Anda di halaman 1dari 10

DIFERENSIASI NUMERIK

DIFERENSIASIDAN
INTEGRASINUMERIK
Diferensiasi Numerik

(Forward, Central atau Centered, &


Backward Difference; Turunan Pertama &
Kedua)

Integrasi Numerik

(Trapezoidal Rule & Simpsons Rule; Lebar


Inkremen Tetap & Berubah)
by: siti diyar kholisoh
dy/analisis_numerik/april2007

diferensiasi dan integrasi numerik

Visualisasi Grafik
dy
dx

Nilai turunan y = f (x) pada x = xi dapat


dievaluasi dengan memanfaatkan nilai-nilai x
di sekitar xi dalam hal ini: xi-1 dan xi+1

= ...?
xi

Keterangan:

3
y = f (x)

1
4

2: Backward
difference approx.

2h
h

1: Forward
difference approx.

3: Centered
difference approx.

4: True derivative

i-1

i+1

dy
Misalnya: y = f(x), dan ingin dicari harga
pada x = x0
dx
Berdasarkan definisi matematika:
dy lim
f ( x + x ) f ( x )
=

0
dx
x
Pada diferensiasi numerik yang sederhana, harga x 0 didekati
dengan sebuah bilangan kecil , sehingga akan diperoleh:
Cara forward: dy f ( x + ) f ( x )
dx

Cara backward: dy f ( x ) f ( x )
dx

Cara central atau centered: dy f ( x + ) f ( x )


dx
2
Menurut teori:
pendekatan dengan central merupakan yang terbaik.
makin kecil , hasil makin baik

Contoh Ilustratif:
Pada gerak lurus suatu benda, posisi (jarak dari titik tertentu)
benda tersebut pada berbagai waktu dapat dinyatakan dengan
persamaan:
3

x=2t

dengan x dalam meter dan t dalam detik


Posisi benda pada berbagai waktu dapat dicari:
t (detik) x (m)
0
0
1
2
2
16
3
54
4
128

Kecepatan rata-rata:
dari t = 0 hingga t = 1?
dari t = 1 hingga t = 2?
dari t = 0 hingga t = 2?
Kesimpulannya: .

Untuk kecepatan tetap: v =

jarak
waktu

Kecepatan sesaat:

Yang ditunjukkan oleh speedometer: kecepatan sesaat

v=

Misal, ingin dicari kecepatan sesaat pada saat t = 1


Hal ini dapat didekati dengan kecepatan rata-rata antara
t = 1 dan t = 1,1:
v

11,1

Jika t yang dipakai


lebih kecil:
t = 0,01: v

11,01

t =1,1

t =1

1,1 1

t = 0,001: v 11,001 =

t =1,01

t =1

1,01 1
x

t =1,001

1,001 1

t =1

2 ( 1,001 )3 2 ( 1 )3
= 6 ,006
0 ,001

PENJABARAN FIRST FORWARD FINITE-DIVIDED


DIFFERENCE 2 TITIK DARI DERET TAYLOR
Ekspansi deret Taylor di sekitar f (xi) untuk pendekatan forward:

h2
f ( xi +1 ) = f ( xi ) + h f ' ( xi ) +
f ' ' ( xi ) + ...
2
h2
f ( xi +1 ) f ( xi ) = h f ' ( xi ) +
f ' ' ( xi ) + ...
2
f ( xi +1 ) f ( xi ) h
f ' ( xi ) =
f ' ' ( xi ) ...
h
2

(*)

( h ) error
Abaikan suku-suku yang mengandung turunan lebih tinggi, sehingga:
f ' ( xi )

f ( xi +1 ) f ( xi )
h

dengan: h step size

2 ( 1,01 ) 2 ( 1 )
= 6 ,06
0 ,01

t + t

x = 2 t3

2 ( 1,1 )3 2 ( 1 )3
= 6 ,62
0 ,1

dx
= x'
dt

Bandingkan dengan diferensiasi secara analitik:

Pada t = 1:

lim
t 0

(formula first forward


finite-divided difference
2 titik)

t =1

v=

dx
= 6 t2
dt

dx
= 6 ( 1 )2 = 6
dt t =1

Kesimpulan:
Jika menggunakan t yang makin kecil, maka nilai
kecepatan rata-rata akan mendekati kecepatan
sesaat.

PENJABARAN FIRST BACKWARD FINITE-DIVIDED


DIFFERENCE 2 TITIK DARI DERET TAYLOR
Ekspansi deret Taylor di sekitar f (xi) untuk pendekatan backward:

h2
f ' ' ( xi ) ...
2
h2
f ( xi ) f ( xi 1 ) = h f ' ( xi )
f ' ' ( xi ) + ...
2
f ( xi ) f ( xi 1 ) h
f ' ( xi ) =
+ f ' ' ( xi ) ...
h
2
f ( xi 1 ) = f ( xi ) h f ' ( xi ) +

(**)

( h ) error
Abaikan suku-suku yang mengandung turunan lebih tinggi, sehingga:
f ' ( xi )

f ( xi ) f ( xi 1 )
h

(formula first backward


finite-divided difference
2 titik)

PENJABARAN FIRST CENTERED FINITE-DIVIDED


DIFFERENCE 2 TITIK DARI DERET TAYLOR
Pendekatan centered menggabungkan kedua pendekatan sebelumnya:
2

h
h
f ( xi +1 ) = f ( xi ) + h f ' ( xi ) +
f ' ' ( xi ) +
f ' ' ' ( xi ) + ...
2
6
h2
h3
f ( xi 1 ) = f ( xi ) h f ' ( xi ) +
f ' ' ( xi )
f ' ' ' ( xi ) + ...
2
6

Kurangkan (**) dari (*), maka:

f ( xi +1 ) f ( xi 1 ) = 2h f ' ( xi ) +
f ' ( xi ) =

(*)
(**)

h3
f ' ' ' ( xi ) + ...
3

f ( xi +1 ) f ( xi 1 ) h 2

f ' ' ' ( xi ) ...


6
2h

( h 2 ) error

sehingga:

f ( xi +1 ) f ( xi 1 )
f ' ( xi )
2h

(formula first centered finitedivided difference 2 titik)

PENJABARAN SECOND FORWARD FINITE-DIVIDED


DIFFERENCE 3 TITIK DARI DERET TAYLOR
Ekspansi deret Taylor di sekitar f (xi) untuk pendekatan forward:
h2
h3
(*)
f ( xi +1 ) = f ( xi ) + h f ' ( xi ) +
f ' ' ( xi ) +
f ' ' ' ( xi ) + ...
2
6
f ( xi + 2 ) = f ( xi ) + 2 h f ' ( xi ) +

( 2 h )2
( 2 h )3
f ' ' ( xi ) +
f ' ' ' ( xi ) + ... (***)
2
6

Kalikan (*) dengan 2, selanjutnya kurangkan dari (***), sehingga:


f ( xi + 2 ) 2 f ( xi +1 ) + f ( xi ) = h 2 f ' ' ( xi ) + h3 f ' ' ' ( xi ) + ...

f ' ' ( xi ) =

sehingga:

f ' ' ( xi )

f ( xi + 2 ) 2 f ( xi +1 ) + f ( xi )
h2

h f ' ' ' ( xi ) ...

f ( xi + 2 ) 2 f ( xi +1 ) + f ( xi )

( h ) error

h2

(formula second forward finite-divided difference 3 titik)

PENJABARAN FIRST FORWARD FINITE-DIVIDED


DIFFERENCE 3 TITIK DARI DERET TAYLOR
Ekspansi deret Taylor di sekitar f (xi) untuk pendekatan forward:

f ( xi +1 ) = f ( xi ) + h f ' ( xi ) +
f ( xi + 2 ) = f ( xi ) + 2 h f ' ( xi ) +

h2
h3
f ' ' ( xi ) +
f ' ' ' ( xi ) + ...
2
6

(*)

( 2 h )2
( 2 h )3
f ' ' ( xi ) +
f ' ' ' ( xi ) + ... (***)
2
6

Kalikan (*) dengan 4, selanjutnya kurangkan ke (***), maka:


2h3
f ( xi + 2 ) + 4 f ( xi +1 ) 3 f ( xi ) = 2 h f ' ( xi )
f ' ' ' ( xi ) ...
3
f ( xi + 2 ) + 4 f ( xi +1 ) 3 f ( xi ) h 2
f ' ( xi ) =
+
f ' ' ' ( xi ) + ...
2h
3
sehingga:
( h 2 ) error

f ' ( xi )

f ( xi + 2 ) + 4 f ( xi +1 ) 3 f ( xi )
2h

(formula first forward finite-divided difference 3 titik)

SECARA UMUM
Secara umum, proses penjabaran diferensiasi numerik untuk kasus:
Turunan yang melibatkan jumlah titik data lebih banyak, atau
Turunan yang lebih tinggi
dapat dilakukan dengan mengekspansi deret Taylor di sekitar f (xi)
dan mengikuti langkah-langkah manipulasi aljabar yang sama atau
analog dengan beberapa penjabaran di atas.
Secara umum, berlaku:
1. Hasil pendekatan turunan akan semakin baik jika:
h (step size) semakin kecil, atau
menggunakan jumlah titik data semakin banyak
2. Pendekatan centered difference memberikan hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan forward dan backward difference.

Forward finite-divided-difference:
UNTUK TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA

Backward finite-divided-difference:
UNTUK TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA

Turunan pertama:

Error

f ( xi +1 ) f ( xi )
h

(h)

(2 titik)

(h2)

(3 titik)

(2 titik)

f ' ( xi ) =

(3 titik)

f ' ( xi ) =

f ( xi + 2 ) + 4 f ( xi +1 ) 3 f ( xi )
2h

Turunan kedua:
(3 titik)

f ' ' ( xi ) =

(4 titik)

f ' ' ( xi ) =

f ( xi + 2 ) 2 f ( xi +1 ) + f ( xi )
h

f ( xi +3 ) + 4 f ( xi + 2 ) 5 f ( xi +1 ) + 2 f ( xi )
h2

Turunan pertama:

Error

f ' ( xi ) =

f ( xi ) f ( xi 1 )
h

(h)

f ' ( xi ) =

3 f ( xi ) 4 f ( xi 1 ) + f ( xi 2 )
2h

(h2)

Turunan kedua:

Error

(h)

(3 titik)

f ' ' ( xi ) =

(h2)

(4 titik)

f ' ' ( xi ) =

Error

f ( xi ) 2 f ( xi 1 ) + f ( xi 2 )

(h)

h2

2 f ( xi ) 5 f ( xi 1 ) + 4 f ( xi 2 ) f ( xi 3 )
h2

(h2)

Centered finite-divided-difference:
UNTUK TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA
Turunan pertama:
(2 titik)

f ( xi +1 ) f ( xi 1 )
f ' ( xi ) =
2h

(4 titik)

f ' ( xi ) =

f ( xi + 2 ) + 8 f ( xi +1 ) 8 f ( xi 1 ) + f ( xi 2 )
12 h

Turunan kedua:
(3 titik) f ' ' ( xi ) =
(5 titik)

f ' ' ( xi ) =

f ( xi +1 ) 2 f ( xi ) + f ( xi 1 )
h2

f ( xi + 2 ) + 16 f ( xi +1 ) 30 f ( xi ) + 16 f ( xi 1 ) f ( xi 2 )
12 h 2

Error

CONTOH SOAL:

(h2)

Gunakan finite divided difference approximation


(forward, backward, dan centered) untuk
menentukan nilai turunan pertama dari fungsi:

(h4)

f ( x ) = 0 ,1 x 4 0 ,15 x 3 0 ,5 x 2 0 ,25 x + 1,2

Error

(h2)

pada x = 0,5, menggunakan step size h = 0,5.


Ulangi perhitungan dengan menggunakan h = 0,25
dan h = 0,1.
Bandingkan hasil-hasilnya!

(h4)

DERIVATIVES OF UNEQUALLY SPACED DATA

CONTOH APLIKASI:
Berikut ini adalah data kinetika sebuah reaksi homogen-searah
dalam reaktor sistem batch isotermal (t [=] menit, C [=] mol.m-3):
t

25,0000 25 7,1626 50 2,0521 75 0,5879 100 0,1684

19,4700 30 5,5783 55 1,5982 80 0,4579 105 0,1312

10 15,1633 35 4,3443 60 1,2447 85 0,3566 110 0,1022


15 11,8092 40 3,3834 65 0,9694 90 0,2777 115 0,0796
20

9,1970

45 2,6350 70 0,7549 95 0,2163 120 0,0620

dC
dt
pada setiap titik data, dgn menggunakan finite-divided difference
cara: (a) forward, (b) backward, dan (c) centered atau central.
Bandingkan ketiganya dan bandingkan juga dengan penurunan
secara analitik (yakni dengan melalui proses curve-fitting)

Tentukan nilai-nilai kecepatan reaksi: r =

Melalui penurunan secara analitik, diperoleh:


2 x xi xi +1
f ' ( x ) = f ( xi 1 )
( xi 1 xi )( xi 1 xi +1 )
2 x xi 1 xi +1
+ f ( xi )
( xi xi 1 )( xi xi +1 )
+ f ( xi +1 )

2 x xi 1 xi
( xi +1 xi 1 )( xi +1 xi )

(x merupakan
nilai yang ingin
dievaluasi
turunannya)

Persoalan integrasi numerik:

Reaksi isomerisasi searah fase cair: A B


berlangsung dalam sebuah reaktor batch, dan menghasilkan
data konsentrasi A tersisa (CA) vs waktu (t) sbb.:
t (menit)
0
5
8 10 12 15 17,5
CA (mol/L) 4,0 2,25 1,45 1,0 0,65 0,25 0,06
Jika persamaan laju reaksi dinyatakan dalam bentuk:

d CA
= k C An
dt

maka besarnya orde reaksi (n) dan laju reaksi spesifik (k)
dapat ditentukan.

Gunakan diferensiasi numerik untuk menentukan:

Dengan menggunakan 3 titik data yang berdekatan:


(xi-1, f (xi-1)), (xi, f (xi)), dan (xi+1, f (xi+1))

INTEGRASI NUMERIK

CONTOH APLIKASI:

rA =

Untuk sekumpulan data-data yang melibatkan interval x yang tidak


sama (misal: data yang diperoleh dari eksperimen), nilai
turunannya dapat diperkirakan melalui pendekatan interpolasi
polinomial Lagrange orde dua.

d CA
dt

1. Fungsi (persamaan) tunggal dengan variabel tunggal


(Trapezoidal rule; Simpsons Rule)
b
Misal: Penyelesaian integral berbentuk: f ( x ) dx
a

yang akan dipelajari pada bagian ini


2. Bentuk persamaan diferensial (PD), baik tunggal maupun simultan
(Metode: Euler, Heun, Modified Euler; Runge-Kutta)
Misal: Penyelesaian PD berbentuk:
dy
dy
= f ( x, y,z )
+ P( x ) . y = Q( x )
dx
dx
dz
(tunggal)
= f ( x, y,z )

dx

(simultan)

FORMULA NEWTON-COTES
Formula integrasi Newton-Cotes merupakan basis penyelesaian
integrasi numerik untuk kasus persamaan dengan variabel tunggal.
Ide dasar:
Menggantikan bentuk fungsi atau persamaan yang kompleks
dengan data-data dalam bentuk tabel. Selanjutnya, dilakukan
proses curve-fitting terhadap data-data tersebut, sehingga
diperoleh fungsi atau persamaan yang mudah diintegralkan.
Integral fungsi f (x) dari x = a
hingga x = b dapat dituliskan sbb.:

dengan: f (x) fungsi polinomial berorder m

f ( x ) = a0 + a1 x + a2 x 2 + ... + am1 x m1 + am x m
Ingat kembali bahwa: Untuk membentuk polinomial berorder m,
maka dibutuhkan sekurang-kurangnya (m+1) titik data.

f (b) f (a )
( x a ) dx
I = f ( a ) +
b
a

f (b ) f (a ) 1
I = f ( a ).( b a ) +
( b a )2
ba
2

I = ( b a ).

f ( a )+ f (b )
2

a
b
Integral f (x) antara x = a dan x = b:
b

I = f ( x ) dx
a

orde satu

dengan:

f ( x )= f (a )+

f ( b ) f ( a )
(xa)
ba

MULTIPLE-APPLICATION TRAPEZOIDAL RULE

TRAPEZOIDAL RULE

I = ( b a ). f ( a ) + ( b a )

Merupakan bentuk integrasi Newton-Cotes yang paling sederhana


menggunakan pendekatan polinomial orde satu (linier)
y
y = f (x)
f (b)
f (a)
Integral (I)

I = f ( x ) dx
a

Maka:

TRAPEZOIDAL RULE

f (b ) f (a )
2
(formula trapezoidal rule)

Secara geometri:
I bermakna luas daerah di bawah kurva y = f (x)
Luas trapesium = lebar x rerata panjang sisi sejajar
Luas daerah yang diarsir: I = ( b a ).

f ( a )+ f (b )
2

= Composite Trapezoidal Rule


Interval dari x = x0 = a dan
x = xn = b dibagi menjadi
bagian-bagian kecil
(inkremen atau segmen) yang
masing-masing selebar h,
berjumlah n buah.

h=

b a xn x0
=
n
n

y = f (x)
f (b)
f (a)

a
= x0

b
= xn

Batas-batas interval diberi indeks 0, 1, 2, , n shg: xi = x0 + i . h


Masing-masing bagian dianggap berbentuk trapesium. Harga
integral yang merupakan luas di bawah kurva y = f (x) dari x0 s.d xn
didekati dengan penjumlahan dari luas trapesium-trapesium tsb.

Dengan demikian, jika tersedia data-data berikut:


x
y
atau
f (x)
maka:

x0
y0
atau
f (x0)

x1
y1
atau
f (x1)

x2
y2
atau
f (x2)

xn-1
yn-1
atau
f (xn-1)

a
x

x
x

xn
yn
atau
f (xn)

I = f ( x ) dx + f ( x ) dx + ... + f ( x ) dx
0

n1

f ( x0 ) + f ( x1 )
f ( x1 ) + f ( x2 )
f ( xn 1 ) + f ( xn )
I =h
+h
+"+ h
2
2
2

I=

Perkirakan integral:

f ( x ) = 0 ,2 + 25 x 200 x 2 + 675 x 3 900 x 4 + 400 x 5

I = f ( x ) dx = f ( x ) dx
1

CONTOH SOAL:

n 1

h
f ( x0 ) + 2 f ( xi ) + f ( xn )
2
i =1

(formula composite
trapezoidal rule)

Jika jumlah n semakin besar, maka hasil integrasi akan semakin baik.

dari a = 0 hingga b = 0,8


dengan menggunakan metode trapezoidal:
(a) 1 segmen,
(b) 2 segmen,
Bandingkan hasil-hasilnya!
(c) 4 segmen, dan
(d) 20 segmen
(Sebagai perbandingan, penyelesaian secara analitik
untuk integral ini adalah 1,640533)

Dengan demikian:

SIMPSONS RULE

x
x ( x x )( x x )
1
2
I = f ( x ) dx =
f ( x0 )
x
x ( x0 x1 ) ( x0 x2 )
( x x0 ) ( x x2 )
+
f ( x1 )
( x1 x0 ) ( x1 x2 )

menggunakan pendekatan polinomial orde dua (kuadrat)


Jika tersedia 3 titik data:

x
y
atau
f (x)

x0
y0
atau
f (x0)

x1
y1
atau
f (x1)

x2
y2
atau
f (x2)

Integral f (x) antara x = x0 dan x = x2:


x
( x x1 ) ( x x2 )
I = f ( x ) dx dengan: f ( x ) = ( x0 x1 ) ( x0 x2 ) f ( x0 )
x
( x x0 ) ( x x2 )
+
f ( x1 )
( x1 x0 ) ( x1 x2 )
orde dua
( x x0 ) ( x x1 )
+
f ( x2 )
( x2 x0 ) ( x2 x1 )
2

( x x0 ) ( x x1 )
f ( x2 ) dx
( x2 x0 ) ( x2 x1 )

Setelah melalui proses integrasi dan manipulasi aljabar, diperoleh:

(Persamaan f (x) yang melalui ketiga titik data tsb. di atas dapat
didekati dengan interpolasi polinomial Lagrange orde dua)

h
f ( x0 ) + 4 f ( x1 ) + f ( x2 )
3

(formula Simpsons
1/3 rule)

dengan:

h=

x2 x0
2

atau, secara grafik:

x0

h
x1

x2

MULTIPLE-APPLICATION SIMPSONS 1/3 RULE


= Composite Simpsons 1/3 Rule
Identik dengan penurunan formula composite trapezoidal rule,
metode ini dapat dijabarkan sbb.:
x

n 2

h
h
I = ( f ( x0 ) + 4 f ( x1 ) + f ( x2 )) + ( f ( x2 ) + 4 f ( x3 ) + f ( x4 ))
3
3

h
+ ... + ( f ( xn2 ) + 4 f ( xn1 ) + f ( xn ))
3

atau:

I=

n 1
h
f ( x0 ) + 4 f ( xi ) + 2
3
i =1,3 ,5

n2

j = 2 ,4 ,6

f ( x j ) + f ( xn )

(formula composite Simpsons 1/3 rule)


dengan: h =

xn x0
n

Perkirakan integral:

f ( x ) = 0 ,2 + 25 x 200 x 2 + 675 x 3 900 x 4 + 400 x 5

I = f ( x ) = f ( x ) dx + f ( x ) dx + ... + f ( x ) dx
0

CONTOH SOAL:

dan n berupa bilangan genap

INTEGRASI DGN LEBAR SEGMEN TAK SAMA

dari a = 0 hingga b = 0,8


dengan menggunakan metode Simpson 1/3:
(a) 2 segmen,
(b) 4 segmen, dan
Bandingkan hasil-hasilnya!
(c) 20 segmen
Bandingkan juga dengan hasil yang diperoleh dengan
metode trapezoidal!
(Penyelesaian secara analitik untuk integral ini: 1,640533)

CONTOH APLIKASI:

Pada kebanyakan situasi, kasus integrasi dengan lebar segmen (atau


inkremen) sama seringkali justru tidak banyak dijumpai. Misalnya,
data-data yang diperoleh melalui eksperimen di laboratorium.

Sebuah reaksi homogen fase gas: A 3 R


mempunyai laju reaksi pada 215oC sebesar:

Untuk kasus seperti ini, metode composite trapezoidal rule dapat


diterapkan, dengan cara yang sangat identik dengan kasus lebar
segmen yang sama.

Campuran reaksi yang berupa 50%-mol A dan 50%-mol inert


diumpankan ke dalam sebuah reaktor alir pipa yang beroperasi
pada 215oC dan 5 atm. CA0 = 0,0625 mol/liter. Tentukan space-time
yang dibutuhkan agar tercapai konversi A 80%.

I = f ( x ) dx = f ( x ) dx
x

I = f ( x ) dx + f ( x ) dx + ... + f ( x ) dx
x

I = h1

n1

f ( x0 ) + f ( x1 )
f ( x1 ) + f ( x2 )
f ( xn1 ) + f ( xn )
+ h2
+ " + hn
2
2
2

dengan: hi lebar segmen ke i (i = 1, 2, , n)

rA = 10 2 C A1 / 2 ( mol / liter .det ik )

Keterangan:
Persamaan kinerja reaktor alir pipa:
X Af

= C A0

Af
d XA
= C A0
rA
0

d XA
k C A0

Pada kasus ini: A = 1

1/ 2

1/ 2

1 X
A

1+ AX A

C A01 / 2 0 ,8 1 + A X A

k
0 1 X A

1/ 2

d XA

Integral luas daerah


di bawah kurva

Penyelesaian:

KANDUNGAN AIR dalam PADATAN BASAH

Metode yang bisa ditempuh:

Misal suatu padatan bentuk bola berjari-jari R, mengandung


air dengan kadar tidak seragam:
2

1. Integrasi secara grafik


2. Integrasi secara analitik
3. Integrasi numerik

g H O

2 = C 1 r
C
o
R
cm3

Penyelesaian secara analitik:


0 ,8 1 +

1/ 2

X A

0 1 X A

0 ,8

d XA =

1+ X A
1 X A2

d X A = arc sin X A 1 X A2

0 ,8

= 1,328
0

Coba Anda ulangi kembali melalui penyelesaian secara


numerik! (Silakan pilih sendiri metode yang akan Anda
gunakan)

Dengan integrasi diperoleh:

dm

m =0

r =R

= 4 . .

.C .dr

r =0

r =R

r
r 2 . 1 .dr
R
r =0

m = 4. .Co .

Jika diambil: C0 = 0,3 g/cm3; R = 5 cm


Dengan integrasi numerik, diperoleh:
m = .. g
Kadar air rata-rata:
Cav =

massa
m
g
=
= .......
volume 4 R 3
cm3
3

dengan r = jarak ke pusat bola. Ingin dicari jumlah air yang


ada dalam padatan (m) dan kadar air rata-ratanya (Cav)
Analisis:
Misal:
Ditinjau elemen volume dengan tebal dr ( 0)
R
Jumlah air pada elemen volume = dm
r
dr
Karena dr sangat kecil, maka kadar air pada
bagian tersebut praktis dapat dianggap
seragam, sehingga:

Latihan Soal #:

dm = 4..r2.dr.C
(massa H2O = volume x kadar)
m =m

CONTOH APLIKASI

Tentukan nilai turunan pertama fungsi-fungsi berikut


dengan pendekatan forward difference (2 titik ((h)) dan
3 titik ((h2))), backward difference (2 titik ((h)) dan 3
titik ((h2))), serta central/centered difference (2 titik
((h2)) dan 4 titik ((h4))):
(a) y = x 3 + 4 x 15
pada x = 0, dengan lebar langkah h = 0,5, h = 0,2, dan
h = 0,1
(b) y = e x + x
pada x = 1, dengan lebar langkah h = 0,25, h = 0,1,
dan h = 0,05
Bandingkan dan berikan analisis terhadap hasil perhitungan
yang Anda peroleh! Bandingkan juga dengan hasil yang
diperoleh melalui perhitungan secara analitik!

Latihan Soal #:

Latihan Soal #3:


Pada suhu tetap, sebuah proses termodinamika mengukur
perubahan tekanan terhadap perubahan volume sistem,
dan diperoleh data berikut:

Data berikut ini dikumpulkan pada saat pengisian


tangki bahan bakar minyak:
t, menit

15

30

45

60

90

120

V, 106 barrel 0,5 0,65 0,73 0,88 1,03 1,14 1,30


Hitunglah laju alir minyak yang terkumpul pada
setiap waktu pengamatan (Q = dV/dt).

Tekanan, P (kPa)
Volume, V

(m3)

420

368

333

326

316

312

242

207

0,5

10

11

Hitunglah kerja (W) yang terlibat selama proses tersebut,


dengan integrasi secara numerik.
Diketahui: W = P dV

Latihan Soal #4:


Kapasitas panas air (H2O(l)) sebagai fungsi suhu dapat
dinyatakan dalam persamaan:
Cp
= 8 ,712 + 1,25.10 3 T 0 ,18.10 6 T 2
R
(T dalam Kelvin)
R = tetapan gas universal.
Hitunglah besarnya panas sensibel (Q) yang dibutuhkan untuk
memanaskan 1 mol air dari T = 25oC hingga T = 85oC.
Gunakan integrasi secara numerik dengan metode (a)
trapezoidal, dan (b) Simpson 1/3. Gunakan interval T sebesar
5oC.
Panas sensibel per mol: Q = Cp dT

10

Anda mungkin juga menyukai