stationary phase. The mixture is dissolved in a suitable solvent and the
solution is poured on top of this column. The mixture moves down and the
different components of the mixture get adsorbed in different strengths on the
alumina surface. The adsorbed components are then eluted out by the mobile
phase (solvent).
http://www.tutorvista.com/content/chemistry/chemistry-iii/chemistryconcepts/mixtures.php
2011-02-15
KI is a salt, just like "table salt" (which is "NaCl"). In either case, the salt molecules split into two ions when they dissolve in water:
KI + H2O -> K(+) + I(-) + H2O
Note that the water is not actually involved in the reaction (it dosen't change) and the charges on the ions cancel each other out.
http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20080918064429AAogsmS
2011-03-25
I2
==>
KI3
http://www.ucc.ie/academic/chem/dolchem/html/elem/elem053.html
2011-03-25
dissolve in water.
Greg (Roberto Gregorius)
====================================================================
There is a stable I3- ion in water.
It has an equilibrium:
I2 +
I- <--> I3- .
So the amount of iodine that will dissolve is proportional to the
amount of KI added.
You will have to look around to learn what is its structure and why
it stays bonded
together.
A solution of I2 and KI with matched concentrations is considered KI3
solution.
Often called potassium tri-iodide.
When pretty concentrated and fully saturated with I2,
it is about the mildest chemical solution that will dissolve gold.
So it is useful for making gold conductive patterns on ceramic
plates, used for microwave
electronics.
Jim Swenson
====================================================================
http://www.newton.dep.anl.gov/askasci/chem07/chem07215.htm
2011-03-25