Belajar Mandiri 5 PDF
Belajar Mandiri 5 PDF
A. Pendahuluan
Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri. Hal yang sangat penting dalam
proses belajar mandiri ialah peningkatan kemauan dan keterampilan siswa/peserta
didik dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya
siswa/peserta didik tidak tergantung pada guru/instruktur, pembimbing, teman, atau
orang lain dalam belajar. Dalam belajar mandiri siswa/peserta didik akan menetukan
tujuannya sendiri dalam menguasai kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan. Kalau
dalam melakukan belajar mandiri mengalami kesulitan barulah bertanya atau
mendiskusikannya dengan teman, guru/instruktur atau orang lain. Siswa/peserta
didik yang mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya dalam
usahanya untuk menguasai kompetensi yang dibutuhkan.
Model belajar mandiri ini sangat bermanfaat, karena dianggap luwes, tidak
mengikat, serta melatih kemandirian siswa agar tidak bergantung atas kehadiran dari
guru. Berdasarkan gagasan keluwesan dan kemandirian inilah belajar mandiri telah
bermetamorfosis sedemikian rupa, diantaranya menjadi sistem belajar terbuka dan
belajar jarak jauh. Perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain dan
kenyataan di lapangan
Belajar mandiri merupakan salah satu model belajar yang futuristik yaitu
model belajar yang dipandang dapat dilaksanakan pada saat ini dan yang akan
datang. Disamping itu,
karena
tenaga
sarana
kebutuhan
prasarana
peserta
program
strategi
materi
produksi
bantuan
pengawasa
n
KEGIATAN
BELAJAR
Distribusi
penilaian/
penelitian
Kegiatan
Belajar
Motivasi
Belajar
Hasil
Belajar
Konstruktivisme
meyakini
bahwa
pembelajaran
adalah
dalam
pembelajaran
Reigeluth
konstrukttivisme.
(2009)
SOI
mengemukakan
adalah
model
kepanjangan
SOI
dari
dalam
selecting,
organizing, dan integrating, artinya model SOI mempunyai tiga tahapan penting
yakni: memilih, mengorganisasi, dan mengintegrasikan. Model SOI digambarkan
pada gambar berikut:
Instructional
message
selecting
Picture
organizing
Visual
mental model
integrating
Pictures
Long-term
memory
Working memory
Words
selecting
Sound
organizing
Prior
knowledge
Verbal
mental model
meja
dan
lain-lain.
Interaksi
merupakan
indikator
bahwa
siswa
KOMPETENSI
MOTIVASI
BELAJAR
BELAJAR AKTIF
KONTRUKTIVISME
Gambar 4: Konsep Belajar Mandiri (Mudjiman, PPT Mata Kuliah Belajar
Mandiri)
2) Tataran Teknis
a) Model-model Pembelajaran inovatif
(1) Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah dapat menumbuhkan kemampuan belajar
mandiri karena siswa melakukan pembeljaran melalui identifikasi masalahmasalah untuk dipecahkan. Menurut Dewey (Mudjiman: 2011), proses belajar
hanya akan terjadi kalau siswa dihadapkan kepada masalah dari kehidupan nyata
untuk dipecahkan. Ciri utama dari model PBL adalah pengetahuan dicari dan
dibentuk oleh siswa seperti pada pandangan konstruktivis, dalam memecahkan
contoh masalah dalam dunia nyata.
Perencanaan PBL harus terencana dengan matang guna memberikan hasil
yang positif dalam pembelajaran. PBL biasanya terintegrasi dengan mata
pelajaran yang satu dengan yang lain, karena masalah yang dipilih komplek.
Adapun persiapan yang dapat dilakukan sebelum menerapkan PBL adalah
membiasakan siswa untuk belajar kelompok dan individu untuk memecahkan
masalah; membiasakan siswa untuk merefleksi diri setelah pembelajaran;
dengan
siswa
yang
lain.
Kegiatan
PBL
diperkirakan
dapat
mencapai tujuan. Model ini sangat relevan dengan BM karena untuk membekali
kemampuan belajar mandiri siswa.
(2) Model STAD
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode
atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk
guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD
juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe
STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis,
skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari
siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Adapun lima komponen utama
pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:
(a) Penyajian kelas.
(b) Belajar kelompok.
(c) Kuis.
(d) Skor Perkembangan.
(e) Penghargaan kelompok.
(3) Model Independent Learning
Model ini disibut juga belajar bebas dimana siswa menentukan tujuanya
sendiri dan cara mencapai tujuannyapun sendiri. Nama lain dari independent
learning antara lain: self-managed/ self-directed/ self-regulated learning/ selfmotivated learning, resorces-based learning, flexible learning, open learning, dan
formal-tradisional.
Sedangkan
IL
lebih
menekankan
kepada
yang
mendorong
muridnya
untuk
berani
mengambil
langkah
berusaha
10
(d) Siswa berdiskusi tentang bahan yang diajarkan; setiap anggota kelompok
menyampaikan pendapatnya tentang bahan itu
(e) Guru menyelenggarakan tes lagi, untuk mendapatkan nilai akhir siswa secara
individual.
(f)
Guru menghitung capaian belajar siswa dengan mengurangkan nilai awal dari
nilai akhir siswa secara individual.
(g) Guru menjumlahkan selisih angka tersebut butir 6 dari siswa di setiap
kelompok untuk mendapatkan nilai kelompok.
(h) Guru menetapkan rank kelompok dari kelas yang diajarinya, sehingga didapat
urutan kelompok paling baik hingga yang paling kurang baik.
(7) Model Quantum
model pembelajaran yang dibangun di atas keyakinan bahwa belajar akan
efektif bila suasana menyenangkan. Bobbi DePorter, dkk (2000) meyakini bahwa
interaksi pendidikan akan dapat secara optimal merubah energi (kemampuan
potensial) menjadi cahaya (kemampuan operasional) bila interaksi itu berlangsung
dalam suasana nyaman dan menyenangkan.
b) Teknik Mengajar.
Teknik mengajar terkait dengan upaya peningkatan motivasi. Agar anak
termotivasi dalam belajar, maka guru harus bisa memahami berbagai macam
gaya belajar dari anak didik. Dengan memahami berbagai teknik mengajar dan
gaya belajar peserta didik, seorang guru akan dapat membuat murid tertarik
kepada materi pelajarannya, dan selanjutnya tertarik untuk mempelajarinya sendiri
lebih jauh. Berbagai teknik belajar juga perlu dikuasainya untuk diajarkan kepada
muridnya, agar murid mampu melakukan kegiatan belajar lebih jauh tanpa
bantuan sepenuhnya darinya (belajar mandiri)
c) Teknik Belajar Untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar
Ada beberapa teknik belajar untuk menumbuhkan motivasi diantara masterplan, SQ3R, Strategic Reading, Notetaking. Master-plan juga disebut dengan
accelerated learning. SQ3R adalah adalah strategi untuk mempelajari buku yang
mudah dipahami dan mudah diingat. Dan untuk strategic reading adalah strategi
yang sama seperti SQ3R. Dari beberapa strategi di atas yang merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pebelajarr. Dalam tahap
pembekalan perlu dikembangkan dalam kelas formal maupun nonformal untuk
membekali kemampuan belajar mandiri.
11
Keterampilan Penyelenggaraan
Model-model Pembelajaran
Sistem Reward dan Punishment
Kemampuan Komunikasi
12
lain Psikologi Pendidikan Oleh Surya (1988), disebut juga sebagai prinsip-prinsip
belajar.
Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku
belajaryang terpenting adalah:
(a) Perubahan itu Intensional perubahan yang terjadi dalam proses belajar ialah
berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari,
atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi
bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurangkurangnya
ia
merasakan
adanya
perubahan
dalam
dirinya,
seperti
Drs.
H.
Abu
Ahmadi
menjelaskan,
pengertian
prestasi
belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu
kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat
belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara
ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).
13
Disamping itu siswa memerlukan/ dan harus menerima umpan balik secara langsung
derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai raport/nilai test) Definisi ini dapat
disimpulkan
bahwa pengertian
prestasi
belajar ialah
hasil
usaha
bekerja
atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai.
Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai
ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar
ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif
f) Teknik Pengembangan motivasi Belajar
Meningkatkan motivasi belajar siswa adalah salah satu kegiatan integral yang
wajib ada dalam kegiatan pembelajaran. Selain memberikan dan mentransfer ilmu
pengetahuan guru juga bertugas untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa motivasi belajar siswa satu dengan yang lain sangat
berbeda, untuk itulah penting bagi guru selalu senantiasa memberikan motivasi
kepada siswa supaya siswa senantiasa memiliki semangat belajar yang tinggi.
Motivasi adalah motif atau dorongan yang dimiliki oleh seseorang dalam
melakukan tindakan. Hal ini menegaskan bahwa motivasi adalah satu faktor penting
untuk keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu tindakan, termasuk dalam
belajar di sekolah. Dalam belajar tingkat ketekunan siswa atau mahasiswa sangat di
tentukan
oleh
motif
dan
motivasi
belajar
yang
di
timbulkan
dari
motif
tersebut. Dengan kata lain motivasi belajar ini mutlak di miliki oleh seorang siswa
demi keberhasilan-Nya dalam belajar.
Motivasi
ekstrinsik. Motivasi
ada
dua
macam
intrinsik adalah
yaitu motivasi
motivasi
yang
muncul
dalam
diri,
sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri. Pada
dasarnya dari kedua jenis motivasi ini motivasi ini dua-duanya memegang peranan
penting, karena keduanya saling terkait satu sama lain.Sebagai seorang guru harus
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengajar.
Dalam mengajar, seorang guru tidak hanya sekedar dapat menyampaikan
materi kepada peserta didiknya melainkan seorang guru harus mampu memotivasi
peserta didik untuk dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Tentu saja
untuk dapat memotivasi peserta didik guru harus mempunyai teknik mengajar
tertentu dalam upaya pengembangan motivasi belajar mandiri. Dalam Haris
Mudjiman (2011:85) beberapa hal yang terkait dengan teknik mengajar, yaitu:
14
kemampuan
kognisi
dan
emosi
terjadi
sejalan
dengan
perkembangan kedewasaan.
Perubahan-perubahan kematangan kognisi dan emosi menyebabkan siswa
melihat umpan balik hasil belajar diidentikkan dengan nilai secara lebih obyektif.
Mereka mulai melihat bahwa umpan balik hasil belajar bukan lagi merupakan
evaluasi-sosial, tetapi benar-benar evaluasi objektif. Hal ini menyebabkan
mereka sangat peduli terhadap penilaian pihak-pihak luar dan mereka menjadi
sangat menghargai nilai. Apabila hal ini terus berkelanjutan selama mereka
belajar di sekolah tentu akan menyebabkan kebosanan dan menganggap
sekolah merupakan tempat yang tidak menyenangkan. Empat jenis umpan balik
hasil belajar yaitu:
(a)
Evaluasi
sosial
bertujuan
memberikan
umpan
balik
yang
bersifat
membesarkan hati, atau menyenangkan hati anak yang dinilai. Bila umpan
balik jenis ini diterima anak dengan
kognisinya
yang
belum
matang,
seringkali menyesatkan.
(b) Evaluasi simbolik memberikan umpan balik berupa simbol-simbol. Misalnya
anak mendapatkan bintang-kertas-mengkilap apabila dapat menyelesaikan
pekerjaan matematiknya tanpa kesalahan
(c) Evaluasi Objective Past performance merupakan evaluasi yang dapat
memberikan
umpan
balik
dengan
kriteria
yang
lebih
jelas.
Anak
15
16
pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau tugas
tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Sasaran evaluasi hasil belajar siswa adalah penguasaan kompetensi. Dalam
hal ini kompetensi diartikan sebagai (1) Seperangkat tindakan cerdas penuh
tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu;(2)
Kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yang mencakup pengetahuan,
keterampilan dan perilaku; (3) Integrasi domain kognitif, afektif dan psikomotorik
yang direfleksikan dalam perilaku. Mengacu pengertian kompetensi tersebut, maka
hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif yang harus
dikuasai oleh setiap siswa setelah pembelajaran berlangsung sesuai dengan
rencana pembelajaran yang disusun oleh guru sebelum proses pembelajaran
dimulai. Dalam kaitannya dengan belajar mandiri siswa bisa dilibatkan dalam
perencanaannya.
2) Evaluasi Proses
Untuk mengevaluasi proses belajar mandiri, menurut hemat penulis dilakukan
dengan pendekatan penilaian portopolio. Pendekatan penilaian portopolio adalah
suatu pendekatan penilaian yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana peserta
didik mengkonstruksi atau merefleksi suatu karya melalui pengumpulan bahanbahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dikontruksi oleh peserta
didik, sehingga hasil konstruksi tersebut dapat dikomentari dan dinilai oleh guru
dalam periode tertentu. Jadi pendekatan penilaian portopolio menekankan pada
kinerja peserta didik. Hal ini sangat sesuai dengan jiwa belajar mandiri yang
menekankan pada paradigma konstrukvisme.
Adapun menurut Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004:76)
mengemukakan bahwa penilaian portopolio dapatdigunakan untuk mencapai
beberapa tujuan, yaitu
a) Menghargai perkembangan yang dialami oleh peserta didik
b) Mendokumentasikan proses belajar yang berlangsung
c) Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik
d) Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi
e) Meningkatkan efektifitas proses pengajaran
f) Bertukar informasi dengan orang tua/wali atau dengan guru lain
g) Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik
17
portopolio
merupakan
penilaian
yang
autentik
dalam
arti
hasil
kerja
siswa,
orang
tua
diminta
komentarnya.
18
dapat melihat dan merasakan bahwa yang sedang dihadapinya adalah masalah.
Kedua ia mengetahui ada dasar-dasar paedagogik yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah. Ketiga, ia dapat merangkai dasar-dasar tersebut jadi
serangkaian tindakan di kelas. Ke empat, ia harus dapat mengevaluasi perubahan
yang terjadi sebagai akibat dari dilakukannya tindakan perbaikan. Dan ke lima, ia
harus mampu mengkomunikasikan kepada pihak lain. Bukan untuk memamerkan
karyanya, melainkan yang utama adalah mencari masukan guna perbaikan. PTK
mempunyai ciri khusus ialah:
1) lebih
untuk
memperbaiki
praktek
daripada
untuk
pengembangan
ilmu
pengetahuan;
2) memperbaiki praktek berarti melakukan pembelajaran
yang juga
berarti
menambah pengetahuan
3) PTK memerlukan refleksi berkelanjutan, untuk mengetahui efektivitas tindakan;
maka oleh Schon PTK disebut reflective practice, sedangkan oleh Elliot disebut
action research
4) PTK memerlukan keinginan kuat untuk melakukan perubahan guna mengatasi
masalah; ini prakondisi bagi PTK;
5) PTK dapat menghasilkan serangkaian practical wisdoms. Sebagai catatan,
practical wisdoms lazimnya diperoleh dari buku atau hasil penelitian empirik dari
banyak kasus, yang kemudian diambil generalisasinya. Sebaliknya, practical
wisdom
dari
PTK
didasarkan
pada
kasus.
Maka
guru
harus
pendapat dan masukan. Pendapat ini akan menambah wawasan guru tentang
hasil PTK di kelasnya.
b. PTKP
PTKP adalah Penelitian Tindakan Kelas Partisipatif. Yang membedakan PTK
dengan PTKP adalah: dalam PTK guru sebagai peneliti sedangkan dalam PTKP
guru dan murid melakukan penelitian secara bersamaan. Ciri PTKP adalah murid
adalah partner guru dalam melaksanakan penelitian.
c. SPPD Online
Dilihat dari frekwensi waktu penyelenggaraan evaluasinya, dan tekanan pada
keterencanaan kegiatannya, maka urutan pelaksanaan SPPD online adalah EWMP
(6 bulanan), Serdos (satu tahunan) dan Serdos Eksternal (sekali selama jadi dosen)
19
20
a) Wawasan kemandirian
Menurut Prof. Dr. Rafik Karsidi M.S dalam seminar nasional alumni UNS
(2009)
konsep
kemandirian
merupakan
aktivitas/perilaku
seseorang
dalam
telah
di
kembangkan
orientation,consumers
di
satisfaction,
UNS
(1)
budaya
teamwork,
kerja
(achievement
innovation,
visionary,
21
c)
Keterangan:
a) SP (Sertifikat Pendidik) diperoleh sekali selama jadi dosen, dan sekali
dilampirkan pada UKP
b) SKKT (Surat Keterangan Kontribusi Tridharma) dikeluarkan Rektor setahun
sekali atas rekomendasi Dekan setelah diusulkan oleh Kepala Program
Keahlian ke Ketua Jurusan
c) Hasil evaluasi EWMP (Efektifitas Waktu Mengajar Penuh) tiap 6 bulanan
dikirim Pemimpin Perguruan Tinggi satu tahun sekali ke Dikti (tiap 2 laporan
EWMP) sebagai dasar Dikti untuk memberikan/meneruskan tunjangan kepada
dosen yang bersangkutan, juga untuk UKP.
d) Akumulasi SKKT, EWMP (dan SP, 1x saja) untuk UKP/UKJA;
22
sertifikasi melalui: (1) Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung (PSPL), (2)
Portofolio (PF), (3) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), atau (4) Pendidikan
Profesi Guru (PPG). Khusus sertifikasi guru dalam jabatan melalui PPG diatur dalam
buku panduan tersendiri. Secara umum, alur pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan Tahun 2012 disajikan pada Gambar berikut:
23
Gambar 7: Alur Sertifikasi Guru dalam Jabatan (Tim Penyusun Sertifikasi Guru
dalam Jabatan, 2012)
D. Kesimpulan
Dari pembahasan permasalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
2.
Guru perlu memiliki bekal yang cukup tentang tataran konsep maupun tataran
teknis dalam belajar mandiri, sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa
dalam belajar.
3.
Evaluasi terhadap belajar mandiri bisa dilakukan melalui dua cara yaitu
evaluasi terhadap hasil belajar dan evaluasi terhadap proses belajar.kan
4.
24
Daftar Pustaka
Abu Ahmadi.dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar , Jakarta: Rineka Cipta
Bobby DePorter, dkk. 2008. Quantum Teaching. Bandung: PT. Mizan Pustaka
Hopkins, David. 1992. A Teachers Guide to Classroom Research. 2
ed. Open
Rafik.
2009.
Peran
perguruan
tinggi
dalam
membangun
Jiwa
No
tahun
2012.
hhtp://www.kopertis12.or.id/2012/03/02/permendikbud-no-05-tahun-
2012-
Surapranata
dan
Muhammad
Hatta.
2004.
Penilaian
Portopolio