Anda di halaman 1dari 2

SEMINAR PROPOSAL

PREDICTIVE MODEL KINERJA RESERVOIR DENGAN INJEKSI


SURFAKTAN HUFF AND PUFF
FARAH SAUFIKA NORMAYSTI
(22217008)

Permasalahan yang dihadapi oleh industri minyak saat ini adalah ketika cadangan hidrokarbon
yang tersedia semakin sulit dieksploitasi dengan teknologi konvensional dan memerlukan
pengembangan lebih lanjut yang relatif mahal. Kemampuan untuk mengeksploitasi fluida
reservoir tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penerapan teknologi dan inovasi.
Berdasarkan dari kemampuan reservoir untuk berproduksi, oil recovery dapat digambarkan
dalam tiga tahapan yaitu primary, secondary dan tertiary. Primary recovery adalah tahapan
memproduksikan minyak dengan tenaga dorong alami yang berasal dari reservoir dan belum
menggunakan injeksi dari fluida eksternal atau panas sebagai tenaga pendorong. Tenaga
dorong alami ini berasal dari ekspansi fluida dan batuan, solution gas, water influx, gas cap
dan gravity drainage. Secondary recovery adalah tahapan memproduksikan minyak
menggunakan fluida eksternal seperti air dan atau gas, tujuan utamanya adalah untuk menjaga
tekanan dan mengefisiensikan penyapuan volumetrik. Tertiary recovery biasanya disebut juga
Enhanced Oil Recovery (EOR) dan dilakukan setelah secondary recovery dengan
menginjeksikan fluida khusus seperti chemicals, miscible gases dan atau injeksi energi panas.

Injeksi kimia merupakan salah satu EOR yang paling menjanjikan dan telah diterapkan secara
luas dengan banyaknya penelitian-penelitian dan pilot testing yang dimulai sejak tahun 1980.
Namun, penerapan secara komersialnya memiliki beberapa tantangan secara teknis,
operasional, dan ekonomi. Injeksi kimia ini selanjutnya dibagi menjadi injeksi polimer, injeksi
surfaktan, injeksi alkali, dan injeksi alkali-surfaktan-polimer (ASP).

Injeksi surfaktan huff and puff merupakan metode EOR yang belum lama ini mulai diterapkan
dan menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi daripada metode konvensional dengan
menginjeksikan surfaktan ke dalam sumur produksi, bukan di sumur injeksi. Metode ini terdiri
dari beberapa tahapan, yaitu menginjeksikan surfaktan (huff), penutupan sumur sementara
dengan tujuan membiarkan surfaktan terendam (soaking) dan bereaksi dengan fluida serta
batuan reservoir sehingga dapat meningkatkan ekstraksi minyak di sekitar sumur, dan terakhir
memproduksikan sumur tersebut (puff).
Studi simulasi pada umumnya membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar sehingga studi
kelayakan suatu proyek injeksi tidak dapat dilakukan dengan cepat. Salah satu cara untuk
mengetahui kelayakan suatu proyek dengan cepat adalah dengan menggunakan model
prediktif. Model prediktif dari injeksi surfaktan huff and puff akan memberikan gambaran dari
performa produksi suatu lapangan. Namun, model prediktif dari injeksi surfaktan huff and puff
yang telah dikembangkan sebelumnya hanya menghasilkan harga recovery factor. Sehingga,
perlu dilakukan pengembangan dari model prediktif untuk dapat menggambarkan performa
produksi dari injeksi surfaktan huff and puff yang dapat digunakan secara umum berdasarkan
karakteristik reservoir, karakteristik fluida injeksi, dan rencana pengembangan lapangan yang
digunakan.

Adapun tujuan dari tesis ini adalah:


1. Membuat sebuah hubungan dalam bentuk model prediktif untuk injeksi surfaktan huff
and puff berdasarkan variasi parameter-parameter berpengaruh.
2. Menentukan parameter-parameter yang mempengaruhi performa injeksi surfaktan huff
and puff pada reservoir.
3. Menentukan performa produksi dari lapangan minyak yang menggunakan injeksi
surfaktan huff and puff.
4. Membandingkan hasil model prediktif yang telah dikembangkan dengan hasil dari studi
literatur atau simulator komersial

Anda mungkin juga menyukai