Anda di halaman 1dari 9

A.

DEFINISI TOTAL KNEE REPLACEMENT


Operasi penggantian sendi lutut (total knee replacement atau TKR) adalah operasi ortopedik
yang cukup rumit, tetapi semakin banyak dilakukan. Penderita yang mengalami kerusakan pada
tulang sendi (seperti osteoarthtritis) kini dapat diatasi dengan total knee replacement. Bahkan
sejak tahun 2000, salah satu rumah-sakit di Indonesia, telah melakukan operasi total knee
replacement terbanyak di kawasan Asia Tenggara. (dan saya menemukan banyak sekali pasien
TKR in i sewaktu internship si Rumah Sakit Ortopedi DR. Suharso , Solo, karena RS ini adalah
Rumah Sakit Ortoped 1-1 nya se Asia Tenggara)
Material implant standard (titanium) dengan material implant oxinium
Total knee replacement diberikaan untuk kondisi perkapuran stadium lanjut atau grade IV,
biasanya disertai dengan perubahan bentuk fisik dari kaki menyerupai huruf O atau X.
Tindakan yang mungkin dilakukan adalah total knee replacement atau mengganti sendi lutut
menggunakan prothese. Meski lutut aritifisial tidak sempurna seperti sebelumnya, tapi operasi itu
akan memperbaiki kualitas hidup penderita dengan hilangnya rasa nyeri, kekakuan sendi, dan
bentuk sendi lutut yang bengkok.

Perbandingan lutut sebelum dioperasi dengan lutut sesudah dioperasi


Total knee replacement biasanya dilakukan pada penderita osteoarthritis berat. Sebagian besar
pasien yang mendapatkan lutut artifisial berusia di atas 50 tahun, tetapi bukan tidak mungkin ada
penderita yang usianya lebih muda karena mengalami kasus khusus.
Meski kerusakan sendi dapat diatasi dengan total knee replacement, tapi tindakan itu
mengandung risiko. Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi setelah operasi penggantian sendi
adalah, nabloding (infeksi akibat dari pembalutan yang berlapis-lapis), atau thrombosis
(pembekuan darah di sekitar bidang operasi), prothese lepas (akibat infeksi atau tidak kuatnya
phrotesa menanggung beban berat badan penderita serta akibat dari aktivitas yang dilakukan
penderita).
Prothese dapat bertahan antara 15-20 tahun. Tapi dengan alasan tertentu, total knee ini tidak bisa
dilakukan pada orang yang sangat gemuk atau usianya yang masih terlalu muda. Jika prothese
sampai loose, hal itu akan berakibat rasa sakit. Meski dapat diganti, tetapi operasi yang kedua
hasilnya tidak sebaik operasi yang pertama.

Tindakan penggantian sendi lutut dilakukan dengan bantuan komputer sehingga akurasinya lebih
optimal. Komputer dapat membantu menentukan nilai koreksi dari sendi lutut yang sudah
mengalami gangguan.
Jumlah total penggantian sendi adalah satu-satunya prosedur efektif bila avascular necrosis
sudah menyebabkan osteoarthritis yang signifikan di sisi lain sendi. Walaupun tingkat

keberhasilan untuk prosedur ini lebih tinggi daripada 95%, dokter dengan cermat harus
menentukan keputusan menganjurkan penggantian sendi karena sendi buatan tidak bertahan
selama-lamanya dan pada orang muda mungkin mesti diganti pada waktu nanti.
Oleh karena itu, bagi beberapa orang yang lebih muda, banyak ahli bedah memakai prosedur
yang disebut resurfasi pangkal tulang paha jika rongga sendi paha tidak terkena. Prosedur ini
melibatkan penanaman tutup logam di balik pangkal tulang paha (mirip memberi tutup kepada
gigi daripada mencabut gigi dan menaruh gigi palsu).Beberapa orang menjalani prosedur
resurfasi pangkal tulang paha diiikuti dengan penggantian paha secara total. Total Knee
Replacement melibatkan 7-8 inch di atas lutut, dan beristirahat di rumah sakit selama 3-5 hari.
Fase recovery berlangsung dari 1-3 bulan. Setelah dilakukan operasi, biasanya pasien akan dapat
berjalan kembali dan nyeri sendi berkurang secara nyata. Keterbatasan aktifitas hanyalah pada
penekukan sendi lutut yang ekstrim misalnya, berjongkok atau duduk menekuk.
Total Knee Replacement umumnya memerlukan waktu operasi selama 1 sampai 3 jam. Setelah
operasi, pasien dibawa ke ruang pemulihan, dimana organ-organ vital dimonitor fungsinya.
Ketika sudah stabil, pasien dibawa kembali ke bangsal.
Resiko total knee replacement termasuk hematoma di kaki yang dapat berjalan ke paru-paru
(emboli paru). Pulmonary emboli dapat menyebabkan sesak nafas, sakit dada, dan bahkan syok.
Risiko lainnya meliputi infeksi saluran kencing, mual dan muntah (biasanya terkait dengan obat
nyeri), nyeri lutut kronis dan kekakuan, perdarahan sendi lutut, kerusakan saraf, cedera
pembuluh darah, dan infeksi pada lutut yang memerlukan operasi ulang.
Sebelum operasi, sakit pada sedi lutut harus dievaluasi secara hati-hati. Hal ini penting untuk
memastikan hasil yang optimal dari operasi.
Setelah dilakukan Total Knee Replacement, hindari aktivitas berikut :
1. Lari atau jogging
2. Latihan yang terlalu padat
3. Olah raga dengan perputaran (tennis, bola basket)
4. kontak sport (sepak bola)
.
B. PATOFISIOLOGI TOTAL KNEE REPLACEMENT
Penghancuran osteoarthritis lutut adalah alasan umum untuk total knee replacement. Hal ini
terutama berkaitan dengan penuaan. Gejala osteoarthritis biasanya muncul pada usia tua.
Kartilago yang terkena menjadi kasar dan rata. Akan menjadi parah saat kartilago menghilang
ketika terjadi gesekan tulang. Spur pada tulang biasanya tumbuh di sekitar sendi.
Osteoarthrtitis diklasifikasikan menjadi Primer dan Sekunder. Osteoarthitis primer terjadi tanpa
cedera yang dapat diidentifikasi. Osteoarthritis sekunder terjadi karena penyakit lain. Penyebab
paling umum dari osteoarthritis sekunder yaitu kondisi metabolisme, cedera atau pun karena
gangguan peradangan seperti arthritis septik.
Operasi dilakukan dengan anastesi umum. Dokter ortopedi akan membuat luka di sendi lutut
yang terkena. Patellanya dipindah (diambil dari tempatnya) kemudian ujung femur dan tibia

dipotong agar sesuai dengan protesa. Demikian pula permukaan bawah patella dipotong untuk
memungkinkan penempatan protesa tersebut.
.
C. INDIKASI TOTAL KNEE REPLACEMENT
Indikasi utama adalah untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh arthritis. Tujuan
sekunder untuk memperbaiki cacat, dan untuk mengembalikan fungsi. Lebih khusus, canidates
untuk total knee replacement perubahan degeneratif sendi lutut yang telah parah.
.
D. TUJUAN TOTAL KNEE REPLACEMENT
Tujuan total knee replacement yaitu :
1. Untuk membebaskan sendi dari rasa nyeri
2. Untuk menggembalikkan rentang gerak (ROM)
3. Untuk menggembalikkan fungsi normal bagi seorang pasien
4. Untuk membangun kembali akrivitas sehari-hari (ADL), dengan modifikasi yang tetap
menjaga ROM pasien.
E. REHABILITASI
1. Hari operasi
a. Deep breathing exercises
b. Active movement
2. Post-op hari 1
a. Isometrik ekstremitas bawah termasuk hamstring, quasriceps dan gluteus.
b. Mengenakan immobilizer sendi lutut
c. Menahan beban setelah operasi dapat bersifat parsial atau penuh, tergantung pada
kebijaksanaan dokter bedah
3. Post-op hari 2
a. Berdiri di samping ranjang dengan lutut immobilizer dan parsial weight-bearing untuk
menahan beban pada ekstremitas
b. Active assisted ROM
4. Post-op hari 3 dan 4
a. Progresif isotonik dan isometrik untuk penguatan otot lutut dan pinggul
b. Berkonsentrasi pada gerak ekstensi lutu melalui latihan ekstensi lutut aktif
Daftar urutan ambulasi yang diberikan kepada pasien setelah total knee replacement :
Untuk hari pertama dan kedua, pasien biasanya diberikan terapi pada paralel bars.
Pasien kemudian berlanjut ke tongkat atau walker (dengan 2 tongkat atau kruk) untuk 6 minggu
pertama.
Pasien kemudian maju ke satu kruk atau tongkat, yang dilanjutkan untuk 6 minggu berikutnya.
Kebanyakan pasien (70%) dapat berjalan tanpa alat bantu dalam waktu 3 bulan.

Hal yang ditargetkan setelah total knee replacement :


Otot-otot yang paling terpengaruh oleh operasi adalah otot quadriceps (m. vastus lateralis, m.
vastus medialis, m. vastus intermedius, dan rektus femoris). Isometrik dan ROM aktif harus
dimulai segera setelah pembedahan. Untuk 6 minggu pertama, otot quadraceps harus diperkuat
dengan latihan isometrik. Lalu, ditingkatkan dengan latihan atau isotonik. Otot-otot lain yang
bekerja pada lutut yang bekerja pada rantai kinetik harus diperkuat, seperti otot hamstring, otot
gastrocsoleus, dan otot pergelangan kaki (dorsiflexors).

OSTEOARTHRITIS LUTUT
Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi yang menahun yang ditandai dengan adanya
kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya
Tulang rawan (kartilago) adalah bagian dari sendi yang melapisi ujung dari tulang yang
memudahkan pergerakan dari sendi
Kelainan pada kartilago dapat menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain, yang
menyebabkan kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada sendi
Osteoarthritis yang terjadi pada lutut terjadi karena adanya gangguan atau
kegagalan chondrocyte dalam memperbaiki kartilago / tulang rawan
Prevelensi terjadinya OA lutut pada usia 45-55 tahun wanita dan pria sama. Sedangkan pada
usia 55 tahun ke atas banyak terjadi pada wanita dengan perbandingan 4:1
Beberapa faktor etiologi yang telah diketahui berhubungan dengan terjadinya osteoarthritis
lutut ini antara lain:
a. Usia
Semakin lanjut usia seseorang, pada umumnya semakin besar faktor resiko terjadinya OA
lutut. Hal ini disebabkan karena sendi lutut yang digunakan sebagai penumpu berat badan
sering mengalami kompresi atau tekanan dan gesekan, sehingga dapat menyebabkan
kartilago yang melapisi tulang keras pada sendi lutut tersebut lama-kelamaan akan
terkikis dan rentan terjadi degenerasi.
b. Obesitas
Jelas sekali bahwa kelebihan berat badan atau obesitas bisa menjadi faktor resiko
terjadinya OA lutut. Berat badan yang berlebih akan menambah kompresi atau tekanan
atau beban pada sendi lutut. Semakin besar beban yang ditumpu oleh sendi lutut, semakin
besar pula resiko terjadinya kerusakan pada tulang
c. Herediter atau faktor bawaan
Struktur tulang rawan dan laxity pada sendi, serta permukaan sendi yang tidak teratur
yang dimiliki seseorang sebagai faktor bawaan merupakan faktor resiko terjadi OA lutut
d. Trauma pada sendi dan kerusakan pada sendi sebelumnya
Terjadinya trauma, benturan atau cedera pada sendi lutut juga dapat menyebabkan
kerusakan atau kelainan pada tulang-tulang pembentuk sendi tersebut
e. Kesegarisan tungkai
Sudut antara femur dan tibia yang > 180 derajat dapat berakibat beban tumpuan yang
disangga oleh sendi lutut menjadi tidak merata dan terlokalisir di salah satu sisi saja,
dimana pada sisi yang beban tumpuannya lebih besar akan beresiko lebih besar terjadi
kerusakan
f. Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
Pekerjaan dan akifitas yang banyak melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah satu
penyebab osteoarthritis pada lutut
g. Olahraga yang berat, terutama sepak bola

h. Faktor hormonal dan penyakit metabolik


Perubahan degeneratif pada sendi lutut bisa terjadi akibat perubahan hormonal yang
terjadi pada wanita yang sudah menopause. Selain itu, seseorang yang memiliki diabetes
mellitus juga bisa terkena OA lutut ini
i. Arthritis yang berlangsung lama
Arthritis (peradangan sendi) yang sudah berlangsung lama dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya pula OA lutut
Pada sendi, termasuk sendi lutut, ujung-ujung tulang kerasnya biasanya dilapisi tulang rawan
(kartilago)
Tulang rawan terserbut tidak memiliki jaringan saraf, jaringan limfe, dan tidak ada pembuluh
darah
Di dalam sendi juga terdapat cairan yang disebut cairan synovial, yang berfungsi sebagai
pelumas dan mencegah terjadinya gesekan ujung-ujung tulang tersebut yang dapat
menyebabkan terkikisnya tulang tersebut
Pada keadaan kekurangan cairan synovial akibat suatu proses degenerasi maka akan terjadi
gesekan-gesekan antar tulang rawan tersebut sehingga tulang rawan menjadi terkikis habis,
maka akan timbul rasa nyeri
Biasanya nyeri akan dirasakan setelah kondisi sudah kronis dimana kartilago sudah sangat
tipis dan ujung tulang keras sudah saling bergesekan
Hal ini tidak mudah diketahui secara dini karena pada kartilago tidak terdapat jaringan saraf,
jaringan limfe, dan pembuluh darah sehingga pada awal kerusakan tidak terdeteksi karena
tidak adanya rasa nyeri
Nyeri baru akan terasa setelah tulang keras yang memiliki jaringan saraf, limfe dan pembuluh
darah bergesekan
Biasanya OA terjadi secara perlahan dimulai dari rasa sakit pada sendi setelah melakukan
aktifitas, kemudian lama-lama akan terasa lebih sakit dan kaku
Pada lutut : terasa dan kaku, susah digunakan untuk berjalan
Kaku pada sendi setelah beristirahat dan akan segera hilang setelah aktivitas dimulai lagi
Rasa kaku di pagi hari, selama tidak lebih dari 30 menit
Nyeri pada persendian yang akan mereda di pagi hari dan akan memberat pada siang atau
malam hari seiring dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan
Atrofi otot di sekitar sendi dikarenakan inaktif dari sendi yang dapat menyebabkan nyeri
Nyeri dan kaku dapat mempengaruhi postur, koordinasi dan kemampuan berjalan
Tanda OA pada lutut yaitu nyeri muncul oleh karena adanya gerakan lutut, gejala sendi seperti
terkunci, nyeri saat mau bangkit dari kursi, nyeri saat bangkit dari duduk di lantai atau saat
dari berdiri ke duduk di lantai, kelemahan otot-otot tungkai
Gambaran Klinis OA menurut Altman (1991)
a. Nyeri sendi beberapa hari sampai beberapa bulan
b. Pada gambaran radiologis, terdapat osteofit pada tepi sendi

c. Cairan sendinya terdapat 2 atau 3 tanda, diantaranya; jernih, viscous/kental, sel darah
putih kurang dari 2000 mm3
d. Kaku sendi di pagi hari kurang dari atau sama dengan 30 menit
e. Krepitasi (terdengar suara klik) pada saat sendi lutut digerakkan
f. Jika cairan sendi tidak diperiksa, usia kurang dari atau sama dengan 40 tahun
Pemeriksaan OA Lutut
1. Inspeksi / Observasi
a. Dilihat adanya deformitas (perubahan bentuk sendi)
b. Dilihat kemampuan berjalan, naik turun tangga, jongkok, duduk, dll
c. Dilihat adanya oedem (bengkak), atrofi (pengecilan / penyusutan) otot terutama otot
quadriceps
2. Palpasi
Rabalah ada tidaknya pitting oedem, suhu lokalnya, atrofi pada ototnya, dan ada
tidaknya nyeri tekan
3. Pemeriksaan gerak pasif, aktif dan melawan tahanan
4. Pemeriksaan khusus meliputi:
a. VAS : untuk menilai nyeri
b. MMT : untuk menilai kekuatan otot
5. Goniometer : untuk mengukur luas gerak sendi
6. Antropometri : mengukur lingkar segmen tubuh
Tes-tes Khusus (A. N. De Wolf & J. M. A. Mens)
a. Tes Ballotement (menggoyang-goyangkan objek di dalam cairan)
Caranya : recessus suprapatellaris dikosongkan dengan menekannya dengan satu
tangan, sementara itu dengan jari tangan lainnya patella ditekan ke bawah. Dalam
keadaan normal patella tidak dapat ditekan ke bawah, tapi bila terdapat (banyak)
cairan pada sendi lutut (akibat OA) maka patella seperti terangkat shg sedikit ada
gerakan ke atas-bawah dan kadang terasa seolah-olah patella mengetik pada dasar
keras itu
b. Tes Fluktuasi
Caranya : ibu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakkan di sebelah kiri dan
kanan patella. Bila kemudian recessus suprapatellaris itu dikosongkan menggunakan
tangan lainnya, maka ibu jari dan jari telunjuk tadi seolah-olah terdorong oleh
perpindahan cairan dalam sendi lutut
c. Tes Lekuk
Caranya : dengan memakaipunggung tangan, kita mengusapi lekuk kecil di sebelah
medial patella ke arah proximal, sehingga dikosongkan dari cairannya. Kalau
kemudian kita melaksanakan gerakan mengusap yang sama pada patella bagian lateral,
maka lekuk kecil yang medial itu akan kelihatan terisi cairan
Terapi Non Farmakologi

1. Olahraga
Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang tidak terlalu berat dan tidak
menyebabkan bertambahnya kompresi atau tekanan atau terauma pada sendi, yaitu
misalnya berenang dan menggunakan sepeda statis
Olahraga selain berfungsi untuk mengurangi rasa sakit dan kaku juga bermanfaat untuk
mengontrol berat badan
2. Proteksi / melindungi sendi
Sendi dijaga dari berbagai aktivitas sehari-hari dan pekerjaan yang dapat menambah
stress / tekanan pada sendi
3. Terapi Panas atau dingin
a. Terapi panas digunakan untuk mengurangi rasa sakit, membuat otot-otot sekitar sendi
menjadi rileks dan melancarkan peredaran darah. Terapi panas dapat diperoleh dari
kompres dengan air hangat / panas, sinar IR (infra merah) dan alat-alat terapi lain
seperti SWD / MWD
b. Terapi dingin digunakan untuk mengurangi bengkak pada sendi dan mengurangi ras
sakit. Terapi dingin biasanya dipakai saat kondisi masih akut. Dapat diperoleh dengan
kompres dengan air dingin
4. Viscosupplementatior
Merupakan perawatan dari Canada untuk kasus OA
5. Pembedahan
Apabila keadaan sendi sudah sangat parah, maka dapat dilakukan tindakan pembedahan
yang disebut TKR (Total Kne Replacement)
6. Akupuntur
Dapat mengurangi rasa sakit dan merangsang fungsi sendi
7. Massage / Pijat
Sebaiknya dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya. Tujuan massage tersebut adalah
untuk membuat rileks otot-otot yang spasme dan membantu melancarkan sirkulasi darah
8. Vitamin C, D, E dan Beta karoten
Vitamin-vitamin tersebut bermanfaat untuk mengurangi laju perkembangan osteoarthritis
9. Teh Hijau
Teh ini mengandung zat anti peradangan
Sebenarnya osteoarthritis belum bisa disembuhkan secara sempurna, akan tetapi kita bisa
berupaya untuk mencegahnya. Jika sudah telanjur terkena OA, tujuan terapi adalah
memperlambat laju perkembangan osteoarthritis tersebut dan memberikan latihan-latihan
penguatan otot-otot di sekitar sendi yang berfungsi sebagai stabilisasi sendi. Selain itu, terapi
juga bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang dialami
Terapi Farmakologi
1. Acetaminophen

Merupakan obat pertama yang di rekomendasikan oleh dokter karena relatif aman dan
efektif untuk mengurangi rasa sakit.
2. NSAIDs (nonsteroid anti inflammatory drugs)
Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Efek samping, yaitu
menyebabkan sakit perut dan gangguan fungsi ginjal
3. Topical pain
Dalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada kulit yang terasa
sakit.
4. Tramadol
Tidak mempuyai efek samping seperti yang ada pada acetaminophen dan NSAIDs.
5. Mild narcotic painkillers
Mengandung analgesik seperti codein atau hydrocodone yang efektif mengurangi rasa
sakit pada penderita osteoarthritis.
6. Corticosteroids
Efektif mengurangi rasa sakit.
7. Hyaluronic acid
Merupakan glycosaminoglycan yang tersusun oleh disaccharides of glucuronic acid dan
N-acetygluosamine. Disebut juga viscosupplementation.
Digunakan dalam perawatan pasien osteoarthritis. Dari hasil penelitian yang dilakukan,
80% pengobatan dengan menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek yang lebih kecil
dibandingkan pengobatan dengan menggunakan placebo. Makin besar molekul
hyaluronic acid yang diberikan, makin besar efek positif yang di rasakan karena
hyaluronic acid efektif mengurangi rasa sakit.
8. Glucosamine dan chondroitin sulfate
Mengurangi pengobatan untuk pasien osteoarthritis pada lutut.
Pencegahan
a. Menghindari olahraga berat yang bisa menyebabkan sendi terluka
b. Mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi ringan
c. Minum obat untuk mencegah OA
d. Mengkonsumsi makanan yang bergizi
e. Beberapa suplemen makanan yang dapat digunakan untuk mencegah OA antara lain
makanan yang mengandung glucosamin, dan chondroitin. Glukosamin adalah molekul
gula amino yang biasa terdapat pada kulit krustasea (udang-udangan), artropoda, dan
dinding sel cendawan. Chondroitin merupakan senyawa rantai gula bercabang yang
menyusun tulang rawan. Chondroitin biasanya terdapat pada cakar ayam.
Tidak ada cara mutlak untuk mencegah osteoarthritis. Akan tetapi merubah gaya hidup
menjadi lebih sehat dapat mengurangi gejalanya.

Anda mungkin juga menyukai