WHO dan RISKESDAS Wilona Devina Santy Masneno Christian Hasudungan Nainggolan
Anemia pada Remaja menurut WHO
Menurut penelitian batas kadar Hb remaja putri menurut World Health Organization (WHO,1997) untuk diagnosis anemia apabila kurang dari 12 gr/dl Menurut WHO, angka kejadian anemia pada remaja putri di Negara-negara berkembang sekitar 53,7% dari semua remaja putri, anemia sering menyerang remaja putri disebabkan karena keadaan stress, haid, atau terlambat makanan(WHO, 2010) Nilai ambang batas menurut WHO pada tahun 2001 adalah untuk umur 5-10 tahun < 11,5 g/L, 11-14 tahun 12,0 g/L, remaja diatas 15 tahun untuk anak perempuan < 12,0 g/L dan anak laki-laki < 13,0 g
Beberapa penelitian menyatakan sekitar 41,4 % - 66,7 %
remaja putri di Indonesia menderita anemia (WHO, 2001) Menurut WHO (2001) batasan anemia dalam masalah kesehatan masyarakat adalah berat bila prevalensi anemia 40%, sedang bila prevalensi anemia 20 -39,9 %, ringan bila prevalensi anemia 5 - 19,9 %, sedangkan bila prevalensi anemia < 4,9 % dikatakan normal Di dunia, ada 1,62 milyar orang(24,8%) yang terkena anemiadan untuk anak sekolah ada 33%(WHO,1993-2005) 41,4%-66,7% remaja putri di Indonesia menderita anemia(2001)
Anemia pada Remaja menurut
RISKESDAS Untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia atau tidak, umumnya digunakan nilai-nilai batas normal yang tercantum dalam SK Menkes RI No. 736a/Menkes/XI/1989, yaitu : Hb laki-laki dewasa : >13 g/dl Hb perempuan dewasa : >12 g/dl Hb anak-anak : >11 g/dl Hb ibu hamil : >11 g/dl Seseorang dikatakan anemi bila kadar Hb nya kurang dari nilai baku tersebut di atas.
Anak sekolah usia 6-12 tahun dianggap mengalami
anemia bila kadar Hbnya <12,0 g/dL laki-laki berusia 15 tahun dianggap mengalami anemia bila kadar Hb <13,0 g/dL dan wanita usia subur 15-49 tahun mengalami anemia bila kadar Hb <12,0 g/dL.