Anda di halaman 1dari 21

REFERAT RADIOLOGI

TUMOR LAMBUNG
DAN
ASPEK RADIOLOGISNYA

Disusun oleh :
Grandy Ciputra
406148049
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
KEPANITERAAN RADIOLOGI
RS ROYAL TARUMA JAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga referat yang berjudul Tumor lambung
aspek radiologisnya ini dapat selesai tepat pada waktunya. Referat ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Radiologi di Rumah Sakit Royal Taruma Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanagara serta agar dapat menambah kemampuan dan ilmu
pengetahuan bagi para pembaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan serta
bimbingan dari dr. Herman W. Hadiprodjo, Sp.Rad selama menjalani kepaniteraan radiologi
ini.
Penulis menyadari referat ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar referat ini dapat disempurnakan di
masa yang akan datang. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Jakarta, 13 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Hal

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

ii
iii

BAB I.

PENDAHULUAN

BAB II.

TUMOR LAMBUNG

ANATOMI LAMBUNG

FISIOLOGI LAMBUNG

DEFINISI

EPIDEMIOLOGI

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

PATOLOGI

MANIFESTASI KLINIS

KLASIFIKASI TUMOR LAMBUNG

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

TERAPI

11

KOMPLIKASI

11

PROGNOSIS

12

ASPEK RADIOLOGIS

12

KESIMPULAN

13

BAB III.

DAFTAR PUSTAKA

iv

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma lambung adalah suatu keganasan yang terjadi di lambung, sebagian
besar adalah jenis adenokarsinoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut
kurang dari 25 % kanker itu terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun . Meskipun
frekuensi telah menurun secara dramatis selama beberapa dekade terakhir di dunia Barat,
kanker ini masih memberikan kontribusi signifikan terhadap kematian secara
keseluruhan. Insiden adenocarcinoma sangat bervariasi tergantung pada wilayah
geografis. Insiden tahunan di Jepang diperkirakan 140 kasus per 100.000 penduduk per
tahun, sedangkan di dunia Barat insiden ini diperkirakan 10 per 100.000 penduduk.
Insiden yang lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan rasio dari 1,5 : 2,5
kelompok-kelompok sosial yang miskin dan orang-orang di atas usia 40 tahun yang
diamati. Dan angka kejadian karsinoma lambung 866.000 mortalitas/tahun.

BAB II
TUMOR LAMBUNG

ANATOMI LAMBUNG
Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan
usus halus, sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang
dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain dan postur tubuh.
Bagian lambung terdiri dari:
1. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum kardium dan
biasanya penuh berisi gas
2. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura
minor
3. Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk
sfingter pylorus
4. Kurvatura minor, terdapat sebelah kanan lambung, terbentang dari osteum kardiak sampai
pylorus
5. Kurvatura mayor, lebih panjang daripada kurvatura minor, terbentang dari sisi kiri osteum
kardiak melalui fundus ventrikuli menuju kanan sampai ke pylorus inferior, ligamentum
gastrolienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa
6. Osteum kardiak, merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung, pada
bagian ini terdapat orifisium pilorik.
Susunan lapisan dari dalam dan keluar, terdiri dari :
1. Lapisan selaput lendir, apabila lambung ini dikosongkan, lapisan ini akan berlipat-lipat
disebut rugae
2. Lapisan otot melingkar (muskulis aurikularis)
3. Lapisan otot miring (muskulus obliqus)
4. Lapisan otot panjang (muskulus longitudinal)
5. Lapisan jaringan ikat/serosa (peritoneum)

FISIOLOGI LAMBUNG

Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan


makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung.
Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara:
a. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke
dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.
b. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzim
tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam garam, renin dan
lapisan lambung.

Sekresi getah lambung


Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan
merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehingga
menimbulkan rangsang kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon
yang disebut sekresi getah lambung. Getah lambung dihalangi oleh system saraf simpatis
yang dapat terjadi pada waktu gangguan emosi seperti marah dan rasa takut.
Sfingter pylorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun pylorus tetap
terbuka. Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pylorus dan duodenum. Apabila suatu
gelombang peristaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik dan diikuti oleh
kontraksi pylorus sehingga mendorong kembali sebagian besar isi antrum yang masih bersifat
padat ke korpus lambung, hanya sejumlah kecil yang masuk ke duodenum pada setiap kali
kontraksi.

DEFINISI

Kanker lambung adalah suatu keganasan yang terjadi dilambung, sebagian besar
adalah dari jenis adenokarsinoma. Jenis kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma
(kanker otot polos) dan limfoma.
EPIDEMIOLOGI
Kanker lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker
tertentu terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun. Kanker lambung pada pria merupakan
keganasan terbanyak ketiga setelah kanker paru dan kanker kolorektal, sedangkan pada
wanita merupakan peringkat keempat setelah kanker payudara, kanker serviks dan kanker
kolorektal.
Insiden adenocarcinoma sangat bervariasi tergantung pada wilayah geografis. Insiden
tahunan di Jepang diperkirakan 140 kasus per 100.000 penduduk per tahun, sedangkan di
dunia Barat insiden ini diperkirakan 10 per 100.000 penduduk. Insiden yang lebih tinggi pada
laki-laki daripada perempuan rasio dari 1,5 : 2,5 kelompok-kelompok sosial yang miskin dan
orang-orang di atas usia 40 tahun yang diamati. Dan angka kejadian karsinoma lambung
866.000 mortalitas/tahun.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor
yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung, meliputi hal- hal sebagai
berikut:
1. Faktor predisposisi
a. Faktor genetic
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki hubungan
genetik. Walaupun masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi adanya mutasi dari
gen E-cadherin terdeteksi pada 50% tipe kanker lambung. Adanya riwayat
keluarga anemia pernisiosa dan polip adenomatus juga dihubungkan dengan
kondisi genetik pada kanker lambung.
b. Faktor umur
Pada kasus ini ditemukan lebih umum terjadi pada usia 50-70 tahun, tetapi
sekitar 5 % pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun dan 1 % kurang
dari 30 tahun.
2. Faktor presipitasi

a. Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap atau yang diawetkan. Beberapa studi
menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan menjadi faktor utama
peningkatan kanker lambung. Kandungan garam yang masuk kedalam lambung
akan memperlambat pengosongan lambung sehingga memfasilitasi konversi
golongan nitrat menjadi carcinogenic nitrosamines di dalam lambung. Gabungan
kondisi terlambatnya pengosongan asam lambung dan peningkatan komposisi
nitrosamines didalam lambung memberi kontribusi terbentuknya kanker
lambung.
b. Infeksi H.pylori. H.pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 90% ulkus
duodenum dan 80% tukak lambung. Bakteri ini menempel di permukaan dalam
tukak lambung melalui interaksi antara membran bakteri lektin dan oligosakarida
spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel lambung.
c. Sosioekonomi. Kondisi sosioekonomi yang rendah dilaporkan meningkatkan
risiko kanker lambung, namun tidak spesifik.
d. Mengonsumsi rokok dan alkohol. Pasien dengan konsumsi rokok lebih dari 30
batang sehari dan dikombinasi dengan konsumsi alkohol kronik akan meningkat
risiko kanker lambung.
e. NSAIDs. Inflamasi polip lambung bisa terjadi pada pasien yang mengonsumsi
NSAIDs dalam jangka waktu yang lama dan hal ini (polip lambung) dapat
menjadi prekursor kanker lambung. Kondisi polip lambung akan meningkatkan
risiko kanker lambung.
f. Anemia pernisiosa. Kondisi ini merupakan penyakit kronis dengan kegagalan
absorpsi kobalamin (vitamin B12), disebabkan oleh kurangnya faktor intrinsik
sekresi lambung. Kombinasi anemia pernisiosa dengan infeksi H.pylori
memberikan kontribusi penting terbentuknya tumorigenesis pada dinding
lambung.

PATOLOGI
Pada stadium awal, karsinoma gaster sering tanpa gejala karena lambung masih
dapat berfungsi normal. Gejala biasanya timbul setelah massa tumor cukup membesar
sehingga bisa menimbulkan gangguan anoreksia, dan gangguan penyerapan nutrisi di
usus sehingga berpengaruh pada penurunan berat badan yang akhirnya menyebabkan
kelemahan dan gangguan nutrisi. Bila kerja usus dalam menyerap nutrisi makanan
terganggu maka akan berpengaruh pada zat besi yang akan mengalami penurunan yang
akhirnya menimbulkan anemia dan hal inilah yang menyebabkan gangguan pada perfusi
jaringan penurunan pemenuhan kebutuhan oksigen di otak sehingga efek pusing sering
terjadi.
Pada stadium lanjut bila sudah metastase ke hepar bisa mengakibatkan
hepatomegali. Tumor yang sudah membesar akan menghimpit atau menekan saraf
sekitar gaster sehingga impuls saraf akan terganggu, hal inilah yang menyebabkan nyeri
tekan epigastrik.
Adanya nyeri perut, hepatomegali, asites, teraba massa pada rektum, dan kelenjar
limfe supraklavikuler kiri (Limfonodi Virchow) yang membesar menunjukkan penyakit
yang lanjut dan sudah menyebar. Bila terdapat ikterus obstruktiva harus dicurigai adanya
penyebaran di porta hepatik.
Kasus stadium awal yang masih dapat dibedah untk tujuan kuratif memberikan
angka ketahanan hidup 5 tahun sampai 50%. Bila telah ada metastasis ke kelenjar limfe
angka tersebut menurun menjadi 10%. Kemoterapi diberikan untuk kasus yang tidak
dapat direseksi atau dioperasi tidak radikal. Kombinasi sitostatik memberikan perbaikan
30-40% untuk 2-4 bulan.
Pembedahan dilakukan dengan maksud kuratif dan paliatif. Untuk tujuan kuratif
dilakukan operasi radikal yaitu gastrektomi (subtotal atau total) dengan mengangkat
kelejar limfe regional dan organ lain yang terkena. Sedangkan untuk tujuan paliatif
hanya dilakukan pengangkatan tumor yang perforasi atau berdarah.

MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal dari kanker lambung sering tidak pasti karena kebanyakan tumor
ini dikurvatura minor, yang hanya sedikit menyebabkan ganguan fungsi lambung.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yang hilang
dengan antasida dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit
progresif dapat meliputi tidak dapat makan, anoreksia, dyspepsia, penurunan berat badan,
nyeri abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta muntah.
Gejala klinis yang ditemui antara lain :
a. Anemia, perdarahan samar saluran pencernaan dan mengakibakan defisiensi Fe
mungkin merupakan keluhan utama karsinoma gaster yang paling umum.
b. Penurunan berat badan, sering dijumpai dan menggambarkan penyakit metastasis
lanjut.
c. Muntah, merupakan indikasi akan terjadinya (impending) obstruksi aliran keluar
lambung.
d. Disfagia
e. Nausea
f. Kelemahan
g. Hematemesis
h. Regurgitasi
i. Mudah kenyang
j. Asites perut membesar
k. Kram abdomen
l. Darah yang nyata atau samar dalam tinja
m. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan

PENENTUAN STADIUM TUMOR LAMBUNG

Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini). Berdasarkan hasil pemeriksaan
radiologi, gastroskopi, dan pemeriksaan histopatologis dapat dibagi atas:
1. Tipe I (protruded type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang
berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan
atau tanpa ulserasi.
2. Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe.
a. Tipe II.a. (Elevated type)
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat
sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.
b. Tipe II.b. (Flat type)
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan
pada warna mukosa.
c. Tipe II.c. (Depressed type)
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular)
hiperemik / perdarahan.
3. Tipe III. (Excavated type)
Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi seperti
tipe II c dan tipe III atau tipe III dan tipe II c, dan tipe II a dan tipe II c.

Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut). Menurut klasifikasi Bormann


dapat dibagi atas :
1. Bormann I
Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating
dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.
2. Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa
sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna
kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak sangat
hiperemik.
3. Bormann III

Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan
infiltrasi difusi pada seluruh mukosa.
4. Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan
infiltrasi difus pada seluruh mukosa.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan jenis penyakit ini adalah endoskopi,
endoskopi merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik untuk mendiagnosa
karsinoma gaster. Endoskopi dengan resolusi tinggi dapat mendeteksi perubahan ringan
pada warna, relief arsitektur dan permukaan mukosa gaster yang mengarah pada
karsinoma dini gaster.
Pemeriksaan radiologi dengan menggunakan barium enema masih digunakan di
Jepang sebagai protokol untuk skrinning, bila kemudian dijumpai kelainan selanjutnya
dilakukan pemeriksaan dengan endoskopi.
2. Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitologi pada gaster dilakukan melalui sitologi brushing. Pada
keadaan normal, tampak kelompok sel-sel epitel superfisial yang reguler membentuk
gambaran seperti honey comb. Sel-sel ini mempunyai inti yang bulat dengan kromatin
inti yang tersebar merata.
Pada keadaan gastritis, sel tampak lebih kuboidal dengan sitoplasma yang sedikit
dan inti sedikit membesar.Pada karsinoma, sel-sel menjadi tersebar ataupun sedikit
berkelompok yang irreguler, inti sel membesarn hiperkromatin dan mempunyai anak
inti yang multipel atau pun giant nukleus.
Pemeriksaan sitologi brushing ini jika dilakukan dengan benar, mempunyai nilai
keakuratan sampai 85% tetapi bila pemeriksaan ini dilanjutkan dengan biopsi lambung
maka nilai keakuratannya dapat mencapai 96%.
3. Pemeriksaan makroskopis

Secara makroskopis ukuran karsinoma dini pada lambung ini terbagi atas dua
golongan, yaitu tumor dengan ukuran < 5 mm, disebut dengan minute dan tumor
dengan ukuran 6 10 mm disebut dengan small.
Lokasi tumor pada karsinoma lambung ini adalah pylorus dan antrum (50-60%),
curvatura minor (40%), cardia (25%), curvatura mayor (12%). Paling banyak terjadi
karsinoma lambung pada daerah daerah curvatura minor bagian antropyloric.
4. Pemeriksaan laboratorium
Anemia (30%) dan tes darah positif pada feses dapat ditemukan akibat perlukaan
pada dinding lambung. LED meningkat. Fractional test meal ada aklorhidria pada 2/3
kasus kanker lambung. Elektrolit darah dan tes fungsi hati kemungkinan metastase ke
hati.
5. Radiologi
a. Foto thorax : dipakai untuk melihat metastase Paru.
b. Barium Meal Double-contrast additional defect, iregularitas mukosa tumor
primer atau penyebaran tumor ke esofagus/ duodenum.
c. Ultrasonografi abdomen untuk mendeteksi metastase hati.
d. CT scan atau MRI pada thorax, abdomen, dan pelvis lihat ekstensi tumor
transmural, invasi keorgan dan jaringan sekitar, metastasis kelenjar, asites.Untuk
menilai proses penyebaran tumor seperti : menilai keterlibatan serosa, pembesaran
KGB dan metastase ke hati dan ovarium
6. CT Staging pada karsinoma lambung
a. Stage I : Massa intra luminal tanpa penebalan dinding.
b. Stage II : Penebalan dinding lebih dari 1 cm.
c. Stage III : Invasi langsung ke struktur sekitarnya.
d. Stage IV : Penyakit telah bermetastase.
7. Endoskopi dan Biopsi
a. Sebagai Gold Standar pemeriksaan malignitas gaster.
Ultrasound Endoskopi kedalaman infiltrasi tumor dan melihat pembesaran limfa selika
dan perigastrik (> 5mm).

TERAPI

1. Bedah
jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan.
Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahan sudah dapat dilakukan sebagai tindakan
paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada
sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar
limfa secukupnya.
2. Radiasi
Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan hasil yang kurang memuaskan.
3. Kemoterapi
Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinasi kemoterapi.
Di antara obat yang di gunakan adalah 5-fluorourasil (5FU), trimetrexote, mitonisin C,
hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 30 %.

KOMPLIKASI
a. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akuta dan perforasi kronika
b. Hematemesis
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga
dapat menimbulkan anemia.
c. Obstruksi
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan
muntah-muntah.
d. Adhesi
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan
organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut.

PROGNOSIS

Dengan dikenalinya tumor gaster secara dini, maka prognosisnya lebih baik dari
keadaan lanjut. Faktor yang menetukan diagnosis adalah adalah derajat invasi dinding gaster,
adanya penyebaran ke kelenjar limfe, metastasis di peritoneum dan di tempat lain.

ASPEK RADIOLOGIS
Pada pemeriksaan radiologis untuk lambung dan duodenum, pasien diminta minum
suspensi barium sulfat yang agak encer sebagai kontras. Setelah itu foto harus dibuat dalam
berbagai posisi agar sesedikit mungkin membuat kesalahan diagnosis, yaitu masing-masing
dalam keadaan tegak (erect), terlentang (supine) agak miring, telungkup (prone) agak miring.
Pada pemeriksaan dengan kontras, ada dua macam teknik kontras yang digunakan,
yaitu:
1. Kontras tunggal (single contrast)
Pasien harus datang dalam keadaan puasa, agar pemeriksaan tidak terganggu oleh
sisa makanan. Kontras yang digunakan adalah dengan meminum barium sulfat
2. Kontras ganda (double contrast)
Pasien juga harus dalam keadaan puasa. Sebelum dimulai, diberikan suntikan
antispasmodic, agar lambung dan usus tenang dan lemas. Pasien diminta minum
suspensi barium sulfat, dilanjutkan dengan kontras ganda, yaitu udara/hawa.

Tumor lambung secara radiologik merupakan sebuah lesi yang menyita ruangan
(space occupying lesion atau SOL). Bila ada tumor lambung, maka dengan sendirinya kontras
tidak dapat mengisinya, sehingga pada pengisian lambung oleh kontras, tempat tersebut
merupakan tempat yang luput dari pengisian kontras (filling defect).
Ulkus dan karsinoma lambung dapat ditemukan di mana saja dalam lambung. Antrum
prepilorik dikenal sebagai tempat predileksi baik untuk ulkus maupun karsinoma. Bulbus
duodeni adalah tempat predileksi pula, tetapi untuk ulkus, sedangkan karsinoma jarang
ditemukan.

BAB III
KESIMPULAN

1. Kanker Lambung atau dikenal sebagai Gastric cancer adalah jenis penyakit kanker
yang terjadi di lambung, berasal dari sel epitel dinding lambung dan dapat terjadi
diberbagai bagian lambung (daerah antrum pylorus paling banyak, diikuti oleh
daerah fundus lambung kardia), dan dapat menginvasi ke berbagai bagian.
2. Etiologi kanker lambung meliputi faktor genetic, umur, konsumsi makanan yang
diasinkan, diasap atau yang diawetkan, Infeksi H.pylori. mengonsumsi rokok dan
alcohol, NSAIDs, dan anemia pernisiosa.
3. Cara mendiagnosa kanker lambunng meliputi Gastroskopi, Biopsi dan pencitraan
lambung.
4. Pengobatan kanker lambung antara lain pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong P, Wastie ML, Rockall AG. Diagnostic Imaging. 6th edition. Oxford:
Wiley-Blackwell Publishing, 2009.

Desen W, editor. Japaries W, penerjemah. Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi 2. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI, 2008.

Longo LD, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors.
Harrisons Principles of Internal Medicine. 18th edition. USA: McGraw-Hill
Companies, Inc, 2012.

Rasad S. Radiologi Diagnostik. Edisi 2 cetakan ke-7. Ekayuda I, editor. Jakarta:


Badan Penerbit FKUI, 2011.

Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed.II. Jakarta : EGC, 2001

Sudoyo AW, Setiati S, Setiyohadi B, Alwi I, Simandibrata M, editor. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 5 cetakan kedua. Jakarta: Interna Publishing, 2010.

LAMPIRAN

Gambar 1. Anatomi gaster

Gambar 2. Endoskopi lambung

Gambar 3. Gambaran Tumor Gaster

Gambar 4. Gambaran distal gastric carcinoma

Gambar 5. Gambaran proximal gastric cancer

Anda mungkin juga menyukai