Anda di halaman 1dari 98

POLA KUMAN AEROB DAN

SENSITIFITAS PADA GANGREN


DIABETIK
TESIS
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Keahlian Dalam
Bidang Patologi Klinik Pada Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara

OLEH
NANANG FITRA AULIA

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK


FAKULTAS KEDOKTERAN USU /RSUP H.
ADAM MALIK
MEDAN
2008

Medan , Oktober 2008


Tesis ini diterima sebagai salah satu syarat Program Pendidikan
untuk mendapatkan gelar Dokter Spesialis Patologi Klinik di
Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Medan.

Disetujui oleh Pembimbing

( Dr. Ricke Loesnihari, SpPK-K )


NIP 140 206 903

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Disahkan Oleh

Ketua

Ketua Program Studi

Departemen Patologi Klinik

Departemen Patologi klinik

FK USU / RSUP H.Adam

FK-USU / RSUP H.Adam Malik

Malik

Medan

Medan

(Prof.Dr.Adi Koesoema Aman,SpPKKH,FISH)


NIP 130 701 884

(Prof.DR.Dr.Ratna Akbari
SpPK-KH)
NIP 130 802 436

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Ganie,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas
Nama

: Dr Nanang Fitra Aulia

Tempat/Tanggal Lahir

: Tebing Tinggi / 20 Desember 1967

Agama

: Islam

Pekerjaan

: PNS

NIP

: 140 355 645

Pangkat/Golongan

: Penata / III-D

Alamat

: Jln Gatot Subroto Km 4,7 Gg


Harapan/Pertama No 46 Medan

Keluarga
Istri

: Dr Elly Surmaita

Anak

: 1. Muhammad Arief Fadhillah Aulia


2. Muhammad Rifqi Ghiffary Aulia
3. Muhammad Yanandra Fachrezy Aulia

Pendidikan
-

SD Negri No 163092 Tebing Tinggi Tahun 1978

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

SMP Negri I Tebing Tinggi Tahun 1983

SMA Swasta Pahlawan Tebing Tinggi Tahun 1986

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara


Tahun 1996

Program Pendidikan Dokter Spesialis Bidang Ilmu


Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas sumatera
Utara Tahun 2004

Riwayat pekerjaan
-

Dokter PTT Puskesmas ujung Padang Kabupaten


simalungun Sumatera Utara Tahun 1997 Tahun 2000

Dokter PNS pada Rumah Sakit Umum dr Kumpulan


Pane Kota tebing Tinggi Tahun 2000 sekarang

Mengikuti Pendidikan Keahlian Bidang Ilmu Patologi


Klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Tahun 2004 sampai sekarang

Organisasi
-

Sekrertaris Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kota Tebing


Tinggi

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Anggota Muda PDS Patologi Klinik Cabang Medan

PARTISIPASI DALAM KEGIATAN ILMIAH


SEBAGAI PEMBICARA NASIONAL :
1. Pertemuan Ilmiah Tahunan IV Perhimpunan Dokter Spesialis
Patologi Klinik Indonesia, 25 27 November 2005 di Malang

SEBAGAI PESERTA DAN PELATIHAN / WORKSHOP


1. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik 2004 di Jakarta
2. Leukemia Workshop and Seminar, 23 -24 Maret 2004, di Medan
3. The 8th International Congress of the Asian Society of Clinical
Pathogy and Laboratory Medicine (ASCPaLM) Medan,29
November 2 Desember 2005
4. Pelatihan Tenaga Teknis Laboratorium Pemeriksaan HIV, di
Jakarta, 14 Juni 2004 20 Juni 2004
5. Pertemuan Ilmiah Tahunan IV Perhimpunan Dokter Spesialis
Patologi Klinik Indonesia, 25 27 November 2005 di Malang.
6, 18th Weekend Course on Cardiology Common Soils in Arthero
Sclerosis, 14 16 September 2006 di Jakarta
7. Workshop on Vascular Disease, 3 Agustus 2007 di Jakarta

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

8. Workshop Disfungsi Tiroid, 24 25 Mei 2008, di Medan


9.. Penanganan Thalassemia secara menyeluruh, 24 Mei 2008
Di Medan.
Journal Reading
1. Urinalysis Dipstick Interpretation
2. Coagulation Abnormalities in sepsis
3.Microbiology of Diabetic foot infection in a teaching
hospital in Malaysia
4. Immun Trombositipenia
5. A Clinico Microbiological Studt of Diabetic Foot Ulcer in
An indian tertiary careHospital

Laporan Kasus dan Tulisan.


1. Spektrofotometer dan Filterfotometer
2. Derajat kemurnian
3. Pemantapan Kualitas di Bidang kimia klinik
4. Ion Selektif Elektroda
5. Analisa Gas Darah
6. Statistik Laboratorium

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

7. Serum Protein Elektroforese


8. Gagal Ginjal Kronik
9. D-Dimer
10. Aplastik Anemia
11. Media Pembenihan Kuman
12. E.coli pada pasca pembedahan laparatomi ec peritonitis
13. HIV
14. Aspek Immunologis Arthritis rhematoid

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan Rahmad dan KaruniaNya sehingga saya
dapat mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Dokter Spesialis
Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
dan dapat menyelesaikan karya tulis (tesis) ini yang berjudul Pola
Kuman

aerob

dan

Sensitifitas

pada

Gangren

Diabetik

Penelitian ini merupakan syarat dalam penyelesaian Program


Pendidikan.
Sejak pertama saya diterima dan selama mengikuti
pendidikan di Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara , saya telah banyak mendapat
bimbingan serta bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang tidak terhingga kepada :
Yth Prof.Dr. Adi Koesoema Aman,SpPK-KH,FISH, Ketua
Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara/Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada saya


sebagai peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi
Klinik

dan

selama

pendidikan

saya

telah

sangat

banyak

memberikan bimbingan dan arahan kepada saya .


Yth Prof.DR.Dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK-KH,FISH,
Ketua Program Studi Departemen

Patologi Klinik Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah sakit Umum Pusat


H.Adam Malik Medan yang selama ini telah banyak memberikan
bimbingan , petunjuk , dan motivasi kepada saya selama saya
mengikuti pendidikan sehingga saya dapat menyelesaikannya
Yth Dr. Ricke Loesnihari, SpPK-K, Sekretaris Program
Studi di Departemen Patologi Klinik yang juga sebagai pembimbing
saya, yang telah bersusah payah dan selalu setiap saat bersedia
memberikan bimbingan , petunjuk serta banyak memberikan
motifasi kepada saya selama menempuh pendidikan dan sampai
penyusunan

sampai

terselesainya

karya

tulis

ini.

Saya

mengucapkan terima kasih semoga Allah SWT membalas semua


kebaikannya

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Yth Prof.Dr. Burhanuddin Nasution SpPK-KN,FISH yang


selalu memberikan bimbingan dan solusi yang tepat disaat terdapat
kendala dalam penelitian ini,
Yth Prof.Dr.Herman Hariman,PhD,SpPK-KH,FISH, yang
selalu memberikan dorongan agar dapat segera menyelesaikan
tulisan ini, Hormat dan terima kasih yang tak terhingga saya
ucapkan.
Yth Prof.Dr.Iman Sukiman,SpPK-KH,FISH , Dr.R.Ardjuna
Burhan,DMM,SpPK-K , Dr.Muzahar,DMM,SpPK-K , Dr.Zulfikar
Lubis,SpPK,FISH . Dr.Tapisari Tambunan,SpPK-K , Dr.Ozar
Sanuddin,SpPK

Dr.Farida

Siregar,SpPK

Dr.Ulfa

Mahidin,SpPK , Dr.Lina,SpPK , Dr.Nelly Elfrida Samosir SpPK ,


Semua guru guru saya yang telah banyak memberikan bimbingan ,
petunjuk , arahan selama saya mengikuti pendidikan Spesialis
Patologi Klinik dan selama proses penyelesaian tesis ini, Hormat
dan terima kasih saya ucapkan. Begitu juga kepada guru guru yang
telah mendahului kita Alm. Dr. Irfan Abdullah, SpPK-KH , Alm.
Dr. Paulus Sembiring, SpPK-K , Alm .Dr. Hendra Lumanauw,
SpPK-K , saya tidak akan pernah melupakan jasa jasamu semoga

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Tuhan Yang Maha Esa memberikan kelapangan kuburmu dan


diampunkan segala dosa dosa mu.
Yth Dr.Arlinda Sri Wahyuni,Mkes , yang telah memberikan
bimbingan , arahan , dan bantuan dibidang statistik selama saya
memulai penelitian sampai selesainya tesis saya ini, terima kasih
saya ucapkan.
Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada seluruh
teman teman sejawat Program Pendidikan Dokter Spesialis
Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
para Analis dan pegawai serta semua piihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu , atas bantuan dan kerja samayang telah
diberikan kepada saya sejak saya mulai pendidikan sampai
selesainya tesis saya ini.
Hormat dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
Bapak Walikota Tebing Tinggi , Direktur Rumah Sakit Umum
Dr Kumpulan Pane kota Tebing Tinggi , Kepala Bagian
Kepegawaian Pemerintah Kota Tebing Tinggi beserta seluruh
Staf

di

Pemerintahan

Kota

Tebing

Tinggi,

yang

telah

memberikan izin kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Dokter Spesialis Patologi Klinik di Fakultas Kedokteran Universitas


Sumatera Utara.
Terima kasih yang setulus tulusnya serta hormat saya
sampaikan kepada Ayahanda dan Ibunda

tercinta yang telah

membesarkan , mendidik , serta memberikan dorongan baik moril


maupun materil kepada ananda selama ini. Begitu juga kepada
Bapak dan Ibu mertua saya , Semoga Allah SWT membalas
semua budi baik dan kasih sayangNya.
Akhirnya terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan
kepada

istri

saya

tercinta

Dr.Elly

Surmaita

yang

telah

mendampingi saya dengan penuh pengertian , perhatian ,


memberikan dorongan dan pengorbanan selama saya mengikuti
pendidikan sampai saya dapat menyelesaikan pendidikan ini. Juga
kepada anak anakku terkasih Muhammad Arief Fadhillah Aulia ,
Muhammad Rifqi Ghiffary Aulia dan Muhammad Yanandra
Fachrezy Aulia yang telah banyak kehilangan perhatian dan kasih
sayang selama saya mengikuti pendidikan ini.
Akhirul kalam semoga kiranya tesis ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, Amin Ya Rabbal Allamin..

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Medan, Oktober 2008


Penulis

Dr.Nanang Fitra Aulia

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

DAFTAR ISI
Halaman

Kata Pengantar

Daftar Isi

vi

Daftar Lampiran

Daftar Singkatan

xi

Ringkasan

xii

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

I.2. Perumusan Masalah

I.3. Tujuan Penelitian

I.4. Manfaat Penelitian

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

II.1. Gangren Diabetik

II.2. Klasifikasi dari gangren

II.3. Etiologi

14

II.4. Patogenesa

17

II.4.1. Faktor metabolik

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

17

II.4.2.

Kelainan

vaskuler

berupa

mikroangiopati

makro

dan
19

II.4.3. Faktor neuropati

20

II.4.4. Faktor mekanis

20

II.4.5. Faktor infeksi

21

II.5. Pengobatan

BAB III METODE PENELITIAN

26

30

III.1. Desain penelitian

30

III.2. Waktu dan tempat penelitian

30

III.3. Populasi dan subjek penelitan

31

III.3.1. Populasi penelitian

31

III.3.2. Subjek penelitian

31

III.3.3. Kriteria inklusi

31

III.3.4. Kriteria eksklusi

31

III.4. Perkiraan besarnya sampel

32

III.5. Bahan dan cara kerja

32

III.5.1. Pengambilan sampel

32

III.5.2. Pemeriksaan laboratorium

33

III.5.2.1. Pewarnaan gram

34

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

III.5.2.2. Kultur dan Sensitifiti

34

III.5.2.3. Prosedur kerja API 20E

38

III.6. Pemantapan kwalitas mikrobiologi

39

III.7. Kerangka kerja

41

BAB IV HASIL PENELITIAN

42

IV.1. Tabel 1 Pengelompokan berdasarkan jenis kelamin


IV.2. Gambar 1.Diagram penderita

43

berdasarkan jenis

kelamin

43

IV.3. Tabel 2 Gambaran pola kuman pada gangren


diabetik

44

IV.4. Gambar 2. Pola kuman pada gangren diabetik

45

IV.5. Tabel 3. Gambaran sensitifitas terhadap antibiotik

46

IV.6. Tabel 4. Pola kuman recurrent dan non recurrent

47

IV.7. Tabel 5. Gambaran pola kuman pada gangren


recuren

47

IV.8. Tabel 6. Gambaran sensitifitas first line drug

48

IV.9. Tabel 7. gambaran sensitifitas injeksi

50

IV.10. Tabel 8. gambaran sensitifitas Cephalosporin &


Quinolon

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

53

IV.11. Tabel 9. perbandingan sensitifitas rekuren dan non


55

rekuren

BAB V PEMBAHASAN

58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

65

DAFTAR KEPUSTAKAAN

67

LAMPIRAN
-

Lampiran

hasil

pemeriksaan

pola

kuman

dan

sensitifitas

73

Reading Lecture Interpretation API 20 E

74

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Surat persetujuan

Lampiran 2.

Data pola kuman dan sensitifitas pada gangren

Lampiran 3

Surat Persetujuan Komite Etik Penelitian Bidang


Kesehatan Fakultas Kedokteran USU

Lampiran 4

Daftar Riwayat Hidup

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

DAFTAR SINGKATAN
AS

: Amerika Serikat

Dkk

: Dan kawan kawan

Sp

: Spesies

AGE

: Advance Glicosilation Endproduck

NaCL

: Natrium Klorida

Cit

: Citrat

GEL

: Gelatin hydroplisis

ADH

: Arginine Dehydrogenesis

LDC

: Lysine Decarboxylase

ODC

: Ornithine Decarboxylase

INO

: Inositol Fermentation

SOR

: Sorbitol Fermentation

RHA

: Rhamnose Fermentation

MEL

: Melibiose Fermentation

ARA

: Arabinose Fermentation

: Sensitif

: Resisten

NCCLS

: National Commite for Clinical


Laboratory Standart

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

RINGKASAN
Gangren diabetik adalah merupakan suatu bentuk dari
kematian jaringan pada penderita diabetes mellitus oleh karena
berkurangnya atau terhentinya aliran darah kejaringan tersebut.
Kelainan ini didasarkan atas gangguan aliran darah perifer
(angiopati diabetic perifer), gangguan saraf perifer (Neurophati
diabetic perifer), dan infeksi. Berbagai kuman yang sering menjadi
penyebab infeksi gangren diabetik adalah gabungan bakteri aerob
(gram positif dan gram negatif) dan bakteri anaerob(3)
Infeksi sering menjadi penyulit dari gangren. Gangren ini
merupakan penyebab masuknya bakteri dan sering polimikrobial
yang menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kerusakan
berat dari jaringan.
Pada suatu keadaan infeksi gangren biasanya disebabkan
oleh suatu organisma dari sekitar kulit yang pada umumnya adalah
Staphylococcus aureus ataupun Streptococcus.
Jika drainase tidak adekuat maka perkembangan sellulitis yang
dapat menyebabkan sepsis untuk menginfeksi tendon, tulang dan
sendi

dibawahnya.

Kadang

kadang

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Staphylococcus

dan

Streptococcus dijumpai bersamaan dan ini dapat bergabung


mengakibatkan sellulitis yang meluas dan cepat.(24)
Streptococcus
mempercepat

mensekresi

penyebaran

hialuronidase

distribusi

necrotizing

yang

dapat

toxin

dari

Staphylococcus. Enzim dari bakteri ini juga angiotoxic dan dapat


menyebabkan terjadinya insitu trombosis dari pembuluh darah.
Kuman Gram negatip aerob sama seperti kuman anaerob
pada umumnya tumbuh dengan subur pada infeksi. Kuman aerob
ini akan cepat menginfeksi aliran darah dan kadang kadang
mengakibatkan

bakteriemia

yang

akan

dapat

mengancam

kehidupan.
Dengan mengetahui faktor yang dominan dapat diusahakan
memperbaiki hasil dari pengobatan maupun mencegah terjadinya
ulkus/gangren.
Penelitian dengan rancangan deskriptif dengan pendekatan
cross sectional studi ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat
H.Adam Malik Medan sejak bulan Desember 2007 sampai bulan
Mei 2008 melibatkan peserta penelitian yang merupakan penderita
rawat jalan yang berobat ke poliklinik Departemen Penyakit dalam

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

dan Poliklinik Departemen Bedah Rumah sakit Umum Pusat


H.Adam Malik Medan.
Secara keseluruhan dari penelitian ini terdapat 50
penderita yang memenuhi kriteria inklusi,

terhadap 50 jumlah

sample didapatkan kuman yang tumbuh adalah Enterobacter


aerogenes dengan jumlah 12 ( 24% ) , Escherichia coli 7 (14%) ,
Enterobacter cloacae 6 (12%) , Proteus mirabilis 6 (125) ,
Pseudomonas aeruginosa 5 (10%) , Citrobacter freundii 4 (8%) ,
Proteus vulgaris 3 (6%) , Staphylococcus aureus 2 (4%) ,
Staphylococcus epidermidis 2 (4%) , Providencia rettgeri 1 (2%) ,
Streptococcus

haemolyticus

(2%)

Streptococcus

haemolyticus 1 (2%)
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa jumlah penderita
gangren diabetik yang terbanyak adalah pada kelompok laki laki 34
orang (68%) sedangkan pada jenis kelamin perempuan 16 orang
(32%) Dari hasil penelitian ini juga dijumpai sebanyak 5 orang
(10%) dari seluruh penderita gangren ini yang mengalami gangren
recurrent (berulang). Dari 5 orang ini didapatkan bahwa 3 orang
(60%) penderita adalah laki laki dan 2 orang ( 40%) adalah
perempuan

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Pada uji sensitifitas terhadap antibiotik pada penelitian ini


terlihat bahwa Enterobacter aerogenes sensitif terhadap Amikacin
(83,3%), Escherichia coli terhadap Amikacin (100%) dan terhadap
Cefotaxim (71,4%), Enterobacter cloacae terhadap terhadap
Amoxicillin

(50%),

terhadap

Amikacin

(83,3%),

terhadap

Ciprofloxacin (50%) dan Cefotaxim (50%), Proteus mirabilis


terhadap

Amikacin

Pseudomonas
Citrobacter

(83,3%),

aaeruginosa

freundii

terhadap
terhadap

terhadap

Ciprofloxacin

(50%),

Ciprofloxacin

(60%),

Amikacin

(75%),

terhadap

Ciprofloxacin (75%), Proteus vulgaris terhadap Amikacin (66%),


terhadap Cefotaxim dan Norfloxacin masing masing (66,7%),
Staphilococcus aureus terhadap Amikacin (100%), terhadap
Doxycycline
Staphylococcus

(100%),

terhadap

epidermidis

Ciprofloxacin

terhadap

Amikacin

(100%),
(100%),

Providencia retgeri terhadap Amikacin (100%), Streptococcus


haemolyticus terhadap Amoxicillin (100%), terhadap Amikacin
(100%), terhadap Ciprofloxacin (100%) dan Norfloxacin (100%),
Streptococcus hemolitikus terhadap Amoxicillin (100%), terhadap
Amikacin

(100%),

terhadap

Ciprofloxacin

Norfloxacin (100%).

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

(100%)

terhadap

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN


Hubungan antara diabetes dan gangren telah dikenal sejak
lama. Pada tahun 1887 Pryce, Ahli Bedah dari Ingggris
menggambarkan seorang penderita diabetes yang menderita
neuropati perifer dan kemudian mengalami ulkus di plantar pedis
Dia menyimpulkan bahwa diabetes sendiri dapat menyebabkan
ulkus. Pada tahun 1934 Joslin juga melaporkan bahwa gangren
merupakan ancaman bagi para penderita diabetes. Enam puluh
tahun kemudian problem dari gangren ini tetap menjadi salah satu
alasan tersering untuk hospitalisasi diabetes.(1,2)
Gangren diabetik adalah merupakan suatu bentuk dari
kematian jaringan pada penderita diabetes mellitus oleh karena
berkurangnya atau terhentinya aliran darah kejaringan tersebut.
Kelainan ini didasarkan atas gangguan aliran darah perifer
(angiopati diabetic perifer), gangguan saraf perifer (Neurophati
diabetic perifer), dan infeksi. Berbagai kuman yang sering menjadi

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

penyebab infeksi gangren diabetik adalah gabungan bakteri aerob


(gram positif dan gram negatif) dan bakteri anaerob(3)
Diabetes adalah penyebab terbanyak yang memerlukan
amputasi kaki pada penduduk sipil dewasa ini. Pada klinik dikota
besar dengan penyuluhan dan pemeriksaan yang teliti oleh staf
klinik tersebut telah dapat menurunkan kejadian amputasi sampai
50%

Dari data didapatkan bahwa 20 25% pasien yang

diopname di Amerika Serikat adalah berhubungan dengan masalah


kaki dengan rata rata waktu opname 25 hari. (4,5)
Di Amerika Serikat jumlah amputasi sekitar 35000 kasus
pertahun. Sesudah diamputasi juga tidak menyelesaikan masalah.
Amputasi adalah 15 kali lebih sering pada diabetes dari
pada non diabetik. Di Amerika Serikat ada kurang lebih 50.000
amputasi pada diabetes setiap tahunnya. Angka amputasi
diperkirakan adalah 6 dari 1000 diabetes setiap tahunnya. 50% dari
semua amputasi non traumatik di Amerika terjadi pada penderita
diabetes. (6)
Kwalitas hidup penderita diabetes menjadi lebih buruk akibat
keterbatasan melakukan aktifitas dan penurunan gairah hidup yang
selanjutnya akan memperpendek hidup penderita.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Berbagai problema komplikasi diabetes dimana masa hidup


5 tahun adalah 41%. Satu permasalahan yang penting dihadapi
adalah karena kurangnya pengetahuan/kesadaran pasien sehingga
pasien datang biasanya dalam keadaan gangren yang berat
sehingga sering harus dilakukan amputasi. Diharapkan dengan
edukasi pada setiap pasien tentang pentingnya perawatan kaki
maka kasus amputasi ini akan dapat dicegah dengan melakukan
perawatan sebaik baiknya pada setiap lesi di kaki.(7)
Pada persoalan diabetes mellitus sering timbul penyakit
vaskuler diperifer dan pada akhirnya akan menyebabkan suatu
tindakan amputasi. Delapan persen diabetes tipe 2 mempunyai
tanda tanda penyakit vaskuler perifer pada saat diagnosa
ditegakkan.
Gangren ini merupakan penyebab utama rawat inap dari penderita
penderita dengan diabetes dan merupakan suatu komplikasi yang
paling mahal. Prevalensi antara 5 7% dimana insiden gangren
dalam 4 tahun studi follow up dari 469 penderita diabetes di
Manchester UK

Erman fauzi dkk (medan,1977) 30,3% penderita

dirawat inap oleh karena gangren.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Gangren diabetik merupakan suatu komplikasi dari infeksi


atau suatu proses peradangan , luka atau perubahan degeneratif
yang dikaitkan dengan penyakit kronis seperti diabetes mellitus.
Infeksi pada kaki diabetik dapat terjadi pada kulit, otot dan tulang
yang umumnya dapat disebabkan oleh kerusakan dari pembuluh
darah, syaraf dan menurunnya aliran darah kedaerah luka(8,9)
Jika pembuluh darah kaki mengalami trombosis kemudian
menjadi nekrotik dan gangren ini menjadi dasar terjadinya gangren
diabetik.

Infeksi sering menjadi penyulit dari ulkus pada kaki

neuropati dan iskemik. Ulkus menjadi pintu gerbang masuknya


bakteri dan sering polimikrobial yang meliputi bakteri Gram positip
dan Gram negatip aerob maupun anaerob yang menyebar cepat
melalui kaki menyebabkan kerusakan dari jaringan(9,10)
Berbagai kuman yang sering menjadi penyebab infeksi dari
gangren diabetik adalah gabungan bakteri aerob (Gram positip dan
Gram negatip) dan bakteri anaerob.
Oleh karena besarnya masalah kaki pada penderita diabetes
terutama kalau sampai terjadi gangren maka peneliti tertarik untuk
mengemukakan pola kuman dan sensitifiti pada gangren diabetes

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

I.2. PERUMUSAN MASALAH


Bagaimana pola kuman bakteri aerob dan pola sensitifitasnya pada
penderita ulkus/gangren diabetik

I.3. TUJUAN PENELITIAN


- Untuk mengetahui bakteri aerob dan sensitifitasnya terhadap
Antibiotik pada penderita ulkus/gangren diabetik
- Untuk melihat spektrum kuman pada ulkus/gangren
- Untuk melihat spektrum kuman pada ulkus/gangren yang
Berulang.

I.4. MANFAAT PENELITIAN


Dengan adanya spektrum bakteri dan sensitifitasnya maka
kegagalan terapi oleh karena bakteri yang resisten akan dapat
dihindari dengan melakukan protokol terapi emperik sebelum hasil
terapi definitif berdasarkan hasil kultur

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

II.1. Gangren Diabetik


Gangren diabetik adalah merupakan suatu bentuk dari
kematian jaringan pada penderita diabetes mellitus oleh karena
berkurangnya atau terhentinya aliran darah kejaringan tersebut.
Gangren diabetik merupakan suatu komplikasi jangka panjang dari
penyakit diabetes. Telah dilaporkan bahwa penderita diabetes lima
kali lebih banyak terhadap resiko penderita gangren. Insiden yang
paling tinggi terjadi pada dekade 60 tahun. Angka kematian oleh
karena gangren diabetik adalah tinggi, begitu juga resiko amputasi
yang

sangat

besar,

hal

ini

disebabkan

kurangnya

pengetahuan/kesadaran penderita diabetes sehingga penderida


datang biasanya sudah dalam keadaan lanjut dan biasanya dengan
keadaan gangren yang sudah berat, maka sebagai akibatnya
terpaksa harus diamputasi serta memerlukan perawatan yang lebih
panjang. Kelainan ini didasarkan atas gangguan aliran

darah

perifer (angiopati diabetik perifer) , gangguan syaraf perifer


(neuropati diabetik perifer) dan infeksi.(8,9,)

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Gangren merupakan suatu komplikasi kronik dari diabetes


yang paling ditakuti. Hasil pengelolaan dari gangren sering
mengecewakan baik bagi dokter pengelola maupun penyandang
diabetes dan keluarga.
Sering gangren diabetes berakhir dengan kecacatan dan kadang
kadang sampai terjadi suatu kematian.(10)
Sampai saat sekarang ini di Indonesia gangren masih
merupakan masalah yang rumit dan tidak terkelola dengan
maksimal, karena sedikit sekali orang yang berminat untuk
menggeluti dari pada gangren ini.
Disamping itu ketidaktahuan masyarakat mengenai gangren masih
sangat mencolok dan adanya permasalahan biaya pengelolaan
yang besar dan tidak terjangkau oleh masyarakat pada umumnya,
semua ini akan menambah peliknya masalah dari gangren ini. (11,12)
Di negara maju gangren juga masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang besar, tetapi dengan kemajuan dan
cara pengelolaan dan adanya klinik gangren diabetes yang aktip
mengelola sejak pencegahan primer, nasib penyandang gangren
diabetes akan menjadi lebih cerah.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Angka kematian dan angka amputasi dapat ditekan sampai sangat


rendah, menurunnya sebanyak 49-89% dari sebelumnya.(13,14,15)
Pada

tahun

2005

International

Diabetes

Federation

mengambil tema tahun kaki diabetik guna mengingat pentingnya


pengelolaan dari gangren ini untuk dikembangkan. Di Rumah sakit
Cipto Mangunkusumo sendiri masalah dari pada gangren ini masih
juga merupakan masalah yang sangat besar, dimana sebagian
besar perawatan penyandang dari penderita diabetes selalu
menyangkut tentang gangren diabetes. Angka

kematian

dan

angka amputasi masih sangat tinggi dimana masing masing


sebesar 16 dan 25% (data dari RS Cipto tahun 2003). Nasib para
penyandang diabetes paska amputasipun masih sangat buruk.
Sebanyak 14,3% akan meninggal dalam setahun paska amputasi
dan sebanyak 37% akan meninggal 3 tahun paska operasi.(15,16,17)

II.2. Klasifikasi dari gangren


Adanya berbagaimacam klasifikasi dari gangren diabetik
mulai dari yang paling sederhana seperti klasifikasi Edmonds dari
Kings Collage Hospital London, Klasifikasi Liverpool yang sedikit
lebih ruwet sampai klasifikasi Wagner yang lebih terkait dengan

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

pengelolaan gangren diabetes, dan juga klasifikasi Texas yang


lebih kompleks tetapi juga lebih mengacu kepada pengelolaan
gangren diabetes(18,19)
Suatu klasifikasi mutakhir dianjurkan oleh International
Working Group on Diabetic Foot (Klasifikasi PEDIS ini akan dapat
ditentukan kelainan apa yang lebih dominant, Vaskular, Infeksi atau
neuropatik, sehingga arah dari pengelolaan pun dapat tertuju
dengan lebih baik.
Suatu klasifikasi lain yang sangat praktis dan sangat erat dengan
pengeloaan adalah klasifikasi yang berdasar pada perjalanan
alamiah gangren diabetes (Edmonds 2004 2005)
- Stage 1

: Normal foot

- Stage 2

: Hight risk foot

- Stage 3

: Ulcerated foot

- Stage 4

: Infected foot

- Stage 5

: Necrotic foot

- Stage 6

: Unsalvable foot

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Untuk stage 1 dan 2 peran pencegahan primer sangat


penting

dan

semuanya

dapat

dikerjakan

pada

pelayanan

kesehatan primer.
Untuk stage 3 dan 4 kebanyakan sudah memerlukan
perawatan ditingkat pelayanan kesehatan yang lebih memadai
umumnya sudah memerlukan pelayanan spesialistik
Untuk stage 5 dan 6 jelas merupakan kasus rawat inap dan
jelas sekali memerlikan suatu kerja sama tim yang sangat erat
dimana harus ada dokter bedah utamanya bedah vaskular/ahli
bedah plastik dan rekontruksi
Untuk optimalisasi pengelolaan gangren diabetes pada setiap
tahap harus diingat berbagai faktor yang harus dikendalikan yaitu :

Mechanical control Presure control

Metabolic control

Vascular control

Education control

Wound control

Microbiological control infection control(18,19,20)

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Klasifikasi gangren diabetik menurut Wagner (21)


Grade 0

Tidak ada luka

Grade 1

Ulkus dengan infeksi yang superficial

Grade 2

Ulkus yang lebih dalam sampai ketendon dan tulang tetapi


terdapat infeksi yang minimal

Grade 3

Ulkus yang lebih dalam sampai ketendon, tulang dan terdapat


abses dan osteomyelitis

Grade 4

Ulkus dan menimbulkan gangren local pada jari jari kaki atau
kaki bagian depan.

Grade 5

Lesi/ulkus dengan gangren ganggren diseluruh kaki

Klasifikasi ganggren menurut Texas

II

III

Tidak ada luka

Luka superficial

Luka sampai

Luka

tendon,

abses,sellulitis,atau

kapsul sendi

sepsis sendi

dengan

atau tulang
B

Infeksi

Infeksi

Infeksi

Infeksi

Iskemik

Iskemik

Iskemik

Iskemik

Infeksi
iskemik

dan

Infeksi
iskemik

dan

Infeksi
iskemik

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

dan

Infeksi dan iskemik

Infeksi sering menjadi penyulit dari gangren. Gangren ini


merupakan penyebab masuknya bakteri dan sering polimikrobial
yang menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kerusakan
berat dari jaringan.
Pengerusakan dari jaringan ini menjadi alasan utama untuk
melakukan suatu tindakan dari amputasi.
Amputasi ini bukanlah merupakan suatu konsekuensi dari
penyakit vaskuler ataupun neuropati yang tidak dapat dielakkan,
pengenalan

secara

dini

dan

dengan

cepat

dalam

suatu

pencegahan serta penentuan dari suatu obat yang tepat dan


intensif terhadap suatu komplikasi dari pada gangren akan dapat
mengurangi jumlah dari suatu tindakan amputasi dari penderita
diabetes dengan gangren(22,23)
Pada suatu keadaan infeksi gangren biasanya disebabkan
oleh suatu organisma dari sekitar kulit yang pada umumnya adalah
Staphylococcus aureus ataupun Streptococcus.
Jika drainase tidak adekuat maka perkembangan sellulitis yang
dapat menyebabkan sepsis untuk menginfeksi tendon, tulang dan
sendi

dibawahnya.

Kadang

kadang

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Staphylococcus

dan

streptococcus dijumpai bersamaan dan ini dapat bergabung


mengakibatkan sellulitis yang meluas dan cepat.(24)
Streptococcus
mempercepat

mensekresi

penyebaran

hialuronidase

distribusi

necrotizing

yang

dapat

toxin

dari

staphylococcus. Enzim dari bakteri ini juga angiotoxic dan dapat


menyebabkan terjadinya insitu trombosis dari pembuluh darah.
Jika pembuluh darah mengalami trombosis yang kemudian akan
menjadi necrotic dan gangren , keadaan ini mungkin akan menjadi
dasar yang disebut dengan gangren diabetik(25,26)
Kuman Gram negatip aerob sama seperti kuman anaerob
pada umumnya tumbuh dengan subur pada infeksi. Kuman aerob
ini akan cepat menginfeksi aliran darah dan kadang kadang
mengakibatkan

bakteriemia

yang

akan

dapat

mengancam

kehidupan.
Dengan mengetahui faktor yang dominan dapat diusahakan
memperbaiki hasil dari pengobatan maupun mencegah terjadinya
ulkus/gangren(27,28,29)
Faktor faktor tersebut semuanya merupakan faktor/komponen yang
saling berkaitan dan saling menunjang walaupun tampaknya kalau

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

dilihat sendiri tidak cukup berpengaruh untuk dapat menimbulkan


ulkus ataupun gangren.
Dengan

menghilangnya

atau

mengurangi

faktor

penyebab

diharapkan terjadinya ulkus/gangren serta amputasi dapat dicegah


Kelainan dari pada kulit penderita diabetes mudah timbul
akibat hilangnya rasa menyerati kelumpuhan dari syaraf/neuropati.
Kulit akan mudah luka akibat dari tekanan yang lama, trauma
benda keras, tumpul, benda panas/dingin yang lama(30)

II.3. ETIOLOGI
Dari kultur pus pada gangren diabetik yang telah dilakukan
pada pasien rawat inap dari Departemen Penyakit Dalam pada
tahun 2000 didapatkan data mengenai pola kuman bakteri, kuman
Gram negatip aerob sama seperti kuman anaerob tumbuh dengan
subur pada infeksi.
Kuman aerob dan anaerob dapat cepat menginfeksi aliran darah
dan kadang-kadang dapat mengakibatkan bakteriemia yang dapat
mengancam kehidupan(31,32).

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Pada ulkus yang dalam biasanya dianggap karena infeksi


campuran.
Infeksi bakteri anaerob umumnya dihubungkan dengan adanya
nekrosis jaringan dan osteomyelitis.
Infeksi ini sering menjadi penyulit ulkus pada kaki neuropati dan
iskemik. Ulkus menjadi pintu gerbang masuknya bakteri dan sering
polimikrobial yang meliputi bakteri gram positip ataupun gram
negatip(33).
Jika pembuluh darah kaki mengalami trombosis yang
kemudian menjadi nekrotik dan gangren ini menjadi dasar
terjadinya gangren diabetik.
Kuman Gram negatip tumbuh dengan subur pada infeksi yang
terletak lebih dalam dari permukaan kulit dimana kuman ini dengan
cepat dapat menginfeksi aliran darah dan kadang kadang dapat
mengakibatkan bakteriemia yang dapat mengancam jiwa dari
penderita tersebut.
Berbagai kuman yang sering menjadi penyebab terjadinya
infeksi pada gangren diabetik adalah gabungan antara bakteri gram
positip dan gram negatip. Leicter dkk pada tahun 1988 melaporkan
penyebab kuman gangren diabetik 72% adalah gram positip

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

(Staphylococcus auerius 45%, Streptococcus sp 27%) dan 49%


adalah disebabkan oleh bakteri gram negatip (Proteus sp 23%,
Pseudomonas sp 26%)
Manchester UK pada tahun 1999 menjumpai 56,7% infeksi
gangren diabetik disebabkan oleh kuman gram positip aerob
(Staphylococcus sp 30,4%, Streptococcus sp 23,65%), kuman
gram negatip aerob 29,8% (Pseudomonas sp 20,8%, Proteus sp
9%) dan 13,5% disebabkan oleh kuman anaerob (Bakterioides
fragilis)
Studi dari Gerben Hutabarat pada tahun 1987 di medan
meneliti 60 bahan kultur pus pada penderita diabetes dijumpai
kuman

penyebab

terbanyak

adalah

Proteus

sp

30%,

Staphylococcus auerius 24%, Klebsiella sp 23%, Escherichia coli


10%,

Streptococcus

pyogenes

6,5%

dan

Pseudomonas

Aeroginosa 6,5%
Leo dkk di Medan juga pada tahun 2001 melakukan studi terhadap
115 kultur pus pada ganggren diabetik menjumpai Pseudomonas
sp 28,69%, Proteus sp 16,52%, Klebsiella sp 14,76%, Escherichia
coli 13,04%, Enterobacter sp 12,17%, Staphylococcus sp 6,95%,
Citrobacter sp 4,35%.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

II.4. PATOGENESA
Penyebab kelainan kaki pada penderita diabetes merupakan
multifaktorial yang saling kait mengkait yang kadang sulit
dipisahkan satu dengan lainnya , tetapi untuk memudahkan
pengertian patofisiologi juga untuk tujuan pengobatan dapat dibagi
dalam beberapa faktor antara lain :

II.4.1.Faktor Metabolik
Tingginya kadar gula darah dalam jangka pendek pada luka
kaki akan sangat menyulitkan penyembuhan, sementara
luka yang disertai dengan infeksi juga akan meningkatkan
gula darah . dalam jangka panjang tingginya kadar gula
darah merupakan hal yang paling mendasari terjadinya
berbagai kelainan pada jaringan tubuh penderita diabetes
secara umum seperti arterosklerosis, gangguan lemak
darah,

kekentalan

plasma

darah,

kelenturan

eritrosit,

berkurangnya daya fagosit dari pada leukosit. Sorbitol yang


dihasilkan pada jalur metabolik alternatif seperti polyol

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

pathway merupakan racun yang dapat merusak jaringa saraf


, endotel, kornea,dan sebagainya
Glikolisasi non enzimatik juga sangat berperan dalam
patofisiologi terjadinya komplikasi diabetes secara umum.
Dengan glikolisasi non enzimatik protein protein terutama
protein yang turn overnya panjang yang terendam dalam
glukosa yang relatif tinggi akan berobah menjadi protein
yang terglikosilasi yang bersifat irreversibel yang disebut
dengan Advance Glycosilation Endproduck (AGE). AGE ini
akan mempunyai sifat khemis dan fisis yang berbeda
dengan protein asalnya yang belum terglikosilasi. Glikosilasi
globin pada hemoglobin menyebabkan kelenturan eritrosit
yang mengandung glikosilated globin tersebut menjadi
kurang lentur sehingga akan memperlambat gerakannya
pada tingkat kapiler. Pada eritrosit disamping kelenturannya
yang menurun juga ada kecendrungan aggregasi, secara
keseluruhan akan memperlambat aliran darah yang juga
diperberat dengan plasma kental. Glikosilasi jaringan elastin
dan kollagen pada dinding pembuluh darah menyebabkan
pembuluh darah tersebut menjadi kurang elastis sehingga

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

kelenturannya

berkurang

dan

hal

ini

akan

dapat

menyebabkan tekanan darah meningkat. Glikosilasi protein


plasma menyebabkan plasma menjadi lebih kental dan hal
ini juga akan mengganggu kelancaran sirkulasi.

II.4.2. Kelainan Vaskuler berupa Makroangipati dan


Mikroangipati
Hal ini menyebabkan aliran darah kekaki menjadi berkurang
yang juga akan diikuti dengan berkurangnya suplai oksigen
dan makanan disamping berkurangnya kemampuan sistim
immunologis tubuh pada tempat tersebut. Terbentuknya
makroangiopati terutama disebabkan oleh arterosklerosis
dan arterosklerosis ini sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti tekanan darah, dislipidemi, umur dan lain lain .
Mikroangiopati merupakan hal yang kompleks yang didasari
oleh perobahan perobahan sehubungan dengan buruknya
kontrol diabetes secara umum.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

II.4.3. Faktor Neuropati


Neuropati yang terjadi merupakan kombinasi otonomik
dengan

sensorik

yang

berat.

Hal

ini

menyebabkan

berkurangnya sensasi nyeri yang sangat penting dalam


reflek menghindar terhadap trauma. Neuropati otonomik
pada kaki menyebabkan fungsi kelenjar keringat berkurang
sehingga kulit kering, elastisitas menurun, dan sering
menimbulkan retak dengan infeksi. Selain itu neuropati
otonomik

juga

bertambahnya

dapat
shunting

menyebabkan

edema

arterovenosus

dan

sehingga

memudahkan timbulnya lesi. Neuropati motoris yang sering


mengenai bagian ujung pada kaki menyebabkan atropi otot
dan hal ini selanjutnya akan menyebabkan deformitas
telapak kaki sehingga juga berperanan dalam timbulnya lesi
pada kaki.

II.4.4. Faktor Mekanis


Tekanan ringan secara terus menerus akan menyebabkan
nekrosis iskemik seperti pemakaian kaus kaki atau sepatu
yang ketat yang cukup lama. Nekrosis iskemik selanjutnya

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

akan menjadi ganggren atau jaringan tersebut digantikan


dengan jaringan tersebut digantikan dengan jaringan ikat
dan pembentukan kallus yang merupakan salah satu
predisposisi terjadinya ulserasi. Tekanan yang sedang
terjadi

pada

waktu

berjalan

tampa alas kaki dapat

menyebabkan autolisis. Bila hal ini terjadi pada satu tempat


secara kronis maka akan terjadi pelepasan enzim lisosomal
yang selanjutnya terjadi pecah jaringan dan ulserasi. Tekana
berat secara langsung akan menyebabkan perlukaan
jaringan misalnya terpijak benda tajam . Hal ini dapat terjadi
karena berkurangnya sensori nyeri dan baru menyadari
kalau sudah disertai dengan infeksi yang agak berat.

II.4.5. Faktor Infeksi


Kurangnya perasaan sakit menyebabkan pasien tidak
menyadari kalau ada luka dan dengan luka terbuka tampa
perawatan akan mengundang infeksi, baru akan disadari
kalau infeksi cukup berat seperti sellulitis yan luas bahkan
kadang sampai terjadi osteomielitis.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Pada penderita diabetes luka sedikit saja dikaki harus


mendapat perhatian besar bahkan dikatakan ini merupakan
suatu hal yang darurat. Sering hal ini tidak diperhatikan
bahkan dokterpun sering tidak memeriksa kaki penderita
diabetes kalau tidak dikeluhkan oleh penderita. Sementara
penderita tidak akan mengeluh kalau luka tersebut tidak
cukup serius.

Kerentanan infeksi pada penderita dibetes lebih tinggi kalau


dibandingkan

dengan

penderita

non

diabetes

sehingga

penderita diabetes sering terkena infeksi, bahkan kuman


oportunistik juga dapat menjadi masalah pada penderita
diabetes seperti misalnya kandidiasis
penderita

diabetes

lebih

rentan

. Juga pada kaki

terhadap

infeksi

yang

disebabkan oleh beberapa hal :


a. Makro dan mikroangiopati yang terjadi sehingga suplai
oksigen dan bahan makanan lainnya kekaki menjadi
berkurang termasuk mobilisasi fagosit ketempat lesi
b. Menurunnya kekuatan sistim immunitas humoral

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

c. Menurunnya keasaman yang terjadi pada kulit penderita


diabetes(34,35,36)

Terjadinya

masalah

gangren

adalah

karena

adanya

hiperglikemia pada penyandang diabetes yang menyebabkan


kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah(37).
Neuropati baik sensorik maupun aotonomik akan mengakibatkan
berbagai

perobahan

pada

kulit

dan

otot

yang

kemudian

menyebabkan terjadinya perobahan distribusi tekanan pada


telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus.
Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi akan
mudah merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah
yang kurang akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan
gangren diabetes.(38,39)
Penderita diabetes mellitus yang kadar gulanya tidak
terkontrol akan lebih mudah untuk tumbuh dan berkembangnya
bakteri bakteri dari pada penderita yang kadar gula darahnya
terkontrol dan pada orang yang non diabetes.
Penderita dari diabetes ini harus lebih hati hati dan perlu
pencegahan infeksi yang lebih ketat(40).

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Terjadinya gangren dikaki baik yang mengenai jari kaki


maupun yang sudah meluas sampai telapak dan punggung kaki
pada umumnya dapat disebabkan oleh karena suatu proses dari
iskemik, neuropati, dan infeksi. Ketiga penyebab ini dapat terjadi
secara bersamaan ataupun sendiri. Infeksi pada kaki diabetik dapat
terjadi pada kulit, otot dan tulang yang pada umumnya disebabkan
oleh karena kerusakan dari pembuluh saraf dan aliran darah
kedaerah luka . Infeksi dan ulkus pada kaki diabetes akan
bermacam macam manifestasinya.(41,42,43)
Literatur melaporkan bahwa hiperglikemia yang lama akan
menyebabkan perobahan patologi pada pembuluh darah. Ini dapat
menyebabkan terjadinya penebalan pada tunika intima hyperplasia
membrana basalis arteria, oklusi (penyumbatan) arteri dan
abnormalitas

trombosit

sehingga

menghantarkan

perlekatan

(adhesi) dan pembekuan. Selain itu hiperglikemia juga dapat


menyebabkan leukosit menjadi tidak normal sehingga bila ada
infeksi mikroorganisma (bakteri) akan sulit untuk dimusnahkan oleh
sistem fagositosis bakterisit intra sel(44,45).

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Hal tersebut akan diperoleh lagi oleh tidak saja kekakuan


dari arteri namun juga diperberat oleh rheologi darah yang tidak
normal.
Menurut kepustakaan adanya peningkatan dari kadar fibrinogen
dan

bertambahnya

reaktifitas

trombosit

akan

menyebabkan

tingginya agregasi dari sel darah merah sehingga sirkulasi darah


menjadi lambat dan akan mempermudah terbentuknya trombosit
pada dinding pembuluh arteria yang sudah kaku sehingga akhirnya
akan terjadi gangguan sirkulasi.(46,47,48)
Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita
diabetes

mellitus

antara

lain

berupa

penyempitan

dan

penyumbatan daerah perifer (yang utama), sering terjadi pada


tungkai bawah (terutama kaki) akibatnya perfusi jaringan dari
bagian distal dan tungkai akan menjadi kurang baik dan akan
timbul

ulkus

yang

kemidian

akan

berkembang

menjadi

nekrosis/gangren yang sangat sulit untuk diatasi dan hal ini tidak
jarang memerlukan suatu tindakan amputasi.
Gangguan mikrosirkulasiakan menyebabkan berkurangnya
aliran darah dan hantaran oksigen pada serabut saraf yang

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

kemudian akan menyebabkan degenerasi dari serabut saraf.


Keadaan ini akan mengakibatkan suatu neuropati.
Disamping itu dari kasus ulkus/gangren diabetik, kaki diabetik 50%
akan mengalami infeksi akibat munculnya lingkungan darah yang
subur

untuk

berkembangnya

bakteri

yang

patogen

karena

berkurangnya suplai oksigen, bakteri bakteri yang akan tumbuh


subur.(49)

II.5. PENGOBATAN
Sebelum diberikan suatu pengobatan terhadap gangren dapat
dilakukan pemeriksaan terhadap pus pada jaringan ulkus/gangren
tersebut. Terdapatnya pus pada bagian tubuh menunjukkan
adanya infeksi akibat dari invasi mikroorganisma kedalam rongga,
jaringan ataupun organ tubuh. Pemeriksaan ini akan banyak
membantu memastikan diagnosa bakteriologik penyakit infeksi
yang menimulkan pembentukan dari pus
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan spesimen
pus yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan bakteriologik.,
pengambilan dari pada pemeriksaan ini dapat diambil setiap saat
tetapi sebaiknya sebelum pemberian dari antibiotik.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Prosedur dari pengambilan sampel ini dapat dilakukan dalam 2


cara yaitu
a. luka/ulkus
- Bersihkan luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan
NaCl fisiologis sebanyak 3 kali untuk menghilangkan kotoran dan
lapisan eksudat atau pus yang mengering
- Tampa menyentuh bagian kapas usapkan bagian kapas pada
daerah ulkus tampa menyentuh bagian tepi ulkus
- Kemudian kapas lidi dapat terus dilakukan inokulasi pada agar
untuk dilakukan pemeriksaan mikrobiologi.

b. Abses
- Dilakukan pemeriksaan disinfeksi dengan povidone iodine 10%
diatas abses atau bagian yang akan ditusuk/insisi. Bersihkan sisa
povidone iodine dengan kapas alkohol 70%
- Tusukkan jarum dan hisap dengan spuit steril cairan pus
- Cabut jarum dan kemudian tutup dengan kapas lidi
- Teteskan cairan aspirasi pus pada lidi kapas steril. Kapas lidi
dapat langsung diinokulasi pada agar atau dapat juga kedalam

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

media transport. Sisa pus pada spuit dapat dimasukkan kedalam


wadah steril dan dikirim ke laboratorium.

Pengobatan pada gangren diabetik meliputi :


1. Konservatif
Pengobatan konservatif gangren diabetik pada dasarnya sama
dengan pengobatan ulkus oleh sebab apapun, yaitu meliputi :
a. Perawatan luka
Ulkus yang terjadi pada kaki dievaluasi dengan teliti, termasuk
dalamnya luka harus ditelusuri denga peralatan tumpul yang steril
sehingga dapat diketahui persis kedalaman dari luka tersebut,
jaringan nekrotik dibuang dan permukaan luka harus cukup lebar
untuk memudahkan masuknya oksigen kemudian luka dibersihkan
dengan menggunakan antiseptik seperti yodium povidon setelah
menggunakan larutan perhidrol. Bila luka agak dalam maka
dilakukan tampon untuk menyerap debris. Drainase pus harus
menyeluruh dan ekstensif kemudian dilakukan kompres luka
dengan larutan NaCl 0,9% hangat untuk merangsang pertumbuhan
granulasi dari jaringan.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

b. Antibiotika
Pemberian antibiotika lokal harus dihindari oleh karena dapat
menimbulkan alergi, disamping dapat merusak jaringan yang sehat
disekitarnya. Pemberian antibiotika sistemik dianjurkan sesuai
dengan hasil dari kultur dan tes sensitifiti, Sebelum didapatkan
hasil tes sensitifiti dapat diberikan gabungan dari Penicillin dan
Streptomyciin atau Ampisillin.(49,50,51,52)

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

BAB III
METODE PENELITIAN

III.1. DESAIN PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan secara Deskriptif dengan pendekatan Cross
Sectional Study

III.2. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di Departemen Patologi Klinik Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara/ Rumah Sakit Umum
Pusat H.Adam Malik Medan dan bekerjasama dengan Departemen
Bedah dan Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam
Malik Medan
Penelitian dimulai pada bulan Desember 2007 sampai dengan Mei
2008.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

III.3. POPULASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITAN


III.3.1. Populasi Penelitian
Penderita yang dimasukkan kedalam penelitian ini adalah penderita
diabetes dengan komplikasi gangren yang berobat jalan dipoliklinik
sub Divisi Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam serta
penderita yang berobat dipoliklinik Departemen Bedah

di Rumah

Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan.

III.3.2. Subyek Penelitian


Subyek yang diikutkan dalam penelitian adalah semua penderita
gangren diabetik dan memenuhi kriteria sebagai berikut

III.3.3. Kriteria Inklusi


Penderia Diabetes dengan ulkus/gangren dan bersedia untuk ikut
dalam penelitian

III.3.4. Kriteria Eksklusi


Penderita ulkus/ganggren yang bukan diabetes

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

III.4. PERKIRAAN BESARNYA SAMPEL


Dengan menggunakan Rumus Estimasi :
N= Z2 P(1p)
d2
Dimana:

Z2

= Tingkat kepercayaan 95% ( 1,96 )

= Proporsi terjadinya gangren (15%)

1 p = Proporsi Diabetes tampa ganggren


( 85% )
d2

= Ketepatan penelitian ( 0,1 )

Maka didapatkan N = 48,9 50 sampel

III.5. BAHAN DAN CARA KERJA


III.5.1. Pengambilan sampel
Cara apusan
a

Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan

dilakukan
b Bersihkan luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan
NaCl

fisiologis sebanyak 3 kali untuk menghilangkan

kotoran dan lapisan eksudat yang mengering

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

c Buka kultur swab dari pembungkusnya kemudian usapkan


bagian kapasnya pada luka/ulkus tampa menyentuh bagian
tepi luka/ulkus,
d.

Kemudian masukkan kapas

tersebut kedalam media

pembawa (BBLTM CultureSwabTM Plus)


e Tutup tabung dengan erat dan diberi label nama.
f

Kemudian

dibawa

kelaboratorium

untuk

dilakukan

pemeriksaan

III.5.2. Pemeriksaan Laboratorium


1. Dilakukan pengecatan gram yang kemudian bahan ditanam
pada media Blood Agar dan Mac Conkey Agar yang
kemudian dieramkan dalam inkubator pada suhu 370C
selama 24 jam, Jika terdapat pertumbuhan dari kuman maka
dilakukan pengecatan gram untuk identifikasi bakteri.
2. Pewarnaan Gram adalah pewarnaan yang sering dilakukan
untuk identifikasi bakteri awal dari spesimeen karena
dengan pewarnaan ini akan dapat dilihat bentuk dan warna
dari bakteri yang ada, selain itu pewarnaan Gram sebelum
dilakukan tindakan kultur untuk memastikan representasi

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

dari bahan sampel berdasarkan bakteri , sel leukosit ,


maupun sel epitel yang ada

III.5.2.1. Pewarnaan Gram :


a. Buat hapusan diatas kaca objek kemudian difiksasi
diatas nyala api
b. Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan
c. Tuang larutaan kristal violet diatas sediaan diamkan
selama 1 menit
d. Cuci dengan air mengalir , tuangi dengan larutan lugol,
diamkan selama 1 menit kemudian larutan tersebut
dibuang,
e. Beri larutan alkohol 95% selama 15 detik
f. Cuci dengan air
g. Tuangi sediaan dengan larutan safranin sebanyak 1 tetes
diamkan selama 30 detik
h. Cuci dengan air dan keringkan diudara
i. Lihat

dibawah

mikroskop

pembesaran 100x(37)

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

dengan

menggunakan

III.5.2.2. Kultur dan Sensitifiti


Jika dijumpai kuman coccus gram positip dilanjutkan dengan
reaksi katalase. Jika dijumpai pertumbuhan dari kuman gram
negatip batang maka akan

dilanjutkan dengan pemeriksaan

dengan menggunakan API 20 E


Pemeriksaan kultur terhadap pus dari gangren diabetik adalah
untuk menumbuhkan bakteri atau mendapatkan bakteri patogen
pada gangren tersebut.
Caranya adalah sebagai berikut :
-

hapusan atau swab yang terdapat pada kultur swab ditanam


pada media padat Blood Agar dan Mac Conkey kemudian
dimasukkan kedalam inkubator 370 selama 24 jam

Kemudian dibaca dan dilihat pertumbuhan dari bakterinya .

Jika tumbuh dibuat direct smear dan dilakukan pewarnaan


gram

Terhadap koloni yang tumbuh juga dilakukan uji kepekaan


terhadap Antibiotik dengan cara :
-

Dilakukan reaksi sensitifitas test dengan menggunakan disc


antibiotik pada media Muller Hinton

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Tujuannya adalah untuk mendapatkan antibiotik yang


sensitif terhadap bakteri patogen penyebab penyakit.

Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut ;


a. Ambil tiga sampai lima koloni kuman yang tumbuh pada
media biakan dengan ose dan masukkan kedalam cairan
NaCl 0,9% ( 5 ml) Bandingkan suspensi kuman dengan
standart kekeruhan Mc Farlan 0,5
b. Suspensi kuman 1cc disebarkan dengan bagian bawah
botol steril secara merata pada permukaan media agar
Mueller Hinton
c. Letakkan cakram Antibiotik yang sesuai dengan bakteri
patogen

yang

sering

dijumpai

pada

bahan

pus

Amoxicillin (10ug), Ampicillin (10ug), Ciprofloxacin (5ug),


Amikacin (30ug), Cefotaxim (30ug), Gentamycin (10ug),
Erythromicin (15ug),

Norfloxacin (10ug), Doxycicline

(30ug), Streptomycin (10ug) pada permukaan agar dan


sedikit ditekan dengan pinset agar melekat dengan
sempurna

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

d. Petri dish dimasukkan dan diletakkan secara terbalik


kedalam inkubator 370C selama 24 jam
e. Keesokan harinya dibaca zona hambatan pertumbuhan
bakteri berdasarkan kriteria NCCLS (National Committe
for Clinical Laboratory Standart)

untuk ditentukan

sensitifitasnya.
f.

Pembacaan dari zona hambatan berdasarkan kriteria


NCCLS adalah sebagai berikut :
Diameter Zona (mm)
Jenis antibiotik

Disk Content

Resisten

Sensitif

Amoxicillin

10 ug

19

20

Ampicillin

10 ug

13

17

Ciprofloxacin

5 ug

15

21

Amikacin

30 ug

14

17

Cefotaxime

30 ug

14

23

Gentamycin

10 ug

12

15

Erytromycin

15 ug

13

23

Norfloxacine

10 ug

12

17

Doxycyclin

30 ug

12

16

Streptomycyn

10 ug

11

15

Dikutip dari Standart Operting Prucedures (SOP) in microbiologi Zone Diameter


Interpretive Standart and Equivalent Minimum Inhibitory Concentration pada tabel
NCCLS

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

III.5.2.3. Prosedur kerja API 20 E


Cara kerja :
-

Pada koloni yang tumbuh pada media Mac Conkey


dimasukkan dalam tabung yang berisi NaCl 0,9% steril
(berisi 5 cc NaCl)

Bandingkan warna dalam tabung tersebut dengan tabung


warna standart Mac Farland (nilai kekeruhannya)

Dengan menggunakan pipet isi semua tabung dengan


suspensi bakteri hanya pada bagian tabungnya saja (jangan
mengisi penuh mulut tabung), kecuali untuk tes Cit, VP dan
GEL, pengisian dilakukan pada keduanya (tabung dan mulut
tabung)

Pada uji tes ADH, LDC, ODC, H2S dan URE, teteskan
tabung tersebut dengan mineral oil

Tutup box inkubasi dengan penutupnya dan diinkubasi pada


suhu 37C selama 24 jam

Nilai perobahan warna yang terjadi pada API 20E dengan


mengunakan

soft ware API Lab.Plus

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

III.6. PEMANTAPAN KUALITAS MIKROBIOLOGI.


Pemantapan kualitas laboratorium adalah penting untuk
menjamin kualitas hasil pemeriksaan laboratorium. Pemantapan
kualitas intra laboratorium adalah program pemantapan kualitas
yang dijalankan sendiri oleh laboratorium klinik yang bersangkutan
untuk mempelajari serta mengurangi kesalahan kesalahan dalam
pelaksanaan tugasnya.
Diperlukan stamm kuman yang telah disediakan untuk kegunaan
pemeriksaan penanaman , pemeriksaan kultur dan sensitifitas.

1, Pemantapan kualitas pewarnaan


Dilakukan dengan stamm kuman untuk gram positip
(berwarna ungu) misalnya Staphylococcus aureus ( bentuk
koloni

coccus

kecil

berkelompok

tidak

teratur

dan

menyerupai buah anggur) dan Streptococcus dan Gram


negatip (berwarana merah) misalnya Clebsiella pneumonie
dan Pseudomonas sp) yang telah diketahui dan sampel
yang diduga berisi kuman yang sama secara bersamaan
dilakukan pewarnaan.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

2. Pemantapan kualitas media kultur


Dimana stamm kuman yang telah diketahui dan sampel
ditanam pada media yang sesuai untuk mengontrol media
media yang baru dibuat dan membandingkan morfologi
koloni yang tumbuh. Pemilihan stamm kuman berdasarkan
media yang akan dilakukan terhadap pemeriksaan tersebut

Kuman Escherichia coli ditanamkan pada agar Mac


Conkey inkubasi 18 24 jam dan dilihat hasilnya

Kuman Staphylococcus aureus ditanamkan pada


agar darah dan diinkubasi selama 18 24 jam dan
lihat hasilnya

3. Pemantapan kualitas untuk identifikasi kuman


Dilakukan pemeriksaan sampel dalam satu kali jalan
bersamaan dengan stamm kuman yang telah diketatahui.
Dimana berdasarkan hasil pewarnaan yang Gram negatif
batang dilanjutkan pada API 20E dan Gram positif coccus
dengan reaksi biokimia.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

4. Hasil dari pemantapan kualitas

Untuk pewarnaan yaitu pewarnaan Gram, dilakukan secara


bersamaan dimana hasil dikatakan baik bila Gram positif
berwarna biru dan Gram negatif berwarna merah

III.7. KERANGKA KERJA

Kriteria Inklusi
- Penderita DM dengan ulkus/gangren
- Bersedia ikut dalam penelitian

Populasi penderita gangren


yang pertama dan berulang

Pola kuman dan sensitifiti terhadap anti


biotik apakah ada perbedaan resistensi
terhadap antibiotik

Kriteria Eklusi
- Ulkus yang bukan Diabetes

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Secara keseluruhan dari penelitian ini terdapat 50 penderita


yang memenuhi kriteria inklusi,

terhadap 50 jumlah sample

didapatkan kuman yang tumbuh adalah Enterobacter aerogenes


dengan jumlah 12 ( 24% ) , Escherichia coli 7 (14%) , Enterobacter
cloacae 6 (12%) , Proteus mirabilis 6 (125) , Pseudomonas
aeruginosa 5 (10%) , Citrobacter freundii 4 (8%) , Proteus vulgaris
3 (6%) , Staphylococcus aureus 2 (4%) , Staphylococcus
epidermidis 2 (4%) , Providencia rettgeri 1 (2%) , Streptococcus
haemolyticus 1 (2%) , Streptococcus haemolyticus 1 (2%)
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa jumlah penderita
gangren diabetik yang terbanyak adalah pada kelompok laki laki 34
orang (68%) sedangkan pada jenis kelamin perempuan 16 orang
(32%) Dari hasil penelitian ini juga dijumpai sebanyak 5 orang
(10%) dari seluruh penderita gangren ini yang mengalami gangren
recurrent (berulang). Dari 5 orang ini didapatkan bahwa 3 orang
(60%) penderita adalah laki laki dan 2 orang ( 40%) adalah
perempuan

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

IV.1. Tabel 1 : Pengelompokan berdasarkan jenis kelamin pada


penderita gangren diabetk
Jenis kelamin

Jumlah

Laki laki

34

68%

perempuan

16

32%

50

100%

IV.2. Gambar 1 : Diagram penderita gangren berdasarkan jenis


kelamin

80

68

60
32
40
20
0
laki-laki

perempuan

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa jumlah penderita


gangren diabetik yang terbanyak adalah pada kelompok laki laki
sebanyak 34 orang (68%) sedangkan pada jenis kelamin
perempuan sebanyak 16 orang (32%)

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

IV.3. Tabel 2 : Gambaran pola kuman pada gangren diabetik


no

Jenis kuman

frekwensi

Enterobacter aerogenes

12

24%

Escherichia coli

14%

Enterobacter cloacae

12%

Proteus mirabilis

12%

Pseudomonas aeruginosa

10%

Citrobacter freundii

8%

Proteus vulgaris

6%

Staphylococcus aureus

4%

Staphylococcus epidermidis

4%

10

Providencia rettgeri

2%

11

Streptococcus haemolyticus

2%

12

Streptococcus haemolyticus

2%

Jumlah

50

100%

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

IV.4. Gambar 2. Pola Kuman Pada Gangren Diabetikum

Citrobacter freundii

Escherichia coli

Enterobacter aerogenes

Enterobacter cloacae

Proteus mirabillis

Providencia rettgeri

Proteus vulgaris

Pseudomonas aeruginosa

Staphilococcus aureus

Stap. epidermidis

Strep haemolytcus

Strep. haemolyticus

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pola kuman yang


dijumpai adalah Enterobacter aerogenes 12 (24%), Escherichia coli
7 (14%), Enterobacter cloacae 6 (12%), Proteus mirabilis 6 (12%),
Pseudomonas aeruginosa 5 (10%), Citrobacter freundii 4 (8%),
Proteus

vulgaris

(6%),

Staphylococcus

aureus

(4%),

Staphiyococcus epidermidis 2 (4%), Providencia rettgeri 1 (2%),


Staphylococcus

haemolyticus

haemolyticus1(2%)

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

(2%),

Staphylococcus

IV.5. Tabel 3 : Gambaran sensitifitas terhadap antibiotik pada gangren diabetik


Amoxi
cillin
(%)

Ampi
cillin
(%)

Cipro
floxacin
(%)

Amika
cin
(%)

Cefo
taxime
(%)

Genta
micin
(%)

Erythro
mycin
(%)

Norflo
xacin
(%)

Doxy
cycline
(%)

Strepto
mycin
(%)

Sensitif

22%

4%

44%

82%

26%

8%

12%

28%

12%

6%

Resisten

78%

96%

56%

18%

74%

91%

88%

72%

88%

94%

Jumlah

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Dari hasil tersebut diatas dapat dilihat bahwa nilai sensitifitas terhadap 50 jumlah
sampel pada ulkus/gangren terhadap antibiotik untuk golongan Amoxicillin
didapatkan nilai sensitif sebanyak 22% dan resisten 78%.
Untuk Ampicillin sensitif 4% dan resisten 96% ; Ciprofloxacin sensitif 44% dan
resisten 56% ; Amikacin sensitif 82% dan resisten 18% ; Cefotaxime sensitif
26% dan

resisten 74% ; Gentamicin sensitif 8%

dan resisten 91% ;

Erythromycin sensitif 12% dan resisten 88% ; Norfloxacin sensitif 28% dan
resisten 72% ; Doxycycline sensitif 12% dan resisten 88% ; Streptomycin sensitif
6% dan resisten 94%.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

IV.6. Tabel 4 : Hasil pola kuman recurrent dan non recurren


jumlah

Non recuren

45

90%

rekuren

10%

50

100%

Dari 50 jumlah sampel didapatkan suatu keadaan gangren recurrent sebanyak 5


(10%), dan yang non recurrent 45 (90%).

IV.7. Tabel 5 : Gambaran pola kuman pada gangren recurrent


Jenis kuman

Jumlah

Escherichia coli

40%

Enterobacter aerogenes

40%

Staphylococcus aureus

20%

Jumlah

100%

Dari 5 gangren yang recurrent didapatkan hasil kuman Eschericia coli 2 (40%),
Enterobacter aerogenes 2 (40%) dan Staphylococcus aureus 1 (20%)

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

IV.8. Tabel 6 : Gambaran sensitifitas terhadap antibiotik pada masing masing


pola kuman (First Line drug)
Jenis kuman

Amoxicillin
R
Jlh
(%)
81,7
100

S
(%)
25

Erytromycin
R
Jlh
(%)
100
75

Enterobacter aerogenes
Escherichia coli

28,6

71,4

100

100

100

14,3

85,7

100

50

50

100

16,

83,3

100

16,7

83,3

100

100

100

100

100

16,7

83,3

100

Pseudomonas aeruginosa

20

80

100

100

100

100

100

Citrobacter freundii

25

75

100

100

100

100

100

Proteus vulgaris

100

100

100

100

100

100

Staphylococcus aureus

100

100

100

100

100

100

50

50

100

50

100

100

100

100

100

50

100

100

100

100

Streptococcus haemolyticus

100

100

100

100

100

100

Streptococcus haemolyticus

100

100

100

100

100

100

Enterobacter cloacae
Proteus mirabilis

Staphylococcus epidermidis
Providencia rettgeri

S
(%)
-

Ampicillin
R
Jlh
(%)
100
100

S
(%)
8,3

Keterangan : S = (Sensitif) ; R = (Resisten)

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Dari hasil sensitifitas terhadap antibiotik golongan Amoxicillin pada


Streptococcus haemolyticus didapatkan 100% adalah sensitif ,
begitu juga terhadap kuman Streptococcus haemolyticus
didapatkan juga 100% sensitif terhadap Amoxicilin, Pada kuman
Staphylococcus epidermidis didapatkan 50% sensitif terhadap
Amoxicilin , begitu juga terhadap kuman Enterobacter cloacae
didapatkan 50% sensitif terhadap Amoxicillin, Pada kuman
Escherichia coli didapatkan 28,8% sensitif terhadap Amoxicillin ,
Pada kuman Citrobacter freundii didapatkan 25% sensitif terhadap
Amoxicillin,
Terhadap antibiotik Ampicillin didapatkan hasil pada kuman
Staphylococcus epidermidis didapatkan 50% adalah sensitif ,
sedangkan pada kuman Enterobacter cloacae didapatkan 16,7%
adalah sensitif terhadap Ampicillin.
Terhadap antibiotik Erythromycin didapatkan hasil terhadap kuman
Enterobacter aerogenes 25% adalah sensitif, terhadap kuman
Enterobacter cloacae dan Proteus mirabilis 16,7% adalah sensitif
sedangkan pada kuman Escherichia coli didapakan 14,3% adalah
sensitif.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

73

IV.9. Tabel 7 : Gambaran sensitifitas terhadap antibiotik (Injeksi)


Jenis Kuman

Amikacin
S
R
Jlh
(%) (%) (%)

Gentamycin
S
R
Jlh
(%) (%) (%)

Doxycycline
S
R
Jlh
(%) (%) (%)

Streptomycin
S
R
Jlh
(%) (%) (%)

91,7 100 16,7 83.3 100 -

Enterobacter aerogenes

83,3 16,6 100 8,3

Escherichia coli

100

Enterobacter cloacae

83,3 16,7 100 -

100

100 -

100

100 16,7 83,3 100

Proteus mirabilis

83,3 16,7 100 -

100

100 -

100

100 33,3 66,6 100

Pseudomonas aeroginosa

40

60

100 20

80

100 -

100

100 -

100

100

Citrobacter freundii

75

25

100 -

100

100 -

100

100 -

100

100

Proteus vulgaris

66,7 33,3 100 -

100

100 33,3 66,6 100 -

100

100

Staphylococcus aureus

100

100 -

100

100 100

100 -

100

100

Staphylococcus epidermidis

100

100 -

100

100 -

100

100 -

100

100

Providencia rettgeri

100

100 -

100

100 -

100

100 -

100

100

Streptococcus haemolyticus 100

100 -

100

100 -

100

100 -

100

100

Streptococcus haemolyticus 100

100 -

100

100 -

100

100 -

100

100

100

100

100 28,6 71,5 100 14,3 85,7 100 14,3 85,7 100

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Dari hasil penelitian diatas didapatkan untuk antibiotik Amikacin


didapatkan hasil untuk kuman Escherichia coli 100% adalah
sensitif, begitu juga terhadap kuman Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, Providencia rettgeri, Streptococcus
haemolyticus dan Streptococcus haemolyticus juga 100%
sensitif. Sedangkan pada kuman Enterobacter aerogenes dan
Enterobacter cloacae dan Proteus mirabilis 83,3% sensitif. Pada
kuman Citrobacter freundii 75% adalah sensitif , Untuk kuman
Proteus vulgaris 66,7% adalah sensitif, sedangkan pada kuman
Pseudomonas aeroginosa 40% adalah sensitif.
Untuk antibiotik Gentamycin pada kuman Escherichia coli 28,6%
adalah sensitif, pada kuman Pseudomonas aeroginosa 20% adalah
sensitif dan pada kuman Enterobacter aerogenes 8,3% adalah
sensitif.
Untuk

antibiotik

Doxycycline

didapatkan

pada

kuman

Staphylococcus aureus 100% adalah sensitive , pada kuman


Proteus vulgaris 33,3% adalah sensitif, pada kuman Enterbacter
aerogenes 16,7% adalah sensitif, pada kuman Escherichia coli
14,3% adalah sensitif.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Untuk antibiotik Streptomycin pada kuman Proteus mirabillis 33,3%


adalah sensitif, pada kuman Enterobacter cloacae 16,7 adalah
sensitif dan pada kuman Escherichia coli 14,3% adalah sensitif.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

IV.10. Tabel 8 : Gambaran sensitifitas terhadap antibiotik


(Cephalosporin & Quinolone)
Jenis kuman

Ciprofloxacin
S
R
Jlh
(%) (%)

Cefotaxime
S
R
Jlh
(%) (%)

Norfloxacin
S
R
Jlh
(%) (%)

Enterobacter aerogenes

33,3

66,7

100

16,7

88,3

100

25

75

100

Escherichia coli

100

100

71,4

28,6

100

100

100

Enterobacter cloacae

50

50

100

50

50

100

33,3

66,7

100

Proteus mirabilis

50

50

100

16,7

83,3

100

16,7

88,3

100

Pseudomonas Aeroginosa

60

40

100

20

80

100

40

60

100

Citrobacter freundii

75

25

100

100

100

50

50

100

Proteus vulgaris

33,3

66,7

100

33,3

66,7

100

66,7

33,3

100

Staphylococcus aureus

100

100

100

100

100

100

Staphylococcus epidermidis

50

100

100

100

100

100

100

Providencia rettgeri

100

100

100

100

100

100

Streptococcs haemolyticus

100

100

100

100

100

100

Streptococcus haemolyticus

100

100

100

100

100

100

Dari hasil penelitian didapatkan pada antibiotik Ciprofloxacin


didapatkan

pada

kuman

Streptococcus

haemolyticus

Streptococcus haemolyticus dan Staphylococcus aureus 100%


adalah sensitif , Pada kuman Citrobacter freundi 75% adalah
sensitif , Pada kuman Pseudomonas aeroginosa 60% adalah
sensitif. Pada Kuman Enterobacter claocae, Proteus mirabillis dan
Staphylococcus epidermidis 50% adalah sensitif , Pada kuman
Enterobacter aerogenes dan Proteus vulgaris didapatkan 33,3%
adalah sensitif.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Untuk antibiotik Cefotaxime terhadap kuman Enterobacter claocae


50% adalah sensitif, pada kuman Escherichia coli 71,4 adalah
sensitif ,Pada kuman Proteus vulgaris didapatkan 33,3% adalah
sensitif,

pada kuman Enterobacter aerogenes dan Proteus

mirabillis 16,7% adalah sensitif, pada kuman Pseudomonas


aeroginosa 20% adalah sensitif.
Untuk

antibiotik

Norfloxacin

pada

kuman

Streptococcus

haemolyticus dan Streptococcus haemolyticus didapatkan 100%


adalah sensitif , Pada kuman Proteus vulgaris 66,7% adalah
sensitif, pada kuman Citrobacter freundii didapatkan 50% adalah
sensitif, Pada kuman Pseudomonas aeroginosa 40% adalah
sensitif, pada kuman Enterobacter cloacae 33,3% adalah sensitif,
Pada kuman Enterobacter aerogenes 25% adalah sensitif dan
pada kuman Proteus mirabillis 16,7% adalah sensitif.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

IV.11. Tabel 9 : Perbandingan sensitifitas gangren recurrent dan


non recurrent
Non recurrent
Jenis Antibiotik

Recurren

(%)

(%)

(%)

(%)

Amoxicillin

20%

80%

40%

60%

Ampicillin

4,4%

95,6% -

Ciprofloxacin

46,7% 53,3% 20%

80%

Amikacin

82,2% 17,8% 80%

20%

Cefotaxime

22,2% 77,8% 60%

40%

Gentamicin

8,9%

91,1% -

100%

Erytromycin

13,3% 86,7% -

100%

Norfloxacin

31,1% 68,9% -

100%

Doxycycline

11,1% 88,9% 20%

80%

Streptomycin

6,7%

100%

93,3% -

100%

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok non


recurrent 20% adalah sensitif terhadap antibiotik Amoxicillin, dan
resisten 80%

sedangkan pada kelompok recurrent sensitif

sebesar 40% , dan resisten 60%.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Untuk antibiotik Ampicillin pada kelompok non recurrent sensitif


4,4% dan resisten 95,6%

sedangkan pada kelompok recurrent

resisten 100%.
Untuk antibiotik Ciprofloxacin pada kelompok non recurrent sensitif
46,7% dan resisten 53,3%

sedangkan pada kelompok recurrent

sensitif 20% dan resisten 80%.


Untuk antibiotik Amikacin pada kelompok non recurrent sensitif
82,2% dan resisten 17,8%

sedangkan pada kelompok recurrent

sensitif 80% resisten 20%. Untuk antibiotik Cefotaxime

pada

kelompok non recurrent sensitif 22,2% dan resisten 77,8%


sedangkan pada kelompok recurrent sensitif 60% dan resisten
40%.
Untuk antibiotik Gentamycin pada kelompok non recurrent sensitif
8,9% dan resisten 91,1%

sedangkan pada kelompok recurrent

resisten 100%.
Untuk antibiotik Erytromycin pada kelompok non recurrent sensitif
13,3% dan resisten 86,7%

sedangkan pada kelompok recurrent

resisten 100%.
Untuk antibiotik Norfloxacin pada kelompok non recurrent sensitif
31,1% dan resisten 68,9%

sedangkan pada kelompok recurrent

resisten 100%.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Untuk antibiotik Doxycycline pada kelompok non recurrent sensitif


11,1% dan resisten 88,9%

sedangkan pada kelompok recurrent

sensitif 20% dan resisten 80%.


Untuk antibiotik Streptomycin pada kelompok non recurrent sensitif
6,7% dan resisten 93,3%

sedangkan pada kelompok recurrent

resisten100%.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

BAB V
PEMBAHASAN

Terjadinya gangren dikaki baik yang mengenai jari kaki


ataupun yang telah meluas sampai ketelapak dan punggung kaki
pada umumnya dapat disebabkan oleh gangguan darah perifer,
gangguan saraf perifer dan infeksi. Ketiga penyebab ini dapat
terjadi secara bersamaan ataupun tersendiri. Infeksi yang terjadi
pada kaki diabetik dapat terjadi dikulit, otot dan tulang yang pada
umumnya disebabkan oleh karena kerusakan pembuluh saraf dan
menurunnya aliran darah kedaerah luka. Infeksi dan ulkus pada
kaki diabetik akan bermanifestasi bermacam macam.
Infeksi sering menjadi penyakit kulit ulkus pada kaki
neuropati

dan

neuroiskemik.

Ulkus

menjadi

pintu

gerbang

masuknya bakteri dan sering polimikrobial yang meliputi bakteri


gram positip dan negatip aerob yang menyebar cepat melalui kaki
yang dapat menyebabkan kerusakan berat dari jaringan.
Bakteri

gram

positip

menyebabkan

infeksi

Staphylococcus

epidermidis,

aerob

adalah

patogen

yang

Staphylococcus

Streptococcus

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

umum
aureus,

sedangkan

gram

negatip adalah Escherichia coli, Klebsiella sp , Enterobacter sp,


Citrobacter

sp,

Proteus

vulgaris,

Proteus

mirabilis

dan

Pseudomonas aeroginosa.
Kuman gram negatip aerob sama seperti kuman anaerob
tumbuh dengan subur pada infeksi yang terletak dalam, Kuman
aerob dapat cepat menginfeksi aliran darah dan kadang kadang
mengakibatkan bakterimia yang dapat mengancam kehidupan.
Staphylococcus adalah bakteri gram positip aerob bentuk kokus
yang paling sering ditemukan. Pseudomonas aeruginosa sering
ditemukan pada daerah superfisial ulkus terutama pada pasien
yang telah mendapatkan antibiotik. Infeksi sehubungan dengan
ulkus superfisial paling sering disebabkan oleh bakteri gram positip
aerob sedangkan gram negatip aerob dan anaerob jarang. Pada
ulkus yang dalam biasanya dianggap karena infeksi campuran.
Infeksi bakteri anaerob umumnya dihubungkan dengan adanya
nekrosis jaringan dan osteomyelitis(38,39)
Selama periode penelitian telah dilakukan penelitian pola
kuman dan sensitifitas terhadap antibiotik pada 50 orang penderita
gangren diabetik yang datang berobat ke Poliklinik Bedah dan
Poliklinik Endokrinologi di Rumah sakit Umum Pusat H.Adam Malik
Medan.

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Pada penelitian distribusi jenis kelamin penderita gangren


diabetik

didapatkan penderita dengan jenis kelamin laki laki

sebanyak 34 orang (68%) dan dengan jenis kelamin perempuan


sebanyak 16 orang (32%) Tampak pada penelitian ini penderita
dengan jenis kelamin laki laki lebih banyak mengalami gangren
diabetik.
Gangren diabetik merupakan suatu komplikasi jangka
panjang dari penyakit diabetes. Telah dilaporkan bahwa penderita
diabetes lima kali lebih banyak terhadap resiko penderita
gangren(40,41)
Infeksi sering menjadi penyulit dari gangren. Gangren ini
merupakan penyebab masuknya bakteri dan sering polimikrobial
yang menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kerusakan
berat dari jaringan.
Pengerusakan dari jaringan ini menjadi alasan utama untuk
melakukan suatu tindakan dari amputasi, sedangkan pada
penelitian ini tidak dijumpai polimikrobial.(42,43,44)
Pada suatu keadaan infeksi gangren biasanya disebabkan oleh
suatu organisma dari sekitar kulit yang pada umumnya adalah
Staphylococcus

aureus

ataupun

Streptococcus,

tetapi

pada

penelitian ini dijumpai pola kuman yang terbanyak adalah

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Enterobacter

aerogenes

yang

merupakan

bakteri

Gram

negatip(45,46,47)
Studi dari Gerben Hutabarat pada tahun 1987 di medan
meneliti 60 bahan kultur pus pada penderita diabetes foot dijumpai
kuman

penyebab

terbanyak

adalah

Proteus

sp

30%,

Staphylococcus auerius 24%, Klebsiella sp 23%, Escherichia coli


10%, Streptococcus pyogenes 6,5% dan Pseudomonas aeroginosa
6,5% . terlihat bahwa Gram negatip juga dominan.
Leicter dkk pada tahun 1988 melaporkan penyebab kuman
gangren diabetik 72% adalah gram positip (Staphylococcus auerius
45%, Streptococcus sp 27%) dan 49% adalah disebabkan oleh
bakteri gram negatip (Proteus sp 23%, Pseudomonas sp 26%)
Manchester UK pada tahun 1999 menunjukkan

56,7%

infeksi gangren diabetik disebabkan oleh kuman gram positip aerob


(Staphylococcus sp 30,4%, Streptococcus sp 23,65%), kuman
gram negatip aerob 29,8% (Pseudomonas sp 20,8%, Proteus sp
9%) dan 13,5% disebabkan oleh kuman anaerob (Bakterioides
fragilis). Studi retrospektif di Rumah sakit King Abdul aziz selama
periode 1997-1999 menyebutkan jenis bakteri penyebab gangren
diabetik yang paling sering adalah Staphilococcus aureus (40%),
Pseudomonas aeruginosa

(22%), Proteus mirabillis (18%),

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Escherichia coli (9%), dan bakteri gram nnegatip anaerob terutama


Bakterioedes fragilis (11%) juga merupakan Gram negatip
Leo dkk di Medan juga pada tahun 2001 melakukan studi
terhadap 115 kultur pus pada ganggren diabetik menjumpai
Pseudomonas sp 28,69%, Proteus sp 16,52%, Klebsiella sp
14,76%, Escherichia coli 13,04%, Enterobacter sp 12,17%,
Staphylococcus sp 6,95%, Citrobacter sp 4,35% terlihat juga
gambaran dari Gram negatip
Soesilowati Soerachmad dkk di Jakarta pada tahun 2002
melakukan

pengambilan

dengan

cara

aspirasi

dalam

menggunakan spuit didapatkan hasil Streptococcus haemolyticus


46,2%, Escherichia coli 30,7%, Staphylococcus aureus 5% terlihat
gambaran dari Gram positip
Dari

penelitian

tersebut

diatas

dibandingkan

dengan

penelitian yang kami lakukan gambaran pola kuman pada


penderita gangren diabetik tampak pada tabel 2

yang muncul

adalah Enterobacter aerogenes 12 (24%), Escherichia coli 7 (14%),


Enterobacter cloacae 6 (12%), Proteus mirabilis 6 (12%),
Pseudomonas aeroginosa 5 (10%), Citrobacter freundii 4 (8%),
Proteus

vulgaris

(6%),

Staphylococcus

aureus

(4%),

Staphylococcus epidermidis 2 (4%), Providencia rettgeri 1 (2%),

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Streptococcus

haemolyticus

(2%),

Streptococcus

haemolyticus 1 (2%). Penulis menemukan bahwa pola kuman yang


terbanyak tumbuh adalah enterobacter aerogenes 24%.
Pada penelitian ini juga didapatkan suatu keadaan gangren
yang recurrent sebanyak 5 penderita (10%). Dengan gambaran
pola kuman Escherichia coli sebanyak 2 (40%), Enterobacter
aeroginosa 2 (40%) dan Staphylococcus aureus 1 (20%).
Pada uji sensitifitas terhadap antibiotik pada penelitian ini
terlihat bahwa Enterobacter aerogenes sensitif terhadap Amikacin
(83,3%), Escherichia coli terhadap Amikacin (100%) dan terhadap
Cefotaxim (71,4%), Enterobacter cloacae terhadap terhadap
Amoxicillin

(50%),

terhadap

Amikacin

(83,3%),

terhadap

Ciprofloxacin (50%) dan Cefotaxim (50%), Proteus mirabilis


terhadap

Amikacin

Pseudomonas
Citrobacter

(83,3%),

aaeruginosa

freundii

terhadap
terhadap

terhadap

Ciprofloxacin

(50%),

Ciprofloxacin

(60%),

Amikacin

(75%),

terhadap

Ciprofloxacin (75%), Proteus vulgaris terhadap Amikacin (66%),


terhadap Cefotaxim dan Norfloxacin masing masing (66,7%),
Staphilococcus aureus terhadap Amikacin (100%), terhadap
Doxycycline

(100%),

terhadap

Ciprofloxacin

(100%),

Staphilococcus epidermidis terhadap Amikacin (100%), Providencia

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

retgeri terhadap Amikacin (100%), Streptococcus haemolyticus


terhadap Amoxicillin (100%), terhadap Amikacin (100%), terhadap
Ciprofloxacin (100%) dan Norfloxacin (100%), Streptococcus
haemolyticus terhadap Amoxicillin (100%), terhadap Amikacin
(100%), terhadap Ciprofloxacin (100%) terhadap Norfloxacin
(100%).
Pada penelitian sebelumnya mendapat uji sensitifitas beberapa
kuman didapatkan Proteus cukup sensitif terhadap Cefotaxim
(100%), terhadap Amikacin (78%), Staphilococcus aureus terhadap
Amikacin(71%)

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa

pola

kuman yang muncul adalah Enterobacter aerogenes 12


(24%), Escherichia coli 7 (14%), Enterobacter cloacae 6
(12%),

Proteus

mirabilis

(12%),

Pseudomonas

aeroginosa 5 (10%), Citrobacter freundii 4 (8%), Proteus


vulgaris

(6%),

Staphylococcus

aureus

(4%),

Staphylococcus epidermidis 2 (4%), Providencia rettgeri


1

(2%),

Streptococcus

haemolyticus

(2%),

Streptococcus haemolyticus 1 (2%).

2. Pada gangren recuren dijumpai pola kuman terbanyak


adalah Escherichia coli 40%, Enterobacter aeroginosa
40% dan Staphylococcus aureus 20%

3. Dari hasil penelitian ini baik pada kelompok non


recuren

dan

pada kelompok recuren adalah adalah

sensitip terhadap antibiotik amikacin

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

SARAN
1. Untuk pemberian antibiotik pada penderita ulkus/gangren
diabetik baik bagi penderita gangren recurrent maupun non
recurrent sebaiknya menggunakan antibiotik Amikacin, karena
dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk golongan ini
mempunyai nilai sensitif yang masih sangat tinggi jika
dibandingkan dengan golongan antibiotik golongan lainnya .

2. Perlu penelitian secara berkala terhadap gangren diabetik


untuk dapat mengevaluasi terapi empirik terhadap gangren
diabetik

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Boulton AJM, Bowker JH : The Diabetic Food in Diabetes Mellitus.
Manajement and Complication, edii by Olefsky and Sherwin. Churchill
Livingstone. New York Edinburgh London and Melbourne, 1985.255276
2. Young MJ, Boulton AJM : The Diabetic Food in Diabetes in Old
Age,Edit by Paul Finucane and Alan J Sinclair.Jhon Wiley & Sons.
Baffins lane,Chichester 1995,137-180
3. Brand PW. The foot in diabetes.in Rifkin H,Raskin P ; Diabetes
mellitus,

vol

v,

American

Diabetes

Association,

Premtice-Hall

International, Maryland 2000, 291-5.


4. Sims DS, Cavanagh PR, Ulbbreccht JS. Risk factors in the diabetic
foot, Recognition and management . Physical therapy 2000;12;68 :
1887-902
5. Asdie AH, Marcham SN, Wiyono P. Penatalaksaan ganggren diabetik,
symposium ganggren diabeteik. Perkeni 1999,115-25
6. Foster DW, Diabetes mellitus. In Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson
JD,Martin JB,Fauci A eds : Harrison Principles of internal medicine,
McGraw Hill, New York, 2001, 1979-99
7. Erman F,Lindarto D, Bahri C,dkk ; Profil Diabetes rawat inap di SMF
Penyakit Dalam RSUP H.Adam Malik Medan . Kongres Persadia 1988
8. Pub Med-indexed for MEDLINE. Highly resistant Pathogen in Patiens
with Diabetic Foot Syndrome with special Reference to Methycylin
resistant Staphylococcus auereus,2001. 1353 - 1356

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

9. Kevin W. Antimicrobial Therapy for Diabetic Foot Infection. 1999 ; 166,


85 94
10. Burke A. Diabetic Foot Infection in Charles S (Ed) 2002; 2:1 10
11. Marvin E. Management of the diabetic foot : Preventing Amputation :
2002:10 20
12. David K. Management of Diabetic Foot Lesion

University of

Washington,2001, 1 6
13. American Diabetes Association: Standarts of medical care for patients
with diabetes mellitus. Clinical Diabetes 2003. 29 37
14. Masharani U, Diabetes Mellitus and Hypoglycemia in Current Medical
Diagnosis and Treadment.International Ed.New Jersey,2004, 1146-78
15. Meredith A, Joseph V, Joseph M. Pharmacotherapeutic option in the
management of Diabetic Foot Infection: ftp://diabetic%20foot-aull.htm,
1 8.
16. Arnadi Sarwono W , Pola kuman dan uji kepekaannya pada infeksi kaki
diabetik di Rumah sakit Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta , Abstrak
Kongres Nasional PERKENI ke 5 bandung, 2000, 25 - 30
17. Sidartawan S. Diagnosa dan klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini dalam
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu,Editor,Pusat Diabetes dan
Lipid RSUP Nasional Dr Ciptomangunkusumo/FKUI bekerjasama
dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan WHO,2004.
18. Edmonds M, Foster AVM : Diabetic Food Diabetic Complications of
Diabetis, Edit by KM Shaw. Jhon Wiley & Sons Ltd 1996 . 149-178
19. American Diabetes association: Diagnosis and classification of
Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 2004. s5 s10

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

20. Perkumpulan

Endokrinologi

Indonesia

(PERKENI)

,Konsensus

Diabetes Mellitus di Indonesia ,Jakarta 1998,1 25


21. Perkumpulan

Endokrinologi

Indonesia

(PERKENI)

,Konsensus

Diabetes Mellitus di Indonesia,Semarang,2002, 1 - 33


22. Piliang S: kaki diabetic klasifikasi,patogenesis dan diagnosis dalam
Simposium kaki diabetic, Medan 1999, 1 -5
23. Gerben H, Uji kepekaan Beberapa Antimikroba terhadap Bakteri Gram
Positip dan gram negatip yang berasal dari ulkus pada kaki penderita
diabetes mellitus Medan, 1987, 1-10
24. Parlindungan L, Zein U ed al : Pola Kuman Bakteri Anaerob dan
Resistensi Antibiotik pada Ganggren Diabetik, Medan, 2002
25. Rani AA, Sugondo S et al : Panduan Peyanan Medik Perhimpunan
Penyakit Dalam Indonesia Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI,2006, 9 15
26. Subekti I ; Pathogenesis of Diabetic Neuropathy in Jakarta Diabetic
Meeting, Pusat penerbit Departemen Penyakit dalam FKUI,2005, 53
60
27. Simposium kaki diabetic dengan penetalaksanaan kaki diabetic
terpadu menghindari amputasi,2002
28. Septiyanti, Shahab A ; The Profile of Diabetic Ganggren Patient
Hospitalized in Internal Medicine RSMH; in Kongres Nasional
Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia XIII,Palembang,2006, 88 -89
29. Scacqua A, Andreozzi F ed al : Alfered Glucosa Metabolism and
Vascular Funktion in Diabetis and Cardiovascular Diseases, Edited by
Giuseppe MC Rossano, 2005. 13 19

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

30. Laboratorium Kesehatan Departemen kesehatan , Standart Operating


Prosedures (SOP) in Microbiologi, Jakarta 2001, 13-19,20-38,162-167
31. Irionto K, Pengecatan Gram dalam Mikrobiologi Menguak Dunia
Mikroorganisma,penerbit CV Yramawidia Bandung,2007, 60-62
32. Syukran A : Penyakit Vascular Pertiveral Diabetic dalam Simposium
diabetic vascular diseases and its management, 2000.
33. Azmi S : Haemoreologi pada gangguan peredaran darah perifer dalam
kumpulan makalah symposium Diabetic Periperal Vascular Diseases
and its Management, 2000. 3 5
34. Tambunan M: Perawatan kaki diabetes in Penatalaksaan Diabetes
Mellitus

Terpadu,

Pusat

Diabetes

dan

Lipid,Balai

Penerbit

in

Microbiologi,

Direktur

FKUI,2004,293 298
35. Standart

Operating

Procedur

(SOP)

Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia,


Jakarta 2000.
36. Novadian, Elvidawati,Shahab A : Pattern of Germ Diabetic Foot and
Sensitivity to Antibiotic in RS Dr M.Hoesin in Kongres Perhimpunan
Penyakit Dalam XIII,Palembang, 2006. 159 160
37. Lindarto D, Piliang S : Kaki Diabetik dalam Majalah Kedokteran
Nusantara , Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan Penyakit
Dalam , Medan, 2004. 80 84
38. Sutjahyo A, Poerwadi T,Tjokroprawiro A dkk, Neuropati diabetic
,klasifikasi,patogenesis dan terapi dalm Tjokroprawiro A, Sukahatya M
Soewanto

edt,

Simposium

Nasional

Perkembangan

Endokrinologi Metabolisme Surabaya, 2000, 310-22

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Mutakhir

39. Koneman EW, Allen SD, Dowel VR et al. Color atlas and Texbook of
Diagnosis of Microbiology 3th ed, JB Lippincott Company, 1998,20 - 24
40. Winn.W.Jr, ed al : Konemans Color Atlasn and Texbook of Diagnosis
Microbiologi,Sixth Edition,Lippincott William & Wilkin,2006, 4 45
41. Sugiarto, Diding HP,Guntur H : Sensitivity Test and Pattern of
Bacteriae on Diabetic Ulcer in Kongres Nasional Perhimpunan
Penyakit Dalam XIII, Palembang, 2006, 121 122
42. Lay W Bilnana : Analisa Microba di Laboratorium PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta 1994. 13 22
43. Wilson M, Infection and Diabetes mellitus in pick up J.WilliamG Eds
Teks Book of Diabetes Oxford London, Black Well Scientific
Publication, 2002,; 813
44. Hawley LB, Intisari Mikrobiologi dan penyakit Infeksi, Alih Bahasa
Pendid BU. Hipokrates, Jakarta 2003, 46 - 76
45. Botazzo GF, Pujol Barel L and Gale EAM, Autoimmunity and Type I
Diabetes : Bringging the Store up to date in Alberti KGMM, Krall LP
(eds) Diabetes asmual 3, Elsevier , Amsterdam, 2004, 15
46. Gray Bill JR, Infection in Lebovitz HE, Defronzo RA (eds) , Therapy For
Diabetes and Related Disorder. American Diabetes Association Inc,
Alexandria USA, 2001, 216.
47. Beckert Stefan MD, Wittle M MD, Wicke Corinna MD at all, A New
Wound Based Severity Score for Diabetic Foot Ulcers, 2004, 435-437
48. Frykber RG,DPM,PMH,Des University, Des Moines,Lowa Diabetic Foot
Ulcers: Pathogenesis and management 2005, 456-459

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

49. Joshi,N,Caputo GM,Weitekamp,MR,Karcher AW 2000, Infection in


Patients with Diabetes Mellitus,NEJ of Medicine Vol 341,No 25, 190612
50. Watkins PJ.Clinical review .ABC of Diabetes The diabetic foot King
College Hospital London ,2003 ;326, 977-980
51. Mulder GD, Diabetic foot ulcer old problems, Regional burn center
wound clinic. University of California San Diago Medical Center,
California USA 2001; 16.695-698

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Lampiran Hasil pemeriksaan pola kuman dan sensitifitas pada gangren diabetik
No

Jenis Kuman

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Enterobacter cloacae
Enterobacter aerogenes
Enterobacter cloacae
Enterobacter aerogenes
Enterobacter aerogenes
Enterobacter cloacae
Enterobacter aerogenes
Enterobacter cloacae
Enterobacter aerogenes
Enterobacter aerogenes
Enterobacter aerogenes
Enterobacter aerogenes
Enterobacter aerogenes
Enterobacter aerogenes
Enterobacter aerogenes
Enterobacter cloacae
Enterobacter cloacae
Enterobacter aerogenes
Proteus vulgaris
Proteus mirabillis
Providencia rettgeri
Proteus mirabillis
Proteus mirabillis
Proteus vulgaris
Proteus mirabillis
Proteus vulgaris
Proteus mirabillis
Proteus mirabillis
Escherichia coli
Eccherichia coli
Escherichia coli
Escherichia coli
Escherichia coli
Escherichia coli
Escherichia coli
Staphilococcus epidermidis
Staphilococcus aureus
Staphilococcus aureus
Staphilococcus apidermidis
Citrobacter freundii
Citrobacter freundii
Citrobacter freundii
Citrobacter freundii
Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa

Amoxi
cillin
2
3
3
3
3
1
3
1
3
1
2
2
3
3
3
1
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
1
1
3
3
3
3
2
3
3
1
3
3
1
3
3
3
3

Ampi
cillin
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3

Cipro
floxacin
1
3
3
3
1
2
3
3
1
3
1
3
2
2
1
1
1
3
3
3
3
1
3
1
1
3
3
1
3
3
2
3
2
2
3
1
1
1
2
1
1
3
1
1
3
1

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

Ami
kacin
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
1
3

Cefo
taxime
1
2
3
1
2
1
2
3
3
3
2
3
1
3
3
1
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
3
1
3
1
1
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2

Genta
misin
2
3
3
3
2
2
2
3
1
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
2
2
1
1
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2

Erythro
mycin
3
1
1
2
1
3
3
2
2
3
2
2
3
2
1
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
1
3
2
1
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3

Norflo
xacin
1
3
3
3
1
3
3
2
3
2
3
3
2
1
2
1
3
1
2
2
3
1
3
1
3
1
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
3
1
2
3
1
1
3
3

Doxy
cycli
2
3
3
1
2
2
3
3
3
2
3
2
2
1
2
2
3
2
3
3
3
2
2
2
2
1
2
3
1
2
2
2
3
2
2
2
1
1
2
3
3
3
3
3
3
3

47
48
49
50

Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa
Streptococcus haemolyticus
Streptococcus haemolyticus

3
1
1
1

3
3
3
3

Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008.
USU Repository2008

1
2
1
1

3
1
1
1

3
1
3
3

3
1
2
3

3
3
2
3

1
3
1
1

3
3
2
3

Anda mungkin juga menyukai