Kajian Sifat Fisik Film Tipis Nata de Coco Sebagai Membran Ultrafiltrasi
Kajian Sifat Fisik Film Tipis Nata de Coco Sebagai Membran Ultrafiltrasi
Kajian Sifat Fisik Film Tipis Nata de Coco Sebagai Membran Ultrafiltrasi
(Study of Physical Properties of Nata de Coco Thin Film as Ultrafiltration
Membrane)
Bambang Piluharto
Staf Pengajar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Jember
ABSTRACT
Nata de coco is the fermentation product of coconut water using Acetobacter xylinum with the main content is
cellulose. This research has been focused on the study of physical properties (density and swelling degree) thin
film of nata de coco as ultrafiltration membrane. Firstly purification of crude nata de coco by water and 2%
NaOH was carried out, then followed by immersing the purified nata in various concentrations of NaOH (010%) in order to investigate physical properties of nata de coco toward alkali condition. Afterward nata de coco
was pressed using hot press tools and ready to characterised in term of physical properties and membrane
performances. The physical properties showed that films with treatment in 6% NaOH have largest density value
(1.801 g/cm3) and smallest swelling degree (135.5%). The water flux of films decreased with the increase of
NaOH up to 6% and afterward the flux tend the increased again. The rejection test for Dextran 500-T showed
fluxtuative value with the increase of NaOH concentration.
Keywords: Nata de coco, Acetobacter xylinum, ultrafiltration membran, density, swelling, flux, rejection
PENDAHULUAN
Nata de coco adalah salah satu dari beberapa
potensi air kelapa yang banyak dikembangkan
di Indonesia. Nata de coco adalah hasil proses
fermentasi
air
kelapa
menggunakan
Acetobacter xylinum. Kandungan utama nata
de coco adalah selulosa (Bergenia, 1982).
Menurut Krystinowicz dan Bielecki, selulosa
bakterial mempunyai beberapa keunggulan
antara lain kemurnian tinggi, derajat
kristalinitas tinggi, mempunyai kerapatan
antara 300 dan 900 kg/m3, kekuatan tarik
tinggi,
elastis
dan
terbiodegradasi
(Krystinowicz, 2001).
Penelitian
yang
mengarah
pada
pengembangan selulosa bakterial sebagai
material yang bernilai tambah sudah banyak
dilakukan. Beberapa diantaranya adalah
penggunaan selulosa bakterial sebagai bahan
diafragma tranduser, bahan pencampur dalam
industri kertas, karakterisasi sifat listrik dan
magnetnya, sebagai support untuk sensor
glukosa dan sebagai membran dialisis (Ighuci,
2000) .
Sebagai membran pemisah, publikasi
tentang selulosa bakterial belum banyak
ditemui. Satu publikasi dari Shibazaki dan
kawan-kawan yaitu tentang penggunaan
selulosa bakterial sebagai membran dialisis.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
membran selulosa bakterial mempunyai
kecepatan permeasi yang lebih besar dibanding
dengan selulosa teregenerasi (selofan). Selain
METODOLOGI
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah air kelapa, gula
pasir, Asam asetat glasial, NH2SO4, NaOH,
aquades dan bakteri Acetobacter xylynum yang
ditanamkan dalam yeast extract agar yang
diperoleh dari laboratorium mikrobiologi
Jurusan Biologi ITB.
Alat yang digunakan adalah nampan plastik,
neraca analitik, sel ultrafiltrasi dan beberapa
peralatan gelas.
Pembuatan Nata de Coco.
Media fermentasi dalam pembuatan nata de
coco terdiri atas air kelapa sebanyak 1L
dididihkan lalu ditambahkan 6,7 g gula pasir
dan 5 g (NH4)2SO4. Setelah dingin pH media
diatur
sehingga mencapai
4
dengan
menambahkan asam asetat glasial, kemudian
diinokulasi dengan starter dan diinkubasi pada
suhu 30 32 oC.
Pemurnian Nata de Coco
Bentuk nata de coco hasil fermentasi berupa
gel selanjutnya dicuci dengan air mengalir
selama 24 jam. Selanjutnya dicuci dengan
NaOH 2% selama 1 jam pada suhu 80-90o C.
Terakhir dicuci kembali dengan air sampai pH
netral. Gel yang telah dimurnikan selanjutnya
di tekan-panas pada 120o C dengan tekanan
250 kgf/mm2. Film yang diperoleh selanjutnya
diperlakukan
dengan perendaman pada
larutan alkali (NaOH 0-20%) sampai 24 jam,
kemudian dicuci kembali dengan air sampai pH
netral.
Uji Sifat Fisik
1. Uji Berat Jenis
Pengujian berat jenis dilakukan dengan
menimbang film kering nata de coco ,
kemudian hasilnya dibagi dengan volume
kering. Penentuan volume dilakukan
dengan perkalian luas alas tebal film.
2. Uji Derajat Swelling
Uji sifat fisik yang dilakukan adalah
derajat swelling. Uji ini dilakukan dengan
merendam film dalam air pada suhu ruang
hingga tercapai kesetimbangan penyerapan
air. Film kemudian diangkat dari air dan
dan derajat swelling dapat dihitung dengan
persamaan:
BK - BA
100
% swelling =
BA
(1)
53
V
A.t
(2)
dimana :
Jv = fluks volume (L/m2jam)
A = luas permukaan (m2)
t = waktu (jam)
Sebelum uji fluks air, terlebih dahulu dilakukan
kompaksi terhadap membran yang akan diuji.
Kompaksi dilakukan dengan mengalirkan air
melewati membran hingga diperoleh fluks air
yang konstan .
Uji Rejeksi
Membran dikarakterisasi dengan mengukur
fluks air dan koefisien rejeksi terhadap larutan
uji dekstran T-500. Penentuan fluks dilakukan
setelah membran dikompaksi dengan tekanan 3
atm. Koefisien rejeksi dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
R = ( 1 Cp/Cr ) 100%
(3)
dimana:
R = koefisien rejeksi
Cp= konsentrasi permeat
Cr = konsentrasi retentat
Penentuan koefisien rejeksi diukur dengan
metode spektrofotometri dimana larutan
dekstran bagian permeat maupun retentat
diencerkan 25 kemudian ditambah fenol 5%
dan H2SO4 pekat dengan perbandingan 1:1:5.
Kemudian absorbansi permeat dan konsentrat
diukur pada serapan =490 nm dengan
Spectronic 20.
HASIL DAN DISKUSI
Proses Pembentukan Film Tipis Nata de Coco
Pembuatan film nata de coco diawali dengan
mencampurkan air kelapa dan gula kemudian
ditambahkan starter (bakteri Acetobacter
xylinum dalam medium cair) setelah melalui
pendinginan pada suhu kamar. Setelah masa
54
OH
CH2OH
O
OH
OH
Polimerisasi
CH2OH
O
OH
OH
OH
OH
OH
O
OH
OH
O
OH
OH
OH
selulosa
Gambar 1. Reaksi polimerisasi terbentuknya sellulosa.
Pada proses pemurnian dilakukan pencucian
dengan air dan perendaman dalam NaOH 2%.
Pemurnian ini bertujuan untuk menghilangkan
komponen-komponen non-selulosa dan sisa
bakteri yang masih ada. Komponen-komponen
non-selulosa
ini
diperkirakan
akan
menghalangi ikatan hidrogen yang terjadi antar
rantai molekul selulosa yang mengakibatkan
terhadap menurunnya kekuatan sifat mekanis
selulosa.
Sifat Fisik Film/Membran
Ada dua parameter yang dipakai untuk uji
ini
yaitu
berat
jenis
dan
derajat
penggembungan (swelling). Gambar 2 dan 3
menunjukkan besarnya pengaruh konsentrasi
NaOH terhadap kedua sifat fisik yaitu berat
jenis dan derajat penggembungan.
Kurva berat jenis film nata de coco terhadap
besarnya konsentrasi NaOH (Gambar 2)
menunjukkan kenaikan berat jenis sampai pada
konsentrasi NaOH 6%, kemudian menurun
pada konsentrasi berikutnya. Hal ini
55
2
1.5
1
0.5
0
0
10
12
NaOH (% b/b)
160
155
150
145
140
135
130
0
10
12
NaOH (% b/b)
56
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0
10
20
30
40
waktu (menit)
12
10
8
6
4
2
0
0
10
12
NaOH (% b/b)
Gambar 5. Pengaruh NaOH terhadap fluks air
Fluks Air
Fluks air atau kecepatan permeasi merupakan
salah satu parameter yang menentukan pada
kinerja membran.. Hasil uji menunjukkan
bahwa peningkatan konsentrasi NaOH sampai
6% mengakibatkan turunnya harga fluks,
sedang untuk konsentrasi selebihnya cenderung
naik kembali (Gambar 5). Besarnya nilai fluks
air ditentukan oleh banyaknya pori dan ukuran
pori. Seperti uraian pada sifat fisik diatas,
57
60
50
40
30
20
10
0
0
10
12
NaOH (% b/b)
Gambar 6. Pengaruh konsentrasi NaOH terhadap Koefisien Rejeksi
Koefisien Rejeksi Zat Terlarut
Pada penelitian ini zat terlarut yang dipakai
sebagai larutan uji adalah Dekstran 500-T atau
dekstran dengan berat molekul 500.000 dalton.
Pemilihan larutan uji ini karena penggunaan
membran ultrafiltrasi untuk memisahkan
makromolekul dari suatu larutan. Berat
molekul (BM) dari makromolekul tersebut
antara 104 106 dalton.
Hasil
pengukuran
koefisien
rejeksi
(Gambar 6) menunjukkan bahwa bertambahnya
konsentrasi
NaOH
menghasilkan
kecenderungan
koefisien
rejeksi
yang
fluktuatif. Kecenderungan ini diperkirakan
adanya beberapa pori dengan ukuran lebih
besar dibanding ukuran rata-rata., sehingga
mengakibatkan nilai rejeksi relatif rendah.
Secara keseluruhan film yang dipakai sebagai
membran memberikan koefisien rejeksi
berkisar antara 40 60 %. Dengan demikian
untuk mendapatkan nilai cut-off masih belum
didapatkan pada penelitian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil parameter- parameter uji
film nata de coco menunjukkan bahwa film
nata de coco mengalami perubahan sifat
struktur dengan adanya pengaruh NaOH. Hal
ini mengakibatkan
perubahan sifat fisik,
kinerja membran.
Hasil uji sifat fisik menunjukkan bahwa
film nata de coco dengan perlakuan NaOH 6%
memberikan harga berat jenis yang paling
besar yaitu 1,801 g/cm3 dan derajat swelling
paling kecil yaitu 135,5 %. Hasil Uji fluks air
58