HHD
HHD
OLEH
NI KADEK RATIH MENTARI
1002105041
respon
terhadap
peningkatan
tekanan
dinding
ventrikel
untuk
Faktor yang
3. Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap
pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah. Sebagai
akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini
ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan
dilatasi ruang jantung. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah
jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan
payah jantung. Jantung semakin terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner.
Angina pectoris juga dapat terjadi kerana gabungan penyakit arterial koroner yang
cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang bertambah akibat penambahan massa
miokard.
Gambaran radiologis :
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat kerana hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri. Pada keadaan lanjut, apeks jantung membesar ke kiri dan bawah. Aortic
knob membesar dan menonjol disertai klasifikasi. Aorta ascenden dan descenden
melebar dan berkelok ( pemanjangan aorta/elongasio aorta).
Gambaran klinik :
Pada stadium dini hipertensi, tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang
kronis. Jantung berdenyut cepat dan kuat. Terjadi hipersirkulasi yang mungkin sebagai
akibat aktivitas neurohormonal yang meningkat disertai dengan hipervolemia. Pada
stadium selanjutnya, timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa
hipertorfi ventrikel kiri yang difus, tahanan pembuluh darah perifer meningkat.
Gambaran klinik seperti sesak napas, salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolic,
tekanan pengisisan ventrikel meningkat, walaupun fungsi sistolik masih normal. Bila
berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi
ventrikel, dan timbul gejala payah jantung. Stadium ini kadangkala disertai dengan
gangguan pada factor koroner. Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aliran darah
koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/ pompa jantung yang selektif.
4. Klasifikasi Hipertensi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari
The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and
Treatment of High Blood Pressure (JNC VI, 1997) sebagai berikut :
No Kategori
1. Optimal
2. Normal
Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
<120
<80
120 129
80 84
3. High Normal
130 139
85 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan)
140 159
90 99
Grade 2 (sedang)
160 179
100 109
Grade 3 (berat)
180 209
100 119
>210
>120
5. Gejala klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward K Chung,
1995 )
1) Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
2) Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
f.
lain,
menyaring
penyebab-penyebab
sekunder
hipertensi,
Kardiomiopati hipertrofi
Jantung atlet
8. Penatalaksanaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori
pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit
jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa
penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien
dengan penyakit diatas. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung
hipertensi :
1) Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obatobatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH.
Beberapa diet yang dianjurkan:
a) Rendah garam, beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Dengan pengurangan
komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin
sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake sodium yang
dianjurkan 50100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya
belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.
c) Diet kaya buah dan sayur.
d) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner
2) Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga
isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan
mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat
dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
3) Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif
untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat
dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi
perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas
mengandung
simpatomimetik,sehingga
dapat
meningkatan
tekanan
darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat
meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni.
4) Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan
berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan kombinasi
alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin
receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien
memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang
diinginkan.
5) Penanganan LVH
LVH, tanda dari peningkatan resiko morbiditi dan mortalitas kardiovaskuler dan
harus ditatalaksana secara agresif. Walaupun regeresi LVH belum secara jelas dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas tapi beberapa data dapat mendukung
hipotesis ini. Obat-obatan yang digunakan untuk menatalaksana LVH adalah sama
seperti penanganan hipertensi.
6) Penanganan disfungsi diastolik LV
Beberapa
golongan
nondihydropyridine
antihipertensiACE
calcium
channel
inhibitor,
blockerstelah
beta-blocker,
membuktikan
dan
dapat
ACE inhibitor digunakan untuk penurunan preload dan afterload dan mencegah
kongesti pada paru dan sistemik
9. Prognosis
Resiko komplikasi tergantung pada seberapa besar hipertropi ventrikel kiri. Semakin
besar ventrikel kiri, semakin besar kemungkinan kompilkasi terjadi. Pengobatan
hipertensi dapat mengurangi kerusakan pada ventrikel kiri. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu seperti ACE-Inhibitor, Beta-blocker, dan
diuretik spinorolakton dapat mengatasi hipertropi ventrikel kiri dan memperpanjang
kemungkinan hidup pasien dengan gagal jantung akibat penyakit jantung hipertensi.
Bagaimanapun juga, penyakit jantung hipertensi adalah penyakit yang serius yang
memiliki resiko kematian mendadak.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a) Aktivitas/ Istirahat
b) Sirkulasi
c) Integritas Ego
Gejala
:Riwayat
perubahan
kepribadian,
ansietas,
faktor
stress
d) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit
Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta
kolesterol,
mual,
muntah
dan
perubahan
BB
akhir
akhir
f)
Neurosensori
g) Nyeri/ ketidaknyaman
h) Pernafasan
i)
Keamanan
2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
2) Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
3) Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4) Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih
5) Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan
perawatan diri
Perencanaan Keperawatan
Dx 1 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan
Intervensi
Setelah diberikan -Pantau TTD
Rasional
-Perbandingan dari tekanan memberikan
asuhan
keperawatan
diharapkan
klien
mau berpartisipasi
dalam
aktivitas -Catat
keberadaan,kualitasfemolarismungkin
TD/beban
kerja
dengan
jantung
KH :
-
rentang
dalam
individu
yang
dapat
diterima
-
Irama
frekuensi
stabil
berat
hipermetrofi
dalam
karena
adanya
atrium(peningkatan
volume/tekananatrium)Perkembangan
rentang normal
kerusakan
fungsi,adanya
paru
skunder
terhadap
kulit,kelembaban,suhu,dan
mencerminkan
mengindikasikan
gagal
untuk
menurunkan
simpatis;meningkatkan
relaksasi
-Berikan lingkungan tenang
dan
nyaman,kurangi
jumlah
pembatasan
aktivitas
seperti
istirahat
ditempat
tidur/kursi;jadwal
periode
istirahat
tanpa
gangguan;bantu
melakukan
pasien-Mengurangiketidaknyamanan
perawatan
dan
sesuai kebutuhan.
-Lakukan
tindakan-tindakan
nyaman
seperti
pijatan
punggung
leher,miringkan
dimenimbulkan
tempat tidur.
stress,membuat
-Anjurkan
tehnik-Respon
relaksasi,panduan
terhadap
terapi
imajinasistepeed(yang
,aktivitas pengalihan.
terdiri
diuretic.inhibitorsimpatis
mengontrol
efek
pada
obat
atas
dan
individu
darah
Intervensi
Rasional
respon klien
diharapkan aktivitas,perhatian
klien
terhadap-menyebutkan
parameter
frekuensi
indikator
dari
kelebihan
kerja
yang
aktivitas
berkaitan
dengan
tingkat
yang aktivitas,dispnea,nyeri
diinginkan/diperlukan
-melaporkan
dalam
peningkatan yang
toleransi
aktivitas berlebihan;diaphoresis;pusing
atau pingsan.
-menunjukkan
penurunan -Intruksikan
dalam
tanda
pasien
intoleransi fisiologi
menggunakan
mandi,duduk
rambut
kursi
saat
atau
saatenergy
penggurangan
juga
membantu
dorongan
melakukan
diri
bertahap
ditoleransi
jika
.berikan
sesuai kebutuhan.
tiba-
bantuantiba.memberikan
hanya
sebatas
akan
bantuan
kebutuhan
mendorong
kemandirian
dalam
melakukan aktivitas.
Dx 3 : Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah
diberikan -mempertahankan tirah baring selama-meminimalkan
asuhan
diharapkan
berkurang
KH :
nyeri
stimulasi/meningkatkan
relaksasi
yang
tekanan
-Klien
melaporkan kompres
dingin
pada
lampu
kamar
lampu
relaksasi(panduan
kamar,tehnikrespon
simpatis
imajinasi,diktraksi)dalam
efektif
menghilangkan
sakit
kepala
dan
aktivitaskomplikasinya.
kepala
mis;
mengejan
yang
saatmeningkatkan
juga
dapat
mengalami
pendarahan
hidung
atau-meningkatkan
umum.kompres
hidung
atau
membutuhkan
napas
dengan
mulut
,menimbulkan
sekresi
stagnasi
oral
dan
kolaberasi
Antiansietas
pemberian
dan
obatrangsang
mis;simpatis.
menurunkan
system
saraf
lorazepanm(ativan),diazepam,(valium) -dapat
mengurangi
ketegangan
dan
ketidaknyamanan
yang
diharapkan tentang
Intervensi
pemahaman
hubungan
Rasional
pasien-kegemukan adalah resiko
langsungtambahan pada tekanan darah
hipertensi
dantinggi
karena
disproporsi
KH :
berkaitan
batas ideal
dengan
batasi
lemak,garam,dan
masukanateroskerosis
dan
gula,sesuaikegemukan.
indikasi.
Dx 5 : Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan
perawatan diri
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah diberikan asuhan -Kaji kesiapan dan hambatan-kesalahan
konsep
keperawatan
terjadi
dan
lama
dengan KH :
-Klien
paham
dengan
dan/orang
dinikmati
terdekat
mempelajari
penyakit,kemajuan,dan
untuk
realitas
membutuhkan
bahwa
pengobatan
continue,maka
prilaku
perubahan
tidak
akan
dipertahankan.
-Terapkan dan nyatakan batasMemberikan
TD
normal.jelaskan
dasar
tentangpemahaman
untuk
tentang
TD
dan
istilah
dan otak.
sering
medis
yang
digunakan.pemahaman bahwa
TD tinggi dapat terjadi tanpa
gejala
adalah
ini
memungkinkan
melanjutkan
meskipun
untuk
pasien
pengobatan
ketika
merasa
pengobatan
untuk
sehat.
-Hindari
normal
mengatakan
dan
TD-Karena
gunakanpasien
hipertensi
adalah
kehidupan,maka
penyampaian
membantu
pasien
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes,Marlynn.E.dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan,Ed-3,Jakarta:EGC
Rilantono,L.dkk.2002.Buku Ajar Kardiologi,Jakarta:Universitas Indonesia
Smeltzer,C Suzanne dan Bare,Brenda G.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,Ed8,vol.2,Jakarta:EGC
Mansjoer,arif.dkk.2001.Kapita Selekta kedokteran ,Ed-3, jilid I.Jakarta:FKUI Media
Aesculapius
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. The Seventh Report of the Joint National
Committee on Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure: the JNC 7
report. JAMA. May 212003; 289(19):2560-72
Kurt, Eugene, et al. Harrisons: Principles of Internal Medicine. Singapore: McGraw
Hill.2000
Price, Sylvia A.Wilson, Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Jakarta:ECG, 2005
PATHWAY
Kebiasaan
hidup
geneti
k
Respon neurologi
terhadap stress dan
ekskresi / kelainan
transportasi Na
obesita
s
Stress
lingkungan
Insulin
meningkat
HIPERTE
NSI
PRIMER
Kurang pajanan
informasi
Defisit
pengetahuan
Peningkatan
tekanan darah
secara sistemik
beban kerja
jantung
Merokok,
alkohol,
konsumsi
garam berlebih
Penebalan otot
jantung
Cardiac output
resistensi
Kelemaha
Intolera
Hipertrofi
Hiperten
curah berkurang suplay
ventrikel
kiri
O2 ke
vaskuler
pemompaan
darah
n
nsi
umum
Nyeri
ventrikel
si
Penurunan
suplay
darah
untuk
otot
Nyeri
dada/
jantung
Angina
Nyeri
pectoris
Peningkatan
kolesterol
pada dinding
pembuluh
darah
aterosklerosi