Uji Analisis
Pengawet
Nitrit
Kelompok III :
Cahyono Tri Wahyudi
(A102.09.009)
Cendani Laras (A102.09.010)
Chita Asparingga (A102.09.011)
Conasitha Prasiwi W
(A102.09.012)
Devia Puspita S (A102.09.013)
8/3/15
Bahan Tambahan
Pangan
8/3/15
PENGAWET
Bahan yang umumnya
digunakan untuk mengawetkan
pangan yang mempunyai sifat
mudah rusak dan dapat
menghambat atau
memperlambat proses
afermentasi, pengasaman atau
peruraian yang disebabkan 3
Zat PENGAWET
Organi
Zat kimia yang sering
k
8/3/15
Anorgani
k
Misalnya:
sulfit, nitrat, dan nitrit. Sulfit
digunakan dalam bentuk
gas SO2, garam Na, atau K
sulfit, bisulfit dan
metabisulfit.
4
8/3/15
NITRIT
Nitrat dan nitrit merupakan salah satu
zat pengawet yang digunakan dalam
proses pengawetan daging untuk
memperoleh warna yang baik dan
mencegah pertumbuhan mikroba.
DEFINISI
8/3/15
TUJUAN PENGGUNNAAN
PENGAWET NITRIT
1.
3.
Menghambat
pertumbuhan
mikroorganism
e patogen
2. Membentuk
citarasa
8/3/15
4.
Memberi
warna merah
muda (pink)
yang menarik
Mengakibatkan
muntah, pusing,
penurunan tekanan
darah, sakit perut,
koma / hilang
kesadaran bahkan
meninggal.
Iritasi saluran
nafas.
BAHAYA
PENGGUNAA
N NITRIT
Iritasi pada
mata dan kulit
8/3/15
Bersifat
karsinogenik
8
Pengawet Nitrit
Natrium Nitrit
Kalium Nitrit
8/3/15
Natrium Nitrit
Nama
dagang :
Sendawa Chili
Caliche
Saltpeter
Soda niter
Anti-rust
Filmerine
Erinitrit
nci-c02084
Synfat1004
Azotynsodowy
Dusitansodny
Nitritosodico dan
Sodium nirite.
8/3/15
Sifat kimia
Rumus kimia
Natrium Nitrit
atau Sodium
Nitrit dengan
rumus kimia
NaNO2
10
Kalium Nitrit
Kalium nitrit berwarna putih/kuning kelarutan
tinggi dalam air.
Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan
bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang
singkat.
Sering digunakan pada daging yang telah
dilayukan untuk mempertahankan warna
merah agar tampak selalu segar, misalnya
daging kornet, sozis, atau daging burger.
8/3/15
11
Metode Gries
(Spektrofotometr
i UV-Vis)
Metode
KASO4 20%
8/3/15
kualita
tif
Kuantit
atif
asam sulfanilat
naftiletilendiami
kaliumn iodida
dan HCl
Uji Kontrol
Positif dan
Kontrol Negatif
12
1g
asam
sulfani
lat
Pembuatan Pereaksi
Naftilendiamin
0,3 g
naftiletil
endiami
n
(Vogel,
1985).
8/3/15
70 mL
aqua
bidestilat
a
100 mL
asam
asetat 30
% (Vogel,1985)
disaring
Filtrat hasil
penyaringan
dicampur
dengan 30 mL
asam asetat
glasial
13
CARA
IDENTIFIKASI
5g
sampel
ditimban
g,
haluskan
1 tts
pereaksi
As.
sulfanila
+ 15 mL
aqua bidestilata
filtrat
Bac
1 tts
a
Pereaksi
naftiletilendiamin Hasi
l
2 mL filtrat
warna merah
Replikasi dilakukan
sebanyak tiga kali (Vogel,
1985).
8/3/15
14
larutan
kalium
iodida
+ 15 mL
aqua bidestilata
filtrat
Bac
a
larutan kanji
Hasi
l
2 mL filtrat
warna ungu
15
Persiapan
Kontrol
8/3/15
+ aquadest
secukupnya,
larutkan
sentrifuge
3000 rpm/
20 menit
Ambil lapisan
yang bening
Cara Uji
Sampel
Larutan yang bening hasil sentrifuge dibagi dalam 6 tabung
reaksi berbeda.
+ HCl 0,1 N
+ CH3COOH dan FeSO4
+ AgNO3 0,1 N
+ H2SO4, KI dan kanji
+ H2SO4 dan KMnO4
+ NH4Cl padat secara berlebih.
8/3/15
17
Spektrofotometri
UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara
spektrofotometri UV dan Visible yang menggunakan dua buah
sumber cahaya yang berbeda, sumber cahaya UV dan sumber
cahaya visible.
8/3/15
18
Optimasi Metode
1.Penetapan operating time
2.Penetapan
panjang
gelombang
3.Penetapan kurva baku
4.Orientasi Sampel
5.Orientasi Metode Penyiapan
Sampel
6.Penetapan Kadar Nitrit dalam
Sampel
8/3/15
19
Penetapan Operating
Time
Buat Natrium nitrit konsentrasi 1g/ml
Cara:
1. 5,0 ml larutan kerja NaNO2 5g/ml masukkan ke labu
ukur 25 ml
2. Kemudian tambahkan 2,5 ml Griess
3. Diamkan selama waktu yang ingin diteliti serapannya
(10 menit; 30 menit; 60 menit).
4. Tambahkan air bebas nitrit sampai batas volume 25 ml
5. Sehingga didapat konsentrasi kadar larutan natrium
Intensitas
warna diukur pada panjang gelombang
nitrit 1g/ml.
20
Penetapan Panjang
Gelombang
1. Penetapan panjang gelombang maksimum
larutan natrium nitrit padaseri konsentrasi 1
g/ml.
2. Intensitas warna diukur pada panjang
gelombang antara 480 nm - 580 nm.
3. Setelah itu tentukan panjang gelombang larutan
tersebut menghasilkan absorbansi maksimum.
4. Panjang gelombang ini kemudian digunakan
sebagai maks. maks dihitung dengan tiga variasi
kadar untuk menghindari kesalahan penetapan.
8/3/15
21
Penetapan Kurva
Baku
1. Larutan seri kadar dibuat dengan cara
pengambilan 1,0;2,0;3,0;4,0;5,0 dan 6,0 ml
larutan kerja NaNO2 0,05 mg/ml ke dalam labu
ukur 25 ml,
2. Tambahkan 2,5 ml reagen Griess diamkan
selama OT diperoleh.
3. Tambahkan air bebas nitrit sampai batas
volume 25 ml sehingga didapat konsentrasi seri
larutan
dengan
larutangelombang
natrium nitrit
Intensitas
warna
diukurkadar
pada panjang
maksimum
teoretis
520 nm, hasil
2;4;6;8;10;
danpenetapan
12 g/ml.dan buat persamaan kurva
bakunya dengan mengeplotkan ke dalam kurva dimana
absorbansi sebagai sumbu Y dengan konsentrasi sebagai
sumbu X.
8/3/15
22
aduk dengan
pengaduk kaca
masukkan ke
labu ukur 250
ml
8/3/15
tambahkan 40 ml
aquadest bebas nitrit
yang telah
dipanaskan (80C)
Tambahkan air
panas ke dalam
labu ukur hingga
200 ml, panaskan di
atas penangas air
selama 2 jam
sambil sesekali
digoyang.
Masing-masing
sampel
ditambahkan 0,0;
1,0; 2,0; 3,0; 4,0
ml NaNO2
Tambahkan 5 ml
larutan HgCl2 jenuh,
goyangkan, pada
suhu kamar,
kemudian encerkan
sampai tanda batas,
kocok, dan saring.
23
PROSEDUR
PENYARINGAN
Penyaringan
dilakukan dengan
menyaring 2 kali
dengan
Erlenmeyer
terpisah.
Gunakan filtrat
pada erlenmeyer
II
8/3/15
Erlenmeyer
pertama saring
sebagian
larutan dalam
labu ukur 250
ml.
24
PROSEDUR PENETAPAN
KADAR NITRIT
Pipet 5,0 ml
hasil
penyaringan
Masukkan ke
dalam labu ukur
25 ml
Diamkan sesuai
Operating Time
yang didapat supaya
terbentuk warna.
tambahkan 2,5
ml pereaksi
Griess
Encerkan sampai tanda
batas menggunakan air
bebas nitrit.
Ukur
larutan
dengan
spektrofotometer
dan
tetapkan
serapannya
pada
panjang
gelombang maksimal (520 nm)
8/3/15
25
homogen dengan
ditambahkan
aquadest 25 ml
centrifuge selama
20 menit dengan
kecepatan 3000
rpm
Tambahkan 1 ml
diphenyl amin 0,1
%
masukkan ke
dalam tabung
reaksi
ditambahkan
larutan kalium
alumunium sulfat
(KASO4) 20%
Tambah 1 ml N-1naftiletilendiamonium
diklorida,
homogenkan.
26
Larutan
Baku
Timbang 42
mg natrium
nitrit
Kemudian
diencerkan
dengan
aquadest
menjadi 10 ml.
8/3/15
masukkan ke
dalam
gelas ukur
500 ml
tambah 1 ml
larutan asam
sulfanilat 1% dan
1 ml diphenyl
amin 0,1%.
tambah 100 ml
aquadest,
homogenkan
Masing- masing larutan
standar dencerkan
menjadi 1 ml
27
Larutan
Blanko
1 ml larutan asam sulfaninat 1% dan 1 ml larutan N-1naftiletilen diamonium diklorida, dimasukkan ke dalam gelas ukur
100 ml
dan ditambah aquadest.
Cara
Penetap
an
8/3/15
28
Cara
Perhitun
gan
8/3/15
29
DAFTAR PUSTAKA
Cahanar, P dan Irwan Suhanda. 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara.
Milkowski, Andrew; Harsha Garg, James Couglin, Nathan Bryan. 2010. "Nutritional epidemiology
in the context of nitric oxide biology: Risk-Benefit evaluation for dietary nitrite and
nitrate". Nitric Oxide.
Sindelar, Jeffrey dan Andrew Milkowski. 2012. "Human safety controversies surrounding
nitrate and nitrite in the diet". Nitric Oxide.
Anonim. 2009. Laporan Surveilan Keamanan Pangan Tahun 2009. Jakarta: Badan POM RI
Cahyadi, W. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Makanan Edisi kedua. Hal. 1-19
Jakarta: PT Bumi Aksara
Cory, Magdalena. 2009. Analisis Kandungan Nitrit dan Pewarna Merah pada Daging Burger yang di
Jual di Grosir Bahan Baku Burger di Kota Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Medan : USU
Anonim. 1988. Permenkes 722/Menkes/Per/X/1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.,
Elidahanum Husni, Asmaedy Samah dan Reci Ariati., 2007. Analisa Zat Pengawet dan Protein dalam
Makanan Siap Saji Sosis. Fakultas Farmasi. Padang : Universitas Andalas
Jobgen, Wenjuan. 2007. Analisis Nitrit dan Nitrat Pada Sampel Biologis Menggunakan HighPerformance Liquid Chromatography. Journal of Chromatography B, 851 (2007) 71-82.
Anonim. 1988. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722 tahun 1988. Tentang Bahan Tambahan
Makanan. Jakarta: Permenkes
Suryani, Diah. 2011. Analisis Kandungan Nitrit dalam Sosis Pada Distributor Sosis di Kota
Yogyakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan.
Syah. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas
Teknologi Pertanian IPB
Yuliarti, Nurheti., 2007. Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta : Penerbit Andi
8/3/15
30
TERIMAKAS
IH
8/3/15
31
8/3/15
32