Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

CA ESOFAGUS

OLEH:

LISA REYK 2118007

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul CA ESOFAGUS. Makalah ini ditulis untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II dalam
penulisan makalah ini, tidak terlepas bimbingan dari berbagai pihak, baik moral maupun materil.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih.

Makassar, 27 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi...................................................................................................................

BAB I Pendahuluan................................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................

BAB II Pembahasan.................................................................................................

A. Definisi penyakit kanker esofagus.................................................................


B. Etiologi kanker esofagus................................................................................
C. Manesfestasi klinia.........................................................................................
D. Patofisiologi
E. Pelaksanaan
F. Asuhan keperawatan......................................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

Daftar Pustaka..........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kanker esophagus yaitu suatu keganasan yang terjadi pada esofagus.
Kanker ini pertama kali di deskripsikan pada abad ke-19 dan pada tahun 1913 reseksi
pertama kali sukses dilakukan oleh Frank Torek, pada tahun1930-an, Oshawa di Jepang
dan Marshall di America Serikat berhasil melakukan pembedahan pertama dengan
metode transtoraks esofagotomi dengan rekonstruksi ( fisichella, 2009 ).
Epidemiologi pada tahun 2000 kanker terbanyak no. 8 412,000 kasus baru per
tahun, penyebab kematian nomor 6 dari kematian akibat kanker, 338.000 kematian per
tahun. Kanker esophagus menunjukkan gambaran epidemiologi yang unik berbeda
dengan keganasan lain. kanker esophagus memiliki variasi angka kejadian secara
geografis berkisar dari 3 per 100.000 penduduk di Negara barat samapai 140 kejadian
per 100.000 penduduk di asia tengah.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari kanker esofagus ?
2. Apa etiologi kanker esofagus ?
3. Bagaimana manifestasi klinis kanker esofagus ?
4. Bagaimana patofisiologi kanker esofagus ?
5. Bagaimana penatalaksanaan medis kanker esofagus ?
6. Bagaimana pelaksanaan kanker esofagus ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan kanker esofagus ?
C. Tujuan
1. Apa pengertian dari kanker esofagus
2. Apa etiologi kanker esofagus
3. Apa manifestasi klinis kanker esofagus
4. Apa patofisiologi kanker esofagus
5. Apa penatalaksanaan medis kanker esofagus
6. Apa asuhan keperawatan kanker esofagus

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definsi
Kanker esophagus yaitu suatu keganasan yang terjadi pada esofagus. Kanker ini pertama
kali di deskripsikan pada abad ke-19 dan pada tahun 1913 reseksi pertama kali sukses
dilakukan oleh Frank Torek, pada tahun1930-an, Oshawa di Jepang dan Marshall di
America Serikat berhasil melakukan pembedahan pertama dengan metode transtoraks
esofagotomi dengan rekonstruksi ( Fisichella, 2009 ).
B. Etiologi
Penyebab pasti kanker esofagus tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang dapat
menjadi presdisposisi yang diperkirakan berperan dalam patogenesis kanker.
Presdisposisi penyebab kanker esofagus biasanya berhubungan dengan terpajannnya
mukosa esofagus dari agen berbahaya atau stimulus toksik, yang kemudian menghasilkan
terbentuknya displasia yang bisa menjadi karsinoma. Beberapa faktor juga dapat member
ikan kontribusi terbentuknya karsinoma sel skuamosa, seperti berikut ini :
1. Defisiensi vitamin dan mineral. Menurut beberapa studi, kekurangan riboflavin
pada ras China memberikan kontribusi besar terbentuknya kanker esofagus.
2. Pada faktor merokok sigaret dan penggunaan alkohol secara kronik merupakan
faktor penting yang berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker esofagus.\
3. Infeksi papilomavirus pada manusia dan Helicobacter pylory disepakati menjadi
faktor yang memberi kontribusi peningkatan resiko kanker esofagus.
Penyakit refluk gastroesofageal menjadi faktor predisposisi utama
terjadinya adenokarsinoma pada esofagus. Faktor iritasi dari bahan refluks asam
dan garam empedu didapatkan menjadi penyebab. Sekitar 10-15 % pasien yang
melakukan pemeriksaan endoskopik mengalami displasia yang menuju ke kondisi
adenokarsinoma. Pasien dengan iritasi refluks gastroesofageal sering berhubungan
dengan penyakit Barret esofagus yang beresiko menjadi keganasan.

5
a. Stadium Tumor
1. Stadium 0
kanker esophagus awal, kanker yang terjadi hanya sebatas dibagian
keronkongan, tidak ada perubahan menjadi ganas pada jaringan lain,
juga tidak menyebar ke kelenjar getah bening.
2. Stadium 1
kanker telang menyerang ke bagian lain di bawah lapisan epidermis,
sel kanker muncul di lamina propria atau submukosa, tapi tidak
menganggu otot. Kanker tidak akan menyebar ke kelenjar getah
bening atau organ lain.
3. Stadium 2
Pada stadium ini kanker dapat menyebar kelenjar getah bening tapi
tidak ke organ lain.
4. Stadium 3
kanker esophagus telah menyebar ke trakea yang berdekatan dengan
organ lain, tapi tidak mempengaruhi kelenjar getah bening yang
terkait, tidak ada metastasis yang jauh.
5. Stadium 4
kanker esophagus telah menyebar oleh darah ke organ lain seperti hati,
tulang, otak dan lain-lain.
C. Manifestasi klinis
1. Tanda dan gejala kanker esofagus menurut Syamsul Jamail Tahun 2010 antara lain :
 Sulit menelan
 Hilang berat badan secara tiba-tiba
 Nyeri pada dada
 Lelah
 Ulsertiva esofagus tahap lanjut
 Disfagia, awalnya dengan makanan padat dan akhirnya dengan cairan
 Merasakan benjolan pada tenggorokan dan rasa nyeri saat menelan
 Nyeri atau begah substernal, regurgitasi makanan yang tak tercerna dengan
bau nafas dan akhirnya cegukan

6
 Mungkin terjadi hemoragi, dan kehilangan berat badan dan kekuatan secara
progresif akibat kelaparan.
D. Patofisiologi
Secara fisiologis jaringan esofagus distratafikasi oleh epitel non keratin skuamosa.
Karsinoma sel skuamosa yang meningkat dari epitel terjadi akibat stimulus iritasi kronik
agen iritan, alkohol, tembakau, dan beberapa komponen nitrogen diidentifikasi sebagai
karsinogenik iritan.
Penggunaan alkohol dan tembakau secara prinsip menjadi faktor resiko utama
terbentuknya karsinoma sel skuamosa. Nitrosamina dan komponen lain netrosil didalam
acar (asinan), daging bakar, atau makanan ikan yang diasinkan memberikan kontribusi
peningkatan karsinoma sel skuamosa pada esofagus (Thornton,2009)
Pendapat lain menyebutkan adanya hubungan antara peningkatan kejadian
karsinoma sel skuamosa pada esofagus dengan konsumsi kronik air hangat
(Smeltzer,2002), konsumsi sirih, asbestos, polusi udara, dan diet tinggi bumbu rempah.
Akan tetapi, pendapat lain menyebutkan hal sebaliknya, dimana konsumsi diet tinggi
buah dan sayur – sayuran justru menjadi faktor protektif untuk terjadinya karsinoma sel
skuamosa (Fisichella,2009).
Beberapa kondisi medis yang dipercaya meningkatkan karsinoma sel skuamosa,
seperti akalasia, striktur, tumor kepala dan leher, peyakit plummer-Vinson syndrome,
serta terpajan dari radiasi. Karsinoma sel skuamosa meningkat pada akalasia setelah
periode 20 tahun kemudian. Hal ini dipercaya akibat iritasi yang lama dari material
lambung. Pada pasien striktur, akibat kondisi kontak dengan cairan alkali akan
meningkatkan sekitar 3% karsinoma sel skuamosa setelah 20 - 40 tahun. Tumor kepala
dan leher dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa yang disebabkan oleh faktor
penggunaan alkohol dan tembakau. Penyakit plummer-Vinson syndrome akan
mengalami disfagia, anemia defisiensi besi, dan web esofagus. Kondisi ini akan
meningkatkan insiden kejadian karsinoma sel skuamosa postkrikoid (Enzinger,2003).
Adenokarsinoma esofagus sering terjadi pada bagian tengah dan bagian bawah
esofagus. Peningkatan abnormal mukosa esofageal sering dihubungkan dengan refluks
gastroesofageal kronik. Metaplasia pada stratifikasi normal epitelium skuamosa bagian
distal akan terjadi dan menghasilkan epitelium glandular yang berisi sel-sel goblet yang

7
disebut epitel Barret. Perubahan genetik pada epitelium meningkatkan kondisi displasia
dan secara progresif membentuk adenokarsinoma pada esofagus (Papineni,2009).
Penyakit refluks gastroesofageal merupakan faktor penting terbentuknya epitel
Barret. Pada pasien dengan penyakit refluks gastroesofageal, sekitar 10% menghadirkan
epitel Barret dan pada pasien dengan adanya epitel Barret sekitar 1% akan terbentuk
adenokarsinoma esofagus. Oleh karena itu diperlukan untuk dilakukan biospi endoskopik
untuk menurunkan resiko keganasan pada esofagus (Fisichella,2002).
Adanya kanker esofagus bisa menghasilkan metastasis ke jaringan sekitar akibat
invasi jaringan dan efek kompresi oleh tumor. Selain itu, komplikasi dapat timbul karena
terapi terhadap tumor. Invasi oleh tumor sering terjadi ke struktur di sekitar mediastinum.
Invasi ke aorta mengakibatkan pendarahan masif, invasi ke perikardium terjadi
tamponade jantung atau sindrom vena kava superior;invasi ke serabut saraf menyebabkan
suara serak atau diasfagia, invasi ke saluran nafas mengakibatkan fistula trakeosofageal
dan esofagopulmonal, yang merupakan komplikasi serius dan progresif mempercepat
kematian. Sering terjadi adalah pneumonia aspirasi yang pada gilirannya yang akan
menyebabkan abses paru dan epiema. Selain itu, juga dapat terjadi gagal nafas yang
disebabkan oleh obstruksi mekanik atau pendarahan. Pendarahan yang terjadi pada
tumornya sendiri dapat menyebabkan anemia defisiensi besi sampai pendarahan akut
masif. Pasien sering tampak malnutrisi, lemah, emasiasi, dan gangguan sistem imun yang
kemudian akan menyulitkan terapi (Wang,2008).
1. Faktor resiko
Penyebab-penyebab yang tepat dari kanker esophagus tidak diketahui secara pasti.
Bagaimanapun, studi-studi menunjukan bahwa apa saja dari faktor-faktor berikut
dapat meningkatkan risiko mengembangkan kanker esophagus :
a. Umur
Kanker esophagus lebih mungkin terjadi ketika orang-orang menjadi tua; kebanyakan
orang-orang yang mengembangkan kanker esophagus adalah berumur diatas 60
tahun.
b. Kelamin
Kanker esophagus adalah lebih umum pada pria-pria daripada pada wanita-wanita.
c. Penggunaan Tembakau

8
d. Merokok sigaret-sigaret atau menggunakan tembakau yang tidak berasap adalah satu
dari faktor-faktor risiko utama untuk kanker esophagus.
e. Penggunaan Alkohol
Penggunaan alkohol yang kronis dan/atau berat adalah faktor risiko utama yang lain
untuk kanker esophagus. Orang-orang yang menggunakan keduanya alkohol dan
tembakau mempunyai suatu risiko yang terutama tinggi dari kanker esophagus.
Ilmuwan-ilmuwan percaya bahwa senyawa-senyawa ini meningkatkan efek-efek
yang berbahaya lain dari setiapnya.
f. Barrett's Esophagus
Iritasi jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker esophagus. Jaringan-jaringan
pada dasar dari kerongkongan dapat menjadi teiritasi jika asam lambung secara sering
balik masuk kedalam esophagus, persoalan yang disebut gastric reflux. Melalui
waktu, sel-sel dibagian yang teriritasi dari esophagus mungkin berubah dan mulai
menyerupai sel-sel yang melapisi lambung. Kondisi ini, dikenal sebagai Barrett
esophagus, adalah kondisi sebelum ganas (premalignant) yang mungkin berkembang
kedalam adenocarcinoma dari esophagus.
2. Tipe-Tipe Iritasi Lain
Penyebab-penyebab lain dari iritasi atau kerusakan yang signifikan pada lapisan
esophagus, seperti menelan cairan alkali atau senyawa-senyawa caustic (tajam) lain,
dapat meningkatkan risiko mengembangkan kanker esophagus.
3. Sejarah Medis
Pasien-pasien yang telah mempunyai kanker-kanker kepala dan leher lainya
mempuyai kesempatan yang meningkat dari pengembangan suatu kanker kedua pada
area kepala dan leher, termasuk kanker esophagus.

9
E. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis disesuaikan dengan penentuan stadium (staging) dan
pengelompokan stadium tumor. Penatalaksanaan yang lazim dilakukan adalah intervensi
non operasi dan intervensi operasi.
1. Intervensi non operasi
a. Radiasi
Karsinoma esofagus bersifat radiosensitif. Pada kebanyakan pasien, radiasi
eksternal memberikan efek penyusutan tumor. Komplikasi akibat radiasi sering
berupa striktura, fistula dan perdarahan, selain itu terkadang juga dijumpai
komplikasi kardiopulmunal (Enzinger,2003)
b. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan sebagai pelengkap terapi operasi dan terapi radiasi.
Biasanya digunakan kemoterapi kombinasi Sisplatin bersama Paclitaxel dan 5
fluorouracil (Le Prise,1994)
c. Terapi Laser
d. Pemberian intervensi terapi laser dapat membantu menurunkan secara sementara
kondisi disfagia pada 70% pasien kanker esofagus. Pelaksanaan secara multipel
yang dibagi pada beberapa sesi dapat meningkatkan kepatenan lumen esofagus
(Wang,2008)
e. . Photodynamic therapy (PDT)
PDT dapat dilakukan pada pasien dengan keganasan jaringan displatik.
Fotosintesis mentransfer energi ke substrat kimia jaringan abnormal. Beberapa
studi PDT atau terapi laser dengan kombinasi penghambat asam jangka panjang,
menghasilkan terapi endoskopik yang efektif pada displasia mukosa Barret dan
mengeliminasi mukosa Barret (Fisichella,2009)
2. Intervensi Bedah
Esofagotomi dilakukan memulai insisi abdominal dan sevikal melewati hiatus
esofagus/ THE (transhiatal esophagectomy) atau dengan cara insisi abdominal dan
toraks kanan/ TTE (transhorakcic esophagectomy). Pada THE rongga dada tidak
dibuka. Ahli bedah melakukan manuver transhiatal dengan mengangkat esofagus
secara manual dari rongga thoraks. Pada TTE bagian tengah dan bawah esofagus

10
diangkat melalui rongga toraks yang dibuka. Pembukaan abdomen dilakukan agar
dapat memobilisasi lambung untuk memudahkan reseksi (Mackenzezie, 2004)
F. Pelaksanaan
Tembakau dan alkohol adalah faktor risiko utama dalam pengembangan sel skuamosa
kanker esophagus, penghentian tembakau dan alkohol secara signifikan dapat
mengurangi resiko terjadinya kanker ini. Buah buahan dan sayur sayuran yang segar
dibandingkan dengan asupan makanan tinggi nitrosamine atau yang terkontaminasi
dengan racun bakteri atau jamur dapat menurunkan risiko sekitar 50%.
G. Asuhan keperawatan klian tn. A
Tn. A berusia 65 tahun datang kerumah sakit, klien mengatakan pada
tenggorokkannya terasa aneh, dan tersedak saat menelan serta tulang dada terasa panas,
perih atau sedikit seperti tertarik serta nafas klien berbau busuk. Gejalan tersebut hilang
saat klien berhenti menelan. Kesulitan menelan yang dialami klien menyebabkan klien
susah makan, sering disertai muntah, nyeri diperut sehingga klien mengalami penurunan
berat badan 55 kg dengan tinggi badan 177 cm. saat dilakukan pemeriksaan serat
endoskopi Nampak benjolan pada esophagus. Dengan TTV, TD 120/80 mmHg, R : 12 x /
menit, Nadi : 56 x / menit dan suhu 370C . klien mengatakan tidak tahu tentang
penyakitnya.
1. Pengkajian
a. Data demografi
Nama lansia : tn.a
Umur : 65 tahun
Alamat : jl. Belibis
Jenis kelamin : laki-laki
Jumlah keturunan - anak : 2 orang
- cucu : 3 orang
Nama suami/istri : ny.s
Umur : 63 tahun
b. Keluhan utama

11
klien mengatakan pada tenggorokkannya terasa aneh, dan tersedak saat menelan
serta tulang dada terasa panas, perih atau sedikit seperti tertarik serta nafas klien
berbau busuk.
c. Riwayat Kesehahatan
1. Riwayat penyakit sekarang :
Klien merasakan nyeri saat menelan dan berhenti saat tidak menelan, berat
badan klien menurun dan nafas klien berbau busuk.
Provocative : klien mengalami nyeri saat menelan
Quality : nyeri yang dirasakan seperti teriris tertusuk.
Region : nyeri yang dirasakan dari tenggorokan sampai abdomen
Saverity : klien mengalami nyeri hanya sesaat dan pendek
Time : klien mengalami nyeri hanya pada saat menelan saja.
2. Riwayat penyakit dahulu :
Klien tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya.
1. Pengkajian Fisik
Wawancara\
q  Pandangan Lanjut Usia tentang kesehatannya :
- Klien mengatakan kurang mengetahui tetang penyakit yang dirasakan.
q  Kegiatan yang mampu dilakukan Lanjut Usia :
- Klien mengatakan masih bisa melakaukan kegiatan sehari-hari.
q  Kebiasaan Lanjut Usia merawat diri sendiri :
- Klien mengatakan masih mampu merawat diri, seperti mandi dll.
q  Kekuatan fisik Lanjut Usia: otot, sendi, penglihatan dan pendengaran :
- Klien mengatakan tidak mengalami penurunan fungsi otot, sendi dan
organ indra.
q  Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil :
- Klien megatakan merasa sakit pada saat menelan makanan.
q  Kebiasaan gerak badan/olah raga/senam Lanjut Usia :
- Klien mengatakan jarang melakukan olah raga.
q  Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan :
- Klien mengatakan sakit pada tenggorokkan dan sulit menelan.

12
q  Kebiasaan Lanjut Usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan
dalam minum obat:
- Klien mengatakan tidak pernah konsumsi obat.
q  Masalah-masalah seksual yang dirasakan:
- Klien mengatakan tidak ada masalah seksual.
1. Pemeriksaan Fisik
q  Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh
q  Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik, yaitu:
-Head to toe
-Sistem tubuh
1. Temperatur :
- Setelah dilakukan pemeriksaan suhu klien mencapai 37,0C\
2. Pulse (denyut nadi) :
- Setelah dilakukan pemeriksaan nadi klien 56 x/menit\
3. Respirasi (Pernafasan) :
- Setelah dilakukan pemeriksaan pernafasan klien 12 x/menit
4. Tekanan Darah :
- Setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah (TD) dalam posisi
tidur sehingga didapatkan TD klien 120/80 mmHg
5. Berat dan tinggi badan terakhir :
- berat badan klien 55 kg dan tinggi badan 177 cm.
 Sistem Persyarafan
1.   Kesemetrisan raut wajah:
- kesemetrisan raut wajah klien dalam rantan normal.
2. Tingkat kesadaran :
Û    Snile (Pikun) : klien tidak mengalami pikun
Û    Daya ingat : daya ingat klien normal

13
3. Mata
-Pergerakan : Klien masih bisa menggerakkan matanya
- Penglihatan : klien masih dapat melihat
-Penyakit penyerta : klien tidak memiliki riwayat penyakit
4. Pupil
-Kesamaan : Isokor/AnIsokor
5. Ketajaman penglihatan  : klien masih bisa melihat jelas
Û    Jangan dites di depan jendela
Û    Pergunakan tangan atau gambar
Û    Cek kondisi kacamata
6.   Sensori deprivation (gangguan sensorik)  :
- klien tidak mengalami gangguan sensorik.
7.   Ketajaman pendengaran :
Û    Apakah menggunakan alat bantu dengar  :
- klien tidak menggunakan alat bantu.
8. Rasa sakit atau nyeri :
- klien klien merasakan nyeri saat menelan
2. Sistem Kardivaskuler
1. Sirkulasi periper :
- Warna : dalam rentan normal
- Kehangatan : dalam rentan normal.
2. Denyut nadi apikal : dalam rentan normal.
3. Pembengkakan vena jugularis : tidak ada pembengkaan
pada vena jugularis.
4. Pusing : klien tidak merasakan
pusing
5. Nyeri dada : klien tidak merasakan nyeri
6.   Edema : tidak ada edema
3. Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi : klien mengalami penurunan
berat badan

14
2. Pemasukan diet : klien kesulitan menelan
sehingga tidak bisa makan akibatnya klien mengalami penurunan
berat badan.
3. Anoreksia : klien mengalami gangguan
menelan.
4. Mual : klien merasakan mual.
5. Muntah : klien sering mengalami
muntah.
6. Mengunyah dan menelan : klien mengalami sulit
menelan dan terasa nyeri
7. Keadaan gigi : Gigi klien normal
8. Rahang : Rahang klien normal
9. Rongga mulut : rongga mulut klien normal
10. Bising usus : klien tidak mengalami
bising usus
11. Keadaan perut : klien mengalami begah
regulasi makanan yang tidak tercerna dengan baik
12.   Konstipasi (sembelit) : klien tidak mengalami
konstipasi
13. Diare : klien tidak mengalami diare
4. Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktur : dalam rentan normal
Û    Otot : dalam rentan normal
Û    Tendon : dalam rentan normal
Û    Gerakan sendi : dalam rentan normal
2. Tingkat mobilisasi
Û    Ambulasi (Dengan atau tanpa bantuan/peralatan) : tanpa
bantuan peralatan.
Û    Gerakan : dapat bergerak sendiri
Û    Kekuatan otot : dalam rentan normal
Û    Kemampuan melangkah atau berjalan: dapat berjalan sendiri

15
3.   Gerakan sendi: dalam rentan normal
b. Psikologis
q  Pengenalan masalah-masalah utama :
- Klien kurang mengetahui proses penuaan

q  Sikap terhadap proses penuaan :


- Normal

q  Perasaan dibutuhkan :
- Normal

q  Pandangan terhadap kehidupan :


-Normal

q  Koping Stressor :
- normal

q  Penyesuaian diri :
- Normal

q  Kegagalan :
- Normal

q  Harapan saat ini dan yang akan datang :


- Klien mengharapkan cepat sembuh

q  fungsi kognitif
- Daya ingat : Normal
- Proses pikir : Normal
- Alam perasaan : Normal
- Orientasi : Normal

16
- Kemampuan dalam penyelesaian masalah : Normal
c. Sosial Ekonomi
q  Sumber keuangan : Bekerja
q  Kesibukan dalam mengisi waktu luang :-
q  Teman tinggal : Keluarga
q  Kegiatan organisasi
q  Pandangan terhadap lingkungannya :-
q  Hubungan dengan orang lain di luar rumah : Normal
q  Yang biasa mengunjungi :-
q  Penyalurkan hobi/keinginan
sesuai fasilitas yang ada :-
d. Spiritual

q  Kegiatan ibadah :-
q  kegiatan keagamaan :-
q  Cara Lanjut Usia menyelesaikan masalah :-
q  Penampilan Lansia : Normal
e. Psikososial
q  Tingkat ketergantungan :-
q  Fokus diri :-
q  Perhatian :-
q  Rasa Kasih sayang :-

17
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
DS : DO :
- klien mengatakan pada - Kesulitan menelan yang dialami
tenggorokkannya terasa aneh, dan klien menyebabkan klien susah
tersedak saat menelan serta tulang makan,
dada terasa panas, perih atau sedikit - sering disertai muntah, nyeri diperut
seperti tertarik serta nafas klien berbau - - klien mengalami penurunan berat
busuk. badan
- klien mengatakan tidak tahu tentang - pemeriksaan serat endoskopi
penyakitnya Nampak benjolan pada esophagus.
- TTV, TD 120/80 mmHg, R : 12 x /
menit, Nadi : 56 x / menit dan suhu
370C .

ANALISA DATA
N DATA MASALAH ETIOLOGI
O
1 DS : Kebutuhan nutrisi Adanya benjolan pada
- klien mengatakan pada kurang dari esophagus
tenggorokkannya terasa kebutuhan tubuh
aneh, dan tersedak saat Anoreksia
menelan serta tulang
dada terasa panas, perih Makanan susah dicerna
atau sedikit seperti
tertarik serta nafas klien Kebutuhan nutrisi
berbau busuk kurang dari kebutuhan
DO : tubuh
- Kesulitan menelan
yang dialami klien
menyebabkan klien

18
susah makan,
- sering disertai muntah,
nyeri diperut - - klien
mengalami penurunan
berat badan
- TTV, TD 120/80
2 DS : Gangguan menelan Benjolan / tumor
- klien mengatakan pada
tenggorokkannya terasa Abnormalitas pada fase
aneh, dan tersedak saat esophagus
menelan
DO : Gangguan menelan
- Kesulitan menelan
yang dialami klien
menyebabkan klien
susah makan,
- pemeriksaan serat
endoskopi Nampak
benjolan pada
esophagus.
3 Nyeri akut b.d iritasi Nyeri akut Menelan makanan
mukosa esofagus,
respons pembedahan Imflasmasi jaringan
DS : Klien merasakan
nyeri saat menelan dan Nyeri akut b.d iritasi
berhenti saat tidak mukosa esofagus,
menelan respons pembedahan
DO :
-
4 Kurang pengetahuan Kurang pengetahuan Kurang informasi
tentang penyakit b.d
kurang paparan sumber  

19
informasi
DS : Klien mengatakan Kurang pengetahuan
tidak tahu tentang tentang penyakit b.d
penyakitnya kurang paparan
DO : informasi

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya intake makanan yang adekuat 
2. Gangguan menelan b. d gangguan fase esophagus
3. Nyeri akut b.d iritasi mukosa esofagus, respons pembedahan
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit b.d kurang paparan sumber informasi

Rencana Keperawatan
DX. Dan Rencana Keperawatan
Data
No
Penunjan Tujuan & KH Intervensi Rasional
g
1 Nutrisi Setelah dilakukan-     Anjurkan pasien -     Makanan dapat
kurang tindakan makan dengan lewat dengan
dari keperawatan selama perlahan dan mudah ke
kebutuhan ....X24jam mengunyah lambung.
tubuh b.d diharapkan makanan dengan-     Beberapa
kurangny kekurangan nutrisi seksama. pasien mungkin
a intake klien dapat teratasi-     Evaluasi adanya mengalami alergi
makanan dengan kriteria alergi makanan terhadap
yang hasil : dan kontraindikasi beberapa
adekuat - mempertahankan makanan. komponen
DS : berat badan/-     Sajikan makanan tertentu
Klien menunjukkan makanan dengan dan beberapa
merasaka kemajuan cara yang penyalit lain,
n nyeri peningkatan berat menarik. seperti diabetes
saat badan mencapai-     Fasilitasi pasien melitus,

20
memperoleh diet hipertensi, gout,
biasa yang disukai dan lainnya
menelan
pasien (sesuai sehingga
dan
indikasi). memberikan
berhenti
-     Lakukan dan manifestasi
saat tidak
ajarkan perawatan terhadap
menelan
mulut sebelum persiapan
dan sesudah komposisi
DO :
makan, serta makanan yang
- berat
tujuan dengan nilai sebelum dan akan diberikan.
badan
laboratorium sesudah -     Membantu
klien
normal. intervensi/pemerik merangsang
menurun
- bebas dari tanda saan peroral. nafsu makan.
- klien
malnutrisi -    
mengalam
- menyatakan Memeperhitungk
i begah
perubahan fungsi an keinginan
regulasi
individu dapat
makanan
memeperbaiki
yang
intake nutrisi.
tidak
-     Menurunkan
tercerna
rasa tidak enak
dengan
kaena sisa
baik
makanan juga
- muntah
bau obat yang
dap

NO DX. TINDAKKAN KEPERAWATAN


TUJUAN & K..H INTERVENSI RASIONAL
KEP
2 Ganngu Setelah dilakukan-      Memantau tingkat - klien dapat

21
an tindakan kesadaran, reflex berkonsentrasi
menelan keperawatan selama batuk, reflex muntah selama
b. d 3 x 24 jam .. dan kemampuan mekanisme
ganggua gangguan menelan menelan. makan tanpa da
n fase klien dapat teratasi-      Posisi tegak 90 gangguan dari
esophag dengan kreteria derajat atau sejauh luar atau
us hasil : mungkin lingkungan
DS -      
: Dapat-      Jauhkan manset - klien mampu
klien mempertahankan trakea meningkat mengunyah
mengata makanan dalam-      Menyuapkan dalam secara perlahan
kan mulut jumlah kecil - klien mampu
pada -       Kemampuan-      Periksa menelan
tenggor menelan adekuat penempatan tabung makanan yang
okkann -       Pengiriman bolus NG atau gastrotomy lunak/kental/
ya ke hipofaring-      Periksa tabung NG cair
terasa selaras dengan atau gastrotomy - klien mampu
aneh, reflex menelan sebelum makan meminum cairan
dan -       Mampu-      Hindari cairan atau dengan
tersedak mengontrol mual menggunakan zat menggunakan
saat dan muntah pengental sedotan
menelan-       Pemulihan pasca-      Potong makanan - Menetralkan
DO : prosedur menjadi potongan hiperektensi,
- pengobatan kecil membantu
Kesulita-         . mencegah
n aspirasi dan
menelan meningkatkan
yang kemampuan kita
dialami dapat menelan.
klien - Menggunakan
menyeb gravitasi kita
abkan dapat

22
klien memindahkan
susah proses menelan
makan, dan menurunkan
- risiko terjadinya
pemerik spirasi.
saan
serat
endosko
pi
Nampak

Dx. Dan Rencana keperawatan


Data
No
penunja Tujuan & K.H Intervensi Rasional
ng
3 Nyeri Setelah dilakukan-     Jelaskan dan -     Pendekatan
akut b.d tindakan keperawatan bantu pasien dengan
iritasi selama ....X24jam dengan tindakan menggunakan
mukosa diharapkan nyeri pereda nyeri relaksasi dan
esofagus, klien dapat teratasi nonfarmakologi nonfarmakologi
respons dengan kriteria hasil : -     Lakukan lainnya telah
pembeda -    mampu mengontrol manajemen nyeri menunjukkan
han nyeri ( tahu penyebab keperawatan keefektifan
DS : nyeri) -     Kaji nyeri dalam
Klien -    melaporkan bahwa dengan pendekatan mengurangi
merasaka nyeri berkurang PQRST nyeri
n nyeri dengan menggunkan-     Istirahatkan -     Manajemen
saat manajemen nyeri pasien pada saat nyeri merupakan
menelan -    merasakan nyaman nyeri muncul. kunci dari
dan setelah nyeri-     Ajarkan teknik penatalaksanaan
berhenti berkurang pasien

23
pascaoperasi.
Keadekuatan
kontrol nyeri
pascaoperasi
esofagektomi
merupakan
unsur yang
saat tidak
paling penting
menelan
dalam
DO :
menurunkan
-
mortalitas dan
morbiditas
-     Pendekatan
PQRST dapat
-    TTV dalam batas secara
normal, wajah pasien komprehensif
rileks menggali
kondisi nyeri
pasien
-     Istirahat
secara fisiologi
akan
menurunkan
kebutuhan
oksigen yang
diperlukan
untuk memenuhi
kebutuhan
metabolisme
basal.

24
Tindakkan Keperawatan
No Dx. Kep
Tujuan & k..h Intervensi Rasional
4 Kurang Setelah dilakukan - kaji pengetahua -
pengetahuan tindakan klien tantang mempermudah
tentang penyakit keperawatan penyakit dalam
b.d kurang selama .. x 24jm - jelaskan memberikan
paparan sumber klien dapat tentang proses penjelasan
informasi mengetahui penyakit ( tanda pada klien
DS : Klien tentang dan gejala) -
mengatakan penyekitnya identifikasi meningkatkan
tidak tahu dengan criteria kemungkinan pengetahuan
tentang hasil : penyebab, dan
penyakitnya - klien mampu jelaskan tentang mengurangi
DO : menjelaskan kondisi klien cemas
kembali tentang - jelaskan -
penyakitnya tentang program mempermudah
- mengenal pengobatan intervensi
kebutuhan alternative - member
perawatan pengobatan gambaran
pengobatan tanpa - diskusikan tentang pilihan
cemas perubahan gaya terapi yang
hidup yang bias
mungkin digunakan
digunakan untuk - meriviw
mencegah
komplikasi
- jelaskan
tentang
komplikasi
dengan
pilihannya

25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit kanker esophagus yaitu suatu keganasan yang terjadi pada esofagus.
Kanker ini pertama kali di deskripsikan pada abad ke-19 dan pada tahun 1913 reseksi

26
pertama kali sukses dilakukan oleh Frank Torek, pada tahun1930-an, Oshawa di Jepang
dan Marshall di America Serikat berhasil melakukan pembedahan pertama dengan
metode transtoraks esofagotomi dengan rekonstruksi ( fisichella, 2009 ).
Kanker esophagus yaitu suatu keganasan yang terjadi pada esofagus. Kanker ini
pertama kali di deskripsikan pada abad ke-19 dan pada tahun 1913 reseksi pertama kali
sukses dilakukan oleh Frank Torek, pada tahun1930-an, Oshawa di Jepang dan Marshall
di America Serikat berhasil melakukan pembedahan pertama dengan metode transtoraks
esofagotomi dengan rekonstruksi ( Fisichella, 2009 ).

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak keselahan dalam penulisannya, dan
penempatan kata, huruf, dan titik koma yang kurang sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dari pembaca yang dapat membangun dalam penulisa makalah ini
agar kedepannya lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. 2013.
Jakarta: EGC.

27
Marlin E doenges. Rencana asuhan keperawatan. 2000. Jakarta : egc Aplikasi nanda nic-
noc, Yogyakarta : media action.
Wilkinson, Judith M. dan Nancy R. Ahren. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan
Edisi 9. Jakarta: EGC.
Zuyina Luklukaningsih, 2011. Anatomi Dan Fisiologi Manusia cetak 1. Yogyakarta :
Nuha Media
Anonim. 2013, Askep kanker esophagus, All About Nursing Askep Kanker Esofagus.

28

Anda mungkin juga menyukai