Anda di halaman 1dari 5

Proposal Kerja Praktek Teknik Perminyakan UP45 Yogyakarta

PENINGKATAN PRODUKSI DENGAN HYDRAULIC FRACTURING


PADA SUMUR X

I.

Latar Belakang
1.1

Latar Belakang Kerja Praktek

Kerja Praktek adalah salah satu mata Kuliah Prasyarat dalam Kurikulum Akademik di
Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik dengan bobot akademik 2 SKS yang wajib
ditempuh oleh mahasiswa Teknik Perminyakan Program Strata 1 (S1) di Universitas
Proklamasi 45Yogyakarta.
Kerja Praktek pada dasarnya merupakan aplikasi dari semua ilmu yang telah didapat
pada bangku kuliah dan kemudian diterapkan di lapangan pada kondisi nyata.Kerja Praktek
(KP) ini merupakan sebagian visualisasi dari mata kuliah yang telah ditempuh seperti
teknik pemboran, teknik produksi dan teknik reservoir.
Kebutuhan akan minyak dan gas bumi sebagai salah satu sumber energi sampai saat
ini terus meningkat yang disertai dengan semakin melambungnya harga minyak. Untuk itu
perlu dilakukan usaha-usaha yang efektif untuk meningkatkan perolehannya serta
eksplorasi reservoir baru dari minyak maupun gas bumi. Hal ini tidak dapat terlepas dari
perkembangan dan kemajuan teknologi dalam industri perminyakan yang terus
dikembangkan.
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia Teknik Perminyakan yang semakin
canggih, menuntut mahasiswa Teknik Perminyakan untuk memahami aplikasi dari teoriteori yang telah dipelajari dan mengetahui perkembangan teknologi perminyakan tersebut
pada setiap aspek yaitu aspek reservoir, aspek pemboran maupun aspek produksi, serta
dalam rangka peningkatan wawasan keilmuan perminyakan yang menunjang bagi
mahasiswa.

Proposal Kerja Praktek Teknik Perminyakan UP45 Yogyakarta

II.

Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek

Tujuan :

Untuk memenuhi salah satu mata kuliah pada Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas
Teknik, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Mengetahui secara langsung bentuk, fungsi maupun cara kerja dari peralatan yang
digunakan dan menambah pengalaman kerja di lapangan.

Manfaat :

Mengetahui secara langsung semua aspek yang terkait dalam eksplorasi maupun
eksploitasi minyak bumi dan beberapa metoda peningkatan laju produksi minyak bumi.

Dapat mengaplikasikan teori dan konsep-konsep dalam perkuliahan Teknik Reservoir,


Teknik Pemboran, Teknik Produksi, Teknik Lingkungan dan seluruh praktikum yang
telah diberikan.

III. Batasan Masalah

Dalam pembuatan Proposal Kerja Praktek membahas tentang segala proses


kegiatan yang terdapat di lapangan migas terutama aspek peningkatan produksi dengan
stimulasi reservoar menggunakan Hydraulic Fracturing.

Proposal Kerja Praktek Teknik Perminyakan UP45 Yogyakarta

IV. Pendekatan Masalah

Hydraulic fracturing merupakan salah satu metode stimulasi reservoir untuk


meningkatkan produktivitas reservoir. Peningkatan produksi reservoir itu dilakukan dengan
memperbesar permeabilitas batuan di sekitar lubang sumur melalui proses penginjeksian
suatu fluida dengan tekanan yang melebihi tekanan rekah formasi yang dimaksud. Hydraulic
fracturing tepat untuk diterapkan pada sumur cased hole ataupun open hole yang
memproduksi minyak atau gas. Pada reservoir batupasir maupun karbonat, hydraulic
fracturing sangat berguna untuk memperbesar permeabilitas di sekitar lubang sumur sehingga
setelah pekerjaan hydraulic fracturing berhasil, maka produktivitas sumur tersebut akan lebih
tinggi daripada sebelumnya.
Ada beberapa kriteria atau dasar pemikiran untuk menerapkan hydraulic fracturing
pada suatu sumur, kriteria tersebut yaitu sebagai berikut :
1.

Volume hidrokarbon; karena tujuannya untuk menaikkan produksi, maka tentunya


sebelum dilakukan pekerjaan perekahan, pada sumur tersebut harus diketahui terlebih
dahulu apakah volume hidrokarbon (volume minyak atau gas) dalam lapisan tersebut
masih cukup ekonomis atau tidak. Jika masih cukup ekonomis, maka hydraulic fracturing
dapat diterapkan.

2.

Tekanan reservoir; apakah sumur tersebut masih mempunyai tekanan yang cukup
untuk mengalirkan fluida dari reservoir ke dalam rekahan kemudian masuk ke lubang bor
atau tidak. Jka tekanan reservoir masih cukup besar, maka hydraulic fracturing dapat
diterapkan. Keterangan ini bisa diperoleh dari hasil tes tekanan yang dilakukan pada saat
awal mula sumur dikomplesi, yakni dari hasil DST (Drill Steam Test) atau uji PBU
(Pressure Build-up Test). Kedua jenis tes tersebut dapat juga dilakukan terhadap sumursumur tua, untuk menentukan seberapa besar tenaga pendorong yang tersedia,
permeabilitas zona produktif, dan pemeabilitas sekitar lubang bor.

3.

Permeabilitas formasi; sumur yang diproduksikan dari lapisan yang mempunyai


permeabilitas rendah adalah tepat untuk distimulasi dengan cara hydraulic fracturing.
Suatu sumur yang diproduksikan dari lapisan yang mempunyai permeabilitas rendah tidak
akan memberikan produksi yang cukup ekonomis, karena aliran fluidanya terhambat dan
perekahan akan memperbesar atau membuka jalan baru bagi minyak untuk bisa lebih
mudah mengalir menuju ke lubang bor.

Proposal Kerja Praktek Teknik Perminyakan UP45 Yogyakarta

4.

Kerusakan formasi; hydraulic fracturing juga baik untuk dilakukan pada sumur yang
diproduksi dari lapisan dengan kadar lempung yang tinggi, atau lapisan tercemar oleh
filtrat lumpur pemboran, walaupun lapisan tersebut sebetulnya mempunyai permeabilitas
yang cukup besar. Jika kerusakan yang terjadi begitu parah dan masuk ke dalam lapisan
yang jauh dari lubang bor, stimulasi dengan pengasaman atau surfaktan untuk
membersihkan lapisan mungkin tidak memperoleh hasil yang memuaskan. Perekahan
perlu dilakukan pada lapisan yang mengalami kerusakan tersebut.

5.

Rekahan alamiah; sumur yang diproduksi dari lapisan yang telah memiliki rekahanrekahan alamiah akan bisa memberikan tambahan jumlah perolehan hidrokarbon bila
dilakukan stimulasi dengan cara hydraulic fracturing. Perekahan ini akan menghubungkan
rekahan-rekahan alamiah yang telah ada, sehingga ada tambahan kapasitas aliran dari
formasi menuju ke lubang sumur, dengan demikian produksinya dapat diharapkan akan
bertambah.

6.

Perluasan penggunaan; hydraulic fracturing tidak hanya dilakukan pada sumur


produksi, tetapi juga pada sumur injeksi atau sumur pembuangan (disposal well).

V. Lokasi Kerja Praktek

Kerja Praktek yang kami ajukan ini direncanakan akan dilaksanakan di PT. BUKIT
APIT BUMI PERSADA Well Services

Proposal Kerja Praktek Teknik Perminyakan UP45 Yogyakarta

VI. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kerja praktek direncanakan selama satu bulan (empat minggu).
Dan setelah disesuaikan dengan jadwal akademik, direncanakan pelaksanaan kerja praktek
ini pada bulan Maret atau April 2013 atau pada waktu lain yang telah ditentukan.
Adapun rencana kegiatan yang diusulkan selama kerja praktek selama satu bulan
(empat minggu) adalah sebagai berikut:
Kegiatan
Orientasi

Kantor

dan

Lapangan
Praktek

Lapangan

dan

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

ke 1

ke 2

ke 3

ke 4

Pengumpulan Data
Analisa Data
Pembuatan laporan

VII. Penutup

Kesempatan yang diberikan pada mahasiswa dalam melakukan kerja praktek akan
dapat membuka wawasan Mahasiswa pada bidang teknologi perminyakan yang dipakai
dalam dunia perusahaan dan menjadi bekal yang sangat berharga kelak dalam dunia kerja.
Dan dalam kesempatan ini Mahasiswa akan memanfaatkannya semaksimal mungkin dari
hasil dari kerja praktek ini.
Demikian proposal Kerja Praktek ini saya ajukan, atas perhatian dan bantuan yang
diberikan kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai