Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI MENGENAI


PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEPUTIHAN DI MADRASAH
ALIYAH LABORATORIUM KOTA JAMBI TAHUN 2011

DISUSUN OLEH :
WIDATI
NPM. 2008 41 154

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI


PROGRAM DIII KEBIDANAN
2011

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik yang cukup ramai
dibicarakan di Indonesia sejak sekitar menjelang awal tahun 2000, antara lain
sebagai dampak dari gencarnya penyelenggaraan pertemuan regional dan
internasional

yang

membahas

secara

lebih

cermat

masalah-masalah

kependudukan dan pembangunan. Masalah reproduksi menyajikan fakta seputar


kesehatan reproduksi, baik positif maupun negatif, mendorong berbagai pihak,
baik pemerintah, perorangan, swasta maupun lembaga swadaya masyarakat
untuk mengambil peran aktif dalam menyosialisasikan sekaligus memberikan
jalan keluar yang tepat atas masalah kesehatan reproduksi yang terjadi (Bkkbn,
2008:1)
Keputihan merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian
besar wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan haid.
Keputihan seringkali tidak ditangani dengan serius oleh para remaja. Padahal,
keputihan bisa jadi indikasi adanya penyakit. Hampir semua perempuan pernah
mengalami keputihan. Pada umumnya, orang menganggap keputihan pada
wanita sebagai hal yang normal. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena
ada berbagai sebab yang dapat mengakibatkan keputihan. Keputihan yang
normal memang merupakan hal yang wajar. Namun, keputihan yang tidak
normal dapat menjadi petunjuk adanya penyakit yang harus diobati (Dini
Kasdu, 2008:37).

Keputihan merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan


yang disebabkan oleh infeksi biasanya biasanya disertai rasa gatal di dalam
vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar, kerap pila disertai bau busuk , dan
menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau bersenggama (Shadine,2009:1)
Keputihan kerap dianggap sebagai masalah kewanitaan yang biasa-biasa
saja dan sering dialami oleh wanita. Jika memerhatikan, keputihan terjadi ketika
merasa lelah atau stres. Keputihan dapat dianggap sebagai salah satu alarm
tubuh,terutama untuk masalah reproduksi.(Nurchasanah, 2009:121)
Penyebab keputihan yang berlebihan terkait dengan cara kita merawat
organ reproduksi. Misalnya, mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas
secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang
mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut (Diar, 2009).
Perilaku higienis merupakan tema penting yang perlu ditelaah secara
mendalam. Hal ini karena berdasarkan kajian teoretis yang ada salah satu upaya
mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan
perilaku higienis. Namun demikian perilaku higienis pada saat menstruasi tidak
akan terjadi begitu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena
individu mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait
dengan keadaan menstruasi (Syaifuddin, 2002).
Laporan kesehatan respoduksi wanita yang memeriksakan kesehatanya di
sarana kesehatan sangat terbatas, hal ini dapat dikarenakan wanita merasa dapat
mengatasi sendiri permasalahan yang dihadapinya. Dari laporan triwulanan dinas
Kesehatan kota Jambi tentang keputihan patologis diperoleh data sebagai berikut

Tabel 1.1

Laporan Kesehatan Reproduksi tentang Keputihan Patologis


pada Remaja di Beberapa Puskesmas di
Kota Jambi tahun 2011
TRiwulan
I

II
III

IV

Puskesmas
Talang Banjar
Kebun Kopi
Paal Merah I
Kenali Besar
Pakuan Baru
Paal Merah I
Paal Merah II
Aur Duri
Tanjung Pinang
Talang Banjar
Pakuan Baru
Paal Merah I
Tahtul Yaman
Pall X
Kebon Handil
Aur Duri
Paal Merah I
Kebon Handil
Simpang IV Sipin

Jumlah
2
1
2
19
49
17
1
6
2
4
29
16
2
3
4
16
19
2
50

Total
24

67
62

87

Sumber : Dinkes Kota Jambi, 2010


Data mengenai keputihan patologis diatas menunjukkan bahwa keluhan
yang dialami telah ditangani oleh petugas kesehatan. Menurut data diatas bahwa
Puskesmas Simpang IV Sipin pada triwulan ke IV tahun 2010 paling banyak
melayani keluhan keputihan patologis dibandingkan dengan Puskesmas lainya.
Keputihan tak boleh dianggap remeh. Bisa mengakibatkan kemandulan
dan kanker. Hampir setiap hari wanita pernah mengalaminya. Data penelitian
tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti
menderita

keputihan paling tidak seumur hidup dan 45% diantaranya bisa

mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih.(Pribakti, 2008 :37).


Menurut Hurlock (2003) bahwa rentangan usia

remaja dibagi dalam

masa remaja antara 13 - 21 tahun, yang juga dibagi dalam masa remaja awal,
antara 13-14 tahun, menengah usia 17 tahun, dan remaja akhir sampai 21 tahun.

Berdasarkan survey awal pada bulan Oktober 2011 di wilayah Puskesmas


Simpang IV Sipin tepatnya di Madrasah Aliyah Laboratorium

Kota Jambi

diketahui dari 20 siswi ada 17 orang yang menyatakan kurang memahami


masalah keputihan dan tidak adanya penyuluhan kesehatan reproduksi
mengenai keputihan dari petugas kesehatan. Seluruh siswi bersikap malu-malu
jika membicarakan tentang kesehatan reproduksi terutama tentang cara merawat
alat reproduksi yang baik, jika ada masalah keputihan mereka enggan untuk
memeriksakan diri ke Puskesmas.
Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang kesehatan reproduksi remaja putri khususnya tentang personal hygiene
dengan judul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri mengenai
Personal Hygiene terhadap Keputihan di Madrasah Aliyah Laboratorium
Kota Jambi tahun 2011.

B.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam proposal penelitian ini adalah belum
diketahuinya gambaran Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang pentingnya
personal hygiene terhadap keputihan di Madrasah Aliyah Laboratorium

Kota

Jambi tahun 2011. Sehingga pertanyaan penelitian yang timbul antara lain :
1. Bagaimana gambaran personal hygiene remaja putri di Madrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi tahun 2011?
2. Bagaimana gambaran pengetahuan remaja putri tentang keputihan di
Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun 2011?
3. Bagaimana gambaran sikap remaja putri tentang keputihan di Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian
1.

Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri
tentang pentingnya personal hygiene terhadap keputihan di Madrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi tahun 2011.

2.

Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran personal hygiene remaja putri di Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun 2011.
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang keputihan
di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun 2011
c. Untuk mengetahui gambaran sikap remaja putri tentang keputihan di
Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun 2011

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
Sebagai bahan masukan dan informasi dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya pada remaja putri tentang keputihan sehingga mereka
mengetahui beberapa bahaya keputihan dan bisa secepatnya membawa ke
pelayanan terdekat.
2.

Bagi Institusi Pendidikan STIKBA Jambi Prodi D III kebidanan


Sebagai bahan referensi tambahan di perpustakaan STIKBA Jambi
Prodi D III kebidanan dan sebagai bahan tambahan bagi mahasiswa yang
akan melakukan penelitian lebih lanjut dan hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai dasar untuk lebih memahami tentang dampak
terhadap keputihan.

personal hygiene

3.

Bagi Peneliti
Untuk menambah pengalaman bagi peneliti tentang keputihan dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan keputihan.

4.

Bagi Peneliti lain


Dapat dijadikan bahan tambahan dan informasi dalam melakukan
penelitian lebih lanjut tentang keputihan dengan variabel penelitian yang
berbeda.

E. Ruang lingkup penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskrtftif yaitu mengenai gambaran
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang personal hygiene terhadap keputihan
di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun 2011.

Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa putri yang ada di Madrasah Aliyah
Laboratorium. Sampel penelitian diambil secara stratified random sampling yaitu
sample yang diambil secara acak sesuai dengan jumlah populasi di masingmasing kelas. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2011.
pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan
yang terstruktur untuk memudahkan dalam menganalisis data. Data yang
diperoleh akan dianalisis secara univariat yaitu cara pengolahan data guna
mempermudah penyajian baik dalam bentuk teks, tabel maupun diagram.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Remaja
Dalam kamus Pintar Bahasa Indonesia Ahmad & Santoso (1996) remaja
merupakan usia muda atau mulai dewasa. Pengertian remaja adalah
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Usia saat anak tidak lagi
merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam
tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. (Mighwar,
2006:56).
Berdasarkan bentuk perkembangan dan pola perilaku yang tampak khas
bagi usia-usia tertentu, menurut Elizabeth B.Hurlock,ada 10 masa dalam
rentangan kehidupan manusia yaitu:
1.Prenatal, Sejak konsepsi sampai lahir
2.Masa neonatal, lahir sampai minggu kedua setelah lahir.
3.Masa kanak-kanak awal, 2-6 tahun.
4.Masa kanak-kanak akhir, 6-10 tahun atau 11 tahun
5.Pubertas,10-12 tahun sampai 13 tahun
6.Masa remaja awal, 13-14 sampai 17 tahun
7.Masa remaja akhir, 17tahun sampai 21 tahun
8.Masa dewasa awal, 21 tahun sampai 40 tahun
9.Masa setenggah baya, 40 tahun sampai 60 tahun
10.Masa tua, 60 tahun atau lebih.
Dalam rentangan usia versi Hurlock tersebut, tampak bahwa rentangan usia
remaja dibagi dalam masa remaja awal, antara13-21 tahun, yang juga dibagi dalam

masa remaja awal ,antara 13-14 tahun sampai 17 tahun, dan remaja akhir sampai 21
tahun.(Al-Mighwar 2006 : 60)
Ciri remaja pada anak wanita biasanya ditandai dengan tubuh mengalami
perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup menyolok terjadi
ketika remaja baik perempuan dan laki-laki memasuki usia antara 9 sampai 15 tahun,
pada saat itu mereka tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja,
tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk
bereproduksi atau berketurunan. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa atau sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya
menstruasi (pada perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki). Datangnya
menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak faktor
yang menyebabkan perbedaan tersebut, salah satunya adalah karena gizi. Saat ini ada
seorang anak perempuan yang mendapatkan menstrusi pertama ( menarche) di usia
8-9 tahun. Namun pada umumnya adalah sekitar 12 tahun. Pada remaja juga terjadi
perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab
yang dihadapi. Pada masa ini remaja akan mulai tertarik pada lawan jenis. Remaja
perempuan akan berusaha untuk kelihatan atraktif dan remaja laki-laki ingin terlihat
sifat kelaki-lakiannya. Beberapa perubahan mental lain yang juga terjadi adalah
berkurangnya kepercayaan diri (malu, sedih, khawatir dan bingung). Remaja juga
merasa canggung terhadap lawan jenis. Remaja akan lebih senang pergi bersamasama dengan temannya daripada tinggal di rumah dan cenderung tidak menurut pada
orang tua, cari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Hal ini akan
membuat mereka lebih mudah terpengaruh oleh temannya. Remaja perempuan,
sebelum menstrusai akan menjadi sangat sensitif, emosional, dan khawatir tanpa
alasan yang jelas (www.bkkbn.go.id.2007)

B. Keputihan.
1. Pengertian
Keputihan atau flour albus merupakan sekresi vagina abnormal pada
wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa
gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar, kerap pula disertai
bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau bersenggama.
(Sarito : 2007)
Jumlah,

warna

dan

bau

dari

cairan

keputihan

akibat

infeksi

mikroorganisme tergantung dari jenis mikroorganisme yang menginfeksinya.


Infeksi yang disebabkan oleh Trichomosnas vaginalis ciri-cirinya : cairan
yang keluar bersifat encer, berwarna hijau terang dan berbau tidak sedap,
disertai dengan rasa gatal, sering buang air kecil tapi sedikit-sedikit dan rasanya
panas. Infeksi jamur Candida albicans mempunyai ciri-ciri : cairan vagina
yang keluar berwarna putih, kental, ada bercak putih yang melekat pada dinding
vagina, sreingkali disertai rasa gatal yang intensif. Infeksi oleh bakteri
Gardnerella vaginalis menimbulkan cairan yang berwarna putih keruh keabuabuan, agak lengket, berbau tidak sedap rasa rasa gatal dan panas pada vagina.
(Shadine : 2009).
Keputihan, walaupun tidak mengandung bahaya maut (kecuali pada
karsinoma servisis uteri), cukup menggangu penderita mental . Sifat dan
banyaknya keputihan data memberi petunjuk ke arah etiologinya.perlu
ditanyakan sudah berapa lama keluhan itu, terus menerus atau pada waktu
tertentu saja,banyaknya,warnanya,baunya,disertai rasa gatal/nyeri atau tidak.
(Prawirohardjo 2007 :143).

2. Jenis Keputihan
Keputihan dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu keputihan
normal (fisiologis) dan keputihan penyakit abnormal (patologis).
a. Keputihan yang fisiologis terjadi pada saat menjelang, sesudah, atau di
tengah-tengah

siklus

menstruasi.

Jumlahnya

tidak

terlalu

banyak,

jernih/putih, tidak biasanya keputihan fisiologis ini disebabkan oleh hormon


yang ada di dalam tubuh kita.
b. Keputihan patologis ditandai dengan jumlahnya yang amat banyak,
berwarna, berbau, dan disertai keluhan-keluhan seperti gatal, nyeri, terjadi
pembengkakan, panas dan pedih ketika buang air kecil, serta dan nyeri di
perut bagian bawah .(www.kompas.com.2009).

Keputihan karena fisiologik dapat ditemukan pada bayi yang baru lahir
hingga berumur kira-kira sepuluh hari, waktu menarche, wanita dewasa
apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus (Coitus), waktu ovulasi,
pada wanita berpenyakit menahun dengan neurosis, dan wanita dengan
ektropian porsionis uteri. (Shadine : 2009 : 4).
Sementara keputihan patologik utamanya disebabkan infeksi (jamur,
kuman, parasit, virus). Namun dapat pula akibat adanya benda asing dalam
liang senggama, gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan bawaan dari alat
kelamin wanita, adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin terutama di
leher rahim. (Shadine : 2009).
Infeksi akibat kuman (bakteri), misalnya akibat :
1) Gonococcus, atau lebih dikenal dengan nama GO. Warnanya kekuningan,
yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang

mengandung

kuman Neisseria

setelah terkena

gonorrhea. Kuman ini mudah mati

sabun, alkohol, deterjen, dan sinar matahari. Cara

penularannnya melalui senggama


2) Chlamydia trachomatis, kuman ini sering menyebabkan penyakit mata
tarakhoma. Ditemukan di cairan vagina dengan pewarnaan Diemsa.
3) Gardenerella, menyebabkan peradangan vagina tak spesifik. Biasanya
mengisi penuh

sel-sel epitel vagina berbentuk khas clue cell.

Menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin bau
amis, berwarna keabu-abuan.
4) Treponema pallidium,

adalah penyebab

penyakit

kelamin sifilis.

Penyakit ini dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil di liang senggama dan
bibir kemaluan.
5) Infeksi akibat jamur biasanya disebabkan spesis candida. Cairannya
kental, putih susu (sering berbentuk

kepala susu), dan gatal. Vagina

menjadi kemerahan akibat radang. Predisposisisnya adalah kehamilan,


diabetes melitus, akseptor pil KB. (Shadine , 2009)
Keputihan karena trikomoniasis dan candidiasis hampir selalu di sertai
rasa gatal(Prawirohardjo, 2007:135)

3. Penyebab Keputihan

a. Penyebab utama dari keputihan adalah suatu jenis binatang satu sel yang
disebut

Trichomonas

vaginalis.

Keputihan

karena

kuman

ini

akan

menimbulkan cairan putih, sebagian merasa gatal dan panas. Datangnya

infeksi kuman ini bisa datang sendiri, misalnya dari tangan atau celana tanpa
sengaja, atau saling menukar pakaian. Namun menurut pene litian, sebagian
besar Trichomonas menular melalui hubungan seks. Untungnya, keputihan
jenis ini tidak terlalu berbahaya dan mudah disembuhkan.
b. Penyebab lain yang sering timbul adalah sebangsa jamur. Beda keputihan jenis
ini adalah gatalnya yang luar biasa dan bisa timbul setiap saat. Akibat- nya, si
penderita menggaruk-garuk terus organ seksnya. Tetapi jenis inipun cukup
mudah disembuhkan, karena obat-obat anti jamur sangat ampuh terhadap
keputihan ini.
c. Penyebab lain dari keputihan adalah bakteri-bakteri yang banyak sekali
jenisnya. Tetapi yang terpenting adalah menular melalui hubungan seks. Ada
dua bakteri yang sangat sering menimbulkan keputihan dan tertular melalui
hubungan seks yang disebut Gonorhoe (GO) dan Chlamydia. Kedua penyakit
ini hampir sama gejalanya yakni menimbulkan keputihan yang berat dan
warna cairan umumnya putih kuning dengan bau yang cukup menyengat. Pada
GO sering disertai rasa perih waktu buang air kecil. Pada Chlamydia hal itu
tidak begitu terasa.
d. Keputihan lain karena bakteri mungkin saja terjadi walaupun tidak melalui
hubungan seks. Karena berbagai perubahan dalam vagina serta masuknya
kuman-kuman baru, maka timbul infeksi bakteri-bakteri tertentu. Ada wanita
yang cebok di WC umum jadi keputihan. Bisanya bakteri ini juga
menimbulkan gejala yang hampir sama dengan penyakit kelamin, yaitu
keputihan berupa keluarnya nanah dan berbau sangat menyengat.
e. Wanita sebaiknya tidak terlalu sering dan terlalu lama memakai celana jins
ketat dan tebal. Ditambah dengan udara yang semakin panas, maka udara di

daerah vagina pun menjadi tambah panas. Dari situlah penyakit keputihan bisa
menyerang wanita (www.indomedia.com.2005)

Menurut Shadine dalam bukunya Penyakit wanita tahun 2009, Dengan


memperhatikan cairan yang keluar, terkadang dapat diketahui

penyebab

keputihan.
1).Infeksi gonore, misalnya, menghasilkan cairan
kental,bernanah dan berwarna kuning kehijauan
2).Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak
cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu
3). Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh
kanker.
4).Kelelahan yang sangat.
4.

Pencegahan Keputihan
a. Upaya Pencegahan Dini
Tidak perlu panik jika mengalami keputihan. Umumnya, wanita memang

mengalami keputihan, apalagi di Indonesia yang tingkat kelembapan udaranya


tinggi. Upaya pencegahan, dapat berupa :
1) Selalu menjaga kebersihan diri, terutama kebersihan alat kelamin. Rambut
vagina atau pubis yang terlampau tebal dapat menjadi tempat sembunyi
kuman. Jadi, jangan lupa menggunting atau membersihkannya

agar

pemberianobat keputihan berupa salep lebih mudah menyerap.


2) Biasakan untuk membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu dengan
gerakan dari depan ke belakang. Cuci dengan air bersih setiap buang air

dan mandi. Jangan lupa untuak tetap menjaga vagina dalam keadaan
kering.
3) Hindari suasana vagina lembab berkepanjangan karena pemakaian celana
dalam yang basah, jarang diganti dan tidak menyerap keringat. Usahakan
menggunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun yang menyerap
keringat. Pemakaian celana jins terlalu ketat juga menignkatkan
kelembapan daerah vagina. Ganti tamon atau panty liner pada waktunya.
4) Jika keputihan masih dalam taraf ringan, coba gunakan sabun atau larutan
antispetik khusus pembilas vagina, tapi jangan gunakan berlebihan karena
hanya akan mematikan flora normal vagina dan keasaman gagina juga
terganggu. Jka perlu, konsultasikan dulu ke dokter.
5) Hindari terlalu sering memakai bedak talk disekitar vagina, tisu harum atau
tisu toilet. Ini akan embuat vagina kerap teriritasi.
6) Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul lewat air
yang tidak bersih. Jadi, bersihkan bak mandi, ember, ciduk, water torn,
dan bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari menjamurnya
kuman.
7) Setia

kepada pasangan merupakan langkah awaluntuk menghindari

keputihan yang disebabkan oleh infeksi yang menular melalui hubungan


seks.
b.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan apabila ternyata menderita

keputihan adalah sebagai berikut :


1) Berkonsultasilah ke dokter kandungan, dokter akan membri obat sesuai
keluhand an penyebab. Umumnya keputihan yang disebabkan oleh infeksi

diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses


infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakandalam
mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan

flukonazol untuk

mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi


infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat berupa sediaan oral yang berupa
tablet atau kapsul, topikal seperti krem yang dioleskan dan uvula yang
dimasukkan langsung ke dalam

liang vagina. Untuk keputihan yang

ditularkan melalui hubungan seksual, terapi jua diberikan kepada pasangan


seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama masih
dalam pengobatan.
2) Bagi yang sudah berkeluarga, lakukan pemeriskaan bersama pasangan.
3) Jika masih belum sembuh juga, lakukan uji resistensi obat dan mengganti
obat lain. Ada kemungkinan bahwa kuman ternyata resisten terhadap obat
yang diberikan.
4) Bagi yang sudah menikah, lakukan pap smear. Apalagi jika sudah berumur
35 tahun dan keluhan keputihan diikuti dengan adanya sesuatu yang
mencurigakan di mulut rahim karena dikhawatirkan adalah virus yang
dapat memicu kanker. Idelanya, pap smear dilakukan setahun sekali.
5) Jika positif terkena virus, bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan

mulut

rahim dengan menggunakan alat pembesar yang diletakkan di luar bibir


vagina. Sebagai penunjang, lakukan pula tes urin dan tes darah.
6) Yang paling penting adalah jagalah kebersihan daerah vagina anda dan
cobalah untuk membiasakan pola hidup yang sehat agar daya tahan tubuh
baik untuk mendukung pengobatan yang sempurna.

c. Tips agar Keputihan tidak terulang


Berikut tips yang dilakukan :
1)

Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak mengganggu


kestabilan pH di sekitar vagina. Salah satunya produk pembersih yang
terbuat dari bahan dasar susu. Produk seperti ini mampu menjaga
keseimbangan pH sekaligus meningkatkan pertumbuhan flora normal
dan menekan pertumbuhan
antiseptik

bakteri yang tak bersahabat. Sabun

biasa umumnya bersifat keras dan dapat flora normal di

vagina. Ini tidak menguntungkan bagi kesehatan vagina dalam jangka


panjang.
2)

Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar


vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikelpartikel halus yang mudah terselip di sana-sini dan akhirnya
mengundang jamur dan bakteri bersarang di tempat itu.

3)

Selalu kringkan bagian vagina sebelum berpakaian

4)

Gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab,


usahakan cepat mengganti dengan yang brsih dan belum dipakai. Tak
ada salahnya anda membawa cadangan celana dalam tas kecil untuk
berjaga-jaga manakalah perlu menggantinya.

5)

Gunakan celana dalam

yang bahannya menyerap keringat, seperti

katun. Celana dari bahan satin atau bahan sintetik lain membuat suasana
disekitar organ intim panas dan lembab.
6)

Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan


karena pori-porinya sangat rapat. Pilihlah seperti rok atau celana bahan
non jeans agar sirkulasi udara di sekitar organ intim bergerak leluasa.

7)

Ketika haid, sering-seringlah berganti pembalut

8)

Gunakan panty linear disaat perlu saja. Jangan terlalu lama. Misalkan
saat berpergian ke luar rumah dan lepaskan sekembalinya anda di rumah

5. Penyembuhan Keputihan
a. Penanggulangan Keputihan
Pemeriksaan dokter sebaiknya segera dilakukan bila keputihan mulai
menyerang anda. Tujuannya menentukan letak dari bagian yang sakit, dalam
hal ini mencari darimana keputihan itu berasal.
1) Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu untuk
mendapatkan gambaran alat

kelamin yang lebih baik, seperti

melakukan pemeriksaan koloskopi yang berupa alat optik untuk


memperbesar

gambaran

leher rahim, liang senggama dan bibir

kemaluan.
2) Merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang ditemukan.
Obat-obat penawar misalnya Betadine Vaginal kit, Intima, Dettol, yang
sekedar membersihkan cairan keputihan dari liang senggama, tapi tidak
membunuh kuman penyebabnya. Selian itu dapat dilakukan penyinaran dengan
radioaktif atau penyuntikan sitostika. Sedangkan obat pemunah misalnya
vaksinasi, tetrasiklin, penisilin, thiamfenikol, doksiklin, eritroimisin, dan
sebagainya. Hal-hal yang perlu diketahui/diperhatikan :
a) Jagalah kebersihan daerah organ reproduksi untuk mencegah beberapa
penyakit / penyebab keputihan

b)

Jangan menggunakan obat-obatan untuk pembilasan vagina secara rutin


dan berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya flora normal yang
ada di vagina yang bertugas melindungi terhadap kuman dari luar

c) Hindari stress yang berlebihan


d) Pada penderita diabetes usahakan kadar gula yang stabil
e) Segera ke dokter bila keputihan berlebihan
Untuk mengantisipasi munculnya keputihan, seorang wanita harus rajin
membersihkan daerah vaginanya, dan rajin mengganti celana dalam- minimal tiga
kali sehari. Kalau ada tanda-tanda keputihan, sebaiknya segera periksakan diri ke
dokter untuk menghindari akibat yang lebih parah (www.indomedia.com.2009).

C.

Perilaku

1. Pengertian Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas daripada manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner (1983) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa
perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan
tanggapan (respon) dan respons (Notoatmodjo, 2003).

2. Batasan Perilaku
Perilaku dan gejala yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum
didapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari
perilaku mahluk hidup termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan

adalah merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku mahluk
hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah merupakan kondisi atau
merupakan lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. Suatu mekanisme
pertemuan antara kedua faktor tersebut dalam rangka terbentuknya perilaku disebut
proses belajar (learning process) (Notoatmodjo, 2003).

3. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, system pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan.
Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respons dan stimulus atan
rangsangan. Respons atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi
dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata). Dengan demikian secara
terperinci perilaku kesehatan itu mencakup :
a.

Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu


bagaimana manusia berspons, baik secara pasif maupun aktif yang dilakukan
sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.

b.

Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons


terhadap system pelayanan kesehatan baik system pelayanan kesehatan
modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respons terhadap
fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatan yang
terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas.

c.

Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yakni respons


seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan.
Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap

makanan serta unsure-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi),


pengelolahan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita.
d.

Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health


behavior) adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan
kesehatan manusia.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka variabel yang diambil dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :


1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terjadi melalui pancaindara manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007 : 140).
Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007: 140) mengungkapkan
bahwa seseorang sebelum mengadopsi perilaku baru (berperilaku yang baru), di
dalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1) Kesadaran (Awarenes), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus atau objek.
2) Merasa tertarik (interest), terhadap stimulus atau perangsang suatu objek
tertentu, disini sikap subjek sudah mulai timbul.
3) Menimbang-nimbang (Evaluation), terhadap baik atau tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Mencoba (Trial), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang di kehendaki oleh stimulus
5) Mengadopsi (Adoption), dimana subjek sudah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kepercayaan dan sikapnya terhadap stimulus.

Menurut Notoatmodjo (2007 : 140 ), pengetahuan yang dicakup dalam


domain kognitif mempunyai 6 tingkat yakni :
a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah tingkat
pengetahuan yang paling rendah
b) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara

benar

tentang

materi

yang

diketahui

dan

dapat

menginterpretasikan materi secara benar.


c) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
d) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyebarkan atau suatu
objek kedalam kompon-komponen tetapi didalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan unutk meletakkan
atau

menghubungkan

bagian-bagian

didalam

suatu

bentuk

keseluruhan yang baru.


f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket


yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2007 : 140).
2)

Sikap
Sikap

merupakan

pandangan

yang

disertai

kecenderungan

untuk

bertindak,jika menghadapi suatu ransangan tertentu.Sikap juga didefenisikan sebagai


kesiapan menghadapi sesuatu yang sifatnya baik atau buruk terhadap objek atau
situasi secara konsisten
Menurut Kreet et.all (1992) dan Celport (1954) yang dikutip dari
Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa sikap merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek.
1. Sikap mempunyai tiga komponen yaitu:
a. Kepercayaan atau keyakinan,ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to be have)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) dimana dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan,berfikir dan
emosi serta keyakinan memegang peranan penting.
2. Tingkatan sikap
a. Menerima (receiving)
Diartikan bahwa seseorang mau menerima dan memperhatikan.
b. Merespon (responding)
Seseorang memberikan jawaban apabila ditanya,mengerjakan dan
menjelaskan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi
3. Faktor-fakor yang mempengaruhi sikap
Menurut Heri Purwanti (1999:66),faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
adalah:
a. Faktor interna:faktor yang terdapat dalam diri individu seperti selektivitas
dan persepsi.
b. Faktor eksterna:yang merupakan faktor dari luar diri manusia adalah
(a) Sifat objek yang dijadikan sikap
(b) Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
(c) Sipat orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
(d) Media komunikasi yang digunakan dalam mencapai sikap
(e) Situasi pada sikap dibentuk
4. Skala Likert
Pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan 2 pertanyaan dan
kemudian skor kedua pertanyaan tersebut dijumlahkan. Setelah menpunyai
total skor kemudian dilakukan pengelompokan dalam positif : skor median
dan negative : skor median (Hastono, 2001:185).
D.

Kerangka Teori
Kerangka pikir penelitian ini mengacu pada kerangka teori Green (1980)

dalam : Notoadmodjo (2005:27) menyatakan bahwa perilaku kesehatan dapat dibagi

menjadi tiga faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berprilaku sehat
yaitu faktor-faktor predisposisi (Predisposising factors) yang termasuk ke dalam
faktor ini adalah pengetahuan dan sikap faktor yang kedua adalah faktor-faktor
pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau
tidak tersedia fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan dan faktor yang ketiga adalah
faktor pendorong (Reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan yang merupakan kelompok refrensi dari perilaku masyarakat

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor Produksi :
Pengetahuan
Pendidikan
Sikap
Kepercayaan
Nilai
Var. Demografik Tertentu

6
Faktor Pendukung :
Tersedianya sarana kes
Akses sarana kesehatan
Prioritas dan komitmen
Masyarakat atau
pemerintahan terhadap
masyarakat

Masalah
Perilaku
Spesifik

4
3
5

Faktor Pendorong :
Keluarga
Teman
Pengalaman
Petugas Kesehatan
Dukungan Sosial
Pengalaman Kerja

Sumber : Green (1980) dalam Zulazmi (2001-120)

Catatan : Garis utuh menunjukkan pengaruh langsung dan garis putus


menunjukkan akibat sekunder, nomor menunjukkan kira-kira urutan
terjadinya tindakan.

BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka pikir penelitian ini mengacu pada kerangka teori Green
(1980) dalam Notoadmodjo (1993:10) menyatakan bahwa perilaku kesehatan
dapat dibagi menjadi tiga faktor yang dapat mempengaruhi seseoran guntuk
berprilaku sehat yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seseorang
untuk berperilaku sehat yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposising
factors) yang termasuk ke dalam faktor ini adalah pengetahuan dan sikap
faktor yang kedua adalah faktor-faktor pendukung (enabling factors) yang
terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia fasilitas-fasilitas
atau sarana kesehatan dan faktor yang ketiga adalah faktor pendorong
(reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Pada penelitian ini variabel independent adalah pengetahuan dan sikap
variabel dependen adalah keputihan pada remaja. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada berikut :
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan

Keputihan pada Remaja


Sikap

A.

Variabel dan Defenisi Operasional

Variabel dan defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : .
Definisi Operasional
Variabel
Pengetahuan

Sikap

Definisi Operasional
Segala
sesuatu
yang
diketahui remaja putri
tentang
keputihan
yaitu,pengertian,ciri-ciri
keputihan,penyebab
dan
cara penanganan keputihan

Cara/Alat/Skala/Hasil Ukur
Cara: Wawancara
Alat: Koesioner
Skala: Ordinal
Hasil
0: Baik (76%)
1: Kurang Baik (76%)
(Arikunto,2007:344)
Respon atau tanggapan Cara: Wawancara
Alat: Kuisioner
remaja tentang keputihan
Skala: Ordinal
Hasil
1: Sikap Positif (> Mean)
0: Sikap Negatif (< Mean)
(Notoadmodjo,2003:51-52)

BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan cros sectional
yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau
mendeskripsikan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang Keputihan di
SMA Negeri 2 Tebo.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dilakukan di SMA N 2 Kab.Tebo tahun 2010.
Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Juli tahun 2010.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putri yang ada
di SMA Negeri 2 Tebo.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi. Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan stratified sample,yaitu sampel harus mewakili setiap
tingkatan kelas.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner penelitian, untuk
mengukur pengetahuan dan sikap Remaja putri tentang Keputihan dibuat
berdasarkan tujuan penelitian.

1. Teknik Pengambilan Data


Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara primer dengan
melakukan wawancara langsung kepada remaja putri dengan menggunakan
kuesioner penelitian dengan pertanyaan tertutup artinya jawaban dari setiap
pertanyaan dalam kuesioner sudah ada jawabannya responden hanya memilih
jawaban yang tersedia.

2. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah melalui tahapan sebagai
berikut (Hastono, 2001:1).
a. Coding
Coding yaitu memberi kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
telah diajukan. Hal ini dimaksud untuk mengadakan tabulasi dan
menganalisis data.
b. Editing
1).Memberikan kelengkapan data yaitu memeriksa kelengkapan
jawaban semua pertanyaan yang dilanjutkan.
2).Memeriksa kesinambungan data yaitu memeriklsa ketrangan data
antara data yang satu dengan data yang lain
3).Memeriksa semua pertanyaan yang digunakan.
c. Skoring
1)

Pengetahuan
Hasil kuesioner pengetahuan akan dilah dan setiap responden

memperoleh nilai sesuai dengan pedoman kuesioner, jika jawaban

responden benar maka di beri skor 1 (satu) dan jika responden menjawab
salah maka diberi skor 0 (nol). Kemudian dari nilai skor total pada
masing-masing responden dengan rumus (Arikunto, 2002).
P =

x
x100%
n

Keterangan :
P

: Persentase

: Jumlah jawaban yang benar

: Jumlah pertanyaan
Selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan ke dalam standar

kriteria objek yaitu :


Baik

: Jika hasil 75% - 100%

Cukup

: Jika hasil 60% - 75%

Kurang Baik : Jika hasil < 60% (Notoatmodjo 2007:146)


2) Sikap
Untuk mengetahui sikap responden dapat diukur dengan
berbagai tekhnik seperti skala likert yang dikenal adalah likert method of
summanted rating. Skala ini menempatkan pilihan terhadap objek dengan
rentang satu sampai lima, antara lain : sangat setuju, setuju, ragu-ragu,
tidak setuju, sangat tidak setuju.
Untuk setiap pernyataan, responden akan diberi skor sesuai
dengan nilai suatu kategori jawaban yang diberikan. Skor responden
pada skala sikap merupakan hasil penjumlahan responden pada setiap
pertanyaan.
Interprestasi data digunakan median dengan rumus :

Median =

min maks
2

Keterangan
Min

= Item x 1

Maks

= Item x 5

Selanjutnya hasil skor total responden (x) dibandingkan dengan skor


median dengan interprestasi sebagai berikut :
Jika nilai responden > median : mean positif
Jika nilai responden < median : mean negatif

Untuk menginterprestasikan sikap seluruh responden terhadap objek


sikap pda analisa data dilakukan dengan menghitung distribusi persentase
sikap responden yang baik dan kurang baik (Arikunto : 2002).
d.Cleaning
Dilakukan untuk memastikan keseluruhan data yang telah dimasukkan
dan tidak terdapat kesalahan dan memasukkan dan sehingga siap dianalisis.
e. Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat yang
bertujuan untuk melihat gambaran dari pengetahuan, sikap remaja putri dalam
menghadapi keputihan. Kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi yang
disusun berdasarkan hasil kuesioner penelitian.

Anda mungkin juga menyukai