Anda di halaman 1dari 38

PENGANTAR BISNIS (EKMA4111)

Modul 2: Bentuk-bentuk Badan Usaha, Proses


Manajemen, dan Kewirausahaan.

JOKO HARIYONO

Content
MODUL 2 BENTUK-BENTUK BADAN USAHA, PROSES
MANAJEMEN, DAN KEWIRAUSAHAAN
Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama Bisnis
Kegiatan Belajar 2: Mengelola Bisnis Melalui Manajemen yang
Efektif
Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Bentuk-bentuk Badan Usaha
1. Perusahaan Perseorangan
Kelebihan perusahaan perseorangan
1) Mudah didirikan.
2) Modal memulai usaha kecil
3) Pengelolaannya fleksibel dan bebas.
4) Kerahasiaan usaha terjamin.
Kelemahan perusahaan perseorangan
1) Pertanggungjawaban tidak terbatas.
2) Modal terbatas, untuk mendapatkan pinjaman juga menjadi terbatas
3) Kualitas manajerial dan kualitas pekerjaan terbatas
4) Kelangsungan operasi perusahaan terbatas

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Bentuk-bentuk Badan Usaha
2. Perusahaan Perkongsian (CV, Firma, dan Partnership)
Perkongsian dapat dibedakan menjadi 2 bentuk :
Perkongsian umum adalah jenis usaha di mana setiap pemiliknya secara
aktif turut menjalankan kegiatan usahanya dan sepenuhnya bertanggung
jawab kepada utang dan tanggung jawab bersama.
Perkongsian terbatas adalah usaha milik beberapa orang, akan tetapi
hanya beberapa saja dari para pemilik yang bertindak sebagai anggota
yang menjalankan operasional bisnis
Hal- hal yang sebaiknya tercantum dalam perjanjian, antara lain:
a. Modal yang ditanamkan oleh masing-masing anggota.
b. Gaji dan pembayaran anggota perkongsian yang aktif menjalankan usaha.
c. Cara pembagian keuntungan di antara para pemilik perusahaan.
d. Cara menentukan ganti rugi kepada anggota yang keluar dari usaha.

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Bentuk-bentuk Badan Usaha
2. Perusahaan Perkongsian (CV, Firma, dan Partnership) [lanjutan]
Kelebihan perusahaan perkongsian :
1) Pada umumnya hampir sama dengan kelebihan perusahaan perseorangan
2) Dalam beberapa aspek tertentu lebih banyak modal yang dapat dikumpulkan.
3) Lebih banyak keahlian diperoleh.
4) Umur usaha lebih panjang.

Kelemahan perusahaan perkongsian


1) Masih terdapat masalah tanggung jawab tanpa batas.
2) Masih menghadapi masalah modal yang terbatas.
3) Kelemahan utama dari perusahaan perkongsian adalah terjadinya
perselisihan dan kesalahpahaman di antara anggotanya.

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Bentuk-bentuk Badan Usaha
3. Perusahaan Perseroan Terbatas
Pengertian : Suatu unit kegiatan usaha yang didirikan sebagai suatu institusi
badan hukum yang pendiriannya dilakukan melalui akta notaris, di mana suatu
dokumen dikemukakan yang pada dasarnya mencantumkan tujuan pendirian,
saham yang dikeluarkan, dan nama-nama pimpinan yang akan menjalankan
usaha.
Pemegang saham pada Perseroan Terbatas dianggap sebagai pemilik
perusahaan, tetapi tidak ikut campur dalam menjalankan kegiatan usaha.
Perusahaan Perseroan Terbatas dapat digolongkan ke dalam 2 jenis:
Perseroan Terbatas Tertutup > permodalan tidak melalui perantara pasar modal
Perseroan Terbatas Terbuka > Permodalan melalui perantara pasar modal

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Bentuk-bentuk Badan Usaha
3. Perusahaan Perseroan Terbatas
Perbedaan perusahaan Perseroan Terbatas dengan jenis usaha lainnya:
a. Pengelola perusahaan tidak sama dengan pemilik perusahaan
b. Adanya keterbatasan tanggung jawab terhadap utang.
c. Adanya pemisahan antara harta perusahaan dan harta pribadi.
d. Kepemilikan pada Perseroan Terbatas ditandai oleh kepemilikan saham
Adapun saham yang dikeluarkan oleh Perseroan Terbatas terbagi menjadi 2 :
1. Saham Biasa, yaitu saham yang paling banyak jumlahnya dan pemilik modal akan
memperoleh keuntungan dari pembagian dividen.
2. Saham Preferen, yaitu saham yang dividennya sudah ditetapkan ketika saham itu
dijual.

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Bentuk-bentuk Badan Usaha
3. Perusahaan Perseroan Terbatas
Dalam perusahaan perseroan yang sangat besar, Pengelolaan Perseroan Terbatas
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Rapat umum pemegang saham
b. Dewan komisionaris : orang-orang yang mewakili pemegang saham lainnya untuk
menentukan kebijakan utama yang dilakukan oleh perusahaan.
c. Manajemen perusahaan
Kelebihan Perseroan Terbatas
1) Tanggung jawab terbatas
2) Saham perusahaan mudah ditunaikan
3) Lebih mudah memperoleh modal
4) Pengelolaan yang lebih profesional.

Kelemahan Perseroan Terbatas


1) pemodalan dan penjualan dan jumlah
pekerja serta kapasitas produksi besar
2) Pendiriannya lebih sulit.
3) Peraturan yang harus dipenuhi lebih
banyak.
4) Sukar merahasiakan kegiatan perusahaan

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Badan-badan Usaha Lainnya
1. Badan Usaha Milik Negara
a. Perusahaan Jawatan atau Perjan
Perusahaan negara yang dikelola oleh departemen tertentu. Saat ini hampir seluruh
Perjan telah berubah statusnya menjadi perseroan, cnth PJKA
b. Perusahaan Umum atau Perum
Perbedaan dengan Perjan adalah dikarenakan fungsi pelayanannya tidak terlalu vital
maka diharapkan perusahaan umum dapat beroperasi tanpa subsidi pemerintah.
c. Perusahaan Perseroan Terbatas Milik Negara
Saham dari Perseroan Terbatas ini sebagian dimiliki oleh pemerintah dan sebagian lagi
dimiliki oleh swasta.

2. Organisasi Nonprofit
usaha yang bukan mencari keuntungan atau bisa juga disebut dengan
nongovernment organization (NGO). Umumnya usaha seperti ini bergerak di
bidang pendidikan dan rumah sakit

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Badan-badan Usaha Lainnya
3. Koperasi
Koperasi baru dapat dilakukan apabila terdapat paling sedikit 20 orang peserta yang
bersepakat untuk mendirikan koperasi.
Organisasi koperasi dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu sebagai berikut.
1) Rapat anggota : Rapat anggota akan menentukan akan menentukan pengurus dan
anggota badan pemeriksa.
2) Pengurus : Pihak yang mengelola kegiatan koperasi sehari-hari.
3) Badan pemeriksa : Badan pemeriksa berfungsi sebagai pengawas perusahaan
Kegiatan koperasi dapat digolongkan kepada 3 kelompok, yaitu sebagai berikut.
1) Koperasi yang menjadi produsen suatu barang atau koperasi produsen.
Contohnya adalah koperasi pengrajin batik.
2) Koperasi konsumen, yaitu koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari pembeli
barang dan terutama merupakan barang konsumsi. Toko yang didirikan oleh
koperasi dapat saja melayani bukan anggota, tetapi anggota akan mendapatkan
harga yang lebih murah.
3) Koperasi yang merupakan badan usaha keuangan, yaitu yang menjalankan
kegiatan simpan pinjam di antara anggotanya.

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Bentuk Kerjasama dan Ekspansi Bisnis
1. Perusahaan Multinasional
Perusahaan besar yang mengembangkan anak perusahaannya di berbagai
negara lain
Ciri khas dari perusahaan ini adalah di setiap negara perusahaan-perusahaan
tersebut memiliki bentuk sebagai Perseroan Terbatas, akan tetapi kepemilikan
sahamnya hampir seluruhnya dimiliki oleh perusahaan induk
Saham dari perusahaan ini tidak dijual di pasar modal lokal sehingga kebijakan
operasi perusahaan seluruhnya ditentukan oleh perusahaan induk
2. Joint Venture
Dua atau beberapa perusahaan, yang sepakat untuk mendirikan suatu
perusahaan baru dengan kepemilikan bersama sebagai perusahaan patungan

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Bentuk Kerjasama dan Ekspansi Bisnis
3. Akuisisi/Pengambilalihan
Suatu tindakan perusahaan yang membeli perusahaan lain dengan cara
membeli saham perusahaan tersebut
Faktor yang mendorong tindakan akuisisi :
a. Keinginan untuk memperbesar liputan bidang usaha sehingga kedudukan
perusahaan menjadi semakin kokoh
b. Mempertinggi efisiensi operasi kegiatan usaha
4. Employee Stock Ownership Plan (ESOP)
Kesepakatan yang terjadi di mana suatu perusahaan menyediakan bagian dari
sahamnya untuk didistribusikan kepada karyawannya.
Keuntungan dari pendekatan kesepakatan ini adalah dapat menjamin stabilitas
dan keloyalan karyawan

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Bentuk Kerjasama dan Ekspansi Bisnis
5. Privatisasi
Di mana pemerintah menjual perusahaan milik negara kepada pihak swasta
Tindakan ini selaras dengan perombakan sistem ekonomi dunia yang
mengarah pada sistem pasar bebas dan bertujuan untuk mendorong globalisasi.
Privatisasi dapat berupa penjualan saham pemerintah seluruhnya ataupun
sebagian.
Nasionalisasi merupakan langkah sebaliknya dari privatisasi
6. Investasi Langsung
Membeli atau mendirikan aset yang berwujud (kantor cabang, pabrik manufaktur)
di negara lain.
Divestasi (kebalikan dari investasi) yaitu tindakan untuk menjual salah satu bidang
operasi perusahaan atau menjual salah satu unit usaha yang dimiliki oleh
perusahaan induk

Kegiatan Belajar 1: Bentuk Organisasi dan Kerjasama


Bisnis
Bentuk Kerjasama dan Ekspansi Bisnis
7. Franchising
Tindakan memberikan hak kepada seseorang atau suatu perusahaan untuk
beroperasi dan melakukan kegiatan seperti yang dilakukan oleh perusahaan
yang mengeluarkan franchise ini.
Merupakan bentuk paling mudah dari pengembangan bisnis, dimana Franschise
juga biasanya telah memiliki sistem yang telah teruji dan para Franchisee
(pihak yang mendapatkan hak franschise) tinggal menerapkannya
8. Pemberian Lisensi
Penggunaan suatu brand/merek produk yang telah terkenal dengan cara membeli
hak penggunaan merek dari organisasi atau individu yang memilikinya.
Perbedaan yang tampak menonjol dari lisensi dan Franchise, yaitu pada lisensi
pemegang lisensi hanya membeli merek dan produk, tetapi belum tentu beroperasi
dan melakukan kegiatan, seperti perusahaan yang mengeluarkan Franchise

Kegiatan Belajar 2: Mengelola Bisnis Melalui Manajemen


yang Efektif
Penetapan Business Goals dan Perumusan Strategi
1. Penetapan Tujuan
Maksud utama penetapan tujuan organisasi :
a. Memberi arah dan panduan bagi para karyawan di semua tingkatan manajemen.
b. Membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.
c. Membantu perusahaan untuk menentukan budaya perusahaan
d. Membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan dan
melakukan perbaikan.
2. Jenis-jenis Tujuan
a. Tujuan jangka panjang (long term goals) biasanya untuk lima tahun / lebih.
b. Tujuan jangka menengah (intermediate goals), satu sampai lima tahun.
c. Tujuan jangka pendek (short term goals), kurang dari setahun.

Kegiatan Belajar 2: Mengelola Bisnis Melalui Manajemen


yang Efektif
Penetapan Business Goals dan Perumusan Strategi
3. Langkah-langkah Penyusunan Strategi Perusahaan

1. Penetapan tujuan strategik. Merupakan tujuan jangka panjang yang diambil dari
pernyataan misi perusahaan.
2. Melakukan analisis terhadap kondisi lingkungan eksternal dan kekuatan internal
perusahaan.
3. Memadukan kondisi lingkungan eksternal dengan internal perusahaan untuk memperoleh
strategi terbaik. Perusahaan kemudian menetapkan grand strategy yang akan digunakan
selama beberapa tahun ke depan. Contoh dari grand strategy adalah melakukan kebijakan
ekspansi, pengembangan pasar, inovasi produk.

Kegiatan Belajar 2: Mengelola Bisnis Melalui Manajemen


yang Efektif
Penetapan Business Goals dan Perumusan Strategi
4. Hierarki Perencanaan
a. Rencana strategis (strategic plans) mencerminkan keputusan-keputusan
mengenai alokasi sumber daya, prioritas perusahaan, dan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai strategic goals. Biasanya rencana strategis
ditentukan oleh dewan direksi dan manajemen puncak (di Indonesia biasanya
ditentukan di RUPS).
b. Rencana taktis (tactical plans) adalah rencana-rencana dengan jangka waktu
lebih singkat untuk mengimplementasikan aspek-aspek tertentu dari rencana
strategik. Biasanya rencana taktis melibatkan manajer tingkat menengah dan
atas.
c. Rencana operasional (operational plans), yang dikembangkan oleh manajer
tingkat menengah dan bawah, menetapkan target-target jangka pendek untuk
menghasilkan kinerja harian, mingguan, atau bulanan.

Kegiatan Belajar 2: Mengelola Bisnis Melalui Manajemen


yang Efektif
Penetapan Business Goals dan Perumusan Strategi
5. Perencanaan Kontinjensi dan Manajemen Krisis
Rencana yang sangat matang pun dapat gagal sehingga dibutuhkan rencana alternatif
atau rencana cadangan, sebagai berikut :
a. Contingency planning
Dibuat untuk menghadapi perubahan yang mungkin terjadi sehingga perusahaan
dapat melanjutkan operasinya dengan cepat dan lancar setelah terjadi kejadian yang
tidak diharapkan. Contoh : kebakaran pabrik, dan kegagalan produk. Perencanaan ini
juga mencakup pelatihan karyawan untuk mengatasi kejadian darurat.
b. Crisis management atau manajemen krisis.
Krisis adalah suatu keadaan darurat atau tak terduga yang membutuhkan respons
secepatnya. Manajemen krisis kemudian mencakup berbagai metode untuk
menghadapi suatu kondisi darurat tersebut. antara lain dengan pelatihan krisis,
pembangunan gudang rahasia untuk penyimpanan darurat, penggunaan asuransi
penanggulangan bencana, dan lainnya.

Kegiatan Belajar 2: Mengelola Bisnis Melalui Manajemen


yang Efektif
Proses Manajemen
1. Planning

Perencanaan adalah merumuskan apa yang dibutuhkan oleh organisasi dan


bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut.
Proses perencanaan ini pada dasarnya meliputi 3 kegiatan utama, yaitu :
a. merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan
b. merumuskan strategi yang menyeluruh untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan
c. merumuskan langkah-langkah perencanaan untuk mengimplementasikan
strategi perusahaan.

Kegiatan Belajar 2: Mengelola Bisnis Melalui Manajemen


yang Efektif
Proses Manajemen
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan proses manajemen yang menetapkan cara terbaik
dalam mengatur sumber daya dan aktivitas suatu organisasi menjadi suatu struktur
yang logis.
3. Directing (Pengarahan)
Ketika melakukan directing, manajer bekerja untuk mengarahkan dan memotivasi
karyawan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
Salah satu bentuk directing adalah mendengarkan keluhan karyawan, memberi
respon dengan segera baik pada karyawan maupun perusahaan.

Kegiatan Belajar 2: Mengelola Bisnis Melalui Manajemen


yang Efektif
Proses Manajemen
4. Controlling (pengendalian)
Pengendalian merupakan proses manajemen untuk memonitor kinerja
organisasi untuk menjamin proses berjalan sesuai tujuan

Kegiatan Belajar 2: Mengelola Bisnis Melalui Manajemen


yang Efektif
Tingkat Manajer
1. Top managers, yaitu manajer yang bertanggung jawab pada dewan komisaris dan
direktur untuk keseluruhan kinerja dan tujuan serta target perusahaan. Tugas dan
tanggung jawab : untuk merumuskan strategi perusahaan dan perencanaan yang
akan diterapkan oleh manajer dan karyawan di tingkat yang lebih rendah.
2. Middle managers., yaitu level manajer yang bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan dan mengontrol pelaksanaan strategi dan perencanaan yang
dirumuskan oleh manajer puncak serta mensosialisasikan perencanaan pada
karyawan yang ada di bawah. Contoh : plant manager(manajer pabrik), dan group
head atau kepala cabang.
3. First Line Manajer. Manajer lini pertama ini adalah pihak yang paling sering
berhubungan dengan karyawan. Walaupun manajer ini lebih banyak berhubungan
dengan pekerjaan sehari-hari, tetapi bukan berarti mereka tidak terlibat dalam
proses perencanaan dan controlling. Contoh : supervisor/penyelia

Kegiatan Belajar 2: Mengelola Bisnis Melalui Manajemen


yang Efektif
Lingkup Manajemen
1. Manajer SDM. Sebagian besar perusahaan memiliki bagian sumber daya manusia
yang mengurus bagian penilaian, kompensasi, training karyawan.
2. Manajer operasi. Manajer operasi berkaitan dengan bagaimana produksi dan
operasi perusahaan dapat berjalan baik.
3. Manajer pemasaran.
4. Manajer informasi.
5. Manajer keuangan.
Selain bidang-bidang di atas, masih ada beberapa bidang manajemen lain karena
setiap perusahaan memiliki perbedaan fungsi, sub-fungsi maupun divisi yang berbedabeda.

Kegiatan Belajar 2: Mengelola Bisnis Melalui Manajemen


yang Efektif
Keahlian Manajer
1. Keahlian Teknikal (Technical Skill), berkaitan dengan tanggung jawab utama yang harus
dijalankan.

2. Keahlian Hubungan Manusia (Human Relation Skill). berkaitan dengan mengarahkan dan
mengontrol agar karyawan bertindak untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Keahlian Konseptual (Conceptual Skill). Berpikir abstrak, menganalisis, dan mendiagnosis


dan mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan keadaan yang terjadi.

4. Keahlian Pengambilan Keputusan (Decision Making Skill):


a. Mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta, dan mengidentifikasi berbagai alternatif solusi
dari berbagai masalah yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan.
b. Mengevaluasi berbagai alternatif yang ada, serta memilih alternatif yang terbaik.
c. Mengimplementasikan pilihan yang telah dibuat ke dalam suatu perencanaan, secara berkala
melakukan kontrol terhadap pelaksanaan, dan mengevaluasi apakah pilihan yang telah diambil
sudah benar-benar tepat.

5. Keahlian Mengatur Waktu (Time Management Skill).

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan

Wiraswasta
orang yang memiliki sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dalam
mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.
Wiraswasta

><

Wirausaha

Wirausaha (entrepreneur)
orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan/kekayaan dan nilai
tambah, melalui penelusuran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya
dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan


Karakter Wirausaha
Aspek Dasar menjadi Wirausaha
1. Entrepreneurship melibatkan proses kreasi, artinya menciptakan sesuatu yang baru
dan bernilai,
2. Pengorbanan waktu dan usaha.
3. Reward (hasil)  kemandirian yang diikuti oleh kepuasan pribadi.
Karakteristik tingkah laku seorang wirausaha (Lupiyoadi,2004)
1. Sifat instrumental (selalu mencari segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk
memperbaiki kinerjanya)
2. Sifat prestatif (selalu tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang
dicapai sebelumnya dan tidak pernah puas dengan hasil yang dicapainya sekarang.)
3. Sifat keluwesan bergaul (Cepat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan
antarmanusia.)

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan


Karakter Wirausaha
Karakteristik tingkah laku seorang wirausaha (Lupiyoadi,2004) [kelanjutan]
4. Sifat kerja keras.
5. Sifat keyakinan diri.
6. Sifat pengambilan risiko (menunjukkan bahwa ia selalu memperhitungkan
keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan)
7. Sifat swa kendali (dalam menghadapi berbagai situasi selalu mengacu pada
kekuatan dan kelemahan pribadi, batas-batas kemampuan dalam berusaha. Melalui
pengendalian diri maka kegiatan-kegiatannya dapat lebih terarah pada pencapaian
tujuan)
8. Sifat inovatif.
9. Sifat kemandirian (selalu mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab
pribadi)

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan

SIFAT PENGUSAHA MERUPAKAN


HASIL PROSES BELAJAR

McClelland menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor khusus dalam


pembentukan sifat seorang wirausaha. Faktor tersebut adalah nilai-nilai
yang ditanamkan oleh keluarga kepada seorang anak, di mana dorongan
untuk maju dan berprestasi tanpa tekanan yang berlebihan dapat
membentuk sifat wirausahanya.

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan


Integritas Seorang Wirausaha
Integritas tidak ditentukan oleh lingkungan
Integritas tidak berdasarkan kedudukan
Integritas tidak disamakan dengan reputasi

Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak


tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan


MENETAPKAN KARAKTERISTIK DARI KERANGKA
BERPIKIR KEWIRAUSAHAAN

1. Sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru dengan


tetap selalu waspada
2. Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
3. Hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain
yang melelahkan diri dan organisasi mereka.
4. Fokus pada pelaksanaan khususnya yang bersifat adaptif
5. Mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan


FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI WIRAUSAHA
1. The Foreign Refugee. Peluang-peluang ekonomi di negara lain yang lebih
menguntungkan
2. The Corporate Refugee. Pekerja-pekerja yang tidak puas dengan lingkungan
perusahaan merasa bahwa kepuasan kerjanya akan meningkat dengan memulai dan
menjalankan bisnis sendiri.
3. The Paternal Refugee. Pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang dibangun keluarga
4. The Feminist Refugee. Para wanita yang merasa telah mendapat perlakuan
diskriminatif dibandingkan kaum lelaki.
5. The Housewife Refugee. Para ibu rumah tangga mencoba membantu suaminya dalam
hal keuangan
6. The Society Refugee. Anggota masyarakat yang tidak setuju dengan kondisi
lingkungannya biasanya akan mencoba menjalankan usaha yang tidak terikat dengan
lingkungan yang ada.
7. The Educational Refugee. Banyak orang yang gagal dalam studinya atau mereka tidak
cocok dengan sistem pendidikan yang ada, menjadi terpacu untuk berwirausaha.

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan


Usaha Kecil
Suatu bentuk usaha yang tidak bergantung pada pemilik dan manajemennya, serta
tidak mendominasi pasar di mana ia berada (Lupiyoadi, 2004)
Kontribusi bisnis skala kecil bagi suatu negara :
1. Penciptaan lapangan kerja
2. Inovasi
3. Pengaruh bagi bisnis besar
Bentuk usaha kecil yang populer :
1. Jasa
2. Retailing
3. Distributor (Grosir)
4. Pertanian (Agribisnis)
5. Produksi (Manufaktur)

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan


Alasan Keberhasilan dan Kegagalan Usaha Kecil
Penyebab keberhasilan
1. Kerja keras, kekuatan tekad, dan dedikasi.
2. Berhasil memenuhi permintaan pasar.
3. Kemampuan manajemen.
Penyebab kegagalan
1. Kurangnya pengalaman dan kemampuan dalam mengelola bisnis.
2. Lemahnya sistem kontrol.
3. Kurang modal.

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan


Perencanaan Strategis
Alasan perlunya perencanaan strategis
1. Tingkat ketidakpastian,
2. Tingkat persaingan
3. Jumlah dan jenis pengalaman wirausaha
Langkah perencanaan strategis
1. Menguji/menganalisis lingkungan internal perusahaan dan lingkungan eksternal
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman).
2. Memformulasikan strategi perusahaan jangka panjang dan pendek (misi, tujuan,
strategi, dan kebijakan).
3. Menerapkan rencana strategi (program, anggaran, prosedur).
4. Mengevaluasi kinerja strategi.
5. Melakukan follow up (menindaklanjuti) umpan balik atau feedback yang
berkesinambungan.

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan


Perencanaan Strategis
Penyebab perencanaan kurang baik
1. Keterbatasan waktu.
2. Kurangnya pengetahuan.
3. Kurangnya keahlian atau keterampilan.
4. Kurangnya kepercayaan dan keterbukaan (pada pihak lain, baik di dalam maupun luar
perusahaan)
5. Adanya persepsi bahwa perencanaan itu berbiaya tinggi

Kegiatan Belajar 3: Kewirausahaan


Perencanaan Strategis
Kesalahan fatal pada tahap implementasi
1. Salah memahami daya tarik suatu industri. Industri yang menarik bukanlah industri
yang berkembang pesat atau menggunakan teknologi baru karena akan semakin
banyak pesaing.
2. Tidak ada keunggulan kompetitif yang nyata. Hanya meniru strategi para pesaingnya.
3. Mengejar posisi kompetitif yang tidak terjangkau. Terlalu agresif berusaha untuk
mendapatkan posisi dominan dalam penjualan produknya sehingga melupakan
bagaimana mempertahankan keberhasilan tersebut (rencana jangka panjang).
4. Mengompromikan strategi pertumbuhan. Untuk berhasil, keseimbangan antara
strategi pertumbuhan dan kompetitif harus terus dijaga. Apabila seorang wirausaha
mengorbankan strateginya demi pertumbuhan yang pesat, perusahaannya akan
terlempar dari bisnis.
5. Kegagalan dalam mengkomunikasikan strategi perusahaan secara terbuka kepada
karyawannya.

Literatur

 Rifelly Dewi Astuti, 2007, Pengantar Bisnis, Universitas


Terbuka, Jakarta.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai