Blue Print Uji Kompetensi Perawat Indonesia
Blue Print Uji Kompetensi Perawat Indonesia
Blue Print Uji Kompetensi Perawat Indonesia
Tim Penyusun
1. I made Kariasa
2. Masfuri
3. Pramita Iriana
4. Yupi Supartini
5. Tuti Herawati
6. Khudazi Aulawi
7. I Ketut Suardana
8. Imam Subiyanto
9. Saifudin Zukhri
Kontributor
1. PPNI
2. MTKI
3. AIPNI
4. AIPDIKI
5. Kolegium Ners
6. Kolegium Onkology
7. Kolegium Nefrology
8. Kolegium Kardiovaskuler
9. Kolegium Keperawatan Jiwa
10. Kolegium Keperawatan Anak
11. Kolegium Keperawatan Kritis
12. Kolegium Keperawatan Gerontik
13. Kolegium Keperawatan Keluarga
14. Kelegium Keperawatan Maternitas
15. Kolegium Keperawatan Komunitas
16. Kolegium Manejemen Keperawatan
17. Kolegium Keperawatan Medikal Bedah
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................
Referensi
Glossary
Lampiran:
1. Kompetensi perawat vokasi dan ners, Summary chart Guidelines
2. Proporsi soal berdasarkan 7 tinjauan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas ridhoNya akhirnya blue print
ini dapat diselesaikan. Semoga blue print ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
tenaga keperawatan di Indonesia. Kami menyadari bahwa Blue print ini jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari seluruh stakeholders sangat diharapkan demi pengembangan
penyesuaian, dan perbaikan Blue print perawat ini selanjutnya.
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dalam sistem kesehatan
di Indonesia. Efektifitas dan efisiensi pelayanan kesehatan akan dapat ditingkatkan melalui
penyediaan perawat yang kompeten dan berdedikasi. Untuk meningkatkan standarisasi
kompetensi perawat baru lulus (entry level practice) diperlukan uji kompetensi yang bersifat
nasional. Uji kompetensi yang bersifat nasional, diharapkan dapat menjadi alat untuk memberi
umpan balik pada mutu penyelenggaraan pendidikan keperawatan. Agar alat uji kompetensi
tersebut sesuai dengan standar keperawatan diperlukan seperangkat rambu-rambu instrument
pengembangan alat uji yang disebut Cetak Biru Uji atau Blue Print. Kompetensi Perawat
Indonesia
Blue print uji kompetensi perawat Indonesia dikembangkan oleh Komponen 2 HPEQ project
melalui serangkaian kegiatan bersama stakeholders yang terdiri dari unsur pemerintah
(Departemen Kesehatan, MTKI, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit), unsur pengguna lulusan
(PERSI dan ARSADA), unsur organisasi profesi (PPNI), dan unsur asosiasi pendidikan
keperawatan (AIPNI dan AIPDIKI). Pengambangan Blue print mengacu pada standar profesi
perawat Indonesia yang telah ditetapkan, proses pembelajaran untuk mencapai kompotensi dan
karakteristik peran perawat baru lulus (entry level practice) bagi lulusan Diploma III
keperawatan dan lulusan Ners
Blue print ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kerangka pengembangan soal dan
metode uji kompetensi nasional bagi calon peserta ujian dan institusi pendidikan keperawatan.
Di samping itu, blue print ini juga digunakan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan
peran yang tepat bagi perawat dan instrument penilaian kinerja yang harus bisa ditampilkan
oleh perawat baru lulus di tatanan pelayanan kesehatan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan validitas uji kompetensi, diharapkan dapat dilakukan
peninjauan blue print secara berkala sesuai dengan kompetensi yang diharapkan stakeholders
terhadap perawat baru lulus dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
Kesehatan dan keperawatan pada khususnya.
Sebagai akhir kata, kami atas nama tim penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada
semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam proses
pengembangan dan penyusunan blue print ini. Semoga jerih payah dan sumbang pikiran serta
peran serta semua pihak mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang maha Kuasa. Kita
sebagai perawat Indonesia harus berbangga dan bahagia karena telah dapat menghasilkan
tonggak baru yaitu menyelesaikan Blue print sebagai panduan dalam uji kompetensi nasional
sehingga lulusan perawat Indonesia di masa depan semakin kompeten.
Tim Penyusun
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas menuntut mutu pelayanan kesehatan
khususnya keperawatan semakin meningkat.
Kondisi ini
keperawatan untuk menyiapkan tenaga perawat baik secara kuantitas maupun kualitas.
Tenaga perawat bertugas memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang berkualitas,
sesuai dengan bidang keahlian dan atau kewenangannya dari berbagai level pendidikan.
Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Sedangkan asuhan keperawatan adalah rangkaian kegiatan yang
bersifat humanistik dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dalam rangka
membantu menyelesaikan masalah kesehatan/keperawatan baik aktual maupun potensial.
Pelayanan dan asuhan keperawatan tersebut diatas diberikan oleh perawat yang memiliki
kemampuan beradaptasi, bertindak cerdas, penuh tanggung jawab dan berdaya saing tinggi
terhadap tuntutan perubahan yang ada. Kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh perawat melalui
pendidikan baik secara formal maupun non formal sebagai suatu upaya untuk mencapai dan
menjaga kompetensinya tetap up to date.
Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas
tugas dibidang pekerjaan tertentu (Kepmendikbud No 045/U/2003). Standar kompetensi perawat
Indonesia mengacu pada Standar Kompetensi Perawat Indonesia yang dikeluarkan oleh
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, melalui Surat Keputusan Ketua Umum nomor
024/PP.PPNI/SK/K/XII/2009, tentang Standar Kompetensi Perawat Indonesia.
5
Untuk menjamin pelaksanaan uji kompetensi yang berkualitas, perlu dilakukan berbagai
persiapan seperti pengembangan dan penetapan blue print. Blue print atau cetak biru adalah
kerangka dasar yang merupakan pedoman yang digunakan untuk merancang pengembangan soal
ujian yang dapat menjamin asuhan keperawatan yang diberikan aman dan efektif dan
menggambarkan karakter utama perawat yang diharapkan pengguna. Blue print terdiri dari 7
(tujuh) tinjauan yaitu area kompetensi; domain; bidang keilmuan; proses keperawatan; upaya
kesehatan; kebutuhan dasar manusia dan sistem tubuh. Masing masing tinjauan menggambarkan
prosentase, kedalaman, jenis, kompleksitas dan karakteristiknya sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan pada perawat baru lulus (entry level for practice). Selain itu, blue print juga
menggambarkan level kompetensi yang akan diukur untuk lulusan Ners sebagai perawat
profesional dan Diploma III Keperawatan sebagai perawat vokasional.
B. Tujuan
Penyusunan Blue Print ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam pengembangan materi
uji yang benar secara proporsional dari pencapaian kompetensi, materi yang sesuai dan dengan
instrumen yang tepat. Dengan pola pengembangan blue print ini akan menghasilkan butir soal
yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Manfaat dari penyusunan Blue print Uji Kompetensi perawat ini sebagai berikut :
6
1. Bagi calon peserta uji diharapkan dapat memberikan informasi terhadap area dan kedalaman
materi yang dujikan; gambaran tentang metode uji yang akan digunakan dan acuan persiapan
diri yang harus dilakukan.
2. Bagi lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan informasi dan acuan pengembangan
program dan kurikulum pendidikan; acuan pengembangan mekanisme dan standar penilaian
pengetahuan, ketrampilan dan sikap mahasiswa.
3. Bagi pengguna lulusan perawat diharapkan dapat menjadi acuan dalam penilaian unjuk kerja
dan penetapan uraian tugas bagi perawat baru (fresh graduate) serta pengembangan program
pelatihan spesifik sesuai kebutuhan institusi
4. Bagi pengelola ujian diharapkan dapat menjadi acuan pengembangan dan penentuan proporsi
soal; merumuskan paket-paket booklet atau set soal uji; standar pelaksanaan uji serta acuan
penilaian batas lulus (standard setting)
BAB II.
Perawat dan Ruang lingkup Praktik Keperawatan
A. Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia, teregister dan
diberi kewenangan untuk melaksanakan praktik keperawatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (PPNI, 2009). Adapun kategori tenaga perawat di Indonesia sebagai
berikut:
1.Perawat vokasional adalah seseorang yang mempunyai kewenangan untuk melakukan praktik
dengan batasan tertentu dibawah supervisi langsung maupun tidak langsung oleh Perawat
Profesional dengan sebutan Licensed Vocational Nurse (LVN). Pendidikan Vokasi adalah jenis
pendidikan diploma sesuai jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang
diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
2.Perawat professional adalah tenaga professional yang mandiri, bekerja secara otonom dan
berkolaborasi dengan yang lain dan telah menyelesaikan program pendidikan profesi
keperawatan, terdiri dari ners generalis, ners spesialis dan ners konsultan. Jika telah lulus uji
kompetensi yang dilakukan oleh badan regulatori yang bersifat otonom, selanjutnya disebut
Registered Nurse (RN). Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus.
B. Praktik Keperawatan
Perawat dalam melakukan praktik keperawatan berperan sebagai pelaksana keperawatan
(provider), pengelola keperawatan dan atau kesehatan, pendidik dan peneliti. Dalam
melaksanakan tugasnya dapat berfungsi secara mandiri dan bekerjasama (kolaborasi) dengan
profesi lain.
Praktik keperawatan diberikan melalui asuhan keperawatan untuk klien baik individu, keluarga,
kelompok, komunitas dan populasi dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan
kompleks. Asuhan keperawatan dapat dilakukan melalui tindakan keperawatan mandiri dan atau
kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Praktik keperawatan dapat diberikan di sarana kesehatan
dan praktik mandiri keperawatan. Tindakan mandiri keperawatan antara lain adalah tindakan
keperawatan langsung (direct care), observasi keperawatan, terapi komplementer, pendidikan
dan konseling kesehatan serta advokasi dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui
pemenuhan kebutuhan dasar manusia sebagai upaya untuk memandirikan klien sehingga tercapai
derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan program pemerintah.
Tindakan kolaborasi keperawatan dengan tim kesehatan atau dengan sektor terkait lainnya
adalah pengembangan dan pelaksanaan program kesehatan lintas sektoral untuk peningkatan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, perencanaan terhadap upaya penyembuhan dan
pemulihan kesehatan klien bersama dengan tenaga profesi kesehatan lain.
Baik proses maupun hasil asuhan keperawatan harus selalu di evaluasi dan dimonitor secara
terus menerus dan berkesinambungan, kemudian diadakan perbaikan dan modifikasi sesuai
dengan hasil evaluasi dan monitoring serta tujuan yang telah ditetapkan bersama klien. Tujuan
yang telah ditetapkan dapat berupa hilangnya gejala, menurunnya resiko, tercegahnya
komplikasi, meningkatnya pengetahuan dan atau keterampilan kesehatan serta meninggalnya
klien dengan damai dan bermartabat.
Praktik keperawatan yang memenuhi kebutuhan dan harapan dapat diselenggarakan pada semua
sarana/tatanan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit umum maupun khusus, Puskesmas,
praktik keperawatan di rumah (home care), praktik keperawatan berkelompok/bersama (nursing
home, klinik bersama), dan praktik keperawatan perorangan, serta praktik keperawatan yang
mobile/ambulatory.
Praktik
keperawatan
diselenggarakan
dengan
memperhatikan
Praktik keperawatan profesional mencakup kegiatan-kegiatan mulai dari yang sangat sederhana
hingga kompleks. Praktik keperawatan dilakukan dengan mengutamakan kualitas namun tetap
memperhatikan effektifitas dan efisiensi, agar tetap terjangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu
pelayanan keperawatan dilakukan oleh tim secara utuh meliputi perawat spesialis, profesi dan
vokasi. Sedangkan untuk kegiatan sederhana dan tidak beresiko ( misalnya ; membersihkan
tempat tidur dan memandikan pasen yang tidak berisiko, membantu Buang Air
(BAB dan
BAK) dilakukan oleh pembantu perawat yang berada dibawah pengawasan perawat vokasi.
10
BAB III
KOMPETENSI
A. Pengertian Kompetensi
Kompetensi merupakan pernyataan komprehensif tentang kemampuan teruji yang akan diukur.
Berikut ini beberapa pengertian Kompetensi dari berbagai references :
PPNI (2009) mengartikan kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang dapat diobservasi
yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau
tugas dengan standar kinerja performance yang ditetapkan. Kompetensi juga mempersyaratkan
kemampuan pengambilan keputusan dan penampilan perawat dalam melakukan praktik
keperawatan secara aman dan etis.
A competency describe the integrate knowledge, skills, judgment and attributes required of a
registered nurse to practice safely and ethically in a designated role and setting. (Attributes
include, but are not limited to, attitudes, values and beliefs)(ICN, 2005).
Kompetensi yang terdapat dalam blue-print ini adalah sebagian dari kompetensi perawat praktisi
seperti yang telah ditetapkan PPNI. Kompetensi yang dimaksud dalam blue print ini mempunyai
fungsi utama untuk menentukan domain isi dari uji kompetensi, tergambar pada skema dibawah
ini.
Lingkup kompetensi yang diujikan
Kompetensi perawat berpengalaman
Kompetensi lulusan perawat
Kompetensi
diujikan
di
11
2.
3.
Perawat praktisi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas keputusan dan
tindakannya.
4.
5.
6.
7.
8.
Perawat harus menggunakan pendekatan yang logik dan sistematis dalam menerapkan
proses keperawatan.
9.
10. Perawat melaksanakan praktik dengan cara berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain ,
dan menghargai keunikan kompetensi masing-masing anggota tim kesehatan.
11. Perawat membela dan memfasilitasi perubahan yang menggambarkan praktik yang
berbasis informasi.
12
12. Perawat harus mengetahui trend dan isu yang mempengaruhi klien dan tim
kesehatan.
13. Perawat harus aktif berpartisipasi dalam upaya promosi, prevensi , dan
melaksanakan manajemen risiko.
14. Perawat harus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya melalui pendidikan
berkelanjutan.
C. Kerangka Kompetensi
Kerangka kompetensi disusun untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi kompetensi yang
akan di ukur. Kerangka Kompetensi Perawat Indonesia mengacu pada Standar Kompetensi
Perawat Indonesia (PPNI, 2009) sebagai berikut:
13
3. Pengembangan professional
Perawat secara terus menerus meningkatkan kompetensi melalui pendidikan dan
pelatihan secara berkelanjutan, baik secara formal maupun non formal. Perawat
meningkatkan pengetahuannya melalui seminar, pelatihan, membaca dan
memanfaatkan journal, pendidikan lanjut.
14
BAB IV
TINJAUAN
Tinjauan yang dikembangkan dalam blue print ini terdiri dari tujuh tinjauan meliputi:
kompetensi, domain, bidang keilmuan, proses keperawatan, upaya kesehatan, kebutuhan dasar ,
dan sistem tubuh.
1. Kompetensi
Kompetensi perawat dikelompokkan menjadi 3 sub tinjauan kompetensi yaitu:
a.
keperawatan;
melakukan
pengkajian
keperawatan;
menetapkan
c.
Pengembangan professional
Pada sub tinjauan ini meliputi: melaksanakan peningkatan professional dalam praktik
keperawatan; melaksanakan peningkatan mutu pelayanan
15
%
15-25%
65-75%
Pengembangan professional
5-15%
2. Domain/Aspek Penilaian
Merupakan ranah yang mengukur tingkat pengetahuan peserta dari aspek cognitive
(knowledge), skill (psychomotor) dan affective (attitude).
Sub Tinjauan
a.
Ners (%)
D3 (%)
Kognitif
65-75%
40-50%
Prosedural Knowledge
20 - 25%
45-55%
5-10%
5-10%
Afektif knowledge
16
3. Keilmuan
Merupakan bidang kajian dalam keperawatan mulai dari tingkat individu sampai pada tingkat
masyarakat dalam seluruh siklus kehidupan, yang mencerminkan pemenuhan kebutuhan
dasar pada tingkat sistem organ fungsional yang terdiri atas keperawatan medikal bedah,
anak, maternitas, jiwa, komunitas, keluarga, gerontik, gawat darurat dan manajemen.
Sub Tinjauan:
a. Keperawatan Medikal Bedah adalah asuhan keperawatan pada klien dewasa yang
sedang atau cenderung mengalami perubahan fisiologis atau struktur baik aktual atau
risiko pada tatanan pelayanan kesehatan.
b. Keperawatan Anak adalah asuhan keperawatan pada klien anak usia 28 hari sampai
dengan 18 tahun yang sedang atau cenderung mengalami perubahan fisiologis atau
struktur baik aktual atau risiko terutama kasus kongenital, tumbuh kembang, imunisasi,
masalah gizi dan masalah MDGs 4 (upaya menurunkan angka kematian anak) pada
tatanan pelayanan kesehatan.
c. Keperawatan Maternitas adalah asuhan keperawatan pada ibu atau wanita pada masa
reproduktif
(wanita usia subur, pasangan usia subur, wanita pada masa kehamilan,
persalinan, nifas, keluarganya dan bayinya sampai 28 hari) pada tatanan pelayanan
kesehatan.
d. Keperawatan Jiwa adalah asuhan keperawatan pada manusia sepanjang siklus
kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan
bio-psiko-sosial baik pada tatanan pelayanan kesehatan atau masyarakat.
e. Keperawatan Komunitas adalah asuhan keperawatan yang ditujukan untuk individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam konteks komunitas.
f. Keperawatan Keluarga adalah asuhan keperawatan yang
merupakan gabungan
ketrampilan dari berbagai area keperawatan yang diberikan pada individu pada rentang
sehat sakit dalam konteks keluarga.
g. Keperawatan Gerontik adalah asuhan keperawatan individu pada klien lanjut usia (63
tahun ke atas) pada kondisi sehat atau sakit yang difokuskan pada upaya-upaya mengatasi
masalah akibat proses penuaan.
17
%
25-37%
8-14%
8-14%
8-14%
8-14%
3-9%
3-9%
3-9%
3-9%
4. Proses Keperawatan
Proses Keperawatan adalah metode ilmiah keperawatan yang sistematis dan terorganisir untuk
menyelesaikan masalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Proses keperawatan
meliputi pengkajian, perumusan masalah atau diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
Sub Tinjauan
a.
Pengkajian Keperawatan
Adalah aktifitas pengumpulan data tentang status kesehatan klien secara sistematis,
menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan.
b.
Diagnosis Keperawatan
Adalah aktifitas menganalisis data pengkajian untuk merumuskan masalah atau diagnosa
keperawatan.
18
c.
Perencanaan
Adalah aktifitas menentukan tujuan dan rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien. Karakteristik rencana tindakan
berfokus pada apa tindakan yang akan dilakukan.
d.
e.
Evaluasi
Adalah aktifitas mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan dalam
pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan
perencanaan.
Ners (%)
D3 (%)
20-30%
10-20%
20-30%
5-10%
15-25%
15-25%
5-15%
15-25%
45-55%
5-15%
5. Upaya Kesehatan
upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan klien dalam bentuk peningkatan kesehatan(promotif),
pencegahan (preventif),
19
Sub Tinjauan
1. Promotif
Adalah upaya untuk meningkatkan status kesehatan klien yang dapat berupa kegiatan
pemberian informasi, mengidentifikasi faktor resiko dan mengkaji status kesehatan,
perubahan gaya hidup dan perilaku dan program pengendalian lingkungan. Atau upaya
yang berorientasi pada klien yang belum berisiko secara spesifik.
2. Preventif
Adalah suatu kegiatan atau tindakan yang hasil akhirnya berorientasi pada pencegahan
timbulnya masalah kesehatan dan atau keperawatan. Misalnya: imunisasi, deteksi dini,
penyuluhan terhadap risiko penyakit tertentu.
3. Kuratif
Adalah suatu kegiatan untuk mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan klien melalui
tindakan mandiri dan kolaborasi.
4. Rehabilitatif
Adalah suatu kegiatan untuk mengembalikan fungsi fisiologis dan psikososial agar dapat
berfungsi secara optimal baik dalam menjalankan peran individu, keluarga dan
masyarakat.
%
15-25%
15-25%
35-45%
15-25%
20
6. Kebutuhan Dasar
Tinjauan kebutuhan adalah kebutuhan dasar manusia yang meliputi oksigenasi, nutrisi, cairan
elektrolit, aman nyaman, eliminasi, aktivitas dan istirahat, psikososial, komunikasi, belajar,
seksualitas, nilai dan keyakinan. Tinjauan ini merupakan modifikasi kebutuhan dasar
berdasarkan teori Henderson.
Berdasarkan modifikasi tersebut maka tinjauan kebutuhan meliputi 11 bentuk kebutuhan. Hal
ini didasari pada bidang garap perawat yang melihat kebutuhan berdasarkan respon klien
terhadap masalah kesehatan. pemenuhan kebutuhan klien menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
Sub Tinjauan
a. Oksigenasi
Lingkup oksigenasi meliputi pemenuhan kebutuhan oksigenasi untuk membantu klien
yang mengalami gangguan pemenuhan oksigen akibat gangguan ventilasi, difusi, perfusi
dan transportasi.
c. Nutrisi
Lingkup nutrisi meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi mulai dari asupan makanan,
pencernaan, penyerapan dan metabolisme.
21
e. Eliminasi
Lingkup eliminasi (urin dan fekal) meliputi proses sekresi dan ekskresi sisa metabolisme
tubuh.
g. Psikososial
Lingkup gangguan psikososial meliputi gangguan perilaku, koping, emosional, peran dan
hubungan, serta persepsi diri.
h. Komunikasi
Lingkup komunikasi meliputi penerapan teknik komunikasi dan gangguan penerimaan,
interpretasi, serta ekspresi.
i. Belajar
Lingkup belajar meliputi pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan informasi dan
pengetahuan untuk meningkatkan, mempertahankan serta memulihkan status kesehatan.
j. Seksualitas
Lingkup seksualitas meliputi identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi.
22
Kebutuhan Dasar
Oksigenasi
Cairan dan elektrolit
Nutrisi
Aman dan nyaman
Eliminasi
Aktivitas dan istirahat
Psikososial
Komunikasi
Belajar
Seksual
Nilai dan keyakinan
Prosentase
10-14%
10-14%
10-14%
10-14%
7-11%
7-11%
7-11%
7-11%
3-7%
3-7%
3-7%
7. Sistem tubuh
Tinjauan sistem tubuh merupakan kajian terhadap system tubuh yang berperan dalam
pengaturan kesehatan dan kebugaran tubuh. Sistem tubuh meliputi sistem : pernafasan,
jantung pembuluh darah system limpatik, pencernaan hepatobilier, saraf dan perilaku, ginjal
dan saluran kemih, endokrin dan metabolism, persepsi dan sensori, reproduksi, darah dan
system kekebalan tubuh, musculoskeletal. Dan integument
Sub Tinjauan
a. Sistem pernafasan
Lingkup sistem pernafasan meliputi organ organ sistem pernafasan.
e. Sistem perkemihan
Sistem ini meliputi organ ginjal dan saluran kemih.
f. Sistem endokrin
Sistem organ yang meliputi hipofisis, thyroid,parathyroid, pancreas, kelenjar adrenal.
g. Reproduksi
Sistem organ yang meliputi genetalia eksterna dan interna (wanita dan pria).
h. Penginderaan
Sistem organ yang meliputi Mata, lidah, telinga, hidung.
j. Muskuloskeletal
Sistem organ yang meliputi otot, tulang dan sendi.
k. Integument
Sistem organ yang terdiri dari kulit, kelenjar kulit.
l. Lain-lain:
Hal-hal/kajian yang tidak termasuk dalam sistem tubuh seperti, manejemen, pelayanan
kesehatan, tumbuh kembang.
24
%
8-12%
8-12%
8-12%
12-16%
6-10%
6-10%
6-10%
8-12%
3-7%
3-7 %
2-4 %
6-10%
25
BAB V
Uji Kompetensi
A. Pengertian
Uji kompetensi merupakan suatu proses penapisan untuk menjamin perawat yang teregister
memiliki kompetensi yang dipersyaratkan
B. Tujuan
Tujuan dilakukannya uji kompetensi terhadap lulusan baru secara nasional (entry level
national examination) mencakup:
1. Menegakkan akuntabilitas professional perawat dalam menjalankan peran profesinya.
2. Menegakkan standar dan etik prosesi dalam praktek.
3. Cross check terhadap kompetensi lulusan suatu institusi pendidikan.
4. Melindungi kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat.
Computer based test adalah metode ujian yang menggunakan komputer menggunakan
jaringan ethernet dan soal-soal disiapkan dalam hard disk portable. Peserta akan diberikan log
in account. Jawaban peserta akan tersimpan dalam hard disk yang kemudian akan di sealed
dan diserahkan ke penyelenggara pusat.
26
c. Presentasi/Wujud Soal
Setiap soal disajikan dalam bentuk vigneet (kasus) yang menggambarkan situasi klinik yang
logis. Peserta uji dituntut memilki kemamapuan analisis untuk dapat menjawab soal tes. Satu
vigneet untuk satu soal.
27
Fokus pada pertanyaan. Misalnya, contoh indikator, jika disajikan data, peserta
dapat menentukan masalah atau diagnosis keperawatan.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
28
BAB VI
PENUTUP
Blue print atau cetak biru adalah kerangka dasar yang merupakan pedoman yang digunakan
untuk merancang pengembangan soal uji kompetensi perawat. Blue print ini merupakan upaya
untuk menjamin bahwa perawat yang telah lulus uji kompetensi akan memberikan asuhan
keperawatan yang aman dan efektif. Dengan demikian, perawat yang memberikan pelayanan
sesuai dan menggambarkan karakter utama perawat yang diharapkan pengguna.
Disadari sepenuhnya bahwa praktik keperawatan akan mengalami perubahan dan perkembangan
secara terus menurus seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi bidang kesehatan
serta harapan masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan peninjauan blue prin secara berkala
dan berkesinambungan.
29
Referensi
Bulecheck, G.M. & Dochterman, J.M. (2005). Nursing Intervention Classification (NIC) 4th ed.
Mosby.
Canadas Testing Company, Assessment Strategies Inc (2012)Canadian Practical Nurse
Registration Examination Blueprint. Canada
Herdman, T.H.(2012) (Ed.). NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions &
Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell.
Nies, M.A. & McEwen, M. (2007). Community/ Public Health Nursing: Promoting the Health of
Populations. 4th ed., Saunders Elsevier, St Louis.
Permenkes nomor 1796 tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan
PPNI (2009) Standar Profesi Perawat Indonesia. Jakarta
Undang-undang RI No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Wiliknson, J.M. (2005). Prenticehall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Interventions and
NOC Outcomes. 8th ed. New jersey: Pearson Prentice Hall.
Willis, M.C. (2008) Medical Terminology: A Programmed Learning Approach to the Language
of Health Care, 2nd ed. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.
Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L. & Schwartz, P. (2001)
Wongs Essentials of Pediatric Nursing, 6th ed. Mosby, St Louis.
Penjelasan Istilah
Klien: adalah individu, keluarg, kelompok dan masyarakat.
Kolaborasi : Bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain, dengan tetap mempertahankan
otonomi.
30
Lampiran 1:
Matrik Rentang Asuhan Keperawatan dan Kompetensi
Ranah 1 : Praktik Professional, Legal dan Etis
1.1 Akuntabilitas
No.
Vokasi (D3)
Profesi (Ners)
hukum/peraturan perundangan
Perawat Indonesia
Perawat Indonesia
diberikan
seorang profesional
seorang profesional
31
Vokasi
Profesi
2.2.2 Pengkajian
No.
9
10
Vokasi
Melaksanakan pengumpulan data kesehatan
sesuai aspek yang didelegasikan, kemudian
mengkontribusikan data dan informasi
tersebut untuk pengkajian yang dibuat oleh
Perawat Teregistrasi
Mengidentifikasi masalah kesehatan yang
umum, aktual dan potensial serta mencatat
temuan yang meyimpang
11
12
Profesi
Melakukan pengkajian melalui
pengumpulkan data obyektif dan subyektif
yang akurat dan relevan melalui pengkajian
kesehatan dan keperawatan yang sistematik
Mengorganisasikan, mensintesis,
menganalisis, menerjemahkan data dari
berbagai sumber untuk menegakkan
diagnosis keperawatan dan menetapkan
rencana asuhan
Berbagi temuan dan mendokumentasikannya secara akurat dan tepat waktu sesuai
dengan standar profesi dan kebijakan
organisasi
Merumuskan rencana asuhan yang
komprehensif dengan hasil asuhan yang
32
hasil pengkajian
13
14
16
17
2.2.4 Implementasi
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
29
30
31
32
33
35
36
34
37
38
39
40
41
43
44
45.
46.
47
48
49
50
51
52
62
63
65
38
Lampiran 2 :
3
D3 (%)
40-50%
45-55%
Keilmuan
KMB
4
5
Proses keperawatan ners (%) D3 (%)
Upaya
Pengkajian
promotif
25-37%
20-30%
10-20%
Maternitas
5-10% Anak
Jiwa
Keluarga
Gerontik
Manajemen
Gadar
Komunitas
8-14%
penentuan diagnosa
8-14% perencanaan
8-14% implementasi
8-14% Evaluasi
3-9%
3-9%
3-9%
3-9%
20-30%
preventif
5-10%
15-25%
kuratif
15-25%
15-25% 45-55% rehabilitatif
5-15% 5-15%
6
Kebutuhan
%
15-25%
15-25%
Oksigenasi
Cairan dan elektrolit
35-45% Nutrisi
15-25% Aman dan Nyaman
Eliminasi
Aktivitas dan istirahat
Psikososial
komunikasi
seksual
nilai dan keyakinan
belajar
%
10-14%
7
Sistem tubuh
Pernafasan
%
8-12%
10-14%
10-14%
10-14%
7-11%
7-11%
7-11%
7-11%
3-7%
3-7%
3-7%
39