Bab 1 4 Wida Keputihan1
Bab 1 4 Wida Keputihan1
DISUSUN OLEH :
WIDATI
NPM. 2008 41 154
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik yang cukup ramai
dibicarakan di Indonesia sejak sekitar menjelang awal tahun 2000, antara lain
sebagai dampak dari gencarnya penyelenggaraan pertemuan regional dan
internasional
yang
membahas
secara
lebih
cermat
masalah-masalah
Tabel 1.1
II
III
IV
Puskesmas
Talang Banjar
Kebun Kopi
Paal Merah I
Kenali Besar
Pakuan Baru
Paal Merah I
Paal Merah II
Aur Duri
Tanjung Pinang
Talang Banjar
Pakuan Baru
Paal Merah I
Tahtul Yaman
Pall X
Kebon Handil
Aur Duri
Paal Merah I
Kebon Handil
Simpang IV Sipin
Jumlah
2
1
2
19
49
17
1
6
2
4
29
16
2
3
4
16
19
2
50
Total
24
67
62
87
masa remaja antara 13 - 21 tahun, yang juga dibagi dalam masa remaja awal,
antara 13-14 tahun, menengah usia 17 tahun, dan remaja akhir sampai 21 tahun.
Kota Jambi
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam proposal penelitian ini adalah belum
diketahuinya gambaran Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang pentingnya
personal hygiene terhadap keputihan di Madrasah Aliyah Laboratorium
Kota
Jambi tahun 2011. Sehingga pertanyaan penelitian yang timbul antara lain :
1. Bagaimana gambaran personal hygiene remaja putri di Madrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi tahun 2011?
2. Bagaimana gambaran pengetahuan remaja putri tentang keputihan di
Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun 2011?
3. Bagaimana gambaran sikap remaja putri tentang keputihan di Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri
tentang pentingnya personal hygiene terhadap keputihan di Madrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi tahun 2011.
2.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran personal hygiene remaja putri di Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun 2011.
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang keputihan
di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun 2011
c. Untuk mengetahui gambaran sikap remaja putri tentang keputihan di
Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun 2011
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
Sebagai bahan masukan dan informasi dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya pada remaja putri tentang keputihan sehingga mereka
mengetahui beberapa bahaya keputihan dan bisa secepatnya membawa ke
pelayanan terdekat.
2.
personal hygiene
3.
Bagi Peneliti
Untuk menambah pengalaman bagi peneliti tentang keputihan dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan keputihan.
4.
Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa putri yang ada di Madrasah Aliyah
Laboratorium. Sampel penelitian diambil secara stratified random sampling yaitu
sample yang diambil secara acak sesuai dengan jumlah populasi di masingmasing kelas. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2011.
pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan
yang terstruktur untuk memudahkan dalam menganalisis data. Data yang
diperoleh akan dianalisis secara univariat yaitu cara pengolahan data guna
mempermudah penyajian baik dalam bentuk teks, tabel maupun diagram.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Remaja
Dalam kamus Pintar Bahasa Indonesia Ahmad & Santoso (1996) remaja
merupakan usia muda atau mulai dewasa. Pengertian remaja adalah
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Usia saat anak tidak lagi
merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam
tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. (Mighwar,
2006:56).
Berdasarkan bentuk perkembangan dan pola perilaku yang tampak khas
bagi usia-usia tertentu, menurut Elizabeth B.Hurlock,ada 10 masa dalam
rentangan kehidupan manusia yaitu:
1.Prenatal, Sejak konsepsi sampai lahir
2.Masa neonatal, lahir sampai minggu kedua setelah lahir.
3.Masa kanak-kanak awal, 2-6 tahun.
4.Masa kanak-kanak akhir, 6-10 tahun atau 11 tahun
5.Pubertas,10-12 tahun sampai 13 tahun
6.Masa remaja awal, 13-14 sampai 17 tahun
7.Masa remaja akhir, 17tahun sampai 21 tahun
8.Masa dewasa awal, 21 tahun sampai 40 tahun
9.Masa setenggah baya, 40 tahun sampai 60 tahun
10.Masa tua, 60 tahun atau lebih.
Dalam rentangan usia versi Hurlock tersebut, tampak bahwa rentangan usia
remaja dibagi dalam masa remaja awal, antara13-21 tahun, yang juga dibagi dalam
masa remaja awal ,antara 13-14 tahun sampai 17 tahun, dan remaja akhir sampai 21
tahun.(Al-Mighwar 2006 : 60)
Ciri remaja pada anak wanita biasanya ditandai dengan tubuh mengalami
perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup menyolok terjadi
ketika remaja baik perempuan dan laki-laki memasuki usia antara 9 sampai 15 tahun,
pada saat itu mereka tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja,
tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk
bereproduksi atau berketurunan. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa atau sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya
menstruasi (pada perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki). Datangnya
menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak faktor
yang menyebabkan perbedaan tersebut, salah satunya adalah karena gizi. Saat ini ada
seorang anak perempuan yang mendapatkan menstrusi pertama ( menarche) di usia
8-9 tahun. Namun pada umumnya adalah sekitar 12 tahun. Pada remaja juga terjadi
perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab
yang dihadapi. Pada masa ini remaja akan mulai tertarik pada lawan jenis. Remaja
perempuan akan berusaha untuk kelihatan atraktif dan remaja laki-laki ingin terlihat
sifat kelaki-lakiannya. Beberapa perubahan mental lain yang juga terjadi adalah
berkurangnya kepercayaan diri (malu, sedih, khawatir dan bingung). Remaja juga
merasa canggung terhadap lawan jenis. Remaja akan lebih senang pergi bersamasama dengan temannya daripada tinggal di rumah dan cenderung tidak menurut pada
orang tua, cari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Hal ini akan
membuat mereka lebih mudah terpengaruh oleh temannya. Remaja perempuan,
sebelum menstrusai akan menjadi sangat sensitif, emosional, dan khawatir tanpa
alasan yang jelas (www.bkkbn.go.id.2007)
B. Keputihan.
1. Pengertian
Keputihan atau flour albus merupakan sekresi vagina abnormal pada
wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa
gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar, kerap pula disertai
bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau bersenggama.
(Sarito : 2007)
Jumlah,
warna
dan
bau
dari
cairan
keputihan
akibat
infeksi
2. Jenis Keputihan
Keputihan dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu keputihan
normal (fisiologis) dan keputihan penyakit abnormal (patologis).
a. Keputihan yang fisiologis terjadi pada saat menjelang, sesudah, atau di
tengah-tengah
siklus
menstruasi.
Jumlahnya
tidak
terlalu
banyak,
Keputihan karena fisiologik dapat ditemukan pada bayi yang baru lahir
hingga berumur kira-kira sepuluh hari, waktu menarche, wanita dewasa
apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus (Coitus), waktu ovulasi,
pada wanita berpenyakit menahun dengan neurosis, dan wanita dengan
ektropian porsionis uteri. (Shadine : 2009 : 4).
Sementara keputihan patologik utamanya disebabkan infeksi (jamur,
kuman, parasit, virus). Namun dapat pula akibat adanya benda asing dalam
liang senggama, gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan bawaan dari alat
kelamin wanita, adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin terutama di
leher rahim. (Shadine : 2009).
Infeksi akibat kuman (bakteri), misalnya akibat :
1) Gonococcus, atau lebih dikenal dengan nama GO. Warnanya kekuningan,
yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang
mengandung
kuman Neisseria
setelah terkena
Menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin bau
amis, berwarna keabu-abuan.
4) Treponema pallidium,
adalah penyebab
penyakit
kelamin sifilis.
Penyakit ini dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil di liang senggama dan
bibir kemaluan.
5) Infeksi akibat jamur biasanya disebabkan spesis candida. Cairannya
kental, putih susu (sering berbentuk
3. Penyebab Keputihan
a. Penyebab utama dari keputihan adalah suatu jenis binatang satu sel yang
disebut
Trichomonas
vaginalis.
Keputihan
karena
kuman
ini
akan
infeksi kuman ini bisa datang sendiri, misalnya dari tangan atau celana tanpa
sengaja, atau saling menukar pakaian. Namun menurut pene litian, sebagian
besar Trichomonas menular melalui hubungan seks. Untungnya, keputihan
jenis ini tidak terlalu berbahaya dan mudah disembuhkan.
b. Penyebab lain yang sering timbul adalah sebangsa jamur. Beda keputihan jenis
ini adalah gatalnya yang luar biasa dan bisa timbul setiap saat. Akibat- nya, si
penderita menggaruk-garuk terus organ seksnya. Tetapi jenis inipun cukup
mudah disembuhkan, karena obat-obat anti jamur sangat ampuh terhadap
keputihan ini.
c. Penyebab lain dari keputihan adalah bakteri-bakteri yang banyak sekali
jenisnya. Tetapi yang terpenting adalah menular melalui hubungan seks. Ada
dua bakteri yang sangat sering menimbulkan keputihan dan tertular melalui
hubungan seks yang disebut Gonorhoe (GO) dan Chlamydia. Kedua penyakit
ini hampir sama gejalanya yakni menimbulkan keputihan yang berat dan
warna cairan umumnya putih kuning dengan bau yang cukup menyengat. Pada
GO sering disertai rasa perih waktu buang air kecil. Pada Chlamydia hal itu
tidak begitu terasa.
d. Keputihan lain karena bakteri mungkin saja terjadi walaupun tidak melalui
hubungan seks. Karena berbagai perubahan dalam vagina serta masuknya
kuman-kuman baru, maka timbul infeksi bakteri-bakteri tertentu. Ada wanita
yang cebok di WC umum jadi keputihan. Bisanya bakteri ini juga
menimbulkan gejala yang hampir sama dengan penyakit kelamin, yaitu
keputihan berupa keluarnya nanah dan berbau sangat menyengat.
e. Wanita sebaiknya tidak terlalu sering dan terlalu lama memakai celana jins
ketat dan tebal. Ditambah dengan udara yang semakin panas, maka udara di
daerah vagina pun menjadi tambah panas. Dari situlah penyakit keputihan bisa
menyerang wanita (www.indomedia.com.2005)
penyebab
keputihan.
1).Infeksi gonore, misalnya, menghasilkan cairan
kental,bernanah dan berwarna kuning kehijauan
2).Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak
cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu
3). Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh
kanker.
4).Kelelahan yang sangat.
4.
Pencegahan Keputihan
a. Upaya Pencegahan Dini
Tidak perlu panik jika mengalami keputihan. Umumnya, wanita memang
agar
dan mandi. Jangan lupa untuak tetap menjaga vagina dalam keadaan
kering.
3) Hindari suasana vagina lembab berkepanjangan karena pemakaian celana
dalam yang basah, jarang diganti dan tidak menyerap keringat. Usahakan
menggunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun yang menyerap
keringat. Pemakaian celana jins terlalu ketat juga menignkatkan
kelembapan daerah vagina. Ganti tamon atau panty liner pada waktunya.
4) Jika keputihan masih dalam taraf ringan, coba gunakan sabun atau larutan
antispetik khusus pembilas vagina, tapi jangan gunakan berlebihan karena
hanya akan mematikan flora normal vagina dan keasaman gagina juga
terganggu. Jka perlu, konsultasikan dulu ke dokter.
5) Hindari terlalu sering memakai bedak talk disekitar vagina, tisu harum atau
tisu toilet. Ini akan embuat vagina kerap teriritasi.
6) Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul lewat air
yang tidak bersih. Jadi, bersihkan bak mandi, ember, ciduk, water torn,
dan bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari menjamurnya
kuman.
7) Setia
flukonazol untuk
mulut
3)
4)
5)
katun. Celana dari bahan satin atau bahan sintetik lain membuat suasana
disekitar organ intim panas dan lembab.
6)
7)
8)
Gunakan panty linear disaat perlu saja. Jangan terlalu lama. Misalkan
saat berpergian ke luar rumah dan lepaskan sekembalinya anda di rumah
5. Penyembuhan Keputihan
a. Penanggulangan Keputihan
Pemeriksaan dokter sebaiknya segera dilakukan bila keputihan mulai
menyerang anda. Tujuannya menentukan letak dari bagian yang sakit, dalam
hal ini mencari darimana keputihan itu berasal.
1) Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu untuk
mendapatkan gambaran alat
gambaran
kemaluan.
2) Merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang ditemukan.
Obat-obat penawar misalnya Betadine Vaginal kit, Intima, Dettol, yang
sekedar membersihkan cairan keputihan dari liang senggama, tapi tidak
membunuh kuman penyebabnya. Selian itu dapat dilakukan penyinaran dengan
radioaktif atau penyuntikan sitostika. Sedangkan obat pemunah misalnya
vaksinasi, tetrasiklin, penisilin, thiamfenikol, doksiklin, eritroimisin, dan
sebagainya. Hal-hal yang perlu diketahui/diperhatikan :
a) Jagalah kebersihan daerah organ reproduksi untuk mencegah beberapa
penyakit / penyebab keputihan
b)
C.
Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas daripada manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner (1983) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa
perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan
tanggapan (respon) dan respons (Notoatmodjo, 2003).
2. Batasan Perilaku
Perilaku dan gejala yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum
didapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari
perilaku mahluk hidup termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan
adalah merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku mahluk
hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah merupakan kondisi atau
merupakan lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. Suatu mekanisme
pertemuan antara kedua faktor tersebut dalam rangka terbentuknya perilaku disebut
proses belajar (learning process) (Notoatmodjo, 2003).
3. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, system pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan.
Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respons dan stimulus atan
rangsangan. Respons atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi
dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata). Dengan demikian secara
terperinci perilaku kesehatan itu mencakup :
a.
b.
c.
benar
tentang
materi
yang
diketahui
dan
dapat
menghubungkan
bagian-bagian
didalam
suatu
bentuk
Sikap
Sikap
merupakan
pandangan
yang
disertai
kecenderungan
untuk
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi
3. Faktor-fakor yang mempengaruhi sikap
Menurut Heri Purwanti (1999:66),faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
adalah:
a. Faktor interna:faktor yang terdapat dalam diri individu seperti selektivitas
dan persepsi.
b. Faktor eksterna:yang merupakan faktor dari luar diri manusia adalah
(a) Sifat objek yang dijadikan sikap
(b) Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
(c) Sipat orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
(d) Media komunikasi yang digunakan dalam mencapai sikap
(e) Situasi pada sikap dibentuk
4. Skala Likert
Pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan 2 pertanyaan dan
kemudian skor kedua pertanyaan tersebut dijumlahkan. Setelah menpunyai
total skor kemudian dilakukan pengelompokan dalam positif : skor median
dan negative : skor median (Hastono, 2001:185).
D.
Kerangka Teori
Kerangka pikir penelitian ini mengacu pada kerangka teori Green (1980)
menjadi tiga faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berprilaku sehat
yaitu faktor-faktor predisposisi (Predisposising factors) yang termasuk ke dalam
faktor ini adalah pengetahuan dan sikap faktor yang kedua adalah faktor-faktor
pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau
tidak tersedia fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan dan faktor yang ketiga adalah
faktor pendorong (Reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan yang merupakan kelompok refrensi dari perilaku masyarakat
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor Produksi :
Pengetahuan
Pendidikan
Sikap
Kepercayaan
Nilai
Var. Demografik Tertentu
6
Faktor Pendukung :
Tersedianya sarana kes
Akses sarana kesehatan
Prioritas dan komitmen
Masyarakat atau
pemerintahan terhadap
masyarakat
Masalah
Perilaku
Spesifik
4
3
5
Faktor Pendorong :
Keluarga
Teman
Pengalaman
Petugas Kesehatan
Dukungan Sosial
Pengalaman Kerja
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka pikir penelitian ini mengacu pada kerangka teori Green
(1980) dalam Notoadmodjo (1993:10) menyatakan bahwa perilaku kesehatan
dapat dibagi menjadi tiga faktor yang dapat mempengaruhi seseoran guntuk
berprilaku sehat yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seseorang
untuk berperilaku sehat yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposising
factors) yang termasuk ke dalam faktor ini adalah pengetahuan dan sikap
faktor yang kedua adalah faktor-faktor pendukung (enabling factors) yang
terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia fasilitas-fasilitas
atau sarana kesehatan dan faktor yang ketiga adalah faktor pendorong
(reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Pada penelitian ini variabel independent adalah pengetahuan dan sikap
variabel dependen adalah keputihan pada remaja. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada berikut :
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan
A.
Variabel dan defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : .
Definisi Operasional
Variabel
Pengetahuan
Sikap
Definisi Operasional
Segala
sesuatu
yang
diketahui remaja putri
tentang
keputihan
yaitu,pengertian,ciri-ciri
keputihan,penyebab
dan
cara penanganan keputihan
Cara/Alat/Skala/Hasil Ukur
Cara: Wawancara
Alat: Koesioner
Skala: Ordinal
Hasil
0: Baik (76%)
1: Kurang Baik (76%)
(Arikunto,2007:344)
Respon atau tanggapan Cara: Wawancara
Alat: Kuisioner
remaja tentang keputihan
Skala: Ordinal
Hasil
1: Sikap Positif (> Mean)
0: Sikap Negatif (< Mean)
(Notoadmodjo,2003:51-52)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan cros sectional
yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau
mendeskripsikan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang Keputihan di
SMA Negeri 2 Tebo.
2. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah melalui tahapan sebagai
berikut (Hastono, 2001:1).
a. Coding
Coding yaitu memberi kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
telah diajukan. Hal ini dimaksud untuk mengadakan tabulasi dan
menganalisis data.
b. Editing
1).Memberikan kelengkapan data yaitu memeriksa kelengkapan
jawaban semua pertanyaan yang dilanjutkan.
2).Memeriksa kesinambungan data yaitu memeriklsa ketrangan data
antara data yang satu dengan data yang lain
3).Memeriksa semua pertanyaan yang digunakan.
c. Skoring
1)
Pengetahuan
Hasil kuesioner pengetahuan akan dilah dan setiap responden
responden benar maka di beri skor 1 (satu) dan jika responden menjawab
salah maka diberi skor 0 (nol). Kemudian dari nilai skor total pada
masing-masing responden dengan rumus (Arikunto, 2002).
P =
x
x100%
n
Keterangan :
P
: Persentase
: Jumlah pertanyaan
Selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan ke dalam standar
Cukup
Median =
min maks
2
Keterangan
Min
= Item x 1
Maks
= Item x 5