Teknik Wawancara Kaplan
Teknik Wawancara Kaplan
10. Berikan pasien kesempatan untuk menanyakan pertanyaan pada akhir wawancara
11. Simpulkan wawancara awal dengan mendapatkan rasa kepercayaan dan, jika
mungkin, harapan
Penatalaksanaan Waktu
Konsultasi awal berlangsung selama 30 menit sampai satu jam, tergantung pada
keadaan. Wawancara dengan pasien psikotik atau dengan penyakit medis adalah singkat
karena pasien mungkin merasakan bahwa wawancara adalah menegangkan. Wawancara yang
panjang mungkin diperlukan di ruang gawat darurat. Kunjungan kedua dan wawancara
psikiatrik yang terus menerus juga bervariasi dalam lamanya. The American Board of
Psychiatry and Neurology di dalam pemeriksaan oral klinisnya pada psikiatrik memberikan
waktu 30 menit untuk pemeriksaan psikiatrik.
Penatalaksanaan waktu perjanjian dengan pasien mengungkapkan aspek penting
dari kepribadian dan penanganan. Sering kali, pasien datang beberapa menit sebelum waktu
perjanjiannya. Seorang pasien yang penuh kecemasan mungkin datang sekurangnya setengah
jam lebih awal. Jika pasien datang sangat awal, dokter mungkin ingin menggali alasannya.
Pasien yang datang terlambat untuk suatu perjanjian menghadapi sekumpulan kemungkinan
pertanyaan lainnya. Untuk pertama kalinya terjadi, doker mungkin mendengarkan penjelasan
yang diberikan dan berespon secara simpatik jika keterlambatan adalah karena keadaan yang
di luar kemampuan pasien. Jika pasien mengatakan, Saya lupa tentang perjanjian, hal
tersebut merupakan petunjuk bahwa ada sesuatu yang menyebabkan pasien merasa cemas
atau tidak nyaman untuk pergi ke dokter, dan hal tersebut perlu digali lebih lanjut. Dokter
psikiatrik dapat bertanya langsung, Apakah Anda merasa enggan untuk datang hari ini?
Jika jawabannya adalah, Ya, dokter psikiatrik dapat mulai untuk menggali kemungkinan
alasan untuk keengganan pasien. Jika jawabannya adalah, Tidak, kemungkinan paling baik
membatalkan pertanyaan langsung mengenai keterlambatan dan hanya mendengarkan pasien.
Dengan mendengarkan secara cermat, dokter psikiatrik biasanya dapat mendeteksi tema yang
mungkin tidak disadari oleh pasien. Tema tersebut selanjutnya dapat digali oleh pasien dan
dokter psikiatrik dalam usaha untuk mengerti secara lebih baik apa yang dialami pasien.
Penganganan waktu oleh dokter psikiatrik juga merupakan faktor yang penting di
dalam wawancara. Kesembronoan tentang waktu menyatakan tidak adanya perhatian pada
pasien. Jika dokter psikiatrik secara tidak dapat menghindarkan keterlambatan untuk suatu
wawancara, adalah tepat untuk mengungkapkan rasa penyesalan karena telah membiarkan
pasien menunggu.
Membuat Catatan
Untuk alasan lebal dan medis suatu catatan tertulis yang adekuat tentang tiap-tiap
pasien harus dibuat. Catatan pasien juga membantu ingatan dokter psikiatrik. Tiap-tiap klinisi
harus membuat suatu sistem penyimpanan catatan dan memutuskan informasi mana yang
akan dicatat. Banyak dokter psikiatrik membuat catatan lengkap selama beberapa sesion
pertama sambil mengungkapkan data riwayat. Setelah waktu itu sebagian besar dokter
psikiatrik hanya mencatat informasi riwayat yang penting, peristiwa yang penting dalam
kehidupan pasien, medikasi yang diresepkan, mimpi-mimpi, dan komentar umum tentang
kemajuan pasien. Beberapa dokter psikiatrik mempertahankan catatan proses yang terinci
(catatan kata demi kata dari suatu sesion) pada pasien tertentu, menulis segera setelah suatu
sesion sebanyak sesion yang dapat diingatnya. Catatan proses menyebabkan jauh lebih
mudah untuk menentukan kecenderungan dalam pengobatan (dengan mengingat masalah
transferensi dan transferensi-balik) dan mengulangis esion untuk mengambil gagasangagasan yang mungkin telah terlewatkan . Catatan proses juga membantu jika dokter
psikiatrik adalah bekerja dengan seorang pengawas atau konsultan yang memerlukan
presentasi yang akurat dari suatu sesion tertentu.
Sebagian dokter psikiatrik tidak menganjurkan membuat catatan yang banyak
selama suatu sesion, karena menulis dapat menurunkan kemampuan untku mendengarkan.
Tetapi, beberapa pasien dapat mengungkapkan kemarahan jika dokter psikiatrik tidak menulis
catatan selama suatu wawancara, mereka mungkin merasa takut kalau komentar mereka tidak
cukup penting untuk dicatat atau bahwa dokter psikiatrik tidak tertarik padanya. Karena
kemungkinan tidak membuat catatan selama suatu sesion adalah tidak mempunyai hubungan
dengan pendengaran dokter psikiatrik, jenis perasaan tersebut dari pihak pasien dapat digali
lebih lanjut untuk mengerti rasa takut tidak ditangani secara serius.
Wawancara Selanjutnya
Wawancara setelah wawancara yang pertama memungkinkan pasien mengkoreksi
tiap kesalahan informasi yang telah diberikan dalam pertemuan pertama. Seringkali sangat
membantu untuk memulai wawancara kedua dengan bertanya pada pasien apakah ia telah
berpikir tentang wawancara pertama dan untuk tiap reaksi terhadap pengalaman tersebut.
Variasi lain dari teknik tersebut adalah dengan berkata, Seringkali orang berpikir tentang
hal-hal tambahan yang ingin mereka diskusikan setelah mereka pulang. Pikiran apa yang
Anda miliki?
Dokter psikiatrik seringkali mempelajari sesuatu nilai jika mereka bertanya pada
pasiennya apakah mereka pernah mendiskusikan wawancara dengan orang lain. Jika pasien
pernah melakukannya, perincian tentang tanya jawab dan dengan siapa pasien bercerita
adalah memberikan penjelasan. Tidak terdapat sekumpulan aturan mengenai topik mana yang
paling baik ditunda sampai wawancara kedua. Pada umumnya, saat rasa nyaman dan akrab
pasien dengan dokter psikiatrik adalah meningkat, mereka menjadi semakin mampu untuk
mengungkapkan perincian tentang kehidupan mereka.
Salah satu aspek yang paling sulit dalam menghadapi pasien depresi adalah
mengalami keputusasaannya. Banyak pasien yang mengalami depresi berat percaya bahwa
perasaannya yang sekarang akan terus tidak terbatas dan tidak ada harapan. Dokter psikiatrik
harus berhati-hati untuk tidak menenteramkan pasien tersebut secara permatur bahwa segala
sesuatu akan menjadi lebih baik, karena pasien kemungkinan besar akan merasakan
penenteraman tersebut sebagai suatu indikasi bahwa dokter psikiatrik tidak mengerti derajat
penderitaan yang mereka rasakan. Pendekatan yang tepat bagi dokter psikiatrik adalah
menyatakan bahwa ia merasakan betapa sulitnya perasaan pasien, bantuan tersebut tentu
dimungkinkan, dan pada saat itu dapat dimengerti bahwa pasien tidak percaya bahwa mereka
akan ditolong. Selain itu, dokter psikiatrik harus memperjelas bahwa ia memutuskan untuk
membantu pasien agar merasa lebih baik, bahwa semua peralatan farmakologis dan
psikologis yang spesifik dan efektif akan digunakan, dan pasien tidak akan diabaikan selama
mana mungkin terdapat periode pemulihan yang lama. Sampai saat tersebut, segala sesuatu
yang telah dilakukan pasien untuk menghilangkan gangguannya belum bekerja, dan pada saat
dokter psikiatrik mewawancarai mereka, mereka mungkin putus asa. Dapat merupakan suatu
peringanan bagi pasien yang mengalami depresi jika dokter psikiatrik secara jujur
mengatakan bahwa mereka dapat diobati tetapi akan memerlukan sedikit usaha dan waktu
bagi dokter psikiatrik untuk menemukan metoda yang paling efektif untuk mengobati
gangguan depresif spesifik pasien. Pesan tersebut menyampaikan bukan perasaan
ketenteraman yang palsu, yang dapat membuat pasien depresi
daripada sebelumnya, tetapi suatu perasaan bahwa dokter psikiatrik mengerti siapa pasiennya
dan pengobatan apa yang akan bekerja paling cepat dan paling efektif bagi pasien. Tiap orang
yang mengalami depresi berharap, secara disadari maupun tidak disadari, bahwa dokter
psikiatrik akan secara ajaib dan segera menyembuhkan mereka, tetapi sebagian besar orang
mau untuk mengikuti jalur terapetik, bahkan jika sebagian dari mereka percaya bahwa tidak
ada harapan. Dokter psikiatrik yang melakukan wawancara harus berhati-hati untuk tidak
membuat janji bahwa pengobatan spesifik adalah pemecahannya. Jika pengobatan tersebut
ternyata tidak bekerja pada pasien, kekecewaan akan menghilangkan harapan terakhir pasien.
Bunuh Diri
Permasalahan khusus saat mewawancarai pasien yang mengalami depresi adalah
kemungkinan untuk bunuh diri. Ingatlah bahwa kemungkinan bunuh diri adalah sangat
penting jika melakukan wawancara pada tiap pasien depresi, bahkan jika tidak tampak risiko
bunuh diri. Dokter psikiatrik harus bertanya secara spesifik, Apakah Anda bunuh diri
sekarang, atau apakah Anda mempunyai rencana untuk menghabisi hidup Anda sendiri?
Suatu catatan bunuh diri, riwayat bunuh diri pada keluarga, atau usaha bunuh diri sebelumnya
pada pasien meningkatkan risiko bunuh diri. Bukti-bukti adanya impulsivitas atau pesimisme
yang pervasif tentang masa depan juga menempatkan pasien dalam risiko. Jika dokter
psikiatrik memutuskan bahwa pasien berada dalam ancaman risiko untuk usaha bunuh diri,
pasien harus dirawat di rumah sakit atau dilindungi dengan cara lain. Situasi yang sulit timbul
jika tampaknya tidak terdapat suatu risiko segera tetapi kemungkinan bunuh diri ada selama
pasien tetap terdepresi. Jika diambil keputusan untuk tidak merawat pasien dengan segera,
dokter psikiatrik harus menekankan dengan keras bahwa pasien berjanji untuk menelpon tiap
saat tekanan bunuh diri timbul. Di dalam situasi tersebut pasien seringkali mempunyai krisis
setelah tengah malam dan menelpon dokter psikiatrik, yang harus meyakinkan pasiennya
bahwa dokter dapat dihubungi setiap saat. Setelah menentukan bahwa dalam kenyataannya
dokter psikiatrik ada, pasien seringkali merasa tenteram dan dapat mengontro impuls dan
menghadiri sesion terjadwal secara teratur untuk penggalian perasaan bunuh diri.
Pasien yang kasar
Pasien yang kemungkinan melakukan kekerasan harus didekati dengan sikap dan
teknik yang sama dengan yang digunakan pada pasien bunuh diri. Sebagai contohnya,
menyatakan bahwa dokter mampu menangani kemungkinan kekerasan dari pasien adlaah
penting. Hal ini menyatakan bahwa dokter sudah membiasakan diri dengan hal yang tidak
menyenangkan, dan juga yang menyenangkan, di dalam hidupnya dan merupakan bagian dari
tugas dokter untuk membantu pasien tetap di dalam kendali dan memastikan bahwa baik
pasien atau orang lain tidak akan mengalami luka.
Seringkali, dokter psikiatrik menghadapi seorang pasien yang kasar di lingkungan
rumah sakit. Sebagai contohnya, saat polisi membawapasien ke ruang gawat darurat, pasien
seringkali berada di dalam suatu jenis pengekangan fisik (sebagai contohnya, borgol tangan).
Dokter psikiatrik harus menentukan apakah kontak verbal yang efektif dapat dilakukan
dengan pasien atau apakah rasa realitas pasien sangat terganggu sehingga wawancara yang
efektif tidak dimungkinkan. Jika tes realitas yang terganggu merupakan masalah, dokter
psikiatrik perlu mengobati pasien sebelum dapat memulai tiap usaha wawancara. Tetapi, jika
tes realitas tidak terlalu terganggu, salah satu pertanyaan pertama yang diajukan adalah
apakah aman melepaskan pengekangan fisik dari pasien. Pertanyaan tersebut dapat diajukan
secara terus terang, yang mengungkapkan perhatian tentang keamanan pasien dan orang lain
di daerah sekitarnya. Banyak dokter psikiatrik memilih untuk membiarkan pengekangan
terpasang pada pasien sampai sekurangnya telah didapatkan riwayat dan ditegakkan suatu
rapport. Jika harus diputuskan untuk melepaskan pengekangan, dokter psikiatrik harus
memonitor dengan cermat apa yang terjadi pada pasien saat pengekangan dikendurkan. Jika
pasien tetap tenang dan tampaknya merasa ringan, proses pelepasan pengekangan dapat
diteruskan. Jika pasien melakukan atau mengatakan sesuatu yang menyatakan bahwa
pelepasan pengekangan akan menyebabkan peningkatan agitasi, keputusan untuk melepaskan
pengekangan harus dinilai kembali dengan segera.
Dengan atau tanpa pengekangan, seorang pasien yang kasar tidak boleh
diwawancarai sendirian; sekurangnya satu orang lain harus selalu ada, dan di dalam situasi
tertentu orang tersebut harus seorang petugas kemanan atau petugas polisi. Tindakan berjagajaga lainnya adalah membiarkan pintu ruang wawancara terbuka dan duduk di antara pasien
dan pintu, sehingga pewawancara mempunyai jalan keluar yang tidak terhalangi jika
diperlukan. Dokter psikiatrik harus memperjelas, dengan cara y ang tegas tetapi tidak dalam
kemarahan, bahwa pasien boleh mengatakan atau merasakan sesuatu tetapi tidak bebas untuk
bertindak dalam cara kekerasan. Pernyataan tersebut harus didukung oleh kehadiran staf yang
bersatu, tenang, dan konsisten, sehingga pasien mengerti bahwa terdapat usaha pertolongan
untuk mempertahankan kontrol, termasuk kemampuan untuk menundukkan pasien secara
fisik jika diperlukan.
Konfrontasi dengan seorang pasien yang kasar harus dihindari, dan juga tiap
perilaku yang yang dapat ditafsirkan sebagai merendahkan atau tidak menghormati pasien.
Di dalam batas-batas keamanan, pewawancara harus menghormati sebanyak mungkin
kebutuhan pasien akan ruang.
Pertanyaan spesifik yang perlu dijawab oleh pasien yang kasar adalah termasuk
tentang tindakan kekerasan pasien sebelumnya dan kekerasan yang dialami semasa masa
anak-anak. Dokter psikiatrik harus menentukan di dalam kondisi spesifik mana pasien
berusaha melakukan kekerasan, dan bukti-bukti yang menguatkan sebagai aspek penting dari
riwayat pasien harus didapatkan dari teman-teman dan anggota keluarga. Tabel 1
meringkaskan hal yang perlu dilakukan dan jangan sampai dilakukan dalam menangani
pasien yang kasar.
Tabel 1 - Lakukan dan Jangan Lakukan dalam Mengobati Pasien yang Melawan
Lakukan
Jangan Lakukan
Pertanyaan
khusus?
Apakah Anda merasa bahwa Anda akan mencapai hal yang
besar?
Apakah Anda mendengar pikiran Anda berbicara, seakanakan ada suara di luar kepala Anda?
Apakah Anda merasa bahwa pikiran Anda disiarkan
sehingga orang lain dapat mendengarnya?
Apakah Anda merasa bahwa pikiran Anda telah dimasukkan
ke dalam kepala Anda oleh sumber atau orang di luar?
Apakah Anda merasa bahwa pikiran Anda telah diambil oleh
sumber atau orang di luar?
Pada umumnya, semakin serius keadaan pasien saat datang (sebagai contohnya, gangguan
depresi berat, ide bunuh diri, atau psikosis), semakin mungkin dan kemungkinan lebih tepat
bagi dokter psikiatrik berhadapan dengan anggota keluarga.
Satu aspek paling penting yang berhubungan dengan berbicara dengan anggota
keluarga harus dilakukan secara konfidensial. Akhirnya, dokter harus belajar untuk
mendapatkan informasi dan menawarkan harapan kepada anggota keluarga tanpa
mengungkapkan informasi tentang pasien yang mana pasien tidak ingin untuk diungkapkan.
Mengkhianati suatu kepercayaan dapat membuat pengobatan pasien menjadi tidak mungkin.
Tetapi, jika masalahnya adalah tentang ide bunuh diri atau membunuh, pasien harus mengerti
bahwa informasi tersebut tidak dapat sepenuhnya dirahasiakan, untuk perlindungan pasien
dan orang lain.
Riwayat Psikiatrik
Riwayat psikiatrik adalah catatan kehidupan pasien yang memungkinkan dokter
psikiatrik untuk mengerti siapa pasiennya, dari mana pasien berasal, dan ke mana pasien
kemungkinan pergi di masa mendatang. Riwayat adalah cerita kehidupan pasien yang
diceritakan kepada dokter psikiatrik dalam kata-kata pasien dan dari sudut pandangan pasien
sendiri. Banyak kali riwayat juga termasuk informasi tentang pasien yang didapatkan dari
sumber-sumber lain, seperti orang tua atau pasangan hidup pasien. Mendapatkan riwayat
yang lengkap dari seorang pasien dan, jika diperlukan dari sumber yang diketahui adalah
penting untuk membuat diagnosis yang tepat dan menyusun rencana pengobatan yang efektif
dan spesifik. Riwayat psikiatrik agak berbeda dari riwayat yang digali di dalam kedokteran
atau bedah. Di samping menggali data yang konkrit dan aktual tentang kronologi
pembentukan gejala dan riwayat psikiatrik dan meids yang lalu, dokter psikiatrik berusaha
untuk mendapatkan dari gambaran yang sukar ditangkap mengenai riwayat karakteristik
kepribadian pasien individual, termasuk kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
pasien. Riwayat psikiatrik memberikan wawasan ke dalam sifat hubungan dengan orang yang
paling dekat dengan pasien dan termasuk semua orang yang penting dalam kehidupan pasien
di masa lalu dan saat ini. Gambaran perkembangan pasien yang menyeluruh dan tepat, dari
tahun-tahun pertumbuhan dan perkembangan yang paling awal sampai sekarang ini, biasanya
dapat diperoleh.
Data identifikasi
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
A. Onset
B. Faktor pencetus
IV. Penyakit sebelumnya
A. Psikiatrik
B. Medis
C. Riwayat alkohol dan zat lain
V. Riwayat pribadi (anamnesis)
A. Pranatal dan perinatal
B. Masa anak-anak awal (sampai usia 3 tahun)
C. Masa anak-anak pertengahan (usia 3-11 tahun)
D. Masa anak-anak akhir (pubertas sampai masa remaja)
E.
Masa dewasa
1.
Riwayat pekerjaan
2.
Riwayat perkawinan dan hubungan
3.
Riwayat militer
4.
Riwayat pendidikan
5.
Keagamaan
6.
Aktivitas sosial
7.
Situasi hidup sekarang
8.
Riwayat hukum
VI. Riwayat psikoseksual
VII. Riwayat keluarga
VIII. Mimpi, khayalan, nilai hidup
Data Identifikasi
Nama pasien
Usia
Status perkawinan
Jenis kelamin
Pekerjaan
Bahasa jika selain bahasa Inggris
Latar belakang etnis
Agama dan keadaan kehidupan sekarang
Wawancara ini, merupakan sumber informasi apakah gangguan sekarang ini
Keluhan Utama
Keluhan utama dengan kata-kata pasien sendiri menyatakan mengapa ia telah
datang atau dibawa untuk mendapat kan bantuan. Keluhan ini harus di catat bahkan jika
pasien tidak mampu untuk berbicara dan suatu gambaran tentang orang yang memberikan
informasi harus di masukkan. Penjelasan pasien tidak tergantung tentang bagaimana
kacaunya atau tidak relevannya keluhan itu. Dan harus dicatat kata demi kata di dalam bagian
keluhan utama. Orang lain yang datang sebagai sumber informasi selanjutnya dapat
memberikan versi mereka sendiri tentang peristiwa yang ada di dalam bagian riwayat
penyakit sekarang.
yang tersusun dan sistematis. Gejala yang tidak tampak juga harus di gambarkan semakin
terinci terinci riwayat penyakit sekarang semakin mungkin dokter membuat diagnosis yang
akurat.
Pasien yang terorganisasi baik biasanya mampu untuk menyampaikan cerita
riwayat kronologis,tetapi seotang pasien yang mengalami disorganisasi adalah lebih sulit
untuk diwawancarai karena peristiwa kronologisnya kacau. Pada kasus tersebut menghubungi
informan lain, seperti anggota keluarga dan teman teman dapat bermanfaat dalam membantu
memperjelas cerita pasien.
Penyakit Sebelumnya
Bagian dari riwayat psikiatrik ini merupakan suatu peralian dari riwayat penyakit
sekarang dan riwayat pribadi pasien. Idealnya pada titik ini cerita yang terinci tentang subtrat
psikologis maupun biologis dari pasien yang telah ada sebelumnya dan mendasari
dikemukakan dan petunjuk serta bukti bukti yang penting tentang daerah yang rentan pada
fungsi pasien dikemukakan.
Dengan mengingat riwayat medis yang lalu dokter psikiatri harus mendapatkan
tinjauan medis tentang gejala dan mencatat tiap penyakit medis atau bedah yang berat dan
trauma berat khususnya yang memerlukan perawatan dirumah sakit, yang dialami oleh
pasien.
Penyebab komplikasi dan pengobatan tiap penyakit dan efek penyakit pada pasien
harus dicatat pertanyaan spesifik tentang gangguan psikosomatik harus ditanyakan dan
dicatat.
Toilet Training. Usia, sikap orang tua, perilaku tentang hal ini.
Gejala Masalah Perilaku. Menghisap ibu jari, tempramen pemarah, tiks,
menubrukkan kepala,menggoncang, night terrors, ngompol atau defekasi saat tidur,
menggigit jari, masturbasi yang berlebihan.
Kepribadian saat Anak-anak. Pemalu, tidak dapat diam,overaktif, menarik diri,
persisten, senang keluar, takut-takut, atletik, ramah, pola permainan.
Mimpi atau Fantasi Awal atau Rekuren. Masa anak-anak pertengahan (usia 3
tahun sampai 11 tahun). Dokter dapat memusatkan pada subjek penting seperti identifikasi
jenis kelamin, hukuman yang digunkan dirumah,dan siapa yang menegakkan disiplin dan
mempengaruhi pembentukan suara hati awal. Dokter juga menanyakan pengalaman sekolah
awal dari pasien, pertama kali mentoleransi perpisahan dari ibunya, menetapkan jumlah dan
keakraban teman-teman pasien, menggambarkan popularitas sosial pasien dan peran serta
didalam aktivitas kelompok dan gerombolan. Riwayat pembelajaran membaca pasien dan
perkembangan keterampilan intelektual dan motorik lainnya adalah penting. Riwayat
gangguan belajar, penanganannya, efeknya pada anak adalah mempunyai kepentingan
khusus. Adanya mimpi malam, fobia, ngompol, menimbulkan kebakaran, kekejaman pada
binatang, dan masturbasi yang berlebihan harus juga di gali.
Masa Anak-anak akhir (Pubertas sampai masa remaja)
Dokter psikiatri harus berusaha untuk menentukan nilai kelompok sosial pasien
dan menentukan siapa tokoh yang ideal oleh pasien, peran serta pasien didalam berolahraga
dan kegemaran atau adanya masalah emosional atau fisik yang mungkin pertma kali tampak
selama fase ini. Riwayat sekolah pasien, hubungan dengan guru, pelajaran dan minat yang
paling disukai oleh pasien, baik disekolah maupun dibidang ekstrakurikuler.
Satu cara untuk menyusun sejumlah besar informasi yang bermacam-macam
adalah dengan memecah masa anak-anak lanjut kedalam subkelompok perilaku (hubungan
sosial, riwayat sekolah, perkembangan kognitif dan motorik, masalah emosional dan fisik,
dan seksualitas).
Hubungan Sosial. Sikap terhadap saudara kandung dan teman bermain, jumlah
dan keakraban dengan teman, pemimpin atau pengikut, popularitas sosial, peran serta
didalam aktivitas kelompok atau gerombolan, tokoh yang diidealkan, pola agresi, pasivitas,
kecemasan, perilaku antisosial.
Riwayat Sekolah. Berapa jauh pasien maju, penyesuaian dengan sekolah,
hubungan dengan guru-kesayangan atau memberontak, pelajaran atau minat yang disukai,
kemampuan atau bakat tertentu, aktivitas ekstrakurikuler, olahraga kegemaran, hubungan
masalah atau gejala dengan tiap periode sosial.
Perkembangan
dan
Masa Dewasa
Riwayat Pekerjaan. Dokter psikiatrik harus menggambarkan pilihan pekerjaan
pasien, keperluan latihan dan persiapan, konflik yang berhubungan dengan kerja, dan ambisi
serta tujuan jangka panjang. Perasaan pasien tentang pekerjaannya yang sekarang dan
hubungan dalam pekerjaan (dengan pemimpin, teman kerja, dan bawahan). Riwayat
pekerjaan sebagai contoh alasan pindah kerja, dan perubahan status pekerjaan.
Riwayat Perkawinan dan Persahabatan. Dokter psikiatri menggambarkan tiaptiap perkawinan, legal atau hukum adat. Riwayat perkawinan atau hubungan jangka panjang
harus memberikan suatu gambaran tentang perkembangan hubungan, termasuk usia pasien
saat
memulai
perkawinan.
Masalah
persetujuan
dan
ketidaksetujuan
termasuk
penatalaksanaan uang, kesulitan tempat tinggal, peranan ipar, dan sikap dalam membesarkan
anak-anak.
Riwayat Ketentaraan. Dokter psikiatri harus menanyakan tentang penyesuaian
umum pasien terhadap ketentaraan, apakah melihat peperangan atau menderita suatu cedera
dan sifat pemulangan mereka, mereka menderita disiplin selama masa baktinya.
Riwayat Pendidikan. Dokter psikiatrik perlu mendapatkan gambaran tentang
latar belakang pendidikan pasien, latar belakang sosial, kultural pasien, kecerdasan, motivasi,
dan tiap halangan dalam pencapaiannya.
Keagamaan. Dokter psikiatrik harus menggambarkan latar belakang keagamaan
kedua orang tua dan perincian tentang instruksi keagamaan pasien. Dokter psikiatrik harus
mengusut perkembangan praktek keagamaan pasien di masa remaja terhadap kepercayaan
dan aktivitas sekarang.
Aktivitas Sosial. Dokter psikiatrik harus menggambarkan kehidupan sosial
pasien dan sifat persahabatan, dengan penekanan pada kedalaman, lama, dankualitas
hubungan manusia.
Situasi Hidup Sekarang. Dokter psikiatrik harus meminta pasien untuk
menggambarkan dimana ia tinggal dalam maksud lingkungan tetangga dan rumah tempat
tinggal. Ia harus memasukkan jumlah kamar, jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah
tersebut, dan susunan tempat tidur. Dokter psikiatrik harus bertanya tentang bagaimana
masalah privasi ditangani, dengan penekanan khusus tentang ketelanjangan orang tua dan
saudara kandung dan susunan kamar mandi. Pasien harus mencceritakan tentang sumber
penghasilan keluarga dan tiap kesulitan financial. Jika berguna, dokter psikiatrik dapat
bertanya tentang bantuan masyarakat dan perasaan pasien tentanghal tersebut. Dokter
psikiatrik harus bertanya siapa yang mengasuh anak-anak du rumah, siapa yang mengunjungi
pasien di rumah sakit, dan berapa seringnya.
Riwayat Hukum. Apakah pasien pernah ditangkap dan, jika demikian, karena
apa? Berapa kali? Apakah pasien pernah dipenjara? Berapa lama?. Suatu riwayat hukum yang
banyak, dan juga sikap pasien terhadap hal tersebut, dapat menyatakan suatu gangguan
kepribadian antisosial. Riwayat kekerasan yang banyak dapat menyadarkan dokter psikiatrik
akan kemungkinan kekerasan di masa mendatang.
Riwayat Psikososial. Banyak riwayat seksualitas infantile tidak dapat
diungkapkan, walaupun banyak pasien mampu untuk mengingat keingintahuan dan
permainan seksual yang dimainkan dari usia 3 sampai 6 tahun. Dokter psikiatrik harus
bertanya pada pasien tentang bagaimana pasien mepelajari tentang seks dan apa yang mereka
rasakan tentang sikap orang tua mengenai perkembangan seksual mereka. Pewawancara juga
harus menanyakan apakah pasien mengalami penyiksaan seksual selama masa anak-anak.
Onset pubertas dan perasaan pasien tentang kejadian tersebut adalah penting.
Riwayat masturbasi pada remaja, termasuk sifat fantasi pasien dan perasaan tentang hal
tersebut, adalah penting.
Riwayat harus termasuk tiap gejala seksual, seperti anorgasmia, vaginismus,
impotensi, ejakulasi prematur atau tertahan, tidak adanya dorongan seksual, dan parafilia
(sebagai contohnya, sadisme seksual, fetihisme, veyourisme). Sikap terhadap fellatio,
cunnilingus, dan teknik koitus harus dibicarakan. Sikap terhadap kontrasepsi dan keluarga
berencana adalah penting. Bentuk kontrasepsi apa yang digunakan pasien? Tetapi dokter
psikiatrik tidak boleh menganggap bahwa pasien menggunakan kontrasepsi.
Dokter psikiatrik harus menanyakan apakah pasien ingin menjelaskan bidang lain
dari fungsi seksual dan seksualitas. Apakah pasien menyadari masalah yang terkait dalam
seks yang aman? Apakah pasien mempunyai suatu penyakit menular seksual, seperti herpes
atau AIDS? Apakah pasien merasa takut akan menjadi HIV-positif?
Riwayat Keluarga. Pernyataan singkat tentang penyakit psikiatrik, perawatan di
rumah sakit, dan pengobatan anggota keluarga dekat pasien harus dimasukkan di dalam
bagian laporan ini. Riwayat keluarga harus memberikan gambaran tentang kepribadian dan
intelegensia dari orang-orang yang hidup di rumah pasien mulai dari masa anak-anak sampai
sekarang dan gambaran tentang berbagai gambaran rumah tangga yang tinggal di rumah
tersebut. Dokter psikiatrik harus juga menentukan peranan yang dimainkan tiap-tiap orang
dalam asuhan pasien dan hubungan sekarang dengan pasien.
dapat didefinisikan sebagai respon emosional pasien yang tampak. Afek adalah apa yang
disimpulkan oleh pemeriksa dari ekspresi wajah pasien, termasuk jumlah dan macam perilaku
ekspresif. Afek mungkin sejalan dengan mood atau tidak sejalan. Afek digambarkan sebagai
rentang normal, terbatas, tumpul atau datar. Pada afek normal, terdapat variasi ekspresi
wajah, irama suara, penggunaan tangan dan pergerakan tubuh. Pada afek terbatas terdapat
penurunan jelas didalam rentang dan intensitas ekspresi. Pada afek tumpul ekspresi
emosional menurun lebih jauh. Pada afek datar, dokter harus tidak menemukan tanda ekspresi
afektif, suara pasien harus monoton, wajah harus imobil. Beberapa dokter pskiatri telah
menggunakan istilah ketidaksesuaian afek untuk suatu kualitas respon yang ditemukan
pada beberapa pasien skizofrenia, dimana afek pasien adalah tidak sejalan dengan apa yang
dikatakan oleh pasien .
Bicara
Bicara dapat digambarkan didalam kualitasnya, kecepatan produksi suara dan
kualitasnya. Irama yang tidak biasanya (disebutdysprosody) dan adanya penekanan yang
mungkin ditemukan harus dicatat.
Gangguan Persepsi
Gangguan persepsi seperti halusinasi dan ilusi mungkin dialami berkenaan
dengan diri sendiri atau lingkungan. Sistem sensoris terlibat(sebagai contohnya, auditorius,
visual, olfaktoriul atau taktil) dan isi pengalaman ilusi atau halusinasi harus digambarkan.
Keadaan terjadinya halusinasi adalah penting, karena halusinasi hipnagogik (terjadi saat
orang jatuh tertidur) dan halusinasi hipnopompik (terjadi saat orang bangun) adalah
mempunyai kepentingan yang jauh lebih kecil dibandingkan halusinasi lainnya. Halusinasi
mungkin juga terjadi dalam waktu tertentu dari stress pada pasien individual. Perasaan
depersonalisasi dan derealisasi(perasaan ekstrim terlepasnya dari diri seseorang dari
lingkungan) adalah contoh lain dari gangguan persepsi.
Pikiran
Pikiran dibagi menjadi proses dan isi. Proses dimaksudkan sebagai cara dimana
seseorang menyatukan gagasan dan asosiasi, yaitu bentuk dimana seseorang berpikir. Proses
pikiran mungkin logis dan koheren atau sama sekali tidak logis dan bahkan tidak dapat
dimengerti. Isi pikiran dimaksudkan pada apa yang sesungguhnya dipikirkan seseorang:
gagasan, keyakinan, preokupasi, obsesi. Gangguan umum pada berfikir dibagi menjadi proses
berfikir dan isi pikiran.
Contoh gangguan pikiran:
1.
Proses pikiran
flight of ideas
pikiran berpacu
tangensialitas
sirkumstansialitas
neologisme
asosiasi bunyi
permainan kata
penghambatan pikiran
2.
paranoid
preokupasi
phobia
kemiskinan isi
biasanya dibedakan menurut waktu, tempat dan orang. Fungsi daya ingat biasanya dibagi
menjadi 4 bidang: daya ingat jauh(remote memory) daya ingat masa lalu yang belum
lama(recent past memory) daya ingat yang baru saja(recent memory) dan penyimpanan daya
ingat(immediate retention and recall). Konsentrasi pasien dapat terganggu karena berbagai
alasan. Sebagai contohnya, suatu gangguan kognitif, kecemasan, depresi dan stimulasi
internal seperti halusinasi dengar. Perhatian dinilai dengan kemampuan berhitung atau
dengan meminta pasien mengeja kata secara mundur. Kemampuan membaca dan menulis
pasien diminta untuk bereaksi terhadap suatu kalimat dan diminta untuk menulis kalimat
yang sederhana tetapi lengkap.
Kemampuan Visuospatial
Pasien harus diminta untuk mencontohkan suatu gambar. Berfikir abstrak adalah
kemampuan pasien untuk berhadapan dengan konsep. Dapatkah pasien dapat menjelaskan
kemiripan kemiripan. Untuk mengetahui intelegensia pasien, apakah adanya gangguan
kognitif, ditanyakan apakah pasien mempunyai kesulitan dengan tugas mental seperti
menghitung kembalian uang.
Pengendalian Impuls
Suatu pemeriksaan pengendalian impuls adalah penting dalam memastikan
kesadaran pasien tentang perilaku yang sesuai secara sosial dan suatu pengukuran tentang
kemungkinan bahaya pasien bagi diri sendiri atau orang lain. Pengendalian impuls dapat
diperkirakan dari informasi dari riwayat pasien sekarang dan dari perilaku yang diobservasi
selama wawancara.
1.
2.
agak menyadari bahwa mereka adalah sakit dan membutuhkan bantuan tetapi dalam
waktu yang bersamaan menyangkal penyakitnya.
3.
sadar bahwa mereka adalah sakit tapi melemparkan kesalahan pada orang lain, pada
faktor eksternal atau faktor organik
4.
sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui pada diri pasien
5.
tilikan intelektual: menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala atau kegagalan
dalam penyesuaian sosial adalah disebabkan oleh perasaan irasional atau gangguan
tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan pengetahuan tersebut untuk
pengalaman di masa depan
6.
Reliabilitas
Bagian status mental dari laporan menyimpulkan kesan dokter pskiatri terhadap
reabilitas pasien dan kemampuan untuk melaporkan situasinya dengan akurat. Bagian ini
memasukkan suatu kesan dokter pskiatri pada kebenaran atau kejujuran pasien.l
Laporan pskiatrik
Laporan mengikuti garis besar dari riwayat pskiatrik dan pemeriksaan status
mental dasar. Didalam laporan pskiatrik pemeriksa:
1.
2.
3.
4.
memberikan prognosis
5.
6.
Diagnosis
Klasifikasi diagnosis dibuat menurut edisi keempat DSM-IV terdiri dari 5 axis.
Axis 1 terdiri dari semua sindroma klinis. Axis 2 terdiri dari gangguan kepribadian dan
retardasi mental. Axis 3 terdiri dari tiap penyakit medis. Axis 4 masalah psikologis dan
lingkungan. Axis 5 penilaian global fungsi yang ditunjukkan pasien selama wawancara.
Prognosis
Adalah suatu pendapat tentang kemungkinan perjalanan segera dan dimasa
datang, tingkat, dan akibat gangguan.
Formulasi psikodinamika
Formulasi psikodinamikan adalah suatu ringkasan dari dari pengaruh psikologis
yang diajukan pada atau menyebabkan gangguan pasien, pengaruh pengaruh dalam
kehiduapan pasien yang berperan dalam penyakit sekarang, faktor lingkungan dan
kepribadian yang relevan dalam menentukan gejala pasien dan bagaimana pengaruh tersebut
telah berinteraksi dengan susunan genetika, tempramental, dan biologis pasien.
Anjuran anjuran
Dalam menyusun rencana pengobatan, dokter harus mencatat apakah pasien
membutuhkan pengobatan pskiatrik pada saat itu, jika demikian, pada masalah dan gejala
sasaran mana pengobatan ditujukan, jenis pengobatan atau kombinasi pengobatan mana yang
harus diterima oleh pasien dan blingkungan pengobatan mana yang tampaknya paling sesuai.
Sebagai contoh, pemeriksaan menilai peranan medikasi, pengobatan rawat jalan, frekuensi
section, kemungkinan lama terapi dan jenis psikoterapi.