Anda di halaman 1dari 10

UAS MK PENGENALAN EOR 2019/2020 SEMESTER II

Petunjuk Pelaksanaan:
• Ujian berlangsung secara take home.
• Batas waktu pengumpulan jawaban (Upload di sistem): Maksimum 24 jam dari jam
ujian.
• File dikumpulkan dalam bentuk file Microsoft word.
SOAL
1. Buat Rangkuman selengkap-lengkapnya tentang Enhanced Oil Recovery.
2. Lakukan studi pustaka, lalu jelaskan pendapat Anda dalam bentuk essay tentang metode EOR
apa yang paling tepat untuk diterapkan di lapangan-lapangan minyak yang terdapat di
Indonesia untuk meningkatkan produksi minyak nasional. Pendapat tersebut harus disertai
dengan alasan-alasan pendukung atau justifikasi.

JAWAB

1. Rangkuman Enhanced Oil Recovery (EOR)


Dalam industri minyak dan gas seiring berjalannya waktu produksi pasti sebuah
reservoir akan mengalami penurunan produksi secara alami hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa factor penyebab terjadinya penurunan produksi tersebut, diantaranya penurunan
tekanan sehingga tidak bisa mendorong minyak atau gas menuju ke permukaan saat produksi
secara alami dilakukan, namun tidak otomatis bahwa cadangan hidrokarbon yang terkandung
didalam reservoir tersebut telah habis. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan produksi tahap
lanjut terhadap reservoir tersebut untuk meningkatkan faktor perolehan minyak, mengurangi
saturasi minyak residual (Sor), dan juga bisa menurunkan viskositas minyak yang terdapat
dalam reservoir sehingga bisa mencapai nilai ekonomis yang baik dan menguntungkan, Salah
satunya yaitu dilakukannya Enhanced Oil Recovery (EOR), dimana kegiatan ini bertujuan
untuk meningkatkan produksi perolehan minyak direservoir diantaranya yaitu dengan
menginjeksikan fluida dari permukaan menuju kereservoir atau menginjeksikan energi yang
berasal dari luar reservoir menuju
kedalam reservoir, dimana dalam
EOR ini terdapat berbagai cara atau
metode yang bisa digunakan untuk
mendapatkan recovery faktor yang
tinggi tanpa harus merusak formasi
dari reservoir yang ada. Dan juga
EOR adalah metode yang dipakai
setelah dilakukannya primary
recovery atau bisa disebut termasuk
kedalam dalam Secondary recovery dan Tertiary recovery (Gambar diatas). Dimana dalam
proses secondary recovery minyak ini mengacu pada teknik yang memiliki tujuan untuk
mempertahankan tekanan pada suatu reservoir, seperti injeksi air (Waterflooding) dan injeksi
gas (Gas Flooding). Sedangkan metode peningkatan perolehan minyak tahap ketiga mengacu
pada semua teknik yang diaplikasikan sesudah teknik perolehan tahap kedua.
Dan juga berdasarkan gambar diatas terdapat jenis-jenis EOR diantara nya yaitu :
a. Immiscible Flood
b. Miscible Flood
c. Thermal Injection
d. Chemical Injection
e. MEOR
Namun setiap metode-metode EOR diatas memiliki cara kerja dan fluida yang
diinjeksikan memiliki perbedaan serta memiliki karakteristik yang berbeda-beda berikut
penjelasan dari setiap metode EOR diatas:
a. Immiscible Flood
Immiscible flood adalah suatu kegiatan yang menginjeksikan suatu fluida ke dalam
reservoir yang berguna untuk mempertahankan tekanan yang berada direservoir sehingga
secara fisik dapat mendesak minyak yang berada didalam reservoir terdorong untuk
mendekati sumur produksi sehingga dapat dengan mudah diproduksi dan dapat
meningkatkan jumlah perolehan produksi minyak. Biasanya fluida injeksi yang sering
digunakan untuk melakukan immiscible flood ini adalah air atau biasanya sering dikenal
dengan nama waterflooding. Dimana mekanismenya adalah air tersebut diinjeksi dari
sumur injeksi kemudian air tersebut akan bergerak yang nantinya akan mendorong minyak
supaya mengalir menuju sumur produksi. Seperti pada gambar dibawah ini.
b. Miscible Flood
Miscible flood adalah suatu metode yang memiki mekanismenya yaitu sebagai suatu fluida
pendesak terhadap fluida lain untuk bercampur dan kemudian akan membentuk suatu fasa
yang homogen sehingga tidak tampak lagi batas dari masing-masing fluida. Sehingga hasil
dari pencampuran fluida tersebut dapat keluar dari pori-pori batuan dengan mudah. Tujuan
dari dilakukannya pendesakan tercampur ini adalah untuk menurunkan viskositas fluida
yang berada pada suatu reservoir minyak serta dapat meningkatkan laju alirnya, sehingga
akan menyebabkan minyak lebih mudah diproduksikan. Yang termasuk jenis fluida
miscible ini antara lain : injeksi Karbondioksida (CO2), Injeksi Gas Inert (gas yang tidak
reaktif (N2), dan injeksi gas kering pada tekanan tinggi.

Gambar Miscible Flood

c. Thermal Injection
Thermal Injection (Injeksi Panas) adalah suatu metode EOR yang menginjeksi fluida
dengan temperatur tinggi kedalam reservoir yang memiliki tujuan untuk menurunkan
viskositas minyak. Injeksi thermal ini sangat cocok dilakukan pada reservoir-reservoir yang
mengandung minyak berviskositas tinggi (kental) hal ini dikarenkan dimana peningkatan
perolehan minyak dilakukan dengan cara memperbaiki efisiensi pendesakan fluida dan
efisiensi penyapuan fluida yang berada didalam reservoir. Sehingga menyebabkan proses
terkurasnya minyak yang berada didalam reservoir bisa menjadi lebih mudah hal ini
dikarenakan minyak yang dipanasi akan lebih mudah bergerak (dalam hal ini minyak dalam
viskositas rendah sehingga mudah dalam mengalir) di dalam reservoir dan bisa lebih mudah
diproduksikan. Tapi memiliki kekurangan yaitu harga yang tinggi atau hilangnya panas saat
diinjeksikan kedalam reservoir.

Gambar Thermal Injection

d. Chemical Injection
Chemical injection (injeksi kimia) adalah salah satu jenis Metoda EOR dengan
mekanismenya yaitu menambahkan zat-zat kimia seperti kedalam air, injeksi kimia ini
digunakan untuk menaikkan perolehan minyak sehingga akan menaikkan efisiensi
penyapuan dan juga akan menurunkan saturasi minyak sisa yang berada dalam reservoir.
Injeksi kimia ini memiliki potensi keberhasilan yang cukup tinggi jika diterapkan pada
reservoir-reservoir yang telah sukses saat dilakukannya injeksi air (waterflooding) tetapi
masih banyak minyak yang belum bisa diambil. Hal ini dikarenakan injeksi polymer akan
semakin membuat efektif efek dari injeksi air yang telah dilakukan. Hal ini disebakan oleh
kontak permukaan antara zat kimia dengan minyak lebih baik jika dibandingkan kontak
permukaan antara air dengan minyak dalam mekanisme pendesakan seperti yang terlihat
pada gambar dibawah ini. Dan terdapat tiga macam zat kimia yang biasa digunakan dalam
injeksi kimia yaitu antara lain: surfactant (zat aktif permukaan), alkalin dan polymer.
Gambar Chemical Injection (Injeksi Kimia)

e. MEOR
MEOR adalah suatu metode EOR yaitu memiliki mekanismenya menginjeksikan mikroba
kedalam reservoir. Dimana mikroba yang diinjeksikan dapat berasal dari tempat lain atau
dari reservoir itu sendiri. Jenis mikroba yang digunakan adalah bakteri pengurai sulfat
yang ditemukan dari formasi minyak yang dapat mendegradasi minyak berat didalam
reservoir sehingga mudah mengalir, contohnya yaitu Desulfovibrio Hydrocarbonaclasticus
dan Desulfovibrio Halohydro-carbonaclasticus. Dimana metoda MEOR ini sangat efisien
dan efektif jika diterapkan pada sumur minyak yang mengandung minyak dengan kadar
parafin yang tinggi, hal ini dikarena mekanisme hidup dari jenis bakterinya membutuhkan
rantai tak jenuh hidrokarbon sebagai media makanan dan sumber energi untuk
pertumbuhannya.
Gambar MEOR

Namun sebelum dilakukannya EOR kita terlebih dahulu melakukan yaitu Screening atau
pemilihan metode EOR mana yang akan diterapkan pada lapangan migas hal ini harus
didasarkan pada data-data karaterisitik suatu reservoir hal ini dikarenakan tidak semua metode
EOR yang ada bisa diterapkan pada suatu reservoir karena karakteristik atau kondisi yang
terdapat pada setiap masing-masing reservoir berbeda antara satu reservoir dengan reservoir
yang lainnya. Dan juga harus melihat keadaan geologi serta nilai ekonomis dari penggunaan
metode EOR tersebut terhadap reservoir yang ada. Adapun kriteria dalam pemilihan atau
Screening dari masing-masing metode EOR ini adalah sebagai berikut:

Pertama yaitu kedalaman reservoir merupakan faktor penting dalam menentukan


keberhasilan suatu EOR dari segi teknik maupun ekonomi, selanjutnya yaitu kemiringan
memiliki arti yang penting jika perbedaan rapat massa yang didesak cukup besar. Jika
kecepatan pendesakan besar sekali, pengaruh kemiringan tidak terlalu besar. Kemudian ada
tingkat heterogenitas reservoir misalnya adalah tingkat ketidakseragaman ukuran pori, jenis
batuan dan stratigrafi, Selanjutnya yang penting yaitu sifat petrofisik seperti porositas,
permeabilitas, permeabilitas efektif sebagai fungsi saturasi (kro dan krw), tekanan kapiler, dan
wettabilitas. Serta yang terakhir yaitu cadangan minyak tersisa karena hal ini mempunyai
hubungan langsung dengan nilai ekonomi penerapan suatu metode EOR. Makin besar
cadangan tersisa, maka makin besar suatu proyek EOR mendapatkan keuntungan. Oleh karena
itu setiap metode mempunyai sifat-sifat masing yang harus disesuaikan dengan keadaan
reservoir dan karakteristik reservoir yang ada saat ini. Gambar di bawah ini beberapa contoh
karakteristik reservoir yang harus disesuaikan dengan masing-masing metode EOR yang ada.

Gambar EOR Screening

Gambar Screening Immiscible Flood


2. Studi Pustaka
Sebelumnya pada rangkuman tentang Enhanced Oil Recovery bahwa dalam
menentukan metode EOR yang akan diterapkan harus disesuaikan dengan karakteristik
reservoir dan kondisi reservoir terutama tantangan yang utama yaitu struktur geologi
disekitar reservoir tersebut hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang ekonomis
dan menguntungkan ini dikarenakan biaya yang diperlukan saat melakukan EOR sangat
tinggi atau High Cost. Begitupun di Indonesia metode produksi tahap lanjut Enhanced
Oil Recovery (EOR) ini bukanlah hal yang baru ini dapat dapat dilihat dengan
diterapkan nya metode EOR ini dibeberapa lapangan migas yang berada di Indonesia
seperti di lapangan Duri, lapangan Langgak, dan lapangan Sukananti. Sehingga
menurut saya metode EOR yang bisa diterapkan diIndonesia ada miscible flood dengan
menginjeksikan gas 𝐶𝑂2 ini dilihat dari sifat fisik dan komposisi minyak yang
terkandung di Indonesia. Hal ini karena karakter minyak di Indonesia yang cenderung
ringan dan intermediate (Permadi 2019) ini juga berdasarkan orasi ilmiah Prof.Asep
Kurnia Permadi bahwa injeksi gas 𝐶𝑂2 di Indonesia yang telah dilakukan dibeberapa
lapangan seperti lapangan Meruap telah menjadi bukti dimana awal nya sumur tersebut
merupakan sumur yang telah mati (shut-in) namun setelah dilakukan injeksi gas 𝐶𝑂2
sumur tersebut bida berproduksi bahkan lebih tinggi sebelum sumur tersebut ditutup.
Selain itu data (screening) keberhasilan dilapangan Meruap ini akhirnya di uji coba
terhadap Lapngan Langgak dan didapatkan hasil yaitu injeksi gas 𝐶𝑂2 dengan metode
Huff dan puff merupakan metode yang paling cocok dilapangan Langgak (Permadi
2019). Berikut table screeningnya :
Hal ini juga didukung juga didukung oleh laporan studi oleh Abdassah dkk (2017 dan
2018) dimana pada laporan itu disebutkan bahwa di Indonesia sebenarnya memiliki
sumber gas 𝐶𝑂2 yang sangat besar yaitu dilapangan Natuna oleh karena itu diperlukan

untuk mengubah sudut pandang bahwa gas 𝐶𝑂2 merupakan zat pengotor tapi
merupakan sumber daya yang harus dimanfaatkan dan dikembangkan. Dimana jika
dikembangkan maka bisa sebagai penunjang utama lapangan-lapangan yang berada di
sumatera yang merupakan potensi EOR terbesar di Indonesia. Namun perlu juga diingat
bahwa tidak disemua metode injeksi gas 𝐶𝑂2 ini digunakan diseluruh lapangan
Indonesia karena setiap reservoir memiliki karateristik yang berbeda tapi jika dilihat
dari potensi besar EOR Indonesia yang berada di Pulau sumatera maka memiliki
kemungkinan yang besar untuk miscible flood (Metode Injeksi gas 𝐶𝑂2 ) ini diterapkan
di berbagai lapangan migas yang berada di Pulau Sumatera. Dan juga dikombinasikan
dengan Metode EOR yang lainnya yang berpotensi di lapangan migas lainnya seperti
penggunaan metode Chemycal Injection (injeksi Polymer) dilapangan tanjung yang
berada dipulau kalimantan dan juga lapangan migas lainnya yang juga telah terbukti.
Sehingga dapat meningkatkan Produksi Minyak Nasional.

Anda mungkin juga menyukai