Anda di halaman 1dari 99

Asuhan Keperawatan

Gangguan Sistem
Penglihatan

Oleh
Erlin Gasong, S. Kep, Ns

Materi yg akan di bahas.


Askep Katarak
Askep Glaucoma
Askep Konjuntivitis
Askep GO
Strabismus
Refraksi
Pemeriksaan Fisik Mata

Asuhan Keperawatan Klien


Dengan Katarak

Oleh
Erlin Gasong, S,Kep, Ns

Katarak
Pengertian :
Katarak merupakan Gangguan Lensa.
Lensa yang berkabut atau opak.

Katarak adalah kekeruhan lensa mata


atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yg diproyeksikan pada
Retina.

Katarak biasanya terjadi akibat proses


penuaan.

Macam macam Katarak :


1.

Katarak Kongenital :
Kekeruhan pada lensa yang timbul
pada saat pembentukan lensa.

Kekeruhan sudah terdapat pada


waktu bayi lahir.

Sering ditemukan pada ibu yg


menderita Rubella, Diabetes,
Toksoplasmosis, Hipoparathyroid.

2. Katarak Primer
Menurut umur terbagi 3 :
1.

Katarak juvenilis = umur < 20 thn.

2.

Katarak presenilis = umur > 20 thn


sampai 50 thn.

3.

Katarak senilis = umur > 50 tahun

Katarak primer dibagi 4 stadium :


1.

Stadium insipien
Stadium paling dini.

Umumnya visus belum terganggu,


masih bisa dikoreksi.

Kekeruhan terjadi pada bagian


perifer lensa berupa bercak2 seperti
jari-jari roda

2. Stadium Imatur
Kekeruhan blm mengenai seluruh
lapisan lensa.
Terdapat pada bagian posterior lensa.

Lensa menjadi cembung, sehingga


refraksi berubah dan mata menjadi
miopia (kesulitan melihat objek
jauh).

Cembungnya lensa mendorong iris


kedepan d menimbulkan komplikasi
Glaucoma.

3. Stadium Matur

Terjadi pengeluaran air shg lensa


berukuran normal kembali.

Lensa telah keruh seluruhnya shg


sinar yg masuk pupil dipantulkan
kembali.

Di pupil tampak lensa seperti


mutiara.

4. Stadium Hipermatur

Disebut jg sbg Katarak Morgagni

Korteks lensa mjd seperti bubur.

Isi Korteks dan nukleus lensa keluar


dari tempatnya shg lensa menjadi
kempis.

Kerusakan kapsul lensa menjadi


permeabel.

3. Katarak Komplikata
Katarak jenis ini terjadi karena
komplikasi dari penyakit lain seperti :
a. Gangguan okuler : uveitis, miopia
maligna, glaucoma, ablasio retina yg
sdh lama.
b. Penyakit sistemik : DM.
c. Trauma : trauma tumpul, pukulan,
benda asing dimata, toksik kimia,
terpajan sinar matahari yang lama.

Manifestasi Klinik :
Gejala subjektif :
Klien melaporkan penurunan
ketajaman penglihatan
Silau, kabur, berkabut, pandangan
ganda.
Kesulitan membaca.
Susah melihat dimalam hari.
Gejala yg khas adalah silau. Shg
klien umumnya menghindari silau.

Gejala Objektif :
Pengembunan seperti mutiara keabuan
pd pupil.
Pupil yang normalnya hitam akan
tampak keabuan, atau putih.
Katarak biasanya terjadi
Secara bertahap selama
Bertahun-tahun ketika sdh
Sangat memburuk,, lensa
Koreksi tdk akan memperbaiki
Penglihatan.

Patofisiologi

Lensa normal: Jernih, tranfaran,


berbentuk sep. kancing baju.

Lensa terbagi 3 : Nukleus (tengah),


Korteks dan Kapsul.

Lensa berisi 65 % air, 35 % protein


dan mineral.

Patofisiologi..
Pada Proses Penuaan :
Lensa secara bertahap kehilangan Air,
penurunan ambilan oksigen,
berubahnya protein yang dapat larut
menjadi tdk larut.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa


mengakibatkan hilangnya
transparansi lensa kekeruhan..

Katarak berkembang secara Kronik


dan matang ketika memasuki dekade

Patofisiologi ..
Teori lain mengatakan bahwa

enzim mempunyai peran dalam


melindungi lensa dari degenerasi.
Jumlah Enzim ini akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak adanya
enzim pada kebanyakan pasien yg
menderita katarak.

Katarak merupakan konsekwensi dari


proses penuaan yg normal

Patofisiologi

Katarak kongenital
Harus diidentifikasi lebih awal, krn
bila tidak terdiagnosa dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan
permanen

Evaluasi Diagnostik
Visus
Lampu split akan memperbesar
kornea, sklera, kamera anterior.
Oftalmoskopi
A- scan ultrasound membedakan
tumor jinak atau ganas, glaucoma,
mengukur mata utk pemasangan
lensa.
Hitung jenis endotel melihat
ukuran, bentuk, batas sel endotel utk
mencegah komplikasi.

Penatalaksanaan .
Tak ada terapi obat untuk katarak.
Katarak tak dapat diambil dengan
pembedahan laser..

Penglihatan dapat di koreksi dengan


refraksi kuat sampai ketitik dimana
pasien dpt beraktifitas sehari-hari.

Pembedahan diindikasikan bagi


mereka yg memerlukan penglihatan utk
beraktifitas, keamanan dan kwalitas
hidup.

Pembedahan
Ada 2 macam pembedahan :
1. ECCE : extracapsular cataract
extractie.
2. ICCE : intracapsular cataract
extractie.

1. ECCE.

Korteks, nukleus dan kapsula anterior


diangkat, bagian kapsula posterior
dari lensa ditinggalkan.

Tehnik yang paling disukai dan


mencapai 98% pembedahan.

Mengurangi insiden komplikasi yang


serius.

2. ICCE
Pengangkatan seluruh lensa sebagai
satu kesatuan.
Cara ini merupakan cara yg utama
dilakukan pada zaman dahulu.
Salah satu tehnik ICCE adlh
menggunakan lensa yang dibekukan..
Keuntungan : kemudahan prosedur ini
dilakukan.
Kerugian : resti mengalami retina
detachment.

Pengkajian
Anamnesis :
1. umur.
2. Riwayat trauma.
3. Riwayat pekerjaan.
4. Riwayat penyakit.
5. Riwayat penggunaan obat-obatan.

Pemeriksaan fisik..
Klien mengeluh penurunan lapang
pandang.
Pandangan ganda, berkabut atau
kabur.
Kesulitan dengan pandangan dimalam
hari, kesulitan membaca, sering
merubah kaca mata, silau.
Klien mengeluh warna menjadi kabur.
Kaji visus terdapat penurunan yg
signifikan.
Inspeksi : pupil warna putih susu atau
abu2.

Diagnosa Keperawatan dan


Intervensi Keperawatan
Perubahan sensori perseptual (visual)
yg b/d kekeruhan pada lensa.
Tujuan : mendemonstrasikan untuk
memproses rangsangan visual.
Intervensi :
1. Kaji ketajaman penglihatan (visus).
2. Dapatkan deskripsi fungsi ttg yg
dapat dilihat dan yg tdk dapat dilihat
oleh klien
3. Kolaborasi pembedahan.

Intervensi
4. Adaptasi lingkungan dengan kebutuhan
visual klien dgn cara :
- Orientasikan klien pd lingkungan.
- Letakkan alat2 yg sering digunakan dlm
pandangan klien.
- Berikan pencahayaan yg paling sesuai
dgn bagi klien.
- Cegah Glare (sinar yg menyilaukan)
- Letakkan barang pada tempat yg
konsisten.

Diagnosa dan intervensi..

Resiko cedera b/d komplikasi pasca


operasi seperti perdarahan,
peningkatan tekanan intraokuler
Tujuan : tidak terjadi perdarahan atau
peningkatakan tekanan intraokuler.
Intervensi :
1. Ajarkan tanda dan gejala komplikasi
seperti : nyeri mata, keluar purulen,
penurunan visus, demam, nyeri dahi.
2. Dorong klien utk mencari bantuan
utk ambulasi saat pandangan kabur.

Intervensi :
2. Intruksikan klien utk tdk mengedan saat
defekasi.
3. Cuci tangan secara tepat sebelum
meneteskan obat mata atau mengganti
balutan.
4. Demonstrasikan cara menggunakan
pelindung (shield) utk tidur.
5. Ingatkan klien utk tdk berbaring pada
sisi yg sakit.
6. Instruksikan klien utk mencegah
pergerakan cepat, mendadak,
membungkuk.

Diagnosa keperawatan lain yg bisa muncul

Takut b/d kehilangan pandangan


komplit, jadwal pembedahan atau
ketidakmampuan mendapatkan
pandangan.
Isolasi sosial b/d penurunan tajam
penglihatan, takut, cedera, malu.
Defisit perawatan diri b/d kelemahan
visual, ketidakmampuan akibat pasca
operasi.
Defisit pengetahuan b/d terbatasnya
informasi.

Perawatan PreOperasi..

Fungsi retina harus baik.


Tidak boleh ada infeksi.
Tidak boleh ada glaucoma.
Periksa visus.
KU harus baik : tdk hipertensi, tidak DM
(kadar gula <150 mg/dl), tdk ada batuk
menahun.
Sore hari bulu mata dicukur.
Anjurkan mandi dan keramas sebelum
operasi.
Kirim ke kamar operasi.

Perawatan Pasca Operasi

Pascaop boleh minum saja.


Setelah 2 jam boleh makan makanan
lunak.
Pertahankan posisi semi fowler.
6 jam setelah operasi boleh bergerak
tidur miring kearah yg tdk sakit.
Hindari : menggosok mata, batuk,
bersin, mengejan saat defekasi,
memakai sabun mendekati mata,
menunduk sampai pinggang,
mengangkat beban > 7 kg.

Kegiatan yg diperbolehkan
Menonton televisi, membaca buku bila
perlu tp jgn terlalu lama.
Mengerjakan aktifitas biasa tp
dikurangi.
Tidur dengan perisai pelindung mata.
Tidur terlentang atau miring, hindari
tidur telungkup.
Aktifitas dengan duduk.
Mengenakan kaca mata hitam untuk
kenyamanan.

Pilihan Rehabilitasi setelah Operasi


Kacamata (Aphakic Spectacles).
harus dikoreksi dengan lensa sferis
(+) supaya dapat melihat jauh.
Lensa kontak.
jauh lebih nyaman dari pada kaca
mata, lensa ini memberikan
rehabilitasi visual hampir sempurna bg
pasien yg menguasai cara
memasang.

Sekian daaaannn.

Asuhan Keperawatan Klien


Dengan Glaukoma

Oleh
Erlin Gasong, S,Kep, Ns

Glaukoma
Pengertian
Merupakan Gangguan Sirkulasi
Humor Aqueus.

Adalh

sekelompok gangguan yg
melibatkan beberapa perubahan
gejala patologis yg ditandai dgn
peningkatan tekanan Intraokuler
(TIO).

Tekanan Intraokuler normal 10-21

Klasifikasi Glaukoma :

Glaukoma Primer :
1. Glaukoma Sudut Terbuka
2. Glaukoma Sudut Tertutup

Glaukoma Sekunder

Glaukoma Kongenital

Glaukoma Primer...
Glaukoma Sudut terbuka
Glaukoma Kronik/Glaukoma
simpleks/Open Angle Glaucoma.
Merupakan Glaukoma yg lebih
tersembunyi dan membahayakan
serta paling sering terjadi 90% dr
klien glaukoma.
Sering merupakan gangguan
Herediter .
Terjadi pada klien usia lanjut > 40

Glaukoma sudut terbuka..


Usia lanjut memegang peranan
penting dlm proses sklerosa badan
silier dan jaringan tuberkel.
Humor aqueus tdk dapat
meninggalkan mata pada kecepatan
yg sama dgn produksinya, shg TIO
meningkat secara bertahap ataupun
dapat TIO normal.
Hal ini dapat berkembang menjadi
kebutaan komplet.

Gejala Glaukoma Sudut Terbuka..


Gejala relatif ringan dan banyak orang
yg tidak menyadarinya hingga terjadi
kerusakan visus yg serius.
TIO meninggi
Sudut COA terbuka
Bola mata yg tenang
Lapang pandang mengecil
Perjalanan penyakit progresif lambat.

Glaukoma Sudut Tertutup..

Angle-Closure glaucoma/Close Angle


Glaucoma/Narrow Angle
glaucoma/Acute Glaucoma.

Awitan mendadak dan harus ditangani


secara Emergency.
Tindakan pada situasi Harus Cepat
dan Tepat atau kerusakan saraf optik
menyebabkan kebutaan.

Glaukoma Sudut Tertutup

Menyempitnya sudut krn letak iris yg


terlalu kedepan, hal ini dapat di
akibatkan adanya defek anatomis
pendangkalan Camera Anterior.

Perubahan letak iris menyebabkan


kornea menyempit dan menutup sudut
ruangan shg menghalangi keluarnya
humor aqueus.

Gejala Glaukoma Sudut Tertutup..


Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
akibat peningkatan TIO
Pandangan kabur.
Klien mengeluh mual muntah akibat
iritasi saraf vagal.
Klien mengeluh sakit kepala, demam
dan perasaan takut.
Konjuntiva biasanya warna merah
menyala.
Fotofobia, lakrimasi.

Glaukoma Sekunder

Glaukoma yg terjadi akibat penyakit


mata lain yang menyebabkan
peningkatan TIO.

Kondisi ini secara tidak langsung


mengganggu aktifitas struktur terlibat
dalam sirkulasi atau reabsorpsi humor
aqueus.

Penyebab Glaukoma Sekunder


Perubahan lensa : dislokasi lensa,
intumesensi lensa pada katarak (lensa
yg melebur), terlepasnya kapsul lensa
pd katarak.
Perubahan Uvea : uveitis anterior,
melanoma dr jaringan uvea (tumor),
neovaskularisasi di iris.
Trauma, kontusio bulbi, robeknya
kornea disertasi prolaps iris..

Glaukoma Kongenital

Terjadi akibat kegagalan jaringan meso


dermal memfungsikan trabekular.
Gejala yang muncul :
Fotofobia (takut cahaya)
Blefarospasme (spasme pada tepi
kelopak mata)
Epiforia (air mata mengalir melimpah
melewati tepian palpebra)
Mata besar
Kornea keruh

Evaluasi Diagnostik Glaukoma


Penegakkan diagnosis Glaukoma
meliputi :
Pemeriksaan mata dgn oftalmoskop
Tonometri untuk mengukur TIO
Pemeriksaan Lapang Pandang
perifer
Pemeriksaan Fisik melalui Inspeksi
utk mengetahui inflamasi, sklera
kemerahan, kornea keruh, dilatasi
pupil Palpasi utk memeriksa mata

Penatalaksanaan.
Antagonis Beta-Adrenergik menurun
kan TIO dengan mengurangi produksi
humor aqueus.
Bahan Kolinergik (karbakol, asetilkolin
klorida) utk penanganan glaukoma
jangka pendek.
Inhibitor Anhidrase Karbonat (diamox)
utk menghambat pembuatan humor
aqueus.
Diuretika Osmotik (manitol)
menurunkan TIO menarik air mata
kedalam peredaran darah.

Intervensi Bedah pada Glaukoma..

Laser Trabeculoplastiy : dgn


membuat lubang pd jaringan
trabekular utk mempermudah aliran
humor aqueus.

Operasi Filtrasi : membuat saluran


dari ruang anterior ke ruang
subkonjuntiva.

Laser Iridotomy : mengeluarkan


sebagian iris utk membangun aliran

Pengkajian .
Anamnesis
Umur : glaukoma primer terjadi pd
usia > 40 tahun.
Ras : kulit hitam mengalami kebutaan
lebih sedikit dari kulit putih.
Pekerjaan : terutama yg beresiko
menyebabkan trauma mata,
Riwayat keluarga glaucoma, riwayat
trauma mata sebelumnya, riwayat
penyakit lain.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik dgn oftalmoskop.
Pemeriksaan Lapang pandang.
Pemeriksaan Fisik dgn cara Inspeksi
dan palpasi.

Diagnosa Dan Intervensi


Keperawatan
1.

Perubahan sensori/persepsi (Visual)


b/d kerusakan saraf akibat
peningkatan TIO.
Tujuan :
Mengidentifikasi tipe perubhan visual
akibat peningkatan TIO.
Mendapatkan kembali dan
mempertahankan visus normal
dengan pengobatan.

Intervensi Keperawatan
Pantau kemampuan klien utk melihat
dengan jelas.
Lakukan tindakan utk mencegah
semakin tingginya TIO, seperti : diet
rendah natrium, pembatasan kafein,
mencegah konstipasi, mencegah
manuver valsava, mengurangi strees.
Kolaborasi dlm pemberian therapi :
miotik utk konstriksi pupil, inhibitor
karbonat anhidrase utk mengurangi
produksi humor aqueus.

Diagnosa dan Intervensi


2. Nyeri b/d peningkatan TIO
Tujuan : klien mengalami
pengurangan
nyeri.
Intervensi :
Pertahankan Tirah baring dgn posisi
semi fowler.
Berikan lingkungan yg gelap dan
tenang.
Observasi TTV .
Observasi Derajat nyeri setiap 30

Intervensi Keperawatan.
Observasi intake dan output tiap 8 jam
terutama yang mendpatkan agen
osmotik.
Observasi ketajaman penglihatan.
Berikan analgesik narkotik yg
diresepkan jika mengalami nyeri hebat
dan evaluasi keefektifannya.

Diagnosa Keperawatan
Defisit pengetahuan (ttg proses
penyakit, kondisi klinis, rencana terapi
dan penatalaksanaan) yg b/d
kurangnya informasi atau mispersepsi
informasi.
Ansietas b/d hilangnya pandangan.
Resiko cedera b/d penurunan
pandangan perifer.
Defisit perawatan diri b/d kurangnya
pandangan.

Sekian Dannnn.

Strabismus

Oleh
Erlin Gasong, S.Kep, Ns

Strabismus
Strabismus
adalah deviasi posisi sebuah mata
terhadap mata yang lain..

Pada Strabismus mata mungkin


tampak bersilangan (juling). Atau
disebut mata malas
Pengidap Strabismus sering
mengeluh akan adanya penglihatan
ganda.

Strabismus terbagi 2 bagian :


1.

Strabismus Nonparalitik
ketidakmampuan kongenital untuk
menggunakan kedua mata bersamasama.
Hal ini dapat diatasi dengan menutup
mata yang dapat menfiksasi objek,
penutupan tersebut memaksa mata
yg berdeviasi melakukan
pemfokusan.
Ketajaman penglihatan pada mata
yg berdeviasi akan lenyap di usia 6
tahun.

2. Strabismus Paralitik
Biasanya muncul pada usia dewasa
setelah paralisis satu atau lebih otot
yang mengontrol mata.
Tumor, cedera kepala atau infeksi
otak dapat menyebabkan Strabismus
paralisis.

Klasifikasi Strabismus.

Esotropia : mata menyimpang ke


tengah
Exotropia : mata menyimpang ke
samping
Hypertropia : mata menyimpang ke
atas
Hypotropia : mata menyimpang ke
bawah
Esoporia : kedua bola mata cenderung
menyatu ke tengah

Klasifikasi Strabismus.
Phoria : Strabismus yg tdk langsung
terlihat..
Tropia : Strabismus yg langsung
terlihat

Klasifikasi Strabismus
Esotropia

Exotropia

Kenapa Mata Juling Menjadi Masalah?


Ketika kedua mata memandang tidak searah maka
akan ada dua gambar yang dikirim ke otak. Pada
orang dewasa hal ini menyebabkan timbulnya
penglihatan ganda. Pada anak kecil, otak belajar
untuk tidak menghiraukan gambaran dari mata
yang tidak searah dan hanya melihat dengan
menggunakan mata yang normal. Anak kemudian
kehilangan persepsi jarak, ukuran

Pengobatan .

Penutup Mata

Operasi (sebelum op) (sesudah op)

Kaca Mata Khusus..

Sekian.

Konjuntivitis

Oleh
Erlin Gasong, S.Kep, Ns

Konjuntivitis

Pink Eye

Konjuntivitis.

Pink Eye

Pencegahan .
Sebelum dan mata, penderita harus
mencuci mata.
Usahakan utk tdk menyentuh mata yg
sehat sesudah menangani mata yg
sakit.
Jangan menggunakan handuk yg
sama dgn penderita.
Gunakan lensa kontak sesuai
petunjuk dokter.
Hindari berbagi bantal, handuk dan
sapu tangan..

Pencegahan.
Hindari mengucek-ngucek mata.
Usahakan tangan tdk memegang
mata yg sakit, kecuali untuk keperluan
tertentu.
Mengganti sarung bantal dan handuk
setiap hari.

Pemeriksaan Fisik Mata

Oleh
Erlin Gasong, S.Kep, Ns

Pemeriksaan Fisik Mata


Inspeksi
kesimetrisan mata, posisi, kesejajaran
mata.
Alis : kaji kuantitas dan penyebaran
rambut (dgn cara menyuruh klien
mengangkat alis).

Inspeksi
Kelopak mata :
warna, kelemahan, pembengkakan,
lesi atau krusta. (kelopak mata
secara normal dapat menutup
lengkap dgn batas atas d bawah
saling mendekat).
Perhatikan adanya Eksoftalmos
(tempat bola mata menonjol kedepan).
Ptosis (turunnya kelopak). Entropion
(palpebra membelot kedalam).
Ektropion (palpebra membelot

Inspeksi
Konjuntiva
Konjuntiva palpebra atas :
Perawat meminta klien melihat ke
bawah.
Perawat memegang palpebra kedasar
alis dan menekan secara hati-hati.
Cutton but diletakkan diatas kulit
palpebra atas.
Perawat membalikkan kelopak mata ke
cutton but.
Pertahankan posisi tersebut, sambil klien
disuruh terus melihat ke bawah.

Inspeksi
Konjuntiva palpebra Bawah :
Menarik batas ke arah bawah sambil
klien dianjurkan melihat ke atas.
Periksa warna, pembengkakan,
adanya benda asing.
Warna normal konjuntiva merah
muda

Konjuntiva bulbi :
Warna bening, perhatikan warna,
edema, perdarahan.

Inspeksi
Sklera
Kaji warna (biasanya putih), warna
kekuningan indikasi adanya
jaundice/icterus.
Pada individu berkulit hitam sclera
normal dapat juga terlihat kuning,
berpigmen, gelap.

Inspeksi
Kornea
Diobservasi dengan cara memberi
sinar secara serong.
Kornea transparan, halus dan jernih.
Kaji adanya kekeruhan, sikatrik
kornea sep. Nebula (bercak seperti
awan), Leukoma (bercak putih seperti
porselen dapat terlihat dari luar).
Refleks Kornea.

Inspeksi
Pupil
Kaji ukuran pupil: miosis, midriasis.
Kaji refleks pupil terhadap cahaya
isokor, anisokor).
Diameter Pupil normal: 2 6 mm.
Pupil normal berbentuk bulat.
Kurang dari 2 mm = konstriksi, lebih
dari 6 mm = dilatasi.

Pupil

Palpasi
Palpasi ringan pada kelopak mata :
dalam posisi duduk klien diminta
melihat ke bawah tanpa menutup
mata, secara hati perawat menekan
dengan kedua jari telunjuk pada mata
kiri dan kanan, bandingkan antara
mata kiri dan kanan.
Perhatikan adanya tumor, nyeri tekan.

Pemeriksaan Visus

Oleh
Erlin Gasong, S.Kep, Ns

Pemeriksaan Tajam
Penglihatan
Uji Penglihatan Jauh :
Snellen Chart.
Hitung Jari.
Gerak Tangan.
Proyeksi/Persepsi Cahaya.
Uji Penglihatan Dekat :
Kliping koran dengan berbagai ukuran
huruf dibaca dengan jarak 35 cm dari
mata klien.

Snellen Chart..
Klien berdiri 6 meter (20 kaki) dari
snellen chart
Tutup salah satu mata, gunakan mata
yg lain utk membaca baris yg tampak
jelas
Jika klien dapat membaca jelas,
perawat meminta klien membaca baris
dibawahnya
Tahapan ini diulang hingga klien tdk
dapat mengidentifikasi, ulangi
prosedur pada mata yg lain.
Catat hasil mata kiri dan kanan.

Contoh Kartu Visual.

Contoh Kartu Visual

Hitung jari
Perawat menyuruh klien menutup OS
(occulus sinistra) dan menunjukkan
jari secara acak.
Klien ditanya berapa jumlah jari yg
terlihat. Prosedur di ulang sebanyak 5
kali.
Jika klien dapat menghitung jari
pemeriksa dari jarak 6 meter visusnya
6/60 dan seterusnya.
Ulangi prosedur pada mata yg lain.

Gerak Tangan (hand motion)


Perawat berdiri -1 meter didepan klien
Satu mata klien ditutup, sinar diarahkan
pada tangan perawat.
Perawat menunjukkan 3 perintah ketika
tangan digerakkan selama di uji. Tegakberhenti, kanan-kiri, atas-bawah. Perawat
mengerakkan tangan secara perlahan,
tanyakan klien kemana arah tangan saya
Ulangi prosedur minimal 5 kali, jika klien
benar 3 kali dari 5 perintah, visus dicatat
1/300

Persepsi Cahaya
Minta klien menutup salah satu mata dlm
ruangan gelap dari jarak -1 meter.
Arahkan sinar senter pada mata yg tdk
tertutup, instruksikan klien mengatakan
hidup saat sinar diterima, mati saat sinar
padam.
Prosedur ini di ulang 5 kali. Jika klien
mengidentifikasi benar 3 kali, dicatat
sebagai LP + (light perception positif) dan
visus 1/~.
Klien yg tdk dapat mendeteksi stimulus
cahaya mempunyai acuity (ketajaman) NLP
(non light perception).

Lapang Pandang..
Perawat klien duduk berhadapan pada
jarak m, klien dianjurkan utk terus
melihat mata perawat selama uji.
Perawat menutup mata kiri, klien menutup
mata kanan shg keduanya mempunyai
L.pandang sama
Perawat menggerakkan jari dari arah yg tdk
terlihat menuju garis pandang klien. Baik
klien at perawat harus melihat objek yg
sama
Ketika klien melihat objek memasuki lapang
pandang klien mengatakan pada perawat.

Lapang pandang
Saat menguji lapang pandang, perawat
harus mencatat klien dalam keadaan sadar,
tdk dalam pengobatan, dapat mengikuti
perintah dan dapat fokus pada perintah.
Hasil uji di catat sebagai :
Normal : lapang pandang penuh.
Lapang pandang menurun pada area
apa?? Superior (50%), inferior (70%),
temporal (90%) atau nasal (60%)

Sekian
kata..

Maafkan bila ada salah

Kisi - Kisi

.Selamat Belajar.

Kisi kisi
1.

2.

3.

Pelajari gejala subjektif dan objektif


katarak, perawatan pre operatif, post
operatif, kegiatan yg dibolehkan.
Pelajari pengertian dan gejala
glaucoma sudut terbuka dan
glaucoma sudut tertutup serta TIO
normal dan glaucoma yg
memerlukan penangan emergency.
Pelajari Klasifikasi strabismus dan
usia berapa disarankan menentukan
diagnosa strabismus pada anak.

Kisi - kisi
Pelajari miopia, hypermetropia dan
klasifikasi keduanya.
Pelajari upaya pencegahan
konjuntivitis.
Kasus : konjuntivitis.

Sekian
kata..

Maafkan bila ada salah

No 1 -11 katarak
No 12 22 glaucoma
No 23 33 konjuntivitis
No 34 44 go
No 45 54 strabismus
No 55 64 refraksi
Diskusi pertama : katarak dan
konjuntivitis
Diskusi kedua : glaucoma dan go
Diskusi ketiga : strabismus dan refraksi

Anda mungkin juga menyukai